Ekonomi Moneter Islam Analisis Jurnal 4

ANALISIS JURNAL
EKONOMI MONETER ISLAM

`

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
APRIL 2017

1

Bank Tertentu dan Makroekonomi Dinamis
Penentu Risiko kredit di Bank Islam dan Bank Konvensional
Dianalisa dari
Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of
Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks
Oleh :
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

Machallafri Iskandar (E20151001)
Juhairiyah (E20151017)
Achmad Maharudin (E20151018)
Linda Kartini (E20151028)
Dika Fahrina Asyari (E20151029)
Alifatur Rohmah Hidayati (E20151030)
Bahrudin Nur Salam (E20151035)

A. Paradigma Positivistik
Setelah membaca, memahami dan menganalisa terhadap artikel Bank Specific and
Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and
Conventional Banks yang ditulis oleh Waeibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri,
penulis menemukan kesamaan ritme paradigmatic dengan paradigma positivistik.
Sebelum melangkah lebih jauh, alangkah lebih baiknya memahami terlebih dahulu apa
yang disebut dengan paradigma. Denzin & Lincoln (1994:105) mendefinisikan
paradigma sebagai: “Basic belief system or worldview that guides the investigator, not

only in choices of method but in ontologically and epistomologically fundamental ways.”
Pengertian tersebut mengandung makna paradigma adalah sistem keyakinan dasar atau
cara memandang dunia secara metodis, ontologis dan epistomologis. Secara singkat,
Denzin & Lincoln (1994:107) mendefinisikan “Paradigm as Basic Belief Systems Based
on Ontological, Epistomological, and Methodological Assumptions.” Paradigma
merupakan sistem keyakinan dasar berdasarkan asumsi ontologis, epistomologis, dan
metodologi. Denzin & Lincoln (1994:107) menyatakan: “A paradigm may be viewed as
a set of basic beliefs (or metaphysics) that deals with ultimates or first principle.” Suatu
paradigma dapat dipandang sebagai seperangkat kepercayaan dasar (atau yang berada di
balik fisik yaitu metafisik) yang bersifat pokok atau prinsip utama. Sedangkan Guba

2

(1990:18) menyatakan suatu paradigma dapat dicirikan oleh respon terhadap tiga
pertanyaan mendasar yaitu pertanyaan ontologi, epistomologi, dan metodologi.
Sedangkan Positivistik yaitu Paradigma (fakta sosial) menganggap realitas itu sebagai
sesuatu yang empiris atau benar-benar nyata dan dapat diobservasi. Dalam meneliti,
peneliti dan obyek yang diteliti bersifat independen dan saling tidak berinteraksi. Cara
menelitinya bisa dengan percobaan atau manipulasi sehingga dapat dikontrol
obyektivitasnya. Menurut positivistik, fenomena sosial dipahami dari perspektif luar

berdasarkan teori-teori yang ada. Maka dalam pandangan posivistik (perspektif makro) :
(1) realitas adalah fenomena yang keberadaannya ditentukan oleh fenomena lain, (2)
realitas sosial dapat diklasifikasikan dan keberadaannya dapat digambarkan dalam sebuah
simbol dengan atribut tertentu.
Tujuan penelitian ini, yaitu menggunakan paradigma positivistik, biasanya
bertujuan

untuk

melakukan

eksplanasi

(menjelaskan),

eksplorasi

(penjajakan/penyelidikan), deskripsi (penggambaran), verifikasi (pengujian) tentang
fenomena mengapa peristiwa terjadi, bagaimana frekwensinya (intensitasnya), proses
kejadiannya, hubungan antar variabel, rekaman perkembangan, bentuk dan polanya.

Teori sosial yang bernaung di bawah mazhab positivisme, teori fungsionalisme
(strukturalisme fungsional) : teori yang membahas hubungan antara kepribadian individual
manusia, sistem sosial dan sistem budaya. Tujuannya agar sebuah sistem sosial tetap
bertahan dan fungsi-fungsinya dapat bertahan sebagaimana mestinya.
Teori lain yang masih satu rumpun dengan teori ini dalam memahami hakikat
masyarakat, yaitu teori kolektivisme, teori holisme, teori behaviorisme dan teori
organisme. Keempat teori ini cenderung menafikan keberadaan individu.
Teori konflik, yaitu perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan
berkenaan dengan status, kekuasaan, dan sumber-sumber kekayaan dan persediaan yang
tidak mencukupi, dan pihak-pihak yang sedang berselisih tidak hanya berusaha
memperoleh barang yang diinginkan, tetapi juga memojokkan, merugikan, atau
menghancurkan lawan mereka.
Jenis penelitian yang menggunakan paradigma positivistik (perspektif makro)
Merujuk pada tujuannya, (yaitu eksplanasi, eksplorasi, deskripsi, dan verifikasi) maka
model atau jenis penelitian yang lazim digunakan adalah survey dan studi kasus. Analisis
yang digunakan dapat berupa deskriptif, deskriptif-analisis, analisis hubungan sebabakibat, dan analisis statistik.

3

B. Metode Riset Komparatif

Jenis riset yang dikembangkan Waeibrorheem Waemustafal Jurnal berjudul Bank
Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks
and Conventional Banks.menurut penulis penelitan ini adalah jenis penelitiian
Komparatif sebelum itu lebih baiknya mengetaui Penelitian komparatif terlebih
dahulu ,metode ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang berusaha mencari jawaban
secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab
terjadinya maupun munculnya suatu fenomena atau kejadian tertentu. Penelitian
komparatif merupakan penelitian yang sifatnya membandingkan, yang dilakukan untuk
membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-fakta objek
yang diteliti berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu. Penelitian komparatif
biasanya digunakan untuk membandingkan antara 2 kelompok atau lebih dalam suatu
variabel tertentu.
Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, yang artinya data dikumpulkan
sesudah peristiwa atau isu yang diteliti terjadi. Expost facto merupakan penelitian
emperis yang sistematis yang mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebasnya
secara langsung, karena variabel bebas tersebut sudah terjadi di masa lampau atau karena
variabel bebas pada dasarnya tidak bisa dimanipulasi.Peneliti tidak memberikan
perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat antar variabelnya.
Penelitian ini juga dikenal sebagai Penelitian Kausal Komparatif. Penelitian kasual
komparatif yaitu penelitian yang berusaha untuk menentukan penyebab atau alasan

mengapa terdapat perbedaan pada tingkah laku atau status suatu kelompok maupaun
individual.Penelitian jenis ini kelihatannya memiliki persamaan dengan penelitian
korelasi, akantetapi keduanya berbeda.Perbedaannya yaitu penelitian kausal komparatif
berusaha untuk mengungkap hubungan sebab akibat sedangkan pada penelitian korelasi
tidak dan hanya mencari hubungan saja.
Bila dibandingkan dengan penelitian eksperimen, pada penelitian kasual
komparatif tidak memanipulasi variabel bebas yang diduga sebagai penyebabnya,
sedangkan pada penelitian eksperimen melakukan manipulasi. Kelompok-kelompok
yang diteliti pada penelitian ini memang telah mempunyai perbedaan dan perbedaan
tersebut tidak dibuat oleh peneliti. Variabel bebas pada penelitian kasual komparatif yaitu
variabel yang tidak bisa dimanipulasi (contohnya status sosial ekonomi), yang
seharusnya tidak dimanipulasi (contohnya banyaknya miras yang diminum), atau yang

4

biasanya tidak dapat dimanipulasi akan tetapi bisa dimanipulasi (contohnya metode
mengajar).
Hubungan sebab akibat pada penelitian kasual komparatif lebih lemah bila
dibandingkan dengan penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen dapat menjamin
bahwa penyebab yang dicurigai atau variabel bebasnya dapat benar-benar memberikan

efek terhadap variabel terikatnya.
Penelitian komparatif dapat digunakan apabila telah terpenuhi syarat sebagai
berikut: Tidak memungkinkan untuk melakukan Metode eksperimental yang dianggap
lebih kuat, apabila penelitian tidak mungkin mengontrol, memilih, dan memanipulasi
factor yang penting dalam mempelajari hubungan sebab - akibat secara langsung,
pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas, sangatlah terlalu dibuat –
buat dan tidak realistis, serta mencegah adanya interaksi yang normal antar variabel –
variabel lain yang berpengaruh, dan pengontrolan yang dilakukan di laboratorium untuk
beberapa tujuan penelitian dianggap mahal, tidak praktis, atau secara etika
dipertanyakan.
Desain dasar penelitian komparatif sangat sederhana dan meskipun variabel bebas
tidak dimanipulasi, terdapat prosedur kontrol yang dapat diterapkan.Penelitian
komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas.Desain dasar penelitian
komparatif melibatkan pemilihan 2 kelompok yang berbeda pada beberapa variabel
bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel terikat. Kedua kelompok
kemungkinan berbeda, 1 kelompok mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh
kelompok lain atau 1 kelompok mempunyai pengalaman yang tidak dimiliki kelompok
lain. Ataupun kedua kelompok berbeda dalam hal tingkatan; satu kelompok mempunyai
lebih dari satu karakteristik dari pada kelompok lain atau kedua kelompok kemungkin
mempunyai perbedaan jenis pengalaman.

1. Tujuan Penelitian Komparatif
Secara umum, tujuan penelitian komparatif yaitu untuk menemukan persamaan dan
perbedaan tentang dua hal atau lebih. Selain itu, penelitian komparatif juga mempunyai
beberapa tujuan sebagai berikut: membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih
fakta dan sifat objek yang diteliti, membuat generalisasi tingkat perbandingan,
menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih, menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat.
2. Prosedur Penelitian Komparatif

5

Pada Penelitian Komparatif memiliki prosedur yang tidak jauh beda dengan
penelitian lainnya, berikut ini prosedurnya yang harus dilakukan:
a. Penentuan masalah penelitian
Pada tahap perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian,
peneliti berspekulasi dengan apa yang menjadi penyebab fenomena yang
berdasarkan pada hasil penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan langsung.
b. Penentuan kelompok yang mempunyai karakteristik yang akan diteliti.
Peneliti harus menentukan kelompok yang seperti apa yang akan diteliti
disesuaikan dengn isu atau masalah yang akan diangkat.

c. Pemilihan kelompok pembanding.
Setelah memperoleh kelompok yang akan diteliti langkah berikunya
memilih kelompok pembanding dengan mempertimbangkan karakteristik yang
membedakan dengan kelompok penelitian. Kelompok ini harus dideskripsikan
secara jelas dan didefinisikan secara operasional untuk masing-masing
kelompok yang mewakili populasi yang berbeda.Tidak lupa untuk mengontrol
variabel ekstra guna membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.
d. Pengumpulan data.
Dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian yang harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
e. Analisis data
Pada tahap terakhir yaitu analisis data, analisis data dimulai dengan
analisis statistik deskriptif yaitu menghitung rata-rata dan simpangan baku.
Kemudian dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik inferensial.
Teknik yang dapat digunakan sebagai analisis data dalam penelitian komparatif
yaitu sebagai berikut:


Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistiks :




binomial dan chi kuadrat satu sampel.
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run



test.
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu
sampel.

Analisa diatas berangkat dari metode penelitian Komparatif yang mencari
perbedaan antara dua variabel di dalam suatu aspek yang sedang di teliti, dan didalam
penelitian komparatif tidak ada manipulasi data dari peneliti sehingga data benar-benar

6

akurat. Dari jurnal Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk
in Islamic Banks and Conventional Banks menunjukanini menunjukkan hasil dari
membandingkan perbedaan dari faktor-faktor penentu risiko kredit antara bank syariah

dan bank konvensional dari perspektif bank faktor spesifik dan variabel makroekonomi.
Temuan ini menunjukkan hanya empat dari empat belas variabel menunjukkan
perbedaan signifikan antara bank syariah dan bank konvensional misalnya, DTAR, DER,
MGT dan ROA. Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal solvabilitas,
leverage, efisiensi manajemen dan profitabilitas antara bank syariah dan bank
konvensional sementara CR, RSL, LLP, LEV, REGCAP, UKURAN, FINANCE, ATMR,
EM dan CAIR, ini variabel menunjukkan signifikan berbeda antara bank syariah dan
bank konvensional. Selain itu, bank model faktor spesifik menunjukkan bahwa angka
variabel menunjukkan tanda koefisien perbedaan dan signifikan dalam pengaruh mereka
pada risiko kredit misalnya, REGCAP (-) untuk bank konvensional (+) bank syariah,
ukuran (+) untuk bank konvensional (-) bank syariah, DER (+) untuk bank konvensional
(-) bank syariah, EM (-) untuk bank konvensional (+) bank syariah dan cair (-) untuk
bank konvensional (+) bank syariah.
C. Metode Kuantitatif
Berangkat dari jenis paradigma dan jenis riset yang digunakan dalamSpecific and
Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and
Conventional Banks, maka menurut paradigma, hemat penulis, penelitian ini adalah
penelitian Quantitatif. Jenis penelitian Komparatif merupakan penelitian Quantitatif yang
menggunakan seperangkat prosedur yang sistematis untuk menyusun secara deduktif
teori tentang suatu fenomena.
Landasan berpikir pendekatan kuantitatif adalah filsafat positivisme yang pertama
kali diperkenalkan oleh Emile Durkhim (1964). Pandangan filsafat positivisme adalah
bahwa tindakan-tindakan manusia terwujud dalam gejala-gejala sosial yang disebut
fakta-fakta sosial. Fakta-fakta sosial tersebut harus dipelajari secara objektif, yaitu
dengan memandangnya sebagai “benda,” seperti benda dalam ilmu pengetahuan alam.
Caranya dengan melakukan observasi atau mengamati fakta sosial untuk melihat
kecenderungan-kecenderungannya, menghubungkan dengan fakta-fakta sosial lainnya,
dengan demikian kecenderungan-kecenderungan suatu fakta sosial tersebut dapat
diidentifikasi. Penggunaan data kuantitatif diperlukan dalam analisis yang dapat

7

dipertanggungjawabkan kesahihannya demi tercapainya ketepatan data dan ketepatan
penggunaan model hubungan variabel bebas dan variabel tergantung (Suparlan, 1997).
Penelitian kuantitatif umumnya merupakan penelitian yang memiliki jumlah dalam
penelitiannya. Banyak, sedikit atau besar, kecil yang dijabarkan dalam bentuk angkaangka yang merupakan bagian utama dari sebuah penelitian kuantitatif. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui perkembangan atau segala hal tentang fenomena yang terjadi pada
alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini biasanya menggunakan metode
seperti wawancara, survey, mengisi kuisioner, dan sebagainya.
Penelitian kuantitatif tebagi dua yakni penelitian eksperimen dan noneksperimen. Dalam penelitian eksperimen, ada banyak jenis penelitian, diantaranya
adalah penelitian eksperimen murni, penelitian eksperimen semu, dan penelitian tindak
kaji (action research). Peneltian eksperimen murni adalah penelitian yang dicirikan 4 hal,
yaitu adanya perlakuan, adanya kelompok kontrol, adanya ukuran keberhasilan, dan
random sampling (pengambilan sampel secara acak). Penelitian eksperimen semu
merupakan penelitian eksperimen yang tidak dapat memenuhi keempat ciri (di
eksperimen murni), dengan kata lain salah satu ciri yang ada di penelitian eksperimen
murni tidak dapat dilakukan. Penelitian tindak kaji (action research) adalah penelitian
yang proses penelitiannya bersiklus dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran di kelas secara berkelanjutan. Yang dimaksud bersiklus adalah penelitian
tidak akan berhenti sampai terjadi perbaikan kualitas (tujuan penelitian tercapai).
Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang dalam proses penelitiannya
tidak ada perlakuan. Penelitian non-eksperimen terbagi menjadi banyak jenis penelitian,
akan tetapi yang paling sering dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif, jenis
penelitian survei, jenis penelitian korelasi, dan jenis penelitian komparasi. Jenis
penelitian deskripsi adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala,
fenomena atau peristiwa. Jenis penelitian survei adalah penelitian yang mengambil
sampel dari populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
Jenis penelitian korelasi adalah penelitian yang menghubungkan satu/lebih variabel
bebas dengan satu variabel terikat tanpa ada upaya untuk mempengaruhi. Dan jenis
penelitian komparasi adalah penelitian yang membandingkan satu kelompok sampel
dengan kelompok sampel lainnya berdasarkan variabel/ukuran tertentu.
D. Analisis
1. Alur Pikir dari Artikel/Jurnal ini

8

a. Reasoning
Setalah, membaca, mengamati dan menganalisa struktur tulisan yag ditulis
oleh Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri dengan tema Bank Specific and
Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and
Conventional Bank, menurut hemat penulis setidaknya alur penelitian yang
dirangkai terdapat empat alur,
Pertama, peneliti berangkat dari faktor-faktor penentu spesifik
makroekonomi dan bank risiko kredit di Bank Islam dan Konvensional. Analisis
regresi multivariat diterapkan pada sampel 15 bank konvensional dan 13 Bank
Islam di Malaysia selama periode antara tahun 2000 dan 2010.
Kedua, menunjukkan bahwa bank-bank penentu spesifik risiko kredit
dipengaruhi unik pembentukan risiko kredit dari bank syariah dan konvensional.
Ketiga, menemukan bahwa pembiayaan sektor berisiko; modal peraturan
(REGCAP) dan Kontrak Islam yang signifikan untuk risiko kredit dari bank
syariah.
Keempat, pinjaman penyisihan kerugian, utang-ke-rasio total aset, REGCAP,
ukuran, manajemen laba dan likuiditas merupakan faktor signifikan yang
mempengaruhi risiko kredit. Adapun faktor-faktor ekonomi makro hanya Inflasi
dan M3 yang signifikan untuk risiko kredit bagi bank syariah dan konvensional.
b. Dasar Toeritik
Ii788
Pertama, Vodová (2003) menjelaskan kerugian besar muncul karena
peminjam tidak sanggup membayar pinjaman, mereka berkontribusi kepailitan dan
bahkan kebangkrutan yang mengarah ke krisis perbankan.
Kedua, Pappas et al. (2012) menjelaskan bahwa banyak skeptis merasa
bahwa bank syariah dan praktek bank konvensional yang identik,
Ketiga, Kolapo et al. (2012) dan Kithinji (2010) menjelaskan pembentukan
risiko kredit meliputi, kebijakan yang tidak pantas kredit, praktek pinjaman yang
buruk, kapasitas kelembagaan yang terbatas, tingkat suku bunga stabil, manajemen
yang buruk, hukum yang tidak pantas, pinjaman langsung, perizinan besar bank,
modal yang rendah dan risiko likuiditas , kelemahan dipenilaian kredit,
underwriting pinjaman yang buruk, praktek pinjaman yang buruk, tidak memadai
pengawasan oleh bank sentral, campur tangan pemerintah dan pengetahuan
memadai tentang peminjam. Studi ini memberikan tinjauan ekstensif dari literatur

9

sehubungan dengan bank faktor spesifik dan faktor ekonomi makro yang
mempengaruhi risiko kredit di perbankan syariah dan bank konvensional.
Keempat, Boumediene (2011) menunjukkan bahwa risiko kredit terjadi
dalam pembiayaan Murabahah bank syariah 'ketika pelanggan memilih untuk
membatalkan untuk membeli komoditas yang menyebabkan bank untuk
bertanggung jawab atas kerugian sedangkan gagal untuk menyelesaikan
pembayaran angsuran untuk barang sebagaimana diatur juga menyebabkan risiko
kredit untuk bank syariah.
Kelima, Samad (2004) melaporkan bahwa bank syariah praktis menanggung
ada risiko ketika terlibat dalam pembiayaan Murabahah karena didukung oleh aset
sebagai jaminan sebagai akibat dari risiko yang dialihkan ke pelanggan
Keenam, Swartz (2013) menurutnya Murabahah pembiayaan terkena risiko
kredit ketika klien gagal memenuhi kewajiban pembayaran dijadwalkan untuk aset,
yang telah disampaikan oleh bank
Ketujuh, Ali (2004) menemukan bahwa likuiditas memberikan kontribusi
untuk jumlah kegagalan dalam bank syariah dan bank konvensional sama
walaupun memiliki akses ke likuiditas eksternal bank konvensional
c. Penelitian Terdahulu
Menurut hemat penulis, setidaknya terdapat enam penelitian terdahulu yang
ditulis berbagai tokoh yaitu,
Pertama, Hameeda Abu Hussain, Jasim Al-Ajmi (2012), dalam jurnalnya
yang berjudul “Risk management practices of conventional and Islamic banks in
Bahrain”. Dari jurnal penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
tiga jenis yang paling penting dari resiko yang dihadapi bank yang beroperasi di
Bahrain adalah resiko kredit, diikuti oleh likuiditas dan resiko operasional. Bank
syariah menghadapi resiko tingkat yang lebih tinggi dibanding bank
konvensional. Hal ini ditemukan bahwa bank syariah menghadapi likuiditas yang
lebih tinggi, operasional, pemukiman, Negara dan risiko residual daripada bankbank konvensional.
Kedua Tamimi dan Al-Mazrooei (2007) dalam jurnal penelitian yang
berjudul “Perbandingan manajemen resiko bank-bank yang berbadan hukum dan
bank asing di Arab Serikat Emirat Arab (UEA)”. Dari hasil penelitian yang
dilakukan diketahui bahwa tiga jenis yang paling penting dari resiko yang
dihadapi bank- bank komersil UEA adalah resiko valuta asing, resiko kredit dan

10

resiko operasional.Namun resiko utama yang dihadapi UEA bank umum adalah
resiko kredit.
Ketiga, Muhammad Eris Heryanto (2013) dalam jurnalnya “Ánalisis
Perbandingan Kredit Macet antara Perbankan Syariah dengan Perbankan
Konvensional” yang hasilnya Terdapat beda signifikan antara NPL dengan
signifikansinya lebih kecil dari 0.05. Dimana tingkat rasio NPF dari tahun 2004
hingga 2011 memiliki rata-rata lebih baik bila dibandingkan dengan rasio NPL
Kempat, Nursella dan Ferry Idroes (2012) dalam jurnalnya “Analisis
Perbandingan

Tingkat

Risiko

Pembiayaaan

Murabahah

dengan

Risiko

Pembiayaan Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah” Berdasarkan perhitungan
dengan metode Internal Model CreditRisk

+

Nilai risiko (expected loss) dengan

metode internal lebihkecil dari pada nilai risiko (ATMR) yang diperoleh dengan
metode standar. Artinya perhitungan nilai risiko dengan metode internal lebih
bagus dari pada nilai risiko yang diperoleh dengan metode standar.
Kelima, penelitian milik Umar Hasan Bashori (2008) dalam skripsinya yang
berjudul “Manajemen Resiko Bank Syariah; Pendekatan Normatif Tentang Bagi
Hasil” dari penelitian yang dilakukan menjelaskan bahwa bank-bank syariah
menghadapi resiko-resiko bank seperti: resiko kredit, pasar, likuiditas,
operasional, hokum, reputasi, stratejik, kepatuhan. Sementara system bagi hasil
bank menghadapi resiko disamping resiko-resiko sebelumnya investasi ekuitas
dan resiko tingkat return. Resiko yang dihadapi bank syariah akan memiliki fitur
khusus meskipun jenis resikonya sama dengan bank konvensional, karena resiko
itu berasal dari fittur instrumen keuangan yang digunakan bank syariah.
Keenam, Dwi rahmawati (2013) dalam skripsinya yang berjudul
“Unsystematic Risiko Kredit pada Bank Syariah di Indonesia” Berdasarkan hasil
perhitungan

yang

dilakukan,

variabel

ekspansi

pembiayaan,

kualitas

pembiayaaan, modal penyangga, rasio modal, ukuran, secara bersama-sama
berpengaruh terhadap risiko kredit sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari
0,05. Variabel-variabel tersebut dapat menjelaskan sebesar 68,7% sedangkan
sisanya 31,36% dijelaskan variable lain yang mempunyai pengaruh namun tidak
diamati dalam penelitian ini. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
risiko kredit adalah kualitas pembiayaan, yaitu dapat menjelaskan sebesar31,36%.
d. Sesuatu yang ingin dikembangkan

11

Berangkat dari penelitian terdahulu yang ada diatas, menurut hemat penulis,
terdapat dua kontruksi pemikiran tokoh terdahulu yang dikembangkan oleh
Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri, yaitu
Pertama, Nursella dan Ferry Idroes (2012) dalam jurnalnya “Analisis
Perbandingan Tingkat Risiko Pembiayaaan Murabahah dengan Risiko Pembiayaan
Bagi Hasil Pada Perbankan Syariah” Berdasarkan perhitungan dengan metode
Internal Model CreditRisk

+

Nilai risiko (expected loss) dengan metode internal

lebih kecil dari pada nilai risiko (ATMR) yang diperoleh dengan metode standar.
Artinya perhitungan nilai risiko dengan metode internal lebih bagus dari pada nilai
risiko yang diperoleh dengan metode standar.
Kedua,

Dwi

rahmawati

(2013)

dalam

skripsinya

yang

berjudul

“Unsystematic Risiko Kredit pada Bank Syariah di Indonesia” Berdasarkan hasil
perhitungan

yang

dilakukan,

variabel

ekspansi

pembiayaan,

kualitas

pembiayaaan, modal penyangga, rasio modal, ukuran, secara bersama-sama
berpengaruh terhadap risiko kredit sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari
0,05. Variabel-variabel tersebut dapat menjelaskan sebesar 68,7% sedangkan
sisanya 31,36% dijelaskan variable lain yang mempunyai pengaruh namun tidak
diamati dalam penelitian ini. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
risiko kredit adalah kualitas pembiayaan, yaitu dapat menjelaskan sebesar
31,36%.
2. Variable Penelitian
Penulis mengategorikan variable yang ada di dalam artikel/jurnal Bank Specific
and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and
Conventional Banks ini menjadi da kategori variable. Yang pertama, variable judul,
kedua, variable ulasan. Menurut penulis terdapat tiga variable judul, pertama; bank
specific, kedua; macroeconomics dynamic determinants dan ketiga; credit risk.
Sedangkan berangkat dari ulasan yang di kembangkan oleh Waibrorheem Waemustafa
dan Suriani Sukri, hemat penulis terdapat lima variabel ulasan,

pertama; Bank

Syariah, kedua; Bank Konvensional, ketiga; Makro Ekonomi, keempat; Kredit,
kelima; Resiko.
3. Hipotesis
Dari berbagai penjelasan hasil analisa di atas dan artikel lengkap yang ditulis
oleh Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri tentang Bank Specific and

12

Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and
Conventional Banks, hemat penulis setidaknya terdapat tiga hipotesis yaitu,
Pertama, tiga dari variable tertentu bank dari 14 variable yang signifikan yang
berubungan dengan resiko kredit bagi bank syariah adalah ISCON, RSF dan
REGCAP.
Kedua, diantara 14 variable tertentu internal bank, 7 variable yang signifikan
yaitu LLP, DTAR, RegCap, Ukuran, Aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR),
Multiplayer, Equitas dan Cair.
Ketiga, satu-satunya variable eksternal yaitu inflasi yang secara signifikan
berubungan dengan resiko kredit bank konvensional selama periode penelitian 20002010.
4. Hasil temuannya, apakah teori didukung atau terbantahkan
Untuk menganalisa temuan yang dimunculkan oleh Waibrorheem Waemustafa
dan Suriani Sukri, maka terkait dengan penelitian terdahulu penulis menilai bahwa
.,Hameeda Abu Hussain, Jasim Al-Ajmi (2012), dalam jurnalnya yang berjudul “Risk
management practices of conventional and Islamic banks in Bahrain”. Dari jurnal
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis yang paling penting
dari resiko yang dihadapi bank yang beroperasi di Bahrain adalah resiko kredit, diikuti
oleh likuiditas dan resiko operasional. Bank syariah menghadapi resiko tingkat yang
lebih tinggi dibanding bank konvensional. Hal ini ditemukan bahwa bank syariah
menghadapi likuiditas yang lebih tinggi, operasional, pemukiman, Negara dan risiko
residual daripada bank-bank konvensional. Maka terkait dengan penelitian terdahulu
penulis menilai bahwa Waibrorheem Waemustafa dan Suriani Sukri, dengan dasar
yang dibangun dan di kembangkan maka penulis tidak menemukan perubahan
signifikan yang berbeda yang dikembangkan pendahulunya. Oleh karena itu penelitian
ini tidak membantah hipotetis yang dikeluarkan para peneliti terdahulu dan cenderung
mendukung beberapa penelitian terdahulu sebagaimana tersurat di atas.
5. Keterbatasan penelitian
Dari berangkat dari pemahaman penulis terhadap pemahaman artikel/jurnal
Bank Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic
Banks and Conventional Banks yang ditulis Waibrorheem Waemustafa dan Suriani
Sukri setidaknya terdapat 3 keterbatasan yaitu,
Pertama, kurangnya Penelitian terhadap karakteristik pada bank syariah yang
unik, ketika menentukan faktor-faktor yang akan dimasukkan dalam persamaan untuk
menentukan risiko kredit bagi bank syariah secara lebih komprehensif. Akibatnya

13

penelitian ini kurang menunjukkan bahwa ada variabel lain yang unik mempengaruhi
risiko kredit bank syariah.
Kedua, peneliti kurang membahas secara mendalam dan focus tentang hal-hal
yang sehausnya ia bahas.
Ketiga, dalam mejelaskan, bahasanya menggunakan asumsi atau kata fakta yang
sulit untuk dipahami oleh pembaca yang baru sehingga tidak sedikit para pembaca
yang ambigu tentang isi artikel jurnal ini.
6. Rekomendasi
a. Theorytical Recomendation
Penulis menyadari terhadap kekurangan penelitian ini. Oleh karena itu,
setidaknya terdapat satu rekomendasi teoritik yang dibutuhkan untuk masa
mendatang.
Pertama, perlunya peneliti menjelaskan dan mendeskripsikan lebih
mendalam dai sitilah-isltilah yang digunakan dalam jurnal yang bertema Bank
Specific and Macroeconomics Dynamic Determinants of Credit Risk in Islamic
Banks and Conventional Banks seperti : ISCON, REGCAP, RSF, ATMR, EM, dll,
menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk dicerna masyarakat umum.

Referensi
Acharya, V.V., Engle, R., Pierret, D. (2013), Testing macroprudential stress
tests: the risk of regulatory risk weights (No. w18968). National
Bureau of Economic Research.Ahmad, N.H., Ahmad, S.N. (2004), Key
factors influencing credit risk of Islamic bank: A Malaysian case. The Journal of
Muamalat and Islamic Finance Research, 1(1), 65-80.
Ahmad, N.H., Mohamed, A. (2004), Key risk determinants of listed
deposit taking institution in Malaysia. Malaysian Management Journal, 8(1), 69-81.

14

Al-Hares, O.M., AbuGhazaleh, N.M., El-Galfy, A.M. (2013), Financial
performance and compliance with Basel III capital standards: conventional vs.
Islamic banks. The Journal of Applied Business Research, 29(4), 1032-1041.
Arnold, I., Lemmen, J. (2001), The vulnerability of banks to government
default risk in the EMU. International Finance, 4(1), 101-125.
Ali, S.S. (2004), Islamic Modes of Finance and Associated Liquidity Risks
Paper prepared for Conference on Monetary Sector in Iran: structure, Performance
and Challenging Issues Tehran – February, 2004.
Beltratti A., Paladino, G. (2013), Why do banks optimize risk weights? The
relevance of the cost of equity capital (No. 46410). Germany: University Library of
Munich.
Boumediene, A. (2011), Is credit risk really higher in Islamic banks?” The
Journal of Credit Risk, 7(3), 97-129.
Cabiles, N.A.S. (2012), Credit risk management through securitization:
Effect on loan portfolio choice. In Fifth PhD Conference inEconomics.
Cardone-Riportella, C., Samaniego-Medina, R., Trujillo-Ponce, A. (2010),
What drives bank securitisation? The Spanish experience. Journal of Banking and
Finance, 34(11), 2639-2651.
Castro, V. (2013), Macroeconomic Determinants of the Credit Risk in the
Banking System: the Case of the GIPSI,” GEMF Working Papers 2013-12, GEMF.
Cornett, M.M., McNutt, J.J., Strahan, P.E., Tehranian, H. (2011), Liquidity
risk management and credit supply in the financial crisis. Journal of Financial
Economics, 101(2), 297-312.
Das, S., Sy, A.N. (2012), How Risky Are Banks’ Risk Weighted Assets?
Evidence from the Financial Crisis (No. 12/36). Washington:
International Monetary Fund.
Demirguc-Kunt, A., Huizinga, H. (2010), Are Banks Too Big to Fail Or Too
Big to Save? International Evidence from Equity Prices and CDS Spreads. Centre
for Economic Policy Research. Faculdade de Economia, Universidade de Coimbra.
Ghossoub, E., Reed III, R.R. (2010), Liquidity risk, economic development,
and the effects of monetary policy. European Economic
Review, 54(2), 252-268.
Hamid, M.A., Azmi, S.M. (2011), The performance of banking during 20002009: bank Islam Malaysia Berhad and conventional banking in Malaysia.
Management, 1(1), 09-19.
Haron, S. (1998), A comparative study of Islamic banking practices. Islamic
Economics, 10(1), 23-52.
Hiestand, T. (2011), Using pooled model, random model and fixed model
multiple regression to measure foreign direct investment in Taiwan.

15

International Business and Economics Research Journal (IBER),
4(12), 37-52.
Idris, A.R., Asari, F.F.A., Taufiq, N.A.A., Salim, N.J., Mustaffa, R.M., Jusoff,
K. (2011), Determinants of Islamic banking institutions’ profitability in Malaysia.
World Applied Sciences Journal, 12, 01-07.
Ika, S.R., Abdullah, N. (2011), A comparative study of financial performance
of islamic banks and conventional banks in Indonesia.
International Journal of Business and Social Science, 2(15), 199-207.
Kalluci, I. (2011), Analysis of the Albanian Banking System in a Risk-Performance
Framework. Bank of Greece, Euro System, Economic
Research Department-Special Paper Division.
Khan, M.A., Akhtar, W., Ullah, A., Iqbal, Z., Riasat, I. (2013), Islamic
banking: an appraisal of insolvency hazard. International Journal of Academic
Research in Accounting, Finance and Management Science, 3(4), 1-10.
Kithinji, A.M. (2010), Credit Risk Management and Profitability of
Commercial Banks in Kenya. Nairobi: School of Business,
University of Nairobi.Kolapo, T.F., Ayeni, R.K. Oke, M.O (2012), Credit risk
and commercial 480
International Journal of Economics and Financial Issues | Vol 5 • Issue 2 •
2015
Waeibrorheem and Suriani: Bank Specific and Macroeconomics Dynamic
Determinants of Credit Risk in Islamic Banks and Conventional Banks
banks’ performance in Nigeria: a panel model approach. Australian Journal of
Business and Management Research, 2(2), 31-8.
Mariathasan, M., Merrouche, O. (2012), The Manipulation of Basel RiskWeights. Evidence from 2007-10. Department of Economics
Discussion Paper Series, 621.
Mkukwana, K.K. (2013), The impact of macroeconomic factors on the risk
of default: the case of residential mortgages (Doctoral Dissertation).
Pappas, V., Izzeldin, M., Fuertes, AM. (2012), A Survival Analysis of Islamic
bank failure risk. Doi: 10.2139/ssrn.2070957.
Rahman, A.A., Shahimi, S. (2010), Credit risk and financing structure of
Malaysian Islamic banks. Journal of Economic Cooperation and Development,
31(3), 83-105.
Rosly, S.A. (2011), Risk-Based Pricing in Al Bai Bithaman Ajil (BBA)/
Murabahah Sales: fiscal Liability with Business and Credit risk exposure. Paper
presented at the 14th International Business Research Conference, (28-30 April
2011) Crown Plaza Hotel, Sheikh Zayed Road, Dubai. UAE.

16

Rosly, S.A., Mohd-Zaini, M.A. (2008), Risk-return analysis of Islamic banks’
investment deposits and shareholders’ fund. Managerial
Finance, 34(10), 695-707.
Said, A. (2013), Risk and efficiency in Islamic banking systems: the case of
selected Islamic banks in MENA region. International Journal of
Economics and Financial Issues, 3(1), 66-73.
Samad, A. (2004), Performance of interest-free Islamic banking VIS-ÀVIS interest-based conventional banks of Bahrain. IIUM Journal of
Economics and Management, 12(2), 2-13.
Shu, C. (2002), The impact of macroeconomic environment on the asset
quality of Hong Kong’s banking sector. Hong Kong Monetary Authority Research
Memorandum. p20.
Sufian, F., &, Muhamed, Z.A. (2011), The Nexus between Economic
Freedom and Islamic Bank Performance: empirical Evidence from the
MENA Banking Sectors. 8th International Conference on Islamic Economics and
Finance: 18th-20th December, Doha, Qatar.
Swartz, N.P. (2013), Risk management in Islamic banking. African Journal of
Business Management, 7(37), 3799-3809.
Vodová, P. (2003). Credit Risk as a Cause of Banking Crises. In The Paper
Prepared for the 5th International Conference Aidea Giovani,
Milan. July, 3-4. Waemustafa, W. (2013), The emergence of Islamic Banking:
development, trends and challenges. IOSR Journal of Business and Management,
7(2), 67-71.
Waemustafa, W., Sukri, S. (2013), Syari’ah compliance and lawful profit
making dilemma in Malaysian Islamic banks. International Journal of Business and
Technopreneurship, 3(1), 131-139.

17

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13