Master List dan Rencana Impor Barang Mod

Master List dan Rencana Impor Barang Modal Pembangkit
Oleh lidyasavitri

Bila sebuah Perusahaan ingin mendapatkan fasilitas Master List, maka perusahaan tersebut
terlebih dahulu harus terdaftar sebagai pemegang APIT.
Master List adalah dokumen rencana induk kebutuhan Barang yang akan diimpor dan akan
digunakan yang disusun oleh Kontraktor. Penggunaan Master List dalam kegiatan perusahaan
adalah sebagai syarat untuk mendapatkan:
(I). Penanggungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) oleh Pemerintah atas impor barang untuk
kegiatan usaha; dan
(II). Pembebasan pajak bea masuk atas Barang Modal yang digunakan dalam kegiatan usaha
(“Fasilitas”).
Dalam proses penerbitan master list/ daftar induk, investor mengajukan permohonan model
pengimporan barang modal, kemudian diteliti secara teknis oleh PT SUCOFINDO. Verifikasi
dilakukan oleh SUCOFINDO terhadap mesin/ peralatan yang digunakan dan perhitungan
kapasitas mesin. Selanjutnya dilakukan pencetakan master list. Setelah itu BKPM/ BKPMD akan
menyiapkan SP Pabean (persetujuan atas fasilitas). Pihak BKPM/ BKPMD akan meneliti ulang
master list, meneliti covering letter dari PT SUCOFINDO dan selanjutnya menyiapkan SP
Pabean dan mencetaknya langsung. Setelah SP Pabean untuk barang modal keluar, maka master
list sudah dapat dipergunakan untuk membuat Rencana Impor Barang (RIB). RIB ini nantinya
harus disetujui oleh Dirjen LPE dan Bea Cukai. Setelah Rencana Impor Barang disetujui,

dilanjutkan dengan pengajuan permohonan untuk mendapatkan fasilitas Custom Bond dan
pengajuan PIB.
Customs Bond memberikan jaminan kepada Obligee (BAPEKSTA/BINTEK atau BEA &
CUKAI) bahwa Prinsipal (Importir) mampu menyelesaikan seluruh kewajiban kepabeanan
dalam rangka impor berupa pelaksanaan re-ekspor ataupun pembayaran Pungutan Negara (Bea
Masuk dan Pajak).
Berdasarkan RIB, Kontraktor menyampaikan pengajuan permohonan penanggungan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) oleh Pemerintah atas impor Barang Modal dan sekaligus pembebasan
Bea Masuk dan/atau Pajak Dalam Rangka Impor Tidak Dipungut atas Barang Modal. Impor
Barang Modal dilaksanakan Kontraktor dengan mengajukan PIB.