Sosiologi dan Antropologi Gizi Masyaraka

Nama Mata Kuliah

: Sosiologi Antropologi Gizi

Nama Dosen

: Adilita Pramanti, S.Sos, M.Si

Nama Mahasiswa/NPM : Luckyta Alfiany/P23131117019
Judul Tugas

: Antropologi Gizi Masyarakat

Asal Institusi

: Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

Kaitan antara Antropologi dengan Gizi Masyarakat yaitu mengacu pada pengertian
antropologi dan gizi. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan social yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu, sedangkan Gizi adalah elemen yang
terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya

karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. Maka, Antropologi Gizi Masyarakat adalah ilmu
yang mempelajari factor-faktor antropologi yang mempengaruhi konsumsi makan dan gizi
masyarakat.
Apa Saja Hal yang Memengaruhi Status Gizi Masyarakat, banyak factor yang dapat
memengaruhi gizi dalam masyarakat, factor ekonomi mempunyai peran yang cukup besar dalam
asupan gizi masyarakat. Asupan gizi masyarakat menengah tentu saja akan berbeda dengan
asupan gizi masyarakat ekonomi rendah. Pada masyarakat menengah, konsumsi karbohidrat
serta lemaknya akan lebih tinggi dari konsumsi sayur dn buah dibandingkan dengan masyarakat
ekonomi rendah yang sering bermasalah dengan kekurangan makanan. Seseorang yang asupan
makanan dan zat gizi kurang akan mengakibatkan rendahnya daya tahan tubuh sehingga dapat
memudahkan munculnya penyakit. Menurut seorang ahli kesehatan masyarakat Hendrik L Blum,
terdapat tiga factor yang mempengaruhi status gizi masyarakat yaitu : lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan herediter (keturunan). Faktor yang pertama yaitu lingkungan yang
dapat memengaruhi pola hidup sehat dan bersih masyarakat, jika seseorang ingin hidup sehat
tetapi lingkungan tidak mendukung, maka akan sulit bagi orang tersebut untuk menerapkan pola
hidup sehat. Perilaku masyarakat dapat menjadi factor penentu dasar hidup bersih dalam
masyarakat agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Pelayanan kesehatan dapat
memengaruhi kesehatan masyarakat yang bisa memberikan informasi tentang kesehatan.

Pentingnya Antropologi dalam Gizi Masyarakat, antropologi gizi masyarakat focus

pada gejala-gejala antropologi yang memengaruhi gizi masyarakat. Terdapat aspek penting
dalam kajian antropologi gizi adalah sifat sosial,budaya & psikologis dari makanan (yaitu
peranan sosial-budaya dari makanan) yang dapat memengaruhi asupan makanan dan gizi yang
dikonsumsi oleh masyarakat, yang dapat menyebabkan permasalahan gizi masyarakat yang
diantaranya adalah tingginya angka gizi buruk, kelaparan, produksi pangan lebih sedikit dari
jumlah manusia, serta sulitnya membagi waktu makan pada masyarakat perkotaan dan tingkat
gizi masyarakat pedesaan masih jauh dari seharusnya.
Kebudayaan Konsumsi yang Memengaruhi Gizi Masyarakat Pedesaan dan
Perkotaan, banyak yang membedakan budaya konsumsi masyarakat pedesaan dan perkotaan,
diantaranya adalah ekonomi, ilmu pengetahuan serta budaya. Untuk masyarakat pedesaan,
konsumsi pangan dengan kualitas kurang bagus dan tidak bervariasi karena rendahnya daya beli
masyarakat desa untuk membeli pangan berkualitas baik yang biasanya memiliki harga yang
cukup mahal, sehingga muncul prinsip “yang penting ada nasi”, kebudayaan ini kurang tepat,
karena tubuh membutuhkan zat gizi lain, bukan hanya zat gizi seadanya atau hanya zat gizi dari
nasi. Sedangkan untuk masyarakat perkotaan, konsumsi pangan mereka lebih bervariasi ini
karena adanya ketersediaan makanan, tetapi masyarakat kota pada umumnya tidak memerhatikan
zat gizi, apakah sehat atau tidak makanan tersebut. Tingkat kesibukan kerja yang begitu padat
juga mempengaruhi kebudayaan makan masyarakat perkotaan. Dalam hal ini menimbulkan
budaya waktu makan tak menentu dan meningkatnya kebiasaan makan di pinggir jalan. Padahal
belum tentu makanan-makanan tersebut baik bagi tubuh. Makanan berpengawet sepertinya sudah

menjadi makanan sehari-hari masyarakat perkotaan saat ini. Kebiasaan-kebiasaan seperti, asal
kenyang, yang penting ada nasi, yang penting enak dan kenyang, haruslah di hilangkan karena
tidak sesuai dengan prinsip gizi seimbang.