BIOTEKNOLOGI dan yang id bab 1

KULTUR
JARINGAN
OLEH KELOMPOK VI

PENGERTIAN
kultur jaringan dalam bahasa asing disebut
sebagai tissue culture, weefsel cultuus atau gewebe
kultur. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah
sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi
yang
sama.
Maka,
kultur
jaringan
berarti
membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti
induknya. Kultur jaringan merupakan salah satu cara
perbanyakan tanaman secara vegetatif.

Aplikasi kultur jaringan pada awalnya ialah

untuk
propagasi
tanaman.
Selanjutnya
penggunaan
kultur
jaringan
lebih
berkembang lagi yaitu untuk menghasilkan
tanaman yang bebas penyakit, koleksi plasma
nutfah, memperbaiki sifat genetika tanaman,
produksi dan ekstaksi zat-zat kimia yang
bermanfaat dari sel – sel yang dikulturkan.

Prinsip utama
Perbanyakan tanaman menggunakan bagian jaringan tanaman
(jaringan akar, tunas, pollen dsb.) menjadi tanaman utuh (sempurna)
dikondisi invitro (didalam gelas), menggunakan media buatan yang
dilakukan
di

tempat
steril
Dasar yang digunakan adalah Teori Sel seperti yang ditemukan
oleh scheiden dan schwann, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan
autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.

Prinsip kultur jaringan pada tanaman ada dua hal,
masing masing adalah :
1. Mengisolasi bagian dari tanaman dari tanaman
induk.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan bagian
tanaman
tersebut pada media yang kondisinya
mendorong pertumbuhan bagian tanaman tersebut.
Kedua hal tersebut di atas dilakukan dalam kondisi
steril/ bebas hama.

MANFAAT KULTUR JARINGAN
1. Untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif dan secara cepat,
terutama bagi tanaman yang sulit dibiakkan secara vegetatif (anggrek,

pisang) yang mempunyai nilai tinggi
2. Untuk pemuliaan tanaman, yaitu untuk menghasilkan jenis- jenis
tanaman baru. Tehnik ini dikenal pula sebagai genetic engineering yaitu
menyatukan dua sel yang berbeda sifatnya.
3. Untuk mempelajari fisiologi tanaman, terutama hubungannnya dengan
penyakit tanaman.
4. Untuk mempelajari biokimia tanaman, yaitu untuk memperoleh
senyawa metabolit sekunder (nikotin,gosipol, steroid dll).

Embrio (eksplan)
Jaringan floem

Individu (wortel)

Media
Jaringan yg ditumbuhkan (PLB)

JENIS KULTUR JARINGAN
1. Kultur Kalus
Kalus biasanya terdiri dari dari kumpulan sel parenchym atau

parenkim yang lepas tidak berbentuk dan berasal dari sel- sel yang
sedang aktif ditanaman induk. Faktor pendorong yang berperan dalam
rpoduksi kalus adalah hormon auksin dan sitokinin. Dengan
menggunakan teknik kultur jaringan, kalus dapat dibentuk oleh
jaringan tanaman yang biasanya tidak mampu membentuk kalus. Bahan
tanaman yang dipakai dalam kultur kalus adalah jaringan vaskuler
kambium, parenkim,perikel dari akar, kotilidon, mesophil dan jaringan
provaskuler.
Pertumbuhan kalus secara umum dalam kultur jaringan melibatkan
hubungan yang sangat komplek antara bahan tanaman yang digunakan,
komposisi media dan kondisi lingkungan selama masa inkubasi.

2. KULTUR MERISTEM (SHOOT APEX)
Menurut Cutter ( 1965) dibedakan antara meristem pucuk (apical
meristem) dan tunas pucuk (Shoot apex). Meristem pucuk adalah
titik tumbuh, sedangkan tunas pucuk adalah titik tumbuh
ditambah beberapa daun primordia.
Kultur pucuk ini bermanfaat bila digunakan untuk mengeliminir
penyakit dari tanaman, misalnya untuk mendapatkan tanaman
yang bebas virus pada dahlia dan kentang. Karena titik tumbuh

adalah bagian yang belum mempunyai jaringan vaskuler, sehingga
virus atau penyakit lain belum boisa ditranslokasikan di daerah
tunas tersebut.

3. kultur anther dan pollen
Tujuan kultur anther dan pollen adalah untuk
menghasilkan tanaman haploid dari spora yang monoploid,
mikro spora atau tepungsari yang belum masak, penting
untuk tujuan pemuliaan.
Tanaman haploid yang sudah dihasilkan kemudian
digandakan dengan colenkim atau dengan teknik regenerasi
menjadi diploid homozygote yang fertil.

4. kultur sel dan protoplasma
Kultur sel dan protoplasama biasanya disebut
sebagai kultur supensi, karena terdiri dari medium cair
dan sel- sel agregat yang didispersi, karena medianya
selalu digoyang.Selama inkubasi jumlah sel tersebut
meningkat sampai titik maksimum. Kalau sudah
mencapai

titik maksimum, sel- sel tersebut tidak
bertambah lagi, sehingga harus dipindah lagi ke media
baru, dengan jumlah sel yang sama pada tiap tabung
media.

5. Kultur sel suspensi
kultur suspensi adalah kalus yang ditumbuhkan pada
media cair dan kultur suspensi ini praktis digunakan untuk
produksi bahan-bahan sekunder.
kultur sel suspensi (media cair) dengan tujuan
memproduksi sel sebanyak-banyaknya, sel suspensi
langsung di ekstraksi diambil metabolitnya
kultur jaringan suspensi sel merupakan teknik
budidaya sel, kultur sel mempunyai prinsip dasar yaitu :

(1)bahan tanam yang bersifat totipoten,
(2)budidaya yang terkendali.

Pengertian metabolit
Metabolit Primer adalah suatu zat/senyawa essensial yang

terdapat dalam organisme dan tumbuhan, yang berperan dalam
proses semua kehidupan organisme tersebut atau merupakan
kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup bagi organisme /
tumbuhan tersebut.
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak
esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam
bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan
lainnya.

Senyawa metabolit sekunder melalui kultur
jaringan dapat diisolasi dari kalus atau sel.
Kandungannya dapat ditingkatkan melalui
seleksi bahan tanaman atau jaringan, tingkat
pertumbuhan tanaman, pemakaian zat pengatur
tumbuh dan prekusor, pemakaian mutagen baik
secara fisik maupun kimia serta manipulasi
faktor lingkungan

tujuan produksinya melalui kultur
jaringan adalan untuk memproduksi sel,

kalus atau embrio somatik yang dapat
memproduksi senyawa metabolir sekunder
dalam kuantitas dan kualitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan produksinya
pada tanaman.

Senyawa metabolit sekunder
Senyawa hasil metabolisme sekunder pada tumbuhan sangat
beragam dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan
senyawa bahan alam yaitu

-Steroid
-terpenoid
-kumarin
-flavonoid
-dan alkaloid