Analisis Kesehatan Pohon di Jalur Hijau Kota Medan Bagian Barat

4

TINJAUAN PUSTAKA

Hutan Kota
Definisi hutan kota (Urban Forest) menurut Fakuara (1987) adalah
tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat
lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika,
rekreasi dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya (Miardini, 2006).
Menurut PP No. 63 tahun 2002 Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan
yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah
perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai
Hutan Kota oleh pejabat yang berwewenang dengan tujuan untuk kelestarian,
keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur
lingkungan, sosial dan budaya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/MENHUT-V/2004
Bagian Ke-enam, tentang Pedoman Pembuatan Tanaman Penghijauan Kota
sebagai Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan, antara lain disebutkan
bahwa luas minimal hutan kota adalah 0,25 ha dalam satu kesatuan hamparan
yang kompak (menyatu), agar tanaman dapat membentuk iklim mikro.
Bentuk dan Struktur Hutan Kota

Menurut Dahlan (1992) dalam Miardini (2006), hutan kota memiliki
beberapa bentuk, yaitu:
1. Jalur Hijau
Jalur hijau di tepi jalan bebas hambatan yang terdiri dari jalur tanaman
pisang dan jalur tanaman yang merambat serta tanaman perdu yang

Universitas Sumatera Utara

5

liaryang ditanam secara berlapis-lapis diharapkan dapat berfungsi sebagai
penyelamat bagi kendaraan yang keluar dari badan jalan, sedangkan pada
bagian yang lebih luar lagi dapat ditanami dengan tanaman yang tinggi
dan rindang untuk menyerap pencemar yang diemisikan oleh kendaraan
bermotor.
2. Taman Kota
Taman dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata
sedemikian rupa, baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia
untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah.
3. Kebun dan Halaman

Jenis tanaman yang ditanam di kebun dan halaman biasanya dari jenis
yang dapat menghasilkan buah dan beberapa jenis lainnya. Halaman
rumah dapat memberikan suatu kebanggaan tertentu. Halaman rumah
ditata apik sedemikian rupa untuk mendapatkan citra, kebanggaan dan
keindahan tertentu bagi yang empunya rumah maupun orang lain yang
memandang dan menikmatinya.
4. Kebun Raya,
Hutan Raya dan Kebun Binatang Kebun raya, hutan raya dan kebun
binatang dapat dimasukkan ke dalam salah satu bentuk hutan kota.
Tanaman dapat berasal dari daerah setempat, maupun dari daerah lain,
baik dari daerah lain di dalam negeri maupun di luar negeri.
5. Hutan Lindung
Mintakat kota ke lima yaitu daerah dengan lereng yang curam harus
dijadikan kawasan hutan karena rawan longsor. Demikian pula dengan

Universitas Sumatera Utara

6

daerah pantai yang rawan akan abrasi air laut, hendaknya dijadikan hutan

lindung.
6. Kuburan dan Taman Makam Pahlawan
Pada tempat pemakaman banyak ditanam pepohonan. Nampaknya sebagai
manifestasi kecintaan orang yang masih hidup terhadap orang yang sudah
meninggal tak akan pernah berhenti, selama pohon tersebut masih tegak
berdiri. Personifikasi ini nampaknya menyatakan bahwa dengan melalui
tanaman dapat digambarkan bahwa kehidupan tidaklah berakhir dengan
kematian, namun kematian adalah awal dari kehidupan.
Struktur hutan kota ditentukan oleh keanekaragaman vegetasi yang
ditanam sehingga terbangun hutan kota berlapis-lapis dan berstrata baik secara
vertikal maupun horizontal yang meniru hutan alam. Struktur hutan kota, yaitu
komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun hutan kota. Dapat diklasifikasikan
menjadi hutan kota yang:
a) Berstrata dua, yaitu komunitas tumbuh-umbuhan hutan kota hanya terdiri
dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya.
b) Berstrata banyak, yaitu komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota selain
terdiri dari pepohonan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit,
ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam rapat tidak
beraturan dengan strata, serta komposisi mengarah meniru komunitas
tumbuh-tumbuhan hutan alam.

(Zoer’aini, 2007)

Universitas Sumatera Utara

7

Kerusakan pada Pohon
Kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh patogen, serangga, polusi
udara

dan kondisi alamiah lain serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh

manusia dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon. Untuk
monitoring kesehatan pohon, tanda-tanda dan gejala-gejala kerusakan dicatat,
didefenisikan, apakah kerusakan dapat mematikan pohon atau memberi pengaruh
jangka panjang terhadap kemampuan bertahan dari pohon (Irwanto, 2006).
Kerusakan tanaman atau bagian tanaman tidak hannya disebabkan oleh
serangan hama dan penyakit tanaman. Disamping faktor genetik, pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti ketersediaan air dan unsur
hara, perubahan suhu, kelembapan udara, dan intensitas cahaya. Selain itu ada

juga

Organisme

pengganggu

tanaman.

Organisme

perusak

tanaman

dikelompokkan menjadi 3 golongan:
1. Hewan atau binatang pengganggu dan perusak tanaman

misalnya

serangga, moluska, dan mamalia

2. Penyakit yang disebabkan oleh jasad mikro seperti jamur, bakteri dan
virus
3. Gulma yaitu tanaman yang tidak diharapkan kehadirannya pada suatau
area pertanian
(Enda, J dan Novizan, 2002).
Tipe kerusakan biasanya sangat spesifik dan masing-masing mempunyai
nilai yang spesifik pula. Kanker pada bagian batang memberikan risiko kerusakan
lebih tinggi dibanding dengan kerusakan oleh pembengkokan batang. Lokasi
kerusakan ditentukan berdasarkan atas kedudukan kerusakan pada bagian batang

Universitas Sumatera Utara

8

pokok dan pada bagian tajuk. Batang pokok merupakan lokasi yang mempunyai
nilai kerusakan lebih tinggi dibanding bagian tanaman yang lain, makin dekat
dengan permukaan tanah nilai kerusakan lebih tinggi. Keparahan merupakan
faktor lain yang menentukan nilai penting suatu kerusakan dan batas minimalnya
ditentukan berdasarkan atas proporsi bagian tanaman yang rusak. Kanker batang
yang lebar luka terbesarnya lebih dari 20% lingkar batang tempat kanker terjadi

akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman selanjutnya (Irwanto, 2006).
Karakteristik dan Kesehatan Pohon
Tanamanakantumbuhdenganbaikbilatanaman
dipilihtolerandenganlingkungantempatpenanaman.

yang
Metodepenanaman

yang

benarakanmenyiapkantempat

yang

menjamindenganbaikpertumbuhanakardantajuk.

Pemeliharaan

yangtepatakanmenjaminpertumbuhandengankecepatan
terhindardarigangguanhamapenyakitdanvandalisme.

yang

yang

normal,

Sebaliknyajikafaktor-faktor

menentukanpertumbuhantersebuttidaktepat,

makatanamanakantumbuhlamban, tidakmenampilkansifatfisik yang diinginkan,
danbahkantanamanakansewaktuwaktutumbang (Nasrullah, 2005).
Tanaman yang sehat adalah tanaman yang dapat menjalankan fungsifungsi fisiologisnya dengan bailk, misalnya proses potosintesis dan respirasi,
proses metabolisme, penyerapan dan trasnlokasi zat hara, serta penyerapan air.
Adanya gangguan yang disebabkan serangan hama atau penyakit dapat
mengakibatkan terganggunya proses proses fisiologis tersebut, selanjutnya akan
menimbulkan

kerusakan


dan

dapat

menghambat

pertumbuhan

dan

Universitas Sumatera Utara

9

perkembangnan tanaman dan menurunkan

kuantitas

dan


kualitas

hasil

(Enda, J dan Novizan, 2002).
Menurut Mangold (1997) dalam Miardini (2006), definisi kerusakan yang
terdapat pada pohon dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Kanker
Kanker mungkin dapat disebabkan oleh berbagai agen tetapi lebih
sering disebabkan oleh jamur. Kulit kambium dimatikan dan diikuti
dengan kematian kayu dibawah kulit. Matinya kayu di bawah kulit
tersebut bisa disebabkan oleh agen penyebab kerusakan yang memang
melakukan penetrasi hingga ke kayu. Hal ini menimbulkan daerah
jaringan yang mati akan semakin dalam dan luas atau membentuk gall
yang disebabkan oleh jamur karat pada akar, batang atau cabang.
2. Busuk Hati
Tubuh Buah dan Indikator Lapuk Lanjut

Tubuh buah pada batang


utama, batang tajuk dan pada titik percabangan adalah indikator lapuk
kayu ”Punky Wood” atau kayu gembol timbul bila ada lubang yang
besarnya lebih dari lebar suatu pensil terjadi pada batang utama. Kayu
gembol merupakan petunjuk adanya jaringan kayu yang lunak, sering
mengandung air dan mengalami degradasi. Suatu luka terbakar pada
pangkal suatu pohon adalah juga merupakan indikator lapuk. Lubang
(rongga) di dalam batang utama dari cabang tua adalah juga lapuk.
Tunggak-tunggak lapuk yang terkait dengan regenerasi melalui trubus.
Busuk ada dua macam penyebabnya, yaitu busuk kering dan busuk

Universitas Sumatera Utara

10

basah. Penyakit busuk ini meyerang akar, batang, kuncup dan buah
(Pracaya, 2003).

3. Luka Terbuka
Suatu

luka atau

serangkaian

luka

yang ditunjukkan dengan

mengelupasnya kulit atau kayu bagian dalam telah terbuka dan tidak
ada tanda lapuk lanjut. Luka pangkasan yang memotong ke dalam
kayu batang utama dikodekan sebagai luka terbuka, jika memenuhi
nilai ambang tetapi luka-luka yang tidak mengganggu keutuhan kayu
batang utama dikeluarkan (tidak termasuk).
4. Resinosis atau gumosis
Daerah resin atau gum (cairan) eksudasi pada cabang atau batang.
5. Batang patah kurang dari 0,91 m
Akar-akar putus di dalam karak/pada 0,91 m dari batang baik karena
galian atau terluka sebagai contoh, akar-akar yang terluka pada suatu
jalan, terpotong atau luka oleh binatang. Batang patah/ rusak pada
daerah batang (di bawah dasar dari tajuk hidup dan pada pohon masih
hidup).
6. Malformasi
Malformasi (perubahan bentuk) ialah berubah bentuk tanaman atau
alat serta organnya.
7. Akar Patah atau Mati
Akar-akar di luar 0,91 m dari batang yang terluka atau mati.
8. Mati ujung

Universitas Sumatera Utara

11

Kematian dari ujung batang tajuk yang disebabkan oleh salju,
serangga, penyakit atau sebab-sebab lainnya.

9. Cabang Patah atau mati
Cabang yang patah atau mati. Cabang mati terdapat pada batang atau
batang tajuk di luar daerah tajuk hidup tidak dikodekan.
10. Percabangan berlebihan atau brum di dalam darah tajuk hidup.
Brum adalah suatu gerombolan ranting yang padat, tumbuh di suatu
tempat yang sama terjadi di dalam darah tajuk hidup. Termasuk
struktur vegetatif dan organ yang bergerombol tidak normal.
11. Kerusakan kuncup daun atau tunas
Termakan serangga, terkerat atau daun terkeliat, kuncup atau tunas
terserang > 50%, pada sekurang-kurangnya 30% dari daun, kuncup
atau tunas.
12. Perubahan warna daun
Sekurang-kurangnya 30% dari daun yang terganggunya 50%. Daun
terganggu harus lebih dari beberapa warna yang lain dari warna hijau.
Jika pengamat tidak yakin bahwa warna daun itu hijau, maka
anggaplah warna itu hijau dan bukan warna lain.
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem (GIS)
merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk
bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Teknologi GIS mengintegrasikan operasi-operasi umum database,

Universitas Sumatera Utara

12

seperti query dan analisis statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisis
yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan
GIS dengan sistem informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna untuk
berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan
memprediksi apa yang terjadi. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia
pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Develompment (Aini, 2007).
Sistem informasi geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah
dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut
suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri
atas data spasial dan data atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merelasikan
data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para
penggunanya dapat membuat peta

dan menganalisis informasinya dengan

berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial,
dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih
padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk konvensional
lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biayayang
diperlukan (Prahasta, 2009).
Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Pemetaan Pohon di Jalur
Hijau Kota Medan
Sejalan dengan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian
mengenai penyebaran pohon dapat diperbaharui dengan satu teknologi yaitu
Sistem Informasi Geografis (SIG). Dengan teknologi tersebut dapat menghemat
waktu, biaya dan dapat memudahkan dalam pengambilan dan pengolahan data
penelitian (Aryawan, 2014).

Universitas Sumatera Utara

13

Salah satu fungsi tools SIG yang paling powerful dan mendasar adalah
integrasi data dengan cara baru. Salah satu contohnya adalah overlay, yang
memadukan layers data yang berbeda. SIG juga dapat mengintegrasikan data
secara matematis dengan melakukan operasi-operasi terhadap atribut-atribut
tertentu dari datanya (Prahasta, 2009).
Teknik tumpang tindih (overlay) merupakan hal yang terpenting dalam
aplikasi SIG untuk memperoleh tematik data spasial (peta) baru beserta data
atributnya. Terdapat empat jenis metode overlay yang paling penting, yaitu;
intersect, union, clip dan merge. Metode intersect adalah metode yang paling luas
penggunaannya

untuk analisa

data

spasial dengan

teknik

yang akan

mengkombinasikan secara silang data spasial dan non spasial dalam satu tema
informasi baru. Metode union digunakan ketika dua atau lebih data digabungkan
sehingga menghasilkan data yang dikehendaki hanya tergabung secara spasial
tanpa memperhatikan aspek data basenya. Metode clip adalah tumpang tindih dua
data spasial yang akan menghasilkan potongan sesuai poligon yang dikehendaki
(area of interest). Metode merge adalah penggabungan dua atau lebih data secara
spasial dan non spasial dengan syarat adanya dasar (field) kunci yang sama dalam
atribut (ESRI, 1996).

Universitas Sumatera Utara