Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat membanggakan. Mulai dari restrukturisasi organisasi sampai dengan peningkatan penggunaan teknologi informasi. Seiring dengan adanya modernisasi dalam bidang perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para stakeholders. Wajib Pajak sudah seharusnya mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari Direktorat Jenderal Pajak karena Wajib Pajak dapat diibaratkan sebagai pahlawan dalam membangun Negara Republik Indonesia. Wajib Pajak memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari layanan unggulan yang ada di Direktorat Jenderal Pajak. Hal tersebut menjadi landasan kerja bagi seluruh karyawan dan karyawati kantor pelayanan pajak dalam memberikan pelayanan perpajakan. Dengan semangat mewujudkan seluruh program modernisasi, baik dari sisi sarana dan prasarana, profesionalitas SDM, maupun dari sisi penerapan Standar Pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan berbasis teknologi tinggi.

Kantor Pelayanan Pajak terdorong untuk menyediakan lingkungan yang kondusif kepada Wajib Pajak dalam menjalankan perpajakannya dengan sebaik-baiknya karena dengan pelayanan yang baik, maka kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya akan meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelayanan bagi masyarakat, setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib mempublikasikan prosedur, persyaratan, biaya (jika ada, sesuai dengan ketentuan yang berlaku), waktu, standar, akta/janji, motto pelayanan, lokasi, serta pejabat/petugas, yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal


(2)

tersebut semakin mendorong Kantor Pelayanan Pajak untuk memberikan segenap kemampuan, mengembangkan cara dan metode pelayanan yang inovatif, serta melayani dengan sepenuh hati sehingga tercipta pelayanan yang baik untuk tujuan akhirnya adalah mencapai kepuasan Wajib Pajak.

Guna meningkatkan pelayanan Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan tak terkecuali di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. Layanan Unggulan Perpajakan ini diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada publik dalam memperoleh pelayanan perpajakan. Dengan pelayanan yang baik diharapkan Wajib Pajak akan lebih mudah dan nyaman dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, sehingga kepatuhan sukarela dari Wajib Pajak akan semakin meningkat yang bermuara pada semakin meningkatnya penerimaan pajak. Untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan unggulan, diperlukan juga evaluasi atas pelaksanaannya. Diharapkan melalui evaluasi ini akan ditemukan masukan yang akan semakin meningkatkan kualitas pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak. Oleh sebab itu, laporan ini saya beri judul :

‘‘Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(3)

1.1Untuk mengetahui prosedur 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

1.2Untuk mengevaluasi 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1Bagi Mahasiswa

a. Sebagai sarana bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu secara langsung pada bidang yang ditekuni sehingga dapat membandingkan antara teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan.

b. Menambah wawasan dan pengalaman serta mengembangkan keterampilan dan kreativitas dalam menghadapi berbagai macam masalah di bidang perpajakan yang akan dijadikan modal penting untuk bekerja di perusahaan.

c. Melatih mahasiswa untuk berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan serta mengembangkan dan mengubah sikap, kemampuan, dan keterampilan dalam berkomunikasi di lingkungan instansi pemerintahan.

d. Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam bidang perpajakan seiring dengan adanya undang-undang perpajakan yang sewaktu-waktu dapat berubah dan memperoleh prestasi terbaik.

e. Menyiapkan mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan setelah menamatkan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dan memperoleh karir melalui penilaian yang terbaik.


(4)

a. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak.

b. Dapat menjadi sumbang saran dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

c. Memperoleh ide-ide baru dan masukan.

d. Membangun citra instansi pemerintahan yang baik khususnya citra Direktorat Jenderal Pajak.

2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

a. Menjalin hubungan baik antara fakultas dengan instansi pemerintahan khususnya KPP Pratama Medan Barat.

b. Mempromosikan sumber-sumber potensi dari Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

c. Diharapkan dengan adanya temuan mahasiswa mengenai ilmu pengetahuan yang baru diperolehnya dalam praktik kerja di lapangan dapat merevisi kurikulum guna meningkatkan pengetahuan di bidang perpajakan.

d. Sebagai bahan masukan guna melakukan evaluasi sejauh mana kualitas teori yang telah diberikan kepada mahasiswa dibandingkan dengan kualitas teori yang diperoleh mahasiswa selama menjalani Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan.


(5)

C. Uraian Teoritis 1. Defenisi pajak

Defenisi pajak menurut para ahli antara lain :

1.1 Mr. Dr. N. J. Feldmann dalam (Waluyo,2011 : 2) mengatakan bahwa Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

1.2 Prof. Dr. M. J. H. Smeets dalam (Waluyo,2011 : 2) mengatakan bahwa Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

1.3 Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam (Suandy,2011 : 9) mengatakan bahwa Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

1.4 Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam (Suandy,2011 : 9) mengatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.


(6)

2. Fungsi Pajak

2.1Fungsi Finansial (budgeter)

Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. (Suandy,2011 : 12)

2.2Fungsi Mengatur (Regulerend)

Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.

Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut :

a. Pemberian insentif pajak (misalnya : tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi asing.

b. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri.

c. Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk-produk-produk dalam negeri. (Suandy,2011 : 13)

3. Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Perpajakan

Berdasarkan Surat Edaran SE-79/PJ/2010 Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan bidang perpajakan yang selanjutnya disebut SOP Layanan Unggulan, adalah kegiatan atau rangkaian yang dibakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan eksternal dan/atau internal sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan masyarakat atau para pemangku kepentingan


(7)

lainnya atas jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak.

Adapun 11 (sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat adalah sebagai berikut :

3.1 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3.2 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

3.3 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

3.4 Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).

3.5 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

3.6 Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor.

3.7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23.

3.8 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

3.9 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu.


(8)

3.10 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi.

3.11 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam hal ini Mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat untuk mendapatkan serta mempelajari data tentang :

1. Pembahasan Standar Prosedur Operasi (Standar Operating Procedure) 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan.

2. Bagaimana mengevaluasi pelaksanaan 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.


(9)

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, dan catatan-catatan yang ada hubungannya dengan laporan penelitian.

3. Observasi Lapangan

Yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap objek praktik kerja lapangan mandiri untuk mengetahui bagaimana pelayanan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan.

4. Metode Pengumpulan Data 4.1 Data Primer

Data yang di dapat langsung dari sumber yang berkompeten yang memahami permasalahan melalui wawancara.

4.2Data Sekunder

Data yang di dapat dari buku, jurnal, undang-undang dan lain-lain.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Analisis data adalah uraian tentang data-data yang dikumpulkan. Teknik analisa dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu teknis analisis yang berlandaskan pada pemikiran atau teori yang telah ada dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian terungkap secara jelas dan objektif.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang informasinya diperlukan dalam praktik kerja lapangan mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :


(10)

1. Observasi Lapangan

Pengumpulan data tentang peranan pemeriksaan lapangan, melakukan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan melibatkan pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat sebagai narasumber secara lisan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan tentang latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam bab ini Penulis menerangkan tentang sejarah singkat, Visi, Misi, Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK

Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas ) layanan unggulan perpajakan.


(11)

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini Penulis menjelaskan tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisa berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan riset di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(1)

2. Fungsi Pajak

2.1Fungsi Finansial (budgeter)

Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. (Suandy,2011 : 12)

2.2Fungsi Mengatur (Regulerend)

Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.

Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut :

a. Pemberian insentif pajak (misalnya : tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi asing.

b. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri.

c. Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk-produk-produk dalam negeri. (Suandy,2011 : 13)

3. Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Perpajakan

Berdasarkan Surat Edaran SE-79/PJ/2010 Standar Prosedur Operasi (Standard

Operating Procedure) Layanan Unggulan bidang perpajakan yang selanjutnya disebut

SOP Layanan Unggulan, adalah kegiatan atau rangkaian yang dibakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan eksternal dan/atau internal sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan masyarakat atau para pemangku kepentingan


(2)

lainnya atas jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak.

Adapun 11 (sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat adalah sebagai berikut :

3.1 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3.2 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

3.3 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

3.4 Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).

3.5 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

3.6 Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor.

3.7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23.

3.8 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

3.9 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu.


(3)

3.10 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi.

3.11 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam hal ini Mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat untuk mendapatkan serta mempelajari data tentang :

1. Pembahasan Standar Prosedur Operasi (Standar Operating Procedure) 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan.

2. Bagaimana mengevaluasi pelaksanaan 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.


(4)

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, dan catatan-catatan yang ada hubungannya dengan laporan penelitian. 3. Observasi Lapangan

Yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap objek praktik kerja lapangan mandiri untuk mengetahui bagaimana pelayanan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan.

4. Metode Pengumpulan Data 4.1 Data Primer

Data yang di dapat langsung dari sumber yang berkompeten yang memahami permasalahan melalui wawancara.

4.2Data Sekunder

Data yang di dapat dari buku, jurnal, undang-undang dan lain-lain. 5. Analisis dan Evaluasi Data

Analisis data adalah uraian tentang data-data yang dikumpulkan. Teknik analisa dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu teknis analisis yang berlandaskan pada pemikiran atau teori yang telah ada dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian terungkap secara jelas dan objektif.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang informasinya diperlukan dalam praktik kerja lapangan mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :


(5)

1. Observasi Lapangan

Pengumpulan data tentang peranan pemeriksaan lapangan, melakukan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan melibatkan pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat sebagai narasumber secara lisan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan tentang latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam bab ini Penulis menerangkan tentang sejarah singkat, Visi, Misi, Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK

Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas ) layanan unggulan perpajakan.


(6)

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini Penulis menjelaskan tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisa berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan riset di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN