Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

EVALUASI 11 (SEBELAS) LAYANAN UNGGULAN PERPAJAKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN

BARAT O L E H

NAMA : INDRA ARAWINTONIRO

NIM : 112600020

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena berkat rahmat, nikmat, perlindungan dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “EVALUASI 11 (SEBELAS) LAYANAN UNGGULAN PERPAJAKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN BARAT” dengan lancar dan tepat waktu.

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini Penulis susun sebagai salah satu syarat kelulusan di Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ ala, yang telah memberi Penulis kesempatan untuk bisa berada pada kesempatan seperti ini.

2. Nabi Muhammad SAW atas semua suri tauladannya yang membawa seluruh umat menjadi berprilaku lebih baik dan bermanfaat.

3. Ayahanda tercinta, Kadim M, yang telah berusaha keras dan bekerja keras membesarkan Penulis dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta kasihnya.

4. Ibunda tercinta dan tersayang, Syarifah Siregar, yang telah melahirkan, membesarkan Penulis dengan penuh kesabaran, semangat dan cinta kasihnya.

5. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

ii

6. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

8. Kakak tercinta, Rika Maya Sari, yang selalu memberikan semangat dan ketabahan di saat Penulis merasa kesepian dan kesendirian.

9. Kakak tercinta, Desmita Anggraini, yang selalu memberikan perhatian dan semangat menghibur saat Penulis merasa sedih.

10. Kepada teman-teman satu tim PKL Medan Barat, Clarissa, Putri, Ade, Mayarina, Shania, Irpan, Tira, Bachren, Lidya, Shakir yang selalu memberi semangat dalam kemajuan penyusunan laporan PKL.

11. Teman-teman yang Penulis sayangi, Ade, Rivai, Wendy, Anjel, loly, Fitrah, Elma, Ita, Penulis sangat senang bisa kenal kalian.

12. Seluruh pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 13. Seluruh Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

14. Seluruh teman-teman seangkatan di Program Studi Administrasi Perpajakan khususnya kelas A 2011.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang banyak memberikan bantuan selama proses penyusunan laporan PKL ini.


(4)

Dalam penulisan laporan PKL ini Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan keterampilan penulis masih terbatas sehingga masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Namun, dalam penulisan ini Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Laporan PKL ini. Akhirnya, Penulis berharap semoga laporan PKL ini dapat memberikan manfaat terhadap semua pihak.

Medan, Juni 2014

Penulis


(5)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3

C. Uraian Teoritis ... 6

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 9

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 10

F. Metode Pengumpulan Data ... 11

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 12

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM ... 14

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 14

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 18

C. Struktur Organisasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 19

D. Uraian Tugas dan Fungsi Setiap Seksi di KPP Pratama Medan Barat .... 22

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK ... 28

A. Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Medan Barat ... 28


(6)

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA ... 48

A. Petunjuk Pengukuran, Pelaporan dan Monitoring Kinerja Layanan

Unggulan Direktorat Jendral Pajak ... 48 B. Laporan Hasil Kinerja 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Bidang

Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ... 53 C. Kendala dalam pelaksanaan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan

Perpajakan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Jumlah Pegawai Berdasarkan Per Seksi/Bagian/Kelompok ... 16

Tabel II Pegawai Berdasarkan Jabatan ... 17

Tabel III Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 17

Tabel Daftar 11 (Sebelas) Jenis Layanan Unggulan Bidang Perpajakan ... 28

Tabel I Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Bulan Januari-Desember 2013 ... 53

Tabel II Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Bulan Januari-Desember 2013 ... 54

Tabel III Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Bulan Januari-Desember 2013 ... 55

Tabel IV Laporan Kinerja Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) Bulan Januari-Desember 2013 ... 56

Tabel V Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Bulan Januari-Desember 2013 ... 57

Tabel VI Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor Bulan Januari-Desember 2013 ... 58

Tabel VII Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23 Bulan Januari-Desember 2013 ... 59


(8)

Tabel VIII Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Bulan Januari-Desember 2013 ... 60 Tabel IX Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) tertentu Bulan Januari-Desember 2013 ... 61 Tabel X Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Bulan Januari-Desember 2013 ... 62 Tabel XI Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau

Pembatalan Ketetapan yang Tidak Benar Bulan Januari-Desember 2013 ... 63 vi


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat membanggakan. Mulai dari restrukturisasi organisasi sampai dengan peningkatan penggunaan teknologi informasi. Seiring dengan adanya modernisasi dalam bidang perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para stakeholders. Wajib Pajak sudah seharusnya mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari Direktorat Jenderal Pajak karena Wajib Pajak dapat diibaratkan sebagai pahlawan dalam membangun Negara Republik Indonesia. Wajib Pajak memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari layanan unggulan yang ada di Direktorat Jenderal Pajak. Hal tersebut menjadi landasan kerja bagi seluruh karyawan dan karyawati kantor pelayanan pajak dalam memberikan pelayanan perpajakan. Dengan semangat mewujudkan seluruh program modernisasi, baik dari sisi sarana dan prasarana, profesionalitas SDM, maupun dari sisi penerapan Standar Pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan berbasis teknologi tinggi.

Kantor Pelayanan Pajak terdorong untuk menyediakan lingkungan yang kondusif kepada Wajib Pajak dalam menjalankan perpajakannya dengan sebaik-baiknya karena dengan pelayanan yang baik, maka kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya akan meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelayanan bagi masyarakat, setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib mempublikasikan prosedur, persyaratan, biaya (jika ada, sesuai dengan ketentuan yang berlaku), waktu, standar, akta/janji, motto pelayanan, lokasi, serta pejabat/petugas, yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal


(10)

tersebut semakin mendorong Kantor Pelayanan Pajak untuk memberikan segenap kemampuan, mengembangkan cara dan metode pelayanan yang inovatif, serta melayani dengan sepenuh hati sehingga tercipta pelayanan yang baik untuk tujuan akhirnya adalah mencapai kepuasan Wajib Pajak.

Guna meningkatkan pelayanan Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan tak terkecuali di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat. Layanan Unggulan Perpajakan ini diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada publik dalam memperoleh pelayanan perpajakan. Dengan pelayanan yang baik diharapkan Wajib Pajak akan lebih mudah dan nyaman dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, sehingga kepatuhan sukarela dari Wajib Pajak akan semakin meningkat yang bermuara pada semakin meningkatnya penerimaan pajak. Untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan unggulan, diperlukan juga evaluasi atas pelaksanaannya. Diharapkan melalui evaluasi ini akan ditemukan masukan yang akan semakin meningkatkan kualitas pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak. Oleh sebab itu, laporan ini saya beri judul :

‘‘Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(11)

3

1.1Untuk mengetahui prosedur 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

1.2Untuk mengevaluasi 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 2.1Bagi Mahasiswa

a. Sebagai sarana bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu secara langsung pada bidang yang ditekuni sehingga dapat membandingkan antara teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan.

b. Menambah wawasan dan pengalaman serta mengembangkan keterampilan dan kreativitas dalam menghadapi berbagai macam masalah di bidang perpajakan yang akan dijadikan modal penting untuk bekerja di perusahaan.

c. Melatih mahasiswa untuk berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan serta mengembangkan dan mengubah sikap, kemampuan, dan keterampilan dalam berkomunikasi di lingkungan instansi pemerintahan.

d. Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam bidang perpajakan seiring dengan adanya undang-undang perpajakan yang sewaktu-waktu dapat berubah dan memperoleh prestasi terbaik.

e. Menyiapkan mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan setelah menamatkan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dan memperoleh karir melalui penilaian yang terbaik.


(12)

a. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak.

b. Dapat menjadi sumbang saran dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

c. Memperoleh ide-ide baru dan masukan.

d. Membangun citra instansi pemerintahan yang baik khususnya citra Direktorat Jenderal Pajak.

2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

a. Menjalin hubungan baik antara fakultas dengan instansi pemerintahan khususnya KPP Pratama Medan Barat.

b. Mempromosikan sumber-sumber potensi dari Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

c. Diharapkan dengan adanya temuan mahasiswa mengenai ilmu pengetahuan yang baru diperolehnya dalam praktik kerja di lapangan dapat merevisi kurikulum guna meningkatkan pengetahuan di bidang perpajakan.

d. Sebagai bahan masukan guna melakukan evaluasi sejauh mana kualitas teori yang telah diberikan kepada mahasiswa dibandingkan dengan kualitas teori yang diperoleh mahasiswa selama menjalani Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan.


(13)

5 C. Uraian Teoritis

1. Defenisi pajak

Defenisi pajak menurut para ahli antara lain :

1.1 Mr. Dr. N. J. Feldmann dalam (Waluyo,2011 : 2) mengatakan bahwa Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

1.2 Prof. Dr. M. J. H. Smeets dalam (Waluyo,2011 : 2) mengatakan bahwa Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

1.3 Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam (Suandy,2011 : 9) mengatakan bahwa Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

1.4 Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam (Suandy,2011 : 9) mengatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.


(14)

2. Fungsi Pajak

2.1Fungsi Finansial (budgeter)

Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. (Suandy,2011 : 12)

2.2Fungsi Mengatur (Regulerend)

Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.

Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut :

a. Pemberian insentif pajak (misalnya : tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi asing.

b. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri.

c. Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk-produk-produk dalam negeri. (Suandy,2011 : 13)

3. Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Perpajakan

Berdasarkan Surat Edaran SE-79/PJ/2010 Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan bidang perpajakan yang selanjutnya disebut SOP Layanan Unggulan, adalah kegiatan atau rangkaian yang dibakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan eksternal dan/atau internal sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan masyarakat atau para pemangku kepentingan


(15)

7

lainnya atas jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak.

Adapun 11 (sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat adalah sebagai berikut :

3.1 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3.2 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

3.3 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

3.4 Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).

3.5 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

3.6 Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor.

3.7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23.

3.8 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB)

Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

3.9 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu.


(16)

3.10 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi.

3.11 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam hal ini Mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat untuk mendapatkan serta mempelajari data tentang :

1. Pembahasan Standar Prosedur Operasi (Standar Operating Procedure) 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan.

2. Bagaimana mengevaluasi pelaksanaan 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.


(17)

9

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, dan catatan-catatan yang ada hubungannya dengan laporan penelitian. 3. Observasi Lapangan

Yaitu kegiatan pengamatan secara langsung terhadap objek praktik kerja lapangan mandiri untuk mengetahui bagaimana pelayanan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan.

4. Metode Pengumpulan Data 4.1 Data Primer

Data yang di dapat langsung dari sumber yang berkompeten yang memahami permasalahan melalui wawancara.

4.2Data Sekunder

Data yang di dapat dari buku, jurnal, undang-undang dan lain-lain. 5. Analisis dan Evaluasi Data

Analisis data adalah uraian tentang data-data yang dikumpulkan. Teknik analisa dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu teknis analisis yang berlandaskan pada pemikiran atau teori yang telah ada dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian terungkap secara jelas dan objektif.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang informasinya diperlukan dalam praktik kerja lapangan mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :


(18)

1. Observasi Lapangan

Pengumpulan data tentang peranan pemeriksaan lapangan, melakukan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan melibatkan pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat sebagai narasumber secara lisan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan tentang latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Dalam bab ini Penulis menerangkan tentang sejarah singkat, Visi, Misi, Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK

Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas ) layanan unggulan perpajakan.


(19)

11

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini Penulis menjelaskan tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas) layanan unggulan perpajakan, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisa berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan riset di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih ada dua kantor inspeksi pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 276/KMK/01/1989 tanggal 25 maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jendral Pajak, Maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak sehingga sejak April 1989 Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara diganti namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara.

Kemudian untuk menetapkan pelayanan yang akan diberikan pemerintah kepada masyarakat umum, khususnya kepada Wajib Pajak pada tanggal 29 Maret 1994 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 94/KMK/1994 terhitung mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak di Medan dirubah menjadi 4 kantor yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, Jl. Asrama No. 7 Medan. 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur, Jl. Diponegoro No. 30 Medan. 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, Jl. Sukamulia No. 17 A Medan. 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai, Jl. Binjai No. 7.

Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.443/KMK/01/2001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dipecah menjadi dua kantor yaitu Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang mulai berlaku sejak 25 Januari 2002.

Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat Meliputi: 1. Kecamatan Medan Barat

2. Kecamatan Medan Helvetia 3. Kecamatan Medan Sunggal


(21)

13 4. Kecamatan Medan Petisah

PENG-04/WPJ.01/2008 tanggal 26 Mei 2008 dari Kanwil DJP Sumatera Utara I, KPP Medan Barat dipecah menjadi KPP Pratama Medan Petisah dan KPP Pratama Medan Barat yang mulai berlaku sejak 27 Mei 2008. Masa ini lebih dikenal dengan sebutan masa reformasi pajak, dan wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat adalah Kecamatan Medan Barat.

Jumlah sumber daya manusia di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat berjumlah 73 orang. Adapun perincian jumlah pegawai sebagai berikut :

Tabel I Jumlah Pegawai Berdasarkan Per Seksi / Bagian / Kelompok

No .

Seksi / Bagian / Kelompok Jumlah Pegawai Persentase

1 Kepala Kantor 1 1,37%

2 Sub Bagian Umum 6 8,22%

3 Pengolahan Data dan Informasi 6 8,22%

4 Pelayanan 10 13.7%

5 Penagihan 4 5,48%

6 Pemeriksaan 4 5,48%

7 Ekstensifikasi 5 6,84%

8 Pegawasan dan Konsultasi I 6 8,22%

9 Pegawasan dan Konsultasi II 7 9,59%

10 Pegawasan dan Konsultasi III 7 9,59%

11 Pegawasan dan Konsultasi IV 7 9,59%

12 Fungsional Pemeriksaan / Penilai 10 13,7%


(22)

Tabel II Pegawai Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah Pegawai Persentase

1 Eselon III 1 1,37%

2 Eselon IV 10 13,7%

3 Account Reprensentative 23 31.5%

4 Fungsional Pemeriksa Pajak 10 13,7%

5 Pelaksana 29 39,73%

Jumlah 73 100%

Tabel III Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 46 63,0%

2 Perempuan 27 37,0%

Jumlah 73 100%

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP, tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktek-praktek good governance pada institusi pemerintah secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.


(23)

15

Adapun Visi dan Misi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Visi KPP Pratama Medan Barat

Menjadi institusi pemerintahan penghimpun pajak negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara.

2. Misi KPP Pratama Medan Barat

Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan undang-undang perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat.

C. Struktur Organisasi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Barat

Struktur Organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuannya yaitu untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal.

KPP Pratama Medan Barat menerapkan struktur organisasi lini dan staff. KPP Pratama Medan Barat dipimpin oleh seorang kepala kantor yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.

Untuk mencapai organisasi yang lebih baik sesuai dengan pangkat dan jabatan, dengan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing setiap bagian akan berinteraksi dan beroperasi secara harmonis dengan keteraturan pasti dengan wadah struktur organisasi.

KPP Pratama Medan Barat terdiri dari sembilan seksi yang masing-masing seksi dipimpin Kepala Seksi dan Pelaksana. Khusus untuk Seksi Pengawasan dan Konsultasi, selain


(24)

Kepala Seksi dan Pelaksana, seksi ini juga memiliki Account Representative atau biasa disingkat dengan AR.

Struktur Organisasi yang ada di KPP Pratama Medan Barat dapat di gambarkan sebagai berikut :

1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Umum 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pengeolahan Data dan Informasi (PDI)

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON I,II,III,dan IV) 6. Seksi Penagihan

7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

8. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 9. Kelompok Jabatan Fungsional.

D. Uraian Tugas dan Fungsi Setiap Seksi di KPP Pratama Medan Barat

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL), berdasarkan kebijaksanaan teknis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Beberapa Tugas dan Fungsi Organisasi Pelaksanaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat :

1. Pengumpulan dan pengolahan data, penggalian potensi pajak serta ekstensifikasi wajib pajak.


(25)

17

2. Penatausahaan dan Pengecekan data surat pemberitahuan (SPT) Tahunan serta berkas wajib pajak.

3. Penatausahaan dan Pengecekan data surat pemberitahuan (SPT) masa serta pemantauan dan penyusunan masa PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL.

4. Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian, keberatan dan restitusi PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL.

5. Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan.

6. Pengurusan penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP). 7. Penyuluhan dan pelayanan perpajakan.

8. Pengurusan tata usaha dan rumah tangga KPP.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 94/KMK.01/1994 Tanggal 29 Maret 1994, maka pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat adalah :

1. Kepala Kantor

KPP Pratama merupakan penggabung dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka kepala KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan wajib pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub. Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi palayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

Uraian pekerjaan yang ada dalam Subbagian Umum ini adalah sebagai berikut : a. Tata usaha dan kepegawaian.


(26)

b. Koordinator keuangan. c. Koordinator rumah tangga.

3. Seksi Pelayanan

Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi, perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha, penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.

Tugas dan Fungsinya :

a. Melakukan Urusan Pengolahan Data dan Penyajian Informasi dan Pemantauan Monografi Pajak.

b. Melakukan Penggalian Potensi Pajak.

c. Melakukan Pemberian Dukungan Teknis Komputer.

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak (PPh, PPN, dan Pajak Lainnya), bimbingan/himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intesifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi


(27)

19

Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (teritorial) tertentu.

Pada KPP Pratama juga terdapat Account Reppresentative (AR) yang memiliki tugas antara lain memantau keadaan wajib pajak (WP) dan penghubung wajib pajak untuk berkonsultasi. Keberadaan AR di setiap KPP Pratama merupakan bentuk peningkatan pelayanan kepada wajib pajak.

Adapun wilayah kerja untuk masing-masing AR di KPP Pratama Medan Barat adalah sebagai berikut :

- Waskon I : Glugur.

- Waskon II : Kesawan.

- Waskon III : Pulo Brayan Kota, Karang Berombak. - Waskon IV : Sei Agul, Silalas.

6. Seksi Penagihan

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan pemantausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

Tugas dan Fungsinya :

a. Melakukan urusan Penatausahaan Piutang Pajak, Penagihan, Penundaan dan angsuran Piutang Pajak.

b. Melakukan Penerbitan Surat Tagihan, Surat Paksa, Surat Perintah melakukan penyitaan. c. Melakukan Penyitaan, usulan lelang dan Penagihan lainnya.

7. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.


(28)

8. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, penyuluhan objek dan subjek pajak, PBB dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Kelompak Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri atas Perjabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan dan KI.


(29)

21 BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK

A. Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Medan Barat

Berdasarkan Surat Edaran Nomor SE-79/PJ/2010 tentang Standard Operating Procedure (SOP) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan yang terdiri dari 16 ( Enam Belas) jenis layanan, tapi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat terdapat 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan karena PBB mereka menyerahkan ke Pemerintahan Pusat sejak 2012.

Berikut adalah jenis Layanan Unggulan dan jangka waktu penyelesaiannya. Tabel Daftar 11 (Sebelas) Jenis Layanan Unggulan Bidang Perpajakan No. Jenis Pelayanan Jangka Waktu Penyelesaian

1 Pelayanan Penyelesaian

Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

1 (satu) hari kerja sejak permohonan pendaftaran NPWP diterima secara lengkap atau 1 (satu) hari kerja sejak informasi pendaftaran melalui Sistem e-Registration diterima di Kantor Pelayanan Pajak (PKP), sepanjang permohonan pendaftaran NPWP diisi secara lengkap.

2 Pelayanan Penyelesaian

Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima lengkap.

3 Pelayanan Penyelesaian

Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

a. 7 (tujuh) hari sejak diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu(WP Patuh) sebagaimana dimaksud dalam pasal 17C Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (melalui penelitian).

b. 1(satu) bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh


(30)

Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (melalui penelitian).

c. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak selain permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 17C atau Pasal 17D Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tenang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang dilakukan dengan:

- Pemeriksaan kantor paling lama 6 (enam) bulan yang dihitung sejak tanggal Wajib Pajak datang memenuhi surat panggilan dalam rangka pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan; - Pemeriksaan Paling lama 8 (delapan)

bulan yang dihitung sejak tanggal Surat Perintah Pemeriksaan sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.

4 Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).

3 (tiga) minggu sejak:

a. Permohonan Wajib Pajak diterima;

b. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKLB)/ Surat Keputusan Pengambilan Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) diterbitkan;

c. Surat Keputusan (SK) Keberatan, SK Pembetulan, SK Pengurangan Sanksi Administrasi, SK Pengurangan Ketetapan Pajak atau SK Pembetulan Ketetapan Pajak, yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak, diterbitkan; d. Putusan Banding atau Putusan Peninjauan

Kembali, yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak, diterima kantor Direktorat Jenderal Pajak, diterima kantor Direktorat Jendral Pajak yang berwenang melaksanakan Putusan Peninjauan Banding atau Putusan


(31)

23

Peninjauan Kembali.

5 Pelayanan Penyelesaian

Permohonan Keberatan Penetapan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

9 (sembilan) bulan sejak tanggal surat permohonan diterima.

6 Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor.

5 (lima) hari kerja sejak surat permohonan diterima lengkap.

7 Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23.

1 (satu) bulan sejak permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap.

8 Pelayanan Penyelesaian

Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

7 (tujuh) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap.

9 Pelayanan Penyelesaian

Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu.

5 (lima) hari kerja setelah surat permohonan diterima secara lengkap.

10 Pelayanan Penyelesaian

Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi.

6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya berkas permohonan lengkap.

11 Pelayanan Penyelesaian

Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan yang Tidak Benar.

6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya berkas lengkap Permohonan Wajib Pajak.

Untuk lebih jelasnya mengenai jangka waktu penyelesaian dan persyaratan administrasi dari 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan, diatur dalam Standard Operating Procedure (SOP) berikut ini :

1. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


(32)

1. Jangka waktu penyelesaian adalah 1 (satu) hari kerja sejak permohonan pendaftaran NPWP diterima secara lengkap atau 1(satu) hari kerja sejak informasi pendaftaran melalui Sistem e-Registration diterima Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sepanjang permohonan pendaftaran NPWP diisi secara lengkap.

2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan. 3. Persyaratan administrasi :

Tata Cara Pendaftaran NPWP diatur di dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2008 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kene Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-41/PJ/2009 dan PER-24/PJ/2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan sistem e-Registration.

a. Persyaratan NPWP untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Persyaratan administrasi :

1. Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: a. fotokopi KTP bagi Warga Negara Indonesia (WNI),

b. fotokopi paspor, Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing (WNA).

2. Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas:

a. fotokopi KTP bagi WNI, atau fotokopi paspor, fotokopi KITAS atau KITAP untuk WNA, dan fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah (Pemda)


(33)

sekurang-25

kurangnya Lurah/Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik atau,

b. fotokopi e-KTP bagi WNI dan surat pernyataan di atas meterai dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

b. Persyaratan NPWP untuk Wajib Pajak Badan Persyaratan administrasi :

1. Badan dan Bentuk Usaha Tetap (BUT), yang berorientasi pada profit (profit oriented) :

a. fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi WP Badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi BUT,

b. fotokopi Kartu NPWP salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemda sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah WNA dan,

c. fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemda sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik.

2. Badan dan BUT yang tidak berorientasi pada profit (non profit oriented) : a. fotokopi e-KTP salah satu pengurus badan atau organisasi; dan

b. surat keterangan domisili dari pengurus Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW).


(34)

a. fotokopi perjanjian kerjasama/akta pendirian sebagai bentuk kerjasama operasi (Joint Operation/JO),

b. fotokopi kartu NPWP bagi WNI masing-masing anggota JO yang diwajibkan untuk memiliki NPWP,

c. fotokopi NPWP Orang Pribadi salah satu pengurus perusahaan anggota JO, atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemda sekurang-kurangnya Lurah/Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah WNA,

d. fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemda sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

2. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) 1. Jangka waktu penyelesaian adalah 1 (satu) hari kerja sejak permohonan pendaftaran

NPWP diterima secara lengkap atau 1(satu) hari kerja sejak informasi pendaftaran melalui Sistem e-Registration diterima Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sepanjang permohonan pendaftaran NPWP diisi secara lengkap.

2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan. 3. Persyaratan administrasi :

Tata Cara Pendaftaran NPWP diatur di dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2008 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Kena Pajak, Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kene Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-41/PJ/2009 dan PER-24/PJ/2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak


(35)

27

dan Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan sistem e-Registration.

Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi/Badan/Joint Operation :

• Mengisi, menandatangani, dan menyampaikan permohonan pengukuhan PKP. • Mencetak permohonan pengukuhan PKP yang sudah diisi secara lengkap dan

benar dan SKTS melalui aplikasi e-Registration (bagi yang mengajukan permohonan melalui internet)

a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan/tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas :

- Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia, Paspor bagi orang asing. b. Untuk Wajib Pajak Badan :

- Akte pendirian dan perubahan atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi Bentuk Usaha Tetap,

- NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab Badan,

- Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau Paspor bagi orang asing sebagai penanggung jawab.

c. Untuk Joint Operation (JO) sebagai Wajib PajakPemungut/Pemotong : - Perjanjian Kerjasama/Akte pendirian sebagai JO,

- Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia, atau Paspor bagi orang asing sebagai penanggung jawab,


(36)

3. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

1. Jangka waktu penyelesaian :

a. 7 (tujuh) hari sejak diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu(WP Patuh) sebagaimana dimaksud dalam pasal 17C Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (melalui penelitian).

b. 1 (satu) bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (melalui penelitian).

c. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak selain permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 17C atau Pasal 17D Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tenang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang dilakukan dengan:

- Pemeriksaan kantor paling lama 6 (enam) bulan yang dihitung sejak tanggal Wajib Pajak datang memenuhi surat panggilan dalam rangka pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan,

- Pemeriksaan Paling lama 8 (delapan) bulan yang dihitung sejak tanggal Surat Perintah Pemeriksaan sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.


(37)

29 2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan. 3. Persyaratan administrasi :

a. Permohonan pengembalian disampaikan kepada Kepala KPP di tempat Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan :

1) 1 (Satu) permohonan untuk 1 (Satu) Masa Pajak dan,

2) Mengisi kolom yang tersedia dalam SPT Masa PPN atau dengan surat tersendiri.

b. Permohonan dilengkapi dengan :

1) Faktur Pajak dan/atau dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak, yang selanjutnya disebut dengan kelengkapan permohonan pengembalian, yang terkait dengan kelebihan pembayaran pajak, 2) Dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak

tertentu yang permohonannya tidak meliputi kelebihan pembayaran akibat kompensasi Masa Pajak sebelum Pengusaha Kena Pajak menjadi Pengusaha Kena Pajak Tertentu, tidak diwajibkan menyampaikan kelengkapan sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.

4. Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) 1. Jangka waktu penyelesaian adalah 3 (tiga) minggu sejak :

a.Permohonan Wajib Pajak diterima,

b.Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)/Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) diterbitkan,


(38)

c.Surat Keputusan (SK) Keberatan, SK Pembetulan, SK Pengurangan Sanksi Administrasi atau SK Penghapusan Sanksi Administrasi, SK Pengurangan Ketetapan Pajak atau SK Pembatalan Ketetapan Pajak, yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak, diterbitkan,

d.Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak, diterima kantor Direktorat Jenderal Pajak yang berwenang melaksanakan Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali. 2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan.

3. Persayaratan administrasi :

a. Permohonan disampaikan Wajib Pajak dengan menyampaikan nama bank penerima dan nomor rekening Wajib Pajak,

b. Pembayaran kemebali kelebihan pembayaran pajak harus diperhitungkan dahulu dengan utang pajak (pusat maupun cabang-cabangnya),

c. Kelebihan tersebut juga diperhitunhkan dengan pajak yang akan terutang atau utang pajak atas nama Wajib Pajak lain dengan persetujuan Wajib Pajak,

d. Perhitungan di atas dilakukan dengan pemindahbukuan (dapat dilihat pada Pelayanan Pemindahbukuan).

5. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

1. Jangka waktu Penyelesaian adalah 9 (Sembilan) bulan sejak tanggal surat permohonan diterima.

2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan. 3. Persyaratan administrasi :


(39)

31

a. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia,

b. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang menjadi dasar perhitungan,

c. Diajukan dalam jangka waktu 3 (Tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak (force majeur),

d. 1 (Satu) surat keberatan diajukan hanya untuk 1 (Satu) Surat Ketetapan Pajak, 1 (Satu) pemotong pajak, atau untuk 1 (Satu) pemungut pajak,

e. Ditandatangani oleh Pengurus, dan dalam hal ditandatangani oleh kuasa, harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus Bermaterai.

6. Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22 Impor

1. Jangka waktu penyelesaian adalah 5 (Lima) hari kerja sejak surat permohonan diterima lengkap.

2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan.

3. Persyaratan administrasi berupa dokumen impor.

7. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotangan PPh Pasal 23

1. Jangka waktu penyelesaian adalah 1 (Satu) bulan sejak permohonan Wajib Pajak diterima secara lengkap.


(40)

3. Persyaratan administrasi :

a. Bagi Wajib Pajak yang dalam tahun berjalan mengalami kerugian fiskal, meliputi :

1) Wajib Pajak baru berdiri dan masih tahap investasi, 2) Wajib Pajak belum tahap produksi komersil,

3) Usaha sudah berjalan tetapi karena suatu peristiwa yang bersifat force majeur sehingga mengakibatkan rugi dan tidak terutang PPh,

4) Menyampaikan perkiraan penghasilan neto dalam tahun berjalan,

5) Wajib menyampaikan daftar pihak-pihak pemberi penghasilan beserta nilai transaksinya yang diperkirakan diterima.

b. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian fiskal sepanjang lebih besar dari pada perkiraan penghasilan neto, meliputi :

1) Menyampaikan besarnya kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya yang tercantum dalam SKP dan SPT,

2) Menyampaikan perkiraan penghasilan neto dalam tahun berjalan,

3) Wajib menyampaikan daftar pihak-pihak pemberi penghasilan beserta nilai transaksinya yang diperkirakan diterima.

c. PPh yang telah dibayar lebih besar dari PPh yang akan terutang, meliputi : 1) Menyampaiakan perkiraan penghasilan neto dalam tahun berjalan,

2) Wajib menyampaiakan daftar pihak-pihak pemberi penghasilan beserta nilai transaksinya yang diperkirakan diterima.

8. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri Keuangan


(41)

33

1. Jangka waktu penyelesaian adalah 7 (Tujuh) hari kerja setelah permohonan diterrima secara lengkap.

2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan. 3. Persyaratan administrasi :

a) Diajukan dalam jangka waktu 14 (Empat Belas) hari kerja sebelum berlakunya SKB,

b) Ditandatangani oleh pengurus yang berkompeten atau Kuasa dengan Surat Kuasa Khusus dari Pengurus yang berkompeten dari Dana Pensiun yang bersangkutan dengan menggunakan Formulir Permohonan SKB,

c) Lampiran yang disertakan berupa :

- Fotokopi Keputusan Menteri Keuangan tentang Pengesahan Pendirian Dana Pensiun,

- Fotokopi Neraca,

- Fotokopi Laporan Sisa Hasil Usaha (Laporan Laba Rugi) - Fotokopi Laporan Arus Kas dan Bank, dan

- Fotokopi Laporan Investasi.

9. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu

1. Jangka waktu penyelesaian adalah 5 (Lima) hari kerja setelah surat permohonan diterima secara lengkap.

2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan. 3. Persyaratan administrasai :

a) Mengajukan permohonan kepada Kepala KPP,

b) Dalam hal BKP diperoleh dariimpor, melampirkan dokumen pelengkap meliputi :


(42)

- Invoice,

- Bill of lading (B/L) atau Airway Bill,

- Dokumen kontrak pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan,

- Penjelasan secara terperinci mengenai kegunaan dari Barang Kena Pajak tertentu yang diimpor,

- Dokumen pembayaran berupa Letter of Credit atau bukti transfer atau bukti lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut.

10. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi

1. Jangka waktu penyelesaian adalah 6 (Enam) bulan sejak tanggal diterimanya berkas permohonan lengkap.

2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan. 3. Persyaratan administrasi :

a) 1 (Satu) permohonan untu 1 (Satu) Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,

b) Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan memberikan alasan yang mendukung permohonannya,

c) Permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar,

d) Wajib Pajak telah melunasi pokok pajak yang terutang, e) Wajib Pajak tersebut :

1) Tidak mengajukan keberatan,


(43)

35

3) Mengajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan,

f) Diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (Tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak kecuali karena keadaan kekuasaan Wajib Pajak (force majeur) yang harus disertai bukti pendukung adanya keadaan luar biasa tersebut,

g) Diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (Dua) kali, dan

h) Surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat permohonan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana diatur dalam Pasal 32 KUP.

11. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar

1. Jangka waktu penyelesaian adalah 6 (Enam) bulan sejak tanggal diterimanya berkas lengkap permohonan Wajib Pajak.

2. Tidak ada biaya atas jasa pelayanan. 3. Persyaratan administrasi :

a) 1 (Satu) permohonan untuk 1 (Satu) surat ketetapan pajak, termasuk surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa:

1) Penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan, atau 2) Pembahasan akhir hasil pemeriksaan

b) Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia,

c) Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut perhitungan Wajib Pajak disertai dengan alasan yang mendukung permohonannya,


(44)

e) Wajib Pajak tersebut :

1) Tidak mengajukan keberatan,

2) Mengajukan keberatan, tetapi telah dicabut, atau 3) Mengajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan,

f) Diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (Tiga) kali bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 5 huruf a dan b, dan 1 (Satu) kali bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 5 huruf c, dan

g) Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana diatur dalam Pasal 32 UU KUP.


(45)

37 BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Petunjuk Pengukuran, Pelaporan dan Monitoring Kinerja Layanan Unggulan Direktorat Jenderal Pajak

Sebagai tindak lanjut atas Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-79/PJ/2010 tentang Standar Operating Procedure (SOP) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan, maka dalam rangka menjaga citra pemberian pelayanan prima kepada Wajib Pajak, perlu dilakukan pengukuran kinerja terhadap pelayanan tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Setiap Kantor Pelayanan Pajak, Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding Kantor Wilayah DJP, dan Subdirektorat Pengurangan dan Keberatan Direktorat Keberatan dan Banding yang memberikan pelayanan unggulan sebagaimana dimaksud di atas, yang selanjutnya cukup disebut dengan Unit Pelaksana, wajib melakukan pengukuran kinerja pelayanan di Unit Pelaksana masing-masing pada setiap akhir bulan.

2. Pengukuran kinerja pelayanan tersebut dilakukan dengan meng-input data indikator pelayanan ke dalam Aplikasi Ikhtisar Pengukuran Kinerja Pelayanan (Aplikasi) pada portal DJP yang berada pada menu Aplikasi dan submenu Data Unit Pelaksana dengan menggunakan user name dan password masing-masing. Petunjuk penggunaan Aplikasi tersedia pada halaman log-in.

3. Pejabat yang bertanggung jawab terhadap data indikator pelayanan yang selanjutnya cukup disebut dengan Pejabat Penanggung Jawab adalah Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk Unit Pelaksana Kantor Pelayanan Pajak, Kepala Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding


(46)

Kantor Wilayah DJP untuk Unit Pelaksana Bidang Pengurangan, Keberatan dan Banding Kantor Wilayah DJP, dan Kepala Seksi Pengurangan dan Keberatan Subdirektorat Pengurangan dan Keberatan untuk Unit Pelaksana Subdirektorat Pengurangan dan Keberatan Direktorat Keberatan dan Banding.

4. Selanjutnya Pejabat Penanggung Jawab sebagaimana dimaksud pada butir 3 (tiga) menunjuk seorang petugas untuk meng-input data indikator pelayanan ke dalam Aplikasi, yang selanjutnya cukup disebut dengan Petugas.

5. Pejabat Penanggung Jawab mendaftarkan Petugas dengan cara meng-input data Petugas ke dalam aplikasi yang disediakan untuk mendapatkan user name dan password akses Aplikasi.

6. User name dan password akan dikirimkan oleh Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan kepada Kepala Unit Pelaksana, Pejabat Penanggung Jawab, dan Petugas melalui email pajak masing-masing.

7. Penelitian dan approval atas data yang di-input oleh Petugas tersebut dilakukan secara berjenjang dan secara sistem oleh Pejabat Penanggung Jawab sebagaimana dimaksud pada butir 3 (tiga) dan oleh Kepala Unit Pelaksana.

8. Batas waktu input data indikator kinerja pelayanan untuk setiap periode adalah paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Dalam hal tedapat perubahan data pada Aplikasi dapat dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya dengan menggunakan menu yang tersedia.

9. Pejabat yang bertanggung jawab melakukan monitoring pelaporan dan evaluasi kinerja pelaksanaan Layanan Unggulan Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya cukup disebut dengan Pejabat Monitoring adalah:


(47)

39

Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2Humas) untuk Unit Pelaksana Kantor Pelayanan Pajak,

b. Direktur P2Humas c.q. Kepala Subdirektorat Pelayanan Perpajakan Direktorat P2Humas untuk Unit Pelaksana Subdirektorat Pengurangan dan Keberatan Direktorat Keberatan dan Banding dan Unit Pelaksana Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding Kanwil.

10.Pejabat Monitoring harus mengeluarkan surat tegoran kepada Unit Pelaksana paling lambat akhir bulan berikutnya setelah periode pengukuran berakhir, apabila sampai dengan batas waktu sebagaimana disebut pada butir 8 (delapan) Unit Pelaksana belum melakukan input data indikator kinerja pelayanan atau melakukan input data indikator dengan tidak benar. Dalam hal surat tegoran dikeluarkan oleh Pejabat Monitoring sebagaimana dimaksud pada butir 9 (sembilan) huruf a, harus ditembuskan kepada Direktur P2Humas c.q. Kepala Subdirektorat Pelayanan Perpajakan Direktorat P2Humas.

11.Sebagai alat bantu pengisian kinerja pelayanan melalui Aplikasi, terlampir:

a. Formula Penghitungan Indikator Kinerja Pelayanan sebagai panduan penghitungan pengukuran kinerja (Lampiran I), dan

b. Formulir Laporan Ikhtisar Pengukuran Kinerja Pelayanan (Lampiran II).

12.Aplikasi Ikhtisar Pengukuran Kinerja Pelayanan dapat diakses pada portal DJP setelah 2 (dua) bulan sejak tanggal surat edaran ini. Selama belum tersedianya Aplikasi tersebut, Laporan Ikhtisar Pengukuran Kinerja Pelayanan dibuat dan disampaikan secara manual kepada Pejabat Monitoring.


(48)

tanggal 26 Maret 2008 tentang Petunjuk Pengukuran Kinerja Pelayanan Unit Pelaksana Direktorat Jenderal Pajak dinyatakan tidak berlaku lagi.

Kemudian dari Petunjuk Pengukuran, Pelaporan, dan Monitoring Kinerja Layanan Unggulan Direktorat Jenderal Perpajakan, selanjutnya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Barat dibuat Laporan Hasil Kinerja 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan setiap bulannya yang dibuat oleh seksi PDI.

B. Laporan Hasil Kinerja 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Bidang Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

Berikut ini adalah hasil kinerja 11 (Sebelas) layanan unggulan bidang perpajakan yang dibuat setiap bulan oleh Seksi PDI pada tahun 2013 :

Tabel I Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 75 75 100%

2 Februari 76 76 100%

3 Maret 75 75 100%

4 April 103 103 100%

5 Mei 64 64 100%

6 Juni 57 57 100%

7 Juli 59 59 100%

8 Agustus 32 32 100%

9 September 64 64 100%

10 Oktober 60 60 100%

11 November 72 72 100%

12 Desember 69 69 100%


(49)

41

Pada Pelayanan Penyelesaian Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak tidak ada masalah. Prosedur yang dijalankan di lapangan sesuai SOP. Keadaan ini selalu dalam kondisi aman karena berdasarkan permintaan.

Tabel II Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 8 8 100%

2 Februari 14 14 100%

3 Maret 9 9 100%

4 April 24 24 100%

5 Mei 18 18 100%

6 Juni 15 15 100%

7 Juli 23 23 100%

8 Agustus 10 10 100%

9 September 14 14 100%

10 Oktober 8 8 100%

11 November 11 11 100%

12 Desember 4 4 100%

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Pada Permohonan Pengusaha Kena Pajak (PKP) indikatornya adalah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sehingga keadaan ini selalu dalam kondisi 100% karena berdasarkan permintaan.


(50)

Tabel III Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 0 0 0

2 Februari 1 1 100%

3 Maret 0 0 0

4 April 1 1 100%

5 Mei 0 0 0

6 Juni 6 6 100%

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 1 1 100%

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Apabila terjadi pengembalian setelah diperhitungkan oleh Wajib Pajak, diteruskan ke kepala seksi pemeriksaan untuk diteliti kemudian diterbitkan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pajak (SKPPKP).


(51)

43

Tabel IV Laporan Kinerja Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 1 1 100%

2 Februari 0 0 0

3 Maret 1 1 100%

4 April 1 1 100%

5 Mei 4 4 100%

6 Juni 0 0 0

7 Juli 3 3 100%

8 Agustus 1 1 100%

9 September 2 2 100%

10 Oktober 2 2 100%

11 November 1 1 100%

12 Desember 1 1 100%

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Untuk Pajak Penghasilan apabila hanya ada 2 atau 3 pemohonan, selebihnya untuk Pajak Pertambahan Nilai. Pelayanan Permohonan tersebut dilaksanakan sesuai dengan prosedur.


(52)

Tabel V Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 0 0 0

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 1 1 100%

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat


(53)

45

Tabel VI Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 ImporBulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 0 0 0

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 1 1 100%

11 November 10 10 100%

12 Desember 7 7 100%

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Untuk PPh Pasal 22 Impor Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat sudah menjalankan sesuai SOP.


(54)

Tabel VII Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 0 0 0

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 0 0 0

9 September 1 1 100%

10 Oktober 0 0 0

11 November 2 2 100%

12 Desember 10 10 100%

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Untuk PPh Pasal 23 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat sudah menjalankan sesuai SOP.


(55)

47

Tabel VIII Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri KeuanganBulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 0 0 0

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan jarang ditemui di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.


(56)

Tabel IX Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) tertentu Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 0 0 0

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) tertentu jarang ditemui di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.


(57)

49

Tabel X Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi AdministrasiBulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 1 1 100%

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 2 2 100%

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Sanksi Administrasi yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat telah dijalankan sesuai SOP.


(58)

Tabel XI Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan yang Tidak BenarBulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 1 1 100%

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 4 4 100%

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Untuk Permohonan Pengurangan atau pembatalan Ketetapan Pajak Tidak Benar Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat telah menjalankan sesuai SOP.

C. Kendala dalam pelaksanaan pelayanan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan 1. Ketidak Pedulian Wajib Pajak

Sebagian besar Wajib Pajak belum tahu mereka mempunyai hak dalam pelayanan perpajakan yang dikarenakan sedikitnya permohonan Wajib Pajak untuk mengetahui bahwasanya mereka mempunyai hak dalam pelayanan perpajakan yang tercantum dalam SOP.

2. Wajib Pajak masih sedikit yang melaporkan usahanya

Mungkin dikarenakan waktu yang diberikan untuk penyampaian pekerjaan terlalu sempit dan petugas pajak memberikan waktu yang terlalu singkat.


(59)

51 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari data dan fakta yang telah dijabarkan serta pembahasan yang telah diuraikan di dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri berdasarkan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan di KPP Pratama Medan Barat, maka penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain :

1. SOP Layanan Unggulan, adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dibakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan eksternal dan/atau internal sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan masyarakat atau para pemangku kepentingan lainnya atas jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

2. SOP Layanan Unggulan disusun dan ditetapkan berdasarkan SE-79/PJ/2010 guna memberikan kepastian pelayanan, antara lain terhadap proses, jangka waktu penyelesaian, biaya atas jasa pelayanan, dan persyaratan administrasi dan digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan publik bagi unit pelaksana teknis.

3. Layanan Unggulan Perpajakan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) serta aturan-aturan yang berlaku.

4. Setiap bulan sebagai bahan evaluasi dan laporan hasil kinerja dari Pelayanan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan yang ada, maka Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) membuat laporan ikhtisar kinerja pelayanan untuk mengukur sejauh mana pencapaian kinerja pelayanan.


(60)

5. Kendala-kendala yang sering terjadi dalam Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan adalah minimnya waktu yang diberikan pada surat tugas dan kesulitan mendapatkan data di lapangan.

6. Masyarakat masih banyak yang belum menyadari tersedianya layanan unggulan perpajakan yang diberikan Direktorat Jendral Pajak.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan tinjauan yang telah dijelaskan sebelumnya, serta untuk lebih menyempurnakan proses penyusunan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan di KPP Pratama Medan Barat, maka berikut ini disampaikan beberapa saran untuk dipertimbangkan dalam pelaksanaan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan untuk masa yang akan datang, yaitu :

1. Direktorat Jendral Pajak harus lebih meningkatkan Pelaksanaan Layanan Unggulan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak agar tingkat kepatuhan Wajib Pajak meningkat. 2. Diharapkan seksi pelayanan lebih mensosialisasikan kepada Wajib Pajak mengenai

syarat-syarat apa saja yang diberikan mengenai 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan, agar tidak terjadi ketidakefektifan dan penumpukan pekerjaan akibat ketidaklengkapan persayaratan administrasi dari Wajib Pajak.

3. Perlu adanya penyuluhan kepada Wajib Pajak dan membuat kerja sama dengan pihak lain untuk membuat talkshow seputar perpajakan atau iklan yang mampu menggugah kesadaran Wajib Pajak untuk menyampaikan pajaknya dan pemberitahuan yang jelas, menyeluruh dan sosialisasi dari pemerintah mengenai perubahan peraturan perundang-undangan pajak.


(61)

53

DAFTAR PUSTAKA

Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

“Pajak.go.id”

Peraturan Perundang-undangan :

Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor: SE-79/PJ/2010 tentang Layanan Unggulan Bidang Perpajakan.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Perpajakan.


(1)

Tabel IX Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) tertentu Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 0 0 0

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang Kena Pajak (BKP) tertentu jarang ditemui di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat.


(2)

Tabel X Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 1 1 100%

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 0 0 0

8 Agustus 2 2 100%

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Sanksi Administrasi yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat telah dijalankan sesuai SOP.


(3)

Tabel XI Laporan Kinerja Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan yang Tidak Benar Bulan Januari-Desember 2013

No. Bulan Jumlah Pemohon WP/Badan

Jumlah Produk Pelayanan KPP

Indikator Kinerja Pelayanan

(1) (2) (3) (4) (5)=(3)/(4)x100%

1 Januari 1 1 100%

2 Februari 0 0 0

3 Maret 0 0 0

4 April 0 0 0

5 Mei 0 0 0

6 Juni 0 0 0

7 Juli 4 4 100%

8 Agustus 0 0 0

9 September 0 0 0

10 Oktober 0 0 0

11 November 0 0 0

12 Desember 0 0 0

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Medan Barat

Untuk Permohonan Pengurangan atau pembatalan Ketetapan Pajak Tidak Benar Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat telah menjalankan sesuai SOP.

C. Kendala dalam pelaksanaan pelayanan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan 1. Ketidak Pedulian Wajib Pajak

Sebagian besar Wajib Pajak belum tahu mereka mempunyai hak dalam pelayanan perpajakan yang dikarenakan sedikitnya permohonan Wajib Pajak untuk mengetahui bahwasanya mereka mempunyai hak dalam pelayanan perpajakan yang tercantum dalam SOP.

2. Wajib Pajak masih sedikit yang melaporkan usahanya


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari data dan fakta yang telah dijabarkan serta pembahasan yang telah diuraikan di dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri berdasarkan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan di KPP Pratama Medan Barat, maka penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain :

1. SOP Layanan Unggulan, adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dibakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan eksternal dan/atau internal sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kepentingan masyarakat atau para pemangku kepentingan lainnya atas jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

2. SOP Layanan Unggulan disusun dan ditetapkan berdasarkan SE-79/PJ/2010 guna memberikan kepastian pelayanan, antara lain terhadap proses, jangka waktu penyelesaian, biaya atas jasa pelayanan, dan persyaratan administrasi dan digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan publik bagi unit pelaksana teknis.

3. Layanan Unggulan Perpajakan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) serta aturan-aturan yang berlaku.

4. Setiap bulan sebagai bahan evaluasi dan laporan hasil kinerja dari Pelayanan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan yang ada, maka Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) membuat laporan ikhtisar kinerja pelayanan untuk mengukur sejauh mana pencapaian kinerja pelayanan.


(5)

5. Kendala-kendala yang sering terjadi dalam Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan adalah minimnya waktu yang diberikan pada surat tugas dan kesulitan mendapatkan data di lapangan.

6. Masyarakat masih banyak yang belum menyadari tersedianya layanan unggulan perpajakan yang diberikan Direktorat Jendral Pajak.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan tinjauan yang telah dijelaskan sebelumnya, serta untuk lebih menyempurnakan proses penyusunan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan di KPP Pratama Medan Barat, maka berikut ini disampaikan beberapa saran untuk dipertimbangkan dalam pelaksanaan 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan untuk masa yang akan datang, yaitu :

1. Direktorat Jendral Pajak harus lebih meningkatkan Pelaksanaan Layanan Unggulan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak agar tingkat kepatuhan Wajib Pajak meningkat. 2. Diharapkan seksi pelayanan lebih mensosialisasikan kepada Wajib Pajak mengenai

syarat-syarat apa saja yang diberikan mengenai 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan, agar tidak terjadi ketidakefektifan dan penumpukan pekerjaan akibat ketidaklengkapan persayaratan administrasi dari Wajib Pajak.

3. Perlu adanya penyuluhan kepada Wajib Pajak dan membuat kerja sama dengan pihak lain untuk membuat talkshow seputar perpajakan atau iklan yang mampu menggugah kesadaran Wajib Pajak untuk menyampaikan pajaknya dan pemberitahuan yang jelas, menyeluruh dan sosialisasi dari pemerintah mengenai perubahan peraturan perundang-undangan pajak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

“Pajak.go.id”

Peraturan Perundang-undangan :

Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor: SE-79/PJ/2010 tentang Layanan Unggulan Bidang Perpajakan.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.01/2010 tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating Procedure) Layanan Unggulan Perpajakan.