PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN PAJAK WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN PETUGAS PAJAK, DAN PERSEPSI ATAS SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI WILAYAH SIDOARJO | Prajogo | Tax & Accounting Review 3066 5754 1 SM

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN PAJAK WAJIB
PAJAK, KUALITAS PELAYANAN PETUGAS PAJAK, DAN PERSEPSI
ATAS SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
PAJAK UMKM DI WILAYAH SIDOARJO
Josephine Nidya Prajogo dan Retnaningtyas Widuri
Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra
E mail : josephinenidya@gmailcom

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pemahaman peraturan
pajak wajib pajak, kualitas pelayanan petugas pajak, dan persepsi atas sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) baik secara parsial maupun
simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha UMKM yang mempunyai usaha di
wilayah Sidoarjo. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan purposive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 40 responden. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuesioner. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan model analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel tingkat pemahaman peraturan pajak wajib pajak, kualitas pelayanan
petugas pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM.
Kata Kunci: tingkat pemahaman peraturan pajak wajib pajak, kualitas pelayanan petugas pajak, persepsi atas

sanksi perpajakan, kepatuhan wajib pajak UMKM.

ABSTRACT
The purpose of this study was to know whether the level of the tax payer’s understanding
on tax regulation, the service quality of the tax officers, and the perception of taxation penalties
impact on UMKM tax payer’s compliance either partially or simultaneously. The population in this
research was UMKM entrepreneurs who have business in Sidoarjo region. The sampling technique
was by purposive sampling of 40 respondents. This research used primary data in the form of
questionnaires. This research used quantitative methods with multiple regression analysis models.
The results of this research indicated that the level of the tax payer’s understanding on tax
regulation, the service quality of the tax officers, and the perception of taxation penalties have
positive and significant influenced on UMKM tax payer’s compliance.
Keyword: the level of the tax payer’s understanding on tax regulation, service quality of the tax officers, perception
of taxation penalties, UMKM tax payer’s compliance.

.

1

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013


2

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
sudah melebihi 52,74%. Memang angka kepatuhan

PENDAHULUAN

wajib

Pajak merupakan pengetahuan yang harus

pajak

ini

masih

tergolong


rendah.

dimiliki oleh setiap wajib pajak. Penguasaan

Berdasarkan hitung-hitungan Ditjen Pajak, rasio

terhadap peraturan perpajakan bagi wajib pajak

penyampaian SPT Tahunan PPh pada tahun lalu,

akan

kewajiban

hanya sebesar 52,74% atau hanya sekitar 9,33 juta

perpajakan agar terhindar dari sanksi-sanksi yang

WP dari 17,69 juta WP terdaftar. Jika dirinci lagi,


berlaku

perpajakan.

kepatuhan penyampaian SPT WP Badan hanya

Sebagaimana dimaklumi, suatu kebijakan berupa

32,72% dari 1,5 juta WP badan yang terdaftar.

pengenaan sanksi dapat dipergunakan untuk 2

Sementara

(dua)

kepatuhannya

meningkatkan


dalam

kepatuhan

ketentuan

maksud,

yang

umum

pertama

adalah

untuk

untuk


WP

54,72%

perorangan,
dari

16,10

tingkat
juta

WP

mendidik dan yang kedua adalah menghukum.

perorangan yang terdaftar. Jika tingkat kepatuhan

Dengan mendidik dimaksudkan agar mereka yang


pajak

dikenakan sanksi akan menjadi lebih baik dan lebih

berdampak rendah terhadap penerimaan pajak,

mengetahui hak dan kewajibannya sehingga tidak

sehingga menurunkan tingkat penerimaan APBN.

lagi melakukan hal yang sama. Maksud yang kedua

(http://www.stpi-pajak.com, 2 April 2012).

yang

terhukum

akan


menjadi

maka

secara

otomatis

akan

Pemahaman tentang pajak diberikan kepada

adalah pengenaan sanksi menghukum, sehingga
pihak

rendah,

pelajar dan masyarakat, agar sejak dini pelajar dan

jera.


masyarakat sudah mengetahui pentingnya pajak

(Choiriyatuz, 2010).
Kepatuhan pajak merupakan persoalan yang

terhadap negara. Pengetahuan tentang pentingnya

sudah biasa sejak dulu ada di perpajakan. Di dalam

perpajakan ini, tidak hanya bagi pelajar maupun

negeri,

dalam

masyarakat tapi juga bagi para pengusaha UMKM

kewajiban


(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang dimana

rasio

kepatuhan

melaksanakan

wajib

pajak

pemenuhan

masih

sejak 1 Juli 2013 Direktorat Jenderal Pajak sudah

menunjukkan prosentase yang tidak mengalami


menarik pembayaran pajak 1% dari omzet kepada

peningkatan secara berarti. Dari berbagai data

pengusaha yang memiliki omzet di bawah Rp 4,8

indikator kepatuhan pajak tersebut, terlihat bahwa

miliar setahun. Namun kebijakan tersebut belum

terdapat

di

berjalan dengan baik, karena masih banyak

tingkat

pengusaha UMKM yang tidak tahu akan peraturan

Direktur

PP Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Usaha

Penyuluhan Pelayanan dan Humas Direktorat

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tersebut. Di

Jenderal

Dedi

samping itu juga, belum ada aturan peralihan dari

Rudaedi, berdasarkan data yang diterima Ditjen

Pajak Penghasilan (PPh) biasa menjadi pajak

Pajak, realisasi kepatuhan penyerahan SPT sudah

UMKM.

perpajakannya

Indonesia
kepatuhan

dari

tahun

permasalahan
yang
yang

Pajak

masih

ke

tahun

kepatuhan

pajak

menunjukkan

rendah.

Menurut

Kementerian

Keuangan

melebihi realisasi tahun 2011 lalu yakni sebesar

Menurut Dirjen Pajak Fuad Rachmany,

52,74% dari seluruh wajib pajak terdaftar. Ditjen

pihaknya akan aktif dan memberlakukan sistem

Pajak berharap wajib pajak yang menyampaikan

jemput bola dalam memungut pajak UMKM

SPT bisa mencapai 62,5% dari seluruh WP

tersebut,

terdaftar pada 2012. Hingga April 2012, sudah

assessment atau wajib pajak membayar sesuai

sekitar 22 juta WP terdaftar dan data yang diterima

dengan kesadarannya sendiri. Alasannya, sulit bagi

3

meskipun

Indonesia

menganut

self

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
instansi

pajak

melaksanakan

PP

Pemahaman dapat diartikan sebagai proses,

No.46/2013 apabila tidak langsung terjun ke pusat-

perbuatan, cara memahami atau memahamkan.

pusat

Wajib pajak yang tidak memahami peraturan

pertokoan

kebijakan

atau

perdagangan

(http://www.suaramerdeka.com, 29 Juli 2013).

perpajakan secara jelas cenderung akan menjadi

Di sinilah letak pentingnya sosialisasi dan

wajib pajak yang tidak taat.

edukasi. Pemerintah dalam hal ini Direktorat
Jenderal

Pajak,

berkewajiban

sesuai

melakukan

dengan

2. Menurut

fungsinya

pembinaan

Prof.

Dr.

H.

Rochmat

Soemitro SH (2010)

atau

Tingkat

pemahaman

pajak

dilihat

dari

penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam

perspektif hukum merupakan suatu perikatan yang

melaksanakan

timbul

Jenderal

fungsinya

Pajak

berusaha

tersebut,

Direktorat

sebaik

karena

adanya

undang-undang

yang

mungkin

menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara

memberikan pelayanan. Self assessment system

untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu

dapat berjalan dengan baik, jika pemerintah dalam

kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk

hal ini Direktorat Jenderal Pajak menjalankan

memaksa

ketiga fungsinya yaitu pelayanan, penyuluhan dan

dipergunakan

penegakan hukum secara optimal.

pemerintahan.

dan

uang

pajak

untuk
Dari

tersebut

harus

penyelenggaraan

pendekatan

hukum

ini

Peranan usaha skala kecil dan menengah

memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus

dalam perekonomian akhir-akhir ini mulai banyak

berdasarkan undang-undang sehingga menjamin

diperhitungkan dalam proses merencanakan suatu

adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai

kebijakan di bidang perpajakan. Hal tersebut adalah

pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai

salah satu bagian dari usaha meningkatkan peranan

pembayar pajak.

pengusaha dalam proses pengambilan keputusan

Jadi,

dan kebijakan dalam lingkungan otoritas pajak.

kesimpulannya

tingkat

pemahaman

adalah suatu proses peningkatan pengetahuan

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas,

secara intensif yang dilakukan seseorang individu

ketiga variabel independen, tingkat pemahaman

dan sejauh mana ia dapat mengerti dengan benar

peraturan pajak wajib pajak, kualitas pelayanan

akan suatu permasalahan yang ingin diketahui.

petugas pajak, dan persepsi atas sanksi perpajakan,

Bagi pemerintah, tingkat pemahaman wajib pajak

akan dikaji lebih lanjut untuk mengetahui variabel

mengenai perpajakan merupakan faktor potensial

mana yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Jika

kepatuhan wajib pajak UMKM di Wilayah

seseorang memiliki tingkat pemahaman yang baik

Sidoarjo.

maka akan dapat melaksanakan sesuatu dengan
baik

Pengaruh

Tingkat

pula.

Dalam

menjalankan

kewajiban

Pemahaman

perpajakannya, wajib pajak haruslah menguasai

Peraturan Pajak Wajib Pajak Terhadap

peraturan serta kewajiban yang dijalankannya agar

Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

terhindar dari sanksi–sanksi yang berlaku. Dengan
demikian pemahaman tentang perpajakan berupa

1. Menurut

Kamus

Besar

informasi perpajakan dan peraturan perpajakan

Bahasa

akan meningkatkan kepatuhan seseorang dalam

Indonesia (2005)

memenuhi kewajiban perpajakannya.

4

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo

menyatakan kepuasan atau kebutuhan secara tidak

(2006) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

langsung.

Pemilik Usaha Kecil Menengah dalam Pelaporan
Kewajiban

Perpajakan.

penelitiannya

adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

menunjukkan bahwa pemahaman pengusaha UKM

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,

terhadap

yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

peraturan

Hasil

Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan

perpajakan

mempunyai

pengaruh positif dan berpengaruh kuat terhadap

mengakibatkan kepemilikan apapun.

kesadaran wajib pajak dalam pelaporan kewajiban

Dari

perpajakannya.

definisi-definisi

tentang

kualitas

pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adiputra

bahwa kualitas pelayanan adalah ukuran citra yang

(2014) tentang Pengaruh Tingkat Pemahaman

diakui masyarakat mengenai pelayanan yang

Peraturan

Kualitas

diberikan, apakah masyarakat puas atau tidak puas

Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan

dengan layanan yang diberikan. Oleh karena itu,

Wajib Pajak PPh Pasal 25 Badan menunjukkan

pemerintah harus memastikan bahwa kualitas

bahwa

pajak

pelayanan yang diberikan sudah baik. Seperti

berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan

memberi pelatihan kepada petugas pajak mengenai

wajib pajak. Karena semakin tinggi tingkat

perpajakan

dan

pemahaman peraturan pajak wajib pajak maka

Pelayanan

yang

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi

memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran,

kewajiban perpajakannya juga akan semakin tinggi.

dan kepastian hukum. Kualitas pelayanan dapat

Oleh karena itu, tingkat pemahaman pemahaman

diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan

peraturan pajak wajib pajak diduga berpengaruh

yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan

terhadap kewajiban perpajakan, sehingga hipotesis

dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat

H0 : Tingkat pemahaman peraturan pajak wajib

pajak. Di samping itu, juga kemudahan dalam

pajak

melakukan hubungan komunikasi yang baik,

Pajak

tingkat

tidak

Wajib

Pajak

pemahaman

berpengaruh

dan

peraturan

signifikan

terhadap

pelayanan

yang

berkualitas

berkualitas.

harus

dapat

Kepatuhan Wajib Pajak UMKM.

memahami kebutuhan wajib pajak, tersedianya

H11 : Tingkat pemahaman peraturan pajak wajib

fasilitas fisik termasuk sarana komunikasi yang

pajak berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan

memadai, dan pegawai yang cakap dalam tugasnya.

Wajib Pajak UMKM.

Selanjutnya peningkatan penerimaan pajak negara
dapat dijadikan elemen penting penilaian bahwa

Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas

kinerja organisasi dengan segenap pelayanan yang

Pajak

berkualitas

Terhadap

Kepatuhan

Wajib

dan

kinerja

pegawainya

sudah

menunjukkan hasil yang baik.

Pajak UMKM

Prinsip Kualitas Pelayanan (Skelcher, 1992)
mengungkapkan tujuh prinsip dalam pelayanan

Menurut Kotler (Marketing Management,

kepada masyarakat, yaitu:

2009), pengertian kualitas merupakan keseluruhan

1) Standard (standar), yaitu adanya kejelasan

sifat-sifat dan karakter-karakter suatu produk atau
jasa,

berdasarkan

kemampuannya

secara eksplisit mengenai tingkat pelayanan di

untuk

5

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
dalamnya termasuk pegawai dalam melayani

H12 : Kualitas pelayanan petugas pajak mempunyai

masyarakat.

pengaruh yang signifikan terhadap Kepatuhan

2) Openness

(keterbukaan),

yaitu

Wajib Pajak UMKM.

menjelaskan bagaimana pelayanan masyarakat
dilaksanakan, berapa biayanya, dan apakah suatu
pelayanan sudah sesuai dengan standar yang
ditentukan.
3) Information (informasi), yaitu informasi
yang menyeluruh dan mudah dimengerti tentang

Pengaruh

suatu pelayanan
4) Choice
konsultasi

dan

(pilihan),

yaitu

memberikan

pilihan

kepada

masyarakat

Persepsi

Perpajakan

Atas

Terhadap

Sanksi

Kepatuhan

Wajib Pajak UMKM

sepanjang diperlukan.
5) Non-Discrimination

(tidak

ada

Pengertian persepsi menurut Kamus Besar

diskriminasi), yaitu pelayanan diberikan tanpa

Bahasa Indonesia (1995:759) didefinisikan sebagai

membedakan ras dan jenis kelamin.

tanggapan

6) Accessbility, pemberian pelayanan harus
mampu

menyenangkan

pelanggan

sebagai proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang dalam memahami setiap informasi sebagai

baik dan prosedur penyampaian komplain yang

lingkungannya melalui inderanya.

mudah

Terdapat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

tentang

Arabella Oentari Fuadi (2013) mengenai Pengaruh
Petugas

Pajak,

Menurut Resmi (2008:71), sanksi perpajakan
terjadi karena

Oleh karena itu kualitas pelayanan petugas pajak

peraturan

kewajiban

penelitian

terdapat

pelanggaran terhadap

perundang-undangan

perpajakan,

sehingga apabila terjadi pelanggaran maka wajib

ini

pajak

dirumuskan sebagai berikut.
H0 :

cara

ada sanksi perpajakan bagi para pelanggarnya.

peningkatan kepatuhan Wajib Pajak UMKM. .

hipotesis

tata

Agar peraturan perpajakan dipatuhi, maka harus

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

sehingga

dan

peraturan atau Undang-undang tidak dilanggar.

T) diperoleh hasil kualitas pelayanan petugas pajak

perpajakan,

umum

mengatur

melanggar peraturan. Sanksi diperlukan agar

dapat ditarik kesimpulan bahwa dari uji parsial (uji

terhadap

ketentuan

yang

hukuman yang diberikan kepada orang yang

Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Dari penelitian ini

berpengaruh

undang-undang

perpajakan.Sanksi adalah suatu tindakan berupa

Sanksi

Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap

diduga

dari

melalui panca inderanya. Jadi dapat diartikan

7) Redress, adanya sistem publikasi yang

Pelayanan

langsung

sesuatu/proses seorang mengetahui beberapa hal

atau

memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Kualitas

(penerimaan)

dihukum

dengan

indikasi

kebijakan

perpajakan dan undang-undang perpajakan.

Kualitas pelayanan petugas pajak tidak

Dari sudut pandang yuridis, pajak memang

berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib

mengandung unsur pemaksaan. Artinya, jika

Pajak UMKM.

kewajiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka
ada

6

konsekuensi

hukum

yang

bisa

terjadi.

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Konsekuensi hukum tersebut adalah pengenaan

H0 : Persepsi atas sanksi perpajakan tidak

sanksi-sanksi perpajakan.

berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib

Pada
perpajakan

hakikatnya,

pengenaan

diberlakukan

untuk

sanksi

Pajak UMKM.

menciptakan

H13 : Persepsi atas sanksi perpajakan berpengaruh

kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan

signifikan

kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya, penting

UMKM.

bagi

Wajib

perpajakan

pajak
sehingga

memahami

terhadap

Kepatuhan

Wajib

Pajak

sanksi-sanksi

mengetahui

konsekuensi

METODE PENELITIAN

hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak

Desain penelitian ini adalah survey, yaitu

dilakukan.

suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Dalam Undang-undang perpajakan dikenal

pengaruh tingkat pemahaman pajak, kualitas

dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan

pelayanan petugas pajak, dan persepsi atas sanksi

sanksi pidana. Ancaman terhadap pelanggaran

perpajakan

suatu norma perpajakan ada yang diancam dengan

UMKM di wilayah Sidoarjo.

terhadap

kepatuhan

wajib

pajak

sanksi administrasi saja, ada yang diancam dengan

Varibel yang digunakan dalam penelitian ini

sanksi pidana saja dan ada pula yang diancam

adalah tiga variabel independen yaitu tingkat

dengan sanksi administrasi dan pidana.

pemahaman peraturan pajak wajib pajak, kualitas

Siti

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

pelayanan petugas pajak, persepsi atas sanksi

Musyarofah

perpajakan dan satu variabel dependen yaitu

mengenai

dan

Adi

Purnomo

(2008)

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,

kepatuhan wajib pajak.

Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi, dan Hasrat

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah

Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

data primer melalui interview dan kuisioner yang

Pajak. Hasil penelitian Siti Musyarofah dan Adi

berasal langsung dari objek penelitian. Populasi

Purnomo (2008) menunjukkan bahwa Persepsi

dari penelitian ini adalah para pengusaha UMKM

tentang sanksi (X2) berpengaruh positif terhadap

yang mempunyai usaha mikro kecil dan menengah

kepatuhan wajib pajak (Y), yang artinya bahwa

yang terletak di wilayah Sidoarjo. Jumlah sampel

semakin wajib pajak mengerti atau sadar terhadap

yang digunakan dalam penelitian adalah 40

sanksi

dan

pengusaha UMKM yang telah mempunyai Nomor

sebagainya) yang diterimanya apabila wajib pajak

Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang masih aktif

tidak memenuhi kewajiban perpajakannya serta

menjalankan usahanya di Jalan Gajah Mada,

melanggar norma perpajakan (Undang-Undang

Sidoarjo. Dasar pemilihan sampel ini menggunakan

Perpajakan)

metode Purposive sampling. Purposive sampling

(tindakan-tindakan,

maka

hukuman,

kecenderungan

untuk

meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan

adalah

kewajibannya semakin tinggi pula. Oleh karena itu

pertimbangan tertentu.

teknik

penilaian

sampel

dengan

persepsi atas sanksi perpajakan diduga berpengaruh

Instrumen penelitian dalam penelitian ini

terhadap kewajiban perpajakan, sehingga hipotesis

menggunakan skala likert 4 poin. Instrumen yang

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

digunakan

untuk

mengukur

semua

variabel

berjumlah 33 item pertanyaan. Sebelum dianalisis
data diuji validitas dan reliabilitasnya. Menurut

7

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Sekaran (1992), suatu variabel dikatakan reliabel,
jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.

Tabel 1. Koefisien Model Regresi

Sedangkan validitas dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan korelasi pearson product

Model

B

moment.

Std.

Beta t

Sig.

Error

Metode

statistik

yang

digunakan

3,456

1,473

X1

,762

,204

X2

,210

,066

X3

,921

,159

1. Constant

untuk

menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis regresi berganda dengan
bantuan program SPSS 19. Model persamaan

2,347

,025

,249

3,745

,001

,311

3,169

,003

,487

5,789

,000

regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 3 diatas, maka model
regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut

Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Y = 3,456 + 0,762X1 + 0,210X2 + 0,921X3 + e.

Keterangan:
Y

: Kepatuhan Pajak UMKM

a

: Konstanta

β

: Koefisien Regresi

pajak

X1

: Tingkat Pemahaman Peraturan Pajak

menunjukkan adanya arah pengaruh positif tingkat

Wajib Pajak

pemahaman pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

X2

: Kualitas Pelayanan Petugas Pajak

UMKM di wilayah Sidoarjo.

X3

: Persepsi atas Sanksi Perpajakan

e

: Error

Nilai koefisien regresi tingkat pemahaman
(X1)

sebesar

0,762

(bernilai

positif)

Nilai koefisien regresi kualitas pelayanan
petugas pajak (X2) sebesar 0,210 (bernilai positif)
menunjukkan adanya arah pengaruh positif kualitas
pelayanan petugas pajak terhadap kepatuhan wajib

HASIL PENELITIAN DAN

pajak UMKM di wilayah Sidoarjo.

PEMBAHASAN

Nilai koefisien regresi persepsi atas sanksi

Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui

perpajakan (X3) sebesar 0,921 (bernilai positif)

kuesioner yang disebar kepada 40 wajib pajak

menunjukkan

UMKM yang memiliki usaha sendiri di wilayah

adanya

arah

pengaruh

positif

persepsi atas sanksi perpajakan terhadap kepatuhan

Sidoarjo.

wajib pajak UMKM di wilayah Sidoarjo.

Penelitian ini telah memenuhi uji asumsi
klasik sebagai syarat sebelum masuk ke dalam

Tabel 2. Koefisien Determinasi

tahap analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik
yang telah dilakukan meliputi uji multikolinearitas,
uji heterokedastisitas, dan uji normalitas. Uji
asumsi

klasik

untuk

uji

autokorelasi

tidak

dilakukan pada penelitian ini karena data yang

a

R

.967

R Square

.934

Adjusted R Square

.929

(Constant)

1,13822

diperoleh merupakan data cross section di mana
menurut

peneliti

tidak

perlu

dilakukan

uji
Dari Tabel 2 menunjukkan nilai R2 = 0,934

autokorelasi.

8

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
yang

artinya

kemampuan

ketiga

a.

variabel

Dependent Variable : Kepatuhan_Pajak

independen dalam menjelaskan kepatuhan wajib
pajak UMKM di wilayah Sidoarjo adalah sebesar
Uji t antara tingkat pemahaman peraturan

93,4% dan sisanya sebesar 6,6% dijelaskan oleh

pajak wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

variabel lain.

UMKM menghasilkan signifikansi hitung (0,001)
lebih kecil dari pada nilai α (0,05). Selain itu, nilai

Tabel 3. Uji Simultan
b

t hitung (3,745) lebih besar dari pada nilai t tabel

ANOVA

Model

Sum of

df

Squares
1. Regression

Total

F

(2,030). Tanda positif pada nilai t hitung (lihat

Sig.

tabel 4.11) menunjukkan hubungan positif antara

Square

664,960

3

46,640

36

711,600

39

Residual

Mean

221,653 171,088 .000

a

variabel independen dengan variabel dependen. Ini
berarti, peningkatan pemahaman peraturan pajak

1,296

wajib pajak akan meningkatkan kepatuhan wajib
pajak UMKM di wilayah Sidoarjo. Berdasarkan
hasil tersebut, hipotesis penelitian (H11) diterima

a. Predictor: (Constant),
Persepsi_Atas_Sanksi,

dan

mendapat

Tingkat_Pemahaman, Kualitas_Pelayanan

pemahaman

kesimpulan

peraturan

bahwa

pajak

wajib

tingkat
pajak

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
b. Dependent variable: Kepatuhan_Pajak

pajak UMKM.
Uji t antara kualitas pelayanan petugas

Tabel 3 menunjukkan hasil uji F, nilai

pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM

signifikansi hitung (0,000) lebih kecil dari pada

menghasilkan nilai signifikansi hitung (0,003) lebih

nilai α (0,05). Selain itu, nilai F hitung (171,088)

kecil dari pada nilai α (0,05). Selain itu, nilai t

lebih besar dari pada nilai F tabel (2,87). Dengan

hitung (3,169) lebih besar dari pada nilai t tabel

demikian

(2,030). Nilai t hitung yang positif menunjukkan

dapat

disimpulkan

bahwa

tingkat

pemahaman pajak (X1), kualitas pelayanan

hubungan positif antara

petugas pajak (X2), dan persepsi atas sanksi

dengan variabel dependen. Ini berarti, peningkatan

perpajakan (X3) secara simultan berpengaruh

kualitas pelayanan petugas pajak menyebabkan

signifikan

peningkatan kepatuhan wajib pajak UMKM di

terhadap

kepatuhan

wajib

pajak

UMKM (Y) di wilayah Sidoarjo.

wilayah

Sidoarjo,

variabel

begitupun

independen

sebaliknya.

Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 ditolak dan
Tabel 4. Uji Parsial

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (H12) yang
menyatakan bahwa kualitas pelayanan petugas

Model

B

Std.

Beta t

Sig.

pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

Error
3,456

1,473

X1

,762

,204

X2

,210

X3

,921

1. Constant

wajib pajak UMKM, diterima.
2,347

,025

,249

3,745

,001

,066

,311

3,169

,003

,159

,487

5,789

,000

Uji t antara persepsi atas sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di wilayah
Sidoarjo menghasilkan nilai signifikansi hitung
(0,000) lebih kecil dari pada nilai α (0,05). Selain

9

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
itu, nilai t hitung (5,789) lebih besar dari pada nilai

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

t tabel (2,030). Tanda positif pada nilai t (lihat tabel

pajak UMKM di Wilayah Sidoarjo.

4.11)



menunjukkan

hubungan

positif

antara

Tingkat pemahaman peraturan pajak wajib

variabel independen dengan variabel dependen. Ini

pajak, kualitas pelayanan petugas pajak dan

berarti,

perpajakan

persepsi atas sanksi perpajakan secara bersama-

menyebabkan peningkatan kepatuhan wajib pajak

sama berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

UMKM di wilayah Sidoarjo, begitupun sebaliknya.

wajib pajak UMKM di wilayah Sidoarjo.

persepsi

atas

sanksi

Berdasarkan hasil tersebut, maka H0 ditolak dan
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (H13) yang

Saran untuk Penelitian Selanjutnya

menyatakan bahwa ketegasan sanksi perpajakan

Berdasarkan hasil dari pembahasan dan

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

kesimpulan yang telah dilakukan, maka terdapat

pajak UMKM, diterima.

beberapa saran seperti:

Pada tabel 4.11, dilihat dari nilai beta,



faktor persepsi atas sanksi perpajakan memiliki

lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan petugas

nilai beta yang paling tinggi, yaitu diperoleh

pajak dalam memberikan pelayanan yang terbaik

sebesar 0,921. Hal ini berarti faktor persepsi atas

dan bertindak profesional dalam melayani wajib

sanksi perpajakan memiliki pengaruh yang tinggi

pajak. Karena dari hasil penelitian menunjukkan

dan dominan terhadap kepatuhan wajib pajak

bahwa

UMKM di wilayah Sidoarjo. Faktor kualitas

Pajak

faktor-faktor lainnya, yaitu sebesar 0,210. Hal ini

rendah

petugas

pajak

diharapkan

lebih

tegas

lagi

dalam

melaksanakan penegakan sanksi pajak sesuai

berarti faktor kualitas pelayanan petugas pajak
yang

pelayanan

dengan variabel lain. Selain itu, Direktorat Jenderal

paling rendah dibandingkan dengan nilai beta dari

pengaruh

kualitas

mempunyai pengaruh yang rendah dibandingkan

pelayanan petugas pajak memiliki nilai beta yang

memiliki

Untuk Direktorat Jenderal Pajak (Pemerintah)

dengan aturan perpajakan yang berlaku agar Wajib

terhadap

Pajak UMKM patuh dalam melaporkan kewajiban

kepatuhan wajib pajak UMKM di wilayah Sidoarjo

perpajakannya.

bila dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.



Untuk Wajib Pajak, dalam variabel tingkat

pemahaman peraturan pajak wajib pajak memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap kepatuhan

KESIMPULAN DAN SARAN

wajib pajak, maka disarankan sebaiknya para wajib

Berdasarkan hasil dari analisa dan pengujian pada

pajak lebih memperluas pengetahuannya tentang

bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

peraturan perpajakan agar dapat lebih patuh dalam

bahwa:


memenuhi kewajiban perpajakannya di kemudian

Tingkat pemahaman peraturan pajak wajib

pajak

(X1)

berpengaruh

signifikan

hari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara wajib

terhadap

pajak aktif mengikuti peraturan perpajakan yang

kepatuhan wajib pajak UMKM di Wilayah

terbaru.

Sidoarjo.


Kualitas

pelayanan

petugas

pajak

(X2)

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

Keterbatasan Penelitian

pajak UMKM di Wilayah Sidoarjo.





Persepsi

atas

sanksi

perpajakan

Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel

independen, yaitu tingkat pemahaman peraturan

(X3)

10

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
pajak wajib pajak, kualitas pelayanan petugas pajak

Hardiningsih, Pancawati. 2011. Faktor-faktor yang

dan persepsi atas sanksi perpajakan. Oleh karena

Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak.

itu diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat

Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan,

dilakukan

Volume 3, Nomor. 1: 126-142.

penambahan

variabel-variabel

independen. Seperti yang telah dibahas pada bab

Hidayat, Nur. “Aspek Perpajakan UKM” Jurnal

sebelumnya, variabel-variabel yang digunakan

Perpajakan Indonesia. Jakarta:2006.

dalam penelitian ini dapat menjelaskan tingkat

Hutagaol, Jhon. “Meningkatkan Kepatuhan Wajib

kepatuhan pajak UMKM sebesar 93,4%, sedangkan
6,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

Pajak

digunakan dalam penelitian. Maka dari itu,

Pelayanan dan Penegakan Hukum” Jurnal

diharapkan pada penelitian selanjutnya, variabel-

Perpajakan Indonesia. Jakarta: 2006

Melalui

Penerapan

Strategi

variabel yang diteliti ditambah agar model regresi
Indriantoro,

dapat dijelaskan dengan lebih lengkap. Misalnya

Nur

dan

Supomo,

Bambang,

variabel tentang biaya kepatuhan, kesadaran wajib

“Metodologi Penelitian dan Bisnis untuk

pajak, dan lain-lain

Akuntansi



Menambahkan jumlah sampel.

penelitian selanjutnya

Manajemen”,

BPFE.

Yogyakarta: 2004

Agar data

lebih relevan.

dan

Dengan

Jatmiko, Agus. Nugroho. 2006. “Pengaruh Sikap

semakin banyaknya sampel, maka hasil yang

Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi

didapat akan semakin reliabel.

Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran
Perpajakan terdadap Kepatuhan Wajib

DAFTAR PUSTAKA

Pajak”. Tesis. Semarang: Program Studi
Magister Akuntansi Program Pascasarjana

Anonime. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi

Universitas Diponegoro.

ketiga, Balai Pustaka, Jakarta: 2005.
Adiputra,

Hermawan.

“Pengaruh

Kotler,
Tingkat

Philip.

“Manajemen

Indonesia

Pemahaman Peraturan Pajak Wajib Pajak

:

Pemasaran

Analisis,

di

Perencanaan,

Implementasi dan Pengendalian”. Salemba

dan Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap

Empat. Jakarta:2002.

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Pasal
25

Universitas

Badan”

Mardiasmo,

Hasanuddin.

Mulyodiwarno,

Fuadi, Arabella Oentari. 2013 “Pengaruh Kualitas
Petugas

Andi

Offset,

“Catatan

Tentang

Yogyakarta: 2009

Makassar:2014

Pelayanan

“Perpajakan”,

Pajak,

Nuryadi.

Kebijakan

Sanksi

Sanksi

Perpajakan
KUP

1983

sejak

Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak

Undang-Undang

hingga

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM”,

Undang-Undang KUP 2007”. Inside Tax.

Tax &Accounting Review Vol.1, No.1.

Jakarta:2007

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate

Musyarofah dan Adi. 2008. “Pengaruh Kesadaran

dengan Program IBM SPSS 19. Badan

Wajib Pajak, Persepsi Wajib Pajak Tentang

Penerbit – Undip, Semarang:2011

Sanksi,

11

dan

Hasrat

Membayar

Pajak

TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”, Jurnal

Perpajakannya” UIN Syarif Hidayatullah.

Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor

Jakarta:2009

Publik (JAMBSP), Vol. 5 No. 1 – Oktober
Simanjuntak, Timbul. Hamonangan dan Mukhlis,

2008: 34– 50

Imam. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan
dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta:

Parasuraman, Zeithaml, A.V. dan Berry L.L.
(1985), ‘A Conceptual model of Service

Raih Asa Sukses

Quality’, Journal of Retailing, Vol. 67: 420Siregar, Yuli. Anita. Saryadi, dan Listyorini, Sari.

450

2012. Pengaruh Pelayanan Fiskus dan
Pengetahuan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Pajak

tentang

Penghasilan

Kepatuhan

atas

Perpajakan
Wajib

Pajak.

terhadap
Jurnal

Ilmu

Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau

Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor. 1:

Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki

1-9.

Peredaran Bruto Tertentu
Syahril,
Prasetyo, Ferry Dwi. “Analisis Faktor-Faktor yang

Farid.

Pemahaman

Wajib

Kecil

Pelayanan

Fiskus

Menengah dalam Pelaporan Kewajiban

Kepatuhan

Wajib

Perpajakan

Pribadi.

Mempengaruhi

Pemilik

Usaha

Di

Daerah
Islam

Jogjakarta”Universitas

Indonesia

Pengaruh

2013.

Padang:

Tingkat

Pajak

Kualitas

terhadap

Tingkat

Pajak

PPh

Fakultas

Orang
Ekonomi

Universitas Negeri Padang.

Yogyakarta, 2006
Undang-Undang No.20 tahun 2008 tanggal 4 Juli
Prasetyo, Januar Eko dkk, “Persepsi Wajib Pajak
Badan

Terhadap

Pelaksanaan

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah

Self

Assessment

System

dalam

Memenuhi

Kewajiban

Pajak”

Jurna

Perpajakan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan

Indonesia. Jakarta:2006

Umum

dan

Tata

Cara

Perpajakan. 2009. Jakarta: Kementerian
Rahayu, Siti Kurnia. “Perpajakan Indonesia”.
Edisi

Pertama.

Graha

Keuangan Republik Indonesia.

Ilmu.
Waluyo, 2010. Perpajakan Indonesia Buku 1 Edisi

Yogyakarta:2010

Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Resmi, Siti. “Perpajakan Teori dan Kasus”. Edisi

Zahidah,

Ketiga. Salemba Empat, Jakarta:2008

Choiriyatuz.

“Pengaruh

Tingkat

Pemahaman, Kepatuhan dan Ketegasan
Sartika dan Rini. “Pengaruh Kecerdasan Spiritual,

Sanksi Perpajakan terhadap Kewajiban

Kinerja Pelayanan Pajak dan Ketegasan

Perpajakan Pengusaha UKM di Wilayah

Sanksi

Jakarta Selatan)” UIN Syarif Hidayatullah.

Perpajakan

Terhadap

Motivasi

Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban

Jakarta:2010

12

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KONDISI LINGKUNGAN Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Dan Kondisi Lingkungan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Oran

0 6 18

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITASPERPAJAKAN , SANKSI PERPAJAKAN, DAN Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Dan Kondisi Lingkungan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada

0 2 17

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN, DAN LINGKUNGAN Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan dan Lingkungan Wajib Pajak terhadap Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Or

0 6 14

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITASPELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN, DAN LINGKUNGAN Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan dan Lingkungan Wajib Pajak terhadap Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Ora

0 3 16

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Persepsi Wajib Pajak atas Kinerja Pencapaian Pajak.

1 2 22

Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM | Fuadi | Tax & Accounting Review 438 772 1 SM

0 2 10

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya | Jotopurnomo | Tax & Accounting Review 441 778 1 SM

0 2 6

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK - Perbanas Institutional Repository

1 1 17

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PETUGAS PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN BIAYA KEPATUHAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI PURWOKERTO

0 2 17