Perbedaan konflik peran ganda ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi pada PT. Mataram Tunggal Garment Sleman Yogyakarta - USD Repository
PERBEDAAN KONFLIK PERAN GANDA IBU BEKERJA
PADA BAGIAN MANAJEMEN DAN BAGIAN PRODUKSI
PADA PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT
SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Nama : Indah Puti
NIM : 009114145
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Halaman Persembahan
SKRIPSI
PERBEDAAN KONFLIK PERAN GANDA IBU BEKERJA
PADA BAGIAN MANAJEMEN DAN BAGIAN PRODUKSI PADA
PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT SLEMAN YOGYAKARTA
Saya persembahkan kepada :
Bapa di Surga
Sang Juru Selamat
Mama dan Bapak
Bapak dan Ibu Muntilan
Kakak dan Adikku
Suami ku &
My Angel Avilla Adelia
yang telah banyak memberi dorongan dan doa, yangselalu membantu, yang selalu setia mendukung, yang
selalu memberikan senyuman, keceriaan, kebahagiaan
dan memberikan semangat di setiap perjalanan hidupku.
Ψ Indah Puti Loekitasari Ψ USD
Pernyataan Keaslian Karya Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, September 2007 Indah Puti Loekitasari
ABSTRAK
Perbedaan Konflik Peran Ganda Ibu Bekerja Pada Bagian Manajamen dan
Bagian Produksi Pada PT. Mataram Tunggal Garment Sleman Yogyakarta
Indah Puti Loekitasari
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konflik peran ganda ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi. Konflik Peran Ganda merupakan suatu situasi pertentangan antara pemenuhan harapan atau kebutuhan pada peran yang satu dengan pemenuhan kebutuhan atau harapan pada peran lainnya. Berdasarkan sumber masalah yang dialami ibu bekerja ada tujuh aspek konflik peran ganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aspek pengasuhan anak, aspek bantuan pekerjaan rumah tangga, aspek komunikasi dan interaksi dengan suami dan anak, aspek waktu untuk keluarga, aspek menentukan prioritas, aspek tekanan karir dan keluarga, aspek pandangan suami terhadap peran ganda.
Subjek dalam penelitian ini ada 60 orang yang memiliki karakteristik sebagai berikut wanita berusia 21-40 tahun yang merupakan masa dewasa awal, bekerja sebagai karyawati pada bagian manajemen atau yang bekerja dengan status jabatan lebih tinggi dan pekerja bagian produksi yang bekerja pada status jabatan lebih rendah. Subjek wanita yang digunakan sudah berstatus menikah atau berkeluarga, pendidikan minimal SD untuk bagian produksi dan SMA untuk bagian manajemen. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu untuk membandingkan konflik peran ganda dilihat dari status jabatan pekerjaan. Pengambilan data dilakukan dengan skala konflik peran ganda. Reliabilitas skala penelitian menghasilkan koefisien reliabilitas 0, 9360.
Data penelitian dianalisis menggunakan teknik Independent Sample T-Test. Hasil uji hipotesis menghasilkan nilai t= -1,123 dengan nilai p= 0,266 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan konflik peran ganda antara ibu bekerja pada bagian manajemen dan bagian produksi.
ABSTRACT
The Differences of Dual Role Conflict of Mother who Works in Management and
Production Department in PT. Mataram Tunggal Garment Sleman Yogyakarta
Indah Puti Loekitasari
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
This research aimed to know the differences of dual role conflict of mothers who work in management and production department. The dual role conflict is one of the controversial situations between the fulfilment of expectations and necessities in one role by fulfilling any necessities or expectations on the other role. Based on the problems causes which were had by the mothers who work, there are seven aspects of dual role conflict which were used in this research, i.e aspect of childern nurturing, aspect of household ativities helping, aspect of communication and interaction with husband and childern, aspect of time for family, aspect to determine the priority, aspect of carrier and family pressures, aspect of husband perception toward dual role.
The subject of this research were 60 persons who has characteristics as follows, women by the age of 21-40 years old who are the initial adulthood period, work as the staffs in management department or who work in the higher level of occupational status and work in production department who work in the lower level occupation status. The subject of women were used have married statues or has family, at least have educational background of Junior School for production department and Senior High School for management department. The type of this research was comparative research, i.e. to compare the dual role conflict perceived from the working position status. The data collection was conducted by using scale of dual role conflict. The reliability of research scale produced reliability coefficient of 0,9360.
The data of research analyzed by using technique of Independent Sample T-
Test. The result of hypothesis test resulted t-value = 1,123 by the p value = 0,266
(p>0,05). This result showed that there are no differences in dual role conflicts between the mother who work in management and production department
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan kasihNya sehingga skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Penulis menyadari berbagai permasalahan dan hambatan yang muncul pada
saat menyusun, melaksanakan dan menyelesaikan penelitian ini. Pelaksanaan
penelitian ini dari awal hingga akhir banyak melibatkan berbagai pihak. Bantuan dan
dukungan yang bersifat moril maupun materiil telah diberikan demi penelitian ini.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu yaitu:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian untuk skripsi ini.
2. Bapak T. Priyo W, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing,
memberikan masukan, menyediakan waktu dan membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini. “Terima kasih atas kesabaran bapak dalam menghadapi ketidakdisiplinan saya dalam melakukan bimbingan. Bapak mengajarkan saya untuk menggali rasa ingin tahu saya dengan mencari secara mandiri bahan bacaan atau sumber informasi yang berguna dalam penelitian ini.”
3. Ibu Lusi dan Bapak Didik selaku dosen fakultas dan dosen penguji yang telah
memberikan saran, nasehat, dalam perbaikan skripsi ini. Terima kasih atas pengertian, kebaikan yang telah Bapak dan Ibu berikan mulai dari awal perkuliahan sampai dengan akhir perkuliahan saya. Saya merasa senang dapat mengenal Bu Lusi, dan Pak Didik. Semoga Tuhan memberkati.
4. Ibu Agnes, Ibu Susan, Bapak Wahyudi selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membantu selama masa perkuliahan. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya.
5. Bapak Agung Santoso selaku dosen yang telah bersedia menyediakan waktu
untuk menjawab ketidaktahuan saya tentang statistik.
6. Ibu Maria, selaku bagian personalia PT. Mataram Tunggal Garment yang telah
mengijinkan saya melaksanakan penelitian di perusahaan, menyediakan waktu untuk saya, memberikan informasi dan masukan sehingga skripsi saya bisa selesai. Semoga atas semua kebaikan yang ibu berikan, mendapatkan hadiah istimewa dari Bapa di Surga.
7. Pihak keamanan PT. Mataram Tunggal Garment yang telah bersedia direpotkan
oleh kehadiran saya, dan terima kasih atas obrolan, dan guyonan selama saya mengunjungi perusahaan.
8. Seluruh karyawati bagian manajemen dan bagian produksi dari PT. Mataram
Tunggal Garment yang bersedia menjadi bagian dalam penelitian ini dan telah menyediakan waktu untuk mengisi kuisioner.
9. Orang tua yang telah melahirkanku dan membuat aku ada, Mama dan Bapak.
Terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang kalian berikan. Pengorbanan
kalian yang tidak terbayar dengan rupiah atau mata uang manapun menjadikan aku mengerti betapa berat menjadi orang tua. Semoga Tuhan dapat memberikan kelegaan bagi kita.
10. Ibu dan Bapak di Muntilan yang telah mau menerimaku sebagai anak kalian dan
begitu sabar menghadapi sifatku yang keras. Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang tak terhingga sehingga Puti dapat menyelesaikan kuliah.
11. Mbak Iin, Ayu, Anton yang telah menjadikanku adik dan kakak yang memiliki
arti, tanpa kalian aku akan merasa kesepian. Terima kasih atas cinta kalian terutama yang telah kalian berikan kepada anak-anakku Avilla dan Adelia.
12. Untuk suamiku tercinta yang telah bersedia mengorbankan segalanya demi aku.
Terima kasih atas kesabaranmu menghadapi aku, bersedia menjadi pengantarku yang setia kemanapun aku pergi, dan juga atas hari-hari yang berarti.
13. Kedua bidadari kecilku Avilla dan Adelia yang selalu memberikan keceriaan dan
senyuman sehingga membuat diriku menjadi kuat menghadapi masalah dalam hidup.
14. Mas Nono yang telah memberikan pinjaman buku manajemen dan SPSS, thanks
bro’.
15. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gi’ yang menjadi kru sekretariat yang
memberikan bantuan dalam pengurusan surat-surat dan memberikan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi.
14. Mas Doni dan Mas Muji yang telah membantu dalam praktikum dan dalam
pencarian buku di ruang baca. Thanks for the jokes.
15. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi Ajeng (“akhirnya
selesai juga ya….” ), Desi (kapan dikerjainnya?), mbak dian ’99 (kita majubersama ya!), mbak lina, mbak anna, mbak rani (jangan putus asa, chayo!!!)
16. Teman-teman angkatan 2001 yang sering bersama mencari wahyu di
perpustakaan good luck otre!!17. Helen, Yofi, Rini (lanjutkan kuliahmu ya and take care of your baby), Eta, kalian
membantuku menyelesaikan PSP thank you!!! 18. Trini bagaimana kabarmu, semoga kamu bisa selesaikan tugasmu seperti aku.
Walaupun berat menjalani dua peran sekaligus, aku percaya kamu pasti dapat melakukannya.
19. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan, skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima dengan senang hati segala kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.Pada akhir kata, penulis berharap skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.
Yogyakarta, September 2007 Indah Puti Loekitasari
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ivPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................1 B. Rumusan Masalah.............................................................................
7 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................
8 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 9
A. Konflik............................................................................................. 9 1. Pengertian Konflik.......................................................................
9
2. Macam-macam Konflik ...............................................................
10 3. Faktor-faktor Terjadinya Konflik ................................................
11 B. Peran...................................................................................................
12 C. Konflik Peran Ganda..........................................................................
13 1. Pengertian Konflik Peran Ganda ...............................................
13 2. Faktor-faktor Penentu Konflik Peran Ganda…………………..
14 3. Jenis-jenis Konflik Peran Ganda ...............................................
16 4. Sumber Masalah Wanita Berperan Ganda…………………….
16 5. Aspek-aspek Konflik Peran Ganda............................................
18 D. Bagian Manajemen ............................................................................
20 E. Bagian Produksi .................................................................................
21 F. Perbedaan Konflik Peran Ganda Ibu Bekerja Bagian Manajemen dan Bagian Produksi...........................................................................
21 G. Hipotesis........................................................................... .................
23 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 24 A. Jenis Penelitian ..................................................................................
24 B. Identifikasi Penelitian ........................................................................
24 C. Definisi Operasional ..........................................................................
25 1. Konflik Peran Ganda ...................................................................
25 2. Bagian Manajemen ......................................................................
25 3. Bagian Produksi...........................................................................
25 D. Subjek Penelitian ...............................................................................
26 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................
26
F. Pengujian Instrumen Penelitian .........................................................
29 1. Validitas.......................................................................................
29 2. Analisis Item ................................................................................
30 3. Reliabilitas....................................................................................
31 G. Metode Analisis Data………………………………………………
32
1. Uji Normalitas............................................................................... 32 2. Uji Homogenitas..........................................................................
33 3. Uji Hipotesa.................................................................................
33 BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN........................................................... 34 A. Deskripsi Perusahaan.........................................................................
34
1. Sejarah dan Lokasi Perusahaan............................................……. 34
2. Struktur Organisasi Perusahaan.................................................... 35 3. Personalia Perusahaan..................................................................
41 4. Produksi........................................................................................
42 B. Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba Penelitian .......................................
43 C. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian.......................................................
47 1. Proses Pelaksanaan Penelitian .....................................................
47 2. Proses Input Data.........................................................................
47
3. Hasil Penelitian............................................................................. 50
a. Uji Asumsi Penelitian............................................................. 50
1. Uji Normalitas......................................................... 50 2. Uji Homogenitas.....................................................
51 b. Uji Hipotesis.........................................................................
52
4. Deskripsi Data Penelitian………………………………………
54
a. Norma Kategorisasi……………………………………….. 54 b. Data Subjek Penelitian…………………………………….
56 c. Analisis Tambahan Uji T………………………………….
58
5. Pembahasan……………………………………………………. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 64
A. Kesimpulan.........................................................................................64 B. Keterbatasan Penelitian....................................................................... 64
C. Saran.................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 67
LAMPIRAN......................................................................................................... 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Mataram Tunggal Garment....................... 126 Gambar 2. Skema Proses Produksi PT. Mataram Tunggal Garment................. 127
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda ..................................................28 Tabel 2. Blue Print Setelah Uji Coba...................................................................
45 Tabel 3. Blue Print Skala Konflik Peran Ganda untuk Penelitian ......................
46 Tabel 4. Ringkasan One Sample Kolmogorov-Smirnov .....................................
51 Tabel 5. Ringkasan Test of Homogenity of Variance..........................................
52 Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis……………………………………………………. 52 Tabel 7. Norma Kategorisasi……………………………………………………
54 Tabel 8. Kategorisasi……………………………………………………………
56 Tabel 9. Deskripsi Subjek Penelitian…………………………………………...
57 Tabel 10. Data Jabatan Bagian Manajemen…………………………………….
57 Tabel 11. Data Jabatan Bagian Produksi……………………………………….
57 Tabel 12. Rangkuman Uji-t Tiap Aspek………………………………………. .
58
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Uji Coba ...................................................................................
70 Lampiran 2. Data Penelitian .................................................................................
91 Lampiran 3. Uji Homogenitas, Uji Normalitas, Uji Hipotesis............................. 116 Lampiran 4. Data Tambahan Penelitian.................................................................. 120
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja tidak hanya dapat dilakukan oleh kaum pria, akan tetapi dapat
dilakukan pula oleh kaum perempuan. Memasuki abad ke-21, peran serta kaum perempuan untuk terlibat dalam pembangunan telah diakui oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dalam program pembangunan pemerintah yang menyebutkan adanya Panca Tugas Perempuan yaitu:
1. Sebagai istri mendampingi suami bersama-sama membina keluarga yang bahagia.
2. Sebagai ibu pendidik dan pembina supaya anak-anak menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.
3. Sebagai pengatur rumah tangga supaya rumah tangga menjadi tempat yang aman dan teratur bagi seluruh anggota keluarga.
4. Sebagai tenaga kerja dan dalam profesi, bekerja di pemerintahan, perusahaan swasta, dunia politik, berwiraswasta, dan sebagainya untuk menambah penghasilan keluarga.
5. Sebagai anggota organisasi masyarakat terutama organisasi perempuan, badan-badan sosial.
Dalam panca tugas tersebut, terlihat dengan jelas bahwa seiring dengan pembangunan yang meliputi berbagai aspek, peran wanita memiliki posisi yang cukup penting, dan pemerintah mengakui bahwa konsep tradisional wanita yang hanya bergerak di dalam rumah tangga telah mengalami pergeseran. (Soetrisno, 1997) Kaum perempuan tidak hanya bertugas untuk mengurus rumah tangga namun juga memiliki peran untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, seperti membantu meningkatkan perekonomian keluarga dengan cara bekerja, baik secara wirausaha maupun bekerja pada sektor informal. Peran serta dari perempuan dalam perekonomian keluarga dapat menunjang dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Tidak hanya berdasarkan motif ekonomi, terjunnya perempuan ke dalam sektor informal juga didasarkan atas kemampuan dan ketrampilan serta pendidikan yang dimiliki sehingga ada motif prestasi atau mungkin penghargaan atas kemampuan yang dimiliki tersebut. Menurut Jacinta dalam www.e-psikologi.com, motif-motif yang mendasari kebutuhan untuk bekerja di luar rumah antara lain kebutuhan finansial, kebutuhan sosial relasional dan kebutuhan aktualisasi diri yang menurut Maslow dengan bekerja seseorang akan dapat menemukan makna hidupnya (Davis dan Newstrom, 1989).
Bertambahnya peran pada perempuan di luar kehidupan rumah tangga yaitu peran sebagai karyawan atau pekerja di luar rumah tangga disebut peran ganda. Hal tersebut menuntut perempuan untuk dapat menyeimbangkan kedua peran tersebut. Apabila antara kedua peran tersebut saling berbenturan dan tidak seimbang, akan menimbulkan konflik peran. Keputusan untuk berperan ganda dilandasi oleh adanya motivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam diri maupun keluarga. Apabila seorang ibu mampu menyesuaikan diri antara pekerjaan dan rumah tangga, maka tidak akan terjadi konflik dalam menjalankan kedua peran tersebut. Menurut Hurlock (1996), penyesuaian diri terhadap pekerjaan dan keluarga merupakan tugas perkembangan pada masa dewasa dini yang harus dijalankan oleh tiap manusia. Apabila seseorang pada masa dewasa ini tidak mampu menyesuaikan diri terhadap pekerjaan dan keluarga maka akan timbul konflik dan masalah dalam penyesuaian dirinya.
Bekerja di luar rumah bagi ibu rumah tangga membawa pengaruh terhadap kehidupan rumah tangganya, karena dengan bekerja maka waktu yang dipergunakan untuk mengurus keluarga menjadi berkurang, Rolland dan Harris (dalam Wikarto, 1989). Terutama jika ibu tersebut memiliki anak, akan cenderung timbul perasaan bersalah karena waktu yang digunakan untuk anak menjadi berkurang, perhatian ibu terhadap masalah anak cenderung berkurang sehingga akan cenderung memunculkan konflik dalam peran ganda ibu bekerja yaitu situasi dilematis antara pekerjaan dan keluarga (rumah tangga). Adanya harapan dari masyarakat terhadap para ibu mengenai tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak, pergaulan dan kesehatan, menambah situasi dilematis ibu bekerja.
Menurut Hurlock (1996), ada keuntungan dan kerugian yang diperoleh dengan berperan ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga. Perempuan yang bekerja dapat menikmati pendapatan dari luar rumah dan tingkat kemandirian bertambah, tetapi kehidupan menjadi lebih rumit dan masalah lebih kompleks. Sebaliknya hidup sebagai ibu rumah tangga dalam beberapa hal menjadi mudah dan tidak terlalu rumit tetapi ada ketidakpuasan terhadap kondisi yang ada. Ibu bekerja akan memperoleh variasi hidup yang lebih menyenangkan, akan mendapatkan kepuasan, menambah rasa percaya diri, dan merasa berguna karena mampu berbuat sesuatu. Di lain pihak peran ganda dapat menimbulkan ketegangan dalam kehidupan sehingga muncul rasa bersalah, frustasi dan stress (Shaevitz, 1991).
Berkaitan dengan konflik peran, menurut Greenhaus dan Butell (dalam Soeharto, 2004), konflik peran merupakan bentuk dari interrole conflict atau konflik antar peran. Konflik antar peran akan terjadi pada diri wanita apabila pekerjaan dan keluarga membutuhkan perhatian yang sama, saling menuntut untuk dipenuhi tapi pemenuhan salah satu peran dapat menghasilkan kesulitan pemenuhan kebutuhan yang lain. Individu yang mengalami konflik peran pada umumnya akan mengalami frustasi dan kebingungan, karena dalam keterbatasan waktu individu harus menentukan peran mana yang harus dipilih dan peran mana yang harus ditinggalkan (Wexley dan Yukl, 1977), demikian pula dialami ibu bekerja.
Konflik peran ganda bersifat psikologis dengan gejala yang terlihat adalah timbul rasa bersalah, gelisah, cemas dan frustasi (Burke dan Greenglass, Greenhaus dan Parasuraman dalam Schabracq dkk, 1996). Konflik yang terjadi pada ibu bekerja akan menurunkan kesehatan fisik dan mental. Hal ini merugikan tempat wanita bekerja karena menurunkan kualitas sumber daya manusia, ibu akan sering tidak masuk kerja, prestasi kerja menurun dan akhirnya keluar dari pekerjaan. Konflik berkepanjangan yang dialami ibu berperan ganda dapat menimbulkan stress. (Soeharto, 2004)
Menurut Katz dan Kahn dalam Darwin (1984), konflik peran yang terjadi dalam diri seseorang yang bekerja ditentukan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah besar atau kecilnya suatu organisasi, struktur dan iklim organisasi, kedudukan atau posisi seseorang dalam organisasi, bentuk kegiatan yang dijalankan dalam organisasi, letak pada jenjang serta unsur- unsur kepribadian seseorang. Sedangkan menurut Holahan dan Gilbert dalam Schabracq (1996) yang menjadi sumber terjadinya konflik peran adalah saat seseorang memiliki anak, komitmen seseorang terhadap pekerjaan dan jumlah waktu yang diluangkan di tempat kerja. Semakin seseorang memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya, maka konsentrasi atau perhatian terhadap pekerjaan akan lebih tinggi sehingga konflik antara pemenuhan pada peran keluarga dan peran dalam pekejaan menjadi tinggi. Demikan pula dengan banyaknya waktu yang digunakan di tempat kerja, semakin lama seseorang meluangkan waktunya untuk pekerjaan semakin tinggi pula munculnya konflik peran ditandai dengan perasaan bersalah karena meninggalkan anak dan keluarga.
Salah satu faktor yang menentukan terjadinya perbedaan konflik peran ganda pada bagian manajemen dan bagian produksi adalah faktor penggunaan waktu di tempat kerja. Pada PT. Mataram Tunggal Garment antara bagian manajemen dan bagian produksi terutama antara staf office dan pekerja produksi ada perbedaan dalam hal waktu kerja. Pada bagian manajemen jam kerja dimulai pada pukul 08.00 – 17.15 WIB atau ± 9 jam kerja dari Senin sampai dengan Jumat, sedangkan hari Sabtu dimulai dari pukul 08.00 – 15.15 WIB atau ± 7 jam kerja. Sedangkan untuk pekerja produksi bekerja dari pukul 07.30 – 15.45 (berlaku hari Senin – Jumat), dan hari Sabtu dari pukul 07.30 –
12.30. Total waktu kerja pekerja produksi yaitu ± 8 jam untuk hari Senin – Jumat, dan ± 5 jam untuk hari Sabtu. Berdasarkan jam kerja tersebut, maka untuk bagian manajemen terutama staf office dan staf produksi lebih banyak meluangkan waktu di tempat kerja daripada pekerja produksi, sehingga konflik peran yang dialami seorang ibu bekerja akan lebih tinggi pada bagian manajemen.
Berdasarkan uraian di atas, timbul pertanyaan dalam diri peneliti apakah benar secara empiris ada perbedaan konflik peran ganda yang dialami antara ibu yang bekerja pada bagian manajemen dengan ibu yang bekerja pada bagian produksi?
Pada penelitian ini hanya akan dibatasi pada variabel konflik peran ganda dan jenis pekerjaan utama tanpa melihat adanya variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi seperti usia anak terkecil, dukungan sosial, jumlah orang yang membantu pekerjaan ibu mengurus anak. Hal yang perlu diperhatikan di dalam penelitian ini adalah masa kerja di perusahaan, waktu atau jadwal kerja, dan tingkat pendidikan dari ibu bekerja, karena hal tersebut dapat mempengaruhi terjadinya perbedaan konflik peran. Adanya keterbatasan pada penyusunan dan pelaksanaan penelitian ini memungkinkan terdapat banyak kekurangan, maka dari itu masukan yang berarti sangat diperlukan oleh peneliti.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian yang akan dikemukakan adalah, “Apakah ada perbedaan konflik peran ganda ibu yang bekerja pada bagian manajemen dan ibu yang bekerja pada bagian produksi?
C. Tujuan Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan peneliti mampu mengetahui perbedaan konflik peran ganda yang dialami antara ibu yang bekerja pada bagian manajemen dan ibu yang bekerja pada bagian produksi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diberikan melalui bukti empiris dari penelitian ini, adalah:
1. Secara praktis:
a.) Memberikan wacana bagi lingkungan di sekitar ibu bekerja untuk dapat memberi dorongan, perhatian, penghargaan agar ibu bekerja dapat mengatasi konflik akibat peran ganda dengan baik sehingga tidak terjadi gangguan yang mengarah pada kecemasan, stress, somatisasi, antisosial dan sebagainya.
b.) Memberikan gambaran bahwa konflik bukan sesuatu yang bernilai negatif, namun juga memiliki nilai positif, sehingga masyarakat tidak menganggap suatu konflik adalah kondisi yang buruk.
2 Secara teoretis,
a. Menambah literatur penelitian disiplin ilmu psikologi, khususnya mengenai psikologi industri dan psikologi sosial.
b. Memberikan gambaran kepada mahasiswa psikologi yang akan melakukan penelitian mengenai konflik peran ganda.
BAB II LANDASAN TEORI A. Konflik
1. Pengertian Konflik Menurut Budiharjo (1992) dan Lazarus dalam Maharatni (2003), konflik merupakan suatu ketidaksesuaian antara tendensi perilaku atau tujuan, seperti misalnya adanya ketidaksesuaian atau pertentangan antara kebutuhan dalam diri individu (kebutuhan internal) dengan tuntutan yang datang dari luar diri individu (tuntutan eksternal). Dua hal yang saling bertentangan tersebut memiliki kekuatan yang sama untuk dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.
Hal senada diungkapkan pula oleh Duffy dalam Hartanti (2006) bahwa jika dua atau lebih tujuan atau kepentingan dalam diri seseorang yang saling bertentangan dan datang dalam waktu yang bersamaan sehingga seseorang itu harus memilih salah satu, maka dapat terjadi suatu konflik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pun, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan atau ketidaksesuaian.
Newcomb (1978), berpendapat bahwa konflik berasal dari sekumpulan harapan atau keinginan yang saling bertentangan dan tidak dapat berjalan searah. Harapan-harapan atau keinginan yang muncul dalam diri individu tersebut tidak dapat disatukan karena adanya perasaan bahwa harapan atau keinginan yang satu lebih disukai daripada harapan atau keinginan yang lainnya, sehingga dapat menimbulkan konflik.
2. Macam-macam Konflik Menurut Sarbin (dalam Wangi, 1995) jika dimensi-dimensi hidup tidak sesuai dengan harapan peran yang dimainkan akan menimbulkan suatu konflik. Interaksi masing-masing komponen self, peran dan posisi dapat menjadi konflik. Ada tiga macam konflik yaitu : a. Konflik norma dan nilai; konflik yang mengarah pada konsep diri dari individu tersebut yang takut bertentangan dengan adat istiadat.
b. Konflik antara self dan peran; sistem bertindak lebih menyangkut keadaan kepribadian dari individu yang bersangkutan. Self memainkan peran yang tidak sesuai dengan self. Self mengambil peran yang tidak sesuai dengan harapan peran, sebagai manifestasinya akan timbul suatu ketidakpastian dalam dirinya.
c. Konflik antara posisi dan self; menyangkut konflik antara hak dan kewajiban individu terhadap peran yang dimainkan. Dibagi lagi menjadi dua macam konflik yaitu : 1) Self Role Conflict, konflik yang sebenarnya menjauhkan diri daripada tanggung jawab self. Contoh: mekanisme pertahanan diri.
2) Role-role Conflict, terjadi jika individu harus melakukan dua tugas atau peran sebagai akibat dari posisi yang diduduki.
3. Faktor-faktor Terjadinya Konflik Penyebab terjadinya konflik bersumber dari individu sebagai bagian dari kelompok, yang dibedakan menjadi 3 kategori yaitu: a. Karakteristik individu yaitu nilai, sikap dan keyakinan, kebutuhan dan kepribadian, persepsi atau pendapat.
b. Kondisi situasional yang dapat mendorong timbulnya konflik yaitu keadaan saling bergantung, kebutuhan berinteraksi, kebutuhan akan konsensus, perbedaan status, komunikasi, tanggung jawab dan ada peraturan ambigu.
c. Faktor-faktor kompleks dalam kelompok yang dapat menyebabkan konflik yaitu adanya spesialisasi dan differensiasi kerja, tugas yang saling bergantung, tujuan utama yang ingin dicapai, sumber-sumber lama, otoritas dan pengaruh yang beragam, keputusan, peraturan- peraturan dan prosedur. (Rizko dkk, dalam Mardianto 1999)
Berdasarkan uraian pengertian konflik di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan situasi pertentangan antara dua atau lebih harapan, keinginan atau tujuan yang datang pada waktu bersamaan dan memiliki kekuatan yang sama untuk dipenuhi.
B. Peran
Peran diartikan sebagai pola tindakan yang diharapkan dari seseorang dan melibatkan orang lain. Peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab yang menyertainya. (Newstrom dan Davis, 1989). Karena adanya status dalam di dalam kelompok, maka seorang individu akan mendapat suatu tanggung jawab yang mengarahkan kepada pembentukan sutu pola tindakan atau tingkah laku dalam menjalankan perannya, seorang individu mampu berperilaku sesuai dengan norma dalam lingkungan sosial.
Menurut Chaplin (2000), ada 3 macam pengertian peran yaitu :
1. Merupakan fungsi individu atau peranannya dalam suatu kelompok atau institusi.
2. Merupakan fungsi atau tingkah laku yang diharapkan ada pada individu atau yang menjadi ciri atau sifat individu.
3. Merupakan fungsi sembarangan variabel dalam satu kaitan sebab akibat.
Menurut Robbins (2001), peran merupakan seperangkat pola perilaku yang diharapkan dan terkait dalam diri seseorang pada saat seseorang tersebut menduduki suatu posisi tertentu dalam suatu unit sosial.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan pola tingkah laku seseorang yang berakarakter akibat dari status atau posisi dalam masyarakat atau lingkungan sosial dimana ada harapan, hak, kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi.
C. Konflik Peran Ganda
1. Pengertian Konflik Peran Ganda Secara perorangan konflik peran bersifat menghambat bila pemegang peran tidak dapat memenuhi pengharapan secara wajar, yaitu bila mengabaikan salah satu peran, mengkompromikan beberapa peran atau mengundurkan diri secara badaniah atau kejiwaan dari peran-peran (Darwin, 1984).
Menurut Robbins (2001), konflik peran dapat terjadi bila seorang individu mematuhi persyaratan pada peran yang satu akan mengalami kesulitan pada pemenuhan persyaratan pada peran lainnya atau adanya situasi dimana seseorang dihadapkan pada pengharapan peran yang berlainan.
Berkaitan dengan konflik peran, menurut Greenhaus dan Beutell (dalam Soeharto, 2004), konflik peran merupakan bentuk dari interrole conflict atau konflik antar peran. Konflik antar peran akan terjadi pada diri wanita apabila pekerjaan dan keluarga membutuhkan perhatian yang sama, saling menuntut untuk dipenuhi tapi pemenuhan salah satu peran dapat menghasilkan kesulitan pemenuhan kebutuhan yang lain. Seseorang diketahui memiliki konflik peran ganda apabila merasakan ketegangan dalam memenuhi tuntutan antara tugas rumah tangga dan pekerjaan. Semakin seseorang mengkonsentrasikan diri pada pekerjaan maka akan lebih sulit untuk memenuhi tuntutan keluarga.
Seseorang dikatakan mengalami konflik peran ganda jika mengalami pertentangan antara tugas-tugas yang harus dilakukan dan tanggung jawab yang dimiliki; tugas-tugas yang harus dilakukan menurut pandangannya bukan merupakan bagian dari pekerjaannya; tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari atasan, rekan, bawahan, atau orang lain yang dianggap penting dalam dirinya; pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu melakukan tugas pekerjaannya (Munandar, 2001). Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik peran ganda merupakan suatu situasi pertentangan antara pemenuhan harapan pada peran yang satu dengan pemenuhan harapan pada peran lainnya dalam hal ini antara peran dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konflik Peran Ganda Menurut Getsels dan Guba (dalam Darwin, 1984) mengatakan bahwa derajad konflik peran ganda tergantung dari: a. Keadaan yaitu seberapa jauh pengharapan-pengharapan saling bertentangan dan bersifat kaku, b. Kepribadian dari pemegang peran, yaitu dari cara-cara penyesuaian diri yang dipergunakannya.
Sedangkan menurut Katz dan Kahn dalam Darwin (1984) penentu- penentu dari konflik peran dibagi menjadi: a. Ukuran organisasi, dimana pada organisasi yang besar sulit untuk dicapai kesepakatan dan penyimpangan-penyimpangan dari garis wewenang yang terjadi dalam perusahaan kurang dapat diterima.
b. Cara-cara bekerja yang ketat.
c. Letak kedudukan dalam organisasi, dimana kedudukan pada permukaan organisasi lebih mengalami konflik daripada yang di tengah.
d. Wujud-wujud dari kegiatan, misalnya peran yang didalamnya membutuhkan banyak pemecahan masalah yang bersifat pembaharuan lebih banyak e. Letak pada jenjang.
f. Unsur-unsur kepribadian seperti kelenturan dan kekakuan, kepekaan emosional, introversi dan ekstroversi, serta cita-cita yang kuat untuk maju.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Holahan dan Gilbert dalam Schabracq (1996), sumber-sumber dari munculnya konflik peran ganda adalah komitmen terhadap pekerjaan, dimana semakin tinggi komitmen seorang terhadap pekerjaan, orang tersebut akan lebih mengutamakan pekerjaan, meluangkan lebih banyak waktu dan tenaga di tempat kerja serta mengerjakan atau menjalankan tugas yang lebih menantang atau menarik di tempat kerja, sehingga akan mengalami konflik peran yang lebih tinggi.
Faktor lainnya yang menentukan konflik peran adalah tugas menjadi orang tua. Kehadiran anak terutama anak yang berusia bayi dan prasekolah akan meningkatkan konflik peran terutama pada wanita yang bekerja secara profesional.
3. Jenis-jenis Konflik Peran Ganda Menurut Greenhause dan Beutell dalam Schabracq (1996), ada 3 macam konflik peran ganda yaitu: a. Time Based Conflict
Muncul karena penggunaan waktu yang digunakan untuk bekerja tidak dapat dipakai untuk melakukan kegiatan rumah tangga dan sebaliknya.
b. Strain Based Conflict Ketegangan pada salah satu peran dan akan berakibat pada kinerja peran menjadi orang tua yang efektif, karena dalam sebuah pekerjaan dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi mengandung ketegangan yang tinggi pula.
c. Behavior Based Conflict Konflik peran yang disebabkan oleh kesulitan perubahan perilaku dari peran satu ke peran lainnya.
4. Sumber Masalah Wanita Berperan Ganda Menurut Hardanti (2002), peran ganda pada seorang wanita mengalami banyak tekanan dan masalah yang sulit untuk dihindari dan dapat mengahmbat perkembangan diri. Tiga sumber masalah yang harus dihadapi oleh seorang wanita berperan ganda yaitu: a. Wanita dan Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial dengan aturan atau norma-norma yang masih beranggapan bahwa seorang wanita atau ibu memiliki tugas mengasuh anak dan mengurus rumah tangga akan menjadi penghambat bagi seorang wanita atau ibu yang memiliki keinginan untuk bekerja. Apabila seorang wanita atau ibu tetap memutuskan untuk bekerja namun tidak mendapat dukungan dari lingkungan sosial akan mempengaruhi pekerjaan, diri sendiri sehingga dapat mengurangi keyakinan atau kepercayaan diri.
b. Wanita dan Pembagian Kerja Domestik Seorang wanita yang bekerja akan mendapatkan konsekuensi terutama dalam kehidupan keluarganya. Mengurus pekerjaan rumah tangga tidak lagi menjadi tanggung jawab dari pihak wanita/ istri, namun juga kenyataannya, seorang wanita bekerja tidak dapat lepas dari tanggung jawabnya terhadap pekerjaan rumah tangga. Wanita bekerja tetap harus memikirkan seseorang yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga selama dirinya bekerja.