STATUS DAN UPAYA HUKUM ISTERI TERHADAP PELANGGARAN TAKLIK TALAK OLEH SUAMI ( Studi Kasus di Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun 2013 ) - Test Repository

  

STATUS DAN UPAYA HUKUM ISTERI TERHADAP

PELANGGARAN TAKLIK TALAK OLEH SUAMI

  ( Studi Kasus di Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun 2013 )

  Disusun Guna Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Strata I Dalam Ilmu Syariah

  

PROGRAM STUDI AL AHWAAL AL SYAKHSIYYAH

SEKOLAH TIGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STATUS DAN UPAYA HUKUM ISTERI TERHADAP

PELANGGARAN TAKLIK TALAK OLEH SUAMI

  ( Studi Kasus di Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun 2013 )

  

SKRIPSI

  Disusun Guna Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Strata I Dalam Ilmu Syariah

  

Disusun Oleh:

MUSABIKHIN

NIM: 21108022

JURUSAN SYARI’AH

  

PROGRAM STUDI AL AHWAAL AL SYAKHSIYYAH

SEKOLAH TIGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN SALATIGA

2015

  

STATUS DAN UPAYA HUKUM ISTERI TERHADAP

PELANGGARAN TAKLIK TALAK OLEH SUAMI

  ( Studi Kasus di Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang Kecamatan Disusun Guna Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna

  Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Strata I Dalam Ilmu Syariah

  PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

  Nama : Musabikhin NIM : 21108022 Jurusan : Syari’ah Program Studi : Al Ahwaal Al Syakhsiyyah Judul : STATUS DAN UPAYA HUKUM ISTERI

  TERHADAP PELANGGARAN TAKLIK TALAK OLEH SUAMI (Studi Kasus di Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun 2013) Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  DEKLARASI

  

ِﻢْﺴِﺑ ِﷲا ِﻦَْﲪﱠﺮﻟا ِﻢْﻴِﺣﱠﺮﻟا

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Musabikhin NIM : 21108022 Jurusan : Syari’ah

  Program Program : Ahwal Al Syakhsiyyah Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiat rya saya sendiri, bukan plagiat dari karya tulis orang lain. Pendapat atau dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah berdasarkan kode etik ilmiah

  Salatiga, 22 Januari 2015

  22 Januari 2015 Yang menyatakan Musabikhin

  

MOTTO

“Penuhilah Janji,

Sesungguhnya Janji itu Pasti Diminta Pertanggung Jawabannya” PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Kedua orang tuaku, bapak Sarno dan ibu Sutarsih terima kasih yang tak terhingga atas segala yang pernah kuterima sepanjang perjalan hidupku.

  2. Kakak dan Adik-adikku tercinta, mas Shodikun, mas Rohman, mas Faizun, mas Imbuh Thobi’in, mas Zainudin, mas Tadhin, mbak Nurkhasanah, mbak tri, mbak Siti Arofah (alm), adik Nur Ahmad Zahidin, Nur Ismail, Laelatul Mubarokah, Nanang Mansur, Mat Ansori, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan, terima kasih atas segala perhatiannya.

  3. Sahabat-sahabat terbaikku, Nurun Jamaludin, Abu chanifah, Nastangin, om Azis, Malik, Arif maslah, Tadzun, Ahsanul kholikin, atas segala supportnya.

  4. Drs. Mahfudz selaku pembimbing, yang telah melakukan bimbingan secara maksimal dalam penyusunan skripsi ini, pada beliau penyusun menghaturkan banyak terimakasih.

  5. Seluruh kader dan alumni PMII cabang kota Salatiga.

  6. Orang-orang terdekat yang telah mendukung saya selama ini dan mengajarkan saya banyak hal dalam menyikapi hidup.

  7. Almamaterku.

  KATA PENGANTAR

  ِﷲا ِﻢْﻴِﺣﱠﺮﻟا ِﻦَْﲪﱠﺮﻟا ِﻢْﺴِﺑ

  Alhamdulillahi robbil alamin. Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “STATUS DAN UPAYA HUKUM ISTERI TERHADAP PELANGGARAN TAKLIK TALAK OLEH SUAMI” (Studi Kasus di Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun 2013) telah dapat dilaksanakan dan diselesaikan.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat akhir guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu-ilmu Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Memang tidak dapat penulis ingkari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak menghadapi kesulitan-kesulitan. Namun berkat pertolongan Allah SWT dan bimbingan, saran, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Maka dari itu, perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga dalam kesempatan ini, kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Drs. Machfudz, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing, atas segala bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini

  3. Bapak Badwan, M.Ag, selaku Pembimbing Akademik

  4. Bapak dan Ibu yang terhormat, atas kasih sayang dan doanya. Bapak dan Ibu yang terhormat, atas kasih sayang dan doanya.

  5. Kakak dan Adik-adikku tercinta, mas Shodikun, mas Rohman, mas Faizun, adikku tercinta, mas Shodikun, mas Rohman, mas Faizun, adikku tercinta, mas Shodikun, mas Rohman, mas Faizun, mas Imbuh Thobi’in, mas Zainudin, mas Tadhin, mbak Nurkhasanah, mBak mas Imbuh Thobi’in, mas Zainudin, mas Tadhin, mbak Nurkhasanah, mBak mas Imbuh Thobi’in, mas Zainudin, mas Tadhin, mbak Nurkhasanah, mBak tri, mbak Siti Arofah (alm), adik Nur Ahmad Zahidin, Nur Ismail, Laelatul tri, mbak Siti Arofah (alm), adik Nur A hmad Zahidin, Nur Ismail, Laelatul Mubarokah, Nanang Mansur, Mat Ansori, dan masih banyak lagi yang tidak Mubarokah, Nanang Mansur, Mat Ansori, dan masih banyak lagi yang tidak Mubarokah, Nanang Mansur, Mat Ansori, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan, terima kasih atas segala perhatiannya. bisa saya sebutkan, terima kasih atas segala perhatiannya.

  6. Sahabat-sahabat terbaikku, Nurun Jamaludin, Abu chanifah, Nastangin, om sahabat terbaikku, Nurun Jamaludin, Abu chanifah, Nastangin, om sahabat terbaikku, Nurun Jamaludin, Abu chanifah, Nastangin, om Azis, Malik, Arif maslah, Tadzun, Ahsanul kholikin, atas segala supportnya. maslah, Tadzun, Ahsanul kholikin, atas segala supportnya. maslah, Tadzun, Ahsanul kholikin, atas segala supportnya.

  7. Seluruh kader dan alumni PMII cabang kota Salatiga. Seluruh kader dan alumni PMII cabang kota Salatiga.

  8. Orang-orang terdekat yang telah menyemangatiku selama ini, dan orang terdekat yang telah menyemangatiku selama ini, dan orang terdekat yang telah menyemangatiku selama ini, dan mengajarkanku banyak hal dalam menyikapi hidup. mengajarkanku banyak hal dalam menyikapi hidup.

  Penulis menyadari bahwa dalam penul Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak isan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. dan saran dari semua pihak.

  Akhirnya penulis harapkan semoga skripsi ini dapat menambah wawasan. Akhirnya penulis harapkan semoga skripsi ini dapat menambah wawasan. Akhirnya penulis harapkan semoga skripsi ini dapat menambah wawasan.

  

ْﲔِﻤَﻟﺎَﻌْﻟا ﱢبَر ِﻪﱠﻠِﻟ ُﺪْﻤَْﳊَا

  Salatiga, 22 Januari 2015

  22 Januari 2015 Penulis

  Musabikhin Musabikhin NIM: 21108022 NIM: 21108022 ABSTRAK Musabikhin. 2015. Status dan Upaya Hukum Isteri Terhadap Pelanggaran Taklik

  Talak oleh Suami (Studi Kasus di Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun 2013). Skripsi. Jurusan Syari’ah.

  Program studi Al Ahwaal Al Syakhsiyyah. Sekolah Tinggi Agam Islam Negeri Salatiga : Drs. Machfudz, M. Ag. Kata Kunci: Isteri, Taklik, Talak, Suami

  Fokus dalam skripsi adalah menjawab pertayaan : 1). Bagaimanakah status isteri yang ditinggal suami tanpa izin menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam? 2). Bagaimanakah upaya hukum yang dilakukan isteri terhadap suami yang meninggalkan isteri tanpa izin di Dusun, Kedopokan. Desa, Tlogopucang. Kecamatan, Kandangan. Kabupaten, Temanggung?

  Sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis dengan menggunakan dua sumber data, yakni data primer dan skunder. Sehingga bisa menunjukkan bahwa menurut undang-undang No. tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam bahwa isteri yang ditinggalkan oleh suaminya tanpa izin, setatus perkawinannya menggantung dan belum jelas. Sementara usaha untuk memperjelas perkwaninannya isteri yang bersangkutan bisa mencari mencari kejelasan ke pengadilan agama setempat. Jika keberadaan suami tidak diketahui, isteri yang bersangkutan bisa mengajukan gugatan cerai Ghaib.

  Adapun prosedur pengajuan gegatan cerai ghaib sebagaimana dilakukan oleh salah satu responden dalam penelitian ini adalah ibu marfu’ah warga Dusun, Kedopokan. Desa, Tlogopucang. Kecamatan, Kandangan. Kabupaten, Temanggung. Ibu marfu’ah yang tinggalkan suaminya pada tahun 1975, beliau mengajukan gugatan cerai kepengadilan agama di Temanggung. Karena keberadaan tergugat (suami) tidak diketahui, maka agar gugatannya bisa dipersidangkan, Ibu Marfu’ah harus mencari surat keterangan ghaib dari kepala desa terahir suaminya diketahui bertempat tinggal. Setelah surat ghaib dan seluruh berkas gugatan cerai masuk kepengadilan agama Temanggung. Selanjutnya pengadilan akan menunggu minimal sampai 6 (enam) bulan. Jika selama enam bulan sejak gugatan cerai terdaftar dan keberadaan suami tetap tidak diketahui, maka persidangan gugatan cerai baru bisa dilakukan tanpa dihadiri tergugat.

  Setelah keputusan cerai dari pengadilan agama temanggung keluar. Ibu marfu’ah harus menunggu sampai 14 (empat belas hari). Setelah empat belas hari sejak dikeluarkan keputusan, ternyata tidak ada gugatan balik dari tergugat (suami). Maka surat cerai baru bisa diambil, dan hak gugat balik dari tergugat dinyatakan gugur. Namun, jika sebelum 14 hari ternyata tergugat mengguat balik, maka sidang akan diulang dari awal, dan sidang sebelumnya sudah berlanggsung dinyatakan batal.

  DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iv DEKLARASI ....................................................................................................... v MOTTO ............................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK............................................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 4 E. Penegasan Istilah ................................................................................ 5 F. Metode Penelitian ............................................................................... 6 G. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 11 H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 12

  BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG TAKLIK TALAK DAN KUAJIBAN SUAMI ISTERI A. Talak ................................................................................................ 14

  1. Pengertian Talak ............................................................................... 14

  2. Hukum Talak .................................................................................... 17

  3. Macam-Macam Talak ...................................................................... 17

  B. Taklik Talak

  1. Pengertian ....................................................................................... 26

  2. Syarat Sahnya Taklik Talak ............................................................ 30

  C. Macam-Macam Taklik ...................................................................... 31

  D. Hak dan Kewajiban Suami Isteri ....................................................... 33

  1. Hak Isteri atas Suami ................................................................... 35

  2. Hak Suami atas Isteri ................................................................... 48

  3. Hak Bersama Suami Isteri ............................................................ 55

  4. Kewajiban Isteri Terhadap Suami ................................................. 56

  5. Kewajiban Suami Terhadap Isteri ................................................. 57

  BAB III : TAKLIK TALAK DAN PENYELESAIANNYA DI DUSUN KEDOPOKAN DESA TLOGOPUCANG KEC. KANDANGAN KAB. TEMANGGUNG A. Gambaran Umum Dusun Kedopokan Desa Tlogopucang Kec. Kandangan Kab. Temanggung .................................................. 62 B. Temuan Lapangan ............................................................................. 71

  BAB IV : STATUS DAN UPAYA HUKUM ISTRI TERHADAP PELANGGARAN TAKLIK TALAK OLEH SUAMI A. Analisis Tentang Status Isteri yang Ditinggal Suami Tanpa Ijin Menurut UU No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam ............................................................. 78 B. Analisis Tentang Upaya Hukum Terhadap Suami yang Meninggalkan Isteri Tanpa Izin……………………. .......... 91

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 95 B. Saran-Saran ....................................................................................... 96 C. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 98 LAMPIRAN – LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tlogopucang

  9 Tabel. 3.9 Data Kesenian Tradisional di Desa Tlogopucang

  66

  8 Tabel. 3.8 Data PMKS Tahun 2013 Desa Tlogopucang

  66

  Tlogopucang

  7 Tabel. 3. 7 Data Tahapan Keluarga Berencana Desa

  65

  63

  5 Tabel. 3. 5 Data Mata Pencaharian Penduduk Desa

  NO JENIS TABEL HALAMAN

  63

  4 Table. 3. 4 Data Tingkat Pendidikan Desa Tlogopucang

  62

  3 Tabel. 3. 3 Data Keadaan Demografi Desa Tlogopucang

  61

  2 Tabel. 3. 2 Data Luas Wilayah Desa Tlogopucang

  61

  1 Tabel. 3. 1 Data Admisnistrasi Desa Tlogopucang

  68

  1. Transkip Wawancara

  2. Daftar Riwayat Hidup

  3. Nota Pembimbing

  4. Lembar Konsultasi Pembimbing

  5. Laporan SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan perjanjian yang suci, kuat, dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan

  untuk membentuk keluarga yang kekal, santun menyantuni, kasih mengasihi, tenteram dan bahagia. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya saling pengertian dan saling memahami kepentingan kedua belah fihak, terutama lagi yang terkait dengan hak dan kewajiban.

  Dalam usaha membina keluarga yang bahagia dan sejahtera sangatlah perlu meletakkan perkawinan sebagai ikatan suami isteri dalam kedudukan yang semestinya seperti yang diajarkan oleh agama yang dianut.

  Pembahasan terhadap persoalan perkawinan selalu akan menarik, karena lembaga perkawinan itulah yang melahirkan keluarga, tempat seluruh hidup dan kehidupan manusia berputar. Dan karena kedudukannya yang istimewa dalam hidup dan kehidupan manusia, maka masalah perkawinan perlu diatur dalam suatu undang-undang.

  Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang perkawinan menegaskan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri, dengan tujuan membentuk suatu keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Tujuan perkawinan sangatlah mulia, terkadang mendapatkan cobaan yang cukup berat dalam mewujudkannya, karena untuk membentuk keluarga yang damai dan teratur amatlah sulit.

  Awalnya perkawinan adalah bertujuan untuk selama-lamanya, tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa mengakibatkan perkawinan tidak dapat diteruskan, jadi harus diputuskan di tengah jalan atau terpaksa putus dengan sendirinya atau dengan kata lain terjadi perceraian diantara suami isteri.

  Secara sederhana, pasangan suami-isteri bisa dikatakan bercerai, jika talak cerai telah memisahkan ikatan pernikahan tersebut. Dan satu-satunya fihak yang bisa menjatuhkan talak cerai adalah fihak laki-laki. Selama fihak suami belum menjatuhkan talak kepada isterinya, dalam keadaan apapun ikatan perkawanan tersebut masih sah, baik secara hukum agama maupun hukum yang berlaku di negera kesatuan republik Indonesia. Artinya, selama status perkawinan masih sah, maka hak dan kewajiban suami isteri masih mengikat kedua belah fihak.

  Hukum talak cerai yang hanya dimiliki fihak laki-laki memang telah menuai pro dan kontra dalam banyak forum. Hal ini dikarenakan kekuasan laki-laki yang bergitu besar dalam status perkawinan tersebut dalam beberapa kasus merugikan fihak wanita, misal: fihak wanita telah berusaha sekuat mungkin memenuhi kewajibannya sebagai isteri. Sebaliknya, fihak laki-laki sama sekali tidak pernah memenuhi kewajibannya sebagai suami. Bahkan dalam kasus lain ada pula suami meninggalkan isteri tanpa memberikan nafkah, bahkan tanpa meninggalkan kabar setatus keberadaannya selama bertahun-tahun. Keadaan pernikahan yang demikian tentu merugikan fihak wanita. Satu sisi fihak wanita berkewajiban menjalankan kewajibannya sebagai isteri dan tidak bisa menikah lagi selama fihak suami belum menjatuhkan talak. Sisi lain keberadaan suami yang tidak jelas keberadaannya, selain tidak pernah memberikan nafkah, juga tidak ada jaminan kalau fihak suami tidak menikah lagi.

  Kasus suami meninggalkan isteri selama beberapa tahun tanpa meninggalkan kabar keberadaannya tersebut salah satunya terjadi di Dusun, Kedopokan. Desa, TlogoPucang. Kecamatan, Kandangan. Kabupaten, Temanggung. Akibat ketidak jelasanya status maupun keberadaan suami sebagaimana terjadi di desa tersebut. Selain fihak isteri harus membesarkan anak yang ditinggalkan sendiri, jika ada laki-laki lain yang bermaksud melamar. Wanita tersebut tidak bisa menerinya, karena status perkwaninannya belum dinyatakan bercerai.

  Berdasarkan paparan diatas, maka timbul permasalahan yang mendorong penulis untuk melakukan sebuah penelitian lebih lanjut tentang isteri-isteri yang ditinggal oleh suami tanpa izin dan tidak pernah memberikan nafkah lahir maupun batin. Selanjutnya permasalahan tersebut penulis tuangkan dalam skripsi dengan Judul “STATUS DAN UPAYA HUKUM ISTERI TERHADAP PELANGGARAN TAKLIK TALAK OLEH SUAMI ”.

  (Studi kasus di Dusun Kedopokan, Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten, Temanggung).

B. Rumusan Masalah

  Berkaitan dengan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas, maka permasalahan-permasalahan yang akan penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana status isteri yang ditinggal suami tanpa izin menurut Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)?

  2. Bagaimana upaya hukum yang dilakukan isteri terhadap suami yang meninggalkan isteri tanpa izin di Dusun, Kedopokan. Desa, Tlogopucang.

  Kecamatan, Kandangan. Kabupaten, Temanggung?

  C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui bagaimana status isteri yang ditinggal suami tanpa izin menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)

  2. Untuk mengetahui bagaimana upaya hukum yang dilakukan isteri terhadap suami yang meninggalkan isteri tanpa izin.

D. Kegunaan Penelitian

  Untuk memberikan hasil yang bermanfaat, serta diharapkan mampu menjadi dasar secara keseluruhan untuk dijadikan pedoman bagi pelaksanaan secara teoritis maupun praktis, maka penelitian ini sekiranya dapat berguna diantaranya :

  1. Kegunaan Teoritis Sebagai upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan hukum perkawinan di masyarakat.

  2. Kegunaan Praktis

  a. Bagi Program Studi Al Ahwal Asy Syakhsiyah Untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang pelanggaran taklik talak suami terhadap isteri. b. Bagi Masyarakat Untuk memberikan wawasan dan mensosialisasikan kepada masyarakat luas mengenai betapa pentingnya mengetahui hak dan kewajiban suami isteri, serta penyelesaian jika ada kasus pelanggaran taklik talak suami atas isterinya.

E. Penegasan Istilah 1. Pelanggaran adalah perbuatan (perkara dan lain sebagainya)

  2. Taklik Talak adalah suatu talak yang digantungkan, pada suatu hal yang mungkin terjadi yang telah disebutkan dalam suatu perjanjian yang telah diperjanjikan lebih dulu.

  3. Talak ialah ikrar suami dihadapan sidang pengadilan. Jadi cerai talak ialah terputusnya tali perkawinan (akad nikah) antara suami dengan isterinya dengan talak yang diucapkan suami didepan sidang Pengadilan Agama (Hoerudin, 1999:17).

  4. Studi kasus adalah penelitian tentang status penelitian yang berkenaan dengan fase spesifik atau khas dari suatu personalitas.

F. Metode Penelitian

  Penelitian dapat berhasil dengan baik atau tidak bergantung dari data yang diperoleh, juga didukung oleh proses pengolahan yang dilakukan terhadap permasalahan. Metode penelitian dianggap paling penting dalam menilai kualitas hasil penelitian. Hal ini mutlak ada dan tidak dapat dipisahkan dari keabsahan penelitian.

  Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis, sebagai berikut :

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalkan perilaku dan tindakan secara holistik (Moleong, 2011:6).

  Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan memakai pendekatan yuridis sosiologis. Penelitian yuris sosiologis adalah suatu penelitian yang didasarkan pada suatu ketentuan hukum dan fenomena atau kejadian yang terjadi di lapangan (Soekanto, 2010:26). Lokasi Penelitian ini dilakukan di Dusun. Kedopokan, Desa. Tlogopucang, Kecamatan. Kandangan, Kabupaten. Temanggung

  b. Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu :

  1) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber- sumber primer, yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut. Data primer diperoleh dari Informan.

  Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Jadi seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar belakang penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam, tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat (Moleong, 2002:90). Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Rt,para isteri yang bersangkutan dan masyarakat setempat. 2) Data Sekunder

  Adalah data yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berbentuk laporan dan seterusnya (Soekanto, 2010:12). Sebagai data sekunder dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Undang-Undang yang mengatur tentang perkawinan

  b) Buku-buku yang terkait dengan penulisan penelitian ini

  2. Prosedur Pengumpulan Data

  a. Wawancara (interview) Wawancara atau interview adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang pihak. Satu pihak berfungsi sebagai pewawancara

  (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Arikunto, 1998: 145). Wawancara dilakukan penulis dengan ketua RT, para isteri yang bersangkutan dan masyarakat setempat.

  b. Observasi (pengamatan) Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang berkaitan masalah yang diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau sekelompok manusia sebagaimana terjadi kenyataannya dan mendapatkan deskripsi yang relative lengkap mengenai kehidupan sosial dan salah satu aspek (Soekanto, 2010:239)

  Observasi ini termasuk salah satu cara yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data. Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui secara langsung tentang pelanggaran taklik talak yang terjadi di Dusun, Kedopokan. Desa, Tlogopucang. Kecamatan, Kandangan. Kabupaten, Temanggung.

  3. Analisis Data Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Untuk menganalisisnya, data-data yang diperoleh kemudian direduksi, dikategorikan dan selanjutnya disimpulkan (Moleong, 2011:288). Dalam penganalisaan data tersebut penulis menggunakan analisa kualitatif yaitu suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis serta lisan dan juga perilaku yang nyata ditetilti sebagai sesuatu yang utuh (Soekanto, 2010:13).

  4. Pengecekan Keabsahan Data Dalam suatu penelitian, validitas data mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian sehingga untuk mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik untuk memeriksa keabsahan suatu data.

  Keabsahan suatu data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moloeng, 2011:330). Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam hal ini peneliti menggunakan dua dari keempat macam triangulasi yaitu sumber dan teori.

  Dengan kedua macam triangulasi tersebut, maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan sebagai berikut: a) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan b) Mengecek dengan berbagai sumber data (Moleong, 2011:331-332).

  5. Tahap - tahap Penelitian Setelah peneliti menentukan tema yang akan diteliti maka peneliti melakukan beberapa tahapan untuk melakukan penelitian, yang pertama penulis memulai dengan melakukan pendahuluan ke Dusun Kedopokan, Kelurahan Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung. yang akan diteliti atau dengan kata lain pengecekan lokasi, tentunya dengan memasukkan surat izin terlebih dahulu sesuai dengan prosedur yang berlaku. Selanjutnya memasuki tahap kedua yaitu pencarian data, dalam hal ini peneliti menggali informasi secara mendetail dari informan dengan mewawancarai kepada para isteri yang bersangkutan dan masyarakat. Setelah data yang dibutuhkan sudah terkumpul semua, memasuki tahap ketiga yaitu menganalisis data yang ditemukan untuk diperoleh data yang matang dan akurat, dengan cara data-data tersebut direduksi dan selanjutnya disimpulkan. Tahap keempat, selanjutnya peneliti melakukan pengecekan data untuk mengetahui kevaliditasan data yang ditemukan di lapangan baik yang tertulis maupun tidak tertulis dengan yang ada di teori, dengan menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber dan teori.

G. Tinjauan Pustaka

  Permasalahan mengenai kasus isteri-isteri yang ditinggalkan suami sebelumnya pernah dibahas oleh beberapa skripsi, akan tetapi fokus permasalahan yang dibahas berbeda-beda, di antaranya :

  1. Junaidi mahasiswa STAIN Salatiga dengan Nomor Indek Mahasiswa (NIM) 211 01 017 dalam skripsinya yang berjudul “HAK-HAK ISTERI DALAM HUKUM ISLAM DITINJAU DARI HAK ASASI MANUSIA (HAM) tahun 2005. Dalam skripsi ini mengungkapkan bahwa Ketidak adilan terhadap isteri ini tidak hanya diterima dan dialami oleh seorang isteri yang tidak paham akan tugas-tugasnya tetapi juga buat isteri-isteri yang sudah paham akan tugas-tugasnya. Pandangan-pandangan keagamaan klasik diatas kini berhadapan dengan ruas-ruas modernitas yang terbuka lebar. Tetapi dalam penelitian ini tidak lagi membahas ketidak adilan terhadap isteri namun sudah lebih jauh pada hak-hak isteri yang sama sekali tidak dipedulikan oleh mafqud.

  2. Uswatun Hasanah Mahasiswi STAIN Salatiaga dengan Nomor Indek Mahasiswa (NIM) 211-04-003 dalam skripsinya yang berjudul “TALAK TANPA PUTUSAN PENGADILAN (Studi kasus di Dusun Jambe Desa Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang)” tahun 2009. Dalam skripsi ini mengungkapkan bahwa kedudukan Talak Tanpa Putusan Pengadilan adalah tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum karena perceraian mereka hanya mengacu kepada aturan islam sehingga mereka tidak mempunyai akta cerai dan perceraian mereka dianggap sebagai perceraian lokal. Berbeda dengan penelitian penulis yang lebih menekankan pada status isteri yang ditinggal mafqud.

  3. Wahib Wahabi Mahasiswa STAIN Salatiga dengan Nomor Indek Mahasiswa (NIM) 211-04-017. Dalam skripsinya yang berjudul “FENOMENA ISTERI SEBAGAI BURUH MIGRAN DAN KASUS PERCERAIAN (Studi kasus di Desa Sampar Kecamatan Bandar Kabupaten Batang) tahun 2009”. Kewajiban pemberian nafkah ini bukan berdasarkan tradisi, budaya atau adat istiadat. Tetapi hal ini adalah ketentuan Allah SWT yang diwajibkan oleh suami isteri. Ada beberapa pembahasan umum yang sama dengan kewajiban suami, tetapi yang membedakan dengan penelitian ini, penulis tidak hanya pada tataran normatif tetapi lebih pada pembahasan secara yuridis.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami keseluruhan mengenai penelitian hokum ini. Maka penulis membagi sistematika penulisan sebagai berikut :

  Bab I : Pendahuluan, pada bab ini akan dideskripsikan secara umum keseluruhan isi dan maksud dari penelitian ini, yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

  Bab II : Kajian pustaka, pada bab ini berisi tentang Taklik Talak. Pertama: Pengertian Taklik Talak. Kedua : Hukum talak. Ketiga: Macam- macam Talak. Keempat: Syarat-syarat Taklik Talak. Kelima : Hak dan kewajiban suami isteri, Meliputi: Hak Isteri atas suami, Hak Suami atas Isteri, Hak Bersama Suami Isteri, Kewajiban Isteri terhadap Suami dan Kewajiban Suami terhadap Isteri.

  Bab III : Paparan hasil penelitian, pada bab ini terdiri dari dua sub bab. Sub bab yang pertama : Gambaran umum Dusun. Kedopokan, Desa. Tlogopucang, Kecamatan. Kandangan, Kabupaten. Temanggung. Memuat tentang letak geografis, keadaan social ekonomi masyarakat. Sub bab kedua : Hasil wawancara dengan pihak Isteri yang ditinggalkan suami tanpa izin. Ketiga : Faktor-faktor Suami meninggalkan Isteri.

  Bab IV : Pembahasan, dalam bab ini akan memaparkan tentang analisis data yang merupakan jawaban dari rumusan masalah, yaitu Isteri- isteri yang ditinggal suami tanpa izin dan upaya hukumnya, yang terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama : analisis tentang status isteri yang ditinggal suami tanpa izin menurut UU Nomor. 1 tahun 1974 dan kompilasi hukumislam.. Sub bab kedua : Analisis tentang upaya hukum terhadap suami yang meninggalkan isteri tanpa izin.

  Bab V : Penutup, sub bab ini berisi Kesimpulan dari pembahasan bab- bab sebelumnya, saran-saran penulis yang mungkin dapat berguna dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan juga instansi yang terkait.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TAKLIK TALAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTERI A. Talak

  1. Pengertian Talak Perceraian dalam istilah fiqh disebut “talak atau furqah”, adapun arti dari pada talak ialah membuka ikatan, membatalkan perjanjian, sedangkan furqah artinya bercerai yaitu lawan dari berkumpul. Kemudian kedua kata itu dipakai oleh para ahli fiqh sebagai satu istilah yang berarti perceraian antara suami isteri. Istilah talak dalam fiqh mempunyai dua arti, yaitu arti umum dan arti khusus (Wasman, dkk 2011: 83).

  Talak menurut arti umum ialah segala macam bentuk perceraian baik yang dijatuhkan oleh suami, dijatuhkan oleh hakim, maupun perceraian yang jatuh dengan sendirinya atau perceraian karena meninggalnya salah seorang dari suami atau isteri. Sedangkan arti talak dalam arti khusus ialah perceraian yang dijatuhkan oleh pihak suami saja (Wasman, dkk 2011: 83).

  Talak adalah lepasanya ikatan perkwinan dan berahirnya hubungan perkawinan (H.S.A. Al-Hamdani, 2002 : 202) Dalam konteks perpisahan diformulasikan dengan: lepasnya ikatan pernikahan dan putusnya hubungan antara suami-isteri berdasarkan salah satu sebab dari sekian banyak sebab. Sementara Pasal 117 dalam Kompilasi Hukum Islam menyebutkan Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131 (Kompilasi Hukum Islam, pasal: 117).

  Pasal 129, seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada isterinya mengajukan permohonan baik lisan maupun tertulis kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal isteri disertai dengan alasan serta meminta agar diadakan sidang untuk keperluan itu.

  Pasal 130, Pengadilan Agama dapat mengabulkan atau menolak permohonan tersebut, dan terhadap keputusan tersebut dapat diminta upaya hukum banding dan kasasi.

  Pasal 131, (1) Pengadilan Agama yang bersangkutan mempelajari permohonan dimaksud Pasal 129 dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari memanggil pemohon dan isterinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud menjatuhkan talak.

  (2) Setelah Pengadilan Agama tidak berhasil menasehati kedua belah pihak dan ternyata cukup alasan untuk menjatuhkan talak serta yang bersangkutan tidak mungkin lagi hidup rukun dalam rumah tangga, Pengadilan Agama menjatuhkan keputusannya tentang izin bagi suami untuk mengikrarkan talak.

  (3) Setelah keputusan mempunyai kekuatan hukum tetap, suami mengikrarkan talaknya di depan sidang Pengadilan Agama, dihadiri oleh isteri atau kuasanya.

  (4) Bila suami tidak mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6 (enam) bulan terhitung sejak putusan Pengadilan Agama tentang izin ikrar talak baginya mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka hak suami untuk mengikrarkan talak gugur dan ikatan perkawinan tetap utuh.

  (5) Setelah sidang penyaksian ikrar talak, Pengadilan Agama membuat penetapan tentang terjadinya Talak rangkap empat yang merupakan bukti perceraian bagi bekas suami dan isteri. Helai pertama beserta surat ikrar talak dikirimkan kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat tinggal suami untuk diadakan pencatatan, helai kedua dan ketiga masing-masing diberikan kepada suami isteri, dan helai keempat disimpan oleh Pengadilan Agama.

  Ucapan talak adakalanya seketika, adakalanya digantungkan pada suatu syarat dan adakalanya dikaitkan dengan waktu akan datang. Adapun yang terang/seketika (Sarih) yaitu ucapan talak yang tidak digantungkan pada suatu syarat, dan tidak dikaitkan dengan waktu yang akan datang, tetapi dimaksudkan berlaku seketika begitu diucapkan oleh orang yang menjatuhkan talaknya, seperti suami mengatakan kepada isterinya: Engkau tertalak. Talak seperti ini hukumnya berlaku seketika ucapan tersebut keluar dari orang yang mengatakannya dan berlaku kepada pihak yang dimaksudkannya.

  Adapun talak yang bergantung/sindiran (Kinayah), yaitu suami di dalam menjatuhkan talaknya digantungkan kepada sesuatu syarat, umpamanya suami berkata kepada isterinya: Jika engkau pergi ketempat laki-laki lain, maka engkau tertalak (Rasjid, 1994: 403).

  2. Hukum Talak Hukum talak dalam Islam ada empat yaitu:

  a. Wajib

  Yaitu jika suami telah bersumpah tidak akan lagi menggauli isterinya hingga masa tertentu, sedangkan ia juga tidak mau membayar kafarah, sehingga pihak isteri teraniaya karenanya (Saleh, 2008: 320).

  b. Sunnat Yaitu apabila suami tidak sanggup lagi membayar dan mencukupi kewajibannya (nafkahnya), atau perempuan tidak menjaga kehormatan dirinya (Rasjid, 1994: 402).

  c. Haram Yaitu jika dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan, sedangkan isteri dalam keadaan haid atau suci, padahal sebelumnya telah ia gauli

  (Saleh, 2008: 320).

  d. Makruh Yaitu jika suami menjatuhkan talak kepada isteri yang saleh dan berakhlak yang baik, karena hal demikian bisa mengakibatkan isteri dan anaknya terlantar dan akan menimbulkan kemudaratan.

  3. Macam-macam Talak

  a. Ditinjau dari Keadaan Isteri 1) Talak Sunni

  Talak yang sesuai dengan ketentuan agama, yaitu seorang suami menalak isterinya yang pernah dicampuri dengan sekali talak dimasa bersih dan belum didukhul selama bersih tersebut (Supriyatna, dkk 2009: 31).

  2) Talak Bid'i Talak yang menyalahi ketentuan agama, misalnya talak yang diucapkan dengan tiga kali talak pada yang bersamaan/talak dengan ucapan talak tiga, atau menalak isteri dalam keadaan haid atau menalak isteri dalam keadaan suci, tetapi sebelumnya telah didukhul (Anshary, 2010, 67).

  Akan tetapi sebagian ulama mengatakan talak seperti ini pun jatuhnya sah juga, hanya saja talak jenis ini termasuk berdosa.

  Keabsahan talak bid'i ini menurut mereka berdasarkan riwayat Ibnu Abbas bahwa Ibnu Umar menceraikan isterinya yang sedang haid, nabi Muhammad SAW menyuruh kembali dengan ucapan beliau "suruhlah Ibnu Umar kembali kepada isterinya".

  b. Ditinjau dari Berat Ringannya Akibat 1)

  Talak Raj'i Talak yang dijatuhkan suami kepada isterinya yang telah dikumpuli, bukan talak yang karena tebusan, bukan pula talak yang ketiga kali. Pada talak jenis ini, si suami dapat kembali kepada isterinya dalam masa iddah tanpa melalui perkawinan baru, yaitu pada talak pertama dan kedua (Mukhtar, 1974,176).

  Seperti difirmankan Allah SWT: ُقﻼﱠﻄﻟا ٍنﺎَﺴْﺣِﺈِﺑ ٌﺢﻳِﺮْﺴَﺗ ْوَأ ٍفوُﺮْﻌَِﲟ ٌكﺎَﺴْﻣِﺈَﻓ ِنﺎَﺗﱠﺮَﻣ

  Artinya:

  "Talak yang bisa dirujuk itu dua kali, maka peganglah ia yang baik atau lepaskan dia yang baik pula'. (QS. Al Baqarah : 229).

  Yang termasuk dalam kategori talak raj'i adalah sebagai berikut : Talak satu atau talak dua tanpa iwad dan telah kumpul. Talak jenis ini terbagi menjadi: a) Talak mati, tidak hamil.

  b) Talak hidup dan hamil.

  c) Talak mati dan hamil.

  d) Talak hidup dan tidak hamil.

  e) Talak hidup dan belum haid ataupun haid.

  f)

  Talak karena ila' yang dilakukan oleh hakim. Ila' artinya bersumpah. Dalam hal munakahat, ila' maksudnya adalah seorang suami bersumpah tidak akan menggauli isterinya dalam waktu tertentu. Jadi, suami dilarang bersetubuh dengan isterinya sebagai akibat dari sumpahnya sendiri.

  Imam Maliki dan Syafi'i berpendapat bahwa talak yang terjadi karena ila' termasuk talak raj'i. Karena pada dasarnya setiap talak yang terjadi menurut syara' diartikan kepada talak raj'i sampai terdapat dalil yang menunjukkan bahwa talak tersebut adalah talak ba'in.

  Imam Abu Hanifah dan Abu Saur berpendapat bahwa talak tersebut adalah talak ba'in sebab kalau talak tersebut termasuk talak raj'i, maka kerugian yang menimpa isteri tidak hilang, karena suami dapat memaksa isterinya untuk dirujuk kembali. 2) Talak Hakamain.

  Talak hakamain artinya talak yang diputuskan oleh juru damai (hakam) dari pihak suami maupun dari pihak isteri.

  Hakam ini bisa diangkat dan dilakukan sendiri, ataupun dari hakim Pengadilan Agama. Hal ini terjadi karena syiqaq, baik dengan iwad dari pihak isteri yang berarti khuluk maupun talak biasa, hanya jatuhnya talak dari hakamain atas nama suami.

  Allah Swt berfirman:

ْﻦِﻣ ﺎًﻤَﻜَﺣَو ِﻪِﻠْﻫَأ ْﻦِﻣ ﺎًﻤَﻜَﺣ اﻮُﺜَﻌْـﺑﺎَﻓ ﺎَﻤِﻬِﻨْﻴَـﺑ َقﺎَﻘِﺷ ْﻢُﺘْﻔِﺧ ْنِإَو

ﺎًﺣﻼْﺻِإ اَﺪﻳِﺮُﻳ ْنِإ ﺎَﻬِﻠْﻫَأ ﺎًﻤﻴِﻠَﻋ َنﺎَﻛ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ ﺎَﻤُﻬَـﻨْـﻴَـﺑ ُﻪﱠﻠﻟا ِﻖﱢﻓَﻮُـﻳ اًﲑِﺒَﺧ

  Artinya: "Dan jika kamu khawatir ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS. An-Nisa':35).

  3) Talak Ba'in Talak yang tidak bisa dirujuk kembali, kecuali dengan perkawinan baru walaupun dalam masa iddah, seperti talak yang belum dukhul (menikah tetapi belum disenggamai kemudian ditalak). Talak ba'in dibagi menjadi dua macam, yaitu:

  a)

  Talak ba'in sughra Talak ba'in sughra adalah talak yang terjadi kurang dari tiga kali, keduanya tidak ada hak rujuk dalam masa iddah, akan tetapi boleh dan bisa menikah kembali dengan akad nikah baru. Adapun yang termasuk ke dalam bagian talak ba'in sughra adalah:

  Fasakh artinya membatalkan ikatan perkawinan karena syarat-syarat yang tidak terpenuhi, atau karena ada hal-hal lain yang datang kemudian dan membatalkan perkawinan, seperti talak karena murtad.

  2)

  Talak pakai iwad (ganti rugi), atau talak tebus berupa khuluk.

  Talak ini terjadi bila isteri tidak cocok dengan suami, kemudian ia minta cerai dan suaminya bersedia membayar ganti rugi kepada isteri sebagai iwad. Adapun besarnya iwad maksimal sebesar apa yang pernah diterima oleh isteri. Khuluk bisa lewat hakim di Pengadilan Agama atau hakamain.

  belum digauli, maka baginya tidak membawa iddah. Jadi, bila ingin kembali maka harus akad nikah baru.

  b)

  Talak ba'in kubra Talak ba'in kubra yaitu talak yang terjadi sampai tiga kali penuh dan tidak ada rujuk dalam masa iddah maupun dengan nikah baru, kecuali dalam talak tiga sesudah ada tahlil.

  Allah Swt berfirman:

  ْنِﺈَﻓ ُﻩَﺮْـﻴَﻏ ﺎ ًﺟْوَز َﺢِﻜْﻨَـﺗ ﱠﱴَﺣ ُﺪْﻌَـﺑ ْﻦِﻣ ُﻪَﻟ ﱡﻞَِﲢ ﻼَﻓ ﺎَﻬَﻘﱠﻠَﻃ ْنِﺈَﻓ ﺎَﻤﻴِﻘُﻳ ْنَأ ﺎﱠﻨَﻇ ْنِإ ﺎَﻌَﺟاَﺮَـﺘَـﻳ ْنَأ ﺎَﻤِﻬْﻴَﻠَﻋ َحﺎَﻨُﺟ ﻼَﻓ ﺎَﻬَﻘﱠﻠَﻃ َنﻮُﻤَﻠْﻌَـﻳ ٍمْﻮَﻘِﻟ ﺎَﻬُـﻨﱢـﻴَـﺒُـﻳ ِﻪﱠﻠﻟا ُدوُﺪُﺣ َﻚْﻠِﺗَو ِﻪﱠﻠﻟا َدوُﺪُﺣ