MASALAH PENUTUPAN KANTOR PERWAKILAN PLO UNTUK PBB OLEH AMERIKA SERIKAT : SUATU TINJAUAN JURIDIS Repository - UNAIR REPOSITORY

  ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA HAL-

  SKRI PSI S U P I I I Y A D I MASALAH PENUT UPAN KANTOR PERWAKILAN PLO UNT UK PBB OLEH AMERIKA SERIKAT : SUAT U T INJAUAN JURIDIS

  I M i i-

  PERPLji mkaaN UNIVERSli Ab AiKLANGGA’

  S U R A t M V A

  % i , (> n

  / r / /Wi-

  a k u l t a s h u k u m u n iv e r s it a s a ir l a n g g a

  F

  S U R A B A Y A 1 9 9 1 MASALAH. PENUTUPAN KANTOR PERWAKILAN PLO UNTUK PBB OLEH AMERIKA SERIKAT:.

  SUATU TINJAUAN JURIDIS SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT

  MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM OLEE SUPRIYADI 038311692

  FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1991

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Diuji pada tanggal 1 Juli 1991

  Dewan Penguji Ketua : ABDOEL RASJID, S.H

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu alaikum war. wab,

  Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menye­ lesaikan skripsi ini.

  Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Hermawan Ps. Notodipoero, S,H#f yang telah mencurahkan perhatian dan meluangkan waktu- nya untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak Abdoel Rasjid, S.H.tLL#M,f beserta anggota dewan penguji skripsi saya yang telah menguji dan manberikan saran-saran untuk kesempurnaan i skripsi ini.

  3. Bapak Dekan dan seluruh civitas, akademika Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang telah banyak ' memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada saya.

  4. Saudara Anhari Sulthoni, S.H#f Saudara Muhammad Ahmadi, S.H, dan Bapak Aryanto dari perpustakaan

  UNIC (United Nations Information Centre) yang telah meminjamkan buku-buku literatur dan memberikan bahan-bahan yang sangat berguna untuk penulisan skripsi ini.

  

iii

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  5. Semua pihak yang telah tnembantu saya namun tidak eerapat saya sebutkan nama«nama mereka di dalam tulisan ini. Teristimewa, ucapan terima kasih yang tak terhingga, saya sampaikan kepada yang tercinta dan terhormat Ibu dan

  Bapak yang telah membesarkan, mengasuh dan mendidik saya dan membiayal saya dengan segala jerih payahnya dan dengan ketabahan dan keuletannya untuk menuntut ilmu pengetahuan.

  Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, segala kritik dan saran'yang i konstruktif dari semua pihak dengan senang hati saya menerimanya.

  Semoga dengan rido Allah SWTf skripsi ini dapat mencapai sasarannya, Amin, Wassalaamu alaikum War, wab. i

  Penyusun,

  iv

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ABSTRAK Kita sudah sering membaca dan mendengar melalui media massa tentang pengusiran perwakilan diplomatic antara dua negara yang mengalami ketegangan hubungan. Hal yang demikian ini dianggap biasa oleh para ahli dan memang sudah biasa terjadi sehingga kurang begitu menarik untuk dipermasalahkan. Berbeda halnya dengan usaha Amerika Serikat baru-baru ini untuk menutup kantor perwakilan PLO untuk PBB yang berada di New York, Amerika Serikat, di mana kasus ini sempat menjadi polemik bagi para ahli.

  Masalah penutupan kantor perwakilan PLO ini memang tidak lepas dari motif politik, namun masalah ini dapat juga ditinjau dari segi hukum. Hal ini disebabkan keberadaan serta beroperasinya kantor perwakilan itu diatur pula dalam instrumen hukum internasional, baik kebiasaan maupun perjanjian-perjanjian internasional yang diadakan.

  

MASALAH PENUTUPAN KANTOR ...

SKRIPSI S U P R I Y A D I

  DAFTAH ISI lalaman.

  14 1.. Kebutuhaai. Markas Besar dan. Kelengkapaji PBB sebagai Organisasi International ....

  33

  26 2* Hubungan Hukum. Berdasarkan, Headquarters Agreement ..................... ........

  25 1., Hubungan. Hukum. Berdasarkan Piagam PBE •*.

  2.1 III. HUBUNGAN HUKUM ANTARA PBE DEKGAN AMERIKA. SE­ RIKAT. ...................................

  3. Kedudukan Perwakilan PLO di PBB: dan Hn- frungannya dengan Amerika Serikat.......

  18

  2. Dipilihnya New York sebagai Kedudukan . Markas Besar EBE dan. Konsekuensi Juridis— nya •••••*•*..•..... ...................

  14.

  13 II. KEDUDUKAN MARKAS BESAR PBB. DI NEW. YORK DA— LAM. RAHGKA PELAKSANAAN FUU.GSINYA'SEBAGAI--- ORGANISASI INTERNASIONAL............... ..

  KATA PENGANTAR.................................. iii DAETAR I S I .....................................*

  \

  5* Ketodologi ............ .......... •••*.. J 12 6* PertanggiungjawabaiL Sistematika.........

  IV

  10 if.* Tujuan Penulisan................ .......

  9 5* Alasan. Pemilifcaa Judul .................

  1 2, Penjelasan. Judul .......................

  1. V* Permasalahan: Latar Bfelakang. dan. Rumusan- nya .**.............. .................

  V E A E : I. PENDAHULUAN...............................

  v

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  IV.* PENYELESAIAN. MASALAH PERSELISIHAN..' ANTABA.

  PBE DENGAN. NEGARA. TUAN. RUMAH MENGENAI MARKAS BESAB P B E . ....... ...............

  1.. Tinjauan. dari Segi Headquarters Agree­ ment ................. .... .... . 2* Tinjauan dari Segi Hukum. Per Jahjiaii In­ ternational ................. . V* PENTOUE....................... ........

  I* Kesimpulan.......................... .. 2* Saran ............................... D A K A R BA.CAAN LAMPIRAK - LAMP.IRAN li. Headquarters Agreement of the United Na­ tions

  2. Convention, on the Privileges and Immuni­ ties of the United Nations 3, Resolusi Majelis Umum PBB tentang Pales— tina (Resolusi Pembagiaa); if. Piagam. Nasional Palestine

  5. Resolusi Majelis Umum. PBB nomor 3236 (XXIX),

  6# Resolusi Majelis Umum. PBB nomor 3237 (XXIX)

  7. Resolusi Majeli6 Umum PBE nomor A/RES/ 42/210

  8. Report of the $ecretary-G.eneral l6 March 1988

  9. Letter dated 11. March 1.988 from the Attorney General of the United States of

  America, to the Permanent Observer of the Palestine Liberation. Organization, to the United Nations

  10* Letter dated 11 March 1988 from the Acting

  Permanent Representative of the United States to the United Nations addressed to the Secretary-General

  11. Letter dated 11 March 1988 from- the Per­ manent Observer of the Palestine Libe­ ration Organization to the United Nations addressed to the Secretary-General

  12* Letter dated 1

  cretary-General addressed to the Acting Permanent Representative of the United

  States to the United Nations

  13. Resolusi Majelis Umum PBB nomor A/RES/ 42/ 230

  14. Advisory opinion dari Mahkamah Interna­ sional tanggal 26 April 1988

  vii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

g A. B ^ P E R P U S T A iv A ftr ^ " U N IV E R S 1 T A S A l K L A f s u t . A " M I L 1 u

S U R A B A Y A

  P E N D A H U L U A N -- -----

  1. Permasalahan Latar Belakang dan Humusannya Masalah Palestina yang merupakan inti dari dasar sengketa antara Arab dan Israel adalah sengketa atas

  Palestina antara penduduk Arab dan penduduk Yahudiyah yang kedudukannya serasa berhak atas negeri itu dan ber- usaha untuk menguasainya dan mengembangkan kehidupan

  1 nasionalnya.

  Sejak jaman dahulu wilayah merupakan faktor penting bagi suatu bangsa. Maka tidaklah tnengherankan apabila Arab dan Israel saling memperebutkan wilayah Palestina itu.

  Secara geografis, Palestina terletak antara Mesir dan benua Afrika, Barat Daya benua Asia, dan lautan Mediterania. Oleh karena itu, Palestina merupakan titik temu tiga benua, yaitu benua Asia, benua Afrika dan benua Eropa. Dari posisi yang vital inilah menyebabkan bahwa Palestina sepanjang masa merupakan "a center of conflict for thousands of years”, yaitu merupakan pusat ^Kirdi Dipoyudo, Timur Tengah dalam Pergolakan.

  CSIS, Jakarta, 1982(selanjutnya disinglcat Kirdi Dipoyudo I), h. 116.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  2

  2 konflik selama ribuan tahutt.

  Dengan dibukanya Terusan Suez pada tahun 1969/1870, dan ditemukannya sumber*sumber minyak di seluruh kawasan Timur Tengah pada permulaan abad ke 20, beserta bangkit-

  H nya nasionaliame Arab dan dunia Islam, maka Palestina, 3 merupakan incaran bagi negara-negara besar*

  Akibat berdirinya negara Israel yang zionis pada tahun 1948 dan merupakan negara "cangkokan" zionisme internasional di tengah-tengah dunia Arab/Islam, maka rakyat Palestina diteror dan diusir dari tanah airnya.

  Jutaan rakyat Palestina kehilangan rumah dan halamannya. Sejak tahun 1948 itu telah berkali-kali timbul perang Arab Israel:

  a. Yang pertama pada tahun 1948

  b. Yang kedua pada tahun 1956

  c. Yang ketiga pada tahun 1§67

  d. Yang keempat. pada tahun 1973

  e. Yang kelima pada tahun 1982, sewaktu Israel menyerbutke Libanon.

  Biarpun pecah dan tersebar dalam pengasingan di- berbagai negara, orang-orang Arab Palestine tetap merasa terikat dengan negara asal mereka dan merindukannya.

  2 Ceramah tentang Masalah Kampuchea dan Palestina oleh Roeslan Abdulgani dalam rangka Wisata Ilmiah Jakarta FH Unair 1987, 17 Pebruari 1987, h. 4.

  3Ibld.

  I ^Ibld.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  3 Mereka merasa dirinya sebagai orang Palestina, yang pada

  suatu ketika akan kembali ke tanah air mereka* Biarpun merana, nasionalisme Palestina tetap hidup ddn lambat laun berkembang lagi, terutama setelah di kalangan mereka muncul pemimpin-pemimpin baru yang menjadi perintis gerakan nasional Palestina. Mereka ini memperjuangkan pembebasan negeri mereka dari kekuasaan Israel dan dalam rangka itu berusaha mengobarkan semangat nasional dan

  5 menyusun suatu kekuatan sosial. Dengan maksud untuk membebaskan mereka dari kekuasaan Israel, maka pada tanggal 2 Juni 1964 mereka dengan dukungan-dukungan negara-negara Arab menyelenggarakan suatu konggres wakil-wakil rakyat dalam membentukforgani­ sasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai pimpinan penggerak kekuatan-kekuatan rakyat Arab Palestina untuk melancarkan perang pembebasan, sebagai perisai hak-hak dan aspirasi-aspirasi rakyat Palestina dan sebagai jalan kemenangan.^

  PLO tidak hanya terdiri dari kaum gerilyawan ber- senjata, tetapi juga dari perhimpunaii para dokter, para ahli hukum, para guru, kaum buruh, para cendekiawan dan mahasiswa. Rakyat Palestina terkenal sebagai rakyat yang

  ^Kirdi Dipoyudo I,, op.cit.. h. 121* 6Ibld..

  4

  berkemauan keras, berpendirian teguh, berintelek, trampil, berwiraswasta dan religius. Berkat rapinya organisasi mereka dan semangat perjuangannya di medan gerilya, maka PLO diakui oleh Liga Arab dan oleh PBB pada tahun 1974 sebagai "the sole, legitimate representative of the Palestinian people, " PLO juga menjadi anggota gerakan Non blok dan OKI.^

  PLO adalah suatu organisasi induk yang mencakup hamper semua organisasi gerilya dan organisasi massa Palestina. Susunannyd meliputi Dewan Nasional, Komite Eksekutif, Tentara Pembebasan Palestina, Dewan Perancang, Pusat Penelitian dan Dana Nasional Palestina. Dewan Nasional

  Palestina adalah bidang tertinggi di bawah konggres rakyat dan berfungsi seb,agai Parlemen. Selain itu ia juga memilih anggota-anggota Komite Eksekutif, yang berfungsi sebagai pemerintah di bawah pimpinan Yaser Arafat, ketua Al Fatah, Organisasi gerilya Palestina yang paling besar dan o dominan di kalangan PLO.

  Karena pengakuan-pengakuan oleh berbagai forum' Internasional, seperti PBB, Liga Arab, Gerakan Non Blok dan Organisasi Konferensi Islam, maka PLO adalah ber- status pemerintah yang diakui oleh dunia internasional, dengan Yaser Arafat setaraf dengan kepala negara* hanya

  ^Roeslan Abdulgani, pp.clt., h. 4.

  ®Kirdi Dipoyudo I., op.cit.t h. 122-123.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA masih belum berwilayah. Wilayah yang diidam-idamkan adalah Palestina yang kini diduduki oleh Israel,^

  Gerakan nasional Palestina mendapatkan salah satu kemenangan yang gemilang dalam perdebetan yang diadakan dalam sidang Majelis Umum PBB tentang masalah Palestina* Perdebetan dibuka dengan suatu. pidano Yaser Arafat pada tanggal 13 Nopember 1974 dan berakhir pada tanggal 22 Nopember 1974 dengan menerima dua resolusi.^

  Resolusi yang pertama, yaitu resolusi nomor 3236 mengukuhkan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib- nya sendiri, memiliki kemerdekaan dan kedaulatan nasional kembali ke rumah dan milik mereka dan untuk mendapatkan hak-hak itu dengan segala cara yang sesuai dengan asas- ! ' 1 asas dan tujuan-tujuan piagam PBB. Resolusi yang kedua, yaitu resolusi nomor

  3237

  memberikan kedudukan sebagai peninjau tetap kepada PLO pada semua persidingan Majelis Umum dan konferensi-konferensi internasional yang dispon- ©ori oleh PBB# Kepada negara-negara dan organisasi-orga- nisasi.internasional disampaikan seruan agar mfendukung mereka dalam perjuangan selanjutnya untuk mendapatkan hak-hak nasional itu.1^

  %oeslan Abdulgani, loc.cit.

  10Kirdi Dipoyudo I, op.cit«t h. 126 „ Htvj

  J

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  6 Pada kesempatan berpidato itu Yaser Arafat menya-

  takan bahwa rakyat Palestina sebagai fihak utama dalam usaha-usaha menyelesaikan sengketa Arab Israel secara

  12

  damai* Tercapainya hak-hak rakyat Palestina yang dilak- sanakan oleh PLO sebagai wakilnya, mempunyai peran yang menentukan terhadap perdamaian di Timur Tengah. Hal ini diakui oleh Dewan Ifeamanan PBB pada suatu perdebatan mengenai Timur Tengah pada bulan Januari l976i

  Pada tanggal 15 Nopemher 1988, Negara Palestina Merdeka diproklamasikan dalam sidang Dewan Nasional

  Palestina (PRC) di Aljir, Aljazair dan diakui oleh banyak

  14 negara di dunia* Dengan status peninjau tetap di PBB# ¥10 mempunyai peran yang sangat besar dalam us aha perdamaian di Timur

  Tengah. Tanpa PU) yang diakui sah sebagai perwakilan rakyat Palestina di PBB# PBB tidak akan dapat mengadakan 15 diskusi-diskusi mengenai Timur Tengah.

  12Ibld.

  13Ibld. ^"Palestina, Sengketa Warisan Leluhur", Kompaa 30 Nopenber, 1988, h. VIII.

  ^■^Naveed Ahmad* "The PalestinaLiberation Organi­ zation" , Pakistan Horlsoru Vol. XXVIIIf No. 4, 1975, h.lol-

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  7 Sebagaimana diketahui bahwa tujuan utama didlrikan

  PBB adalah untuk memelihara perdamaian dan keamanan dunia, di samping tujuan itu adalah untuk mengembangkan kerjasama dan hubungan persahabatan antar bangsa dalam memeeahkan masalah-masalah ekonomi, sosial dan kemanusiaan.

  Di samping itu, PBB juga bertujuan untuk menjadi pusat dalam merukunkan bangsa-bangsa dalam rangka mencapai 16 tujuan-tujuan itu. Untuk dapat menjalankan tugas-tugasnya dan dalam rangka mengkoordinasikan anggota-anggota PBB diperlukan suatu sistem administrasi tertentu, dan untuk itu diper­ lukan sekretariat yang permanen. Oleh karena organisasi internasional tidak mempunyai kedaulatan teritorial sen- diri, maka ia harus mendirikan tempatnya di wilayah suatu negara.1^

  Sebelum sekretariat didirikan biasanya diadakan suatu perjanjian lebih dahulu antara organisasi inter­ nasional dengan negara yang ditempati. Di dalam perjanjian * itu pada umumnya diatur adanya kewajiban semua orang yang ada di lingkungan sekretariat untuk mengiormati hukum negara tuan rumah, sedangkan negara tuan rumah wajib

  ^"Majelis Umum PBB Bersidang Darurat Bahas Penu-* ~tupan Missi PLO", Pelita. 2 Maret, 1988, h. I,

  ^Henry E t Scherraers, International Institutional

  193 Law, vol. I , A #W. Sijthoff, Leiden, 1970, h. .

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  8

  memberikan perlindungan kepada mereka beserta sarana dan prasarananya. Termasuk kewajiban tuan rumah adalah mem-

  18 berikan hak kebebasan dan keistimawaan kepada mereka.

  Demikian juga adanya sekretariat PBB yang berada di New York/ Amerika Serikat, ia didirikan dengan suatu perjanjian antara PBB dengan Amerika Serikat, yaitu. Headquarters Agreement 1947*^

  PLO sebagai peninjau tetap di PBB mempunyai kantor sekretariat di New York* Amerika Serikat. Kantor Perwa­ kilan itu ada dan bekerjanya para pejabat PLO di situ dibawah kapasitas Headquarters Agreement. Oleh karena itu

  Amerika. Serikat befrkewajlban manberikan ijin dan jaminan kekebalan terhadap Kantor Perwakilan itu beserta para

  2o pejabatnya,1 agar dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.

  ^eberapa waktu yang lalu timbul masalah tentang kantor perwakilan PLO untuk PBB tersebut. Pemerintah Amerika Serikat yang didukung perundang-undangan yang disahkan . .

  18Ibid

  IQ ^Konfrontasi PBB dengan Amerika Soal PLO # Mer-

  29 deka. Maret, 1988, h. 1.

  20General Assembly of the United Nations, "Provi$i- "Onal Verbatim Record of the One Hundredth Meeting”, Re-* port of the Committee on Relations with The. Host Country:

  29 Report of the Secretary ©r-GSnSrarl^ .NewJforl?.,.. : February,

  1988 (selanjutnya disingkat General Assembly of the United Bations I) h« 31*

  9 Konggres, berusaha menutup kantor tersebut; Perselisihan

  9 U

  Menutup Perwakilan PLO", Suara Karva. 2 Maret, I

  Skripsi yang saya tulis ini berjudul "Masalah penutupan Kantor Perwakilan PLO untuk PBB oleh ftmerika ”Sekutu Amerika Serikat Menghimbau Washington Jangan

  mereka buat ? 2, Pen.jelasan Judul

  j

  yang telah

  7

  I

  mengenai penutupan kantor PLO tersebut dimulai ketika Konggres Amerika Serikat memerintahkan kepada Menteri

  3, Apakah tindakan penutupan itu tidak bertentangan i dengan hukum perjanjian internasional, khususnya i dengan Headquarters Agreement

  York dan kedudukan Perwakilan PLO di PBB ? 2, Ketentuan manakah yang digunakan untuk mengatur i hubungan hukum antara PBB dengan Amerika Serikat ?

  Dari uraian di atas, pertnasalahan yang akan di- bahas sebagai berikut : 1, ^agaimanakah kedudukan Markas Besar PBB di New

  21 pihak, terutama bagi para ahli hukum internasional.

  ! nya, Masalah ini sempat menarik perhatian bagi berbagai

  Kehakiman untuk menutupnya paling lambat tanggal 21 Maret 1988. Keputusan itu diambil berdasarkan Undang- Undang anti teoritis yang telah disahkan Konggres sebelum-

  988 , h* I.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  10 Serikat : Suatu Tinjauan Yuridis 11 * Dan judul tersebut

  dapat saya terangkan beberaps hal sebagai berikut : a. Penutupan : Yang dialaksud penutupan di sini adalah . tindakan menghentikan fungsi kantor perwakilan tersebut, baik secara fisik; misalnya dengan menutup pintu kantor, maupun dengan cara-cara yang lain sehingga kantor, beserta para pejabatnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

  

x

  b« Kantor Perwakilan PLO Yang dimaksud dengan kantor Perwakilan PLO adalah kantor yang digunakan se- nagai tempat para pejabat atau utusan PLO beserta sarana dan prasarana yang digunakan dalam men- jalankan fungsinya. PLO adalah "Palestine Liberation

  Organization" yaitu Organisasi Pembebasan Rakyat Palestina sebagai wakil sah rakyat Palestina*

  i

  c. Untuk PBB : Yang dimaksud dengan untuk PBB adalah bahwa kantor beserta para pejabat yang ada bekerja dan berfungsi untuk berkoordinasi dengan PBB# Ini perlu dibedakan dengan kantor perwakilan. PLO lain- hya yang tidak untuk PBB# PBB adalah Perserikatan Bangsa-bangsa, sebagai terjemahan dari "United Nations Organization".

  3. Alasan Pemilihan Judul Kita sudah sering membaca dan mendengar melalui

  11

  media massa tentang pengusiran perwakilan diplomatik aiitara dua negara yang mengalami ketegangan hubungan.

  Hal yang demikian ini dianggap biasa oleh para ahli dan

  i

  memang sudah biasa terjadi sehingga kurang begitu menarik untuk dipermasalahkan. Berbeda halnya dengan usaha Amerika Serikat baru-baru ini untuk menutup kantor perwakilan PLO untuk PBB yang berada di New York, Amerika Serikat, di mana kasus ini sempat menjadi polemik bagi para ahli,

  Masalah penutupan kantor perwakilan PLO ini memang tidak lepas dari motif politik, namun masalah ini dapat juga ditinjau dari segi hukum. Hal ini disebabkan keber- adaan serta beroperasinya kantor perwakilan itu diatur pula dalam instrumen hukum internasional, baik kebiasaan maupun perjanjian-perjanjian internasional yang diadakan.

  Oleh karena saya sedang dalam proses pendalaman di bidang hukum, meka tinjauannya sedapat mungkin dari segi Juridis.

  Beranjak dari uraian di atas, maka skripsi ini saya beri judul Masalah Penutupan Kantor Perwakilan PLO untuk PBB oleh Amerika Serikat ; Suatu Tln.lauan Juridis.

  4. Tu.luan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah s

  a. Untuk melengkapi persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Hukum.

  b. Uiituk mengetahui apakah tindakan Amerika Serikat

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  M I L I K ‘

  

p e rp u st a k a a n

  • UNIVERSlTASAIKLAiNOuA- n

  S U R A B A Y A untuk menutup kantor Perwakilan FLO untuk PBB pada kasus di atas secara juridis dapat dibenarkan menurut hukum internasional.

  Metodologi

  a. Pendekatan masalah: Pendekatan permasalahan dilakukan dengan metode defikfriptif angiitis, b. Sumber data:.

  Data. diperoleh melalui studi kepustakaan, yang berupa buku-bukuf majalah dan koran serta bentuk tertulis lainnya.

  c. Pengumpulan dan pengolahan data: Data yang telah terkumpul dinilai, diolah dan kemudian disusun sesuai dengan permasalahan se-i- hingga diperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan.

  d. Analisis data : Berbagai data yang terhimpun dianaligis, kemudian.

  . dihubungkan dengan teori ilmu hukum dan kenyataian yang terjadi di dalam pergaulan internasional sehingga sesuai dengan masalah yang saya bahas. Data yang telah dikelompokkan, disusun sehingga mudah digunakan sebagai dasar pembahassn masalah.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  13

  6. Pertanggung.jawaban Slstematlka Skripsi ini terdiri dari lima bab. Sebagai pengan- tar sebelum memasuki bab pembahasan materi, saya jelaskan seperlunya masalah yang akan dibahas. Karena sifatnya yang demikian ini, maka hal itu saya masukkan dalam Bab I.

  Pada Bab II, saya membahas teori-teori umum Hukum Internasional untuk memudahkan dalam rangka penyelesaian masalah. Sedangkan teori-teori Hukum Internasional yang bersifat khusus, saya bahas dalam Bab III. Hal ini untuk lebih menfokuskan terhadap masalah yang dibahas.

  Setelah penjelasan aturan yang bersifat umum dan khusus selesai, sampailah pada pemaparan masalah yang , dibahas, yaitu Penutupan Kantor Perwakilan PLO untuk PBB oleh Amerika Serikat, di sinilah masalahnya diselesaikan hal ini saya tempatkan dalam Bab IV,

  Sebagai penutup, saya akan mengakhirinya dengan kesimpulan dan saran untuk dijadikan pertimbangan. Hal ini saya masukkan dalam Bab V, sebagai bab yang terakhir.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

B A B II

  KEDUDUKAN MARKAS PBB DI NEW YORK DALAM RANGKA PELAKSANAAN FUNGSINYA SEBAGAI ORGANISASI

  INTERNASIONAL

  1. Kebutuhan Markas Besar dan Kelengkauan PBB Sebagai Organisasi Internasional

  Dalam Bab III Piagam PBB, telah diteyapkan enam badan utama untuk keperluan semua aktifitas yang harus dilaksanakan oleh PBB yaitu : Majelis Umum, Dewan Keainanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwakilan, Mahkamah In-

  22 ternasional dan Sekretariat, Untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang akan 4icapaii* salah satu jalan yang harus ditempuh PBB adalah memberi

  i

  kesempatan kepada para pejabat, wakil pemerintah atau bangsa serta orang-orang yang diundang oleh PBB untuk ber- temu, bertukar pikiran, dan bermusyawarah mengenai masa- lah-masalah internasional, Dengan cara demikian akan mem- bantu mereka menyelesaikan permasalahan yang timbul sehingga tidak terjadi pertentangan atau aalah pengertian terhadap maksud dan kepentingan nssional negara atau bangsa yang bersangkutan.

  ^Lihat Pasal 7 Piagam PBB,

  

14

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  15 Untuk mempermudah dan memperlancar maksud tersebut

  di atas diperlukan suatu sistem kesekretariatan tertentu septa gedung sekretariat atau markas besar yang bertugas dan bertanggung jawab atas terlaksananya berbagai fungsi secara menyeluruh.

  Adalah hal yang tidak mungkin suatu organisasi Internasional dapat berfungsi tanpa sekretariat dan markas

  y ang

  besar permanen* Oleh karena tidak ada suatu organi­ sasi internasional-pun yang mempunyai teritorial tertentu, maka organisasi internasional tersebut harus mendirikan

  1

  23 markas besarnya di wilayah suatu negara. Biasanya sebelum mendirikan sebuah markas besar dari suatu organisasi internasional, diadakan perjanjian internasional antara negara tuan rumah- dengan organisasi

  • l tersebut. Perjanjian antara organisasi Internasional dengan negara tuan rumah tentang markas besar dari orga­ nisasi internasional tersebut dituangkan dalam bentuk agreement. Di dalam Headquarters Agreement itulah diatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak pem- buat perjanjian. Begitu juga halnya antara PBB sebagai organisasi internasional yang menempatkan markas besarnya di New York Amerika Serikat dengan Amerika Serikat sebagai 2^Henry G, Schermers, V<&1. I. loc.cit.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  16

  negara tuan rumah, Tentang hak dan kewajiban PBB dan Amerika Serikat sebagai plhak-pihak yang mengadakan per­ janjian internasional ini, saya bahas lebih lanjut dalam

  Bab III, Pada garis besarnya Sekretariat mempunyai tanggung jawab terhadap dua hal :

  \ \ 1, M.em p e r s i a p k a n

  segala sesuatu dalam rangka periye- lenggaraan pertemuanyang akan diadakan oleh Majelis Umum dan badan-badan utama PBB lainnya, dan

  2, Melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diha- silkan oleh badan-badan utama PBB dengan cara se- baik-baiknya.24

  Sekretariat merupakan organ tetap dan resmi yang bertugas melayani kepentingan masyarakat Internasional, Dia merupakan jnjsat penghubung dan pengkoordinasi, Di dalam organisasi PBB, sekretariat dipimpin oleh seorang

  Sekretariat Jenderal, Chase, di dalam bukunya "The United Nations in Action", mengumpatoakan kedudukan seorang Sekjen PBB sebagai seekor laba-laba yang berada di tengah-tehgah sarangnya. Ia merupakan manusia yang paling penting di antara manusia yang berada di delam organisasi Internasional itu, Dalam semua pertemuan ia wajib hadir, baik ia sendiri yang hadir atau diwakili oleh salah seorang pembantunya, la mengangkat para pegawai sekretariat dan memimpinnya.

  ^^Syahmin A.K Pokok-Pokok Hukum Organisasi Inter­ na sional, Binacipta, Bandung, I , h , 56 ,

  986

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  17 Juga la menyelesaikan semua persoalan organisasi interna­

  sional itu. Piagam PBB mengfrendaki bahwa Sekjen PBB ada­ lah orang pertama yang berini£iatif penuh untuk mengada- kan koordinasi diantara fcrgajn-drgajn yang terdapat dalam tubuh PBB.^

  Piagam PBB telah memberikan wewenang kepada Sekjen

  i

  PBB untuk mengadakan tiridakan :

  1. Mengepalai seluruh aparatur Sekretariat dan menjadi sekjen dalam semua pertemuan yang diadakan oleh Majelis Umum dan Badan-Badan Utama lainnya, kecuali

  i Dewan Ekonomi dan Sosial (pasal 98 Piagam).

  2. Atas persetujuan Dewan Keamanan ia mengusahakan sidang Majelis Umum yang akan membahas semua per­ soalan yang menyangkur ancaman terhadap perdamaiari dan keamanan Internasional (pasal 12 ayat (2) * Piagam).

  (

  3. Mengadakan sidang khusus atas permintaan Dewan Ke­ amanan atau sebagian besar anggota PBB (pasal 20 ayat (2) Piagam),

  4. Penyelenggarakan semua persiapan sehubungan dengan adanya langkah-langkah yang akan dijalankan oleh Mahkamah Internasional,

  5. Memintakan perhatian Dewan Keamanan terhadap segala persoalan dan keadaan yang menurut perriapatnya

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  18

  akan mengancam perdamaian dan keamanan Internasio­ nal (pasal 99 Piagam),

  6. Membuat laporan tahunan yang akan diserahkan Ite- pada Majelis Umum mengenai hasil yang telah di- capai oleh PBB (pasal 15 ayat (2) jof pasal 98 Piagam)’.

  7. Menjalankan beberapa fungsi lainnya, sebagaimana

  • yang dipercayakan kepadanya oleh Majelis Umum dan

  26 organ Utama lainnya,

  2. Djpllihnva New York sebagai Kedudukan Markas Besar PBB dan Konsekuensi Juridisnva Kota yang ditempati Sekretariat suatu organisasi internasional disebut sebagai "seat" atau kedudukan orga­ nisasi. Pengalaman telah menunjukkan bahwa tidak ada suatu i organisasi internasional dapat berfungsi dengan baik tanpa

  Sekretariat dan "seat'1 yang permanen.2^ Biasanya negara-negara menginginkan untuk menerima organisasi internasional berada di wilayah negara mereka,

  Pendirian markas besar suatu organisasi internasional di

  i

  wilayah suatu negara akan memberikan keuntungan finansial*

  U 2

  26Ibid, h. .: ^Henry G, Schermers, vol. I, loc.clt.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  19 Berdiri dan beroperasinya suatu markas besar dari suatu

  organisasi internasional akan menyebabkan perputaran uang asing di negara itu, sehingga devisa negara itu akan ber-

  28 tarabah besar.

  Pi samping keuntungan finansial, negara tuan rumah akan menikmati keuntungan-keuntungan lain. Dalam hubuhgan- nya dengan organisasi internasional itu, negara tuan rumah akan lebih dekat dan lebih mudah apabila dibandingkan(de­ ngan negara yang lain, Markas besar itu akan menyebabkan kota itu sebagai pusat kegiatan yang berhubungan dengan organisasi internasional, sehingga hal ini akan meningkat- kan aktifitas-aktifitas lainnya. Prestise serta perekonomi-

  1 2Q an kota dan negara tuan rumah juga akan meningkat, ^ Di dalam pemilihan tempat kedudukan markas besar suatu organisasi internasional, ada beberapa hal yang di- jadikan bahan pertimbangan :

  a. Negara tuan rumah harus bersedia menjamiri hakr-hak istimewa dan kekebalan-kekebalan gedung sekretariat, para pejabat dan pegawai sekretariat, para delega- si serta para peninjau.

  b, Satu dari bahasa resmi organisasi internasional tersebut digunakan di negara tuan rumah.

  28Ibld., h.

  19 ^-

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

20 c. Cukup tersedia gedung-gedung yang diperlukan.

  Tidak hanya gedung-gedung untuk akomodasi Sekreta­ riat Organisasi, tetapi juga hotel dan penginapan untuk akomodasi pada delegasi pada pertemuan, para

  • peninjau, serta para wartawan yang meliputi per- temuan itu.

  i

  d. Cukup tersedia jaringan komunikasi. Hal ini uiituk

  %

  menjamin para pejabat, para delegasi dan wartawan rlapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar* e. Masyarakat dari negara tuan rumah mau menerima kehadiran markas besar dari organisasi internasio-

  • nal.30 ' . , , Kalau diamati secara seksama, nampaknya New York sudah memenuhi syarat untuk dijadikan kedudukan Markas Besar PBB. Dengan dipilihnya New York sebagai kedudukan

  Markas Besar PBB, akan timbul konsekuensi juridis bagi kedua belah pihak. Konsekuensi juridis itu berupa hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi PBB yang menempatkap Markas

  Besarnya di wilayah jurisdiksi Amerika Serikat dan Amerika Serikat sebagai negara tua rumah. Untuk menegaskan dan menjamin hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak, maka dibuatlah suatu perjanjian yang dinamakan Headquarters Agreement.

  Di dalam perjanjian itu, ditegaskan adanya kewajiban 30Ibid.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  21

  bagi seluruh orang yang berada di Sekretariat baik sebagai pejabat, pegawai, maupun yang masuk ke negara itu sebagai delegasi ataupun sebagai peninjau untuk menghormati hukum negara tuan rumah, sedangkan negara tuan rumah w^jib mem- berikan perlindungan dan fasilitas kepada. mereka

  Kewajiban negara tuan rumah yang lain adalah raem- berikan hak kekebalan dan keistimewaan kepada semua orang dan benda yang diakreditasikan untuk PBB, Hak-hak itu diberikan untuk menjamin kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan fungsi organisasi, oleh sebab itu digunakan sesuai dengan tujuan diberikannya hak itu dan tidak dl-

  32 salahgunakan.

  3. Kedudukan Perwakilan PLO di PBB Dan Hubungannya Dengan Amerika Serikat

  Setelah orang-orang Palestina diakui PBB sebagai bangsa pada tahun 1969 dan perjuangannya diakui sebagai perjuangan yang legal pada tahun 1971, suatu sukses gemilang lainnya dicapainya pada sidang Majelis Umum PBB yang membicarakan masalah Palestina, Perdebatan dimulai dengan pidato Ketua PLO Yasser Arafat dan berakhir dengan diterimanya dua* resolusi pada tanggal 22 Nopember 1974, 31lbid.. Vol. II, h. 672.

  22 Resolusi yang pertama yaitu resolusi nomor 3236 tentang

  pengukyhan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri, memiliki kemerdekaan dan kedaulatan nasional, kembali ke rumah dan hak milik mereka dan untuk memper- juangkan hak-hak itu dengan segala cara yang sesuai dengan asas-asas dan tujuan-tujuan PBB. Dan ditegaskan pula rakyat Palestina sebagai pihak utama dalam usaha- usaha perdamaiarn Arab' Israel. Resolusi yang kedua yaitu resolusi Majelis Umum nomor 3237 memberikan kedudukan peninjau tetap. kepada PLO pada semua persidangan Majelis Umum PBB,^

  Turut sertanya wakil-wakil dari PLO di dalam per-

  !

  debatan-perdebatan yang membicarakan masalah Timur Tengah dan Palestina untuk pertama kalinya diakui oleh PBB dengan dikeluarkannya resolusi Majelis Umum PBB homor 3210 pada tanggal 14 Oktober 1974 yang telah memutuskan untuk mengundang PLO di dalam sidang-sidang yang diadakan oleh Majelis Umum PBB. Majelis Umum selain telah memutus­ kan bahwa bangsa Palestina merupakan bagian pokok dalam \ masalah Palestina juga telah mengakui PLO sebagai satu-

  34 satunya wakil sah rakyat Palestina.

  ^Cirdi Dipoyudo. Timur ^engah Pusaran Strategi Dunia. CSIS, Jakarta, 1982 tsel&hjutnya disingkat Kirdi Dipoyudo II), h. 182.

  ^Lihat resolusi Majelis Umum PBB nomor 3210*

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

' U N I V E R S I T A S A 1 K L A N G G A ’ P E R P b M A A A A N M 1 L I K.

  23 S U R A B A Y A

  Dengan status peninjau tetap bagi PLO, Maje-lis Umum PBB telah raengizinkan wakil-wakil PLO untuk ber*- bicara di dalam persidangan yang diadakannya, suatu hak yang awalnya hanya diberikan kepada negara-negara anggota, Selanjutnya Ketua Dewan Keamanan PBB, di dalam mengizin- kan wakil-wakil PLO untuk berpartisipasi di PBB dengan

  <

  tidak mengkhususkan peraturan yang digunakan untuk meng-, ambil keputusan itu, telah menjelaskan : i ... it approved by the council, the invitation to participate in the debate would confer on the

  Palestine Liberation Organization the same rights of participation as those confered on Member States when they are invited to participate pursuant to rule 37.35

  Dari penjelasan1Dewan Keamanan PBB tersebut di*- atas jelaslah bahwa PLO diberi hak yang sama seperti negara anggota untuk berpartisipasi dalam persidangan1 yang diadakan oleh PBB dalam rangka usaha memelihara perdamaian dan keamanan dunia.

  Status peninjau tidak mempunyai hak suara di-* dalam pemungutan suara, namun mereka mempunyai kesempat' an berbicara dengan para delegasi untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran mereka, Pemikiran mereka bahkan mungkin meyakinkan para delegasi untuk mengambil suatu keputusan tentang suatu kebijakan.

  ^Naveed Ahmad, op.clt.. h, 28.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  24

  .,, they have some access to the meetings and they never vote ,,. Observers often have the opportunity to speak with delegates and to convey thoughts to them. They may even persuade delegates to adopt a certain line of policy,36

  Bagaimanakah hubungan antara Perwakilan PLO dengan Amerika Serikat ? Keberadaan Perwakilan PLO di PBB adalah untuk PBB dan tidak untuk Amerika Serikat. Kantor Per-

  i

  wakilan PLO untuk PBB dan seluruh pejabat dan pegawainya berada di bawah kewenangan PBB. Dengan demikian antara Amerika Serikat dengan Perwakilan PLO untuk PBB tidak ada hubungan secara langsung, Hal ini ditegaskan oleh Sekretaj^is Jenderal PBB di dalam resolusi Majelis Umum nomor 42/210 B pada tanggal 22 Oktober 1987, sebagai berikut :

  The members of the PLO observer Mission are, by virtue of resolution 3237 (XXIX), invitees to the United Nations. As such they are covered by sections

  11, 12 and 13 of the Headquarters Agreement of 26 June 1947. There is therefore a treaty obligation on the host country to permit PLO personnel to enter and remain in the United States to carry out their official functions at United Nations Headquarters,37

  ^Henry G. Schenners, vol. I, Op.cit.. h* 73. ^Lihat resolusi Majelis Umum PBB nomor 42/210 B,

  B A B III

  HUBUNGAN HUKUM ANTARA PBB DENGAN AMERIKA SERIKAT Sudah di^jelaskan pada bab yang terdahulu bahwa ^BB adalah suatu organisasi internasional, Amerika Serikat termasuk salah satu negara anggota organisasi tersebut, bahkan dia termasuk anggota asli (original member), yaitu negara yang ikut menandatangani piagam pendirian organi­ sasi itu.

  Dalam hal pembahasan hubungan hukum antara PBB dengan Amerika Serikat dapat dipandang dari dua sudut :

  1. Amerika Serikat sebagai anggota PBB, sehingga Amerika Serikat sebagai unsur atau elemen organi­ sasi internasional, maka bentuk hubungannya adalah ke dalam (internal relations).

  2. Amerika Serikat sebagai kawan bekerja organisasi internasional, maka bentuk hubungan hukumnya adalah keluar (external relations),^® Hubungan hukum antara negara anggota dengan orga­ nisasi internasional dapat bersifat hubungan hukipn ke- dalam atau hubungan-hubungan hukum ke luar terletak pada asal timbulnya kewajiban-kewajiban dan hak-hak.

  ^^Henry G, Schermers, Vol. I,, pp.cit.« h. 65.

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  26 Jika kewajiban-kewajiban dan hak-hak timbul dari konsti-

  tusi, piagam atau peraturan-peraturan Organisasi yang biasanya diberlakukan bagi seluruh anggota sebagai elemen organisasi, tanpa terkecuali dan tanpa perbedaant beiituk hubungan hukumnya adalah kedalam, Jika timbulnya kewajiban kewajiban dan hak-hak itu berasal dari adanya per;Jan;)ian perjanjian khusus antara negara anggota ataupun negara bukan anggota organisasi internasional, maka bentuk hubungan hukumnya adalah keluar.

  1

  1. Hubungan Hukum Berdasarkan Piagam ~EBB Sebagai negara anggota organisasi PBB, Amerika

  Serikat, seperti halnya negara-negara anggota yang lain, mempunyai kewajiban-kewajiban dan hak-hak tertentu, Seperti sudah dibahas di atas bahwa tinjauan dari segi elemen organisasi intemasional, yaitu sebagai negara anggota, hubungan hukum antara PBB dan Amerika Serikat adalah hubungan hukum ke dalam.

  Adapun kewajiban-kewajiban negara anggota organi­ sasi internasional dalam bentuk hubungan hukum kedalam antara lain:

  39Ibid., Vol. II, h. 671

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  27

  1. Tidak selalu absen dalam semua pertemuan; 2, Mematuhi putusan organisasi internasional;

  3. Membayar iuran anggaran organisasi internasional; 4, Menjamin kapasitas hukum, hak kekebalan dan ke- istimewaan kepada organisasi internasional dan para pejabat-pejabatnya.40 Tentang pemberian kapasitas hukum, hak kekebalan dan keistimewaan kepada PBB di wilayah negara anggota, secara rinci diatur sebagai berikut :

  I

  i

  a. Negara anggota wajib memberikan fasilitas yang diperlukan PBB untuk melaksanakah kapasitas. hukum-

  • i

  nya (legal capacity) dalam rangka melaksanakah fungsi dan tujuannya. Sebagaimana pasal 104 Piagam PBB menyatakan : "The Organization shall enjoy in the territory of each of its Members such legal capacity as may be necessary for the exercisejof its functions and the fulfilment of its purposes",

  Perlu dijelaskan di sini bahwa kemampuan hukum itu ada tiga hal, yaitu :

  1. Kemampuan, membuat kontrak atau perjanjian;

  2. Dapat memiliki atau melepaskan barang bergerak atau barang tidak bergerak; 41 3. Sebagai pihak di depan pengadilan. * ^Ibid., vol. I, h. 66.

  4lIbid., vol. II, h. 634

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  28 Tiga aspek kemampuan hukum itu dapat juga kita

  jumpai pada pasal 1 Convention on the Privileges and Immunities of the United Nations 19^6 sebagai berikut : The United Nations shall possess Juridical per­ sonality * It shall have the capacity :

  (a) to contract; (b) to acquire and dispose of immovable and movable property; (c) to insitute legal proceeding.

  b, Negara anggota wajib memberikan keiStimewaan dan kekebalan yang diberlakukan bagi PBB, wakil | negara-negara anggota PBB, pejabat PBB dan tehaga ahli yang diperlukan PBB dalam mencapai tujuan.

  Pasal 105 ayat (1) menyatakan : "The Organization shall enjoy in the territory of each of its Members such privileges and immunities as are necessary for the fulfilment of its purposes*1.

  Pada ayat (2)-nya dinyatakan "Representatives of the Members of the United Nations and officials

  • i

  of the Organization shall similarly enjoy such privileges and immunities as are necessary for the independent exercise of their functions iii connection with the Organization", Selanjutnya mengenai hak-hak istimewa dan kekebal- an-kekebalan itu diatur pula secara terinci di dalam

  Convention on the Ptivileges and Immunities of United Nations sebagai berikut :

  

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  29

  1) Wakil negara-negara anggota PBB1: Pasal A ayat 11 menyatakan : Perwakilan-perwakilan

  i