PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARETERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK USIA SEKOLAH DALAM KONSUMSI SAYUR Repository - UNAIR REPOSITORY

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARETERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK USIA SEKOLAH DALAM KONSUMSI SAYUR

  PENELITIAN PRA-EXPERIMENTAL Oleh:

  SRI PUASTININGSIH NIM. 131311133041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARETERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK USIA SEKOLAH DALAM KONSUMSI SAYUR

  i

  PENELITIAN PRA-EXPERIMENTAL Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

  Oleh: SRI PUASTININGSIH NIM. 131311133041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017

  ii iii

iv

v

vi

  MOTTO Berusaha melakukan yang terbaik Menjadi orang yang bermanfaat, dan

  Selalu berdoa untuk menjadi orang yang beruntung

UCAPAN TERIMAKASIH

  Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  “PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK USIA SEKOLAH DALAM KONSUMSI SAYUR

  ”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

  Bersama ini perkenankanlah saya mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

  1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)., selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Pendidikan Ners.

  2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Ners.

  3. Bapak Ferry Efendi, S.Kep.Ns.,M.Sc., Ph.Dselaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membagikan ilmunya serta memberikan motivasi yang luar biasa dan penuh kesabaran sampai diselesaikannya skripsi ini.

  4. Ibu Praba Diyan R, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membagikan ilmunya serta memberikan motivasi yang luar biasa dan penuh kesabaran sampai diselesaikannya skripsi ini.

  5. IbuEka Mishbahatul M.Has, S.Kep.Ns.,M.Kep dan Ibu Iqlima Dwi Kurnia, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi perbaikan penyusunan skripsi ini.

  6. Semua dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

  7. Kepala SDI KHM Noer Surabaya dan Wali kelas IV yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya dalam penelitian ini. vii

  8. Seluruh responden siswa kelas IV yang telah berpartisipasi serta membantu dalam penelitian ini.

  9. Kedua orang tuaku Alm. Bapak Kirno dan Ibu Sri Atini serta keluargaku kakak-adekku Mas Firman, Rahmah, Mbak Novi, terimakasih yang senantiasa dengan tulus dan ikhlas memberikan doa, dukungan baik moril maupun materiil kepada saya tiada henti. Dan sesungguhnya semua pencapaian ini saya persembahkan untuk beliau berdua. Restu mama dan papa turut memudahkan setiap langkah saya dalam menempuh Program Studi Pendidikan Ners.

  10. Sahabat terbaik saya di kampus yaitu Diyan, Novia dan Indahyang telah memberikan support tiada henti, semangat serta membantu dalam penyusunan skripsi sampai diselesaikannya skripsi ini.

  11. Sahabat-sahabat terbaik sekaligus saudaraku sejak SMA yaitu Laras, Made, Almira, Yudha, Nova, Naufal, Yovan, Candra. Terimakasih atas doa dan dukungan kalian selama ini, semoga kita sukses semua.

  12. Teman seperjuangan dosen pembimbing, Diyan, Yuanita, Yunita, Anjar, Lisa, Decan, dan Ragil yang telah bersama-sama memberi dukungan satu sama lain sampai akhir penyelesaian skripsi ini.

  13. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Ners Angkatan 2013 (A13), kebersamaan dan kekompakan selama ini akan menjadi kebahagiaan tersendiri.

  14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah membantu untuk penyelesaian skripsi ini.

  Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kami sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

  Surabaya, 1 Agustus 2017 Penulis, viii

ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARETERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK USIA SEKOLAH DALAM KONSUMSI SAYUR

  Penelitian pra-eksperimental Sri Puastiningsih

  Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kelompok anak usia sekolah perlu mendapatkan pemenuhan kecukupan zat gizi utamanya dengan konsumsi sayur. Kenyataannya anak masih sulit untuk mengkonsumsi sayur dalam jumlah yang memadai. Metode think pair share membuat anak akan berusaha berpikir, saling merespon dan membantu dalam berdiskusi.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penerapan pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur.

  Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimental (one-

  group pra-post test design) . Populasi dalam penelitia ini adalah siswa kelas IV di SDI KHM Noer Surabaya. Pengambilan sampel dengan tehnik total sampling.

  Responden dalam penelitian ini sejumlah 40 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran

  think pair share . Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan

  sikap. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisa menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test untuk pengetahuan dan sikap dengan signifikansi α≤0,05.

  Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair sharedapat mempengaruhi pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000) anak.

  Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap anak dalam konsumsi sayur. Penelitian selanjutnyadiharapkan dilakukan penelitian tentang tindakan konsumsi sayur pada anak dengan pendekatan uji statistik multivariat.

  Kata Kunci: Think Pair Share, Pengetahuan, Sikap, Anak Usia Sekolah,

  Konsumsi Sayur ix

  ABSTRACT THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH THINK PAIR SHARE LEARNING MODEL ON KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF ELEMENTARY SCHOOL AGED CHILDREN IN VEGETABLE CONSUMPTION Pre-experimental study Sri Puastiningsih

  Faculty of nursing, Airlangga University Introducion:Groups of elementary school-aged children need were still difficult to consume vegetables in sufficient quantities when the children needs fulfillment of nutritional adequasy. Think pair share method makes the children will try to think, respond to each other and help in the discussion. The purpose of this study was to analyze the effect of health education with think pair share model to knowledge and attitude of elementary school-age children in vegetable consumption.

  Method:This study used pre-experimental research design (one-group pre-post test design). The population in this research was the fourth grade students at SDI KHM Noer Surabaya. The samples were resulted by using total sampling technique. There were 40 respondents in this study. The independent variable was health education with think pair share learning model, while the dependent variables in this study were knowledge and attitudes. Instruments on this study were questionnaires. The data were analyzed using statistical tests Wilcoxon Sign Rank Test statistic with significance α≤0,05.

  Result:The results of the statistical tests with Wilcoxon Sign Rank Test show that health education with think pair share learning model has an effecton knowledge (p = 0,000) and attitude (p=0,000) of children.

  Discuss and Conclusion: It can be concluded that health education with think pair share model can increase knowledge and attitude of children in vegetable consumption. Future studies were expected to do research on the action of vegetable consumption in children with multivariate statistical test approach.

  Keywords: Think Pair Share, Knowledge, Attitude, Elementary school-aged children, Vegetable consumption.

  x

  DAFTAR ISI

  Halaman Judul dan Prasyarat Gelar .............................................................................. i Lembar Pernyataan......................................................................................................... ii Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi ..................................................................... iii Lembar Persetujuan ........................................................................................................ iv Lembar Penetapan Panitia Penguji................................................................................. v Motto ....................................................................................................................... vi Ucapan Terimakasih....................................................................................................... vii Abstrak ....................................................................................................................... ix Daftar Isi ....................................................................................................................... xi Daftar Gambar ................................................................................................................ xiii Daftar Tabel ................................................................................................................... xiv Daftar Lambang, Singkatan dan Istilah .......................................................................... xv Daftar Lampiran ............................................................................................................. xvi

  BAB 1 Pendahuluan

  1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

  1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

  1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

  1.3.1 Tujuan umum ................................................................................ 5

  1.3.2 Tujuan khusus ............................................................................... 6

  1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 6

  1.4.1 Manfaat teoritis ............................................................................. 6

  1.4.2 Manfaat praktis ............................................................................. 7

  BAB 2 Tinjauan Pustaka

  2.1 KonsepPendidikan Kesehatan ................................................................... 8

  2.1.1 Pengertian pendidikan kesehatan .................................................. 8

  2.1.2 Tujuan pendidikan kesehatan ........................................................ 9

  2.1.3 Ruang lingkup pendidikan kesehatan ........................................... 9

  2.1.4 Model pendidikan kesehatan ......................................................... 10

  2.1.5 Media pendidikan kesehatan ......................................................... 11

  2.1.6 Metode pendidikan kesehatan ....................................................... 13

  2.2 Konsep Metode Pembelajaran Think Pair Share ...................................... 15

  2.2.1 Definisi metode pembelajaran think pair share ............................ 15

  2.2.2 Tahapan metode pembelajaran think pair share ........................... 16

  2.2.3 Langkah-langkah metode pembelajaran think pair share ............. 17

  2.2.4 Kelebihan metode pembelajaran think pair share ........................ 18

  2.2.5 Kelemahan metode pembelajaran think pair share ....................... 19

  2.3 Konsep Pengetahuan ................................................................................. 20

  2.4 Konsep Sikap ............................................................................................ 23

  2.5 Konsep Teori Perubahan Perilaku ............................................................ 25

  2.6 Konsep Konsumsi Sayur ........................................................................... 29

  2.6.1 Definisi sayur ................................................................................ 29

  2.6.2 Jenis-jenis sayur ............................................................................ 30

  2.6.3 Manfaat sayur ................................................................................ 31

  2.6.4 Kandungan dalam sayuran ............................................................ 31

  2.6.5 Cara pengolahan sayur .................................................................. 33 xi

  2.6.6 Konsumsi sayur pada anak sekolah .............................................. 34

  2.6.7 Dampak kurang konsumsi sayur ................................................... 34

  2.6.8 Faktor-faktoryang berhubungan dengankonsumsi sayur pada anak ............................................................................................... 37

  2.7 Konsep Anak Usia Sekolah ...................................................................... 37

  2.7.1 Definisi anak usia sekolah............................................................. 37

  2.7.2 Tugas perkembangan anak usia sekolah ....................................... 38

  2.8 Keaslian Penelitian ................................................................................... 40

  BAB 3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

  3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 44

  3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 45

  BAB 4 Metode Penelitian

  4.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 46

  4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan sampel (Sampling) ................................................................................................. 47

  4.2.1 Populasi ......................................................................................... 47

  4.2.2 Sampel ........................................................................................... 47

  4.2.3 Teknik pengambilan sampel (sampling) ....................................... 48

  4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................ 48

  4.4.1 Variabel penelitian ........................................................................ 48

  4.4.2 Definisi operasional ...................................................................... 49

  4.4 Instrumen Penelitian ................................................................................. 51

  4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 53

  4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ....................................... 53

  4.7 Analisis Data ............................................................................................. 56

  4.8 Kerangka Operasional/Kerja ..................................................................... 58

  4.9 Etik Penelitian ........................................................................................... 60

  4.10 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 61

  BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan

  5.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 63

  5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian .................................................. 63

  5.1.2 Data demografi responden ............................................................... 64

  5.1.3 Variabel yang diukur ....................................................................... 66

  5.2 Pembahasan................................................................................................ 68

  5.2.1 Analisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share terhadap pengetahuan anak dalam konsumsi sayur ......................................................................................... 68

  5.2.2 Analisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share terhadap sikap anak dalam konsumsi sayur .......................................................................................................... 72

  BAB 6 Kesimpulan dan Saran

  6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 77

  6.2 Saran .......................................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 79 LAMPIRAN ................................................................................................................... 80 xii

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 2.1Precede-Proceed Model .............................................................................. 26 Gambar 3.1Kerangka konseptual pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran Think Pair Shareterhadappengetahuan dan sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur berdasarkan Teori Lawrence Green ........................................................................................................... 43

  Gambar 4.1Kerangka operasional pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur ............................................................ 59 xiii

  xiv

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian ....................................................................................... 40Tabel 4.1 Rancangan penelitian pra-experimental (one-group pra-post test

  design) ......................................................................................................... 46

  Tabel 4.2Definisi operasional pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share terhadap pengetahuan dan sikapanak usia sekolah dalam konsumsi sayur ............................................................ 48

Tabel 4.3 Nilai uji validitas kuesioner pengetahuan dan sikap ................................... 51Tabel 5.1 Distribusi data responden di SDI KHM Noer Surabaya ............................. 65Tabel 5.2 Pengetahuan tentang konsumsi sayur sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair sharedi

  SDI KHM Noer Surabaya ........................................................................... 67

Tabel 5.3 Sikap tentang konsumsi sayur sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share di

  SDI KHM Noer Surabaya ........................................................................... 67

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

  FAO : Food and Agriculture Organization Kemenkes : Kementerian Kesehatan

  mg : Miligram

  PRECEDE : Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Cause in Educational

  /Ecological, Diagnosis, Evaluation

  PROCEED : Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational and

  Enviromental, Development

  Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar S : Setuju SDI : Sekolah Dasar Islam SS : Sangat Setuju STS : Sangat Tidak Setuju SUSENAS : Survei Sosial Ekonomi Nasional TPS : Think Pair Share TS : Tidak Setuju WHO : World Health Organization xv

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Unair .............................. 85 Lampiran 2 Surat izin penelitian dari Bangkesbangpol Kota Surabaya ........................ 86 Lampiran 3 Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya ....................... 87 Lampiran 4 Surat keterangan penelitian dari SDI KHM Noer Surabaya ....................... 88 Lampiran 5 Sertifikat lolos kaji etik............................................................................... 89 Lampiran 6Lembarpenjelasan penelitianbagi responden penelitian .............................. 90 Lampiran 7Informed consent ......................................................................................... 92 Lampiran 8Lembar pengisian data demografiresponden penelitian .............................. 93 Lampiran 9Lembar kuesionerpengetahuan anak dalam konsumsi sayur ....................... 94 Lampiran 10Lembar kuesionersikap anak dalam konsumsi sayur ................................ 97 Lampiran 11 SAP (Satuan Acara Pembelajaran) ........................................................... 99 Lampiran 12 Tabulasi Data Demografi.......................................................................... 117 Lampiran 13 Tabulasi penilaian pengetahuan ............................................................... 119 Lampiran 14 Tabulasi penilaian sikap ........................................................................... 122 Lampiran 15 Hasil uji statistic ....................................................................................... 125 xvi

  1 BAB 1

  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Sayur merupakan salah satu makanan penting yang harus selalu dikonsumsi setiap kali makan karena merupakan salah satu syarat dalam memenuhi menu gizi seimbang (

  Asy’ariyah 2015). Tidak hanya bagi orang dewasa, mengkonsumsi sayur sangat penting untuk dikonsumsi sejak usia anak-anak. Apabila anak mengalami kekurangan dalam mengkonsumsi sayurakan menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi seperti protein, vitamin, mineral dan serat bagi tubuh, anak juga beresiko menimbulkan penyakit seperti resiko obesitas, dan kekurangan gizi pada anak (Mak 2013). Kelompok anak usia sekolah mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat dan memerlukan zat gizi dalam jumlah yang relatif besar sehingga perlu mendapatkan pemenuhan kecukupan zat gizi (Wardlaw & Smith 2009). Pola makan yang diterapkan pada usia anak-anak akan mempengaruhi pola makan ketika dewasa sehingga membiasakan anak untuk mengkonsumsi sayur sejak dini sangatlah penting (Bestari 2014). Pada kenyataannya anak masih sulit untuk mengkonsumsi sayur dalam jumlah yang memadai. Anak mengkonsumsi sayur rata-rata sebesar 70,4g/hari dengan konsumsi sayur terendah 15g/hari dan konsumsi sayur tertinggi 148g/hari (Nutrition Information Centre 2013). Prevalensi ini dapat berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak. Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit (Fitriani 2009). Sebuah penelitian oleh The Gateshead Millenium Baby Study pada tahun

  1

  2 2006 di Inggris menyebutkan 20% orangtua melaporkan anaknya mengalami masalah makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertentu (Wright 2007).

  Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2010 hanya 63,3% anak usia sekolah dasar di Indonesia yang mengkonsumsi sayur.

  Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS 2014) didapatkan 83,64% anak usia sekolah di Indonesia kurang mengkonsumsi sayur, karena anak sering mengalami fase sulit makan terutama susah makan sayur. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan RI tahun 2013 ditemukan rata-rata 93,5% dari penduduk Indonesia kurang mengkonsumsi buah dan sayur.

  Berdasarkan observasi awal kepada siswa kelas 4 di Sekolah Dasar Islam Kyai Haji Muhammad Noer / SDI KHM NOER Surabaya, dari 40 siswa 16 diantaranya tidak suka makan sayur. Sebanyak 15% yakni 6 siswa yang menjawab salah ketika diminta menjawab beberapa pertanyaan tentang manfaat mengkonsumsi sayur.Siswa-siswa juga mengungkapkan tiap kali mereka makan, mereka akan menyisihkan sayur dan membuangnya. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukanPutriana (2010)mengungkapkan bahwa konsumsi sayur pada anak usia sekolah tergolong rendah yaitu sekitar 90% anak usia sekolah mengkonsumsi sayuran dan buah <3 porsi/hari. Proporsi yang cukup besar pada anak di dunia yang tidak memenuhi rekomendasi World Health Organization (WHO) dalam konsumsi sayur dan buah, yakni setidaknya 400 gram/hari atau sebanyak 3-5 porsi sehari. Kebutuhan sayur yangdianjurkan WHO yakni 150

  • –200 gram setara 1
  • –2 mangkuk sehari (Krolner 2011). Penyebabnya karena anak

  3 memilih-milih makanan yang disukainya, hanya mau makan makanan tertentu saja dan cenderung menghindari makan sayur (Carruth 2010).

  Faktor-faktor yang menyebabkan konsumsi sayur pada anak dipengaruhi oleh karakteristik anak /individu, karakteristik orangtua dan karakteristik lingkungan. Anak lebih memilih makanan junk food yang mayoritas tidak menyediakan menu sayur (Fitriani 2009). Orang tua memiliki peran penting dalam memenuhi gizi seimbang pada anak. Dukungan orangtua dalam meningkatkan konsumsi sayur pada anak salah satunya dengan memberikan dan menyiapkan menu sayur untuk bekal maupun makanan sehari-hari (Carruth 2010). Pengetahuan anak tentang pentingnya sayur perlu ditingkatkan agar terbentuk kebiasaan mengkonsumsi sayur(Nurmasita 2014).

  Penelitian yang dilakukan Bestari (2014) menyatakan penyebab rendahnya konsumsi sayur pada anak karena kurangnya pengetahuan tentang gizi dan sikap mengabaikan pentingnya makan sayur, ini dipicu karena anak merasa sayur adalah makanan yang rasanya tidak enak, padahal sayur memiliki banyak kandungan gizi berupa protein dan vitamin yang baik untuk tumbuh kembang anak. Pendidikan gizi yang tidak efekif pada usia anak-anak berdampak pada pengetahuan yang kurang tentang pola konsumsi makanan yang sehat dan seimbang hingga dewasa, sehingga menyebabkan perilaku yang salah dan berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak (Kemenkes 2011). Anak dapat berpotensi untuk menderita kurang gizi karena mengkonsumsi sayur dalam jumlah sedikit, anak yang mengkonsumsi sayur dalam jumlah tinggi pada masa kanak-kanaknya memiliki kesehatan yang lebih baik dan risiko untuk terkena penyakit kronik yang berkaitan dengan diet menjadi berkurang (Carruth 2010). Selain itu, kekurangan sayur juga dapat

  4 memberikan dampak buruk pada sistem penglihatan, juga dapat menyebabkan anemia. Konstipasi juga akan menjadi penyakit yang akan dialami bila anak kurang mengkonsumsi sayur dan buah (Mak 2013). Beberapa jenis sayuran sepertibayam, daun singkong dan kangkung dikenal sebagai sumber zat besi yangpenting untuk pembentukan darah. Anakdengan kekurangan darah (anemia) akan merasa cepat lelah dan kekurangan konsentrasi karena darah tidak mampu mengangkut oksigen ke otak (Nurmasita 2014).

  Menurut hasil penelitian Nurmahmudah (2015) peran pendidikan kesehatan sangat berpengaruh pada peningkatan pengetahuan anak tentang sayur, terlebih jika menggunakan media belajar untuk memberikan pemahaman yang baik untuk anak, disesuaikan dengan tahapan umur anak. Permasalahannya jika anak memasuki usia sekolah, anak mulai mendapat pengaruhdari lingkungan luar, seperti guru, teman sebaya dan orang lain disekolah, dan juga adanya pengaruh dari media, ini akan memberikan dampak penurunan tingkat kesukaan konsumsisayur pada anak(Aulia 2014). Menurut Notoamodjo (2007), peningkatan pengetahuan sangat diperlukan demi tercapainya derajat kesehatan yang lebih baik, semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang maka akan lebih mudah anak untuk berperilaku hidup sehat. Model pembelajaran kooperatif

  think pair share (TPS) ini merupakan metode pembelajaran yang bertujuan siswa

  mampu dalam berpikir (think), mengungkapkan pendapat secara berpasangan (pair), serta berbagi pendapat (share) untuk memecahkan suatu permasalahan dan mempelajari materi dalam bentuk kerjasama antar anggota kelompok (Carss 2007). Model pembelajaran TPS ini memberikan kesempatan kepada tiap siswa untuk bekerja mandiri dan bekerjasama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini

  5 adalah optimalisasi partisipasi siswa (Theobald 2011). Pendidikan kesehatan dengan metode TPS ini cocok digunakan untuk anak usia sekolah karena anak akan berusaha berpikir, saling merespon dan membantu dalam berdiskusi (Arini 2015). Metode pembelajaran ini digunakan oleh peneliti karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santi (2013), TPS ini efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan anak usia sekolah dasar dalam berdiskusi. Kelemahan model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lama, karena siswa membutuhkan waktu tambahan untuk memahami dan mengubah suatu kebiasaan/ tindakan (Rahayu 2012). Siswa merasa kesulitan tersendiri untuk memahami suatu konsep sehingga membutuhkan proses dalam pelurusan konsep oleh fasilitator (Lie 2007). Namun model pembelajaran TPS ini siswa dilatih bernalar dan berpikir serta diharapkan siswa mampu meningkatkan pengetahuan dan mengubah kecenderungan anak (sikap) untuk memilih perilaku mengkonsumsi sayur.

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian guna mempelajari pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think

  pair share terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur untuk tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi anak.

  1.2 Rumusan Masalah

  Bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair

  share terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan umum

  6 Menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think

  pair share terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur.

  1.3.2 Tujuan khusus

  1. Mengidentifikasi pengetahuan anak usia sekolah dalam konsumsi sayur sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share.

  2. Mengidentifikasi sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think

  pair share .

  3. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran

  think pair share terhadap pengetahuan anak usia sekolah dalam konsumsi sayur.

  4. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share terhadapsikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empirik adanya pengaruh pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share terhadap pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dalam konsumsi sayur. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kerangka dalam pengembangan Ilmu Keperawatan Komunitas dan Ilmu Keperawatan Anak pada perilaku anak mengkonsumsi sayur.

  1.4.2 Manfaat Praktis

  7

  a. Bagi Profesi keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan metode pendidikan kesehatan di lingkup pendidikan sekolah dan ilmu keperawatan yang diterapkan pada anak usia sekolah untuk mengajarkan pentingnya mengkonsumsi sayur bagi anak.

  b. Bagi Instansi pendidikan (Sekolah Dasar) Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai untuk memperbaiki dan meningkatkan konsumsi sayur pada anak sekolah dasar melaluipendidikan kesehatan dengan model pembelajaran think pair share.

  c. Bagi Siswa Melalui penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai pentingnya mengkonsumsi sayur, sehingga pada akhirnya termotivasi dan dapat meningkatkan derajat kesehatan siswa.

  8 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan

  2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah seluruh proses belajar yang dialami oleh individu, kelompok, dan masyarakat yang menjadi sasaran dalam perubahan perilaku (Nursalam & Efendi 2008). Commite on health education and promoting terminology mendefinisikan bahwa pendidikan kesehatan merupakan kombinasi dari pengalaman pembelajaran terencana yang didasarkan pada teori yang logis yang membekali tiap individu, kelompok dan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan keterampilan guna membuat keputusan yang bermutu (McKenzie & Neiger 2006).

  Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan dalam bidang kesehatan. Secara operasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap, praktek baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo 2010).

  Pendidikan kesehatan menurut Lawrence (1991) adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana yang dikombinasikan dengan pengalaman pembelajaran untuk meningkatkan perilaku kesehatan seseorang. Pendidikan kesehatan adalah proses mengajarkan masyarakat mengenai kesehatan (Nursalam 2013). Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu,

  8

  9 kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan melalui kegiatan pembelajaran, yang di dalamnya perawat berperan sebagai pendidik (Suliha 2005).

  2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan WHO (1954) dalam Notoatmodjo (2007) pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. Seperti kita ketahui bila perilaku tidak sesuai dengan prinsip kesehatan maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap kesehatan.

  Tujuan pendidikan kesehatan ini dapat diperinci diantaranya : 1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.

  2) Menolong individu agar mampu secaa mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

  3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.

  2.1.3Ruang lingkup pendidikan kesehatan Menurut Suliha (2005) bahwa ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain:

  1) Sasaran pendidikan Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran indvidu.

  b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

  c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat. 2) Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan

  10

  a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran para murid yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

  b. Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat kesehatan masyarakat, balai kesehatan masyarakat, rumah sakit umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.

  c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan.

  2.1.4 Model Pendidikan Kesehatan Menurut Nursalam & Effendy (2008)perawat sebagai pendidik harus memilikikemampuan untuk mengkaji kekuatan dan dampak yang ditimbulkan olehintervensi keperawatan terhadap perilaku subyek yang dapat memperkaya,memberikan informasi dan melengkapi perilaku subyek yang diinginkan.Model pendidikan kesehatan yang dapat digunakan oleh perawat adalahsebagai berikut: a. Model Perilaku Individu

  Ada dua model yang sering digunakan untuk menjelaskan faktorpenentu dari perilaku preventif, yaitu model nilai kesehatan dan modelpromosi kesehatan.

  Secara mendasar model nilai kesehatan ditunjukkanuntuk promosi peningkatan perilaku sehat daripada mengulangi faktorpenyebab. Model ini berfokus pada orientasi mencegah penyakit yangspesifik. Dimensi yang digunakan pada model nilai kesehatan meliputikepekaan, keparahan, penghalang yang dirasakan, variabel strukturalserta sosio-psikologis lainnya.

  11 Model promosi kesehatanmerupakan modifikasi nilai kesehatan dan lebih memfokuskan padaprediksi perubahan perilaku akibat promosi kesehatan.

  b. Model Pemberdayaan Masyarakat Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum membawadampak yang berarti pada perubahan perilaku di masyarakat. Sehinggaperawat perlu membantu individu dan keluarga yang telah berubahperilakunya yang ditampilkan pada komunitas. Menurut WHO Fokus prosespemberdayaan masyarakat adalah komunikasi, informasi, dan pendidikan kesehatan . Di Indonesia sering disebutkomunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang ditujukan pada individu,keluarga, dan kelompok. Strategi yang dapat digunakan oleh perawatdalam rangka KIE adalah pembelajaran pemecahan masalah (problem solving), memperluas jaringan kerja (networking), bernegosiasi denganpihak yang bersangkutan (negotiating), pendekatan untukmempengaruhi orang lain (lobbying) dan pencarian informasi(information seeking) untuk meningkatkan derajat kesehatan kliennya.

  2.1.5Media Pendidikan Kesehatan Media pendidikan kesehatan merupakan salurankomunikasi yang dipakai untuk mengirimkan pesan kesehatan. Mediadibagi menjadi 3, yaitu: cetak, elektronik, media papan (Nursalam &Effendy 2008).

  1. Media cetak

  a) Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk pesan tulisanmaupun gambar, biasanya sasarannya masyarakat yang bisamembaca.

  12

  b) Leaflet : penyampaian pesan melalui lembar yang dilipat biasanyaberisi gambar atau tulisan atau biasanya kedua-duanya.

  c) Flyer (selebaran) :seperti leaflet tetapi tidak berbentuk lipatan.

  d) Flip chart (lembar balik) : informasi kesehatan yang berbentuklembar balik dan berbentuk buku. Biasanya berisi gambardibaliknya berisi pesan kalimat berisi informasi berkaitan dengangambar tersebut.

  e) Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenaihal yang berkaitan dengan hal kesehatan.

  f) Poster :berbentuk media cetak berisi pesan-pesan kesehatanbiasanya ditempel di tembok-tembok tempat umum dan kendaraanumum.

  g) Foto : yang mengungkapkan masalah informasi kesehatan.

  2. Media elektronik

  a) Televisi : dalam bentuk ceramah di TV, sinetron, sandiwara, dan forum diskusi tanya jawab dan lain sebagainya.

  b) Radio :bisa dalam bentuk ceramah radio, sport radio, obrolan tanyajawab dan lain sebagainya.

  c) Vidio Compact Disc (VCD).

  d) Slide presentation : slide juga dapat digunakan sebagai sarana informasi.

  e) Film strip juga bisa digunakan menyampaikan pesan kesehatan.

  3. Media papan (bill board), merupakan papan yang dipasang di tempat-tempat umum dan dapat dipakaidan diisi pesan-pesan kesehatan.

  2.1.6 Metode Pendidikan Kesehatan

  13 Menurut Notoatmodjo (2007) metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 macam, yaitu : a. Metode Individual (Perorangan), Metode ini dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:

  1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counceling) 2) Wawancara (interview)

  b. Metode Kelompok, Metode kelompok ini harus memperhatikan apakah kelompoktersebut besar atau kecil, karena metodenya akan lain.

  Efektifitasmetodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

  1) Kelompok besar

  a) Ceramah, Metode yang menyajikan pelajaran melalui penuturan seara lisan / penjelasan langsung pada sekelompok peserta. Metode ini biasanya untuk pendidikan tinggimaupun rendah.

  b) Seminar, Metode ini cocok digunakan untuk kelompok besar denganpendidikan menengah atas. Seminar sendiri adalah presentasidari seorang ahli atau beberapa orang ahli dengan topik tertentu.

  2) Kelompok kecil

  a) Diskusi kelompok, metode ini dibuat saling berhadapan, ketua kelompokmenempatkan diri diantara kelompok, setiap kelompok punyakebebasan untuk mengutarakan pendapat,biasanya pemimpinmengarahkan agar tidak ada dominasi antar kelompok.

  14

  b) Curah pendapat (Brain storming), merupakan hasil dari modifikasi kelompok, tiap kelompokmemberikan pendapatnya, pendapat tersebut di tulis di papantulis, saat memberikan pendapat tidak ada yang bolehmengomentari pendapat siapapun sebelum semuanyamengemukakan pendapatnya, kemudian tiap anggotaberkomentar lalu terjadi diskusi.

  c) Bola salju (Snow balling), setiap orang di bagi menjadi berpasangan, setiap pasangada 2 orang. Kemudian diberikan satu pertanyaan, beri waktukurang lebih 5 menit kemudian setiap 2 pasang bergabungmenjadi satu dan mendiskuskan pertanyaan tersebut, kemudian2 pasang yang beranggotakan 4 orang tadi bergabung lagidengan kelompok yang lain, demikian seterusnya sampaimembentuk kelompok satu kelas dan timbulah diskusi.

  d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group),Kelompok di bagi menjadi kelompok-kelompok kecilkemudian dilontarkan satu pertanyaan kemudian masing-masingkelompokmendiskusikan masalah tersebut dan kemudiankesimpulan dari kelompok tersebut dicari kesimpulannya.

  e) Bermain peran (Role play), Beberapa anggota kelompok ditunjuk untuk memerankansuatu peranan misalnya menjadi dokter, perawat atau bidan,sedangkan anggotayang lain sebagai pasien atau masyarakat.

  f) Permainan simulasi (Simulation game), Metode ini merupakan gabungan antara role play dengandiskusi kelompok. Pesan-pesan

  15 kesehatan dsajikan dalambeberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli,beberapa orang ditunjuk untuk memainkan peranan dan yanglain sebagai narasumber.

  g) Metode pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok keil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif ini berlangsung suasana keterbukaan dan demokratis sehingga akan mememberikan kesempatan optimal pada anak untuk bekerjasama dan berinteraksi dengan baik.

  c. Metode Massa Pada umumnya bentuk pendekatan ini dilakukan secara tidaklangsung atau menggunakan media massa.

2.2 Konsep Metode Pembelajaran Think Pair Share

  2.2.1 Definisi metode pembelajaran think pair share Metode pembelajaran think pair share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Lyman dan koleganya pada tahun 1985, Lyman menamai pembelajaran think pair share (TPS) dari tiga tahap aksi siswa yang dilakukan pada masing-masing tahap (Lie 2007). Metode think pair

  share timbul dari sebuah penelitian tentang cooperative learning dan wait- time (Arends 2008). Lyman menjelaskan bahwa metode think pair shareadalah

  model pembelajaran kooperatif yang bersiklus multi diskusi (Theobald 2011).

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

0 1 7

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT

0 3 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA SMA

0 0 10

View of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI MI MUHAMMADIYAH KALIPETUNG KABUPATEN BANYUMAS

1 0 6

PENGETAHUAN, SIKAP & PRAKTIK ANAK USIA SEKOLAH DALAM MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) MELALUI METODE PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELLECTUAL (SAVI) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 17

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH MEDIA POP-UP BOOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS DI SEKOLAH SISWA KELAS II SDN SUNGAI BESAR 8 BANJARBARU Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 15

PENGARUH PROGRAM UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) HOLISTIK DALAM PENCEGAHAN PERILAKU AGRESIF DAN HARGA DIRI RENDAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SDN BABAT VII BABAT Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 6

PENGARUH PROGRAM UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH) HOLISTIK DALAM PENCEGAHAN PERILAKU AGRESIF DAN HARGA DIRI RENDAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SDN BABAT VII BABAT Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 174

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OSCAR Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 5