HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN

GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

Christianto Nugroho

  

Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri

Kurangnya perawatan gigi pada anak menyebabkan tidak sedikit anak mengalami pertumbuhan

gigi yang tidak sehat (gigis/karies), memasuki usia prasekolah resiko anak mengalami karies cukup

tinggi, anak usia 3-5 tahun merupakan anak yang dalam massa pertumbuhan, khususnya dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut oleh karena itu anak sangat membutuhkan pengawasan orang

tua terutama seorang ibu, sikap ibu dalam memberikan perawatan gigi anak sangat penting untuk

memelihara kesehatan gigi dan mulut anak, karena pada usia tersebut anak belum dapat menjaga

kebersihan gigi dan mulut secara mandiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam perawatan gigi anak usia prasekolah.

  Desain penelitian yang digunakan adalah dengan cross sectional. Dengan jumlah sampel

sebanyak 40 responden, tehnik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan alat ukur

menggunakan kuesioner dan cheklit. Analisa data dilakukan dengan menggunakan korelasi atau

mencari hubungan ke dua variabel.

  Hasil penelitian didapat sebagian besar ibu berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 15 responden

(37,5%) dan sikap negatif yaitu sebanyak 22 responden (55%) Dari hasil Uji Statistik Spearman

Correlation didapatkan nilai signifikan (ρ = 0,01 ≤ α = 0,05) yang berarti H1 diterima, artinya ada

hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam perawatan gigi anak usia prasekolah, dimana hasil

korelasi adalah 803 menunjukkan tingkat hubungan yang sangat kuat dan positif.

  Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahua dengan sikap, dan

pengetahuan merupakan faktor penting dalam membentuk sikap seseorang sehingga ibu dengan

pengetahuan yang baik maka sikap ibu dalam perawatan gigi anak akan positif.

  Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu.

  Latar Belakang (Riyanti,2005). Persatuan dokter gigi Menjaga kebersihan rongga mulut sangat mengemukakan ”Kesehatan Gigi anak-anak adalah penting untuk dilakukan, antara lain yaitu Tanggung Jawab Ibunya” (Machfoedz,2008) . dengan melakukan perawatan gigi dan mulut.

  Namun pada kenyataannya masih banyak anak- Perawatan gigi dan mulut merupakan salah satu anak yang mengalami kerusakan gigi (karies gigi). cara untuk meningkatkan kesehatan. Gigi dan Dan masih banyak orang tua khususnya sikap ibu mulut merupakan satu kesatuan yang tidak yang kurang dalam memperhatikan dan mengawasi dapat dipisahkan maka kebersihan harus tetap anak untuk melakukan perawatan gigi dan mulut. terjaga. Gigi dan mulut bukan sekedar pintu Masalah terbesar yang dihadapi penduduk masuk makanan dan minuman tetapi fungsi gigi Indonesia seperti juga dinegara-negara berkembang dan mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah menyadari besarnya peranan gigi dan mulut penyakit jaringan keras gigi ( caries dentis ) di bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang, samping penyakit gusi. Menurut Tantur Syah 2009, oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat anak balita merupakan kelompok masyarakat yang berperan menunjang kesehatan seseorang jumlahnya cukup besar dan memiliki prevalensi

39 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  urnal Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu

  karies gigi yang cukup tinggi, Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan pada Pelita III dan IV menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 80%, dan 90% di antaranya adalah anak-anak. Berdasarkan Required Treatment Index (RTI) di Propinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa prevalensi anak usia 1-12 tahun yang menderita karies aktif 66.7% sedangkan yang bebas karies 33.3%. Dan Kabupaten yang paling banyak menderita karies terdapat di Kabupaten Kediri 38.6% (DepKes RI, 2007). Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 24 September 2012 di TK Dharma Wanita Banjarejo, terdapat sejumlah 40 siswa dengan 36 siswa diantaranya telah terjadi kerusakan gigi (karies/gigis) dan 4 siswa sisanya tidak terjadi kerusakan gigi, serta hasil wawancara dari 5 orang ibu yang mendampingi mengaku tidak mengerti cara perawatan gigi yang benar.

  Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa (Frankari, 2004). Anak usia prasekolah memiliki kegemaran untuk makan makanan yang manis, sedangkan orang tua kurang mempedulikan kebiasaan untuk menyikat gigi, jika seorang anak tidak mau menggosok gigi maka sebagai orang tua sebaiknya dapat memaksa anaknya untuk menggosok gigi terutama saat menjelang tidur malam. Bila seorang anak tidak terbiasa menggosok gigi maka dari kebiasaan tersebut dapat menyebabkan anak mengalami karies. Selain itu kebiasaan minum susu menjelang tidur dengan menggunakan susu botol yang terlalu lama, juga kebiasaan mengulum permen dan makan-makanan manis. (Mustaida. 2008). Dan pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak (Eriska, 2005). Sedangkan perilaku anak termasuk dalam hal kesehatan, sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial serta nilai-nilai yang ada pada lingkungan yang positif, maka perilaku yang terbentuk adalah perilaku yang positif pula, begitu juga sebaliknya (Whaley dan Wongs, 1995).

  Dalam hal ini pengawasan orang tua terutama ibu masih sangat penting diperlukan dalam mengawasi dan mengarahkan anak untuk melakukan perawatan gigi dan mulut. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh orang tua yaitu dengan mencegah anak untuk tidak mengkonsumsi manis- manis (cokelat) secara berlebih dan mengajari anak untuk selalu merawat gigi dengan cara rajin gosok gigi. Namun tidak sedikit anak yang menolak sehingga orang tua berpendapat bahwa kerusakan gigi (karies) di masa anak-anak tersebut wajar dan akan hilang diganti gigi yang baru. Dan dengan anggapan tersebut, orang tua bahkan tidak melakukan pemeriksaan gigi anak ke dokter gigi. Dampak positif dari perawatan gigi dan mulut adalah selain gigi kuat dan nafas segar, mulut terjaga dari kuman dan bakteri yang menyababkan penyakit gigi dan mulut. Maka dengan demikian di harapkan orang tua lebih memperhatikan kesehatan anak-anaknya terutama dalam perawatan gigi dan mulut. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan perhatian dan pengawasan orang tua khususnya sikap ibu dalam mengontrol dan mendukung anak untuk melakukan perawatan gigi dan mulut secara teratur. Dalam hal ini diperlukan juga dukungan petugas kesehatan dan pemerintah untuk memberikan informasi dan penyuluhan tentang perawatan gigi yang bermanfaat bagi

40 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  urnal Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain ”korelasional” dimana penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel.

  Diagram 1: Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Gigi di TK Dharma Wanita 1 Banjarejo Tahun 2013

  1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Cara Perawatan Gigi.

  Hasil Penelitian

  Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam perawatan gigi pada anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Banjarejo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri dengan menggunakan analisa tabulasi silang serta uji statistik spearman rank corelation, dicari koefisien asosiasi dengan value, taraf signifikan α = 0,05.

  Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu mengambil semua responden dari suatu populasi. independen (Pengetahuan) menggunakan kuesioner pertanyaan tentang perawatan gigi dengan jumlah 17 soal dan menggunakan jawaban pilihan ganda. Serta untuk mengetahui variabel dependen (sikap) menggunakan alat ukur cheklist berupa pernyataan tentang sikap dalam perawatan gigi pada anak, dimana terdapat pernyataan sikap positif menggunakan pilihan pernyataan SS(Sangat Setuju)=4, S(Setuju)=3, TS(Tidak Setuju)=2, STS(Sangat Tidak Setuju)=1, dan pernyataan sikap negatif yaitu SS(Sangat Setuju)=1, S(Setuju)=2, TS(Tidak Setuju)=3, STS(Sangat Tidak Setuju)=4.

  Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mendampingi anaknya, yang bersekolah di TK Dharma Wanita Banjarejo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri.

  Pada penelitian ini populasinya adalah Seluruh ibu yang mendampingi anaknya yang bersekolah di TK Dharma Wanita Banjarejo Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri sejumlah 40 orang.

  c. Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan gigi anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Banjarejo Kec. Plemahan Kab. Kediri.

  

41

kesehatan anak. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Perawatan Gigi Anak Usia Prasekolah”.

  b. Mengidentifikasi sikap ibu dalam perawatan gigi anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Banjarejo Kec. Plemahan Kab. Kediri.

  a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang perawatan gigi pada anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Banjarejo Kec. Plemahan Kab. Kediri.

  2. Tujuan Kusus

  Kediri.

  Umun Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dengan sikap ibu dalam perawatan gigi anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Banjarejo Kec. Plemahan Kab.

  Tujuan

  Tujuan Penelitian 1.

  Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan gigi sebagian besar adalah pengetahuan kurang yaitu sebanyak 15 responden (38%), baik sebanyak 11 responden (27%), kurang sebanyak 14 responden (35%). Perawatannya (17,5%), pengetahuan cukup dengan sikap positif 7 responden (17,5%), dan pengetahuan baik dengan sikap positif sebanyak 11 responden (27,5%).

  Dengan menggunakan Rumus Korelasi Range Spearman yang dihitung dengan SPSS telah didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 2 : Hasil Korelasi Range Spearman Hubungan

  Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Perawatan Gigi Anak Usia Prasekolah di TK Dharma Wanita

  1 Banjarejo Diagram 2 :Distribusi Frekuensi Karakteristik Kec.Plemahan Kab.Kedir 2013.

  Responden Berdasarkan Sikap

  Correlations

  Perawatannya di TK Dharma

  Kategori Kategori

  • ** Pengetahuan Sikap Wanita 1 Banjarejo Tahun 2013.

  Spearman's Kategori Correlation Coefficient 1,000 ,803 rho Pengetahuan Sig. (2-tailed) . ,000

  Berdasarkan diagram 4.6 dapat diketahui

  N

  40

  40

  • ** bahwa sikap ibu dalam perawatan gigi pada

  Kategori Sikap Correlation Coefficient ,803 1,000

  anak hampir keseluruhan adalah Negatif yaitu Sig. (2-tailed) ,000 . sebanyak 22 responden (55%), lainnya Positif

  N

  40

  40 yaitu sebanyak 10 responden (45%).

  • . Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  3. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Hasil korelasi dari kategori pengetahuan dan

  Perawatan Gigi Anak kategori sikap dengan menggunakan uji statistik Tabel 1 : Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan

  spearman rank correlation hasil menunjukkan

  Dan Sikap Ibu dalam Perawatan Gigi bahwa H1 diterima artinya ada hubungan Anak Usia Prasekola di TK Dharma pengetahuan dengan sikap ibu dalam perawatan gigi Wanita 1 Banjarejo Tahun 2013. anak usia prasekolah, dengan angka signifikan ρ = 0,01 dan taraf kesalahan 5% yaitu α = 0.05 dimana ρ

  Sikap Pencegahan

Tingkat < α, nilai Correlation Coefficient sebesar 0,803 yang

No Penge-

  artinya korelasi positif dan sangat kuat yaitu semakin

  Positif Negatif Total tahuan

  tinggi pengetahuan ibu tentang perawatan gigi maka

  ∑ ∑ ∑ % % %

  sikap ibu dalam perawatan gigi anak akan semakin positif.

  1 Baik 11 27,5 11 27,5 Pembahasan

  2 Cukup 7 17,5 7 17,5

  14

  35

  1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Gigi

  3 Kurang 15 37,5 15 37,5

  data penelitian dari

  40 Berdasarkan responden didapatkan pengetahuan kurang sebanyak

  Total

  18

  45

  22

  55 40 100

  15 responden (38%), pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (35%),dan pengetahuan baik sebanyak

  Uji Spearman Correlation 11 responden (27%).

  Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini

  Berdasarkan table diatas tabulasi silang terjadi setelah orang melakukan penginderaan hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam terhadap suatu objek tertentu. Faktor-faktor yang perawatan gigi pada anak usia prasekolah dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain diketahui bahwa sebagian besar memilik pendidikan, umur, pengalaman, informasi, pengetahuan yang kurang dengan sikap negatif lingkungan. Untuk mengetahui secara kualitas sebanyak 15 responden (37,5%), pengetahuan tingkat seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu

  Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu

42 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  urnal Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  

43

  (Notoatmodjo,2010) Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 40 responden 55% berpendidikan SMP yatu sebanyak 22 responden. Dan dari 40 responden tersebut sebanyak 73% (29 responden) mengaku tidak pernah mendapatkan informasi tentang perawatan gigi yang benar. Dimana Pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan prilaku manusia melalui pengajaran, sehingga semakin meningkat pendidikan seseorang makin mudah pula menerima informasi serta semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Selain dari faktor pendidikan, faktor informasi juga berpengaruh dalam meningkatnya pengetahuan seseorang.

  Oleh sebab itu maka perlu ditingkatkannya pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dalam hal ini peran perawat adalah memberikan penyuluhan tentang perawatan gigi yang benar pada anak prasekolah. Dimana diharapakan, dengan memperoleh pengetahuan dapat meningkatkan pengetahuan sehingga diharapkan dapat merubah prilaku yang berarah pada sikap ibu dalam melakukan suatu perawatan gigi selain peningkatan pengetahuan diperoleh dari penyuluhan dapat juga peningkatan pengetahuan didapatakan dari orang lain (tenaga kesehatan khususnya tentang kesehatan gigi), media cetak atau media elektronik yang dapat dipertanggungjawabkan.

  2. Sikap Perawatan Gigi

  Berdasarkan hasil penelitian dari 40

  responden tentang sikap di atas lebih dari setengah reponden yaitu 55% (22 responden) memiliki sikap negatif sedangkan 45% (18 responden) memiliki sikap positif.

  Sikap merupakan reaksi atau respon dari

  seorang terhadap stimulasi atau objek. Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pengalaman pribadi, pengaruh sosial ekonomi, media masa dan lembaga pendidikan atau agama. Secara umum tingkatan sikap berupa menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab. Dan dalam penilaian sikap dibedakan menjadi positif dan negatif.(Azwar,2008)

  Dari analisa di atas menunjukkan bahwa sikap

  perawatan gigi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain karena ibu yang sebagian besar bekerja sebagai petani/buruh tani yaitu sebanyak 32 responden (80%), dengan pendidikan SMP yaitu sebanyak 22 responden (55%), sebagian besar mendapat hasil skor sikap perawatan gigi negatif yaitu sebanyak 22 responden (55%). Ibu dengan bekerja sebagai petani dan bekerja setiap pagi dan sore mengurangi waktu ibu bersama dengan anak sehingga dalam perawatan gigi anak kurang baik, dan masih banyak kejadian anak dengan pertumbuhan gigi yang kurang sehat (gigis/karies).

  3. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Perawatan Gigi Anak

  Berdasarkan hasil penelitian dari 40 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu memiliki pengetahuan kurang dengan sikap negatif sebesar 38% (15 responden) sedangkan lainnya memiliki pengetahuan baik dengan sikap positif sebanyak 27% (11 responden). Dari hasil korelasi kategori pengetahuan dan kategori sikap dengan menggunakan uji statistik spearman rank correlation hasil menunjukkan bahwa H1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam perawatan gigi anak usia prasekolah, dengan angka signifikan ρ = 0,01 dan taraf kesalahan 5% yaitu α = 0.05 dimana ρ < α, nilai Correlation Coefficient sebesar 0,803 yang artinya korelasi positif dan sangat kuat yaitu semakin tinggi pengetahuan ibu tentang perawatan gigi maka sikap ibu dalam perawatan gigi anak akan semakin positif.

  Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan sesorang (overt behavior) karena pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi dari pembentukan sikap yang utuh atau total attitude yang didasari oleh ketiga komponen yaitu kepercayaan (keyakinan) ide, konsep terhadap suatu obyek, kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) (Notoatmodjo,2007). Sikap tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan akan tetapi terhadap beberapa faktor lain yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting orang lain disekitar kita, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga agama, pengaruh faktor emosional. Maka dari itu sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang rendah akan cenderung bersifat negatif dalam menentukan sikap bersikap positif dalam menentukan sikap anak usia pra sekolah. (Notoatmodjo,2007).

  Sikap seseorang menurut peneliti Saran dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki, Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian diatas, maka baik pengetahuan yang diperoleh memlalui peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut : pendidikan formal maupun informal yang

  1. Bagi Responden (Orang tua / Ibu) berasal dari pengalaman, karena tidak hanya Hendaknya para ibu tetap meningkatkan pendidikan yang tinggi yang mampu pengetahuannya, memberikan pengawasan dan memberikan sikap yang positif namun dari pemeriksaan terhadap perawatan gigi anak pendidikan yang rendah dengan pengalaman sehingga pertumbuhan kesehatan gigi anak dapat yang baik dan keaktifan sesorang dalam tercapai secara maksimal. menerima informasi khususnya tentang

  2. Bagi Institusi Pendidikan kesehatan gigi mampu memberikan sikap yang Hasil penelitian hendaknya bisa dijadikan positif pula. Dari pengetahuan dan pengalaman tambahan atau masukan untuk melakukan ini akan muncul suatu kesadaran diri untuk penelitian yang lebih baik lagi sehingga dapat berperilaku dan bersikap sesuai dengan menyempurnakan hasil yang telah ada. pemikiran yang dianggap benar dan tepat.

  3. Bagi Masyarakat Dengan demikian sikap perawatan gigi Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat member pada anak dipengaruhi oleh pengetahuan ibu manfaat kepada masyarakat serta mampu tentang perawatan gigi. Dengan kata lain meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya semakin tinggi pengetahuan ibu tentang tentang perawatan gigi pada anak. Sehingga perawatan gigi maka sikap dalam pearawatan mampu mencapai kesehatan yang maksimal dalam gigi pada anak akan positif, sehingga akan pertumbuhan gigi anak. tercapai kesehatan yang optimal pada anak

  4. Bagi Peneliti Selanjutnya khususnya anak akan terhindar dari pertumbuhan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gigi yang kurang sehat (gigis/karies). acuhan dalam penelitian yang lebih lanjut khususnya dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perawatan gigi.

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan :

DAFTAR PUSTAKA

  1. Pengetahuan ibu tentang Perawatan Gigi sebagian besar adalah kurang sebanyak 37% (15 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: responden), 37 % (14 responden) dengan Rineka Cipta pengetahuan cukup, dan 27,5% (11 responden) Azwar. Saifuddin. 2008. Sikap Manusia: Teori Dan dengan pengetahuan baik Pengukurannya. Ed.2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

  2. Sikap ibu dalam perawatan gigi anak sebagian Budiharto, 2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Dan besar adalah negatif yaitu sebanyak 55% (22 Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta :EGC responden) dan sisanya memiliki sikap positif Djamil, Melani S.2011.A-Z Kesehatan sebanyak 45% (18 responden). Gigi.Solo:Metagraf

  3. Dari hasil Uji Statistik Spearman Correlation Effendi, N. (2004). Keperawatan Keluarga : Teori dan menunjukkan angka 0,803 ini menunjukkan Praktek. Edisi 3, Jakarta:EGC korelasi positif dan sangat kuat yaitu semakin Endang.2002.Merawat Gigi Anak Sejak tinggi pengetahuan ibu tentang perawatan gigi Dini.Jakarta.Kompas Gramedia maka sikap ibu dalamperawatan gigi anak akan Maulani, Chaerita.(2011). Kiat Merawat Gigi Anak. semakin positif. Angka probabilitas dengan uji http://www.pdgionline.com. (download:Senin,03 signifikan ρ = 0,01 dan taraf kesalahan 5% yaitu

  Oktober 2012) α = 0.05 didapat ρ < α maka artinya Ho ditolak Notoatmodjo.2007.Kesehatan Masyarakat:Ilmu dan dan Hi diterima berari bahwa ada hubungan Seni.jakarta:Rineka Cipta

  Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu

44 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  Kesehatan.Ed.Rev.Jakarta:Rineka Cipta Mulut.Jakarta:Sunda Kelapa Pustaka Notoatmodjo.2007.Promosi Kesehatan Dan Ilmu Srigupta, Aziz A.2004.Panduan Singkat Kesehatan Gigi

  Prilaku. Jakarta : P.T Rineka Cipta Dan Mulut.Jakarta: Prestasi Pustaka Notoatmodjo. 2010. Prosedur Penelitian. Tamsuri. 2008. Riset Keperawatan Bagi

  Jakarta:Rineka Cipta Pemula.Ed.Revisi.Kediri:Akper Pamenang Nursalam. (2009). Konsep Dan Penerapan Wawan dan Dewi.2010.Pengetahuan,Sikap Dan

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Perilaku Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika Salemba Medika : Jakarta Yupi ,Supartini.2004.http://Suaramedia.com(download:

  Rogers AH, 2008. Karies gigi. Minggu,15 Juli 2012) http://id.wikipedia./org/wiki/kariesgigi.

  (download: Senin, 22 Oktober 2012) Suparyanto.2011. KonsepIbu. http://dr- suparyanto.blogspot.com. (download:Rabu,23

  Oktober 2011)

45 Vol. 5 No. 1, 1 Januari – 30 Juni 2014

  urnal