ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS XI-IPA SMA NEGERI 9 SENDAWAR PADA POKOK BAHASAN IMPULS DAN MOMENTUM SKRIPSI

  

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS XI-IPA SMA NEGERI 9

SENDAWAR PADA POKOK BAHASAN IMPULS DAN

MOMENTUM

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika

  

Oleh :

Veronika Triani Wipa

NIM : 071424013

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

  

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Dengan penuh syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu setia mendengarkan semua keluh

kesahku dan selalu memberkati dan memberi kemudahan dalam setiap

halangan yang kutemui selama penulisan skripsi ini.

  

Keluargaku tercinta:

Papaku F.X. nicodemus P. L , Mamaku K. Dewiwarni K,

Kakakku Agustina P. D dan kakakku Fransiska Duani W,

keponakanku Grazia Agisa D, Kekasihku Andri Gunawan, dan

semua teman-temanku. Terima kasih untuk segala dukungan, doa, dan

kasih yang diberikan kepadaku selama ini.

  

ABSTRAK

Triani Wipa, Veronika. 2012. Analisis Kesalahan Siswa Kelas XI-IPA SMA

Negeri 9 Sendawar Pada Pokok Bahasan Impuls dan Momentum. Skripsi.

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 9 Sendawar yang berjumlah 25 orang siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas XI-

  IPA SMA Negeri 9 Sendawar dalam menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan impuls dan momentum. (2) Mengetahui apa yang menjadi sumber penyebab terjadinya salah konsep pada pokok bahasan impuls dan momentum.

  Hasil penelitian ini adalah (1) Jenis kesalahan yang ditemukan dan yang paling banyak dilakukan siswa (a) Kesalahan menuliskan satuan. (b) Kesalahan menuliskan simbol. (c) Kesalahan mengidentifikasi formula (d) Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui dan ditanyakan. (e) Kesalahan perhitungan matematik. (2) Faktor penyebab kesalahan, siswa tidak menguasai konsep impuls dan momentum dengan benar dan hanya bergantung pada catatan yang diberikan oleh guru, sedangkan guru kurang tegas pada siswa dalam hal penulisan satuan dan simbol, serta memberikan contoh dalam bentuk langsung jadi kepada siswa. Kata kunci: analisis kesalahan siswa, impuls dan momentum.

  

ABSTRACT

Triani Wipa, Veronika. 2012. An Error Analysis of Class XI-IPA SMA Negeri 9

Sendawar on The Topic Impulse and Momentum. Research. Physics Education

Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty

Teacher Training and Education. Sanata Dharma University.

  This research was conducted on January 2012. The subjects of this research are the 25 students of class XI-IPA SMA Negeri 9 Sendawar. This research is qualitative descriptive research. This research aims to (1)

  Know types of error done by the students of class XI-IPA SMA Negeri 9 Sendawar in solving physics problems on the topic impulse and momentum. (2) Know what have been the causing of wrong concept on the topic impulse and momentum.

  The result of this research were (1) The types of error found and done by the students were (a) Errors in writing of units, (b) Errors in writing of symbols, (c) Errors in identifying the formulas, (d) Errors in identifying the quantities which knowed and asked, (e) Errors in mathematical calculation. (2) Factors causing errors, were the students didn`t master the concepts of impulse and momentum to the right and just rely on notes given by the teacher, while the teacher were less strict on students writing terms or units and symbols, and giving the example in directly finished form the students. Key words: An Error Analysis, impulse and momentum.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-N ya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

  Kesalahan Siswa Kelas XI-

  IPA SMA Negeri 9 Sendawar” dengan sebagaimana mestinya.

  Selama penulisan skripsi ini, banyak sekali tantangan dan rintangan yang terjadi. Namun karena kasih karunia Allah dan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menghadapi dan melewati semua rintangan tersebut. Untuk itulah penulis merasa sangat perlu berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai dan memberikan segala yang penulis perlukan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  2. Bapak Drs. Domi severinus, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing dan mengarahkan penulis.

  3. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si selaku Kaprodi Pendidikan Fisika yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi.

  4. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si selaku salah satu dosen penguji pada saat penulis melaksanakan ujian skripsi.

  5. Drs. Paul Suparno, S.J.,M.S.T atas doa dan dukungannya yang selalu memberikan semangat kepada penulis supaya secepatnya menyelesaikan skripsi.

  6. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.

  7. Kepala Sekolah SMAN 9 Sendawar, Bapak Rusli S.Pd yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

  8. Bapak Sulardi S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika kelas XI-IPA SMAN 9 Sendawar yang sudah memberikan waktu, ijin, dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian dikelas.

  9. Siswa – siswi SMA Negeri 9 Sedawar khususnya kelas XI -IPA yang telah berpartisipasi dalam memperlancar proses penelitian dengan bersedia memberikan waktunya menjadi subjek penelitian penulis.

  10. Keluargaku yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

  11. Teman – teman pendidikan fisika angkatan 2007 atas doa dan dukungannya.

  12. Teman- teman kost “Sembilan“ Kak Korly, Kak Wini, dan Mbak Rini, yang selalu memberi semangat selama penulisan skripsi.

  13. Kekasihku Andri Gunawan yang selalu memberikan dorongan semangat selama penulisan skripsi ini.

  14. Semua pihak tanpa terkecuali yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  Semoga Tuhan membalas kebaikan beliau-beliau yang telah membantu penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan penulis berharap adanya saran

  Penulis berharap semoga skripsi yang belumlah sempurna ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca yang membaca skripsi ini.

  Yogyakarta, 14 Juni 2012 Veronika Triani Wipa

  DAFTAR ISI Hal.

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................................ vii ABSTRACT ..................................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4 D. Batasan Masalah...................................................................................................... 4 E. Deskripsi Judul ........................................................................................................ 5

  F.

  Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5

  BAB II. LANDASAN TEORI A. Tujuan Pembelajaran Fisika, Hasil Belajar Fisika dan Evaluasi Hasil Belajar Fisika ....................................................................................................................... 7 B. Kesalahan .............................................................................................................. 11 C. Faktor Penyebab Kesalahan .................................................................................. 15 D. Impuls dan Momentum ......................................................................................... 16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 28 B. Subjek Penelitian ................................................................................................... 28 C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 28 D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 29 E. Variabel Penelitian ................................................................................................ 29 F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................... 29 G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................................. 30 H. Metode Analisis Data ............................................................................................ 30 BAB IV. PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA DAN HASIL ANALISIS A. Pelaksanaan Pengambilan Data Penelitian............................................................ 33 B. Data dan Analisis Data Hasil Tes Fisika ............................................................... 34

  C.

  Penyajian Data dan Analisis Data Hasil Wawancara ............................................ 59 D.

  Faktor Penyebab atau Sumber Penyebab Kesalahan ............................................ 80

  BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Jenis Kesalahan ..................................................................................................... 85 B. Faktor Penyebab atau Sumber Penyebab Kesalahan .......................................... 101 C. Usulan Perbaikan Kegiatan Pembelajaran .......................................................... 103 BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................................ 107 B. Saran .................................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skema Penyebab Miskonsepsi ......................................................................... 15Tabel 3.1 Jumlah Kesalahan Terkait Kemampuan Menyelesaikan Soal ......................... 31Tabel 3.2 Jumlah Kesalahan Terkait dengan Indikator Pencapaian yang diminta dari

  Tiap Soal ......................................................................................................... 32

Tabel 4.1 Jumlah Siswa Yang Melakukan Kesalahan Pada Tes Fisika Soal Esai dari

  25 Orang Siswa ............................................................................................... 34

Tabel 4.2 Jenis Kesalahan dari Tiap Soal yang Mempunyai Jumlah Siswa yang

  Melakukan Kesalahan lebih dari 5 orang. ....................................................... 38

Tabel 4.3 Total Kesalahan Seluruh Siswa Soal no 1 sampai dengan Soal no 15 ............. 58Tabel 4.4 Interval Skor Siswa ......................................................................................... 59Tabel 4.5 Sampel Wawancara .......................................................................................... 59Tabel 4.6 Kesalahan Paling Banyak Dilakukan Siswa ..................................................... 60Tabel 4.7 Faktor Penyebab Kesalahan Dari Tes Fisika .................................................... 80Tabel 4.8 Faktor Penyebab Kesalahan Dari Hasil Wawancara ........................................ 82 DAFTAR GAMBARGambar 2.1. Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor ............... 18Gambar 2.2 Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Luas daerah yang

  diarsir menyatakan besarnya Impuls .......................................................... 19

Gambar 2.3 Tumbukan dua buah benda .......................................................................... 21

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Transkripsi Data a.

  Transkrip Wawancara (S1) b. Transkrip Wawancara (S2) c. Transkrip Wawancara (S3) d. Transkrip Wawancara (S4) e. Transkrip Wawancara (S5) f. Transkrip Wawancara (S6) g.

  Transkrip Wawancara (S7) Lampiran 2 : Instrumen Pembelajaran a.

  RP b. Kisi-Kisi Soal c. Penentuan Skor Tiap Soal d. Lembar Jawaban Siswa e. Jumlah Kesalahan Terkait Kemampuan Menyelesaikan Soal

  Lampiran 3 : Lain-Lain a.

  Daftar Hadir Peserta b. Daftar nilai Peserta c. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran fisika di sekolah dimaksudkan agar siswa mampu menguasai konsep-konsep fisika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai bukan sekedar mengetahui konsep tetapi juga memahaminya dan

  dapat menggunakannya untuk menyelesaikan sebuah persoalan. Tetapi pada kenyataannya pembelajaran fisika selama ini merupakan salah satu pelajaran yang sangat tidak disukai oleh siswa selain pelajaran matematika dan dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari. Di kalangan siswa, fisika dianggap hanya mempelajari rumus-rumus yang susah untuk diingat.

  Kenyataan ini merupakan hal yang menarik bagi penulis untuk di cari kebenarannya, maka penulis melakukan observasi sebelum mengadakan penelitian. Pada saat melakukan observasi kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian, penulis bertanya kepada siswa tentang alasan mengapa siswa tidak menyukai fisika. Siswa menjelaskan, salah satu alasan siswa tidak menyukai fisika adalah kondisi pembelajaran yang kurang menyenangkan dari guru, misalnya guru sering kali meninggalkan kelas dengan berbagai alasan dan tidak mengadakan kegiatan belajar mengajar pada hari yang telah yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran di kelas maupun pada saat guru hanya meminta siswa mengerjakan soal-soal dalam jangka waktu terbatas dimana soal-soal tersebut harus sudah dikumpulkan pada saat yang telah ditentukan oleh guru tanpa ada proses belajar mengajar terlebih dahulu.

  Hal ini mengakibatkan siswa semakin tidak menyukai fisika dan menyebabkan siswa semakin malas mempelajari fisika, karena bagi siswa yang guru inginkan adalah siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang telah diberikan dan tidak memperdulikan apakah siswa mengalami kesalahan atau tidak pada saat mempelajari fisika.

  Melihat pada kenyataan tersebut diatas, sudah seharusnya guru mulai berpikir dan refleksi diri mengenai apa yang seharusnya guru lakukan agar dapat membantu mengatasi kesulitan siswa mempelajari fisika terutama pada saat menyelesaikan suatu persoalan, karena pada hakekatnya hal utama yang harus dilakukan seorang guru adalah membantu siswa mengatasi kesulitan- kesulitan yang menyebabkan siswa terhambat dalam mempelajari fisika.

  Banyak hal yang dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan saat menyelesaikan suatu persoalan misalnya, ada siswa yang rajin sekali dalam belajar tetapi tetap mengalami kesulitan saat menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan padahal siswa tersebut sudah merasa yakin bahwa dia sudah menggunakan pengetahuan, prinsip dan hukum yang benar saat menyelesaikan soal tapi pada kenyataannya jawaban siswa tetap saja salah. konsep atau lebih dikenal dengan istilah miskonsepsi. Salah konsep atau miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima para ahli. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naïf (Suparno, 2005:04). Tidak semua pemahaman siswa itu salah meskipun konsep siswa berbeda dengan konsepsi para ahli, hanya konsepsi siswa yang bertentangan dengan konsepsi para ahli saja yang dapat dikatakan sebagai miskonsepsi. Oleh karena itu seorang guru perlu mengetahui apa saja jenis kesalahan yang dilakukan siswa sebagai representasi siswa mengalami miskonsepsi serta apa yang menjadi sumber penyebab terjadinya miskonsepsi atau salah konsep pada siswa. Cara guru yang paling sederhana untuk mendeteksi kesalahan konsep pada siswa adalah dengan pemberian soal yang dalam pengerjaannya memerlukan kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi yang cukup tinggi. Bila konsep siswa salah, siswa tidak akan bisa menyelesaikan soal-soal dengan baik dan siswa akan melakukan berbagai macam kesalahan yang dapat diidentifikasikan melalui lembar jawaban siswa.

  Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal yang menjadi acuan apakah siswa memahami konsep dengan baik atau tidak menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan pada akhirnya perlu untuk diperbaiki agar siswa tidak terhambat dalam mempelajari fisika dan supaya

  B. Perumusan Masalah

  Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1.

  Apa saja jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar dalam menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan impuls dan momentum?

  2. Apa yang menjadi sumber penyebab terjadinya salah konsep pada pokok bahasan impuls dan momentum?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1.

  Mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar dalam menyelesaikan soal fisika pada pokok bahasan impuls dan momentum.

  2. Mengetahui apa yang menjadi sumber penyebab terjadinya salah konsep pada pokok bahasan impuls dan momentum, sehingga diharapkan dapat membentuk konsep yang benar dikemudian hari.

  D. Batasan Masalah

  Pada penelitian ini masalah dibatasi pada : 1.

  Pokok bahasan impuls dan momentum.

2. Soal yang digunakan adalah soal fisika ragam esai.

  3. Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar yang berjumlah 25 orang siswa digunakan sebagai sampel penelitian.

  4. Letak serta sumber penyebab salah konsep siswa.

  E. Deskripsi Judul

  Penelitian ini berjudul “ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS XI-

  IPA SMA NEGERI 9 SENDAWAR PADA POKOK BAHASAN IMPULS DAN MOMENTUM”.

  F. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti seperti berikut:

  1. Bagi guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi guru membentuk konsep yang benar sehingga salah konsep atau miskonsepsi dapat dihindari dan guru bisa melakukan perbaikan agar salah konsep tidak terulang lagi dikemudian hari.

  2. Bagi Penulis Penulis mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan, letak dan sumber terjadinya kesalahan-kesalahan khususnya dalam pokok bahasan impuls dan momentum sehingga kelak saat menjadi guru penulis dapat mengajarkan konsep kepada siswa dengan benar.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tujuan Pembelajaran Fisika, Hasil Belajar Fisika dan Evaluasi Hasil Belajar Fisika 1. Tujuan Pembelajaran Fisika Fisika merupakan cabang dari IPA (sains) yang mempelajari

  tentang gejala alam dan interaksinya, oleh karena itu hakikat fisika dapat dipelajari dari hakikat sains itu sendiri. Secara umum definisi sains yang telah diungkapkan beberapa saintis terdiri dari tiga aspek yaitu aspek produk, aspek proses, dan aspek sikap (Kartika Budi, 1998 : 162).

  Aspek produk berkaitan dengan hasil dari proses keilmuan yang dapat berupa konsep-konsep, hukum dan prinsip. Aspek proses berhubungan dengan metode yang digunakan dalam memperoleh pengetahuan, aspek sikap berkaitan dengan keyakinan opini, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru.

  Menurut Amien Moh (1987 : 112) tujuan pembelajaran fisika antara lain : a)

  Pengertian tentang isi pelajaran IPA yang meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip dan sebagainya. c) Memacu interest terhadap IPA

  d) Belajar menerapkan prinsip-prinsip IPA

  Dari beberapa tujuan yang dijabarkan diatas, dapat digaris bawahi bahwa tujuan pembelajaran fisika mencakup tiga hal yaitu, pengetahuan, proses dan sikap.

  Menurut Bloom dan kawan-kawan secara umum tujuan pembelajaran meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif. Ranah kognitif berhubungan dengan daya pikir pengetahuan dan penalaran siswa. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, penyesuaian dan mencipta. Ranah afektif berhubungan dengan penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi dan pemeranan. Secara khusus, tujuan pembelajaran suatu bidang studi juga mengacu pada ketiga aspek diatas yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.

  Dalam kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), secara singkat tujuan pembelajaran fisika mencakup: a) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (TYME).

  b) Memupuk sikap ilmiah.

  c) Memperoleh pengalaman melalui penerapan metode ilmiah dengan percobaan atau eksperimen.

  d) Mengembangkan kemampuan berpikir secara analitis dan deduktif menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penyelesaian soal baik secara kualitatif atau kuantitatif.

  e) Menguasai konsep dan prinsip fisika untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.

f) Pembentukan sikap yang positif terhadap fisika.

2. Hasil Belajar Fisika

  Hasil belajar fisika diasumsikan sebagai keberhasilah siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan juga mampu mengungkapkan pemahaman materi yang telah dipelajari dalam bentuk lisan maupun tertulis. Berdasarkan tujuan pembelajaran fisika diatas, hasil belajar diharapkan tidak lepas dari tujuan tersebut. Baik dari segi pengetahuan, proses dan sikap siswa terhadap fisika. Aspek pengetahuan terkait dengan kemampuan siswa menguasai konsep-konsep fisika dan mampu memahami hubungan antara konsep-konsep tersebut, dan mampu menerapkannya dalam menyelesaikan suatu persoalan.

  Aspek proses berhubungan dengan kemampuan siswa menerapkan metode-metode keilmuan yang telah dipelajari untuk memperoleh pengetahuan. Penerapan metode ini dapat diterapkan pada saat siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak dipertanyakan secara langsung pada saat pemberian soal. Jika siswa mampu memahami pertanyaan yang disajikan siswa pasti bisa mengidentifikasi data-data yang mendukung dalam memecahkan persoalan sampai akhir.

  Aspek sikap terkait dengan sikap-sikap positif siswa dalam memecahkan suatu masalah. Sikap tekun, teliti, sabar, merupakan beberapa contoh sikap-sikap positif siswa dalam memecahkan suatu persoalan dan mendapatkan pengetahuan. Bukan tidak mungkin dalam penyelesaian suatu persoalan jawaban siswa salah, siswa harus tetap berusaha teliti dalam menyelesaikan persoalan selanjutnya.

  Secara singkat hasil belajar yang diharapkan mencakup :

  a) Pengetahuan dan penguasaan konsep, hukum dan prinsip fisika.

  b) Keterampilan terkait dengan metode ilmiah serta kemampuan untuk menerapkan metode tersebut untuk menyelesaikan suatu persoalan.

  c) Sikap-sikap positif terhadap fisika.

  Hasil belajar yang diharapkan memang tercakup dalam ketiga hal diatas, tetapi pada kenyataannya hasil belajar yang berupa pengetahuan memegang peranan yang penting. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pengukuran hasil belajar yang berupa pengetahuan dengan soal maupun tes tertentu.

3. Evaluasi Hasil Belajar Fisika

  Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu pencapaian tujuan satu jenis evaluasi yang dilaksanakan untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran adalah evaluasi hasil belajar siswa. Waridjan (1991: 1) menyatakan bahwa menilai hasil belajar biasa diartikan sama dengan menguji. Bagi penguji, menyelenggarakan penilaian hasil belajar merupakan upaya untuk mengidentifikasi, apakah siswa telah mampu melakukan hal-hal seperti yang dideskripsikan di dalam rumusan tujuan pengajaran dan berapa baik mereka melakukannya sebagai hasil belajar.

  Dengan menyelenggarakan evaluasi hasil belajar kita dapat memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa yang secara tidak langsung merupakan indikator tentang baik-buruknya penyelenggaraan suatu sistem pengajaran. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak diantaranya adalah guru, siswa serta pihak sekolah secara umum (Suke Silverius, 1991: 7-8).

B. Kesalahan 1. Pengertian Kesalahan

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesalahan adalah sesuatu yang menyimpang dari aturan atau norma-norma tertentu. Tindakan yang tidak tepat ini mengakibatkan tujuan tidak tercapai secara maksimal bahkan cenderung gagal.

  Kesalahan dalam fisika adalah pemahaman yang tidak tepat atau menimbulkan banyak kesulitan yang akan dihadapi bahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan baik.

  Menurut penulis kesalahan fisika adalah pemahaman siswa yang tidak tepat dalam mempelajari fisika sehingga siswa menjadi keliru dalam menyelesaikan soal-soal fisika.

2. Jenis-jenis Kesalahan

  Menurut William J Leonard, Robert J Durfrense dan Jose P Mestre (1996) ada penelitian yang membandingkan bagaimana siswa dan para ahli menyelesaikan soal. Para ahli cenderung menganalisis soal secara kualitatif dengan mengaitkan konsep-konsep yang ada dan tujuan yang ingin dicapai, baru menganalisis secara kuantitatif. Sebaliknya siswa dalam menyelesaikan soal cenderung terfokus pada formula dan perhitungan kuantitatif. Ketika berhadapan dengan soal-soal siswa seringkali langsung mengacu pada formula yang digunakan. Akibatnya siswa sering kali salah dalam mendeskripsikan formula dengan benar.

  Kecenderungan ini menunjukkan bahwa siswa masih menerapkan metode hafalan dalam mempelajari fisika. Ketidaktahuan bagaimana soal harus mulai dikerjakan dapat menyebabkan siswa melakukan banyak kesalahan dalam menyelesaikan suatu soal.

  Menurut Nahar (2003:7) pada umumnya kesalahan siswa dalam a.

  Kesalahan siswa dalam menyebutkan konsep-konsep atau hukum- hukum fisika.

  b.

  Kesalahan dalam menerapkan persamaan.

  c.

  Kesalahan dalam memahami model-model.

  d.

  Kesalahan dalam menerapkan penyelesaian secara matematis.

  e.

  Kesalahan dalam menentukan satuan yang di gunakan dalam fisika.

  Beberapa kategori kesalahan yang terkait dengan kemampuan siswa menyelesaikan soal fisika ragam esai yang diusulkan oleh Suwito (2004) adalah : a.

  Kesalahan mengidentifikasi besaran dan satuan 1)

  Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan.

  2) Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak transparan.

  3) Kesalahan mengidentifikasi besaran yang ditanyakan. 4)

  Kesalahan mengidentifikasi besaran yang diketahui secara tidak langsung.

  5) Kesalahan mengidentifikasi besaran skalar. 6) Kesalahan mengidentifikasi besaran vektor. 7) Kesalahan menuliskan satuan. 8) Kesalahan menentukan simbol.

  9) Kesalahan mengkonversi satuan ke dalam bentuk yang saling cocok.

  b.

  Kesalahan menggambarkan diagram bebas 1) Kesalahan menentukan besaran yang ada pada objek atau sistim. 2)

  Kesalahan menggambarkan objek atau sistim c. Kesalahan mengidentifikasi formula

  1) Kesalahan mengidentifikasi formula dasar. 2) Kesalahan mengidentifikasi formula antara.

  d.

  Kesalahan melakukan penyelesaian secara matematik 1) Kesalahan memanipulasi persamaan. 2)

  Kesalahan menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik.

  3) Kesalahan mensubstitusi nilai besaran ke dalam suatu persamaan.

  Banyak penyebab kesalahan yang dapat diidentifikasikan. Radath (1978, dalam Sriyanto 1999:19) memberikan klasifikasi penyebab kesalahan dalam matematika sebagai berikut : a.

  Kesalahan karena kesulitan-kesulitan dan salah pengertian dalam bahasa.

  b.

  Kesalahan yang disebabkan karena kesulitan menyatakan informasi dari representasi visual dan keruangan dalam tugas matematika.

  c.

  Kesulitan karena tidak matangnya penguasaan syarat perlu seperti d.

  Kesalahan karena asosiasi yang salah pada proses pemecahan masalah.

  e.

  Kesalahan karena pengaplikasian aturan-aturan yang tidak relevan, dan aplikasi strategi yang tidak matang dalam menyelesaikan masalah- masalah.

C. Faktor Penyebab Kesalahan

  Dikemukakan oleh Suparno beberapa faktor penyebab yang memungkinkan terjadinya miskonsepsi atau salah konsep siswa yaitu : siswa, guru, buku teks, konteks dan metode mengajar. Penyebab yang berasal dari diri siswa sendiri dapat terdiri dari berbagai hal seperti prakonsepsi awal, kemampuan, tahap perkembangan minat, cara berpikir siswa, dan teman lain.

  Skema penyebab miskonsepsi dijelaskan oleh Suparno (2005:53) dalam tabel seperti berikut:

Tabel 2.1 Skema Penyebab Miskonsepsi

  Sebab Utama Sebab Khusus

  Siswa Pra konsepsi Pemikiran asosiatif Pemikiran humanistik Reasoning yang tidak lengkap/salah Intuisi yang salah Tahap perkembangan kognitif siswa Kemampuan siswa Minat belajar siswa

  Guru/Pengajar Tidak menguasai bahan, tidak kompeten Bukan lulusan dari bidang ilmu fisika Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide Relasi guru-siswa tidak baik

  Buku teks Penjelasan keliru Salah tulis terutama dalam rumus Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa Siswa tidak tahu membaca buku teks Buku fiksi sains kadang-kadang konspenya menyimpang demi menarik pembaca Kartun sering memuat miskonsepsi

  Konteks Pengalaman siswa Bahasa sehari-hari berbeda Teman diskusi yang salah Keyakinan dan agama Penjelasan orang tua/orang lain yang keliru Perasaan senang/tidak senang; bebas atau tertekan

  Cara mengajar Hanya berisi ceramah dan menulis Langsung kedalam bentuk matematika Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa Tidak mengoreksi PR yang salah Model analogi Model praktikum Model diskusi Model demonstrasi yang sempit Non-multiple intelegences

  Dari skema penyebab miskonsepsi di atas dapat diketahui hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi atau kesalahan konsep pada siswa.

D. Impuls dan Momentum 1. Pendahuluan

  Bila anda berada di dalam sebuah bus yang sedang bergerak cepat, kemudian direm mendadak, anda merasakan bahwa badan anda terlempar ke depan. Hal ini akibat adanya sifat kelembamam, yaitu sifat untuk mempertahankan keadaan semula yaitu dalam keadaan bergerak. Hal yang sama juga dirasakan oleh si sopir yang berusaha mengerem bus tersebut.

  Apabila penumpang busnya lebih banyak, pada saat sopir bus memberhentikan/mengerem bus secara mendadak, harus memberikan gaya yang lebih besar. Dalam bab ini akan dibicarakan mengenai momentum, yang merupakan salah satu besaran yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak.

  Di dalam fisika, dikenal dua macam momentum, yaitu momentum linear (p) dan momentum angular (L). Pada bab ini hanya akan dibahas momentum linear. Selain momentum linear akan dibahas juga besaran Impuls gaya (I) dan hukum kekekalan momentum linear, serta tumbukan.

2. Pengertian Momentum

  Istilah momentum yang akan dipelajari pada bab ini adalah momentum linear (p), yang didefinisikan sebagai berikut : Momentum suatu benda yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara matematis, momentum linear ditulis sebagai berikut:

   (2-1)

  p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v

  kecepatan (besaran vektor). Bila dilihat persaman (8.1), arah dari momentum selalu searah dengan arah kecepatannya.

  Satuan Momentum Menurut Sistem Internasional (SI) Satuan momentum p = satuan massa x satuan kecepatan = kg . m/s Jadi, satuan momentum dalam SI adalah : kg.m/s Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada beberapa vektor momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor.

  Misalkan ada dua buah vektor momentum p dan p membentuk sudut α,

  1

  2

  maka jumlah momentum kedua vektor harus dijumlahkan secara vektor,

  terlihat dari gambar vektor gambar dibawah ini. Besar vektor p

  seperti yang

  dirumuskan sebagai berikut : (2-2)

  

P p

2 P

  1 Gambar 2.1 Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor 3.

   Hubungan Momentum dengan energi kinetik

  Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan v adalah

  (2-3) Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan mengalikan persamaan energi kinetik dengan :

  (2-4) 4.

   Impuls

  Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis :

  (2-5)

  Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka penulisannya akan berbeda (akan dipelajari nanti). Oleh karena itu dapat menggambarkan kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan F dari selang waktu t ke t maka

  1

  2

  kurva antara F dan t adalah F (N)

  T (s)

Gambar 2.2 Kurva yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Luas daerah yang diarsir menyatakan besarnya Impuls.

  Luasan yang diarsir sebesar F x (t ) atau I, yang sama dengan

  • – t

  2

  1 Impuls gaya. Impuls gaya merupakan besaran vektor, oleh karena itu perhatikan arahnya.

  Satuan Impuls 5.

   Impuls sama dengan perubahan Momentum

  Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan

  v dan kemudian pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan

  1

  awal selama Δt, dan kecepatan benda menjadi v

  2 Untuk menjabarkan hubungan antara Impuls dengan perubahan

  momentum, akan kita ambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan Hukum Newton II.

  F

  (2-6) Ruas kiri merupakan impuls gaya dan ruas kanan menunjukkan perubahan momentum. Impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai:

   (2-7)

  Persamaan (2-7) dapat kita nyatakan dengan kalimat berikut :

  Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum awalnya.

6. Tumbukan dan Hukum Kekekalan Momentum

  Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan paling sedikit dua buah benda. Misal bola biliar A dan B. Sesaat sebelum tumbukan bola A, bergerak mendatar ke kanan dengan momentum m v , dan bola B

  A A

  bergerak kekiri dengan momentum m v

  B B

  m v m v

  A A B B A B A B A B

Gambar 2.3 Tumbukan dua buah benda Momentum sebelum tumbukan adalah : (2-8) dan momentum sesudah tumbukan

  (2-9) Sesuai dengan hukum kekelan energi maka pada momentum juga berlaku hukum kekekalan dimana momentum benda sebelum dan sesudah tumbukan sama. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa :

  Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda tersebut.

  Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linier.

  Secara matematis untuk dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan

   (2-10)

  atau (2-11)

  p p = momentum benda A dan B sebelum tumbukan

A, B

  = momentum benda A dan B sesudah tumbukan perlu diingat bahwa penjumlahan di atas adalah penjumlahan vector Menurunkan hukum kekekalan momentum dengan menggunakan

  Hukum Newton III :

  Perhatikan gambar berikut : F F

  A B AB BA

Gambar 2.4 Arah Gaya Pada Tumbukan Dua Buah Benda

  Pada tumbukan dua buah benda selama benda A dan B saling kontak maka benda B mengerjakan gaya pada bola A sebesar F .

  AB

  Sebagai reaksi bola A mengerjakan gaya pada bola B sebesar F . Kedua

  BA

  gaya sama besar tapi berlawanan arah.dan sama besar (Hukum Newton

  III). Secara matematis dapat ditulis

  F = -F

AB BA

  Kedua gaya ini terjadi dalam waktu yang cukup singkat yaitu Δt. Bila kedua ruas dikali dengan Δt akan diperoleh

  F

  Δt = -F Δt

  AB BA Ruas kiri dan kanan merupakan besaran Impuls gaya.

  (2-12) Jumlah momentum benda-benda sebelum dan susudah tumbukan sama. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum kekekalan Momentum Linear.

7. Jenis-jenis Tumbukan

  Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan momentum. Akan tetapi energi kinetik totalnya biasanya berubah. Hal ini akibat adanya perubahan energi kinetik menjadi bentuk kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan. Jenis tumbukan ini disebut tumbukan tidak

  lenting sebagian . Bila setelah tumbukan kedua benda bergabung, disebut tumbukan tidak lenting sempurna . Ada juga tumbukan dengan energi

  kinetik total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan lenting

  (sempurna). Jadi secara garis besar jenis-jenis tumbukan dapat

  diklasifikasikan ke dalam: a.

  Tumbukan lenting (sempurna) b. Tumbukan tidak lenting sebagian c. Tumbukan tidak lenting sempurna a. Tumbukan Lenting (sempurna)

  Pada tumbukan lenting sempurna berlaku 1) Hukum kekekalan momentum 2) Hukum kekekalan Energi Kinetik

  1) Hukum kekekalan momentum

  …………………………………………(*) 2)

  Hukum kekekalan energi kinetik ....................(**) bila persamaan (**) dibagi dengan persamaan (*) diperoleh :

  (2-13) atau

  (2-14) - Dengan kata lain kecepatan relatif kedua benda sebelum tumbukan sama dengan harga minus dari kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan.

  Untuk keperluan lebih lanjut didefinisikan e = berlaku jika pada satu arah sumbu yang sama.

  Harga v yang dimasukkan disini harus memperhatikan arah (tanda

  • atau -) e ini yang kemudian disebut koefisien restitusi Untuk tumbukan lenting (sempurna) e = 1 Untuk tumbukan tidak lenting sebagian 0 < e < 1

  Untuk tumbukan tidak lenting sempurna e = 0 b.

  Tumbukan Tidak Lenting Sebagian Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi perubahan E . Koefisien restitusi e adalah pecahan.

  k

  Hukum kekekalan momentum dan 0 < e < 1 Tidak berlaku hukum kekekalan energi, berarti ada energi kinetik yang hilang selama proses tumbukan sebesar ΔE

  k.

  (2-15) c. Tumbukan Tidak Lenting Sempurna

  Pada jenis tumbukan ini berlaku Hukum kekekalan momentum dan tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik karena terjadi perubahan E koefisien restitusi e = 0.

  k. e = 0 = kecepatan akhir kedua benda sama dan searah. Berarti kedua benda bergabung dan bergerak bersama-sama.

  Besar energi kinetik yang hilang Δ E

  k

  dimana:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

  deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (1993: 3) seperti dikutip oleh Margono (2003), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Hal yang ditekankan adalah penjelasan atau keterangan tentang situasi yang ada.

  Dalam penelitian ini, penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan memaparkan dan menganalisis jenis kesalahan yang dideteksi lewat hasil pekerjaan siswa berdasarkan pada jenis-jenis kesalahan yang ditemukan, dan untuk mencari penyebab kesalahan yang terjadi dari wawancara.

  B. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 9 Sendawar.

  C. Waktu dan Tempat Penelitian

  Waktu : Desember 2011

  • – Januari 2012 Tempat : SMA Negeri 9 Sendawar. Kampung Lambing, Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

  D. Populasi dan Sampel Penelitian

  Populasi yang diteliti adalah populasi siswa SMA Negeri 9 Sendawar dengan mengambil sampel siswa kelas XI-IPA.

  E. Variabel Penelitian

  Variabel yang ingin diteliti yaitu jenis kesalahan yang dialami siswa dalam mempelajari pokok bahasan impuls dan momentum. Jenis kesalahan yang dimaksud adalah hal-hal atau sesuatu yang menyimpang dari kriteria yang benar.

  Berdasarkan jenis kesalahan yang terdeteksi dapat dijabarkan beberapa dugaan sumber penyebab kesalahan yang dilakukan siswa melalui lembar jawaban dan hasil wawancara.

  F. Instrument Pengumpulan Data 1.

  Tes Esai Fisika Instrument yang digunakan berupa soal fisika ragam esai, soal dibuat sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan (impuls dan momentum).

Dokumen yang terkait

BAHAN AJAR IMPULS DAN MOMENTUM

5 75 38

PENERAPAN METODE PROYEK PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA.

5 21 33

PENERAPAN METODE PROYEK PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA - repository UPI S FIS 1009058 Title

0 4 3

PENGEMBANGAN LKS MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM UNTUK SMA

0 12 11

PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

2 3 105

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN TOPIK BAHASAN IMPULS DAN MOMENTUM SKRIPSI

0 0 21

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IMPULS DAN MOMENTUM SKRIPSI

0 1 19

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA KOMPUTER PADA POKOK BAHASAN IMPULS DAN MOMENTUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 3 SIDOARJO KELAS X MIA 5 SKRIPSI

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER PADA POKOK BAHASAN IMPULS DAN MOMENTUM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KATOLIK SANTO HENDRIKUS SURABAYA

0 0 19

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GANTIWARNO KLATEN DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN PREDIKSI KEMUNGKINAN PENYEBABNYA SKRIPSI

0 1 116