IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GANTIWARNO KLATEN DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN PREDIKSI KEMUNGKINAN PENYEBABNYA SKRIPSI

  

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI I GANTIWARNO KLATEN DALAM MENYELESAIKAN

SOAL PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN PREDIKSI

KEMUNGKINAN PENYEBABNYA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika Oleh:

  Osnitasari NIM. 021424027

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

“... Sesungguhnya Allah SWT tidak merubah keadaan suatu

kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri... ”

( Ar Ra’d : 11)

  

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

 Bapak, Mamak tercinta sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku

   Mbah kakung, mbah putri, bulek inik (Alm) tercinta sebagai ungkapan rasa terimakasihku

   Adik-adikku tersayang  Almamaterku tercinta

  

ABSTRAK

Osnitasari, Identifikasi Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Negeri I

Gantiwarno Klaten Dalam Menyelesaikan Soal Pada Pokok Bahasan Cahaya

dan Prediksi Kemungkinan Penyebabnya. Program Studi Pendidikan Fisika,

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal sederhana sampai soal yang kompleks pada materi cahaya dan kemungkinan penyebabnya.

  Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri I Gantiwarno Klaten pada bulan April 2009 dengan mengambil sampel 25 siswa kelas VIII. Instrumen yang digunakan berupa soal pemahaman berbentuk essay. Jenis data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yang berupa kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, dan metode yang digunakan adalah metode analisis kesalahan

  Hasil penelitian menunjukkan jenis kesalahan yang terjadi antara lain kesalahan mengidentifikasi besaran dan satuan, langkah penyelesaian, kesalahan rumus, memasukkan data ke dalam rumus, penyelesaian matematis, asal menjawab, dan tidak menyelesaikan jawaban.

  Jenis kesalahan yang paling banyak terjadi saat siswa menyelesaikan soal sederhana adalah kesalahan pada penyelesaian matematis yang terdiri dari kesalahan penerapan konsep matematis dan kesalahan perhitungan. Sedangkan dalam penyelesaian soal kompleks juga pada kemampuan penyelesaian matematis dan tidak menyelesaikan jawaban.

  Kemungkinan penyebabnya adalah terbatasnya pemahaman teknik operasi matematis siswa. Kurangnya kemampuan analisis siswa dalam menerapkan beberapa konsep yang saling berkaitan sehingga membuat siswa cenderung mempersingkat jawaban, akibat dari kurang terbiasa berlatih mengerjakan soal- soal yang kompleks.

  ABSTRACT The Identification of Eighth Grade Students’ Mistaken of SMP

Negeri I Gantiwarno Klaten in Solving Physics Question about Light and

The Prediction of Reason Possibility. Physics Educational Program,

Mathematics and Science Department, Teaching and Educating Faculty,

Sanata Dharma University, Yogyakarta.

  The objectives of the research are knowing the kind of faults doing by the students in solving both of simple and complex physics question about Light and predicting the rteason possibility.

  The research has been done in SMP Negeri I Gantiwarno Klaten on April 2009 by sampling 25 eighth grade students. The instrument that used is essay question about light. The data that analyzed is qualitative data that is students’ fault in solving questions..

  The results of the research indicate the kind of Mistaken i.e. the fault of identificating value and unit, solving steps, data input to formula, mathematically solving, undepending answer or human error, and unfinished questions.

  The major fault according to the students in solving simple questions are mathematically faults consist of the fault of mathematically consept applying and accounting fault. While in solving complex questions are either mathematically fault an d unfinished questions.

  The reason possibility are lacking of students’ mathematic operation understanding and analyzing ability on applying some consept related to the chapter. These make the students used to short answer. The later is effect of the unusually practice in solving complex questions.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga skripsi yang berjudul “Identifikasi Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Gantiwarno Klaten Dalam Menyelesaikan Soal Pada Pokok Bahasan Cahaya dan Prediksi Kemungkinan Penyebabnya” dapat terselesaikan dengan baik.

  Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

  1. Bapak Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd, selaku dosen pembimbing atas masukan dan kritikan yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

  2. Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

  4. Keluarga besar SMP Negeri I Gantiwarno Klaten, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

  5. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik

  7. Bapak, mamak tercinta untuk doa, kepercayaan, dukungan, nasehat, dan kasih sayangnya.

  8. Mbah kakung, mbah putri, bulek inik (Alm) tercinta atas segala dukungan dan kasih sayangnya.

  9. Adik-adikku tersayang atas segala dukungannya.

  10. Titik, Dedik, Oni, Cicik, P’de, Eko, Ari purwadi, dan Dika, terimakasih sobat atas semangat, bantuan dan kebersamaannya.

  11. Teman-teman kost, Weni, Wiwi, Siska, Ka’Tina, Nel, Epin, Sinta, Vita, dan Fitri, terima kasih atas dukungan, semangat, dan kebersamaannya.

  12. Temen-temen di White Cell, Ari dan mas Irwan, atas kesempatan dan berbagi pengalamannya selama ini.

  13. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2002, yang telah bekerjasama dalam menempuh studi di Pendidikan Fisika .

  14. Semua pihak yang belum dapat disebutkan.

  Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Agar dapat lebih berguna bagi perkembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

  Yogyakarta, 29 Januari 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... .v ABSTRAK ........................................................................................................ vi ABSTRACT ...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3 BAB II DASAR TEORI ................................................................................. 5 A. Tujuan Pembelajaran Fisika ............................................................... 5 B. Kompetensi Dalam Pembelajaran Fisika ........................................... 8 C. Jenis-Jenis Kesalahan ......................................................................... 16

  BAB II METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 21 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 21 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 21 C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 21 D. Ubahan ............................................................................................... 22 E. Treatmen ............................................................................................ 22 F. Instrumen ........................................................................................... 22 G. Metode Analisis Data ........................................................................ 23 BAB III HASIL PENELITIAN ....................................................................... 24 A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 24 B. Analisis Data ..................................................................................... 25 C. Pembahasan ....................................................................................... 44 BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 52 A. Kesimpulan ........................................................................................ 52 B. Saran .................................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54 LAMPIRAN ...................................................................................................... 55

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 4.1 Kisi-kisi soal tes kemampuan kognitif ............................................24Tabel 4.2 Identifikasi jenis kesalahan dan prediksi kemungkinan penyebabnya ................................................................................. .25Tabel 4.3 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan pada setiap aspek pada penyelesaian soal 1 langkah .............................................................40Tabel 4.4 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan pada setiap aspek pada penyelesaian soal 2 langkah .............................................................41Tabel 4.5 Jumlah siswa yang melakukan kesalahan pada setiap aspek pada penyelesaian soal 3 langkah...............................................................43

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran I Surat ijin penelitian dari Kampus .............................................. 55 Lampiran II Surat pernyataan telah melakukan penelitian ............................ 56 Lampiran III Kisi-kisi soal tes kemampuan kognitif ...................................... 57 Lampiran IV Pedoman Jawaban ..................................................................... 59 Lampiran V Hasil pekerjaan siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika adalah bagian dari sains (IPA) pada hakikatnya adalah kumpulan

  pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. IPA sebagai kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. Pandangan konstruktivisme sangat menekankan pentingnya gagasan yang sudah ada pada diri siswa untuk dikembangkan dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian, pemahaman konsep sangat ditekankan. Belajar merupakan proses aktif dan kompleks dalam upaya memperoleh pengetahuan baru.

  Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks) berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya Dahar (1989: 79).

  Pada akhir pembahasan suatu materi pokok, pada umumnya diadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Salah satu fungsi evaluasi adalah mengukur sejauh mana siswa dapat memahami konsep, hukum, dan teori-teori dari materi yang sedang dipelajari. Siswa dikatakan telah berhasil bila dia mampu menjawab soal atau pertanyaan dengan benar, sebaliknya siswa dikatakan tidak berhasil bila menyelesaikan soal-soal disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, sehingga hasil belajarnya rendah.

  Rendahnya hasil belajar menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Salah satu sumber informasi untuk mengetahui kesulitan siswa dalam belajar adalah dengan meneliti letak kesalahan-kesalahan yang siswa buat dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.

  Kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika dapat disebabkan oleh kecerobohan siswa, dapat juga disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, definisi atau juga rumus yang seharusnya digunakan.

  Dalam proses pembelajaran salah satu tujuannya adalah agar siswa berkompetensi mengerjakan soal. Karena dari hasil mengerjakan soal itu dapat diketahui tingkat pemahaman siswa yang biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai. Nilai yang diperoleh siswa ditentukan oleh kemampuannya dalam mengerjakan soal, karena kemampuan mengerjakan soal sangat penting untuk mengukur keberhasilan seseorang.

  Berdasarkan latar belakang itu, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa dalam mengerjakan soal. Melalui kesalahan-kesalahan itu guru dapat melihat bagian konsep mana yang umumnya belum dikuasai siswa, sehingga dari pengetahuan itu dapat dijadikan pegangan guru untuk merancang proses belajar mengajar yang lebih baik, konsep-konsep yang umumnya belum dikuasai siswa mendapat tekanan dan perhatian khusus,

  B. Perumusan Masalah

  Dalam penelitian ini, masalah dirumuskan sebagai berikut :

  1. Kesalahan-kesalahan apasaja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi cahaya dari soal yang sederhana sampai soal yang kompleks ?

  2. Apasajakah kemungkinan penyebabnya ?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui kesalahan-kesalahan apasaja yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi cahaya dari soal yang sederhana sampai soal yang kompleks.

  2. Memprediksi kemungkinan penyebabnya.

  D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

  Bila hasil penelitian ini diinformasikan kepada siswa, penelitian ini dapat membantu siswa mengetahui letak kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal-soal. Sehingga dapat memperbaiki kesalahan- kesalahannya dan diharapkan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

2. Bagi penulis.

  Penelitian ini memberikan pengalaman dalam meningkatkan wawasan sebagai calon guru sehingga ketika mengajar nantinya peneliti dapat mempersiapkan metode-metode pembelajaran yang sesuai agar materi yang disampaikan dapat dipahami siswa, sehingga dapat mengurangi

3. Bagi guru.

  Bila hasil penelitian ini diinformasikan kepada guru, diharapkan dapat membantu guru menyusun program remidi bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar fisika khususnya dalam materi cahaya Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal pada materi ini guru akan lebih mudah membuat program bantuan untuk siswa.

BAB II DASAR TEORI A. Tujuan Pembelajaran Fisika 1. Menurut GBPP kurikulum fisika 1994 Tujuan pembelajaran fisika menurut GBPP kurikulum fisika 1994

  yaitu dapat menguasai konsep-konsep fisika dan saling keterkaitannya, serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut rumusan dalam GBPP 1994 tujuan pembelajaran fisika memiliki tiga aspek yaitu membangun pengetahuan, proses, produk, dan sikap.

a. Aspek proses

  Proses sains meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Mengingat kedudukan siswa sebagai subjek dan sekaligus juga sebagai objek dalam pengajaran maka inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, serta kemampuannya.

b. Aspek produk

  Produk adalah hasil yang diperoleh melalui proses. Produk meliputi fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Fakta adalah sesuatu yang telah atau sedang terjadi yang dapat berupa keadaan, sifat atau peristiwa. Konsep adalah suatu ide yang merupakan generalisasi dari berbagai peristiwa atau pengalaman khusus yang dinyatakan dengan istilah atau symbol tertentu yang dapat diterima. Prinsip adalah hubungan sebab akibat antara dua konsep atau lebih yang merupakan generalisasi dari beberapa kejadian khusus. Teori adalah penjelasan atau keterangan mengapa benda-benda berlaku seperti yang dinyatakan oleh hukum (Lusia, 2006:12).

  Proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu.

  Hasil belajar yang dicapai siswa dari proses pengajaran mempunyai daya guna dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, terutama dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.

c. Aspek sikap

  Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan proses siswa akan menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep, serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut sehingga dapat dihasilkan pemahaman yang lebih baik. Sikap berhubungan dengan keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, diantaranya rasa tanggungjawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, jujur, memiliki rasa percaya diri dan terbuka terhadap pendapat orang lain.

2. Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

  Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tujuan pembelajaran físika yaitu: a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

  b. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup sikap jujur dan objektif terhadap data, rasa ingin tahu yang tinggi.

  c. Memperoleh pengalaman melalui penerapan metode ilmiah dengan percobaan atau experiment, dimana siswa melakukan pengujian hipótesis dengan merancang eksperimen melalui pemasangan instrumen, pengambilan dan pengolahan data, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis.

  d. Mengembangkan kemampuan berfikir secara analitis dan deduktif berbagai peristiwa alam dan penyelesaian soal baik kualitatif maupun kuantitatif.

  e. Menguasai konsep dan prinsip físika untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melenjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

  f. Pembentukan sikap yang positif terhadap físika, yaitu merasa tertarik untuk mempelajari fisika lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam keteraturan perilaku alam serta kemampuan físika dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapan físika dalam teknologi. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran tersebut maka pada setiap akhir program pengajaran dilakukan evaluasi, indikator keberhasilan dari pencapaian tujuan pengajaran tersebut adalah kemampuan belajar siswa yang diwujudkan melalui nilai yang diperolehnya.

B. Kompetensi dalam pembelajaran fisika

  Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut McAshan (1981, dalam Mulyasa 2002: 38) Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-

  Menurut Bloom (dalam Sudjana 1989:46) aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik merupakan tiga aspek hasil belajar. Aspek kognitif bersangkutan dengan daya pikir, pengetahuan atau penalaran. Aspek psikomotorik bersangkutan dengan ketrampilan fisik. Sedangkan Aspek afektif bersangkutan dengan perasaan/kesadaran, seperti senang atau tidak senang yang akan mendorong seseorang untuk memilih yang disenangi dan menjauhkan diri dari yang tidak disenanginya, misalnya minat, dan motivasi siswa.

  Dalam penelitian ini, analisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal hanya dibatasi pada analisis kesalahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar kognitif.

  Bloom mengklasifikasikan aspek hasil belajar kognitif atas 6 tipe secara hierarkhis, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 1) Tipe hasil belajar pengetahuan (ingatan).

  Pada tipe hasil belajar ini mencakup pengetahuan mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti mengenal atau mengetahui adanya konsep, hukum, dan rumus. Tipe hasil belajar ini termasuk tipe hasil belajar tingkat rendah jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar lainnya.

  Namun tipe hasil belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih tinggi.

  Contoh :

  Dalam mengerjakan soal pada tipe hasil belajar ingatan, siswa sering melakukan kesalahan dalam menyebutkan definisi.

  2) Tipe hasil belajar pemahaman.

  Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Untuk itu diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.

  Konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Dengan demikian konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir dan belajar (Dahar, 1989; 96).

  Dalam proses belajar mengajar yang paling diutamakan adalah konsep. Konsep harus difahami lebih dahulu secara benar karena pemahaman konsep yang tidak benar akan mengakibatkan kesulitan dan kesalahan dalam penerapannya (Kartika Budi, 1991; 30). Seorang siswa dapat dikatakan memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator- indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut. Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan suatu konsep antara lain: 1) Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri. 2) Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain. 3) Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum. 4) Dapat menerapkan konsep untuk fisika baik secara teoritis maupun secara praktis, memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu system bila kondisi tertentu dipenuhi. 5) Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat. 6) Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan. Contoh: Sebutkan perbedaan sifat-sifat antara rangkaian seri dan paralel !

  Dalam mengerjakan soal pada tipe hasil belajar ingatan ini siswa sering malakukan kesalahan penggunaan teorema.

  3) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi).

  Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu konsep, rumus hukum dalam situasi yang baru. Misalnya, memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan. Jadi dalam aplikasi harus ada konsep, teori, hukum, dan rumus. Contoh : Sebuah lampu dengan tegangan 6 volt, menyala dengan kuat arus 250 mA.

  Hitunglah hambatan lampu tersebut! Dalam mengerjakan soal pada tipe hasil belajar ingatan, siswa sering malakukan kesalahan identifikasi besaran dan satuan penggunaan rumus, serta kesalahan hitung. 4) Tipe hasil belajar analisis

  Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan/hirarki. Kemampuan analisis ini tampak nyata dalam memecahkan soal yang kompleks yang meliputi sub-sub masalah. Yang dimaksud kompleks adalah soal yang penyelesaiannya memerlukan dua langkah atau lebih. Contoh :

  10

  4

  Ω 2 Ω Ω 6 Ω

  Pada rangkaian berikut ini angka-angka menunjukkan nilai hambatan dalam ohm. Hitunglah hambatan penggantinya.

  Dalam mengerjakan soal pada tipe hasil belajar analisis siswa sering malakukan kesalahan identifikasi besaran dan satuan, penggunaan rumus, dan kesalahan hitung. 5) Tipe hasil belajar sintesis

  Pada berpikir síntesis adalah berpikir devergent sedangkan berpikir analisis adalah berpikir konvergent. Dengan síntesis dan analisis maka berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan. Beberapa tingkah laku operasional biasanya mengorganisasi kembali, merevisi, menyimpulkan, menghubungkan, mengsistemasi, dan lain-lain.

  Sintesis mengacu pada kemampuan siswa menggabungkan, menghubungkan, menyatukan, mensintesiskan bagian-bagian menjadi keutuhan atau kesatuan. Sudah barang tentu sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Kemampuan sintesis ini akan terlihat dalam menyelesaikan soal yang lebih komplek dari tipe hasil belajar analisis. Untuk memecahkan soal semacam ini diperlukan langkah berfikir analisis dengan menerapkan beberapa konsep yang saling berkaitan.

  Contoh soal untuk tipe hasil belajar sintesis:

  R3

R1 R2

  V Pada rangkaian ini besarnya masing-masing hambatan R = 12 ohm, R =

  1

  2 15 ohm, R = 8 ohm, dan yang terbaca pada voltmeter adalah 4 volt.

3 Berapakah besarnya beda potensial baterai.

  Dalam penyelesaian soal ini kemampuan analisis siswa diperlukan yaitu mampu memecah bagian-bagian menjadi unsur-unsur atau bagian- bagian yang mempunyai arti. Siswa harus mampu memecah dan menganalisis pada bagian R dan beda potensialnya (V) yang telah

  3

  V I = = 4 = ,

  5 A mpere

3 R

  8 Langkah berikutnya siswa harus paham pada sifat rangkaian seri bahwa arus pada tiap bagian hambatan besarnya sama, sehingga siswa dapat menggabungkan dengan besaran-besaran yang sudah diketahui dan yang sudah dicari. Siswa juga harus paham bahwa besarnya beda potensial pada rangkaian seri tiap bagian berbeda, jadi harus dicari besarnya beda potencial pada masing-masing hambatan.

  V = V =V

  1

  2

3 Vs = V + V + V

  1

  2

3 Vs = (0,5 A x 12

  Ω ) + (0,5 A x 15 Ω ) + (0,5 A x 8 Ω ) Vs = 6 V + 7,5 V + 4 V Vs = 17,5 Volt, jadi besarnya beda potensial baterai 17,5 Volt.

  Dalam mengerjakan soal pada tipe hasil belajar sintesis ini siswa sering malakukan kesalahan dalam mengidentifikasii besaran dan satuan,penggunaan rumus, dan kesalahan hitung. 6) Tipe hasil belajar evaluasi.

  Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment (pertimbangan) yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Menurut Kartika Budi (2007: 23) evaluasi mengacu pada kemampuan siswa mengambil keputusan tentang suatu hal berdasarkan berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan konsep yang Contoh : Perhatikan gambar rangkaian diatas. Apabila satu lampu dilepas, apa yang akan terjadi dengan lampu yang lain, berikan alasan anda.

C. Jenis-Jenis Kesalahan

  Pengertian kesalahan secara umum adalah sesuatu yang menyimpang dari aturan atau norma-norma tertentu. Tindakan yang tidak tepat itu dapat mengakibatkan tujuan tidak tercapai secara maksimal atau bahkan gagal. Kesalahan dalam fisika bisa berarti sebagai pemahaman yang kurang tepat terhadap konsep, teori dan hukum fisika. Sehingga dalam menghadapi persoalan fisika banyak kesulitan yang dihadapi, bahkan persoalan itu tidak dapat diselesaikan.

  Dalam memecahkan soal, siswa sering menggunakan cara yang tidak masuk akal, menggunakan konsep, hubungan yang sama sekali tidak sesuai dengan masalahnya. Soal fisika adalah soal yang berkaitan dengan peristiwa. Dari suatu peristiwa muncul masalah, untuk memecahkan masalah perlu diketahui data-data yang telah tersedia. Berdasarkan masalah dan data yang ada, dilakukan analisis untuk menetapkan langkah-langkah penyelesaian, dipilih konsep, hukum, persamaan yang sesuai; langkah-langkah dilaksanakan; bila memungkinkan pekerjaan diperiksa kembali.

  Menurut Hadar dkk (1987, dalam Agnes Wardani 2000: 27) jenis-jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa dibedakan menjadi 5 jenis yaitu:

  1. Kesalahan Data Jenis kesalahan yang pertama ini dikaitkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh siswa yang meliputi:

  a. menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal

  b. mengabaikan data yang penting yang diberikan

  c. menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah d. mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya

  e. mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak sesuai f. menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain.

  g. salah menyalin data

  2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa Jenis kesalahan ini meliputi :

  a. mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika dengan arti yang berbeda b. menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya c. salah mengartikan grafik

  3. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema Jenis kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok, meliputi : a. menerapkan teorema pada kondisi yang tidak sesuai

  b. menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan distributif.

  c. tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus atau teorema

  4. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali Jenis kesalahan ini terjadi jika setiap langkah penyelesaian yang dilakukan oleh siswa sudah benar tetapi hasil akhir yang dituliskannya bukan penyelesaian dari soal tersebut.

  5. Kesalahan teknis Jenis kesalahan ini meliputi :

  a. kesalahan perhitungan

  b. kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar, misalnya menulis a – 4. b – 4 sebagai pengganti dari ( a − 4 )( b − 4 )

  c. Kesalahan-kesalahan di dalam kutipan data dari tabel-tabel Dengan pertimbangan jenis kesalahan yang dikemukakan oleh Hadar dan kawan-kawan yang didasarkan pada kesalahan yang langsung terlihat pada hasil pekerjaan siswa, dan dari sedikit pengalaman penulis dalam mengajar maka dalam penelitian ini penulis merumuskan kategori jenis kesalahan jawaban siswa, antara lain :

  1. Kesalahan mengidentifikasi satuan Banyak siswa yang tidak mengkonversi suatu simbol satuan ke dalam simbol satuan yang cocok. Simbol satuan digunakan begitu saja sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penghitungan. Satuan yang digunakan biasanya dalam SI.

  Contoh kesalahan konversi satuan : Sebuah lampu dengan kuat arus 40 mA, dipasang pada tegangan 20 V.

  Berapa hambatannya?

  V R =

  I

  20 R =

  40 R = 0,5 V/mA Dalam contoh tersebut siswa tidak mengubah satuan kuat arus dalam

  • 3

  Ampere, 1mA = 10 x

  A. Seharusnya simbol satuan dari besaran- besaran terkait dikonversi kedalam satu sistem satuan. I = 0,04 A. Jadi R = 500 V/A

  2. Kesalahan penggunaan rumus, definisi atau teorema Jenis kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok, meliputi : b. Menerapkan rumus pada kondisi yang tidak sesuai.

  Pemilihan rumus yang tepat sangat menentukan dalam menemukan jawaban yang dicari.

  Contoh: Pada rangkaian dibawah ini, besarnya masing-masing hambatan 4 ohm, 12 ohm, dan 6 ohm. Berapakah tegangan penggantinya.

  R 1 R 2 R 3

  1

  1

  1

  1

  • = +

  R R R R p 1 2 3

  1

  1

  1

  1

  3

  2

  6 = + + = = , R = 2 ohm

  1 + +

  p R p

  4

  12

  6

  12

  12 Siswa melakukan kesalahan dalam menerapkan persamaan pada rangkaian, siswa menggunakan persamaan rangkaian pararel untuk menyelesaikan soal rangkaian seri. Yang benar R = R +R +R

  p

  1

  2

  3 R =4 +12+6 = 22 ohm p

  3. Kesalahan Penghitungan Kebiasaan salah menghitung ini sering terjadi pada siswa. Pada kategori kesalahan ini siswa sudah menerapkan persamaan dengan benar tetapi salah dalam menghitung angka-angkanya sehingga jawabannya salah.

  Contoh : Sebuah lampu dengan hambatan R, dialiri arus 0,5 A. Jika beda potensial ujung-ujung penghantarnya 12 volt, tentukan hambatan R tersebut!

  12 V

  V R = = = 6 ohm I ,

  5 A Siswa melakukan kesalahan dalam menghitung hasil akhirnya.

  Yang benar : R = 24 ohm.

  4. Kesalahan jawaban asal Kesalahan ini menekankan pada pekerjaan siswa yang sembarangan tanpa pemikiran yang rasional. Siswa sama sekali tidak memperhatikan cara operasi mana yang dipakai, tidak melakukan penghitungan dengan benar hanya secara langsung menjawab, sehingga jawaban yang diberikan tidak ada hubungannya dengan masalah yang ditanyakan. Kesalahan ini mungkin terjadi karena siswa tidak ada persiapan belajar saat akan ulangan, karena tergesa-gesa, atau mungkin juga karena siswa memang tidak paham dengan materi.

  Selain jenis kesalahan yang telah penulis rumuskan diatas, tidak menutup kemungkinan adanya kategori jenis kesalahan yang baru. Tidak menutup kemungkinan pula bahwa dari masing-masing kategori jenis kesalahan diatas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang

  dilakukan siswa dalam mengerjakan soal. Berdasarkan pada tujuan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan keadaan sebenarnya yang ada di lapangan.

  B. Waktu dan Tempat Penelitian

  Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2009 di SMP N I Gantiwarno, Klaten.

  C. Subjek Penelitian

  Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII SMP N I Gantiwarno, Klaten tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 5 kelas. Penulis tidak mengambil keseluruhan populasi karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga, maka penulis hanya mengambil sebagian dari populasi atau sering disebut sampel. Penulis mengambil sampel 25 siswa yang telah mempelajari materi pelajaran fisika pada pokok bahasan Cahaya, dan dipilih secara acak 5 siswa dari masing-masing kelas.

  D. Ubahan

  Jenis ubahan penelitian ini adalah kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika.

  E. Treatmen

  Peneliti memberikan soal pemahaman mengenai pokok bahasan cahaya yang pernah dipelajari oleh siswa sebelumnya, dan siswa diminta untuk mengerjakan soal tersebut.

  F. Instrumen

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal dari yang sederhana sampai yang kompleks, berupa soal uraian yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator kemampuan kognitif siswa tentang konsep, hukum, teori dan penerapannya pada pokok bahasan cahaya.

  Tes uraian adalah tes dimana siswa harus mengungkapkan sendiri, menyusun sendiri, dan menulis sendiri jawabannya. Aspek yang diukur melalui tes adalah aspek kognitif yang terdiri dari ingatan, pemahaman, penerapan dan analisis. Dengan melihat jawaban siswa pada tes ini akan diperoleh gambaran pemahaman siswa secara menyeluruh.

G. Metode analisis data

  Proses analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal- soal fisika dari yang sederhana sampai yang komplek..

  Mengoreksi hasil pekerjaan siswa dan mengidentifikasi setiap kesalahan- kesalahan yang dilakukan siswa.

  2) Mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan Dari setiap jawaban siswa yang salah kemudian digolongkan berdasarkan jenis kesalahannya.

  3) Menganalisis kemungkinan-kemungkinan penyebabnya.

  Dari setiap jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab soal kemudian dianalisis kemungkinan-kemungkinan penyebabnya.

  Untuk memudahkan dalam analisis maka hasil dari setiap langkah- langkah tersebut diatas dimasukkan dalam tabel berikut :

  Identifikasi jenis dan penyebab kesalahan siswa

  No Soal Jawaban siswa Jenis kesalahan Kemungkinan yang salah Penyebabnya 4) Penarikan kesimpulan.

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan dari tanggal 22 April sampai 7 Mei 2009 di SMP Negeri I Gantiwarno.. Tanggal 22 April 2009, peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah

  untuk melakukan penelitian di sekolah, setelah mendapat izin peneliti langsung dipertemukan dengan guru bidang studi fisika yang bersangkutan untuk membicarakan langkah-langkah yang akan dilakukan.

  Tanggal 23 April 2009, peneliti memberikan penjelasan secukupnya tentang kegiatan yang akan dilakukan di kelas VIII C dan mengundi siapa saja siswa yang akan mengikuti tes pemahaman.

  Tanggal 24 April 2009, peneliti memberikan penjelasan secukupnya tentang kegiatan yang akan dilakukan di kelas VIII A, VIII B, VIII D, VIII E dan mengundi siapa saja siswa yang akan mengikuti tes pemahaman.

  Tanggal 07 Mei 2009, tes dilaksanakan pada pukul 09.00 – 11.00 WIB bertempat di ruang kelas VIII E SMP Negeri I Gantiwarno. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 25 orang. Siswa yang mengikuti tes adalah siswa yang nomor absennya terpilih secara acak, dari masing-masing kelas diambil 5 siswa.

  25 B.

   Analisis Data Tabel 4.2. Identifikasi jenis kesalahan dan prediksi kemungkinan penyebabnya.

  Identifikasi kesalahan No Kode Jawaban siswa yang Jenis kesalahan Kemungkinan penyebabnya Soal siswa salah

  I II III IV V Lain-lain

  a. b. a b

1. 3, 6, 14, Diket : 2 cermin datar Siswa tidak memahami teknik operasi hitung matematika dengan

  • x x

  √ √ √ √

  23 n = 11 bayangan benar. Terlihat dari cara menghitung 360

  Ditanya : sudut α = ..? α = −

  1 Jawab :

  11 360

  α = 31 , 7 ° = −

  1 n

  α 360 = 32,7 kemudian 32,7 -1 = 31,7 Siswa menghitung

  11 360 11 = −

  1 α

  360 α

  = −

  1

  11 α = 31 , 7 °

  1. 4, 15,

21 Diket ; 2 cermin datar Siswa tidak memahami teknik operasi hitung matematika dengan

  x x - - √ √ √ √

  n: 11 bayangan benar. Terlihat dari cara menghitung

  360 Ditanya : Sudut a….? α = −

  1 Jawab : 11 360

  359 n

  1 = − α = = 32 , 72 ° α

  11 360 α

  1 359 = 32,72

  = − Siswa menghitung 360 -1 = 359. kemudian

  11

  11 359

  α 32 ,

  72 = = °

  11

  26 Tabel 4.2 Lanjutan

  Identifikasi kesalahan No Kode Jawaban siswa yang Jenis kesalahan Kemungkinan penyebabnya Soal siswa salah

  I II

  III

  IV V Lain-

  a. b a b lain 1. 2 360 ° Siswa tidak memahami cara/teknik operasi hitung matematika secara

  x x - - √ √ √ √

  n

  1 = − benar. a

  360 ° 360 ° a = −

  1

  11

  1 = −

  11 a

  360 ° 360 ° a

  36 = = ° a

  1 = −

  10

  11 360 360 °

  Siswa menghitung α dengan cara 11 – 1 = 10. kemudian = 36 a = = 36 °

  10

  10 1. 22

  Siswa salah dalam memasukkan data, (n) yang seharusnya jumlah

  • x - x x

  √ √ √

  1 bayangan, namun dianggap sebagai jumlah cermin. a

  n = 360 −

  360 = 360 −

  1 n

  2 = −

  1 a a

  360 360 2 = −

  1

  2

  1 = + a a

  360 3 = a a = 360 : 3 a = 120°

  27 Tabel 4.2 Lanjutan

  Identifikasi kesalahan

No Kode Jawaban siswa yang salah Jenis kesalahan Kemungkinan penyebabnya

Soal siswa

  I II

  III

  IV V Lain-lain Kemampuan melukis a. b.

  a. b. jalannya sinar 2).a

  24 Langkah 1 Asal menjawab Siswa tidak memahami

  So konsep, atau mungkin juga

  x x x x x x x

  Hi = = 20 = 10 cm lupa sehingga asal saja

  Si

  2 Tidak dijawab dalam menjawab soal.

  Langkah 2 Rumus dan langkah yang digunakan salah b S o 20 F x Sifat bayangan : nyata,

  Siswa tidak memahami sifat terbalik, diperkecil. sinar-sinar istimewa pada cermin.

  2).a 4, 14 Langkah 1 Siswa tidak paham dengan konsep sehingga asal saja jarakbenda Asal menjawab

  x x x x x x x

  = dalam menjawab soal. jarijarikeleng kungan

  Rumus dan langkah yang 120 cm = digunakan salah

  20 6 cm =

  Langkah 2 Tidak dijawab b x Siswa tidak memahami penerapan sifat sinar-sinar istimewa pada cermin.

  Sifat: maya, tegak, diperbesar

  28 Tabel 4.2 Lanjutan

  Identifikasi Kesalahan No Kode Jawaban siswa yang salah Jenis kesalahan Kemungkinan penyebabnya Soal siswa

  I II

  III

  IV V Lain-lain Kemampuan melukis a. b.

  a. b. jalannya sinar 2).a 2, 6, Langkah 1 Siswa kurang menguasai konsep

  16

  1

  1

2 Terlihat dari kesalahan memasukkan data

  x x x x √ √ √

  • = + yang diketahui dari soal kedalam rumus.

  Si So R

  1

  1

  2

  1

  1 =

  • 2
  • =

  Si So R

  20

2 Si

  2

  1

  1

  1

  1

  2

  • = = −

  20

  2 Si Si

  2

20 Dari soal diketahui tinggi benda (h) 2 cm,

  1 10 −

  8 = dan siswa memasukkannya kedalam jarak

  Si

  20 benda (So).

  1

  2 Selain itu siswa juga melakukan kesalahan = Si

  20 pada teknik matematika.

  Si = 10 cm Tidak Langkah 2 dijawab Siswa tidak memahami penerapan sifat x sinar-sinar istimewa pada cermin. b Sifat bayangan: Nyata, tegak, sama besar.

  29 Tabel 4.2 Lanjutan

  Identifikasi Kesalahan

No Kode Jawaban siswa yang salah Jenis Kesalahan Kemungkinan penyebabnya

Soal siswa

  I II

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN NEWMAN DI KELAS VIII A SMP NEGERI 10 JEMBER

1 23 17

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL

0 5 68

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SOAL POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP MTA GEMOLONG TAHUN AJARAN 2008 2009

1 11 173

IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 4 DELANGGU TAHUN AJARAN 2014/

0 2 20

IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS IDENTIFIKASI KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 4 DELANGGU TAHUN AJARAN 2014/

0 3 16

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN.

0 0 7

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL POKOK BAHASAN IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL POKOK BAHASAN DALIL PYTHAGORAS ( Siswa kelas VI SDN II Jatisari Jatisrono Wonogiri.

0 3 13

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KERTEK TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 16

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - UNWIDHA Repository

0 0 18

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - UNWIDHA Repository

2 16 32