SKRIPSI EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR CILEDUG TANGERANG

  

S K R I P S I

EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL

TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL

ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR

CILEDUG TANGERANG

  Oleh: Jonathan Lie

  NIM: 051124040 Telah disetujui oleh:

  Pembimbing F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd. Tanggal 4 Juni 2009

  

S K R I P S I

EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL

TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL

ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR

CILEDUG TANGERANG

  Dipersiapkan dan ditulis oleh Jonathan Lie

  NIM: 051124040 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Juni 2009 dan dinyatakan memenuhi syarat

  SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan Ketua : Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. ......................

  Sekretaris : F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd. ...................... Anggota : 1. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd. ......................

  2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum ......................

  3. Dra. J. Sri Murtini, M.Si. ......................

  Yogyakarta, 27 Juni 2009 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Universitas Sanata Dharma Dekan,

  Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D

  Karya tulis ini kupersembahkan kepada : Adik-adikku yang “spesial” dimanapun kalian berada.

  Semua orang tua yang dianugerahi hadiah terindah ini.

  Semua insan yang mempunyai rasa peduli terhadap anak-anak berkebutuhan khusus di bumi tercinta ini..

  

MOTTO

Apa yang berasal dari hati pasti menyentuh hati

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 4 Juni 2009 Penulis, Jonathan Lie

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Jonathan Lie Nomor Mahasiswa : 051124040 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR TANGERANG.

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 4 Juni 2009 Yang menyatakan (Jonathan Lie)

  ABSTRAK

  Judul skripsi EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL

  

TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK

LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR CILEDUG TANGERANG dipilih

  berdasarkan kerinduan penulis sebagai calon katekis/pendamping dalam pelayanan pastoral untuk membantu pemenuhan kebutuhan iman dan perkembangan kepribadian bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Di Indonesia pendampingan bagi anak-anak berkebutuhan khusus masih terhitung jarang sedangkan jumlah anak-anak berkebutuhan khusus semakin hari semakin bertambah jumlahnya.

  Menanggapi situasi tersebut, penulis mengangkat topik pendampingan personal sebagai sebuah alternatif dalam pelayanan pastoral bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Pendampingan personal adalah salah satu alternatif dalam pelayanan pastoral terhadap anak luar biasa, terutama dalam membantu perkembangan kecakapan emosional. Pendampingan personal dalam konteks ini adalah penyertaan dekat-dekat yang bisa di kontrol dengan penglihatan dan tangan. Dengan demikian dapat diketahui sejauhmana efektivitas pendampingan personal ini terhadap perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa. Tujuan pendampingan personal yang dilaksanakan oleh SLB-C Sang Timur adalah mengangkat harkat dan martabat anak luar biasa sehingga keberadaan mereka diakui di masyarakat. Pelaksanaan pendampingan ini dengan menggunakan metode gabungan dan metode individual . Metode gabungan yaitu anak-anak dikelompokkan sesuai dengan tingkat retardasi mental mereka, sedangkan metode individual adalah anak didampingan sesuai dengan kebiasaan masing-masing dari pengaruh tingkat retardasinya.

  Karya tulis ini disusun menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu menggambarkan dan menganalisa data yang diperoleh baik melalui hasil pengamatan maupun wawancara kemudian membandingkan dengan kejadian-kejadian di lapangan. Fokus penelitian ini terletak pada pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional siswa-siswi SD, SLTP dan SLTA SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang. Dengan demikian dapat diketahui efektivitas dari pendampingan personal tersebut dalam membantu perkembangan kecakapan anak luar biasa.

  Pendampingan personal yang dilaksanakan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang membawa dampak positif karena anak-anak mengalami perkembangan. Hal ini tampak ekspresi keceriaan, rasa nyaman dan percaya diri anak-anak. Selain itu Anak-anak luar biasa ini dibantu dari keadaan awal mereka yang tidak bisa mengurus diri sendiri menjadi bisa mengurus diri sendiri, seperti; mandi, ke WC dan berpakaian sendiri, makan tanpa harus disuap, serta bisa bertanya dan minta bantuan ketika mereka membutuhkannya. Dengan demikian, pendampingan personal ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam pelayanan pastoral terhadap anak-anak luar biasa. Cara ini diharapkan bermanfaat bagi orang tua yang memiliki anak luar biasa maupun para guru atau tenaga pelayanan yang bergerak dalam bidang pelayanan ini.

  ABSTRACT

  The title EFFECTIVENESS OF PERSONAL GUIDANCE

  

TOWARDS THE DEVELOPMENT OF EMOTIONAL QUOTIENT OF

CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS IN SLB-C SANG TIMUR CILEDUG

TANGERANG was chosen based upon the dream of the researcher as the

  guide/catechist candidate in pastoral care to facilitate the fulfillment of spiritual needs and personality development of children with special needs. As the number of guidance to the children with special needs is still small in Indonesia, whereas the number of the children themselves is growing in time.

  Responding to such situation, the researcher raise up the topic of personal guidance as an alternative in the pastoral care towards children with special needs. Personal guidance is an alternative in pastoral service to children with special needs, especially their emotional quotient. Personal guidance to this context is closely participation which can control with hand and sight. Thus can be find out the effectiveness of the personal guidance to the emotional development of children with special needs. The aim of the personal guidance held by SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang is to put the existence of the children with special needs into society acknowledgement. The implementation of the personal guidance uses two methods, which is composite method and individual method. In composite method children were grouped according to the mental retardation level, and individual method children were grouped according to their uniqueness from their mental retardation level.

  This script written with research of qualitative method through phenomenology approach, such as describing and analyzing all the data from the observation and interview, then comparing to the reality of the school. The research concern to the personal guidance toward emotional development of children with special needs in SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang. The subject are students from elementary level until senior high. Thus can be find the effectiveness from the personal guidance toward emotional development of children with special needs.

  The personal guidance in SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang brought about positive impact, since the children developed themselves day by day. This can be seen from their expression of happiness, comfort, and confidence. Other than that, these children are facilitated to live independently and socialize like common people. They are facilitated from their initial condition, dependence towards others to being independent, in terms of taking a bath, going to WC, and put their own clothes, eat by themselves, as well as being able to ask for help when they need it. Thus, the personal guidance can be an alternative in pastoral care toward to the children with special needs. This way of pastoral care hope can be useful for parents who have children with special needs or teachers and volunteers whose participate in this kind of ministry.

KATA PENGANTAR

  Dengan penuh kerendahan hati, penulis menghaturkan segala puji, hormat, serta syukur yang tiada henti-hentinya kepada Allah Bapa, Putra, Roh Kudus dan Bunda Maria karena rahmat dan kasih-Nya telah memampukan penulis

  EFEKTIVITAS

  untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul:

PENDAMPINGAN PERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR TANGERANG.

  Melalui hasil refleksi atas studi kateketik yang penulis jalani empat tahun ini terutama refleksi atas panggilan penulis sebagai calon katekis, penulis mencoba menggagas tema skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan kerinduan penulis untuk membuka cakrawala berpikir, mengasah dimensi hati dan pengetahuan sekaligus memberi sumbangan pemikiran bagi seluruh guru/pendamping anak luar biasa dimanapun mereka berada supaya mengetahui dan memiliki pemahaman tentang pendampingan personal, terutama pengetahuan dan pemahaman untuk membantu anak luar biasa untuk bisa hidup mandiri dan berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Empat tahun sudah penulis bergulat dan berproses dalam kampus IPPAK yang sangat penulis cintai ini.tentunya bukan waktu yang singkat. Tak terbilang ilmu yang penulis peroleh, tak terbilang cinta dan perhatian yang penulis alami memahami skripsi ini sebagai puncak akhir studi yang penulis jalani selama empat tahun di kampus IPPAK, sekaligus menjadi awal yang baru bagi penulis untuk meraih mimpi dan masa depan dalam proses kehidupan selanjutnya. Pada kesempatan ini, izinkan penulis dengan setulus hati mengucapkan limpah terima kasih kepada:

  1. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing utama sekaligus dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberikan perhatian, waktu, semangat, motivasi, sumbangan pemikiran dengan penuh kesabaran kepada penulis selama menempuh studi di IPPAK. Terima kasih untuk masukan dan kritiknya sehingga penulis diteguhkan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  2. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum selaku dosen penguji skripsi kedua yang telah memberikan dukungan bagi penulis selama skripsi maupun proses studi yang penulis jalani di kampus ini. Terima kasih untuk segalanya.

  3. Ibu Dra. J. Sri Murtini, M.Si. dosen penguji skripsi ketiga yang selalu memberi dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  Terima kasih Ibu Murti atas senyum Ibu yang meringankan langkahku.

  4. Segenap staf dosen, sekretariat, perpustakaan dan karyawan Prodi IPPAK- USD yang telah begitu banyak melimpahi penulis dengan ilmu, perhatian, dukungan, yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di IPPAK.

  5. Sahabat-sahabat angkatan 2005/2006, terima kasih atas warna-warni indah yang kalian berikan dalam hidup penulis. Sampai jumpa di lain kesempatan.

  6. Keluarga besar SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang yang telah berkenan memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengalami pengalaman yang sungguh berharga dalam diskusi, cengkerama serta canda dan tawa bersama para guru, staf dan khususnya adik-adikku yang sangat spesial. Senyum kalian adalah tenagaku untuk terus melangkah. Terima kasih!

  7. Untuk Mama Lie Piang Kit yang selalu menaruh kepercayaan besar di manapun penulis berada, Sin mung to to Ma!. Hans Caspers (Groningen, NL),

  Dank u well for your support. Ik Hou Van Je Liefste. Ivan Valencic (Slovenia), you are the best I have ever had. Thank you for everything. All the best!

8. Saudara-saudari Komunitas Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria (SS.CC)

  Indonesia, yang pernah berjuang bersama dari tahun 2002 sampai tahun 2008, terima kasih atas warna yang telah kalian berikan pada hidup penulis.

  Penulis sungguh menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan dalam pengetahuan, pengalaman, serta pemahaman yang menyebabkan penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan baru bagi segenap pendamping dan juga adik-adikku terkasih yang sangat spesial di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang.

  Yogyakarta, 4 Juni 2009 Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii ABSTRAK .................................................................................................... viii ABSTRACT.................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI................................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xix

  BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 11 C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 12 D. Rumusan Masalah ............................................................................. 12 E. Tujuan Penulisan............................................................................... 12 F. Manfaat Penulisan............................................................................. 13 G. Metode Penulisan.............................................................................. 14 H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 14

  BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 16 A. Pendampingan Personal .................................................................... 16

  1. Paham Pendampingan Dalam Bimbingan dan Konseling .......... 16

  2. Pendampingan Personal Sebagai Bentuk dari Pelayanan Pastoral ...................................................................... 19

  a. Pengertian Pastoral................................................................. 19

  b. Tujuan pastoral....................................................................... 21

  c. Ciri-ciri Pelayanan pastoral.................................................... 23

  3. Pelayanan Pendampingan di Institusi Pendidikan....................... 26

  a. Landasan Pedagogis ............................................................... 26

  b. Fungsi-fungsi Dalam Pendampingan ..................................... 28

  c. Pola-pola Dasar Pelaksanaan Pendampingan......................... 33

  d. Langkah-langkah Dasar Pelaksanaan Pendampingan............ 35

  B. Kecakapan Emosional....................................................................... 36

  1. Pengertian Emosi ........................................................................ 36

  2. Fungsi Emosi............................................................................... 39

  3. Kecakapan Emosional................................................................. 40

  4. Faktor-faktor Kecakapan Emosional........................................... 43

  a. Mengenali Emosi ................................................................... 44

  b. Mengelola Emosi ................................................................... 44

  c. Memotivasi Diri Sendiri......................................................... 44

  d. Mengenali Emosi Orang Lain ................................................ 45

  e. Membina Hubungan............................................................... 45

  5. Pengaruh Kecakapan Emosional................................................. 46

  C. Anak Luar Biasa................................................................................ 49

  1. Konsep Kata Luar Biasa ............................................................. 49

  2. Pengertian Anak Luar Biasa........................................................ 50

  3. Klasifikasi Anak Luar Biasa ....................................................... 51

  a. Anak Tuna Rungu .................................................................. 51

  b. Anak Tuna Netra .................................................................... 52

  c. Anak Tuna Grahita................................................................. 52

  d. Anak Tuna Daksa................................................................... 55

  e. Anak Tuna Laras .................................................................... 56

  4. Faktor Penyebab Anak Luar Biasa.............................................. 56

  a. Faktor Eksogen ...................................................................... 56

  b. Faktor Endogen ...................................................................... 56

  5. Karakteristik Anak Luar Biasa.................................................... 57

  a. Karakteristik Anak Luar Biasa Ditinjau dari Kepribadian..... 57

  b. Karakteristik Anak Luar Biasa Ditinjau dari Tingkah Laku.. 58

  6. Dasar Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa.......................... 59

  a. Landasan Filosofis ................................................................. 59

  b. Landasan Yuridis ................................................................... 59

  c. Landasan Psikologis dan Pedagogis....................................... 60

  d. Landasan Sosial Ekonomi ...................................................... 60

  7. Tujuan Pendidikan Luar Biasa .................................................... 61

  8. Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa ....................... 62

  a. Sekolah Khusus...................................................................... 62

  b. Pendidikan di Asrama dan Panti Rehabilitasi ........................ 64

  c. Kelas Khusus.......................................................................... 64

  d. Integrasi.................................................................................. 64

  D. Perkembangan Anak Luar Biasa....................................................... 65

  1. Perkembangan Fisik.................................................................... 65

  2. Perkembangan Intelegensi .......................................................... 66

  3. Perkembangan Emosional........................................................... 66

  E. Efektivitas ......................................................................................... 66

  F. Kerangka Pikir ................................................................................. 68

  G. Fokus ................................................................................................ 69

  H. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 69

  BAB III. METODOLOGI, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ................................................................................ 70 A. Metodologi Penelitian ....................................................................... 70

  1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 70

  2. Pemilihan Setting ........................................................................ 70

  3. Subjek Penelitian......................................................................... 71

  4. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 71

  5. Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................... 71

  6. Teknik Analisa Data.................................................................... 72

  B. Hasil Penelitian ................................................................................. 73

  1. Temuan Umum ........................................................................... 73

  a. Latar Belakang SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ...... 73

  b. Tujuan Pendidikan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ................................................................ 75

  c. Tujuan Bidang Kurikulum di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ................................................................ 75

  d. Tujuan Bidang Kesiswaan di SLB-C Sang Timur Tangerang................................................................... 76

  e. Metode yang digunakan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ................................................................ 76

  f. Kegiatan-kegiatan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ................................................................ 77

  g. Tabel Fasilitas-fasilitas di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ................................................................ 80

  2. Temuan Khusus........................................................................... 83

  a. Tabel Tujuan, Indikator dan Kriteria SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ................................................................ 83

  b. Hasil SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ...................... 84

  c. Tabel Tujuan dan Kriteria Pendampingan Personal.............. 86

  C. Pembahasan Data Penelitian ............................................................. 87

  1. Tujuan, indikator, kriteria dan hasil pendampingan personal di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang....................................87

  2. Tabel efektivitas pendampingan personal di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang....................................................93

  D. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 93

  E. Refleksi Kateketis.............................................................................. 94

  BAB IV. PENUTUP ..................................................................................... 96 A. KESIMPULAN ................................................................................. 96

  1. Tujuan SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ............................ 97

  2. Realitas kehidupan siswa-siswi di SLB-C Sang Timur ................. 97

  3. Pendampingan Personal ................................................................. 97

  4. Efektivitas Pendampingan Personal............................................... 98

  5. Faktor-faktor Pendukung Pendampingan Personal........................ 98

  6. Faktor-faktor Penghambat Efektivitas Pendampingan Personal......99

  B. SARAN ............................................................................................. 99

  1. Kepada Yayasan SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang............ 100

  2. Bagi para guru SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang................ 100

  3. Bagi orangtua siswa-siswi SLB-C Sang Timur ............................ 100 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 101 LAMPIRAN.................................................................................................. 103

  Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin melaksanakan Penelitian (i) Lampiran 2 : Panduan Pertanyaan Wawancara (ii) Lampiran 3 : Deskripsi Hasil Wawancara (iii-v) Lampiran 4 : Persetujuan Hasil Wawancara dari para Responden (vi) Lampiran 5 : Struktur Organisasi SLB-C Sang Timur (vii) Lampiran 6 : Tata Tertib Guru SLB-C Sang Timur (viii-xvii) Lampiran 7 : Jadwal Mata Pelajaran SLB-C SangTimur (xviii)

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  Perjanjian Baru dan Kitab Suci Perjanjian Lama terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 2006.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  G.S : Gaudium et Spes : Konstitusi Pastoral tentang Gereja di dunia KHK : Kitab Hukum Kanonik

  C. Singkatan Lain

  CP : Celeberal Palcy E.Q : Emotional Quotient Gbr : Gambar

  I.Q : Intelligent Quotient SD : Sekolah Dasar SLB-C : Sekolah Luar Biasa untuk anak Tunagrahita SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama TK : Tingkat Kanak-Kanak WC : Water Closet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”, ungkapan ini mau menegaskan bahwa untuk mampu mengasihi orang lain harus terlebih dahulu mengenal orang-orang tersebut. Kemudian, barulah orang memiliki rasa mencintai. Mengenal bisa dalam arti mengetahui akan latar belakang seseorang, karakter dan sifat-sifatnya serta pergulatan hidup mereka sehari-hari. Mengenal terlebih dahulu merupakan faktor yang sangat ditekankan dalam membantu seseorang untuk melewati proses tertentu dalam hidup ini. Kegiatan pendampingan ini merupakan pelayanan yang diselenggarakan oleh manusia dan untuk manusia dengan berdasarkan hakikat keberadaan manusia tersebut. Artinya bahwa pelayanan tersebut diselenggarakan oleh manusia dengan segenap derajat dan martabat serta keunikan masing-masing. Pelayanan ini diselenggarakan demi tujuan-tujuan yang agung, mulia dan positif bagi kehidupan manusia dalam menuju manusia seutuhnya, baik manusia sebagai individu maupun kelompok. Syarat untuk mengenal dalam pendampingan meliputi mendengar secara empatik dan reflektif. Hal ini berlaku untuk semua kalangan manusia, baik dari segi usia, profesi, tingkat intelektual maupun budaya. Berita mengenai pendampingan sering kali muncul di media massa di Indonesia, baik media cetak maupun elektronik pada saat ini. Berita mengenai pendampingan ini mulai mendapat perhatian yang serius daripada sebelumnya. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia yang terus berkembang dan semakin kompleks.

  “Penyakit tidak mendengar, penyakit tidak memperhatikan, menjadikan saya susah” (Sheakespeare ; Henry IV). Sepenggal kalimat yang terdapat dalam novel karya Sheakspeare yang berjudul Henry IV ini ingin mengungkapkan dasar dari proses pendampingan itu sendiri, yaitu mendengar secara empatik dan reflektif. Pada umumnya yang ada dalam benak para pendamping hanyalah pendampingan kepada orang-orang normal. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika yang didampingi tersebut adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus yaitu mereka yang dikenal dengan sebutan anak-anak luar biasa. Dalam proses pendampingan terhadap anak-anak luar biasa ini, mengenal dan mengetahui terlebih dahulu keadaan dan latar belakang anak tersebut juga sangat ditekankan.

  Bahkan para pendamping diharapkan harus memiliki kepekaan yang satu ini, karena anak-anak luar biasa yang mengalami keterbelakangan mental membutuhkan perhatian lebih khusus dibandingkan dengan anak-anak “normal” pada umumnya.

  Keterbelakangan mental dalam bahasa asingnya disebut mental

  

retardation (perkembangan mental yang lambat) bukanlah suatu penyakit yang

  dialami oleh seseorang. Tetapi keterbelakangan mental ini lebih merupakan suatu kondisi keterbatasan intelektual yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi atau menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Pada tahun 1992, perubahan dalam memandang keterbelakangan mental terlihat lebih nyata. Seseorang baru dapat dikatakan memiliki keterbelakangan mental, selain IQ di bawah 75 juga kalau mereka mengalami hambatan sedikitnya dalam dua dari sepuluh area kemampuan adaptif. Perkumpulan cacat mental Amerika (AAMR=American Association on Mental Retardation) merumuskan kemampuan adaptif tersebut antara lain: komunikasi, bantu diri, kerumahtanggaan, sosialisasi, fungsi komunitas, pengarahan diri, kesehatan, keamanan, fungsi akademis, waktu luang dan kegiatan kejuruan. Rumusan tersebut tentu saja semakin memperkuat kenyataan bahwa seorang anak yang meskipun memiliki IQ di bawah 75 namun dapat berfungsi baik di lingkungannya karena ada segi EQ yang mengimbangi kemampuan adaptif anak tersebut, maka hal ini sangatlah berbeda dengan predikatnya sebagai keterbelakangan mental.

  Biasanya keterbelakangan mental ini muncul sejak lahir atau sejak masih kanak-kanak. Itu sebabnya keterbelakangan mental digolongkan ke dalam gangguan perkembangan. Hal ini hanya meliputi usia kanak-kanak yang masih di bawah usia 18 tahun. Jadi orang dewasa yang mengalami cedera pada otaknya akibat kecelakaan atau mengalami penyakit seperti Alzhemeimer yang dialami mantan presiden Ronald Reagan, tidak dapat dikategorikan keterbelakangan mental meskipun memiliki ciri yang sama, yakni menurunnya fungsi kognitif, yang sering diartikan sebagai kemampuan berpikir seseorang. Oleh sebab itu tanggungjawab orang tua bukan saja melahirkan, membesarkan dan memenuhi semua kebutuhan anaknya tetapi juga berperan aktif dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak agar mampu menghadapi dan memecahkan segala macam persoalan hidup sehari-hari. Tugas ini akan terasa semakin berat bila anak yang dilahirkan mengalami keluarbiasaan atau kecacatan yang disebabkan oleh fisik maupun mental. Anak luar biasa mengalami kesulitan dalam kemampuan kognitif yang erat kaitannya dengan proses berpikir seperti bahasa, belajar dan ingatan serta kemampuan motorik, namun juga kemampuan yang erat kaitannya dengan kemampuan emosi dan sosial, seperti mengontrol diri, menahan rasa marah, memecahkan masalah-masalah sosial dan keterbatasan interpersonal lainnya. Pada dasarnya anak luar biasa sama seperti anak normal. Mereka melewati tahap perkembangan yang hampir sama dengan anak normal, membutuhkan afeksi yang sama seperti anak normal, tumbuh dan berkembangan seperti anak pada umumnya. Mereka juga memiliki kapasitas untuk belajar, sekalipun dengan kualitas dan tempo yang berbeda. Perbedaannya, mereka lebih lambat dan sering kali menemui kesulitan ketika mempelajari atau menguasai suatu keterampilan dasar tertentu.

  Namun perlu diketahui bahwa tingkat kecakapan emosional anak luar biasa tidak sepenuhnya menyatakan bahwa anak tersebut tidak mampu berbuat apa-apa lagi, selain mengharapkan bantuan dari orang sekitarnya dan mengekspresikan emosi mereka secara tidak beraturan. Sejauh ada pendampingan personal dan intensif maka anak luar biasa dapat tumbuh normal selayaknya seperti anak “normal” lainnya. Dengan demikian anak dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi tuntunan hidup sehari-hari, misalnya dapat mengurus diri sendiri mulai dari mandi, berpakaian, makan, minum, berpergian, berbelanja, dan bahkan berinteraksi dengan orang lain.

  Untuk mencapai tujuan tersebut orangtua perlu sedapat mungkin mengusahakan agar anak yang mengalami keluarbiasaan mendapat kesempatan untuk dididik di bangku sekolah agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada mereka khususnya dalam aspek sosialisasi yaitu kecerdasan emosional.

  Perkembangan potensi ini bisa meliputi antara lain; perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan-keterampilan seperti yang tertuang dalam kurikulum pendidikan luar biasa yang menjelaskan bahwa pendidikan luar biasa bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental serta kelainan perilaku agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan. Meskipun sekolah menjamin terbentuk suatu individu sesuai dengan yang diharapkan, namun perlu diakui bahwa bagi kasus anak luar biasa ini membutuhkan pendampingan khusus yang intensif, dengan demikian seorang individu dapat berkembang lebih optimal dan anak dapat belajar dalam banyak aspek baik dari segi individual mapun sosial budaya yang menjadi bekal masa depannya.

  Perhatian pemerintah dalam bidang pendidikan tidak hanya bagi orang normal saja tetapi juga bagi anak-anak yang mengalami keluarbiasaan sebagai manifestasi dari UUD 1945 pasal 31 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara

  

berhak mendapat pengajaran”. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya

  sekolah-sekolah luar biasa, bantuan sarana dan prasarana bagi pendidikan anak luar biasa serta dibukanya jurusan-jurusan Pendidikan Luar Biasa di perbagai Perguruan Tinggi. Tidak hanya itu, perhatian dunia pada saat ini sangat intensif dalam melindungi anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental atau mereka yang mempunyai kebutuhan khusus. Dalam artikel ke 23 dari dokumen PBB tentang perlindungan terhadap hak-hak anak sedunia menyatakan sebagai berikut: “anak-anak yang memiliki keterbelakangan harus mendapat perhatian

  

secara khusus dan dukungan sehingga mereka dapat hidup layak dan menjadi

manusia yang seutuhnya merdeka” (Universal Declaration of Human Rights,

  1948-1998) Perlu ditekankan lagi bahwa keberhasilan anak luar biasa di sekolah tidak hanya ditentukan oleh guru yang profesional dengan peralatan yang canggih tetapi lebih dari itu sejauh mana peranan pendamping dalam memberikan pendampingan personal secara intensif guna memperkembangan kepribadian dan potensi-potensi yang ada dalam diri anak. Namun pada kenyataannya banyak pendamping yang belum begitu memahami dan mengerti bahwa pendamping personal sangat membawa pengaruh positif bagi perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa. Penulis mengamati bahwa pendampingan yang diberikan kepada anak yang memiliki kebutuhan khusus masih belum begitu maksimal. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor intern maupun ekstern. Faktor intern berasal dari keadaan anak itu sendiri yaitu; tingkat kecacatan mental yang dialami anak tersebut mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap materi-materi yang diberikan oleh pendamping. Sering kali anak-anak luar biasa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menyerap satu materi saja. Hal ini terjadi di SLB-C Sang Timur bahwa banyak anak luar biasa hanya menghabiskan waktu satu semester untuk mempelajari materi Speech Terapy, yaitu salah satu materi yang ada dalam kurikulum SLB-C. Padahal dalam satu semester terdapat lebih dari satu materi yang harus dipelajari. Disamping itu suasana hati anak luar biasa yang dipengaruhi oleh suasana kelas dan lingkungan sekolah juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak-anak luar biasa ini. Sebagai contoh di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ini, bahwa banyak anak luar biasa yang sudah lulus tetapi masih ingin kembali untuk bersekolah di tempat yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai ikatan batin yang sulit untuk bisa dilepaskan begitu saja. Karena suasana mereka betah dan merasa at home.

  Sedangkan untuk faktor eksternnya bisa dari kualitas para pendamping, pola pendampingan, sarana dan prasarana, suasana lingkungan sekolah serta kurikulum yang dipakai oleh sekolah tersebut. Tentunya semua faktor ini saling mendukung di dalam proses pembelajaran. Kualitas para pendamping untuk sekolah luar biasa pada umumnya adalah sarjana pendidikan untuk disiplin ilmu mengenai anak- anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Namun kualitas ini tidaklah menentukan seseorang mampu menangani segala yang terjadi di lapangan tanpa dukungan dari faktor-faktor yang disebutkan tersebut. Seorang pendamping untuk anak-anak luar biasa ini haruslah memiliki rasa cinta terhadap anak-anak luar biasa ini. Kesabaran serta pengertian dari pendamping merupakan modal untuk menumbuhkan rasa cinta tersebut terhadap mereka yang spesial ini.

  Penulis pernah menjadi tenaga volunteer di L’Arche Community yang melayani anak-anak disabilities ketika masih tinggal di Manila, Filipina pada tahun 2005 yang lalu. Dari pengalaman tersebut penulis banyak belajar mengenai pola pendampingan yang diterapkan oleh L’Arche Community. Salah satunya adalah mengembangkan relasi dengan rasa saling memiliki yaitu menumbuhkan afeksi anak-anak bahwa mereka berharga dan dikasihi oleh para pendamping.

  Memang hal ini tidaklah mudah, karena yang didampingi adalah anak-anak luar biasa yang jelas berbeda dengan anak-anak “normal” lainnya. Proses pendampingan dalam institusi ini lebih memperhatikan keadaan dari tingkat kecacatan atau kebutuhan anak dibandingkan dengan penerapan kurikulum yang ada. Akan tetapi hal ini tidak berarti meninggalkan kurikulum sama sekali. Penulis juga pernah menjalani masa live-in selama 2 bulan penuh di institusi anak luar biasa yang lain di Pampangga, Filipina pada tahun yang sama juga. Di institusi yang satu ini, penulis menemukan bahwa metode pendampingan lebih banyak mengikuti kurikulum dan agak kurang memperhatikan secara ekstra terhadap keadaan atau tingkat kecacatan anak. Sehingga keadaan anak-anak yang ada dalam institusi tersebut tidak banyak mengalami perkembangan. Dari dua pengalaman tersebut penulis mendapat gambaran tentang pola pendampingan yang mesti diterapkan pada anak-anak luar biasa serta sarana dan prasana yang mendukung kelancaran pendampingan tersebut. Sehingga kurikulum yang diterapkan bisa berjalan lancar dan perkembangan keadaan anak-anak luar biasa juga semakin baik.

  Untuk itu dalam karya tulis ini penulis tergerak hendak mengkaji lebih dalam dan ingin mencari tahu sejauh mana keterlibatan para pendampingan dalam memberikan pendampingan personal kepada anak luar biasa serta apa pergaruhnya terhadap perkembangan kecakapan emosional bagi anak luar biasa.

  Maka penulis mengangkat judul: “EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN PERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL ANAK LUAR BIASA DI SLB-C SANG TIMUR CILEDUG TANGERANG”.

  SLB-C Sang Timur, Ciledug Tangerang ini didirikan oleh Kongregasi Suster Sang Timur pada tahun 1992 dengan visi utama yaitu membantu anak didik supaya mampu hidup mandiri dalam masyarakat dan membantu menumbuhkembangkan potensi diri anak didik sehingga mereka mampu menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ini memiliki tiga tingkat pendidikan yaitu; Sekolah Tingkat Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Seiring dengan perkembangan kebutuhan para siswa luar biasa ini, maka Yayasan Sang Timur kemudian mendirikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada tahun 2007 dengan visi dan misi yang sama. Sampai saat ini jumlah siswa secara keseluruhan ada 120 anak.

  Walaupun sekolah ini adalah sekolah untuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus, tetapi yayasan Sang Timur ini hanya menerima mereka yang mengalami keterbelakangan mental saja seperti autisme, celeberal palsy, down

  

syndrome. Artinya SLB-C Sang Timur tidak menerima siswa yang memiliki cacat

  ganda yaitu mental dan fisik. Hal ini ditetapkan dengan alasan bahwa jika menerima siswa yang memiliki cacat ganda maka membutuhkan tenaga yang ekstra. Selain itu, yayasan ini hanya ingin memfokuskan kepada mereka yang mengalami keterbelakangan mental saja sehingga penanganannya lebih terarah.

  SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang memiliki kurikulum pendidikan untuk sekolah luar biasa sesuai dengan Sisdiknas, namun tetap memperhatikan keadaan siswa masing-masing. Proses belajar mengajar berlangsung dari pukul 07.00 sampai dengan 13.00 WIB dari hari Senin sampai hari Sabtu. Untuk tenaga pendidik yang ada di SLB-C Sang Timur ini rata-rata berpendidikan Sarjana Pendidikan dan pada umumnya mereka ada tenaga pendidik perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa kurang adanya minat dari kaum tenaga pendidik laki-laki dalam dunia pendidikan anak luar biasa. Persoalan ini tidak hanya dialami oleh SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang, namun hampir seluruh SLB yang ada di Indonesia dan negara lain juga mengalami hal yang serupa. Persoalan ini sudah berlangsung sejak lama. Maka banyak institusi dan sekolah untuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus sering kali mengharapkan adanya perkembangan tenaga pendidikan laki-laki. Dengan demikian perkembangan emosional anak- anak luar biasa bisa seimbang. Memiliki gambaran seorang figur ibu dan ayah. Hal ini diperkuat dengan sering kali penulis berdiskusi dan mendengar pengalaman para guru dan tenaga sukarelawan dalam bidang pendampingan anak luar biasa, baik di negara Indonesia sendiri maupun di negara lain. Maka dari itu penulis dengan yakin dan pasti untuk tetap akan menekuni bidang pendidikan anak luar biasa ini dan berharap mampu menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi mereka yang sangat spesial ini. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan semua manusia sesuai dengan citra-Nya sendiri maka dari itu setiap manusia disebut saudara dengan derajat dan martabat yang sama walaupun masing-masing pribadi memiliki keunikan tersendiri.

  Dengan menempuh pendidikan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ini, anak-anak mendapat perhatian dari segi fisik maupun mental. Dengan latar belakang pendidikan tenaga pendidikan yang mendukung pemenuhan kebutuhan dari anak-anak yang spesial ini. Pendamping menyadari bahwa anak-anak spesial ini tidak bisa sembuh sepenuhnya seperti anak normal lainnya. Namun perlu diketahui bahwa apa yang telah dan akan diberikan oleh para pendamping kepada mereka dalam bentuk pendampingan adalah sesuatu yang nyata dan berguna bagi kehidupan mereka setiap hari.

B. Identifikasi Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan pendampingan personal dan sejauh manakah pendampingan personal mempengaruhi perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

  2. Sejauh mana para pendamping melaksanakan pendampingan personal untuk membantu perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

  3. Bagaimana kualitas para pendamping mempengaruhi perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

  4. Mengapa anak luar biasa betah sekolah di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

  5. Sejauh mana kurikulum di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ini dapat membantu perkembangan kecakapan emosional anak-anak luar biasa?

  6. Bagaimana perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa selama menempuh pendidikan di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

  7. Metode dan sarana apa sajakah yang dipakai oleh SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang ini dalam mendampingi anak-anak luar biasa?

  C. Pembatasan Masalah

  Mengingat bahwa fokus dunia anak luar biasa begitu luas, maka sesuai dengan judul penelitian ini, penulis membatasi permasalahan dan memberi perhatian pada efektivitas pendampingan personal dalam memperkembangan kecakapan emosional anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang.

  D. Rumusan Masalah

  1. Apa tujuan pendampingan personal dalam memperkembangkan kecakapan emosional anak luar biasa?

  2. Apakah yang dimaksud dengan kecakapan emosional?

  3. Apakah efektivitas pendampingan personal terhadap perkembangan kecakapan emosional

  4. Faktor-faktor manakah yang mendukung/penghambat efektivitas pendampingan personal tersebut?

  E. Tujuan Penulisan

  Penelitian adalah usaha untuk mencari kebenaran suatu masalah maka bertolak dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

  1. Apakah pendampingan personal dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam membantu perkembangan kecakapan emosional anak luar biasa?

  2. Seberapa efektif pendampingan personal dalam memperkembangkan kecakapan emosional anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang?

  3. Mendeskripsikan faktor-faktor manakah yang mendukung efektivitas pendampingan personal?

F. Manfaat Penulisan

  1. Bagi Peneliti Dengan memahami efektivitas pendampingan personal bagi anak luar biasa di SLB-C Sang Timur, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan keterampilan penulis.

  2. Bagi SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung setiap tenaga pendamping yang ada di SLB-C Sang Timur dalam mendampingi anak luar biasa selama proses belajar mengajar, sehingga pendampingan personal ini bermanfaat bagi kedua belah pihak.

  3. Bagi para pendamping dan orang tua anak luar biasa Sekirannya hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pendamping anak luar biasa juga orang tua yang memiliki anak luar biasa yang masih mengalami kesulitan dalam mendampingi anak luar biasa.

  4. Bagi anak luar biasa di SLB-C Sang Timur Ciledug Tangerang