PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Sepanyul) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP

PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA

(Studi di Posyandu Lansia Desa Sepanyul)

  

ELLIN PUJI APRILLIA

143210061

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP

PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA

(Studi di Posyandu Lansia Desa Sepanyul)

  SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada

  Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  Ellin Puji Aprillia 143210061

  

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

  

MOTTO

  “ Hidup itu bagaikan kupu-kupu dimana untuk menjadi indah perlu perjuangan yang tidak mudah” “ Belajar, Berusaha dan Berdoa”

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan karunia dan hidayah- Nya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan tepat waktu. Karya tulis ini saya persembahkan kepada :

  1. Kedua orang tua saya, ayah Yatemo dan Ibu tercinta Partiningsih yang selalu memberikan cinta kasih tak terhingga dan doa yang tulus untuk anak-anaknya.

  Terimakasih untuk setiap tetes keringat untuk biaya pendidikan saya. Bahagia kalian tujuan saya.

  2. Adik serta keluarga yang selama ini memberikan dukungan saya untuk dapat menyelesaikan pendidikan Sarjana.

  3. Semua dosen yang telah memberikan bimbingan selama saya kuliah di STIKES ICME JOMBANG.

  4. Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep., Ns., M.Kep dan Ibu Iva Milia Hani R, S.Kep., Ns., M.Kep, terimakasih karena telah meluangkan waktunya dan penuh sabar dalam memberikan bimbingan dalam mengerjakan tugas akhir. InsyaAllah dospem tercinta. terimakasih pula kepada Bapak H. Imam Fatoni, S.KM., MM selaku peguji utama.

  5. Mas dodik santoso, lelaki yang sabarnya berlebih yang sudah menjadi teman, sahabat dan yang terkasih terimakasih untuk support yang tak pernah henti.

  6. Teman-teman Abah Squad’s yang selalu berperan di balik layar mendukung saya dalam mengerjakan tugas akhir dan memberikan pengalaman baru.

  7. Teman-teman kelompok 2 yang telah banyak membantu, menemani, mengajarkan dan mengingatkan dalam mengerjakan tugas akhir.

  8. Teman teman kelas VIII-B program studi S1 keperawatan yang 4 tahun ini sudah berjuang bersama dalam meraih cita-cita.

  9. Semua orang yang pernah hadir dalam hidup saya, terimakasih atas pelajaran hidupnya.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia (Studi di Posyandu Lansia Desa Sepanyul)”. Pada penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, peneliti mengucapkan terimakasih kepada : H. Imam Fatoni, S.KM.,MM. selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pembimbing I, Iva Milia Hani R, S.Kep.,Ns., M.Kep. selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak memberikan arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Ibu dosen program studi Sarjana Keperawatan STIKes ICMe Jombang beserta stafnya, Puskesmas Blimbing Gudo yang telah memberikan ijin, Kepala Desa Sepanyul yang telah memberikan ijin penelitian, Kedua orangtua yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan, dan teman-teman sejawat Ilmu Keperawatan yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari sebagai manusia biasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari pembaca. Besar harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan.

  Jombang, 24 Juli 2018 Penulis

  

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP

PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA

( Studi di Posyandu Lansia Desa Sepanyul )

  

Oleh : Ellin Puji Aprillia

Kadar asam urat pada lansia akan mengalami peningkatan diatas normal. Peningkatan

produksi asam urat terjadi akibat : produksi asam urat berlebih, pembuangan asam urat

berkurang, kombinasi produksi asam urat berlebih dan pembuangan berkurang. Daun

salam memiliki senyawa flavonoid yang membantu mengeluarkan kadar asam urat. Tujuan

penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap

penurunan kadar asam urat pada lansia di Posyandu Lansia Desa Sepanyul.

  Desain penelitian menggunakan analitik pra-eksperimental dengan one-group pre-

post test design . Populasi dalam penelitian adalah semua lanjut usia 60-74 tahun di

posyandu lansia desa sepanyul sebanyak 33 lansia. Sampel penelitian sebanyak 30 lansia

dengan teknik sampling menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian

pemberian air rebusan daun salam dengan lembar observasi dan pengukuran asam urat

menggunakan GCU. Pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating, analisa data

menggunakan uji Wilcoxon.

  Hasil penelitian sebelum pemberian air rebusan daun salam seluruh lansia memiliki

kadar asam urat tidak normal sebanyak 30 lansia (100%). Setelah pemberian air rebusan

daun salam hampir seluruh lansia memiliki kadar asam urat normal sebanyak 26 lansia

(86,7%). Uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,000 <α = 0,05 maka H1 diterima. Kesimpulan penelitian ini ada pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia di posyandu lansia desa sepanyul.

  Kata kunci : lansia, asam urat, daun salam

  

ABSTRACT

EFFECT GIVING BAY LEAVES WATER TO DECREASE URIC ACID LEVELS IN

ELDERLY

(At Posyandu Lansia Desa Sepanyul)

  

By: Ellin Praise Aprillia

Levels uric acid elderly will experience an increase above normal. Increased

production uric acid results from: excess uric acid production, reduced uric acid removal,

combination excess uric acid production and reduced disposal. The laurel leaves have

flavonoid compounds that help remove uric acid levels. The purpose study to analyze the

effect water supply of bay leaves decoction decrease uric acid levels in elderly in Posyandu

Lansia Desa Sepanyul.

  The study design used pre-experimental analytics with one-group pre-post test design.

The population in the study were all elderly people aged 60-74 at posyandu lansia desa

sepanyul as much as 33 elderly. The sample of research is 30 elderly with sampling

technique using simple random sampling. Instrument research giving water decoction of

bay leaves observation sheet and measurement of uric acid using GCU. Data processing

editing, coding, scoring, tabulating, data analysis using Wilcoxon test.

  The result the research before giving boiled water of bay leaves all elderly have

abnormal uric acid level of 30 elderly (100%). After administration boiled water leaf

greetings almost all elderly have normal uric acid level as many as 26 elderly (86,7%).

Statistical test with p-

value = 0,000 <α = 0.05 then H1 is accepted.

  The conclusion this study is the effect of water supply boiled bay leaves to decrease uric acid levels in elderly in Posyandu Lansia Desa Sepanyul.

  Keywords: elderly, gout, bay leaf

  

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ................................................................................................

  SAMPUL DALAM ............................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iv PERSETUJUAN PROPOSAL/SKRIPSI ........................................................... v LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii MOTTO .............................................................................................................. viii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x ABSTRAK ......................................................................................................... xi ABSTRAC ......................................................................................................... xii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR

  ………………………………………………………xvii DAFTAR LAMPIRAN ……...……………………………………..........xviii

  

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

  1.1 Latar belakang .................................................................................. 1

  1.2 Rumusan masalah ............................................................................. 3

  1.3 Tujuan penelitian .............................................................................. 4

  1.3.1 Tujuan umum ....................................................................... 4

  1.3.2 Tujuan khusus ...................................................................... 4

  1.4 Manfaat penelitian ............................................................................ 4

  1.4.1 Manfaat teoritis .................................................................... 4

  1.4.2 Manfaat praktis ..................................................................... 4

  

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

  2.1 Konsep lansia ............................................................................................... 6

  2.1.1 Definisi lansia ................................................................................... 6

  2.1.2 Batasan lanjut usia ............................................................................ 6

  2.1.3 Proses menua .................................................................................... 6

  2.1.4 Teori-teori proses menua .................................................................. 7

  2.1.5 Perubahan-perubahan pada lansia .................................................... 9

  2.2 Konsep daun salam ...................................................................................... 17

  2.2.1

  2.2.3 Manfaat daun salam untuk kesehatan .............................................. 19

  4.8.1 Bahan dan alat .................................................................................. 41

  4.4.1 Populasi ............................................................................................ 36

  4.4.2 Sampel .............................................................................................. 36

  4.4.3 Sampling .......................................................................................... 37

  4.5 Kerangka kerja ............................................................................................. 38

  4.6 Identifikasi variabel ...................................................................................... 39

  4.7 Definisi operasional ..................................................................................... 40

  4.8 Pengumpulan dan analisis data ..................................................................... 41

  4.8.2 Instrumen........................................................................................... 41

  4.3.2 Tempat penelitian ............................................................................. 36

  4.8.3 Prosedur penelitian ........................................................................... 41

  4.8.4 Cara analisis data............................................................................... 42

  4.8.5 Analisa data ...................................................................................... 45

  4.9 Etika penelitian ............................................................................................. 46

  4.10 Keterbatasan penelitian .............................................................................. 49

  

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 50

  5.1 Hasil penelitian.............................................................................................. 50

  4.4 Populasi, sampel dan sampling .................................................................... 36

  4.3.1 Waktu penelitian .............................................................................. 36

  2.2.4 Penggunaan dalam pengobatan tradisional ...................................... 21

  2.3.7 Faktor resiko ..................................................................................... 28

  2.3 Konsep asam urat ......................................................................................... 22

  2.3.1 Definisi ............................................................................................. 22

  2.3.2 Etiologi ............................................................................................. 24

  2.3.3 Cara pemeriksaan kadar asam urat ................................................... 26

  2.3.4 Klasifikasi ........................................................................................ 26

  2.3.5 Gejala ............................................................................................... 27

  2.3.6 Organ tubuh yang berpotensi terserang ............................................ 27

  2.3.8 Pencegahan ....................................................................................... 28

  4.3 Waktu dan tempat penelitian ........................................................................ 36

  2.3.9 Upaya penanganan awal ................................................................... 29

  2.4 Pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia ................................................................................... 30

  

BAB 3 KERAGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ............................... 32

  3.1 Kerangka konseptual .................................................................................... 32

  3.2 Hipotesis ....................................................................................................... 33

  

BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................... 34

  4.1 Jenis penelitian ............................................................................................. 34

  4.2 Rancangan penelitian ................................................................................... 35

  5.1.1 Gambaran umum tempat penelitian ..................................................... 50

  5.1.3 Data khusus ......................................................................................... 52

  5.2 Pembahasan .................................................................................................. 55

  5.2.1 Kadar asam urat sebelum pemberian air rebusan daun salam pada lansia di Posyandu Lansia Desa Sepanyul .......................................... 55

  5.2.2 Kadar asam urat sesudah pemberian air rebusan daun salam pada lansia di Posyandu Lansia Desa Sepanyul .......................................... 60

  5.2.3 Analisa kadar asam urat sebelum dan sesudah pemberian air rebusan daun salam pada lansia di Posyandu Lansia Desa Sepanyul ............... 62

  

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 65

  6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 65

  6.2 Saran ............................................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67 LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 One-group pre-post test design

  35 ……………………………...

Tabel 4.2 Definisi operasional pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia di

  40 Posyandu Lansia Desa Sepanyul ……………………………

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin studi di Posyandu Lansia Desa Sepanyul pada bulan mei

  51 2018 …………………………………………………………

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia studi di

  52 Posyandu Lansia Desa Sepanyul pada bulan mei 2018 ……...

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat asam urat studi di Posyandu Lansia Desa Sepanyul pada bulan mei

  52 2018 …………………………………………………………

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pola makan studi

  52 di Posyandu Lansia Desa Sepanyul pada bulan mei 2018 …...

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar asam urat sebelum pemberian air rebusan daun salam di Posyandu

  53 Lansia Desa Sepanyul pada bulan mei 2018 ………………...

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar asam urat sesudah pemberian air rebusan daun salam di Posyandu

  Lansia Desa Sepanyul pada bulan mei 2018 ………………...

  53 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar asam urat sebelum dan sesudah pemberian air rebusan daun salam di Posyandu Lansia Desa Sepanyul pa da bulan mei 2018 ……...

  54

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada

  lansia di Posyandu Lansia Desa Sepanyul Kecamatan Gudo …………………………………………………….. 32

Gambar 4.1 Kerangka kerja pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia di

  Posyandu Lansia Desa Sepanyul

  38 …………………………

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Jadwal penelitian Lampiran 2 Permohonan menjadi responden Lampiran 3 Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 4 Lembar observasi Lampiran 5 Standart operasional prosedur pemeriksaan kadar asam urat Lampiran 6 Standart operasional prosedur pembuatan air rebusan daun salam Lampiran 7 Surat pernyataan perpustakaan Lampiran 8 Surat izin pengambilan data Lampiran 9 Surat balasan studi pendahuluan dari puskesmas Lampiran 10 Surat izin penelitian dari dinas kesehatan Lampiran 11 Surat izin penelitian dari puskesmas Lampiran 12 Surat balasan penelitian dari puskesmas Lampiran 13 Surat selesai penelitian dari puskesmas Lampiran 14 Tabulasi data umum Lampiran 15 Lembar observasi pemeriksaan kadar asam urat sebelum pemberian air rebusan daun salam pada lansia Lampiran 16 Lembar observasi pemeriksaan kadar asam urat sesudah pemberian air rebusan daun salam pada lansia Lampiran 17 Tabulasi data khusus Lampiran 18 Hasil uji SPSS Lampiran 19 Lembar konsultasi Lampiran 20

  Daftar hadir peserta ujian proposal skripsi kelompok lain Lampiran 21 Dokumentasi penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Gout Artritis merupakan salah satu penyakit radang sendi. Gout artritis dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama asam urat. Asam urat merupakan hasil dari pemecahan purin didalam tubuh yang terdapat didalam darah dan urin. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Asam urat yang terdapat di dalam tubuh kita tentu saja kadarnya tidak boleh berlebihan (Ode, 2012).

  Pemicu peningkatan kadar asam urat salah satunya proses penuaan pada lansia. Menurut WHO lansia merupakan seseorang yang berusia diatas 60 tahun. Lansia mengalami proses penuaan dengan begitu secara progresif akan kehilangan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan akan menumpuk semakin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang sering dialami lansia salah satunya asam urat. Perjalanan asam urat ditandai dengan rasa nyeri pada kaki dan hasil pemeriksaan kadar asam urat lebih pada laki

  • – laki >7, sedangkan pada perempuan >5,7 (IP.Suiraoka, 2012). Penatalaksanaan asam urat salah satunya dengan menggunakan pemberian air rebusan daun salam. Data World Heatlh Organization (2007) penderita asam urat sekitar 230 juta, akan terus meningkat pada tahun 2020. Kejadian asam urat akan terus meningkat baik pada negara maju maupun negara berkembang. Sedangkan
jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1% jiwa. Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan di perkirakan pada tahun 2025, jumlahnya mencapai 36 juta jiwa, Jika di lihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi, presentase lansia diatas 10% sekaligus paling tinggi ada di provinsi Jawa timur (10,40%) (Ning Sri Rahayu, 2016). Dari data (Dinkes Jombang, 2014) di ketahui bahwa jumlah lansia pada tahun 2016 terdapat 182,096, tertinggi berada di kecamatan gudo sebanyak 7.392 lansia dan sasaran pra lansia dan lansia yaitu 10.481 total lansia yang berada di Kabupaten Jombang adalah 71%. Penderita asam urat di Indonesia sebanyak 11,9% dan di Jawa Timur sebanyak 26,4% (Kemenkes RI, 2013). Penderita asam urat di Jombang sebanyak 16.225 orang. Pendapat ini sesuai dengan laporan hasil penelitian bahwa penderita asam urat di Sulawesi Selatan dari waktu ke waktu semakin meningkat, menunjukan asam urat menyerang 10% pada laki-laki dan 4% pada perempuan (Dinaria, 2015). Dari hasil studi pendahuluan yang di lakukan di Desa Sepanyul menunjukan dari 134 lansia yang aktif posyandu 65 lansia yang memiliki kadar asam urat berlebih.

  Faktor penyebab asam urat meliputi usia, obesitas, pola makan tinggi purin, konsumsi alkohol berlebih, penggunaan obat-obatan yang meningkatkan asam urat, cedera sendi dan stress. Dampak dari kadar asam urat yang berlebih menyebabkan nyeri terutama pada malam hari atau pagi hari bangun tidur, kesemutan, bengkak, panas dan kemerahan pada sendi yang terserang (Ode, 2012). Kadar asam urat yang tinggi dan tidak dilakukan pengobatan akan menimbulkan asam urat kronik. Masyarakat akan melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan dan dilakukan pemeriksaan asam urat menggunakan fotometer maupun stick apabila dampak yang dirasakan sudah mengganggu dalam aktivitas sehari-hari. Daun salam mengandung flavonoid yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah dan menghindari gejala inflamasi (Dinaria, 2015). Dengan flavonoid dalam air rebusan daun salam bermanfaat untuk megurangi kadar asam urat dalam darah dan dapat mengurangi rasa nyeri pada kaki yang biasa timbul ketika terjadi peningkatan kadar asam urat (Agoes, 2010).

  Pengobatan asam urat dapat menggunakan terapi farmakologi seperti

  

allopurinol, ibuprofen, piroxicam, dan dexamethasone maupun non

  farmakologi seperti tempuyung, daun salam, daun sendok, daun seledri dan sambiloto (Sustrani, Alam & Hadibroto 2004). Penggunaan terapi farmakologi secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping pada tubuh, oleh karena itu diperlukan alternatif lain yang akan lebih efektif dan terjamin keamananya untuk tubuh. Sebagian masyarakat belum mengetahui manfaat daun salam untuk mengurangi kadar asam urat yang terdapat dalam darah yang dapat digunakan sebagai terapi non farmakologi. Daun salam selain digunakan untuk bumbu dapur juga dapat di manfaatkan sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan asam urat dalam darah. Efektivitas akan dirasakan dengan pemberian air rebusan daun salam selama 7 hari sebanyak 1 kali perhari. Dari hasil studi pendahuluan dan wawancara pada tanggal 15 februari 2018 dengan sebagian lansia yang aktif dalam posyandu dan mengalami peningkatan kadar asam urat belum mengetahui manfaat daun salam untuk menurunkan kadar asam urat. Sehingga dengan melihat fenomena yang ada peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia”.

  1.2 Rumusan Masalah

  Apakah ada pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia di Posyandu Lansia Desa Sepanyul Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang ?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan umum Menganalisis pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia di Posyandu Lansia Desa Sepanyul.

  1.3.2 Tujuan khusus a.

  Mengidentifikasi kadar asam urat pada lansia sebelum pemberian air rebusan daun salam.

  b.

  Mengidentifikasi kadar asam urat pada lansia sesudah pemberian air rebusan daun salam.

  c.

  Menganalisis pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia di Posyandu Lansia Desa Sepanyul.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada perkembangan ilmu keperawatan khususnya tentang keperawatan medikal bedah untuk menurunkan kadar asam urat pada lansia dengan menggunakan pengobatan non farmakologi pemberian air rebusan daun salam.

  1.4.2 Manfaat praktis a.

  Bagi petugas kesehatan, perawat dan puskesmas Pemberian air rebusan daun salam pada lansia dengan asam urat dapat digunakan untuk pengobatan non farmakologi.

  b.

  Bagi lansia di tempat penelitian Air rebusan daun salam dapat digunakan lansia sebagai obat non farmakologi dalam upaya menurunkan kadar asam urat.

  c.

  Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian yang diadakan hendaknya menjadi referensi tambahan untuk pengembangan pengetahuan dalam pendidikan dan perlengkapan bahan pustaka tentang pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia.

  d.

  Bagi peneliti selanjutnya Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya tentang pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap penurunan kadar asam urat lansia dengan gout.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep lansia

2.1.1 Definisi lansia

  Menurut World Organization Health (WHO) lansia adalah sesorang yang berusia lebih dari 60 tahun. Lansia bukan suatu penyakit tetapi merupakan tahap akhir dari proses kehidupan yang di tandai dengan penurunan kemampuan tubuh (Bandiyah, 2009).

2.1.2 Batasan lanjut usia

  Usia dijadikan patokan untuk lanjut usia. Usia 60 – 65 tahun dianggap sebagai lansia. Menurut World Organization Health (WHO) dalam (Bandiyah, 2009), ada 4 tahapan lanjut usia yaitu : 1.

  Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun.

2. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun 3.

  Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun 4. Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.

2.1.3 Proses menua

   Menjadi tua (menua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

  kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu tetapi dimulai dari mulai kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti bahwa manusia sudah melalui berbagai tahap kehidupan mulai neonatus, toddler, pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia. Menua merupakan tahap tubuh dalam mencapi titik maksimal, setelah itu tubuh menyusut di karenakan berkurangnya jumlah sel

  • –sel dalam tubuh akibatnya tubuh akan mengalami penurunan fungsi secara bertahap (Padila, 2013). Daya tahan tubuh terhadap rangsangan dari luar juga akan mengalami penurunan sehingga secara progresif akan kehilangan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan terjadi penumpukan distorsi metabolik dan struktural yang disebut penyakit degeneratif (IP.Suiraoka, 2012). Beberapa jenis penyakit degeneratif yang akan dialami lansia meliputi hipertensi, diabetes mellitus, asam urat, stroke, asterosklerosis.

2.1.4 Teori-teori proses menua

  Banyak definisi yang menjelakan tentang proses menua. Proses menua bersifat individual : dimana proses menua pada setiap orang berbeda-beda, terjadi pada usia yang beda, memiliki gaya hidup yang berbeda-beda pula dan tidak ada faktor yang dapat mencegah proses menua (Padila, 2013).

  Teori-teori penuaan dapat digolongkan sebagai berikut : 1.

  Teori biologis Menurut Bandiyah (Chapter, 2009) Teori biologis mencakup beberapa hal meliputi: a.

  Teori genetik dan mutasi Menurut teori genetik dan mutasi, semua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. b.

  Pemakaian dan rusak kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel- sel tubuh lelah.

  c.

  Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari produk sisa.

  d.

  Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

  e.

  Tidak ada perlindungan tubuh terhadapa radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.

  f.

  Reaksi dari kekebalan sendiri.

  g.

  Immunology slow theory Menurut immunology slow theory, sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

  h.

  Teori stres Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel- sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. i.

  Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan- bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi. j.

  Teori rantai silang Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas kekacauan, dan hilangnya fungsi sel. k.

  Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang akan membelah setelah sel tersebut mati.

2. Teori kejiwaan social

  Menurut Bandiyah (2009) teori kejiwaan social meliputi : a.

  Aktivitas atau kegiatan (Activity Theory) Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah lansia yang aktif dan banyak ikut dalam kegiatan sosial.

  b.

  Kepribadian berlanjut (Continuity Theory) Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada lanjut usia dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.

  c.

  Teori pembebasan (Didengagement Theory) Teori menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia, seseorang akan berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan social dan akan lebih menarik diri.

2.1.5 Perubahan-perubahan pada lansia

  Menjadi tua atau menua membawa pengaruh serta perubahan menyeluruh baik fisik, sosial, mental dan moral spiritual, yang semuanya saling berkaitan antara satu bagian dengan yang lainnya. Lansia perlu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi, padahal dalam kenyataannya semakin tua maka akan semakin sulit beradaptasi (Padila, 2013). Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain: 1.

  Perubahan fisik a.

  Sel Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukuranya, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot ginjal darah, dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5 – 10% (Bandiyah, 2009).

  b.

  Sistem persyarafan Berat otak menurun 10

  • – 20%. Gangguan yang terjadi karena penurunan sistem persyarafan meliputi: hubungan persyarafan menurun, lambat dalam bereaksi, terjadi stress, pengecilan syaraf panca indra sehingga terjadi berkurangnya penglihatan, berkurangnya pendengaran, saraf pencium dan perasa mengecil, kurang sensitif terhadapa sentuhan, kulit lebih sensitif terhadap perubahan suhu yang terjadi (Bandiyah, 2009).

  c.

  Sistem Pendengaran Presbiakusis adalah hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam. Terutama terhadap bunyi suara atau nada

  • –nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata
  • –kata, terjadinya pengumpulan serumen karena peningkatan keratin, pendengaran
bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres (Bandiyah, 2009).

  d.

  Sistem penglihatan Sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon terhadap sinar kornea lebih terbentuk bola, katarak menyebabkan gangguan penglihatan, meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap, hilangnya daya akomodasi, berkurangnyanya lapang pandang, menurunya daya membedakan warna biru atau hijau (Padila, 2013).

  e.

  Sistem kardiovaskuler Elastisitas dinding aorta menurun, katup jatung menebal dan menjadi kaku kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun seudah berumur 20 tahun, hal ini menyebkan merunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (Bandiyah, 2009).

  f.

  Sistem pengaturan temperatur tubuh Hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sebagai akibat sering ditemui temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik ± 35°C ini akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil dan tidak memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot (Bandiyah, 2009).

  g.

  Sistem respirasi Otot

  • –otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku menurunya aktifitas dari sillia, paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun, alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, O² pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO² pada arteri tidak terganti, kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia (Bandiyah, 2009).

  h.

  Sistem gastrointestinal Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal diase yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indera pengecap menurun adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indra pengecap (±80%) hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit, esophagus melebar, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absorpsi melemah, liver makin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, berkurangnya aliran darah (Bandiyah, 2009). i.

  Sistem reproduksi Menciutnya ovari dan uterus, atrovi payudara, pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur –angsur, dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun yaitu kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia, hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual, tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami, selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, terjadi perubahan –perubahan warna (Bandiyah, 2009). j.

  Sistem gastourinaria Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah ke ginjal, disaring oleh satuan terkecil dari ginjal yang disebut nefron, kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, vesika urinaria (kandung kemih) ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria sudah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatkan retensi urin, atrovi vulva dan vagina, tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua (Bandiyah, 2009). k.

  Sistem endokrin Produksi dari hampir semua hormon menurun, fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, pertumbuhan hormon ada tetapi tidak rendah dan hanya ada didalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH, menurunya aktifitas tiroid, menurunnya BMR (basal metabolic rate), dan menurunnya daya pertukaran zat, menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen, dan testeron (Bandiyah, 2009). l.

  Sistem integumen Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses kratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk

  • –bentuk sel epidermis), menurunya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun yaitu produksi serum menurun, gangguan pegmentasi kulit, kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telingga menebal, bekurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi lebih keras dan rapuh, kuku kaki bertumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, kuku menjadi pudar, kurang bercahaya (Bandiyah, 2009).
m.

  System muskuluskeletal (musculoskeletal system) Dewasa lansia yang melakukan aktifitas secara teratur tidak kehilangan massa atau tonus otot dan tulang sebanyak lansia yang tidak aktif. Serat otot berkurang ukuranya. Dan kekuatan otot berkurang sebanding penurunan massa otot. Penurunan massa dan kekuatan otot, demeneralisasi tulang, pemendekan fosa akibat penyempitan rongga intravertebral, penurunan mobilitas sendi, tonjolan tulang lebih meninggi (terlihat). Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh, kifosis pinggang, pergerakan lutut dan jari

  • –jari pergelangan terbatas, discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang), persendian membesar dan menjadi rapuh, tendon mengerut dan mengalami sclerosis, atrofin serabut otot sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot
  • –otot kram menjadi tremor,
  • –otot polos tidak begitu berpengaruh (Padila, 2013).

  2. Perubahan mental Faktor

  • –faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu perubahan fisik khususnya organ perasa kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), dan lingkungan.

  3. Kenangan Kenangan (memory) terdiri dari kenangan jangka panjang (berjam

  • –jam sampai berhari–hari yang lalu mencakup beberapa perubahan), dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit, kenangan buruk).

  4. I.Q. (Intellegentian Quantion )

  I.Q. (Intellegentian Quantion ) tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadinya perubahan pada daya membayangkan karena tekanan

  • –teanan dari faktor waktu (Bandiyah, 2009). Semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis, begitu juga otak. Perubahan ini disebabkan karena fungsi neuron di otak secara progresif. Kehilangan fungsi ini akibat menurunnya aliran darah ke otak, lapisan otak terlihat berkabut dan metabolisme di otak lambat. Selanjutnya sangat sedikit yang di ketahui tentang pengaruhnya terhadap perubahan fungsi kognitif pada lanjut usia (Padila, 2013). Perubahan kognitif yang di alami lanjut usia adalah demensia, dan delirium.

  5. Perubahan psikologis Lanjut usia akan mengalami perubahan –perubahan psikososial seperti (Padila, 2013) : a.

  Pensiun, nilai seseorang sering diukur produktifitasnya, identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Lansia yang mengalami pensiun akan mengalami rangkaian kehilangan yaitu finansial (income berkurang), status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala faselitasnya), teman/kenalan atau relasi, dan pekerjaan atau kegiatan. b.

  Merasakan atau sadar akan kematian (sence of awareness of mortality) c.

  Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempit.

  d.

  Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic derivation) meningkatkan biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

  f.

  Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social.

  g.

  Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian.

  h.

  Gangguan gizi akibat kehilangan penghasilan atau jabatan sehingga mengalami kekurangan ekonomi. i.

  Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman teman dan famili serta pasangan. j.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA GOUT ARTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU

0 6 8

SKRIPSI PENGARUH KOMBINASI REBUSAN DAUN SALAM DAN JAHE TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA GOUT ARTHRITIS PENELITIAN QUASY EXPERIMENTAL

0 0 101

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 126

PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 106

KADAR ASAM URAT PADA WANITA MENOPAUSE (Studi di Desa Pulo Lor RT.07/RW.02, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 70

PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 132

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI MASSAGE KAKI TERHADAP INSOMNIA PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Kelurahan Jombatan Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 121

PENGARUH JUS SIRSAK TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA (Di Desa Pohsangit leres Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 7

PENGARUH JUS SIRSAK TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA (Di Desa Pohsangit leres Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 91

PENGARUH KOMPRES HANGAT REBUSAN AIR SERAI (Cymbogon nardus) TERHADAP PENURUNAN NYERI HIPERURISEMIA PADA LANSIA (Di Posyandu Lansia Di Dusun Sendangrejo Desa Banjardowo Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 94