PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository
SKRIPSI
PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN
INSOMNIA PADA LANSIA
(Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang)
RETNO ARDIANTI
13.321.0042
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN
INSOMNIA PADA LANSIA
(Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1 Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
RETNO ARDIANTI
13.321.0042
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
MOTTO
“Selagi kamu mampu mengerjakan sendiri, maka
kerjakanlah tanpa menyusahkan orang lain“
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan akan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan. Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.
Kedua orang tua saya (Bapak Supardan dan Ibu Iriani Andriawati) yang tak henti mencurahkan do‟a serta kasih sayang yang tak terhingga.
Dengan semangat dan dukungan yang tiada hentinya , baik secara moril maupun materi. Hanya do‟a dan prestasi yang dapat saya berikan. Terima kasih ayah dan ibu atas do‟a dan kasih sayang yang telah kalian berikan.
2. Semua keluarga saya khususnya adik saya (Devi Dwi Anggraeni) dan nenek saya yang telah banyak memberi do‟a, semangat serta dukungan demi kelancaran kuliah saya.
3. Teman – teman Mahasiswa S1 – Keperawatan STIKes ICMe Jombang yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah saya dan memotivasi disetiap langkah saya.
4. Kedua dosen pembimbing saya, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns., M.Kep. serta Ibu Tri Dianti Nur W. S.Kep., Ns yang telah membimbing saya dengan sabar dan teliti dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga ilmu dan nasehat yang beliau berdua berikan dapat bermanfaat.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen S1 Keperawatan terima kasih banyak atas semua ilmu, nasehat serta motivasi yang telah diberikan dan semoga bermanfaat.
6. Kepala desa dan seluruh Kader Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian dan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia
- –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia (Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang” ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak H.Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua STIKes ICMe Jombang; Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns,.M.Kep. selaku Kaprodi S1 Keperawatan dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini; Ibu Tri Dianti Nur W.
S.Kep., Ns selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya skripsi ini; Kepala Desa serta seluruh Kader Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang yang telah memberikan ijin penelitian serta menyediakan data yang diperlukan selama menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Jombang, Mei 2017
ABSTRAK
PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN
INSOMNIA PADA LANSIA
(Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang)
Oleh :
Retno Ardianti
133210042
Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang dialami olehlanjut usia. Keluhan kesulitan tidur meningkat seiring dengan bertambahnya umur, lebih
dari 50% lansia yang berusia 60 tahun atau lebih melaporkan mengalami gangguan tidur.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh senam tai chi terhadap penurunan
insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang.Desain penelitian ini adalah one group pre test post test design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami insomnia di Posyandu Lansia Desa
Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang sejumlah 40 lansia, sampelnya
berjumlah 36 lansia dengan teknik simple random sampling. Variabel independent yaitu
senam tai chi serta variabel dependent yaitu insomnia pada lansia. Pengumpulan data
menggunakan lembar wawancara KSBPJ - IRS. Teknik pengolahan data menggunakan
Editing, Coding, Scoring, Tabulating serta uji statistiknya menggunakan uji statistik
Wilcoxon signed rank test .Hasil penelitian ini didapatkan dari 36 responden, sebelum dilakukan senam tai chi
sebagian besar responden mengalami insomnia ringan sejumlah 4 lansia (11%), insomnia
sedang sejumlah 21 lansia (58%) dan insomnia berat sejumlah 11 lansia (31%), sesudah
dilakukan senam tai chi sebagian besar responden mengalami insomnia ringan sejumlah
23 lansia (64%) dan insomnia sedang sejumlah 13 lansia (36%) . Uji statistik Wilcoxon
menunjukkan bahwa nilai p = 0.000 < α (0.05) sehingga H diterima.1 Kesimpulannya adalah ada pengaruh senam tai chi terhadap penurunan insomnia
pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
Kata Kunci: senam tai chi, insomnia, lansia
ABSTRACT
THE EFFECT OF TAI CHI GYMNASTIC AGAINTS DECREASING
INSOMNIA ON ELDERLY
(Studied in the Posyandu of elderly village of Ngudirejo sub-district of Diwek Jombang regency)
by :
Retno Ardianti
133210042
Sleep disturbance or insomnia is one of the disturbances experienced by theelderly. Complaints of sleep difficulties increase with age, more than 50% of elderly
people aged 60 and over report having sleep disorders. The purpose of this research was
to analyze the effect of tai chi gymnastic againts decreasing insomsia on elderly in the
Posyandu of elderly village of Ngudirejo sub-district of Diwek Jombang regency.This research design was one group pre test post test design. The populations in
this research were whole elderly who experienced insomnia in the Posyandu of elderly
village of Ngudirejo sub-district of Diwek Jombang regency number 40 elderly, the
samples were 36 elderly with technique of simple random sampling. The independent
variable was tai chi gymnastic and the dependent variable was the insomnia on elderly.
Data collecting used interview sheet of KSBPJ - IRS. The technicque of data processing
used Editing, Coding, Scoring, Tabulating and the statistical test used statististical test of
Wilcoxon signed rank test.This research result was obtained from 36 respondents, before being conducted tai
chi gymnastic most of respondents experienced mild insomnia were as many as 4 elderly
(11%), moderate insomnia were as many as 21 elderly (58%) and severe insomnia were
number of 11 elderly (31%), after being conducted tai chi gymnastic most of respondents
experienced mild insomnia were number of 23 elderly (64%) and moderate insomnia
were number of 13 elderly (36%). The statistical test of Wilcoxon showed that’s the value
of p = 0.000 < α (0.05) so H1 was accepted.The conclusion was that there’s the effect of tai chi gymnastic againts decreasing
insomsia on elderly in the Posyandu of elderly village of Ngudirejo sub-district of Diwek
Jombang regency. Keywords : tai chi gymnastic, insomnia, elderlyDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix ABSTRAK ...................................................................................................... x ABSTRACT .................................................................................................... xiDAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................
4 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................
4 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lansia ........................................................................................
6 2.1.1 Pengertian Lansia ..........................................................................
6 2.1.2 Batasan - Batasan Lansia...............................................................
6 2.1.3 Tipe Lanjut Usia ............................................................................
8 2.1.4 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan .............................
9 2.1.5 Perubahan - Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia ......................
10
2.1.6 Ciri – Ciri Lansia ..........................................................................
15
2.2 Konsep Insomnia ....................................................................................
19 2.2.1 Pengertian Insomnia ......................................................................
19 2.2.2 Klasifikasi Insomnia ......................................................................
20 2.2.3 Faktor - Faktor Penyebab Insomnia ..............................................
21 2.2.4 Gejala Insomnia.............................................................................
23 2.2.5 Dampak Insomnia .........................................................................
24 2.2.6 Penatalaksanaan Insomnia.............................................................
25 2.2.7 Alat Ukur Insomnia .......................................................................
26 2.3 Konsep Senam Tai Chi ...........................................................................
30 2.3.1 Pengertian Senam Tai Chi .............................................................
30 2.3.2 Komponen Utama Senam Tai Chi ................................................
32 2.3.3 Efek Senam Tai Chi ......................................................................
33 2.3.4 Gerakan Modifikasi Senam Tai Chi ..............................................
33 2.4 Pengaruh senam Tai Chi terhadap penurunan insomnia pada lansia ......
41 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual..............................................................................
44 3.2 Hipotesis .................................................................................................
45 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ....................................................................................
46 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................
47 4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................................
47 4.4 Kerangka Kerja (frame work) .................................................................
48 4.5 Identifikasi Variabel ...............................................................................
50 4.6 Definisi Operasional ...............................................................................
50 4.7 Pengumpulan Data ..................................................................................
52 4.8 Pengolahan dan Analisa Data .................................................................
53 4.9 Etika Penelitian ......................................................................................
57 4.10 Keterbatasan Penelitian ..........................................................................
58 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian .......................................................................................
59 5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..............................................
59
5.2 Pembahasan ............................................................................................
64 5.2.1 Insomnia pada lansia sebelum dilakukan senam tai chi ................
64 5.2.2 Insomnia pada lansia sesudah dilakukan senam tai chi .................
68
5.2.3 Pengaruh senam tai chi terhadap penurunan insomnia pada lansia 70
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ................................................................................................
74 6.2 Saran ..........................................................................................................
74 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman No. Daftar Tabel 4.1 One group pra-post test design ........................................................................46
4.2 Definisi Operasional Pengaruh Senam Tai Chi terhadap Penurunan ........................................................................................
Insomnia pada Lansia
51
5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten ............................................................................................................... Jombang
60
5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang .............
61
terakhir
5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang ...........................................................................................
61
5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan insomnia pada lansia sebelum dilakukan senam tai chi di Posyandu Lansia Desa
....................................
Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
62
5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan insomnia pada lansia sesudah dilakukan senam tai chi di Posyandu Lansia Desa
....................................
Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
62
5.6 Tabulasi silang pengaruh senam tai chi terhadap penurunan insomnia pada lansia di Posyandu Lansia desa Ngudirejo kecamatan
..............................................................................
Diwek kabupaten Jombang
63
DAFTAR GAMBAR
No. Daftar Gambar Halaman39 2.19 Gerakan Tai Chi gaya 19 ......................................................................................
38
2.15 Gerakan Tai Chi gaya 15 ......................................................................................
38 2.16 Gerakan Tai Chi gaya 16 ......................................................................................
38
2.17 Gerakan Tai Chi gaya 17 ......................................................................................
38
2.18 Gerakan Tai Chi gaya 18 ......................................................................................
39
37
2.20 Gerakan Tai Chi gaya 20 ......................................................................................
39
2.21 Gerakan Tai Chi gaya 21 ......................................................................................
39
2.22 Gerakan Tai Chi gaya 22 ......................................................................................
40 3.1 Kerangka konseptual ..............................................................................................
44
4.1 Kerangka kerja .........................................................................................................
2.14 Gerakan Tai Chi gaya 14 ......................................................................................
37 2.13 Gerakan Tai Chi gaya 13 ......................................................................................
2.1 Gerakan Tai Chi gaya 1 ..........................................................................................
35 2.6 Gerakan Tai Chi gaya 6 ..........................................................................................
34 2.2 Gerakan Tai Chi gaya 2 ..........................................................................................
35
2.3 Gerakan Tai Chi gaya 3 ..........................................................................................
35
2.4 Gerakan Tai Chi gaya 4 ..........................................................................................
35
2.5 Gerakan Tai Chi gaya 5 ..........................................................................................
36
37 2.12 Gerakan Tai Chi gaya 12 ......................................................................................
2.7 Gerakan Tai Chi gaya 7 ..........................................................................................
36
2.8 Gerakan Tai Chi gaya 8 ..........................................................................................
36 2.9 Gerakan Tai Chi gaya 9 ..........................................................................................
36
2.10 Gerakan Tai Chi gaya 10 ......................................................................................
37
2.11 Gerakan Tai Chi gaya 11 ......................................................................................
49
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Lembar Jadwal Kegiatan Penelitian 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 4. Kisi – Kisi Lembar Wawancara 5. Lembar Wawancara 6. Lembar SAP (Satuan Acara Pelaksanaan) 7. Lembar Pernyataan Dari Perpustakaan 8. Lembar Surat Studi Pendahuluan 9. Lembar Uji Expert 10.
Lembar Sertifikat Uji Expert 11. Lembar Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian dari Puskesmas
Cukir 12. Lembar Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 13. Lembar Tabulasi Data Umum 14.
Lembar Tabulasi Data Khusus 15. Lembar Hasil Output SPSS Data Umum 16. Lembar Hasil Output SPSS Data Khusus 17. Lembar Konsultasi Proposal Penelitian dan Skripsi 18. Lembar Pernyataan Bebas Plagiasi
DAFTAR LAMBANG
1. H1/Ha : hipotesis alternatif 2. % : prosentase 3.
: alfa (tingkat signifikansi) 4. O: sebelum perlakuan (pretest) 5.
O
1
: sesudah perlakuan (posttest) 6. X : perlakuan 7.
N: jumlah populasi 8. n: jumlah sampel 9. >: lebih besar
10. < : lebih kecil 11.
∑ : Total (sigma)
DAFTAR SINGKATAN
ACTH : adrenocorticotropic hormone BUN : Blood Urea Nitrogen BPS : Badan Pusat Statistik Depkes : Departemen Kesehatan DNA : deoxyribonucleic acid FSH : follicle stimulating hormone
ICMe : Insan Cendekia Medika KSPBJ-IRS : Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta
- – Insomnia Skala Rating
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan usia pada individu merupakan suatu proses fisiologis yang akan terjadi pada manusia, pada proses penuaan seseorang akan mengalami masalah baik secara fisik maupun mental. Usia merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat berpengaruh dengan kualitas tidur pada seseorang.
Gangguan pola tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang dialami oleh lansia. Keluhan tidur dapat bersifat sementara atau persisten, penyebab salah satu gangguan tidur jangka pendek yaitu kecemasan atau stress (Saryono dan Widianti, 2011 dalam Rodiyah, 2014). Keluhan kesulitan tidur meningkat seiring dengan meningkatnya umur, lebih dari 50% lansia yang berusia 60 tahun atau lebih melaporkan masalah dengan tidur.
Fenomena yang didapatkan bahwa lansia lebih sering mengeluh mengalami insomnia daripada orang yang lebih muda.
Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 Usia Harapan Hidup (UHH) adalah 69,43 tahun (dengan populasi lansia adalah 7,6%) dan pada tahun 2015 Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 70,8 tahun (dengan populasi lansia 8,5%). Dari data Depkes (2015), menunjukkan Indonesia masuk 5 besar negara dengan jumlah lansia terbanyak di dunia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014 jumlah penduduk lansia di Indonesia menjadi 18.781 juta jiwa dan diperkirakan 2025 Jawa Timur 11,5 % dari jumlah penduduk Jawa Timur. Sedangkan di wilayah Jombang jumlah penduduk lansia sebesar 9,83% dari 1.240.985 jiwa penduduk. Di Indonesia, insomnia menyerang sekitar 50% orang yang berusia 65 tahun, setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50% lansia melaporkan adanya insomnia dan sekitar 17% mengalami insomnia yang serius. Prevalensi insomnia pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67% (Aziz, 2016). Dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan terhadap gangguan insomnia pada lansia yaitu Pengaruh Senam Lansia terhadap Penurunan Skala Insomnia Di Panti Werdha Dewanata Cilacap yang diteliti oleh Sumedi, dkk tahun 2010, dimana didapatkan hasil terjadi penurunan yang signifikan pada kelompok perlakuan. Dari studi pendahuluan peneliti pada saat posyandu lansia di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang dengan cara wawancara 7 lansia didapatkan 4 lansia yang mengatakan mengalami insomnia dan 3 mengatakan tidak mengalami insomnia.
Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% sampai 80% dibandingkan dengan usia muda, prosentase yang lebih tinggi dialami seseorang yang lebih tua dimana 1 dari 4 lansia yang berusia 60 tahun atau lebih mengalami gangguan tidur seperti insomnia (Adiyanti, 2010 dalam Aziz, 2016). Kelompok lanjut usia enam puluh tahun ditemukan sering mengeluh mengalami masalah tidur dengan 7% kasus dan 22% kasus dialami oleh lanjut usia umur tujuh puluh tahun. Keluhan yang sering dialami lansia yaitu terbangun lebih awal dipagi hari (Firdaus, 2011 dalam Aziz, 2016).
Sebagian lansia mengalami resiko gangguan tidur akibat beberapa faktor obat-obatan penyakit yang dialami (Akoso dan Galuh, 2009 dalam Rodiyah, 2014). Pada usia diatas 55 tahun, proses penuaan akan terjadi secara alamiah yang mengakibatkan masalah fisik, mental, sosial ekonomi, dan psikologis.
Lansia memerlukan waktu yang lama untuk dapat tertidur dan mereka menyadari lebih sering terbangun sehingga mereka tidak puas dengan kualitas tidurnya (Padila, 2013). Dampak dari insomnia pada lansia yaitu mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering terjatuh, dan penurunan kualitas hidup. Insomnia dapat mengancam jiwa misalnya kecelakaan akibat berkendara sambil mengantuk.
Kesegaran / kebugaran jasmani pada lansia merupakan kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi. Komponen yang harus dilatih untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik terdiri dari: 1. Ketahanan jantung, peredaran darah dan pernapasan; 2. Ketahanan otot; 3. Kekuatan otot serta kelenturan otot. Salah satu olahraga yang sedang populer saat ini adalah senam Tai Chi. Senam Tai Chi adalah olahraga tradisional Cina dengan gerakan lambat, pernafasan dalam, dan pemusatan meditasi. Gerakan yang lambat pada senam Tai Chi ini dapat menjadi pilihan olahraga yang baik untuk lanjut usia. Tai Chi dikenal dapat membantu mengendalikan kecemasan atau stress yang merupakan salah satu faktor terjadinya insomnia dengan cara latihan pernapasan yang tepat dikombinasikan dengan latihan otot ringan sehingga membuat seseorang menjadi rileks.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Senam Tai Chi terhadap Penurunan Insomnia pada Lansia ”.
1.2 Rumusan Masalah
“Apakah ada pengaruh senam Tai Chi terhadap penurunan insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum Menganalisis pengaruh senam Tai Chi terhadap penurunan insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek,
Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan khusus 1.
Untuk mengidentifikasi insomnia pada lansia sebelum dilakukan senam Tai
Chi di posyandu lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
2. Untuk mengidentifikasi insomnia pada lansia sesudah dilakukan senam Tai
Chi di posyandu lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
3. Untuk menganalisis pengaruh senam Tai Chi terhadap penurunan insomnia pada lansia di posyandu lansia Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian pustaka untuk menambah keilmuan dalam bidang keperawatan gerontik.
1.4.2 Manfaat praktis 1.
Bagi Kader Posyandu Lansia Sebagai pemberi bahan informasi dan sasaran untuk mengetahui pengaruh Senam Tai Chi terhadap penurunan insomnia pada lansia sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk membina lansia menuju hidup yang lebih sehat dan baik.
2. Bagi Dosen Institusi STIKes ICME Jombang Sebagai bahan tambahan pengetahuan dalam memberikan materi tentang keperawatan gerontik dan keperawatan komplementer.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai informasi serta referensi ilmiah pada penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan pembahasan dan penggunaan perlakuan atau metode lain untuk mengatasi insomnia pada lansia.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep Lansia
2.1
2.1.1 Pengertian Lansia Lanjut usia adalah seseorang yang usianya mengalami perubahan biologis, fisik dan kejiwaan. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan lanjut usia termasuk kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut berperan aktif dalam pembangunan (Fatimah, 2010 dalam Ismayadi, 2015). Lansia adalah kelompok penduduk berusia tua. Golongan penduduk yang banyak mendapatkan perhatian atau pengelompokan tersendiri ini adalah usia 60 tahun atau lebih (Bustan, 2015 dalam Ismayadi, 2015).
2.1.2 Batasan - Batasan Lansia Menurut Nugroho (2000) dalam Muhith & Siyoto (2016), WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi:
1. Usia pertengahan (Midle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun 2.
Lanjut usia (Elderly) yaitu antara 60 dan 74 tahun 3. Lanjut usia tua (Old) yaitu antara 75 dan 90 tahun 4. Usia sangat tua (Very old) yaitu usia diatas 90 tahun.
Selain itu, dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat lain mengenai siklus hidup manusia (Stanley,M.,2006 dalam Muhith & Siyoto, 2016):
1. Menurut Prof.Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (alm), Guru Besar
Universitas Gadjah Mada Fakultas Kedokteran, membagi periodesasi biologis perkembangan sebagai berikut: a. 1 tahun = masa bayi
b. 1-6 tahun = masa prasekolah
c. 6-10 tahun = masa sekolah
d. 10-20 tahun = masa pubertas
e. 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)
f. 65 tahun keatas = masa lanjut usia (senium)
2. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikologi UI) Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.
Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu (1) fase iuventus, antara 25 tahun
- – 40 tahun, (2) fase verilitas, antara 40 tahun – 50 tahun, (3) fase presenium, antara 55 tahun-65 tahun, dan (4) fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia.
3. Menurut Prof.Dr.Koesoemato Setyonegoro Pengelompokkan lanjut usia sebagai berikut : (1) usia dewasa muda
(elderly adulhood), 18/20 tahun-25 tahun, (2) usia dewasa penuh (middle
years ) atau maturitas, 25 tahun-60/65 tahun, (3) lanjut usia (geriatric age)
lebih dari 65/70 tahun. Geriatric age terbagi menjadi young old (70 tahun- 75 tahun), old (75 tahun-80 tahun), dan very old (lebih dari 80 tahun).
Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa batasan lanjut usia (khususnya secara umum di Indonesia) dapat dimulai dari usia kronologis setelah dewasa akhir, yang dimulai dari usia 60 tahun.
2.1.3 Tipe Lanjut Usia Menurut Maryam (2008) dalam Ismayadi (2015), beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, dan ekonominya. Tipe-tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tipe arif bijaksana Tipe lansia ini kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri Tipe lansia ini mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
Tipe tidak puas 3.
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.
4. Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.
Tipe bingung 5.
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.
2.1.4 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan Menurut Bandiyah (2009) dalam Muhith & Siyoto (2016), faktor- faktor yang mempengaruhi ketuaan yaitu:
Herediter atau Genetik 1.
Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan yang dikaitkan dengan peran DNA yang penting dalam mekanisme pengendalian fungsi sel.
Secara genetik, perempuan ditentukan oleh sepasang kromosom X sedangkan laki-laki oleh satu kromosom X. Kromosom X ini ternyata membawa unsur kehidupan sehingga perempuan berumur lebih panjang daripada laki-laki.
2. Nutrisi/Makanan Berlebihan atau kekurangan mengganggu keseimbangan reaksi kekebalan.
3. Status kesehatan Penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan proses penuaan, sebenarnya bukan disebabkan oleh proses menuanya sendiri, tetapi lebih disebabkan oleh faktor luar yang merugikan yang berlangsung tetap dan berkepanjangan.
4. Pengalaman hidup a.
Paparan sinar matahari: kulit yang tak terlindungi sinar matahari akan b. Kurang olahraga: olahraga membantu pembentukan otot dan menyebabkan lancarnya sirkulasi darah.
c.
Mengonsumsi alkohol: alkohol dapat memperbesar pembuluh darah kecil pada pada kulit dan menyebabkan peningkatan aliran darah dekat permukaan kulit.
5. Lingkungan Proses menua secara biologik berlangsung secara alami dan tidak dapat dihindari, tetapi seharusnya dapat tetap dipertahankan dalam status sehat.
Tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah, pekerjaan, ataupun masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidup akan berpengaruh terhadap proses penuaan.
2.1.5 Perubahan - Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia Menurut (Muhith & Siyoto, 2016), perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut :
1. Sel a.
Pada lansia, jumlah akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar.
b.
Cairan tubuh dan cairan intraseluler akan berkurang.
c.
Proporsi protein di otak,otot, ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang.
d.
Jumlah sel otak akan menurun.
e.
Mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak akan menjadi atropi.
2. Sistem persarafan b.
Hubungan persarafan cepat menurun.
c.
Lambat dalam merespon, baik dari gerakan maupun jarak waktu, khusus dengan stress.
d.
Mengecilnya saraf panca indra, serta menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran a.
Gangguan pada pendengaran.
b.
Membran timpani atropi.
c.
Terjadi pengumpulan dan pergeseran serumen karena peningkatan keratin.
d.
Pendengaran akan menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stress.
4. Sistem penglihatan a.
Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar.
b.
Kornea lebih berbentuk seperti bola (sferis).
c.
Lensa lebih suram dapat menyebabkan katarak.
d.
Meningkatnya ambang.
e.
Pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap.
f.
Hilangnya daya akomodasi.
g.
Menurunnya lapang pandang dan menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru dengan hijau pada skala pemeriksa.
5. Sistem kardiovaskuler a.
Elastisitas pada dinding aorta menurun.
b.
Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c.
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi.
e.
Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.
6. Sistem pengaturan suhu tubuh.
a.
C. Hal ini Suhu tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis +35 diakibatkan oleh metabolisme yang menurun.
b.
Keterbatasan reflek menggigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
7. Sistem pernapasan a.
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b.
Menurunnya aktivitas dari silia.
c.
Paru-paru kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
d.
Menarik napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalaman bernapas menurun.
e.
Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, kemampuan untuk batuk
8. Sistem gastrointestinal a.
g.
c.
Otot-otot kandung kemih melemah kapasitasnya, menurun hingga 200 ml dan menyebabkan frekurensi buang air kecil meningkat, kandung kemih dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
b.
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang (berakibat pada penurunan kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat jenis urine menurun, protein uria biasanya +1), Blood Urea Nitrogen (BUN) meningkat hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
a.
9. Sistem genitourinaria.
Berkurangnya suplai aliran darah.
h.
Hati (liver) semakin mengecil dan menurunnya tempat menyimpan.
Fungsi absorbsi menurun.
Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan.
f.
Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
e.
Produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung menurun.
d.
Sensitivitas akan rasa lapar menurun.
c.
Esofagus melebar.
b.
Pria dengan usia 65 tahun ke atas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga +75% dari besar normalnya.
10. Sistem endokrin Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktivitas tiroid, daya pertukaran gas, produksi aldosteron, serta sekresi hormon kelamin seperti progesteron, estrogen, dan testosteron.
11. Sistem integumen a.
Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b.
Permukaan kulit kasar dan bersisik.
c.
Menurunnya respons terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.
d.
Kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu.
e.
Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
f.
Berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi.
g.
Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
h.
Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya. i.
Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
12. Sistem muskuloskeletal a.
Tulang kehilangan kepadatan (density) dan semakin rapuh.
b.
Kifosis.
c.
Persendian membesar dan menjadi kuku.
d.
Tendon mengkerut dan mengalami sklerosis.
e.
Atropi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot kram dan menjadi tremor.
2.1.6 Ciri
- – Ciri Lansia Menurut Hurlock (2010), terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu:
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas 2.
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti: lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.