PEMBARUAN PENDIDIKAN PESANTREN DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA ( PERSPEKTIF K.H.A.WAHID HASYIM ) - Raden Intan Repository

  

PEMBARUAN PENDIDIKAN PESANTREN DALAM MENINGKATKAN

SUMBER DAYA MANUSIA

( PERSPEKTIF K.H.A.WAHID HASYIM )

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

  

Oleh

RIAN SAPUTRA

NPM. 1411010381

  

Jurusan: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pembimbing I : Prof.Dr. Achmad Asrori, M.A

Dosen Pembimbing II : D.r.Imam Syafe’i, MA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1439 H / 2018 M

  

ABSTRAK

PEMBARUAN PENDIDIKAN PESANTREN DALAM MENINGKATKAN

SUMBER DAYA MANUSIA

( PERSPEKTIF K.H.A.WAHID HASYIM )

Oleh

  

Rian Saputra

Nabi Muhammad SAW merupakan suri teladan yang baik secara keseluruhan.

  Karakternya dapat dijadikan sebagai bahan pendidikan karakter yang selama ini kurang mengena. Melalui buku Sirah Nabawiyah, nilai karakter beliau dapat dipelajari dengan memahami perjalanan hidup beliau.

  Berdasarkan penelitian/telaah pustaka yang telah dilakukan, nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam buku Sirah Nabawiyah dapat disimpulkan dalam kajian ada 34 nilai karakter, yaitu: religuis, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cintai damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, sabar, adil, ikhlas, amanah, pemberani, malu, rendah hati, konsisten, berwibawa, optimis, sederhana, santun, pemaaf, cerdas, lemah lembut dan murah hati.

  Nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku Sirah Nabawiyah sangat relevan dengan pendidikan saat ini, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu dengan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa, sehingga karakter Nabi Muhammad SAW dapat menjadi pedoman dalam dunia pendidikan saat ini.

  Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Nabi Muhammad SAW, dan Sirah Nabawiyah

  

MOTTO

               

   

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah.”(Al-Ahzab [33] : 21).

  1

1 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro, 2010), h. 420

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dengan segenap hati penulis persembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tua tersayang, Bapak Margito dan Ibu Rumini Ekawati yang do‟anya tak pernah putus, kasih sayangnya yang tiada pernah pudar, motivasinya yang tak pernah padam sehingga semua mengiringi ku dalam menuju kesuksesan.

  2. Adik-adikku tercinta, Gita Mawarani dan Hayu Syaidatun yang menjadikan motivasiku untuk selalu menuju kesuksesan dan yang menyemangati dalam setiap langkah.

  3. Segenap Keluarga Besar yang telah menorehkan ilmu dan berbagi rasa suka maupun duka dalam naungan cinta dan hati-hati yang disatukan karena Allah SWT bersama

  Pengurus Ma‟had Al-Jami‟ah, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon TarbiyahUIN Raden Intan, AMBIBI ( Asosiasi Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi)

  • – HMJ-PAI 2015, UKM BAPINDA, DEMA-FTK (Dewan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan), 4.

  Almamaterku tercinta IAIN Raden Intan Lampung yang ku banggakan.

  

RIWAYAT HIDUP

Rian Saputra lahir di Sinar Jaya Ketapang, 13 Agustus di Desa Ketapang,

  Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus yakni putra kedua dari pasangan Bapak Kalung (Alm) dan Ibu Hayuna dari tiga bersaudara bersama Ristika dan Arsandi

  Penulis menyelesaikan pendidikan SDN 02 Banding Agung (1999 2005), MTs Madlaul Anwar Way halom (2007 - 2010), setelah itu melanjutkan jenjang pendidikan MA PEMNU Talang Padang (2010-2013) menempuh jurusan IPS(Ilmu Pendidikan Sosial).

  Disamping prestasi yang cukup memuaskan ketika menempuh pendidikan SD sampai MA, penulis juga aktif di berbagai organisasi yakni wakil Ketua Osis MA PEMNU Talang Padang (2011-2012), yang pernah memperoleh juara 2 lomba tahfidz Surat Yasin yang di adakan oleh OSIS .

  Selepas MA menjadi prioritas utama untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi, akhirnya UIN Raden Intan Lampung menjadi salah satu pilihan penulis dan menempuh Pendidikan Keguruan tepatnya di Fakultas Tarbiyah, jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  Mengawali menjadi seorang mahasiswa baru bersama teman-teman, penulis aktif mengikuti kegiatan kemahasiswaaan baik intra kampus maupun ekstra kampus seperti:

  1. AMPIBI (Asosiasi Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi) sebagai Anggota 2. HMJ - Pendidikan Agama Islam sebagai angota Bidang Pendidikan (2015- 2016).

  3. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) (2015-2017).

  4. IMAMTA (Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Tanggamus) 5.

  Organisasi Ekstra Kampus sebagai pengembangan diri bagi penulis yakni PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, sebagai Anggota (2015-2017) .

  6. Wakil Ketua HMJ PAI (2016-2017), . .

KATA PENGANTAR

  Puji syukur hanyalah milik Allah SWT yang melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya. Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW sebagai kekasih-Nya dan teladan untuk seluruh umat manusia.

  Skripsi ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk mencapai gelar sarjana Pendidikan di IAIN Raden Intan Lampung. Atas bantuan dan ketulusan hati dari semua pihak maka skripsi yang berjudul

  “Pembaruan Pendidikan Pesantren Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia (Perspektif KH.A.Wahid Hasyi ) , ini dapat

  terwujud. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1.

  Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M. Ag, selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung.

  2. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

  3. Bapak Dr. Imam Syafe‟i, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan kemudahan dan arahan selama masa study di UIN Raden Intan Lampung.

  4. Bapak Prof. Dr.Achmad Asrori,MA sebagai pembimbing I dan Bapak Dr.

  Imam Syafe‟i, M.Ag sebagai pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.

  6. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2014, terkhusus untuk teman-teman kelas PAI A yang mengawali hari-hari di kampus dengan penuh kebersamaan dan semangat.

  7. Sahabat seperjuangan PMII Rayon Tarbiyah dan Keguruan.

  8. Sahabat-sahabat yang selalu Abdul Halim. Danni Ardilas, Alif Maulana, Agus Priyadi, Alpindo Pratama, Abdurrahim Wahid, Debi Undratama, Ahmad

  Syukron Erlando, Ahmad Muvid, Ahmad Guntur, semoga tetap terjaga ikatan persahabatan karena cinta-Nya.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang dengan ketulusan hati telah membantu baik berupa moral maupun material kepada penulis. Semoga atas kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Meskipun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca demi kemajuan pendidikan. Amin.

  Bandar Lampung, 16 Pebruari 2018 Penulis

  Rian saputra NPM. 1411010381

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN........................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

   1 A.

  1 Penegasan Judul ...................................................................................

  B.

  6 Alasan Memilih Judul ..........................................................................

  C.

  7 Latar Belakang Masalah .......................................................................

  D.

  17 Rumusan Masalah ................................................................................

  E.

  17 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................

  F.

  18 Metode Penelitian ................................................................................

  1.

  18 Jenis Penelitian ...............................................................................

  2.

  19 Sumber Data ...................................................................................

  3.

  21 Metode Pengumpulan Data ............................................................

  4.

  21 Metode Analisis Data .....................................................................

  BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................

  23 A.

  23 Pendidikan Sosial .................................................................................

  1.

  23 Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Sosial .......................................

  2.

  24 Dasar-dasar Pendidikan Sosial .......................................................

  3.

  26 Faktor-faktor Pendidikan Sosial.....................................................

  4.

  29 Metode-metode Pendidikan Sosial.................................................

  5.

  32 Pendekatan-pendekatan Pendidikan Soaial ....................................

  6.

  34 Tujuan Pendidikan Sosial...............................................................

  7.

  39 Pendidikan Sosial Perspektif Islam ................................................

  8.

  43 Pendidikan Sosial Nabi Muhammad SAW ....................................

  B.

  51 Nabi Muhammad SAW ........................................................................

  1.

  51 Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW .......................................

  2.

  65 Pandangan-Pandangan terhadap Nabi Muhammad SAW .............

  a.

  65 Tokoh Muslim ..........................................................................

  b.

  72 Tokoh Non-Muslim..................................................................

  BAB III BUKU SIRAH NABAWIYAH AR-RAHIQ AL-MAKHTUUM

  77 A.

  77 Kedudukan Buku Sirah Nabawiyah (ar-Rachiiqu al-Makhtuum) .......

  B.

  81 Latar Belakang Penulis Buku Sirah Nabawiyah ..................................

  BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................

  87 A.

  Nilai-Nilai Pendidikan Sosial dalam Kehidupan Rasulullah SAW (Buku Sirah Nabawiyah) ......................................................................

  87 B. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Sosial Nabi Muhammad SAW dalam Buku Sirah Nabawiyah dengan Pendidikan Saat Ini ................ 171

  

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 177

A.

  177 Kesimpulan ..........................................................................................

  B.

  178 Saran.....................................................................................................

  C.

  180 Penutup.................................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Table 1 : Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Sosial Bangsa ............................. 36 Tabel 2 : Atribut Sosial dalam Al-

  Qur‟an dan Hadits .......................................... 43 Tabel 3 : Sintesisasi Nilai-Nilai Pendidikan Sosial Berdasarkan Kemendiknas dan

  Prespektif Islam ...................................................................................... 50

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Kartu Konsultasi .........................................................

  Lamipiran II : Lembar Pengesahan Proposal ..................................................

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Agar tidak terjadi kesalahan pahaman dalam menginterprestasikan terhadap

  makna yang terkandung dalam skripsi ini, maka terlebih dahulu akan penulis jelaskan

  “Pembaharuan Pendidikan Pesantren dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia (Perspektif KH.A.Wahid Hasyim) dengan demikian agar

  pembahasan selanjutnya dapat terarah dan dapat diambil suatu pengertian yang nyata.adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :

1. Pembaharuan Pendidikan

  Pembaharuan pendidikan menurut KH.A.Wahid Hasyim yang telah berlangsung selama kurang lebih 77 tahun yang silam namun tetap relevan hingga kini.Pembaruan pendidikan islam KH.A.Wahid Hasyim kian relevan dan signifikan manakala dihadapkan dengan kondisi pendidikan islam di Indonesia saat ini yang banyak didera problematika

  Tanpa bermaksud menyederhanakan maslah, jika diamati problema pendidikan islam diindonesia dewasa ini sesungguhnya tidak jauh beda dengan

  2

  pendidikan islam pada masa KH.A.Wahid Hasyim

2 Shofiyullah Mz,dkk, Revitalisasi Humanisme Religious, dan kebangsaan KH.A.Wahid

  Hasyim ( Tebuireng :2011 ),h.135

2. Pesantren

  Pesantren merupakan sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyi asrama untuk tempat menginap santri.santri tersebut berada dalam komplek yang juga menyediakan untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainnya.kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk mengawasi keluar masuknya santri

  3

  sesuai dengan peraturan yang berlaku 3.

   Sumber Daya Manusia

  Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu factor penting bahkan tidak dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya SDM berupa manusia yang diperkerjakan disebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir, dan perencana untuk mencapai tujuan

  4

  sebuah organisasi

  3 4 Mohammad Rifai, Wahid Hasyim Biografi Singkat 1914-1953 (Jogjakarta: Garasi, 2009), Sedarmayanti,sumber daya manusia,( Jakarta : Mandar Maju 2008) h.23

B. Alasan Memilih Judul

  Alasan penulis memilih Judul seperti yang tertera diatas adalah sebagai berikut :

  1. Peneliti melihat bahwa pendidikan pesantren saat ini sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan dikarnakan pendidikan pesantren merupakan wadah untuk menciptakan generasi yang tidak hanya mampu dalam bidang umum saja tetapi mampu dan mumpuni dalam semua bidang seperti dalam aspek terknologi, kedokteran, ekonomi, kecuali dalam bidang politik dan social keagamaan merupakan potret minimnya kepedulian dan

  5 simpati pesantren.

  2. Penelitimelihat dewasa ini lembaga pendidikan pesantren akan menjadi pusat kejayaan manusia jika ia dapat memerankan perannya ditengah masyarakat,ditengah perkembangan masa yang mengarah pada industralisasi

  6

  dan peradaban moder yang semakain menggeser pola fikir tradisional

5 Herry Mohammad, dkk., Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20 (Jakarta: Gema

  Insani Press, 2006),h.23 6 Mohammad Rifai, Wahid Hasyim Biografi Singkat 1914-1953 (Jogjakarta: Garasi, 2009),h.56

C. Latar Belakang Masalah

  Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia di saat dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, sebagai mana firman Allah di dalam al- Qur‟an.

  Firman Allah SWT : 

   Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

  Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur

  .”(An-Nahl

  7 [16] : 78).

  Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari hidup dan kehidupan manusia.Bagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komunias tersebut akan di tentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidikan secara

  8

  alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia

  7 Kementerian Agama RI, Mushaf Al Qur‟an dan Terjemahan Hadis, (Bandung: Cordoba, 2013), h.275 8 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,2015), h.28

  KH.A.Wahid hasyim adalah intelektual yang ditakdirkan hidup singkat namun penuh Hasyim jasa. Ia merupakan putra kelima dari hadratus Syeikh Hasyim Asy‟ari sebagai keturunan NU.

  Wahid Hasyim yang lahir pada tanggal 5 Rabu‟ul Awal 1333 H atau 1 januari 1914 M ini meninggal pada tanggal pada hari sabtu, 18 April 1953 dengan meninggalkan seorang istri, solichah, putri kyai Bisri Syansuri, dan enam putra dan yang paling sulung adalah Abdurrahman Wahid al-Dakhil, yang akrab dipanggil Gus Dur. Sungguh sangat disayangkan, ia meninggal di usia yang relative masih muda, 39 tahun sehingga ada pernyataan yang menggelitik muncul atas singkatnya kehidupan beliau “..seandainya Wahid Hasyim dikaruniai usia yang lebih panjang tidak mustahil...” pernyataan ini merupakan bentuk harapan terhadap Wahid Hasyim yang seandainya dikaruniai umur lebih panjang pastinya

  9 lebih banyak lagi jasa dan kontribusinya bagi bangsa ini.

  Pada era globalisasi sekarang ini, Alvin Toffer penulis buku The Third

  Wave , membanyangkan akan terciptanya masyarakat informasi sebagai dampak

  adanya abad informasi yang sulit dihindari begitu cepat mengalami ekselerasi dalam berbagai aspek, sebagai konsekuensi logis dari penetapan teknologi tinggi 9 Shofiyullah MZ.dkk, Revitalisasi Humanisme religius dan kebangsaan KH.A.Wahid

  Hasyim, ( Yogyakarta : Pesantren Tebuireng, 2011), h.89-90 menyebabkan bangsa Indonesia tergiring pada pola interaksi yang amat cepat dan massif dengan Negara-negara lain didunia. Daniel Bell, menyebutkan dengan abad masyarakat pasca industry

  Sejak dilancarkan modernisasi pendidikan Islam dalam dunia muslim tidak banyak lembaga pendidikan islam dalam dunia muslim, tidak banyak lembaga pendidikan islam yang mampu untuk bertahan seperti pesantren kebanyakan lembaga-lembaga pendidikan mengalami transformasi menjadi lembaga umum.

  Pesantren telah eksis ditengah masyarakat selama enam abad mulai abad ke-15 hingga sekarang dan sejak berdirinya pesantren telah menawarkan pendidikan kepada mereka yang masih buta huruf disamping itu pesantren juga pernah menjadi satu-satunya institusi pendidikan milik masyarakat pribumi yang memberikan kontribusi sangat besar dalam membentuk masyarakat melek huruf dan melek budaya pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berorientasi masa depan tentu memiliki tujuan, kurikulum, visi dan misi dalam usaha membentuk bangsa yang lebih beradab. Adapun tujuan yang dicanangkan oleh pesantren yaitu pendidikan yang sesuai dengan norma-norma agama islam dan selalu

  10 bersifat tafaqqub fi‟l-diin.

  Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai cirri khas tersendiri ditengah masyarakat selama enam abad ( mulai abad 15 hingga sekarang ) peswantren pernah menjadi satu-satunya institusi pendidikan milik 10 Ibid h.226-227 masyarakat pribumi yang memberikan kontribusi sangat besar dalam membentuk masyarakat melek huruf ( literasi ) dan melek budaya ( cultural literasi ) Pendidikan dipesantren meliputi pendidikan islam, dakwah pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya.Para peserta didik pada pesantren tresebut santri yang umumnya menetap dipesantren. Tempat disemua penjuru di Negara Indonesia ,dimana santri menetap dilingkungan pesantren disebut dengan

  11

  istilah pondok pesantren Sebagai lembaga yang sudah lama berkembang diindonesia pondok pesantren selain telah berhasil membina dan mengembangkan kehidupan beragama diindonesia, juga ikut berperan menanamkan rasa kebangsaan kedalam jiwa rakyat Indonesia serta ikut berperan aktif dalam upaya mencerdaskan

  12 bangsa.

  Pendidikan islam itu sendiri adalah system pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya susuai dengan cita-cita islam, karena nilai-nilai islam terlah menjiwa dan mewarnai

  13

  corak kepribadiannya

  Pemikiran Pembaruan Pendidikan Pesantren

  11 12 Op.cit .h.24 13 Ibid .

  Ibid ,

  Gagasan pembaruan pendidikan pesantren dari Kiai bisa dilacak semenjak pulang dari belajar di Mekah pada 1933.Wahid mulai aktif mengajar di Pesantren Tebuireng sebagai asisten ayahnya. Wahid mengajukan usulan pembaruan pendidikan di sana. Di antaranya, metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar, tujuan dan harapan santri belajar diPesantren dan pengenalan mata pelajaran dari Barat.Dalam berbagai pemikiran dan tindakannya, Wahid menekankan urgensi pesantren melakukan inovasi agar up to date dan bergerak dinamis dengan ritme gelombang perkembangan jaman.Sebagaimana diketahui, dinamika sistem pendidikan pesantren adalah pergeseran, perubahan dan perkembangan pesantren sesuai dengan perkembangan jaman.Faktor yang tidak mampu dipungkiri adalah relevansi kualitas dari sistem pendidikan pesantren sangat tergantung kepada kualitas kiai sebagai aktor sosial, mediator, dinamisator, katalisator, motivator maupun sebagai kekuatan sebuah pesantren dengan kedalaman ilmu dan wawasannya.

  Dalam ide pembaharuan Wahid, tergambar harapan pesantren mampu berperan dan mampu menjawab problematika sosial pada setiap aspek kehidupan sesuai dengan bidang kebutuhan masyarakatUpaya yang telah dilakukan oleh Wahid dalam pembaruan pendidikan Islam, khususnya pesantren, merupakan implementasi misi pendidikan Islam, yang tidak lekang oleh jaman dan tidak dibatasi oleh teritorial maupun sosiologis kultural masyarakat. Kondisi pendidikan Islam yang terpuruk saat KH.A.Wahid Hasyim melahirkan gagasannya, merupakan indikasi adanya upaya pembaruan internal untuk memajukan pendidikan Islam, khususnya pesantren. Kondisi pendidikan pesantren saat itu yang statis (jumud), menggugah Wahid untuk melakukan upaya reformasi, reorganisasi dan inovasi agar pesantren bisa menyikapi dinamika

  14 jaman, dengan caranya sendiri.

  Adapun perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Abdul Wahid Hasyim dibidang pendidikan pesantren :

  1. Pembaharuan Metode Pembelajaran Model pembelajaran pesantren pada mulanya popular menggunakan metodik-didaktif dalam bentuk sorogan, bandongan, halaqoh, dan hafalan

  2. Pembaharuan Kurikulum Pada umumnya pesantren se bagai lembaga pendidikan islam materi pembelajarannya lebih mengutamakan pelajaran agama islamyang bersumber dari kitab-kitab klasik, seperti tauhid, hadits, Tafsir,fikih, dan sejenisnya

  3. Pembaharuan Kepustakaan Perpustakaan pada prinsipnya memiliki tiga kegiatan pokok.Pertama, mengumpulkan (to collect) semua informasi yang sesua idengan bidang

  14 The Founding Father Abdurrahman Mas‟ud, “Kata Pengantar” dalam Ruchman Basori,

  Pesantren ModernIndonesia : Jejak Langkah KH. A. Wahid Hasyim (Banten: Inceis, 2006) kegiatandan misi organisasidanmasyarakat yang dilayaninya.Pembaharuan Organisasi organisasi Sebagaimana telah disinggungsebelumnya, kiai pesantren merupakan pimpinan tertinggi dan tokoh kunci pesantren.Oleh karena itu, secara organisatoris dan menejerial, kiai berperan penting untuk mengendalikan dan mengembangkan pesantren sesuai dengan visinya.

  15 Pondok pesantren selain mengembangkan aspek pokok yaitu pendidikan islam

  dan dakwah juga mengembangkan hamper semua aspek kemasyarakatan terutama yang berkaitan dengan ekonomi dan kebudayaan Adapun beberapa contoh aspek kehidupan kemasyarakatan yang berkembang dipondok pesantren adalah :

  16 1.

  Pendidikan agama dan pengajian kitab 2. Pendidikan dakwah 3. Pendidikan formal 4. Pendidikan seni 5. Pendidikan kepramukaan 6. Pendidikan olah raga dan seni 15 Amiruddin Nahrawi,Pembaharuan pendidikan pesantren,( Yogyakarta :a gama media,2008

  h.30 16 Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai Perkembangan Moral Keagamaan Mahasiswa PTAIN, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.18-19.

7. Pendidikan keterampilan dan kejuruan 8.

  Pengembangan masyarakat 9. Penyelenggaraan kegiatan social D.

   Rumusan Masalah

  Bertolak dari uraian latar belakang diatas secara sederhana dapat dirumuskan inti permasalahan yang menjadi pokok pemhasan utama peneliti yaitu :

1. Mengapa K.H.A. Wahid Hasyim mempunyai pemikiran untuk mengadakan

  Pembaharuan Pesantren ditebuireng? 2. Bagaimana implikasi terhadap dunia pendidikan islam (Pesantren Tebuireng ) di Indonesia?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian : a.

  Untuk mengetahui Latar belakang K.H.A.Wahid Hasyim dalam pembaharuan pendidikan pesantren b.

  Untuk mengetahui implikasi gagasan K.H.A.Wahid Hasyim terhadap system pendidikan pesantren

2. Manfaat Penelitian a.

  Dari hasil peneliti diharapkan akan menyegarkan dan mengingatkan kembali apa-apa yang telah dilakukan oleh K.H.A.Wahid Hasyim yang kemudian dapat melakukan pemikiran analogis yang akurat agar dapat digunakan untuk mendeskribsikan dan memecahkan persoalan- persoalan pendidikan pesantren tebuireng b.

  Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat juga digunakan sehingga menjadi salah satu acuan bagi para peneliti sejarah pendidikan pesantren diindonesia terutama tentang pembaharuan pendidikan pesantren tebuireng atas pemikiran K.H.A.Wahid Hasyim

F. Metode Penelitian

  Untuk dapat memahami serta memudahkan pembahasan masalah yang telah dirumuskan dan untuk dapat mencapai tujuan penelitian ini maka perlu adanya metode penelitian yang cocok dan sesuai untuk menyimpilkan dan mengelola data yang dikumpulkan. Agar penelitian ini dapat berjalan dengan lancardan dapat data-data yang lengkap dan tepat, maka diperlukan metode-metode penelitian sebagai berikut : Adapun metode yang diterapkan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan yaitu suatu penelitian yang mempokuskan pembahasan pada literatur-literatur baik berupa buku-buku, seperti majalah-majalah ilmiah dokumen-dokumen dan materi kepustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan . Penelitian kepustakaan berbeda dengan penelitian lapangan, lokasi pengumpulan data dapat ditemukan dimana pun manakala tersedia kepustakaan yang sesuai dengan objek material penelitian tersebut

  17 2.

  Sumber data a.

  Sumber primer yaitu sumber informasi yang langsung mempunyai wewenang dan tangggung jawab terhadap pengumpulan data atau pun penyimpanan data

18 Mengenai penelitian ini penulis mengunakan

  sumber data primer sebagai berikut : 1.

  H.Abuebakar (1957) sejarah hidup K.H.A.Wahid Hasyim dan kalangan tersiar sebagian besar H.Abuebakar memfokuskan pembahasan pada biografi K.H.A.Wahid Hasyim 2. K.H.A.Wahid Hasyim, Revitalisasi humanism religius dan kebangsaan, editor Dr.H.Shofiyullah Mz,M.Ag;dkk.buku 1 ( Jakarta:

  PT. Pustaka Alvaber, 2017).

  3. K.H.A.Wahid Hasyim, Revitalisasi humanism religius dan kebangsaan, editor Dr.H.Shofiyullah Mz,M.Ag;dkk.buku 2 ( Jakarta: PT. Pustaka Alvaber, 2017).

4. H.Amiruddin Nahrawi,S.Ag, Pembaharuan Pendidikan pesantren

  (Jakarta: Ummul Qura, 2016 ) b. Sumber data sekunder adalah sumber data yang berupa kepustakaan yang berkaitan dengan objek formal atau buku sebagai pendukung dalam 17 S. Nasution, Metode Research : Penelitian Ilmiah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h.145 18 Winarto, Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tasito, 1991), h. 163.

  19

  mendeskripsikan objek material penelitian bertujuan untuk melengkapi Data primer. Pada data ini penulis berusaha mencari sumber-sumber atau karya lain yang ada kaitannya dengan penulisan ini seperti :

  1. H. Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam,Klam Mulia ( Jakarta : Kalam mulia,2015 )

2. Badrud Tamam, Pesantren, Nalar dan tradisi, Yogyakarta : Pustaka

  Pelajar,2015 3. Irwan Suhanda, Gus Dur Santri Par Excellence, Jakarta : Kompas,

  2010 4. Rohani Shidiq, Gus Dus Penggerak Dinamisasi Pendidikan Pesantren,

  Yogyakarta: Istana Publishing,2015 5. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Pandangan hidup Kiai dan vsinya mengenai Masa Depan Indonesia, Jakarta: LP3ES, 2011

G. Tinjauan Pustaka

  Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan berusaha menelusuri karya terdahulu yang membahas tentang K.H.A.Wahid Hasyim dan gagasan pendidikan hal ini penting untuk dijadikan sebagai salah satu acuan dalam proses penelitian ini sehingga dapat berjalan lancer dan bener. Diluar itu tinjauan pustaka juga penting dalam rangka menghindari adanya pengulangan penelitian duplikasi merupakan suatu hal yang sangat disayangkan dalam penelitian ilmiah 19 Karya yang Membahas tentang K.H.A.Wahid Hasyim diantaranya adalah : Kaelan, Op.Cit, h. 156.

  1. H.Abuebakar (1957) sejarah hidup K.H.A.Wahid Hasyim dan kalangan tersiar sebagian besar H.Abuebakar memfokuskan pembahasan pada biografi K.H.A.Wahid Hasyim 2. Zamakhsari Dhofier ( 1982 ) tradisi pesantren study: pandangan hidup kiai buku ini membahas tentang perkembangan pesantren diindonesia pembahasan mengenai gagasan K.H.A.Wahid Hasyim terhadapan pembaharuan pendidikan

  3. Mahmud yunus ( 1995 ) Sejarah pendidikan islam diindonesia buku ini hanya memfokuskan pembahasan pada sejarah masuknya islam diindonesia yang membawa pedagang-pedagang muslim.

H. Sistematis Penulisan

  Bab pertama pendahuluan memaparkan gambaran global skripsi melipiti judul latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, sistematis penulisan dan peneelitian yang relevan.

  Bab kedua membahas tentang lembaga pendidikan islam dindonesia dimama akan dibahas pengertian lembaga pendidikan islam jenis lembaga pendidikan islam,dan akan membahas pengertian pendidikan pesntren

  Bab ketiga akan membahas biografi K.H.A.Wahid Hasyim sampai beliau diangkat sebagai pahlawan nasiaonal

  Bab keempat membahas tentang analisi relevansi pembaharuan pendidika pesantren menurut K.H.A.Wahid Hasyim terhadap pendidikan pesantren diindonesia pada masa sekarang

  Bab kelima penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan dan beberapa saran yang berkaitan dengan masa depan pendidikan islam.

I. Penelitian Terdahulu yang Relevan

  Untuk mencapai hasil penelitian ilmiah diharapkan data-data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini dan menghindari tumpang tindih dari pembahasan penelitian, penulis terlebih dahulu mengadakan tinjauan pustaka. Dalam kajian pustaka yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang temanya hamper sama dengan judul penelitian ini, diantara hasil penelitian terdahulu sebagai berikut: 1.

   Penelitian H.Abuebakar (1957) sejarah hidup KH.A.Wahid Hasyim dan

  kalangan tersiar sebagian besar H. Abuebakar memfokuskan pembahasan pada biografi KH.A.Wahid Hasyim sedangkan penulis memfokuskan pada pembaruan pada pondok pesantren perspektif KH.A.Wahid Hasyim 2.

   Penelitian Syafiq Akhmad Mughni UIN Jakarta 2013, yang berjudul Pembarau

  Pendidikan islam (Perspektif KH.A.Wahid Hasyim) dalam penelitian yang dilakukan oleh Syafiq Akhmad Mughni memfokuskan pada pembaruan pendidikan islam diindonesia sedangkan penulis meneliti tentang Pembaruan Pendidikan Pesantren ( Perspektif KH.A.Wahid Hasyim).

BAB II LANDASAN TEORI A. Lembaga Pendidikan Islam diindonesia

1.Pengertian Lembaga Pendidikan Islam

  Secara etimologi, lembaga pendidikan adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang member bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan sesuatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha.Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan mengandung dua arti yaitu : (1) Pengertian Secara fisik, materi, kongkrit, dan (2) pengertian secara non-fisik , non-material, dan abstrak.

  Dalam bahasa inggris lembaga pendidikan disebut instituate ( dalam pengertian fisik ) yaitu sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan lembaga pendidikan dalam pengertian non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu system norma untuk memenuhi kebutuhan Lembaga pendidikan dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan dan lembaga pendidikan dalam pengertian non-fisik disebut dengan pranata.

  Secara terminology menurut Hasan Langgulung ,lembaga pendidikan adalah suatu system peraturan yang bersifat mujarrad, sustu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik tertulis atau tidak termaksuk perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok yang melaksanakan peraturan-peraturan tersebut adalah : Masjid, sekolah, kuttab dan

  20 sebagainya.

  Adapun lembaga pendidikan islam secara terminology dapat diaartikan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan islam ,dan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian kongkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian yang abstrak dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu ,serta penanggungjawab pendidikan itu sendiri

  Pendidikan islam termasuk bidang social sehingga dalam kelembagaanya tidak terlepas dari lembaga-lembaga social tersebut tediri atas tiga bagian antara lain

1) Asosiasi, misalnya Universitas, persatuan atau perkumpulan.

  2) Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit dan sekolah-sekolah

  3) Pola tingkah laku yang menjadi kebiasaan atau pola hubungan social yang mempunyai hubungan tertentu

20 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,2015), h.314

2. Jenis- jenis Lembaga Pendidikan 1.

  Lembaga Pendidikan dilihat dari aspek ajaran islam sebagai asasnya Dalam ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan dengan Allah SWT maupun amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud Syaltut mengemukakan bahwa ajaran islam mencangkup berbagai aspek akidah, syariah, dan muamalah yang dapat

  21 membimbing manusia menuju kehidupan yang ebih baik.

  Asas seluruh ajaran dan amal islam adalah iman. Islam telah menetapkan norma-norma dalam mengamalkan ajarannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh sidi Ghazalba, bahwa jenis lembaga pendidikan islam serba tetap dan tidak boleh berubah dan tidak mungkin berubah adalah sebagai berikut : a.

  Rukun Iman b.Ikrar c.

  Thaharah d.Shalat e.

  Zakat f. Puasa g.Haji 21 Ibid , h.315 h.Iksan i.

  Ikhlas j. Taqwa

  Adapun lembaga yang dapat berubah,karena perubahan norma-norma adalah sebagai berikut : a.

  Ijtihat b.Fikih c.

  Akhlak d.Lembaga Pergaulan Masyarakat e.

  Lembaga ekonomi f. Lembaga pengetahuan dan Teknik g.Lembaga seni h.Lembaga Negara

  Agama islam adalah agama yang universal, serba tetap dan tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan merupakan agama yang diridhoi oleh Allah SWT.

  2.Lembaga Pendidikan Islam Ditinjau Dari Aspek Penanggung Jawabanggung jawab pendidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus dilaksanakan, karena tugas ini satu dari beberapa instrument masyarakat dan bangsa dalam upaya pengembangan manusia sebagai khalifah di bumi.Tanggung jawab ini dapat dilaksanakan secara individu dan kolektif.Secara individu dilaksanakan oleh orang tua dan kolektif kerja sama seluruh anggota keluarga, masyarakat dan pemerintah Adapu jenis lembaga pendidikan a.

  Lembaga Keluarga ( In-formal ) Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antara kelompok orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum ada dilingkungannya. Kegiatan pendidikan dalam lembaga ini tanpa ada suatu organisasi ketat.Tanpa ada program waktu dan evaluasi

  Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah usrah, dan nasb sejalan dengan pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan pemerdekaan. Pentingnya dan keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan islam disyaratkan dalam al-Quran :

  Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka “ ( Q,S. al-Tahrim : 6 ) b.

  Lembaga Sekolah / Madrasah ( Formal ) Abu Ahmad dan Nur Uhbiyati member pengertian tentang lembaga pendidikan sekolah, yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan ditempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai perpanjangan dan kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan Sementara Hadari Nawawi mengelompokan lembaga pendidikan sekolah kepada lembaga pendidikan yang kegiatan pendidikanya diselenggarakan dengan sengaja, berencana, sistematis dalam rangka membantu anak dalam mengembangkan potensinya, agar mampu menjalankan tugs sebagai khalifah Allah di bumi

  Di Negara Republik Indonesia ada tiga lembaga pendidikan yang diidentikan sebagai lembaga pendidikan islam, yaitu : Pesantren, Madrasah dan sekolah

  22 milik organisasi islam dalam setiap jenis dan jenjang yang ada.

  c.

  Lembaga Pendidikan Masyarakat ( Non-Formal ) Lembaga pendidikan non-formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat .

  Hampir sejalan dengan pengertian tersebut diatas, Abu Ahmadi mengartikan lembaga non-formal kepda semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan terencana diluar kegiatan lembaga sekolah ( Lembaga pendidikan formal )

22 Ibid , h.318

  Masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang terikat oleh kesatuan bangsa, Negara, kebudayaan, dan agama.Setiap masyarakat memiliki cita-cita yang diwujudkan melalui peraturan-peraturan dan system kekuasaan tertentu.Islam tidak membebaskan manusia dari tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat. Dia merupakan bagian yang integral sehingga harus tunduk pada norma yang berlaku dalam masyarakat. Begitu juga dengan tanggung ja wabnya dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.

3. Lembaga Pendidikan Islam Ditinjau Dari Aspek Waktu Dan Tempat

  Pada mulanya pendidikan islam dilaksanakan oleh Nabi secara sembunyi- sembunyi dan disampaikan melalui individu-individu. Tetapi setelah pemeluk islam bertambah banyak diperlukan lembaga pendidikan lebih efektif dan efisien.

  Untuk lebih sistematisnya uraian mengeniai lembaga pendidikan yang ditinjau dari aspek waktu dan tempatnya maka dapat dibabarkan sejarah pendidikan islam :

  a) Periode Pembinaan

  b) Periode Keemasan

  c) Periode Kemunduran

  d) Periode Stagnasi dan Kehancuran

  e) Periode Modern a.

  Periode Pembinaan

  Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Dalam sejarah, bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan Islam pertama adalah rumah tangga (dar) Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai lembaga sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan Al- Qur'an. Firman Allah swt: Artinya:

  “Ajarilah keluargamu yang terdekat” (Asy-Syu'ara‟ ayat 214) Secara formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok- pokok ajaran Islam kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin bertanya tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk Islam.