Analisis hukum Islam terhadap pernikahan sirri seorang istri yang masih dalam proses perceraian: studi kasus di Desa Alang-Alang Caruban Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERNIKAHAN SIRRI
SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES
PERCERAIAN
(Studi Kasus di Desa Alang-Alang Caruban Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang)
SKRIPSI
Oleh:
Ulfatur Rosida
NIM: C01213088

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah)
Surabaya
2017

ABSTRAK

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan yang berjudul ‚Analisis
Hukum Islam Terhadap Pernikahan Sirri Seorang Istri yang masih dalam Proses

Perceraian (Studi kasus Di Desa Alang-Alang Caruban Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang)‛. Adapun rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini
adalah: Pertama, bagaimana deskripsi kasus pernikahan sirri seorang istri yang
masih dalam proses perceraian di desa Alang-Alang caruban kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang. Kedua, bagaimana analisis hukum Islam terhadap
pernikahan sirri seorang istri yang masih dalam proses perceraian di desa AlangAlang Caruban kecamatan Jogoroto kabupaten Jombang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menjawab
rumusan masalah yang ada. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan
metode wawancara kepada pihak-pihak yang terkait seperti pelaku nikah sirri dan
suami sahnya, wali dan saksi dalam pernikahan sirri tersebut, tetangga dan
aparatur desa. Selain itu pengumpulan data lain juga peneliti menggunakan studi
pustaka untuk mengetahui teori yang ada dalam kepustakaan yang dianalisis
menggunakan pola fikir deduktif untuk memperjelas kesimpulan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa yang melatarbelakangi terjadinya
pernikahan sirri tersebut karena untuk menghindari masalah yang terjadi
dikehidupannya dengan suami pertamanya yakni dengan bapak Herman, padahal
ketika menikah dengan suami keduanya yakni bapak Hartoyo, ibu Indra masih
bersetatus istri sah dari bapak Herman. Ibu Indra berani melakukan pernikahan
sirri tersebut karena sudah di talak secara hukum Islam oleh Bapak Herman, dari
analisis hukum Islam yang menggunakan Maslahah Mursalah bahwa apabila Ibu

Indra melakukan pernikahan dengan Bapak Hartoyo maka harus melaksanakan
iddah tersebut. Demi kemaslahatan bersama, maka Ibu Indra harus menunggu
putusan dari Pengadilan Agama Jombang yang menyatakan antara ibu Indra dan
Bapak Hartoyo telah resmi bercerai, kemudian melaksanakan ‘iddah dan setelah
itu bisa melaksanakan pernikahan dengan bapak Hartoyo dengan pernikahan
yang sah yaitu dicatatkan di KUA
Sejalan dengan kesimpulan di atas, peneliti mengharapkan kepada tokoh
agama, aparatur desa dan pihak-pihak terkait untuk memberi pengarahan,
penjelasan dan pencerahan terkait dengan pernikahan. Dan kepada masyarakat
pada umumnya juga agar tidak terjadinya perkawinan yang terlarang maka harus
melibatkan pejabat yang berwenang untuk melakukan perkawinan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM ............................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TRANSLITERASI .............................................................................. xiv
BAB I

PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah .............................. 9
C. Rumusan Masalah..................................................................... 10
D. Kajian Pustaka .......................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian...................................................................... 13
F. Kegunaan Hasil Penelitian ....................................................... 13
G. Definisi Operasional ................................................................. 14
H. Metode Penelitian..................................................................... 15
I. Sistematika Penulisan .............................................................. 19

BAB II


TEORI PERKAWINAN MASL{AH{AH MURSALAH DALAM
HUKUM ISLAM .............................................................................. 22
A. Teori Perkawinan dalam Hukum Islam .................................... 22
1. Pengertian Perkawinan ........................................................ 22
2. Syarat Rukun Perkawinan ................................................... 24
3. Pencatatan Perkawinan ....................................................... 30
4. Putusnya Perkawinan .......................................................... 35

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5. ‘Iddah ................................................................................... 40
6. Wanita yang Haram untuk dinikah...................................... 44
B. Masl{ah{ah Mursalah................................................................... 48
1. Pengertian dan Dasar Hukumnya ........................................ 48
2. Macam-macam Mas{lah{ah Mursalah .................................... 50
3. Syarat-Syarat dalam Kehujjahan Maslahah Mursalah ........ 54
4. Aplikasi Maslahah Mursalah dalam Kehidupan .................. 57
BAB III

DESKRIPSI TENTANG KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG

ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN ............. 60
A. Gambaran

Umum

Masyarakat

Desa

Alang-Alang

Caruban Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang ................ 60
B. Deskripsi Kasus Pernikahan Sirri Seorang Istri Yang
Masih Dalam Proses Perceraian ............................................... 62
1. Pihak-Pihak yang Bersangkutan .......................................... 62
2. Saksi Pendukung .................................................................. 69
BAB IV

ANALISIS


HUKUM

ISLAM

TERHADAP

KASUS

PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH
DALAM PROSES PERCERAIAN ................................................. 76
A. Analisis Latar Belakang Terjadinya Pernikahan Sirri
Seorang Istri Yang Masih Dalam Proses Perceraian................ 76
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Pernikahan Sirri
Seorang Istri Yang Masih Dalam Proses Perceraian................ 78
BAB V

PENUTUP ...................................................................................... 85
A. Kesimpulan ............................................................................... 85
B. Saran ......................................................................................... 86


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88
LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia
merupakan standar hukum utama dalam membentuk peraturan perundangundangan di Indonesia. Hal ini secara tegas dirumuskan dalam pasal 2
Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang menjelaskan bahwa: ‚Penempatan Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara adalah sesuai dengan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara serta
sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara, sehingga setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila‛.1
Dalam hal ini, sebuah perkawinan juga sangatlah penting, Islam pun

memandang suatu perkawinan dalam posisi yang penting di dalam kehidupan
pribadi, keluarga, maupun kehidupan bangsa. Perkawinan adalah sunnahtullah
yang umum dan berlaku pada semua makhluk, baik pada manusia atau yang
lainnya. Allah menciptakan alam semesta ini dalam keadaan berpasang-

Neng Djubaidah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatatatkan, (Jakarta: Sinar
Grafik, 2015), 6.
1

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

pasangan, pasangan wanita dan laki-laki adalah suatu kehendaknya dan
memiliki rasa saling tertarik yang pada akhirnya menuju pada suatu ikatan
emosi untuk hidup bersama, sebagai jalan untuk pada akhirnya menuju pada
suatu ikatan emosi untuk hidup bersama, sebagai jalan untuk berkembang biak
dan melestarikan hidupnya sebagai sepasang suami istri yang melalui lembaga

perkawinan.2
Sebagaimana firman Allah Q.S. Ar-Rum: 21
            
        
Artinya: ‚ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir‛ (Q. S. Ar-Rum 21). 3
Dan dalam firman Nya surat An-Nur: 32
           
       
Artinya: ‚Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempua,. jika
mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui‛.
(Q. S. An-Nuur: 32).4

Abidin Slamet, Fiqih Munakahat, (Bandung: Pustaka setia, 1999), 141.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Widya, 2011), 131.

4
Depag RI, Al-Qur’an…, 572.
2

3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Mengingat banyak aspek penting yang terdapat dalam perkawinan,
maka agama Islam mengatur secara terperinci tentang persyaratan perkawinan
tersebut, bahkan untuk mendukung hal itu, pemerintah juga telah menerbitkan
beberapa aturan yang terkait dengan perkawinan.5
Melihat begitu pentingnya perkawinan maka perkawinan di Indonesia
memiliki

kedudukan

yang


sangat

jelas

dan

konstitusional

dengan

dicantumkannya dalam suatu undang-undang tersendiri, yaitu UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang ada di pasal 1 yang
berbunyi ‚Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa‛.6
Bahwa ikatan batin merupakan hal penting dari perkawinan
menunjukkan bahwa menurut undang-undang ini, tujuan perkawinan bukanlah
semata-mata untuk memenuhi hawa nafsu dan hubungan perdata saja, akan
tetapi perkawinan itu bertujuan membentuk rumah tangga atau keluarga yang
kekal dan bahagia yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa atau Hukum
Agama.7
Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) dinyatakan bahwa perkawinan
menurut Islam adalah sangatlah kuat mi