ProdukHukum BankIndonesia

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

PENELITIAN

Persepsi, Preferensi Dan P
erilaku Masy
ar
akat
Perilaku
Masyar
arakat
Dan Lembaga P
en
yedia JJasa
asa
Pen
eny
Terhadap P
emba
yar

an Non Tunai
Pemba
embay
aran

Kerjasama Antara
Bank Indonesia cq. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Dengan
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oktober 2006

i

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

TIM PENELITI
Penanggung Jawab


: Sri Hartoyo
( Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB )

Ketua

: Noer Azam Achsani

Anggota Tim Ahli IPB :
1 . Rina Oktaviani
2 . Hari Wijayanto
3 . Sumedi
4 . Triana Anggraeni
5 . Heti Mulyati
6 . Samsul Hidayat Pasaribu
7 . Dyah Rukmitasari
Anggota Tim Ahli PPSK-Bank Indonesia :
1 . Hotbin Sigalingging
2 . Suarpika Bimantoro

ii


Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Kata P
engantar
Pengantar
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kekuatan dan kesehatan kepada semua tim peneliti sehingga laporan
penelitian ini dapat diselesaikan. Laporan ini berjudul ”Persepsi, Preferensi dan Perilaku
Masyarakat dan Lembaga Penyedia Jasa terhadap Sistem Pembayaran Non Tunai”
Era globalisasi dan informasi yang didukung oleh pesatnya teknologi berpengaruh
sangat signifikan terhadap sistem pembayaran non tunai. Perkembangan teknologi
informasi yang demikian pesat memungkinkan munculnya berbagai instrumen
pembayaran yang inovatif, aman, efisien dan mudah digunakan oleh masyarakat. Trend
pembayaran non tunai akan meningkat pesat di masa depan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan tindakan antisipatif oleh Bank Indonesia melalui penelitian yang komprehensif
mengenai aspek-aspek yang berkenaan dengan sistem pembayaran non tunai. Penelitian
yang dilakukan ini merupakan langkah awal untuk membentuk sistem pembayaran
non tunai yang efektif, efisien dan aman dengan memotret persepsi, preferensi, dan

perilaku masyarakat dan lembaga penyedia jasa.
Secara sistematis, laporan akhir ini terdiri dari 8 (delapan) bab yaitu Bab I tentang
pendahuluan yang menerangkan latar belakang dan tujuan, Bab II tentang studi literature, Bab III menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian, Bab IV menerangkan
gambaran dari masyarakat, Bab V menjelaskan gambaran dari dunia usaha, Bab VI
menjelaskan gambaran dari perbankan, Bab VII menjelaskan potensi pengembangan
instrumen non tunai dan Bab VIII adalah kesimpulan, saran dan implikasi kebijakan.
Pada kesempatan ini, Tim Penyusun menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada Bapak Edi Siswanto selaku Direktur pada Direktorat Akunting dan Sistem
Pembayaran (DASP), Bank Indonesia beserta jajarannya: Ibu Dyah K Mukhijani, Bapak
Ahmad Hidayat, Bapak A Donanto H Wibowo, Bapak Himawan Kusprianto dan serta
semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dan dukungan dalam kegiatan penelitian ini.
Seluruh tim peneliti sangat menikmati suasana penelitian yang menyenangkan
serta diskusi-diskusi konstruktif yang terjadi selama jalannya penelitian. Untuk itu, sekali
lagi kami mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Sebagai suatu penelitian yang relatif masih baru di Indonesia, tentu saja masih
belum bisa menjawab segala permasalahan yang ada. Oleh karena itu tim peneliti
mengharapkan masukan-masukan, yang tentunya akan sangat berguna bagi penelitian
lanjutan pada masa-masa mendatang. Akhirnya, semoga laporan ini dapat dijadikan
panduan dalam memperbaiki sistem pembayaran di Indonesia menuju lesh cash society.

Bogor, Oktober 2006
Tim Penyusun

iii

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Persepsi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat dan Dunia
Usaha terhadap Sistem Pembayaran Non Tunai

Executive Summary
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan instrumen pembayaran non tunai di Indonesia pada beberapa tahun
terakhir ini menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal ini diindikasikan dengan
semakin banyaknya pusat-pusat perdagangan dan berbagai jenis perusahaan yang
menerima pembayaran non tunai. Beberapa instrumen pembayaran non tunai yang
berkembang dewasa ini, selain warkat atau cek yang umumnya sudah diketahui, di
antaranya adalah kartu kredit, kartu debet, ATM, kartu prabayar, kartu klub serta ebanking.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sektor perbankan masih mendominasi industri jasa
pembayaran non tunai ini. Namun demikian perusahaan-perusahaan non bank juga
sudah mulai berkembang seperti switching company, IT company dan Telco company.
Selain itu, Bank Indonesia juga mempunyai peran yang cukup signifikan, khususnya
pada pelayanan pembayaran dana antar nasabah antar bank yang biasanya dilakukan
melalui transfer elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS).
Selain itu, perkembangan sistem pembayaran non tunai di luar negeri yang
semakin mengarah pada less cash society juga turut memberikan andil dalam perubahan
perilaku gaya hidup dan transaksi ekonomi para pelaku ekonomi khususnya di beberapa
kota besar di Indonesia.
Perkembangan sistem pembayaran non tunai di tanah air sebagaimana telah
diungkapkan di atas, secara teoritis maupun secara empiris tidak terlepas dari
perkembangan kegiatan perekonomian yang menghendaki efektivitas dan efisiensi
yang tinggi serta kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan
teknologi informasi yang pesat memungkinkan munculnya berbagai instrumen
pembayaran yang inovatif, aman, efisien dan mudah digunakan oleh masyarakat. Selain
itu, konvergensi antar berbagai industri seperti perbankan, telekomunikasi dan
transportasi memungkinkan adanya keterkaitan antara ketiga industri tersebut.
Berdasarkan perkembangan ekonomi dan teknologi informasi yang cukup pesat

serta perkembangan sistem pembayaran non tunai di berbagai kawasan, sudah
selayaknya Bank Indonesia (BI) mengembangkan instrumen-instrumen non tunai di
tanah air. Di samping untuk memperbanyak alternatif instumen pembayaran yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas, pengembangan sistem pembayaran non tunai juga
sejalan dengan tugas Bank Indonesia untuk menyediakan instrumen pembayaran yang
efisien, cepat, tepat dan aman sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 23

iv

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang No. 3 Tahun 2004.
Keberhasilan pengembangan sistem pembayaran non tunai tidak bisa dilepaskan
dari kesiapan masyarakat baik masyarakat umum (sebagai pengguna), dunia usaha
(sebagai penerima sistem pembayaran) maupun perbankan untuk menerima sistem
pembayaran yang relatif masih baru tersebut. Oleh karenanya, diperlukan suatu
penelitian untuk menggali informasi tentang kesiapan masyarakat serta potensi
pengembangan instrumen pembayaran non tunai sesuai dengan karakteristik
masyarakat dan karakteristik wilayah di seluruh Indonesia.

Informasi yang dikumpulkan tidak hanya mencakup aspek ekonomi, tetapi juga
aspek sosial kemasyarakatan. Informasi-informasi demikian akan sangat berguna untuk
membantu penyusunan grand design kebijakan pengembangan sistem pembayaran
non tunai yang cocok dikembangkan di Indonesia di masa-masa mendatang.
Tujuan
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui persepsi, preferensi dan
perikalu masyarakat terhadap sistem pembayaran non tunai sebagai basis untuk
membangun peta potensi pengembangan sistem pembayaran non tunai per wilayah
di Indonesia. Secara rinci, tujuan-tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi karakteristik dan perilaku dari masyarakat umum pengguna
transaksi non tunai dan pengusaha.
2) Menjelaskan persepsi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap sistem
pembayaran non tunai beserta kendala-kendala yang dihadapi.
3) Menganalisis faktor-faktor pembentuk dan penentu preferensi dan perilaku
masyarakat umum dan pengusaha terhadap produk instrumen pembayaran non
tunai.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi masukan kepada Bank Indonesia
dalam rangka menyusun grand design upaya peningkatan penggunaan sistem
pembayaran non tunai. Disamping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan informasi yang komprehensif mengenai potensi di tiap-tiap wilayah yang
bermanfaat bagi pelaku industri atau penyedia jasa sistem pembayaran non tunai dalam
melakukan perluasan kegiatannya.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Kerangka analisis untuk studi ini dapat dijelaskan dengan Gambar 1 yang juga
sekaligus menerangkan tahapan dan cakupan kegiatan penelitian persepsi, preferensi,
dan perilaku masyarakat terhadap instrumen pembayaran non tunai di Indonesia. Secara
umum, penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu :
1. Tahap Pertama, survei pertama ditujukan kepada penggalian informasi tentang
pola persepsi, preferensi, dan perilaku pengguna jasa instrumen pembayaran non

v

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

tunai (masyarakat dan potential marchants). Dari tahapan kegiatan ini akan
diperoleh informasi-informasi yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah
pola umum potensi pengembangan per wilayah observasi.

2. Tahap Kedua, survei kedua dilakukan untuk klarifikasi pola umum yang dihasilkan
dari survei tahap pertama (untuk sebagian wilayah yang telah disurvei serta
beberapa wilayah baru). Hasil survei tahap kedua selanjutnya akan digunakan
sebagai dasar untuk menyusun “model potensi” pengembangan instrumen
pembayaran non tunai. Model akan dikembangkan dengan cara mencari
hubungan antara variabel potensi yang diperoleh dari data primer dengan
variabel-variabel sosial ekonomi yang disarikan dari data sekunder.
3. Tahap Ketiga, berdasarkan model potensi tersebut dilakukan pemetaan per wilayah
ke dalam berbagai tipologi, misalnya: “tinggi”, “sedang”, dan “rendah”.
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. dan alur kegiatan
disajikan pada Gambar 2

vi

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

vii

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan

Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan adalah data primer dengan didukung beberapa data
sekunder yang diperlukan dalam penyusunan laporan hasil penelitian. Data primer
yang diperoleh melalui survei lapang dibagi ke dalam dua tahap sebagai berikut:
1. Survei tahap pertama dilakukan untuk melihat/memotret persepsi, preferensi dan
perilaku masyarakat umum dan pengusaha terhadap penggunaan instrumen
pembayaran non tunai.
2. Survei tahap kedua akan dilakukan untuk mengklarifikasi sekaligus untuk menguji
model yang dikembangkan dari hasil survei tahap pertama. Survei akan mencakup
sebagian wilayah yang telah disurvei ditambah beberapa wilayah baru yang belum
disurvei pada tahap pertama.
Secara rinci, data yang dikumpulkan meliputi:
1. Data primer diperoleh wawancara dengan para pelaku ekonomi yang dipilih
berdasarkan metodologi purposive sampling/quota sampling. Wawancara yang
dilakukan dengan menggunakan kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai perilaku, persepsi, dan preferensi masyarakat dan pengusaha
terhadap penggunaan instumen pembayaran non tunai.
2. Data sekunder (mencakup data-data potensi ekonomi dan keuangan nasional
dan daerah) yang diperoleh dari Bank Indonesia serta berbagai dinas/instansi
teknis, perbankan nasional, Badan Pusat Statistik, Pemda, dan lembaga lain dalam
rangka identifikasi potensi dari sisi kegiatan ekonomi.
Penentuan Sampel dan Responden
Metode penentuan sampel/responden dilakukan berdasarkan purposive sampling/
quota sampling. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan
kuesioner kepada responden survei yaitu masyarakat umum dan pengusaha. Responden
masyarakat umum dibagi menjadi 3 (tiga) kategori:
1. Nasabah bank yang menggunakan kartu non tunai (60% dari total responden
masyarakat umum)
2. Nasabah bank yang tidak menggunakan kartu non tunai (30% dari total
responden masyarakat umum)
3. Non nasabah (10% dari total responden masyarakat umum)
Jumlah responden non-nasabah ditentukan lebih kecil dari dua tipe responden
lainnya yaitu sebesar 10%. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui
persepsi, preferensi dan perilaku masyakat terhadap instrumen pembayaran non tunai,
pemilihan responden tersebut didasari pertimbangan untuk menghindari bias ke bawah.
Lokasi Survei
Idealnya penelitian memiliki cakupan area yang cukup beragam dengan pemilihan
sampel didasarkan atas beberapa karakteristik wilayah yang meliputi wilayah perkotaan,

viii

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai
pedesaan, daerah perbatasan serta daerah pariwisata. Dasar pemilihan wilayah tersebut
adalah untuk menangkap/memotret pola persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat
terhadap instrumen pembayaran non tunai di tiap karakteristik wilayah tadi.
Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan biaya, penelitian lebih difokuskan
pada wilayah-wilayah yang secara ekonomi relatif maju, khususnya daerah-daerah
perkotaan (kota besar dan menengah) serta daerah-daerah pariwisata. Untuk setiap
lokasi survei dipilih 2 (dua) kota yaitu ibukota propinsi dan satu kabupaten dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi cukup baik. Untuk survei tahap pertama ini wilayah
penelitian meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat (Bandung, Sumedang), Sumatera Utara
(Medan, Tebing Tinggi), Lampung (Bandar Lampung, Lampung Selatan), Bali (Denpasar,
Badung). Untuk tahap kedua penelitian meliputi wilayah DKI Jakarta, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Riau, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara
Implikasinya adalah bahwa yang dihasilkan dari penelitian ini tidak bisa
digeneralisasi untuk seluruh wilayah Indonesia, tetapi lebih kepada wilayah perkotaan.
Meskipun demikian, dari hasil survey yang dilakukan, selanjutnya akan dibangun model
untuk melihat potensi pengembangan sistem pembayaran non di seluruh wilayah Indonesia.
III. HASIL PENELITIAN
Beberapa temuan utama penelitian ini bisa disarikan hasil penelitian berikut:
Masyarakat Umum
1) Sebagian besar responden (68 persen) sudah pernah memanfaatkan sistem
pembayaran non tunai, dan hanya sebagian kecil saja (32 persen) yang belum
pernah memanfaatkannya. Mereka yang belum memanfaatkan instrumen non
tunai sebagian besar karena belum perlu, belum mengerti prosedurnya atau
karena lokasi tempat tinggal yang masih terlayani dengan baik. Selain itu, alasan
lain yang mengemuka adalah adanya ketakutan bahwa hidup akan menjadi lebih
boros.
2) Pengalaman masyarakat dalam menggunakan instrumen non tunai bisa dikatakan
baik. Meskipun demikian ada sebagian kecil responden (21 persen) pernah
mengalami pengalaman yang buruk, diantaranya mesin ATM rusak,
ketidakakuratan transaksi atau penggunaan kartu kredit oleh orang lain.
3) Untuk memperluas penggunaan instrumen non tunai, media yang paling baik
digunakan adalah jalur teman/keluarga dan televisi. Jalur lain melalui koran, radio, maupun majalah juga bisa digunakan tetapi dampaknya relatif lebih kecil.
4) Aspek-aspek yang dipandang sangat penting oleh masyarakat adalah keamanan,
aksesibilitas dan kecepatan pelayanan. Oleh karenanya, untuk mengembangkan
sistem pembayaran non tunai di masa depan, Bank Indonesia harus memberikan
perhatian utama pada aspek-aspek tersebut.
5) Untuk pengembangan kartu prabayar, secara umum masyarakat (71 persen)
bersedia menerima instrumen tersebut, dengan mayoritas menginginkan kartu

ix

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

prabayar multi fungsi. Beberapa fungsi penggunaan yang sangat diminati adalah
untuk pom bensin, super market, pembayaran tol dan layanan rumah sakit.
6) Secara umum, masyarakat pengguna instrumen non tunai didominasi oleh
responden dengan ciri-ciri (i) orang yang terbuka terhadap informasi dan
memandang instrumen non tunai sebagai satu prestise tersendiri, (ii) orang yang
memandang dirinya sebagai pelopor/panutan bagi orang lain serta (iii) orangorang yang memang menyukai model pembayaran non tunai.
Dunia Usaha
1) Dari keseluruhan responden dunia usaha yang disurvey (74 persen diantaranya
berbadan hukum), sebagian besar diantaranya (75 persen) belum memiliki masalah
cash handling. Temuan ini sejalan dengan kenyataan bahwa sejauh ini sebagian
besar omset mereka (82 persen) masih didominasi oleh transaksi tunai. Masalah
cash handling hanya dijumpai pada 25 persen persen perusahaan, dengan problem utama adanya selisih transaksi, masalah uang palsu serta masalah uang logam
(receh) dan kembalian.
2) Meskipun belum belum menghadapi masalah cash handling, animo dunia usaha
untuk menerima instrumen pembayaran non tunai sangat besar. Hal ini terbukti
dari kecilnya (27 persen) penolakan responden terhadap instrumen non tunai.
Penolakan mereka pun sebenarnya bukan karena tidak mau, tetapi lebih karena
ketidaktahuan serta ketiadaan infrastruktur. Dari hasil wawancara juga ditemukan
bahwa hampir semua responden dunia usaha akan bersedia menerima instrumen
pembayaran non tunai jika pemerintah (Bank Indonesia) memang akan
menerapkannya secara lebih luas.
3) Secara umum dunia usaha juga tidak banyak menghadapi pengalaman buruk
berkenaan dengan instrumen non tunai. Hanya 20 persen responden yang punya
pengalaman buruk, khususnya cek/BG kosong, jaringan rusak, penyalahgunaan
kartu kredit serta buruknya layanan bank dalam melayani klaim tagihan.
4) Diantara semua instrumen pembayaran non tunai, kartu debet adalah instrumen
yang paling disukai oleh dunia usaha. Hal ini terkait dengan kecilnya risiko yang
harus ditanggung. Bahkan beberapa responden menggolongkan pembayaran
dengan kartu debet sebagai pembayaran tunai, karena uangnya dipindahbukunan
dalam waktu yang singkat dengan proses yang otomatis.
5) Terkait dengan kartu prabayar, mayoritas dunia usaha dengan senang hati
menerima instrumen pembayaran ini. Hanya sebagian kecil saja yang belum
bersedia menerimanya karena alasan tidak tahu, belum perlu atau masih sangsi
akan kegunaannya. Untuk itu, sosialisasi lebih luas sangat diperlukan agar
masyarakat dan dunia usaha lebih paham akan hal ini. Selain kartu debet, kartu
lain yang disukai oleh dunia usaha secara berturut-turut adalah transfer bank,
cek, kartu kredit, BG, kartu belanja dan pembayaran via internet.
6) Terkait dengan biaya transaksi, mayoritas responden keberatan dengan
pengenaan biaya tersebut.

x

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Hanya 31 persen responden yang menjawab bersedia membayar biaya transaksi.
Perbankan
1) Tingginya animo masyarakat dan dunia usaha dalam menggunakan instrumen
pembayaran non tunai ternyata juga dilihat oleh dunia perbankan. Hal ini
diindikasikan oleh kenyataan bahwa mayoritas perbankan menganggap bahwa
pertumbuhan penggunaan ATM, Kartu Debet maupun Kartu Kredit sangat tinggi.
Selain itu faktor pendorong lain yang dianggap penting adalah peningkatan trend
di masyarakat dalam menggunakan instrumen non tunai.
2) Sebaliknya, hambatan yang paling dirasakan dunia perbankan dalam
mengembangkan instrumen non tunai adalah tingginya biaya investasi. Hambatan
lainnya yang juga banyak diungkapkan adalah rendahnya permintaan dari
masyarakat. Hal ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan yang ada di
masyarakat maupun dunia usaha. Untuk itu, diperlukan satu sosialisasi khusus
untuk menghubungkan keinginan masyarakat dengan dunia perbankan.
3) Dalam usaha untuk melakukan penetrasi seluruh instrumen non tunai, secara
umum dunia usaha memandang faktor keamanan, biaya dan akurasi sebagai aspek
yang sangat penting untuk diperhatikan.
Peta Potensi Pengembangan
Untuk melihat potensi pengembangan sistem pembayaran non tunai, penelitian
ini menyusun peta potensi pengembangan yang mencakup seluruh kabupaten/kota di
seluruh wilayah Indonesia. Pengembangan peta potensi ini dirdasarkan pada faktorfaktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan masyarakat dalam menggunakan
instrumen pembayaran non tunai. Hasil analisis sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, menjelaskan bahwa faktor-faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan seseorang untuk menggunakan instrumen pembayaran non
tunai diantaranya: status responden (sebagai nasabah bank), status kredit (sebagai
pengguna kredit), tingkat pendidikan, jumlah tabungan serta jumlah pengeluaran.
Sebagai proxy terhadap faktor-faktor dominan tersebut, dipilih indikatorindikator makro yang sesuai dan bisa menggambarkan kondisi masing-masing daerah
terkait dengan faktor-faktor dominan. Indikator-indikator terpilih dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Jumlah kantor bank yang berkaitan erat dengan variabel ”status nasabah”. Jumlah
bank dalam hal ini menggambarkan mudah/sulitnya masyarakat untuk
emmperoleh akses pelayanan perbankan. Semakin banyak kantor bank yang
tersedia, akan semakin mudah bagi masyarakat untuk menjadi nasabah bank dan
sekaligus meningkatkan potensi pengembangan sistem pembayaran non tunai.
2) Total kredit yang berkaitan erat dengan variabel ”nasabah kredit” dan berkorelasi
dengan minat masyarakat untuk memperoleh kredit. Semakin tinggi kredit di
suatu kabupaten/kota, maka semakin tinggi pula potensi pengembangan sistem
pembayaran non tunai.

xi

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

3) Dana pihak ketiga (DPK) yang dalam hal ini merupakan proxy langsung bagi
variabel jumlah tabungan masyarakat. Semakin tinggi tabungan masyarakat,
semakin tinggi pula potensi pengembangan sistem pembayaran non tunai.
Peta potensi pengembangan akan dibuat berdasarkan variabel asal (DPK, jumlah
bank, dan kredit) serta jumlah penduduk pada tiap-tiap kabupaten/kota di seluruh
wilayah Indonesia. Tinggi rendahnya potensi pada satu kabupaten/kota akan sangat
tergantung pada skor tiap-tiap variabel untuk kabupaten/kota yang bersangkutan.
Kriteria pemberian skor didasarkan pada kuartil (Q1, Q2 dan Q3) serta sebaran normal.
Khusus untuk wilayah-wilayah tertentu yang datanya tidak tersedia (karena proses
pemekaran misalnya), maka ia tidak akan disertakan ke dalam proses skoring.
Dari hasil skoring selanjutnya bisa diperoleh empat peta potensi pengembangan
sistem pembayaran non tunai yang bisa dilihat pada Lampiran 1 – Lampiran 4. Dari
gambar-gambar tersebut terdapat empat warna yang menunjukkan potensi
pengembangan sistem pembayaran non tunai pada masing-masing kabupaten/kota.
Warna-warna yang ada masing-masing menunjukkan:
1) Kuning adalah kabupaten/kota yang memiliki potensi tinggi
2) Merah adalah kabupaten/kota yang memiliki potensi menengah atas
3) Biru adalah kabupaten/kota yang memiliki potensi menengah bawah
4) Hijau adalah kabupaten/kota dengan potensi rendah.
Dengan demikian jika pengembangan sistem pembayaran non tunai akan
dilakukan secara bertahap, maka fokus pengembangan bisa dimulai dari daerah-daerah
yang ditandai dengan warna kuning, dan selanjutnya diikuti oleh daerah-daerah yang
ditandai warna merah. Untuk daerah-daerah yang ditandai dengan warna biru dan
hijau, pengembangan bisa dilakukan belakangan mengingat potensinya tidak terlalu
besar. Keberhasilan penerapan sistem pembayaran non tunai di daerah-daerah yang
berwarna kuning dan merah yang disertai dengan sosialisasi yang memadai, diharapkan
akan mempermudah proses pengembangan di daerah yang berwarna biru dan hijau.
Secara umum dapat dikatakan bahwa potensi terbesar bagi pengembangan sistem
pembayaran non tunai berada di Pulau Jawa-Bali, sebagian Sumatera, sebagian
Kalimantan serta sebagian Sulawesi. Beberapa daerah di wilayah Papua juga memiliki
potensi yang lumayan bagus, meskipun belum sebagus daerah-daerah sebagaimana
disebutkan di atas. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Selain itu dengan mempertimbangkan disparitas ekonomi antar wilayah, maka
akan disusun pula peta potensi yang berbeda untuk: (1) Wilayah Jawa-Bali, (2) Wilayah
Sumatra dan (3) Wilayah lainnya di Indonesia. Untuk Jawa-Bali, potensi tertinggi ada
di Jawa Barat serta sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Untuk Sumatera,
kawasan pantai timur secara umum memiliki potensi lebih tinggi dibanding pantai
barat. Sedangkan untuk wilayah lainnya, potensi tinggi tersebar di sebagian
Kalimantan, Sulawesi, Papua serta Nusa Tenggara Barat.

xii

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Peta potensi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
IMPLIKASI KEBIJAKAN
Dari hasil-hasil temuan survey sebagaimana telah terdahulu, ada beberapa
rekomendasi kebijakan yang bisa disampaikan:
1) Potensi pengembangan sistem pembayaran non tunai ternyata cukup besar,
khususnya di perkotaan dengan ciri-ciri ekonomi dan perbankan yang cukup maju.
Hal ini bisa dilihat dari antusiasme masyarakat, baik masyarakat umum sebagai
pengguna, dunia usaha sebagai penerima instrumen pembayaran maupun dunia
perbankan. Potensi ternyata tidak hanya pada para nasabah perbankan, tetapi
juga masyarakat umum non nasabah.
2) Besarnya potensi pengembangan tidak hanya berkaitan erat dengan faktor
ekonomi dan keuangan semata, tetapi juga faktor-faktor lain seperti demografi
dan sosial budaya. Oleh karenanya, dalam pengembangan ke depan, seyogyanya
memperhatikan hal-hal yang menjadi concern masyarakat luas.
3) Untuk lebih mempercepat pengembangan sistem pembayaran non tunai, sangat
penting untuk dilakukan sosialisasi secara luas dengan menggunakan saluran atau
media yang efektif seperti jalur kerabat/teman dan TV.
4) Menyadari bahwa potensi pengembangan tiap-tiap daerah tidak merata, maka
sangat perlu untuk melakukannya secara bertahap, dengan memperhatikan peta
potensi pengembangan tiap-tiap wilayah yang direkomendasikan oleh tim peneliti.
5) Semakin meningkatnya penggunaan instrumen pembayaran non tunai tentunya
akan membawa dampak ke kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia. Salah satu issue urgen yang harus segera diperhatikan adalah ”perlu tidaknya
redefinisi jumlah uang beredar M1 dan M2”. Selain itu, penting juga untuk melihat
dampak penggunaan instrumen non tunai terhadap variabel makro-moneter
lainnya. Untuk itu, tim peneliti merekomendasikan pelaksanaan penelitian lanjutan
yang secara khusus menelaah hal-hal krusial tersebut.

xiii

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Daftar Isi
Hal.

TIM PENELITI
.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
EXECUTIVE SUMMARY ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI
............................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3. Tujuan ......................................................................................................... 2
1.4. Manfaat ...................................................................................................... 3
1.5. Batasan Penelitian ..................................................................................... 3

BAB II STUDI LITERATUR ................................................................................... 4
2.1.Persepsi, Preferensi dan Perilaku .............................................................. 4
2.1.1. Faktor Lingkungan ........................................................................... 5
2.1.2. Faktor Perbedaan Individu dan Faktor Psikologis .......................... 5
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen
Pembayaran Non Tunai ...................................................................... 6
2.2.Jenis-jenis Instrumen Pembayaran Non Tunai .......................................... 7
2.2.1. Instrumen Pembayaran Non Tunai Berbasis Warkat ...................... 8
2.2.2. Intrumen Pembayaran Non Tunai Berbasis Kartu
dan Berbasis Elektronik........................................................................ 8
2.2.3. Sistem Pembayaran Antar Bank di Indonesia dan
Peran Bank Indonesia ...................................................................... 9
2.3. Pengalaman Negara Lain .........................................................................10
2.3.1 Amerika Serikat................................................................................11
2.3.2 Austria ..............................................................................................12
2.3.3 Belgia ................................................................................................13
2.3.4. Finlandia dan Belanda .....................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 17
3.1. Kerangka Analisis .....................................................................................17
3.2. Metode Pengumpulan Data ....................................................................20
3.2.1. Jenis dan Sumber Data ....................................................................20
3.2.2. Metode Penentuan Sampel dan Responden..................................20
3.2.3. Lokasi Survei ....................................................................................21
3.3. Metode Analisis Data ...............................................................................21
3.3.1. Analisis Deskripsi..............................................................................21
3.3.2. Biplot ................................................................................................21
3.3.3. Logit ..................................................................................................22
3.3.4. Importance Performance Analysis ..................................................23
3.3.5. Analisis Potensi ................................................................................25

xiv

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

BAB IV Masyarakat Umum ............................................................................. 26
4.1. Karakteristik Masyarakat Umum.............................................................26
4.2. Persepsi dan Perilaku Terhadap Instrumen Non Tunai .........................29
4.3. Preferensi Masyarakat terhadap Instrumen Pembayaran Non Tunai .36
4.4. Analisis Psikografis ...................................................................................48
4.5. Harapan ke Depan ....................................................................................50
Box : Studi Kasus Kota Manado ...............................................................52
BAB V Dunia Usaha ......................................................................................... 63
5.1. Karakteristik Responden Perusahaan .....................................................63
5.2. Persepsi dan Perilaku Dunia Usaha terhadap Instrumen Non Tunai ....67
5.3. Preferensi Dunia Usaha terhadap Instrumen Non Tunai .......................71
5.4. Harapan ke Depan ....................................................................................75
BAB VI Perbankan ............................................................................................ 77
6.1. Penggunaan Instrumen Pembayaran Non Tunai Saat Ini ......................77
6.2. Pengembangan Instrumen Pembayaran Non Tunai Secara Umum ......86
BAB VII

Potensi Pengembangan Instrumen Pembayaran Non Tunai ... 89

7.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat untuk
Menggunakan Fasilitas Transaksi Non Tunai ..........................................89
7.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk
Menggunakan Fasilitas Transaksi Non Tunai Secara Luas .....................91
7.3. Potensi Pengembangan Sistem Pembayaran Non Tunai........................93
BAB VIII

Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan ....................................... 101

8.1. Kesimpulan ............................................................................................. 101
8.2. Implikasi Kebijakan .................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 105

xv

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Daftar Tabel

Hal.
Tabel 2.1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunakan Instrumen
Pembayaran Non Tunai Masyarakat Amerika Serikat .............................. 12

Tabel 2.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilikan dan Penggunakan
Instrumen Pembayaran Non Tunai Masyarakat Austria ........................... 13

Tabel 2.3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilikan, Penggunaan dan
Tipe Pengguna Instrumen Kartu Debit Masyarakat Belgia ...................... 14

Tabel 2.4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilikan, Penggunaan
dan Tipe Pengguna Instrumen Kartu Kredit Masyarakat Belgia ............. 15

Tabel 2.5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilikan, Penggunaan
dan Tipe Pengguna Instrumen Kartu e-purse Masyarakat Belgia ........... 15

Tabel 2.6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilikan dan Penggunakan
Instrumen Pembayaran Non Tunai Masyarakat Finlandia dan Belanda.. 16

Tabel 4.1. Frekuensi Transaksi Non Tunai menurut Jenis Transaksi .......................... 34
Tabel 4.2. Penilaian terhadap Beberapa Aspek Instrumen Non Tunai ...................... 36
Tabel 4.3. Urutan Kepentingan terhadap Aspek yang Dinilai .................................. 37
Tabel 4.4. Kelemahan Instrumen Non Tunai berdasarkan Kelompok
Responden .................................................................................................... 43
Tabel 5.1. Komposisi Omset Tunai dan Non Tunai Rata-rata Per Bulan
Berdasarkan Bidang Usaha (dalam persen) ............................................... 63
Tabel 5.2. Keberadaan Masalah Cash Handling Berdasarkan Jenis Usaha ............... 65
Tabel 5.3. Proporsi Biaya Cash Handling Berdasarkan Jenis Usaha .......................... 67
Tabel 5.4. Perilaku Responden Terhadap Instrumen Pembayaran Non Tunai
Berdasarkan Jenis Usaha ............................................................................. 67
Tabel 5.5. Kesediaan Pengusaha Terhadap Instrumen Prabayar ............................... 69
Tabel 5.6. Urutan berdasarkan Keamanan Transaksi ................................................. 71
Tabel 5.7. Urutan berdasarkan Kemudahan Mencairkan .......................................... 72
Tabel 5.8. Urutan berdasarkan Kemudahan Operasional ......................................... 72

xvi

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Tabel 5.9. Urutan berdasarkan Ketepatan Nilai Transaksi ......................................... 73
Tabel 5.10. Urutan berdasarkan Biaya Operasional ..................................................... 73
Tabel 5.11. Urutan berdasarkan Volume Transaksi ...................................................... 74
Tabel 5.12. Urutan berdasarkan Paling Disukai ............................................................ 74
Tabel 5.13 Ringkasan Urutan Preferensi Pengusaha Terhadap Instrumen
Pembayaran Non Tunai ............................................................................... 75
Tabel 6.1. Jumlah Bank menurut Instrumen yang Digunakan pada Setiap
Simpanan ...................................................................................................... 77
Tabel 6.2

Komposisi Persentase Transaksi Kartu ATM Berdasarkan Survey ............ 78

Tabel 6.3. Komposisi Persentase Transaksi Kartu Debit Berdasarkan Survey .......... 79
Tabel 6.4. Komposisi Persentase Transaksi Kartu ATM, Kartu Debet dan
Kartu ATM+Debet Menggunakan Proxy ................................................. 79
Tabel 6.5. Sebaran Wilayah dan Jenis Denominasi Penarikan Uang Tunai
Melalui ATM ................................................................................................. 80
Tabel 6.6. Bank Menurut Jaringan ATM yang Digunakan ......................................... 80
Tabel 6.7. Variasi Penggunaan Jaringan Operasional ATM ....................................... 81
Tabel 6.8. Faktor Pendorong Pengembangan Produk ATM + Kartu Debet ............. 81
Tabel 6.9. Faktor Penghambat Pengembangan Produk ATM dan Kartu
Debet ............................................................................................................ 82
Tabel 6.10. Persentase Jumlah Bank Menurut Penggunaan Kartu Kredit.................. 82
Tabel 6.11. Faktor Pendorong Pengembangan Produk Kartu Kredit ......................... 82
Tabel 6.12. Faktor Penghambat Pengembangan Produk Kartu Kredit ...................... 83
Tabel 6.13 Faktor yang Menyebabkan Bank Belum Memiliki Kartu Prabayar ......... 84
Tabel 6.14. Persentase Bank yang Memiliki Rencana Mengembangkan
Kartu Prabayar ............................................................................................. 84
Tabel 6.15. Jenis Perusahaan/Merchant yang Layak Diajak Kerjasama dalam
Pengembangan Kartu Prabayar ................................................................. 85
Tabel 6.16. Kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Kartu Prabayar .............. 85
Tabel 6.17 Kendala dalam Penetrasi Seluruh Instrumen Pembayaran Non
Tunai Secara Umum ..................................................................................... 86
Tabel 6.18 Kendala yang Ditemui dalam Pengembangan Instrumen Non
Tunai ............................................................................................................. 87

xvii

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Tabel 6.19 Kota yang Berpotensi Tinggi untuk Pengembangan Instrumen
Non Tunai .................................................................................................... 87
Tabel 6.20 Jenis Instrumen Non Tunai yang Akan Dikembangkan ............................ 88
Tabel 6.21 Teknis Penjelasan Hak dan Kewajiban Nasabah untuk Produk
Pembayaran Non Tunai .............................................................................. 88
Tabel 7.1. Hasil Analisis Regresi Logistik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Masyarakat Dalam Menggunakan Transaksi Non Tunai ........................... 91
Tabel 7.2. Hasil Analisis Regresi Logistik Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keinginan Masyarakat untuk
Menggunakan Transaksi Non Tunai ........................................................... 93
Tabel 7.3. Kriteria Pemberian Skor pada Tiap-Tiap Variabel ...................................... 95

xviii

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Daftar Gambar
Hal.
Gambar 3.1.

Gambar 3.2.
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

3.2.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.

Gambar 4.10.
Gambar 4.11
Gambar 4.12.
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16.

Gambar 4.17.
Gambar 4.18.
Gambar 4.19.
Gambar 4.20
Gambar 4.21.

Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi, Persepsi, dan
Perilaku Masyarakat dan Lembaga Penyedia Jasa Terhadap
Instrumen Pembayaran Non Tunai ....................................................... 18
Alur Kegiatan Pemetaan Potensi Pengembangan Instrumen
Pembayaran Non Tunai di Indonesia ................................................... 19
Diagram Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pekerja ......................... 24
Sebaran Responden menurut Jenis Kelamin ...................................... 26
Latar Belakang Pendidikan Responden ............................................... 26
Distribusi Usia Responden ..................................................................... 26
Pekerjaan Responden ............................................................................. 27
Penghasilan Responden ......................................................................... 27
Pengeluaran Responden Setiap Bulan ................................................. 28
Jumlah Saving Responden ..................................................................... 28
Distribusi Responden menurut Status Nasabah ................................ 28
Distribusi Responden menurut Penggunaan Instrumen
Pembayaran Non Tunai .......................................................................... 29
Distribusi Responden menurut Jumlah Bank dimana
Responden menjadi Nasabah ................................................................ 29
Produk Perbankan yang Dimanfaatkan .............................................. 30
Alasan Tidak Menggunakan Transaksi Non Tunai ............................. 30
Pengenalan Responden terhadap Produk Instrumen
Pembayaran Non Tunai .......................................................................... 31
Persentase Responden yang mengalami Pengalaman Buruk
pada Pemanfaatan ................................................................................. 32
Pengalaman Buruk yang Pernah Dialami ............................................ 32
Responden yang Mengalami Pengalaman Buruk pada
Pemanfaatan Instrumen Pembayaran Non Tunai menurut
kelompok responden ............................................................................. 33
Sumber Informasi tentang Instrumen Pembayaran Non
Tunai ......................................................................................................... 33
Penggunaan Instrumen Pembayaran Non Tunai untuk
Pembayaran Tagihan Bulanan .............................................................. 35
Motivasi Utama Menggunakan Instrumen Non Tunai ..................... 35
Persepsi terhadap Pengenaan Biaya pada Transaksi
Non Tunai ................................................................................................. 36
Perpaduan antara Performance dan Persepsi Responden
terhadap Tingkat Kepentingan Beberapa Aspek
dalam Pengembangan Instrumen Non Tunai .................................... 38

xix

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Gambar 4.22.
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

4.23.
4.24.
4.25.
4.26.

Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

4.27.
4.28.
4.29
4.30
4.31.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
5.6.
5.7.
5.8.

Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

5.9.
5.10.
5.11.
5.12.
5.13

Gambar 5.14.
Gambar 7.1.
Gambar 7.2.

Gambar 7.3.

Gambar 7.4.

Kesediaan Responden untuk Memanfaatkan Instrumen Non
Tunai Jika Sistem ini Dikembangkan secara Luas .............................. 39
Kesediaan Responden untuk Memanfaatkan Kartu Prabayar ........ 40
Alasan Bersedia Menerima Instrumen Non Tunai (Prabayar) .......... 40
Pembayaran Fungsi Kartu Multi Fungsi yang diinginkan ................ 41
Pembayaran Fungsi Kartu Multi Fungsi yang Diinginkan
menurut Kelompok Responden ........................................................... 42
Alasan Responden Memilih Kartu Multifungsi .................................. 42
Kelemahan Instrumen Non Tunai Saat Ini .......................................... 43
Kelebihan Instrumen Non Tunai ........................................................... 46
Hasil Analisis Biplot ................................................................................ 49
Harapan Sistem Pembayaran Non Tunai ke Depan ........................... 50
Posisi Responden dalam Perusahaan ................................................... 63
Status Hukum Perusahaan .................................................................... 63
Komposisi Responden menurut Jenis Usaha ...................................... 64
Komposisi Omset Tunai dan Non Tunia dari Total Omset ................ 64
Keberadaan Masalah Cash Handling dari Total Responden ............ 65
Identifikasi Beberapa Masalah Cash Handling ................................... 66
Alasan Tidak Menerima Pembayaran Non Tunai ............................... 68
Jumlah Responden yang Pengalaman Buruk Transaksi
Non Tunai ................................................................................................. 68
Pembebanan Biaya Sistem Transaksi Non Tunai ................................ 70
Bentuk Biaya Jasa Sistem Pembayaran Prabayar Multifungsi ......... 70
Jumlah Responden Berdasarkan Persentase Fee Dikehendaki ... 70
Instrumen Pembayaran dalam Penyediaan Barang dan Jasa ........... 71
Lima Jenis Harapan Terbesar Responden Pada sistem
Pembayaran Non Tunai Di Masa Depan (dalam persen) .................. 75
Rencana Pengembangan Non Tunai Di Masa Depan ........................ 76
Peta Potensi Pengembangan Indonesia Sistem Pembayaran
Non Tunai Tanpa Klasifikasi Wilayah dengan Metode Kuartil ........ 97
Peta Potensi Pengembangan Indonesia Sistem Pembayaran
Non Tunai Tanpa Klasifikasi Wilayah dengan Metode Standard
Deviasi ...................................................................................................... 98
Peta Potensi Pengembangan Indonesia Sistem Pembayaran
Non Tunai dengan Memperhitungkan Klasifikasi Wilayah
Jawa-Bali, Sumatera dan Wilayah Lainnya (Metode Kuartil) .......... 99
Peta Potensi Pengembangan Indonesia Sistem Pembayaran
Non Tunai dengan Memperhitungkan Klasifikasi Wilayah
Jawa-Bali, Sumatera dan Wilayah Lainnya (Metode Standard
Deviasi) ...................................................................................................100

xx

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Penggunaan instrumen pembayaran non tunai di Indonesia pada beberapa tahun
terakhir ini menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal ini diindikasikan dengan
semakin banyaknya pusat-pusat perdagangan dan berbagai jenis perusahaan yang
menerima pembayaran non tunai. Beberapa instrumen pembayaran non tunai yang
berkembang dewasa ini, selain warkat atau cek yang umumnya sudah diketahui, di
antaranya adalah kartu kredit, kartu debet, ATM, kartu prabayar, kartu klub serta ebanking.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sektor perbankan masih mendominasi industri jasa
pembayaran non tunai ini. Namun demikian perusahaan-perusahaan non bank juga
sudah mulai berkembang seperti switching company, IT company dan Telco company.
Selain itu, Bank Indonesia juga mempunyai peran yang cukup signifikan, khususnya
pada pelayanan pembayaran dana antar nasabah antar bank yang biasanya dilakukan
melalui transfer elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS).
Selain itu, perkembangan sistem pembayaran non tunai di luar negeri yang
semakin mengarah pada less cash society juga turut memberikan andil dalam perubahan
perilaku gaya hidup dan transaksi ekonomi para pelaku ekonomi khususnya di beberapa
kota besar di Indonesia.
Perkembangan sistem pembayaran non tunai di tanah air sebagaimana telah
diungkapkan di atas, secara teoritis maupun secara empiris tidak terlepas dari
perkembangan kegiatan perekonomian yang menghendaki efektivitas dan efisiensi
yang tinggi serta kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan
teknologi informasi yang demikian pesat memungkinkan munculnya berbagai
instrumen pembayaran yang inovatif, aman, efisien dan mudah digunakan oleh
masyarakat. Selain itu, konvergensi antar berbagai industri seperti perbankan,
telekomunikasi dan transportasi memungkinkan adanya keterkaitan antara ketiga
industri tersebut.
Berdasarkan perkembangan ekonomi dan teknologi informasi yang cukup pesat
serta perkembangan sistem pembayaran non tunai di berbagai kawasan, sudah
selayaknya Bank Indonesia (BI) mengembangkan instrumen-instrumen non tunai di
tanah air. Di samping untuk menyediakan instrumen pembayaran yang efisien, cepat,
tepat dan aman, hal ini juga akan memperbanyak alternatif instumen pembayaran
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 yang diubah
menjadi Undang-Undang No. 3 Tahun 2004, salah satu tugas Bank Indonesia adalah
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dengan demikian, BI memang
memiliki tanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh jasa sistem
pembayaran yang efisien, cepat, tepat dan aman.

1

Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan
Lembaga Penyedia Jasa Terhadap Pembayaran Non Tunai

Untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia
berwenang melaksanakan, memberi persetujuan dan perizinan atas penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer dana baik yang bersifat real time, sistem
kliring maupun sistem pembayaran lainnya —misalnya sistem pembayaran berbasis
kartu (Bank Indonesia, 2005). Dalam rangka mewujudkan suatu sistem pembayaran
yang efisien, cepat, aman dan handal, BI seyogyanya melakukan pengembangan sistem
yang sesuai dengan acuan yang ditetapkan yaitu Blue Print Sistem Pembayaran Nasional
secara berkesinambungan.
Keberhasilan pengembangan sistem pembayaran non tunai tidak bisa dilepaskan
dari kesiapan masyarakat baik masyarakat umum (sebagai pengguna), dunia usaha
(s