files34481Perjanjian Kerjasama PKK UI
YJ
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
PUSAT KRISIS KESEHATAI{
XEMENTERIAN I{ESEHATAN REPUBLIK II{DONESIA
DENGAN
PUSAT KA"'IAN DAN TERAPAN KESELAMATAN DAN XESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAI(A'T UNTVERSITAS INDONESIA
TENTANG
PEMTELENGGARAAN MANA"IEMEN RISIKO KRISIS KESEHATAN
Nomor
Itlomor
: HK.oS.ol/I l4o4l2OtT
: O44 I UN2.F 1o.DPK3/PKTIr.S I PP]0tr.L.4 I 2Ot7
a?
PERJANJIAN KERJASAMA
\
ANTARA
PUSAT KRISIS KESEHATAIT
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
PUSAT KAJIAN DAN TERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA
Nomor
l\Iomor
: HK.OS.OIlI
l4O4l2Ol7
: O44 I UN2.F 1O.DPK3/PKTK3/ PPM.
1.4 I 2OL7
TENTANG
PENYELENGGARAAN MANAJEMEN RISIKO KRISIS KESEHATAN
Pada hari ini Jum'at, tanggal 1O (sepuluh), bulan Maret, tahun 2O17 (dua ribu
tujuh beias), bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
1. dr. ACHMAD YURIANTO, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta bertindak
untuk dan atas nama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KESATU.
2
DONI HIXIUAT RAMDHAII,SKM, MKKK, PhD, Ketua Pusat Kajian &
Terapaa KA FKM Uaiversitas Indonesia, dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama Universitas Indonesia, berkedudukan di Gedung G 309
Lantai 3, FKM UI, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok 16424,
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAX KEDUA.
PIHAI( KTSATU dan PIHAK XEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAJ(. PARA PIHAX dalam kedudukan tersebut di atas terlebih dahuiu
menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. PIHAK KESATU
unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2O15 tentang SOTK
ada-lah
Kemenkes yang bertugas melaksanakan pen5rusunan kebijakan teknis,
/fl.
I
2
pelaksanaan
dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
bidang
penaaggulangan krisis kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2
PIHAK KEDUA adalah unit di Lembaga Peneiitian K3 dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Indonesia, yang berperan aktif dalam
permasalahan kebumian dan mitigasi bencana, baik bencana alam, sosial
dan bencana akibat ulah manusia, serta mampu berperan aktif dalam
pembangunal bangsa meialui proses pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
3
Bahwa dalam rangka Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan, PIHAK KESATU merasa perlu melakukan kedasama dengan
PIHAK I{EDUA.
+
Bahwa PIHAK KESATU telah ditunjuk oleh WHO sebagai WHO
Collaborating Center untuk Pelatihan dan Peneiitian tentang Pengurangan
Risiko Bencana sebagaimana disebutkan dalam Redesignation of Center of
Health Cisis, Ministry of Health" Indonesia as WHO Collaborating Centre
for Trainirq and Research on Disaster Risk Redudion (WHOCC No. INO-22)
tanggal 17 November 2016.
Dasar hukum Perjanjian Kerjasama ini:
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4723]';
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 20O9
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
tentang
2009
Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2Ol2 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
153, Tambahan
4.
5336);
5.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penaaggulangan Bencana (Lembaran Nega-ra Republik
rt
3
Indonesia Tahun 2008 Nomor 12, Tambahran Lembaran Nega-ra Republik
Indonesia Nomor 4828);
6.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013
tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1389);
7
.
Peraturan Menteri Kesehatan Repubiik Indonesia Nomor 77 Tahun 2Ol4
tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1750);
8.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 802);
9.
Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikar Tinggi Republik
Indonesia Nomor HK.05.01lMenkesl2O9 12015 tentang Pengembangan
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan.
10. Nota Kesepakatan antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Universitas Indonesia
Nomor: 06.0 I I 2 I 4O4O / 20 I 1
Nomor: O 17 / KS I R I Ut / 2Ot t
PARA PIHAJ( sesuai dengan kedudukannya masing-masing menyatakan
sepakat dan mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan dengan dasar dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal
1
(l) Maksud Perjanjian Kerjasama ini
sebagai pedoman
dalam
Penyelenggaraal Manajemen Risiko Krisis Kesehatan-
l2l Tujuan kery'asama ini adalah untuk
memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki PARA PIHAK dalam rangka mewujudkan pengurangan risiko
krisis kesehatan.
/&-
4
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Untuk mencapai maksud dan tujuan keq'asama sebagaimana dimaksud dalam
Pasa-l 1, PARA PIHAK sepakat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
a. kajian manajemen risiko krisis kesehatan;
b. pemanfaatan data dan informasi terkait manqiemen
risiko krisis
kesehatan; dan
c.
pendidikan dan pelatihan di bidarg manajemen risiko krisis kesehatan.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
Dalam Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 PARA PIHAK sepakat:
(1)
PIHAK KESATU berhak:
a. menerima laporan pelaksanaan dan hasil kajian yang dilakukan atas
kerjasama dengan PIHAK KEDUA;
b.
mengikutsertakan sumber daya PIHAK KESATU dalam proses
pelaksanaan kajian:
c.
menerima dukungan sumber daya yang memadai dan berkualitas
untuk mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan di bidang Man4jemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAK KEDUA;
d. menerima data dan informasi terkait
Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA.
(21 PIHAK KESATU berkewajiban:
a. memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan
di bidang manajemen risiko krisis kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAK KEDUA;
b.
(3)
menyediakan informasi yang terkait penyelenggaraan manajemen
krisis kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh PIHAK KEDUA.
PIHAI( KTDUA berhak:
a. menerima dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaaa pendidikan dan
A
D
peiatihan
di bidang
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAK XESATU;
b.
(4)
memanfaatkan informasi yang terkait manajemen risiko krisis
kesehatan yang dapat dimanfaatkan dari PIHAK KESATU.
PIHAK KEDUA berkewajiban:
a.
melaksa-nakan kajian Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang telah
disepakati dengan PIHAK KESATU;
b. memberikan laporan peiaksanaan dan hasil
kaj
ian
yang
dilaksanakan kepada PIHAII KESATU;
c. memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan
peiatihan di bidang Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAK KESATU;
d. memberikan informasi yang terkait manajemen risiko
krisis
kesehatan yang dimiliki oleh PIHAK KESATU;
c.
menjaga kerahasiaan informasi yang diterima dari PIHAK KESATU.
PUBLIKASI
PASAL 4
(l)
Publikasi hasil kegiatan kerjasama wajib melibatkan dan sepengetahuan
PARA PIHAK.
(21 Karya Tulis yang didasarkan, disarikan atau diperoleh dari hasil kerja
sama, apabila akan dipublikasikan dan/atau diterbitkan harus
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
(3) Publikasi hasil karya tulis, karya cipta harus mencantumkan
narrla
perorangan dan lembaga dari penulis, pencipta atau penemu sesuai
dengan urutan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
PENDANAAN
Pasal 5
Pendanaan yang timbui sebagai pelaksanaan kegiatan perjanjian kerjasama ini
dibebankan dalam anggaran PARA PIHAK dan sumber lain yang sah dan
tidak mengikat.
fr
-6
JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Pasal 6
(1)
l2l
ini beria,ku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh PARA
Perjanjian kerjasama
PIHAK dan dapat diperpanjang atas kesepakatan tertulis PARA PIHAK,
dengan membuat Perjanjian Kerjasama baru dalam waktu selambatlambatnya 3 (Tiga) bular sebelum berakhirnya Pery'anjian Kerjasama ini.
Perjanjian kerjasama ini dapat berakhir sebelum habis jangka waktu
berlakunya, atas dasar kesepakatan tertulis PARA PIHAK.
(3)
Pengakhiran Perjanjian Kerl'asama ini dapat dilakukan atas permintaan
salah satu pihak berdasarkan persetujuan PARA PIHAK.
(4) Surat permintaan pengakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)
harus dibuat secara tertulis dan diterima paling lambat I (satu) bulan
sebelum tanggal pembatalan pefanjian.
(51 Apabila pada saat Pedanjian Kerjasama ini berakhir atau diputuskan
terdapat kewajiban yang belum dapat diselesaikan, maka ketentuanketentuan dalam Pedanjian Kerjasama ini tetap berlaku sampai
diselesaikannya kewajiban tersebut.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasa,l 7
Datam hal terjadi perbedaar pendapat, pena-fsiran dan/atau perselisihan
dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat untuk
menyelesaikan seca-ra musyawarah dan mufakat.
KEADAAN MEMAKSA
PASAL 8
tl)
PARA PIHAK dibebaskal dari tanggung jawab atas keterlambatan atau
kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam Peq'anjian
Kerjasama
ini yang disebabkan atau dial
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
PUSAT KRISIS KESEHATAI{
XEMENTERIAN I{ESEHATAN REPUBLIK II{DONESIA
DENGAN
PUSAT KA"'IAN DAN TERAPAN KESELAMATAN DAN XESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAI(A'T UNTVERSITAS INDONESIA
TENTANG
PEMTELENGGARAAN MANA"IEMEN RISIKO KRISIS KESEHATAN
Nomor
Itlomor
: HK.oS.ol/I l4o4l2OtT
: O44 I UN2.F 1o.DPK3/PKTIr.S I PP]0tr.L.4 I 2Ot7
a?
PERJANJIAN KERJASAMA
\
ANTARA
PUSAT KRISIS KESEHATAIT
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
PUSAT KAJIAN DAN TERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA
Nomor
l\Iomor
: HK.OS.OIlI
l4O4l2Ol7
: O44 I UN2.F 1O.DPK3/PKTK3/ PPM.
1.4 I 2OL7
TENTANG
PENYELENGGARAAN MANAJEMEN RISIKO KRISIS KESEHATAN
Pada hari ini Jum'at, tanggal 1O (sepuluh), bulan Maret, tahun 2O17 (dua ribu
tujuh beias), bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
1. dr. ACHMAD YURIANTO, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta bertindak
untuk dan atas nama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KESATU.
2
DONI HIXIUAT RAMDHAII,SKM, MKKK, PhD, Ketua Pusat Kajian &
Terapaa KA FKM Uaiversitas Indonesia, dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama Universitas Indonesia, berkedudukan di Gedung G 309
Lantai 3, FKM UI, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok 16424,
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAX KEDUA.
PIHAI( KTSATU dan PIHAK XEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAJ(. PARA PIHAX dalam kedudukan tersebut di atas terlebih dahuiu
menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. PIHAK KESATU
unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2O15 tentang SOTK
ada-lah
Kemenkes yang bertugas melaksanakan pen5rusunan kebijakan teknis,
/fl.
I
2
pelaksanaan
dan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
bidang
penaaggulangan krisis kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2
PIHAK KEDUA adalah unit di Lembaga Peneiitian K3 dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Indonesia, yang berperan aktif dalam
permasalahan kebumian dan mitigasi bencana, baik bencana alam, sosial
dan bencana akibat ulah manusia, serta mampu berperan aktif dalam
pembangunal bangsa meialui proses pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
3
Bahwa dalam rangka Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan, PIHAK KESATU merasa perlu melakukan kedasama dengan
PIHAK I{EDUA.
+
Bahwa PIHAK KESATU telah ditunjuk oleh WHO sebagai WHO
Collaborating Center untuk Pelatihan dan Peneiitian tentang Pengurangan
Risiko Bencana sebagaimana disebutkan dalam Redesignation of Center of
Health Cisis, Ministry of Health" Indonesia as WHO Collaborating Centre
for Trainirq and Research on Disaster Risk Redudion (WHOCC No. INO-22)
tanggal 17 November 2016.
Dasar hukum Perjanjian Kerjasama ini:
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4723]';
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 20O9
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
tentang
2009
Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2Ol2 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
153, Tambahan
4.
5336);
5.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penaaggulangan Bencana (Lembaran Nega-ra Republik
rt
3
Indonesia Tahun 2008 Nomor 12, Tambahran Lembaran Nega-ra Republik
Indonesia Nomor 4828);
6.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013
tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1389);
7
.
Peraturan Menteri Kesehatan Repubiik Indonesia Nomor 77 Tahun 2Ol4
tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1750);
8.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 802);
9.
Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikar Tinggi Republik
Indonesia Nomor HK.05.01lMenkesl2O9 12015 tentang Pengembangan
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan.
10. Nota Kesepakatan antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Universitas Indonesia
Nomor: 06.0 I I 2 I 4O4O / 20 I 1
Nomor: O 17 / KS I R I Ut / 2Ot t
PARA PIHAJ( sesuai dengan kedudukannya masing-masing menyatakan
sepakat dan mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan dengan dasar dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal
1
(l) Maksud Perjanjian Kerjasama ini
sebagai pedoman
dalam
Penyelenggaraal Manajemen Risiko Krisis Kesehatan-
l2l Tujuan kery'asama ini adalah untuk
memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki PARA PIHAK dalam rangka mewujudkan pengurangan risiko
krisis kesehatan.
/&-
4
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Untuk mencapai maksud dan tujuan keq'asama sebagaimana dimaksud dalam
Pasa-l 1, PARA PIHAK sepakat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
a. kajian manajemen risiko krisis kesehatan;
b. pemanfaatan data dan informasi terkait manqiemen
risiko krisis
kesehatan; dan
c.
pendidikan dan pelatihan di bidarg manajemen risiko krisis kesehatan.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
Dalam Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 PARA PIHAK sepakat:
(1)
PIHAK KESATU berhak:
a. menerima laporan pelaksanaan dan hasil kajian yang dilakukan atas
kerjasama dengan PIHAK KEDUA;
b.
mengikutsertakan sumber daya PIHAK KESATU dalam proses
pelaksanaan kajian:
c.
menerima dukungan sumber daya yang memadai dan berkualitas
untuk mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan di bidang Man4jemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAK KEDUA;
d. menerima data dan informasi terkait
Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA.
(21 PIHAK KESATU berkewajiban:
a. memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan
di bidang manajemen risiko krisis kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAK KEDUA;
b.
(3)
menyediakan informasi yang terkait penyelenggaraan manajemen
krisis kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh PIHAK KEDUA.
PIHAI( KTDUA berhak:
a. menerima dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaaa pendidikan dan
A
D
peiatihan
di bidang
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAK XESATU;
b.
(4)
memanfaatkan informasi yang terkait manajemen risiko krisis
kesehatan yang dapat dimanfaatkan dari PIHAK KESATU.
PIHAK KEDUA berkewajiban:
a.
melaksa-nakan kajian Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang telah
disepakati dengan PIHAK KESATU;
b. memberikan laporan peiaksanaan dan hasil
kaj
ian
yang
dilaksanakan kepada PIHAII KESATU;
c. memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan
peiatihan di bidang Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAK KESATU;
d. memberikan informasi yang terkait manajemen risiko
krisis
kesehatan yang dimiliki oleh PIHAK KESATU;
c.
menjaga kerahasiaan informasi yang diterima dari PIHAK KESATU.
PUBLIKASI
PASAL 4
(l)
Publikasi hasil kegiatan kerjasama wajib melibatkan dan sepengetahuan
PARA PIHAK.
(21 Karya Tulis yang didasarkan, disarikan atau diperoleh dari hasil kerja
sama, apabila akan dipublikasikan dan/atau diterbitkan harus
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
(3) Publikasi hasil karya tulis, karya cipta harus mencantumkan
narrla
perorangan dan lembaga dari penulis, pencipta atau penemu sesuai
dengan urutan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
PENDANAAN
Pasal 5
Pendanaan yang timbui sebagai pelaksanaan kegiatan perjanjian kerjasama ini
dibebankan dalam anggaran PARA PIHAK dan sumber lain yang sah dan
tidak mengikat.
fr
-6
JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Pasal 6
(1)
l2l
ini beria,ku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh PARA
Perjanjian kerjasama
PIHAK dan dapat diperpanjang atas kesepakatan tertulis PARA PIHAK,
dengan membuat Perjanjian Kerjasama baru dalam waktu selambatlambatnya 3 (Tiga) bular sebelum berakhirnya Pery'anjian Kerjasama ini.
Perjanjian kerjasama ini dapat berakhir sebelum habis jangka waktu
berlakunya, atas dasar kesepakatan tertulis PARA PIHAK.
(3)
Pengakhiran Perjanjian Kerl'asama ini dapat dilakukan atas permintaan
salah satu pihak berdasarkan persetujuan PARA PIHAK.
(4) Surat permintaan pengakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)
harus dibuat secara tertulis dan diterima paling lambat I (satu) bulan
sebelum tanggal pembatalan pefanjian.
(51 Apabila pada saat Pedanjian Kerjasama ini berakhir atau diputuskan
terdapat kewajiban yang belum dapat diselesaikan, maka ketentuanketentuan dalam Pedanjian Kerjasama ini tetap berlaku sampai
diselesaikannya kewajiban tersebut.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasa,l 7
Datam hal terjadi perbedaar pendapat, pena-fsiran dan/atau perselisihan
dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat untuk
menyelesaikan seca-ra musyawarah dan mufakat.
KEADAAN MEMAKSA
PASAL 8
tl)
PARA PIHAK dibebaskal dari tanggung jawab atas keterlambatan atau
kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam Peq'anjian
Kerjasama
ini yang disebabkan atau dial