files37496Perjanjian Kerjasama PKK UGM
aC
s
,fu"
PERJANJIAN KERJA SAMA
a
ANTARA
PUSAT KRISIS KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBTIK INDONESIA
DAN
FAKUTTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
TENTANG
PENYETENGGARAAN MANAJEMEN RISIKO KRISIS KESEHATAN
NOMOR HK.O}.O1 I 4t 621 t2017
NoMoR st /?a8/ c
/B /oz/oq.
11 .
Pada hari ini Jum'at, tanggal dua puluh satu, bulan April, tahun dua ribu tujuh belas,
bertempat di Dl Yogyakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
dr. ACHMAD YURIANTO, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan
Iepublik lndonesia, yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik lndonesia Nomor : KP.03.0111/710/2014 tanggal 24 Oktober 2014, dalam
t.
jabatannya tersebut bertindak untuk dan atas nama Pusat Krisis Kementerian Kesehatan
Republik lndonesia, berkedudukan di Jakarta, beralamat di Jalan H.R. Rasuna Said Blok
X.5 Kav.4-9, Kuningan, Jakarta Selatan 12950, selanjutnya disebut PIHAK XESATU; dan
.
Prof. dr. OVA EMlLlA, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, yang diangkat berdasarkan Keputusan Rektor Universitas
Gadjah Mada Nomor 1346/UN1.P/HUKOR/2016 tanggal 05 Oktober 20'16, dalam
jabatannya tersebut bertindak untuk dan atas nama Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada, berkedudukan di Jalan Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK XESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK
dan masing-masing disebut PIHAK.
PARA PIHAK dalam kedudukan tersebut
di
atas, terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut:
a.
di lingkungan Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan Republik lndonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik lndonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kelola Kementerian Kesehatan, yang bertugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
bahwa PIHAK KESATU adalah unit kerja
Halaman
1dari7
penanggulangan krisis kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
b.
undangan;
bahwa PIHAK KEDUA merupakan unsur pelaksana akademik Universitas Gadjah Mada.
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 67
Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Gadjah Mada, yang mempunyai tugas dan
fungsi dalam penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
c.
kepada
Masyarakat;
bahwa dalam rangka Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan, PIHAK
KESATU memandang perlu melakukan kerja sama dengan PIHAK KEDUA, dengan
memperhatikan Redesignotion of Center of Health Crisk, Minktry of Heolth, lndonesio os
WHO Collaboroting Centre for Troining and Reseorch on Disoster Risk Reduction
(IVHOCC No. INO 22) tanggal 17 November 2016; dan
Berdasarkan:
1.
2.
3.
4.
5.
5.
7.
8.
9.
10.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4723);
Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5063);
Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5072);
Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 20'12 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5336);
Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2008 Nomor 42. Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4828);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara Republik lndonesia Tahun 2013
Nomor 1 389);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor 77 Tahun 2014 tentang Sistem
lnformasi Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara Republik lndonesia Tahun
2014 Nomor 1750);
Peraturan Menterl Kesehatan Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 802);
Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan Republik lndonesia Dengan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor
HK.05.01/Menkes/209/2015 dan 15/M/KBNIIZ015 tentang Pengembangan Riset,
Teknologi, dan Pendidlkan Tinggi Bidang Kesehatan;
Nota Kesepahaman Antara Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik
lndonesia Dengan Universitas Gadjah Mada Nomor 7465/P/HI/2013 dan Nomor
HK.05.01/1.2/1173412013 tentang Kerja Sama Di Bidang Pendidikan, Penelitian, Dan
Halaman 2 dariT
Pengabdian Kepada Masyarakat, Serta Koordinasi Di Bidang Pengurangan Risiko Krisis
Kesehatan;
PARA PIHAK sesuai dengan kedudukannya masing-masing menyatakan sepakat dan
mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja Sama tentang Penyelenggaraan Manajemen Risiko
Krisis Kesehatan (selanjutnya disebut "Perjanjian"), dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut:
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal
I
(1)
Perjanjian
(2)
Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan.
Tujuan Perjanjian ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki PARA
PIHAK dalam rangka mewujudkan pengurangan risiko krisis kesehatan.
lni
dimaksudkan sebagal pedoman
bagi PARA PIHAK dalam
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Untuk mencapai maksud dan tujuan Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal '1, PARA
PIHAK sepakat untuk melaksanakan kegiatan kegiatan sebagai berikut:
Kajian Manajemen Risiko Krisis Kesehatan;
Pemanfaatan data dan informasi terkait Manajemen Risiko Krisis Kesehatan; dan
Pendidikan dan pelatihan di bidang Manajemen Risiko Krisis Kesehatan.
a.
b.
c.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
(1)
PIHAK KESATU berhak:
menerima laporan pelaksanaan dan hasil kajian yang dilakukan atas kerja sama
dengan PIHAK KEDUA;
a.
b.
c.
d.
(2)
mengikutsertakan sumber daya PIHAK KESATU dalam proses pelaksanaan
kajian;
menerima dukungan sumber daya yang memadai dan berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di
bidang Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan
PIHAK KEDUA; dan
menerima data dan informasi terkait Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dimiliki oleh PIHAK KEDUA.
PIHAK KESATU berkewa,jiban:
a.
memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk mendu kung
pelaksanaan kajian serta pelakanaan pendidikan dan pelatihan di bidang
Halaman 3 dariT
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan PIHAK
KEDUA; dan
b.
(3)
menyediakan informasi yang terkait penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA berhak
a.
menerima dukungan sumber daya yang berkualitas untuk mendukung
pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan PIHAK
b.
KESATU; dan
memanfaatkan informasi terkait Manajemen Risiko Krisis Kesehatan dari PIHAK
KESATU.
(4)
PIHAK KEDUA berkewajiban:
melaksanakan kajian Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang telah disepakati
dengan PIHAK KESATU;
memberikan laporan pelaksanaan dan hasil kajian yang dilaksanakan kepada
PIHAK KESATU;
memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk mendukung
pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan PIHAK
a.
b.
c.
d.
e.
KESATU;
memberikan informasi yang terkait Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dimiliki oleh PIHAK KESATU; dan
menjaga kerahasiaan informasi terkait Manajemen Rlsiko Krisis Kesehatan yang
diterima dari PIHAN KESATU.
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Pasal 4
(1) Setiap hasil kegiatan kerja sama, baik berupa data, informasi, dan,/atau Hak atas
(2)
Kekayaan lntelektual yang dihasilkan dari kegiatan sebagaimana diatur dalam Perjanjian
ini adalah merupakan milik PARA PIHAK.
Pemakaian hasil kegiatan kerja sama, berupa data, informasi, dan/atau Hak atas
Kekayaan lntelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh masing-masing PIHAK
harus dengan ijin dari PIHAK lainnya.
PUBtIKASI
Pasal 5
(1)
(2)
Publikasi hasil kegiatan kerja sama wajib melibatkan dan sepengetahuan PARA PIHAK
Karya tulis yang didasarkan, disarikan atau diperoleh dari hasil kerja sama, apabila akan
dipublikasikan dan/atau diterbitkan harus berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
Halaman 4 dariT
(3)
Publikasi hasil karya tulis, karya cipta harus mencantumkan nama perorangan dan
lembaga dari penulis, pencipta atau penemu sesuai dengan urutan berdasarkan
kesepakatan PARA PIHAK.
PENDANAAN
Pasal 6
Pendanaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan Perjanjian ini dibebankan
dalam anggaran PARA PIHAK sesuai tugas dan kewajibannya, danlatau sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.
JANGKA WA(TU DAN PENGAKHIRAN PER'ANJIAN
Pasal 7
(1)
(2\
(3)
(4)
(5)
Perjanjian ini berlaku untukjangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditandatangani
oleh PARA PIHAK dan dapat diperpanjang atas kesepakatan tertulis PARA PIHAK
dengan membuat perjanjian baru dalam waktu selambat- lambatnya 3 (tiga) bulan
sebel u m berakhirnya Perjanjian ini.
Perjanjian ini dapat berakhir sebelum habis jangka waktu berlakunya, atas dasar
kesepakatan tertulis PARA PIHAK
Pengakhiran Perjanjian ini dapat dilakukan atas permintaan salah satu PIHAK
berdasarkan persetujuan PIHAK lainnya.
Surat permintaan pengakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dibuat
secara tertulis dan diterima paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tanggal pengakhiran
Perjanjian.
Apabila pada saat Perjanjian lnl berakhlr atau diputuskan terdapat kewajiban yang
belum dapat diselesaikan, maka ketentuan ketentuan dalam Perjanjian ini tetap
berlaku sampai diselesaikannya kewajiban tersebut.
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MNEURE)
Pasal 8
(1)
(2\
PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan
dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam Perjanjian ini yang disebabkan
atau diakibatkan oleh kejadian di Iuar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan
sebagai keadaan memaksa (force mojeure\.
Peristiwa yang dapat digolongkan keadaan memaksa tersebut antara lain bencana alam
(gempa bumi, topan, banjir, dan lain-lain), wabah penyakit, perang, peledakan, revolusi,
huru-hara, kekacauan ekonomi/moneter dan perubahan regulasi yang berpengaruh
pada Perjanjian ini.
Halaman 5 dariT
(3)
(4)
Apabila terjadi keadaan memaka maka PIHAK yang lebih dahulu mengetahui wajib
memberitahukan kepada PIHAK lainnya selambat lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender setelah berhentinya keadaan memaksa untuk diselesaikan secara musyawarah.
Keadaan memaksa sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak menghapuskan
Perjanjian, dan berdasarkan kesiapan kondisi PARA PIHAK dapat melangsungkan
Perjanjian sebagaimana mestinya.
PENYETESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 9
(1)
(2)
Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan pendapat, penafsiran dan/atau perselisihan
dalam pelaksanaan Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
Apabila penyelesaian dengan cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
diselesaikan, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut
melalui Pengadilan Negeri yang disepakati bersama.
PEMBERITAHUAN
Pasal l0
(1)
Semua surat-menyurat atau pemberitahuan yang harus dikirim oleh masing-masing
PIHAK kepada PIHAK lainnya, mengenai dan,/atau yang berkaitan dengan Perjanjian
ini, dilakukan secara tertulis melalui korespondensi dengan alamat sebagai berikut:
PIHAK KESATU:
Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik lndonesia
:.lalan H.R. Rasuna Said Blok X.5 Kav.4-9, Kuningan,
Alamat
Telepon
Fakslmlle
Email
Jakarta Selatan 12950
: (021) 5265043
: (021) 52711 11
: ppkdep [email protected]
PIHAK KEDUA:
Dekan Fakultas Kedokteran Unversitas Gadjah Mada
: Jalan Farmako Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Alamat
Telepon : (0274) 560300
Faksimile : (0274) 548846.
Email
:[email protected]
(2)
Perubahan atas informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu), harus segera
diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lain, dan mulai berlaku sejak diterimanya
pemberitahuan yang dibuktikan dengan tanda terima atas pemberitahuan tersebut.
Halaman 6 dariT
LAIN - LAIN
Pasal
(1)
(2)
l0
Setiap tambahan atau perubahan terhadap Perjanjian ini hanya dapat dilakukan
melalui koordinasi dan mendapat persetujuan tertulis dari PARA PIHAK
Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah disepakati akan dibuat dalam
risalah kesepakatan dan akan dituangkan dalam adendum dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikian Perjanjian dibuat dalam rangkap
2
(dua) asli, bermaterai cukup,
dan
ditandatangani PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan, dan tahun sebagaimana disebutkan
di bagian awal Perjanjian ini, serta masing masing mempunyai kekuatan hukum yang sama,
1 (satu) rangkap untuk PIHAK KESATU dan 1 (satu) rangkap untuk PIHAK KEDUA
PIHAK KESATU
PIHAK KEDUA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA,
PUSAT KRISIS KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBTIK INDONESIA,
't
n
Dekan
q,-
\7
Halaman 7 dariT
dr. ACHMAD YURIANTO
Kepala
s
,fu"
PERJANJIAN KERJA SAMA
a
ANTARA
PUSAT KRISIS KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBTIK INDONESIA
DAN
FAKUTTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
TENTANG
PENYETENGGARAAN MANAJEMEN RISIKO KRISIS KESEHATAN
NOMOR HK.O}.O1 I 4t 621 t2017
NoMoR st /?a8/ c
/B /oz/oq.
11 .
Pada hari ini Jum'at, tanggal dua puluh satu, bulan April, tahun dua ribu tujuh belas,
bertempat di Dl Yogyakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
dr. ACHMAD YURIANTO, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan
Iepublik lndonesia, yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik lndonesia Nomor : KP.03.0111/710/2014 tanggal 24 Oktober 2014, dalam
t.
jabatannya tersebut bertindak untuk dan atas nama Pusat Krisis Kementerian Kesehatan
Republik lndonesia, berkedudukan di Jakarta, beralamat di Jalan H.R. Rasuna Said Blok
X.5 Kav.4-9, Kuningan, Jakarta Selatan 12950, selanjutnya disebut PIHAK XESATU; dan
.
Prof. dr. OVA EMlLlA, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, yang diangkat berdasarkan Keputusan Rektor Universitas
Gadjah Mada Nomor 1346/UN1.P/HUKOR/2016 tanggal 05 Oktober 20'16, dalam
jabatannya tersebut bertindak untuk dan atas nama Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada, berkedudukan di Jalan Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK XESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK
dan masing-masing disebut PIHAK.
PARA PIHAK dalam kedudukan tersebut
di
atas, terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut:
a.
di lingkungan Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan Republik lndonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik lndonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kelola Kementerian Kesehatan, yang bertugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
bahwa PIHAK KESATU adalah unit kerja
Halaman
1dari7
penanggulangan krisis kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
b.
undangan;
bahwa PIHAK KEDUA merupakan unsur pelaksana akademik Universitas Gadjah Mada.
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 67
Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Gadjah Mada, yang mempunyai tugas dan
fungsi dalam penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
c.
kepada
Masyarakat;
bahwa dalam rangka Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan, PIHAK
KESATU memandang perlu melakukan kerja sama dengan PIHAK KEDUA, dengan
memperhatikan Redesignotion of Center of Health Crisk, Minktry of Heolth, lndonesio os
WHO Collaboroting Centre for Troining and Reseorch on Disoster Risk Reduction
(IVHOCC No. INO 22) tanggal 17 November 2016; dan
Berdasarkan:
1.
2.
3.
4.
5.
5.
7.
8.
9.
10.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4723);
Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5063);
Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5072);
Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 20'12 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5336);
Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik lndonesia
Tahun 2008 Nomor 42. Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4828);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara Republik lndonesia Tahun 2013
Nomor 1 389);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonesia Nomor 77 Tahun 2014 tentang Sistem
lnformasi Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara Republik lndonesia Tahun
2014 Nomor 1750);
Peraturan Menterl Kesehatan Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 802);
Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan Republik lndonesia Dengan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor
HK.05.01/Menkes/209/2015 dan 15/M/KBNIIZ015 tentang Pengembangan Riset,
Teknologi, dan Pendidlkan Tinggi Bidang Kesehatan;
Nota Kesepahaman Antara Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik
lndonesia Dengan Universitas Gadjah Mada Nomor 7465/P/HI/2013 dan Nomor
HK.05.01/1.2/1173412013 tentang Kerja Sama Di Bidang Pendidikan, Penelitian, Dan
Halaman 2 dariT
Pengabdian Kepada Masyarakat, Serta Koordinasi Di Bidang Pengurangan Risiko Krisis
Kesehatan;
PARA PIHAK sesuai dengan kedudukannya masing-masing menyatakan sepakat dan
mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja Sama tentang Penyelenggaraan Manajemen Risiko
Krisis Kesehatan (selanjutnya disebut "Perjanjian"), dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut:
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal
I
(1)
Perjanjian
(2)
Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan.
Tujuan Perjanjian ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki PARA
PIHAK dalam rangka mewujudkan pengurangan risiko krisis kesehatan.
lni
dimaksudkan sebagal pedoman
bagi PARA PIHAK dalam
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Untuk mencapai maksud dan tujuan Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal '1, PARA
PIHAK sepakat untuk melaksanakan kegiatan kegiatan sebagai berikut:
Kajian Manajemen Risiko Krisis Kesehatan;
Pemanfaatan data dan informasi terkait Manajemen Risiko Krisis Kesehatan; dan
Pendidikan dan pelatihan di bidang Manajemen Risiko Krisis Kesehatan.
a.
b.
c.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
(1)
PIHAK KESATU berhak:
menerima laporan pelaksanaan dan hasil kajian yang dilakukan atas kerja sama
dengan PIHAK KEDUA;
a.
b.
c.
d.
(2)
mengikutsertakan sumber daya PIHAK KESATU dalam proses pelaksanaan
kajian;
menerima dukungan sumber daya yang memadai dan berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di
bidang Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan
PIHAK KEDUA; dan
menerima data dan informasi terkait Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dimiliki oleh PIHAK KEDUA.
PIHAK KESATU berkewa,jiban:
a.
memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk mendu kung
pelaksanaan kajian serta pelakanaan pendidikan dan pelatihan di bidang
Halaman 3 dariT
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan PIHAK
KEDUA; dan
b.
(3)
menyediakan informasi yang terkait penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA berhak
a.
menerima dukungan sumber daya yang berkualitas untuk mendukung
pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan PIHAK
b.
KESATU; dan
memanfaatkan informasi terkait Manajemen Risiko Krisis Kesehatan dari PIHAK
KESATU.
(4)
PIHAK KEDUA berkewajiban:
melaksanakan kajian Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang telah disepakati
dengan PIHAK KESATU;
memberikan laporan pelaksanaan dan hasil kajian yang dilaksanakan kepada
PIHAK KESATU;
memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk mendukung
pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan PIHAK
a.
b.
c.
d.
e.
KESATU;
memberikan informasi yang terkait Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dimiliki oleh PIHAK KESATU; dan
menjaga kerahasiaan informasi terkait Manajemen Rlsiko Krisis Kesehatan yang
diterima dari PIHAN KESATU.
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Pasal 4
(1) Setiap hasil kegiatan kerja sama, baik berupa data, informasi, dan,/atau Hak atas
(2)
Kekayaan lntelektual yang dihasilkan dari kegiatan sebagaimana diatur dalam Perjanjian
ini adalah merupakan milik PARA PIHAK.
Pemakaian hasil kegiatan kerja sama, berupa data, informasi, dan/atau Hak atas
Kekayaan lntelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh masing-masing PIHAK
harus dengan ijin dari PIHAK lainnya.
PUBtIKASI
Pasal 5
(1)
(2)
Publikasi hasil kegiatan kerja sama wajib melibatkan dan sepengetahuan PARA PIHAK
Karya tulis yang didasarkan, disarikan atau diperoleh dari hasil kerja sama, apabila akan
dipublikasikan dan/atau diterbitkan harus berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
Halaman 4 dariT
(3)
Publikasi hasil karya tulis, karya cipta harus mencantumkan nama perorangan dan
lembaga dari penulis, pencipta atau penemu sesuai dengan urutan berdasarkan
kesepakatan PARA PIHAK.
PENDANAAN
Pasal 6
Pendanaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan Perjanjian ini dibebankan
dalam anggaran PARA PIHAK sesuai tugas dan kewajibannya, danlatau sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.
JANGKA WA(TU DAN PENGAKHIRAN PER'ANJIAN
Pasal 7
(1)
(2\
(3)
(4)
(5)
Perjanjian ini berlaku untukjangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak ditandatangani
oleh PARA PIHAK dan dapat diperpanjang atas kesepakatan tertulis PARA PIHAK
dengan membuat perjanjian baru dalam waktu selambat- lambatnya 3 (tiga) bulan
sebel u m berakhirnya Perjanjian ini.
Perjanjian ini dapat berakhir sebelum habis jangka waktu berlakunya, atas dasar
kesepakatan tertulis PARA PIHAK
Pengakhiran Perjanjian ini dapat dilakukan atas permintaan salah satu PIHAK
berdasarkan persetujuan PIHAK lainnya.
Surat permintaan pengakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dibuat
secara tertulis dan diterima paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tanggal pengakhiran
Perjanjian.
Apabila pada saat Perjanjian lnl berakhlr atau diputuskan terdapat kewajiban yang
belum dapat diselesaikan, maka ketentuan ketentuan dalam Perjanjian ini tetap
berlaku sampai diselesaikannya kewajiban tersebut.
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MNEURE)
Pasal 8
(1)
(2\
PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan
dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam Perjanjian ini yang disebabkan
atau diakibatkan oleh kejadian di Iuar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan
sebagai keadaan memaksa (force mojeure\.
Peristiwa yang dapat digolongkan keadaan memaksa tersebut antara lain bencana alam
(gempa bumi, topan, banjir, dan lain-lain), wabah penyakit, perang, peledakan, revolusi,
huru-hara, kekacauan ekonomi/moneter dan perubahan regulasi yang berpengaruh
pada Perjanjian ini.
Halaman 5 dariT
(3)
(4)
Apabila terjadi keadaan memaka maka PIHAK yang lebih dahulu mengetahui wajib
memberitahukan kepada PIHAK lainnya selambat lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender setelah berhentinya keadaan memaksa untuk diselesaikan secara musyawarah.
Keadaan memaksa sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak menghapuskan
Perjanjian, dan berdasarkan kesiapan kondisi PARA PIHAK dapat melangsungkan
Perjanjian sebagaimana mestinya.
PENYETESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 9
(1)
(2)
Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan pendapat, penafsiran dan/atau perselisihan
dalam pelaksanaan Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
Apabila penyelesaian dengan cara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
diselesaikan, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut
melalui Pengadilan Negeri yang disepakati bersama.
PEMBERITAHUAN
Pasal l0
(1)
Semua surat-menyurat atau pemberitahuan yang harus dikirim oleh masing-masing
PIHAK kepada PIHAK lainnya, mengenai dan,/atau yang berkaitan dengan Perjanjian
ini, dilakukan secara tertulis melalui korespondensi dengan alamat sebagai berikut:
PIHAK KESATU:
Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik lndonesia
:.lalan H.R. Rasuna Said Blok X.5 Kav.4-9, Kuningan,
Alamat
Telepon
Fakslmlle
Jakarta Selatan 12950
: (021) 5265043
: (021) 52711 11
: ppkdep [email protected]
PIHAK KEDUA:
Dekan Fakultas Kedokteran Unversitas Gadjah Mada
: Jalan Farmako Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Alamat
Telepon : (0274) 560300
Faksimile : (0274) 548846.
:[email protected]
(2)
Perubahan atas informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu), harus segera
diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lain, dan mulai berlaku sejak diterimanya
pemberitahuan yang dibuktikan dengan tanda terima atas pemberitahuan tersebut.
Halaman 6 dariT
LAIN - LAIN
Pasal
(1)
(2)
l0
Setiap tambahan atau perubahan terhadap Perjanjian ini hanya dapat dilakukan
melalui koordinasi dan mendapat persetujuan tertulis dari PARA PIHAK
Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah disepakati akan dibuat dalam
risalah kesepakatan dan akan dituangkan dalam adendum dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikian Perjanjian dibuat dalam rangkap
2
(dua) asli, bermaterai cukup,
dan
ditandatangani PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan, dan tahun sebagaimana disebutkan
di bagian awal Perjanjian ini, serta masing masing mempunyai kekuatan hukum yang sama,
1 (satu) rangkap untuk PIHAK KESATU dan 1 (satu) rangkap untuk PIHAK KEDUA
PIHAK KESATU
PIHAK KEDUA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA,
PUSAT KRISIS KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBTIK INDONESIA,
't
n
Dekan
q,-
\7
Halaman 7 dariT
dr. ACHMAD YURIANTO
Kepala