Perjanjian Kerjasama PKK-UNIBRAW
?
a
t
PEzuANJIAIT KERJASAMA
AITTARA
PUSAT XRISIS XTSEHATAI|
XTTEI{TERIAIf XESEHATAIT REPT'BLIK IITDOTESIA
DEI{GAIT
LEUBAGA PEITELITIAI| DA.I5 PEIf GABDIAIT KTPAI)A UASYARAI(AT
TII{TVERSITAS BRAWI.'AYA
Illomor : HK.OS.OI/I/ "ItL
12017
Nomor t 679 /ur1o.c1o/Kfl lzotT
TENTANG
PEIYELENG}GARAAN MANAJEMEN RISIKO KRISIS IIESEHATAN
Pada hari ini, Rabu tanggal Sepuluh bulan Mei tahun Dua Ribu
Belas, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I
2
I\:juh
dr. ACHMAD YURIANTO, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta
bertindak untuk dan atas nama Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAN XESATU.
Prof. Dr. Ir. Woro Busono, MS, Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya, berkedudukan di Jalan
Veteran, Malang, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAX
XTDUA.
PIIIAII
XESAT U dan PIHAI( I(EDUA selanjutnya secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK. PARA PIHAII dalam kedudukan tersebut di atas
terlebih dahulu menerangkan hd-hal sebagai berikut:
1. PIHAK IIESATU adalah unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal
Kementerial Kesehatan RI berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang SOTK
Kemenkes yang bertugas melaksanakan penJrusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pemantauan,evaluasi, dan pelaporan di bidang
penanggulangan krisis kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2
PIHAIi XEDUA adalah lembaga di Universitas Brawijaya, yang
ditujukan untuk mengakselerasi kine{a penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat (termasuk Pusat-Pusat Penelitian dan Pusat
Pengembangan dan Pelayanan Kepada Masyarakat di [ngkungan LPPM
UB)
.)
Bahwa dalam rangka Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan, PIHAI( XESATU merasa perlu melakukan kerjasama
dengan PIHAI( I(EDUA.
4
Bahwa PIHAK I(ESATU telah ditunjuk oleh WHO sebagai WHO
Collaborating Center untuk Pelatihan dan Penelitian tentang
Pengurangan Risiko Bencana sebagaimana disebutkan dalam
Redesignation of Center of Health Crisis, Ministry of Healtlq Indonesia as
WHO Collaborating Centre for Tlaining and Research on Dsaster Risk
Reduction (WHOCC No. INO-22) tanggal 17 November 2016.
Dasar hukum Pedanjian Kerjasama ini:
l.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2OO7 tentang
Penanggulangan Bencana (kmbaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OO7 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4723);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang
Kesehatan (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor
144, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5O63);
Undang-Undang Repubtk Indonesia Nomor 44 Tahun 2OO9 tentang
Rumah Sakit (tembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
so72l;
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2Ol2 tentang
Pendidikan Tinggi (trmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol2
Nomor 158, Tambahan [rmbaran Negara Republik Indonesia Nomor
s336);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 20O8 Nomor 42, Tambahan [embaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2013 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2O13 Nomor 1389);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 77 Tahrn
2O14 tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1750);
8
9
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2O16 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 8O2);
Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor HK.OS.O1/Menkesl2O9l2Ol5 tentang
Pengembangan Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bidang
Kesehatan.
PARA PIHAX sesuai dengan kedudukannya masing-masing menyatakan
sepakat dan mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan dengan dasar dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
MAKSUD DAN TUJUAN
I
(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini sebagai pedoman dalam
Pasal
Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan.
(21 Trrjuan kerjasama ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki PARA PIHAK dalam rangkamewujudkan pengurangan risiko
krisis kesehatan.
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Untuk mencapai maksud dan tujuan kerjasama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1, PARA PIHAI( sepakat untuk melaksanakan kegiatankegiatan seb"gai berikut :
a. kajian manajemen risiko krisis kesehatan;
b.
pemanfaatan data dan informasi terkait manajemen risiko krisis
kesehatan; dan
c. pendidikan dan pelatihan di bidang manajemen risiko
krisis
kesehatan.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
Dalam Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 PARA PIHAIT sepakat:
(1) PIHAI( XTSATU berhak:
a. menerima laporan pelaksanaan dan hasil kajian yang dilakukan
atas kerjasama dengan PIHNI I(EDUA;
b. mengikutsertakan sumber daya PIHAI( XESATU dalam proses
pelaksanaan kajian;
c.
l2l
(3)
(4)
menerima dukungan sumber daya yang memadai dan berkualitas
untuk mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan di bidang Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan PIHAI( XEDUA;
d. menerima data dan informasi terkait Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan yang dimiliki oleh PIIIAI( KEDUA.
PIH.AI( I{ESATU berkewajiban:
a.
memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelalsanaan pendidikan
dan pelatihan di bidang manajemen risiko krisis kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAII XEDUA;
b. menyediakan informasi yang terkait penyelenggaraan manajemen
krisis kesehatan yang dapat dimanfaatlan oleh PIHAK KEDUA.
PIHAII KEDUA berhak:
a. menerima dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan di bidang Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dilal
a
t
PEzuANJIAIT KERJASAMA
AITTARA
PUSAT XRISIS XTSEHATAI|
XTTEI{TERIAIf XESEHATAIT REPT'BLIK IITDOTESIA
DEI{GAIT
LEUBAGA PEITELITIAI| DA.I5 PEIf GABDIAIT KTPAI)A UASYARAI(AT
TII{TVERSITAS BRAWI.'AYA
Illomor : HK.OS.OI/I/ "ItL
12017
Nomor t 679 /ur1o.c1o/Kfl lzotT
TENTANG
PEIYELENG}GARAAN MANAJEMEN RISIKO KRISIS IIESEHATAN
Pada hari ini, Rabu tanggal Sepuluh bulan Mei tahun Dua Ribu
Belas, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:
I
2
I\:juh
dr. ACHMAD YURIANTO, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta
bertindak untuk dan atas nama Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAN XESATU.
Prof. Dr. Ir. Woro Busono, MS, Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya, berkedudukan di Jalan
Veteran, Malang, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAX
XTDUA.
PIIIAII
XESAT U dan PIHAI( I(EDUA selanjutnya secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK. PARA PIHAII dalam kedudukan tersebut di atas
terlebih dahulu menerangkan hd-hal sebagai berikut:
1. PIHAK IIESATU adalah unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal
Kementerial Kesehatan RI berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang SOTK
Kemenkes yang bertugas melaksanakan penJrusunan kebijakan teknis,
pelaksanaan dan pemantauan,evaluasi, dan pelaporan di bidang
penanggulangan krisis kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2
PIHAIi XEDUA adalah lembaga di Universitas Brawijaya, yang
ditujukan untuk mengakselerasi kine{a penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat (termasuk Pusat-Pusat Penelitian dan Pusat
Pengembangan dan Pelayanan Kepada Masyarakat di [ngkungan LPPM
UB)
.)
Bahwa dalam rangka Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan, PIHAI( XESATU merasa perlu melakukan kerjasama
dengan PIHAI( I(EDUA.
4
Bahwa PIHAK I(ESATU telah ditunjuk oleh WHO sebagai WHO
Collaborating Center untuk Pelatihan dan Penelitian tentang
Pengurangan Risiko Bencana sebagaimana disebutkan dalam
Redesignation of Center of Health Crisis, Ministry of Healtlq Indonesia as
WHO Collaborating Centre for Tlaining and Research on Dsaster Risk
Reduction (WHOCC No. INO-22) tanggal 17 November 2016.
Dasar hukum Pedanjian Kerjasama ini:
l.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2OO7 tentang
Penanggulangan Bencana (kmbaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OO7 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4723);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang
Kesehatan (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor
144, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5O63);
Undang-Undang Repubtk Indonesia Nomor 44 Tahun 2OO9 tentang
Rumah Sakit (tembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
so72l;
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2Ol2 tentang
Pendidikan Tinggi (trmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol2
Nomor 158, Tambahan [rmbaran Negara Republik Indonesia Nomor
s336);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 20O8 Nomor 42, Tambahan [embaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2013 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2O13 Nomor 1389);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 77 Tahrn
2O14 tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1750);
8
9
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2O16 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 8O2);
Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor HK.OS.O1/Menkesl2O9l2Ol5 tentang
Pengembangan Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bidang
Kesehatan.
PARA PIHAX sesuai dengan kedudukannya masing-masing menyatakan
sepakat dan mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan
Manajemen Risiko Krisis Kesehatan dengan dasar dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
MAKSUD DAN TUJUAN
I
(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini sebagai pedoman dalam
Pasal
Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan.
(21 Trrjuan kerjasama ini adalah untuk memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki PARA PIHAK dalam rangkamewujudkan pengurangan risiko
krisis kesehatan.
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Untuk mencapai maksud dan tujuan kerjasama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1, PARA PIHAI( sepakat untuk melaksanakan kegiatankegiatan seb"gai berikut :
a. kajian manajemen risiko krisis kesehatan;
b.
pemanfaatan data dan informasi terkait manajemen risiko krisis
kesehatan; dan
c. pendidikan dan pelatihan di bidang manajemen risiko
krisis
kesehatan.
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
Dalam Penyelenggaraan Manajemen Risiko Krisis Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 PARA PIHAIT sepakat:
(1) PIHAI( XTSATU berhak:
a. menerima laporan pelaksanaan dan hasil kajian yang dilakukan
atas kerjasama dengan PIHNI I(EDUA;
b. mengikutsertakan sumber daya PIHAI( XESATU dalam proses
pelaksanaan kajian;
c.
l2l
(3)
(4)
menerima dukungan sumber daya yang memadai dan berkualitas
untuk mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan di bidang Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan yang dilaksanakan bersama dengan PIHAI( XEDUA;
d. menerima data dan informasi terkait Manajemen Risiko Krisis
Kesehatan yang dimiliki oleh PIIIAI( KEDUA.
PIH.AI( I{ESATU berkewajiban:
a.
memberikan dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelalsanaan pendidikan
dan pelatihan di bidang manajemen risiko krisis kesehatan yang
dilaksanakan bersama dengan PIHAII XEDUA;
b. menyediakan informasi yang terkait penyelenggaraan manajemen
krisis kesehatan yang dapat dimanfaatlan oleh PIHAK KEDUA.
PIHAII KEDUA berhak:
a. menerima dukungan sumber daya yang berkualitas untuk
mendukung pelaksanaan kajian serta pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan di bidang Manajemen Risiko Krisis Kesehatan yang
dilal