SUMBER DAYA MANUSIA (OUTSOURCING)

(1)

OUTSOURCING


(2)

a.

a.

Pengertian

Pengertian

Outsourcing

Outsourcing

Outsourcing

pada hakikatnya

adalah

suatu kegiatan pembelian, yaitu

kegiatan pembelian jasa

dengan

tujuan strategis berjangka panjang.


(3)

Potensi keuntungan

Outsurcing

adalah

memperoleh kesempatan mengatur

organisasi

yang lebih fleksibel

untuk

melakukan

core activities-

nya.


(4)

b.

b.

Perbedaan

Perbedaan

Outsourcing

Outsourcing

dan

dan

Downsizing

Downsizing

Menurut Richadus (2006), ada dua istilah

yang sering banyak digunakan, yaitu:


(5)

Tabel 20.1

Perbedaan antara outsourcing dan downsizing

Outsourcing

Downsizing

1. Pemindahan pekerjaan beserta karyawan

yang mengerjakan ke perusahaan lain.

1. Pengangguran karyawan dengan

alasan tertentu seperti berkurangnya penjualan atau pesanan, kelesuan ekonomi.

2. Jumlah pengurangan relatif sedikit. 2. Biasanya jumlah pengurangan dalam jumlah

yang besar. 3. Pengaruhnya kurang drastis karena hanya

berubah pemberian kerja. 3. Pengaruhnya pada karyawanlangsung.  drastis dan 4. Umumnya tidak memengaruhi masyarakat

umum.

4. Memengaruhi masyarakat dan sektor publik.

5. Aktivitas tetap ada, hanya dikerjakan oleh

perusahaan lain. 5. Aktivitas sungguh berkurang.yang dikerjakan memang

6. Tidak menimbulkan pengangguran. 6. Menimbulkan pengangguran secara langsung 7. Anggaran perusahaan tetap atau turun

sedikit


(6)

C.

C.

Alasan

Alasan

Melakukan

Melakukan

Outsourcing

Outsourcing

(Ricardus, 2006) potensi keuntungan atau

alasan-alasan melakukan

Outsourcing:


(7)

1. Meningkatkan

fokus perusahaan

2. Memanfaatkan

kemampuan kelas

dunia.

3. Mempercepat

keuntungan

yang diperoleh

dari

reengineering


(8)

5. Sumber daya

sendiri dapat

digunakan

untuk

kebutuhan-kebutuhan lain.

6. Memungkinkan

tersedianya dana

pribadi

7. Menciptakan

daa segar

8. Mengurangi

dan

mengendalikan

biaya operasi


(9)

9. Memperoleh

sumber daya

yang tidak

dimiliki sendiri

10. Memecahkan

masalah

yang

sulit dikendalikan


(10)

D.

D.

Faktor-faktor

Faktor-faktor

Penyebab

Penyebab

Keberhasilan

Keberhasilan

Outsourcing

Outsourcing

The Outsourcing Institute

suatu lembaga

yang

didirikan di Amerika

yang melakukan riset mengenai

perkembangan

Outsourcing

ini mengatakan bahwa

menurut penelitian, ada 10 faktor

yang

menyebabkan keberhasilan langkah

outsourcing


(11)

Memahami maksud dan tujuan

perusahaan.

Memiliki visi dan perencanaan

strategis


(12)

Memilih secara tepat

service

provider

atau pemberi jasa

Melakukan pengawasan dan

pengelolaan terus menerus

terhadap hubungan antara

perusahaan dan pemberi jasa


(13)

Memiliki kontrak

yang cukup

tersusun

dengan baik

Memelihara komunikasi

yang baik

dan terbuka

dengan individu atau

kelompok terkait


(14)

Mendapat dukungan dan

keikutsertaan

manajemen

Memberikan perhatian secara

berhati-hati pada persoalan

yang

menyangkut karyawan


(15)

Memiliki justifikasi ekonomi dan

keuangan

yang layak

Menggunakan tenaga berpengalaman

dari luar


(16)

E.

E.

Tipe-tipe

Tipe-tipe

Outsourcing

Outsourcing

Dalam pengertian umum

Outsourcing

diartikan sebagai

contract (work) out

seperti

dapat ditemukan di Concise Oxford Dictionary,

sementara mengenai kontrak itu sendiri diartikan sebagai

berikut:


(17)

Juga dalam pengertian

yang luas di mana out

sourcing sekedar diartikan sebagai penyerahan

atau pengontrakkan aktivitas perusahaan pada

pihak ketiga, di mana ada beberapa tipe

yang

dapat dikenali, antara lain (Ricardus, 2006):


(18)

1. Contracting

Ini

adalah bentuk penyerahan aktivitas

perusahaan pada pihak ketiga

yang paling

sederhana dan

merupakan bentuk

yang paling

lama.

Biasanya ini menyangkut kegiatan

yang

sederhana atau jenis layanan tingkat rendah,

seperti pembersihan kantor, pemeliharaan rumput

dan sebagainya.


(19)

2. Insourcing

Jenis ini

adalah perusahaan bukan menyerahkan

aktivitas pada perusahaan lain

yang dianggap

lebih kompeten, namun justru mengambil atau

menerima pekerjaan dari perusahaan lain

dengan


(20)

3. Co-sourcing

Adalah jenis hubungan pekerjaan dan

aktivitas di mana hubungan antara

perusahaan dan rekanan lebih erat dari

sekadar hubungan biasa.


(21)

4. Benefit –based-relationship

Adalah hubungan

outsourcing

di mana

sejak semula kedua belah pihak mengadakan

investasi bersama,

dengan pembagian


(22)

Tabel 20.2

Perbedaan antara kontrak jasa biasa dengan outsourcing

Kontrak jasa biasa

Outsourcing

Mempunyai tujuan sekadar menyelesaikan pekerjaan tertentu.

Mempunyai tujuan strategis jangka panjang

Sekadar menyerahkan tugas pada tugas pihak

ketiga Ingin menyerahkan pada pihak profesional yang lebih Mungkin tidak dapat atau tidak sempat

mengerjakan sendiri

Ingin berkonsentrasi pada bisnis utama

Hubungan pemberi kerja dengan kontraktor

pendek Hubungan bersifat jangka panjang Umumnya tidak menyangkut transfer Sumber

Daya Manusia Sering kali disertai Daya Manusia dengan transfer Sumber Hubungan pemberi kerja dengan kontraktor

sekadar hubungan kerja biasa

Hubungan pemberi kerja dengan kontraktor berkembang menjadi hubungan kemitraan bisnis Tujuan lebih bersifat jangka pendek Tujuan lebih menjangkau jangka panjang

Umumnya tidak menyangkut transfer peralatan


(23)

e.

e.

Outsourcing

Outsourcing

di

di

Bidang

Bidang

Sumber

Sumber

Daya

Daya

Manusia

Manusia

Beberapa keuntungan

yang diharapkan diperoleh

dari

outsourcing

di bidang sumber daya manusia

adalah : bukan masalah strategis, pengalaman,

dan biaya (Ekonomi Indrajit dan Djokopranoto,

2006).


(24)

Bukan masalah strategis

Mengandalkan dan menyerahkan

tugas kepada pihak ketiga tidak

memengaruhi

kepentingan

perusahaan

sepanjang

tidak

menyangkut tugas

yang strategis.


(25)

Pengalaman

Untuk beberapa tugas,

diperlukan petugas

yang

berpengalaman di bidang tersebut

dan sering kali hanya dapat

diperoleh secara cepat melalui

outsourcing.

Memang pengalaman

dapat

dikumpulkan

dalam

perusahaan sendiri, tetapi

memerlukan waktu dan

kadang-kadang justru waktu tidak ada

karena

suatu

kebutuhan

mendesak misalnya.


(26)

Biaya

Dalam banyak hal biaya

untuk

menggunakan tenaga dari luar lebih

kecil dan juga hanya menyangkut

biaya variabel, apalagi diperlukan


(27)

g.

g.

Risiko

Risiko

Outsourcing

Outsourcing

Resiko

Outsourcing

secara


(28)

1. Tidak tercapainya secara penuh tujuan

yang diinginkan

2. Tidak tercapainya sebagian dari tujuan

yang diinginkan, dan

3. Lambatnya pencapaian tujuan

yang ingin

dicapai


(29)

Tabel 20.3

Tujuan dan risiko

outsourcing

Tujuan

outsourcing

Risiko

outsourcing

1. Mempercepat keuntungan

reengineering

1. Keuntungan tidak diperoleh secara

cepat, tidak diperoleh dalam jumlah

yang cukup signifikan

2. Mendapatkan akses pada kemampuan

kelas dunia

2. Akses tidak diperoleh karena pemberi

jasa tidak menunjukkan

kinerja

perusahaan kelas dunia

3. Memperoleh suntikan kas

3. Suntikan kas ternyata seret atau tidak

diperoleh sama sekali karena perusahaan

pemberi jasa mengalami kesulitan keungan

4. Membebaskan sumber daya

untuk

kepentingan lain

4. Sumber daya mungkin harus ditransfer

ke atau diperlukan oleh perusahaan

pemberi jasa, sehingga tetap kekurangan

sumber daya


(30)

5. Membebaskan diri dari fungsi yang sulit

dikelola atau dikendalikan 5. Perusahaan mungkin tidak dapat bebas seluruhnya dari kesulitan yang sebetulnya ingin dihindari

6. Memperbaiki fokus perusahaan. 6. Karena berbagai tujuan yang ingin dicapai di atas, tidak pada sepenuhnya didapat, mak fokus core business mungkin tidak dicapai

7. Memperoleh dana kapital 7. Karena perusahaan pemberi jasa mengalami kesulitan keungan, maka mungkin peroleh dana kapital tambahan tidak tercapai.

8. Mengurangi biaya operasional 8. Biaya sesudah outsourcing mungkin tidak berkurang, tetapi tetap atau bahkan

bertambah.

9. Mengurangi risiko usaha 9. Karena berbagai tujuan yang ingin

dicapai tidak sepenuhnya diperoleh, mungkin risiko usaha tetap saja besar.

10. Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki di dalam perusahaan

10. Karena perusahaan pemberi jasa juga

tidak memiliki sumber daya yang diperlukan, maka tujuan ini tidak tercapai


(31)

H.

H.

Menghentikan

Menghentikan

Outsourcing

Outsourcing

Alasan

mengapa

outsourcing

harus

dihentikan, misalnya karena alasan keperluan

jangka pendek,

kinerja tidak memuaskan,

dan biaya terlalu tinggi (Richardus, 2006)


(32)

1. Keperluan jangka pendek

Jika keperluan

suatu

outsourcing

berjangka pendek

dan jangka waktu itu sudah terlampaui dan tidak ada

lagi keperluan, tentu saja

outsourcing

harus

dihentikan.

>>

outsourcing

semacam ini disebut

outsourcing

traditional.


(33)

Misalnya

Outsourcing

diperlukan

untuk

pekerjaan transisi perubahan dari

penggunaan sistem lama ke sistem

baru.


(34)

2.

Kinerja Tidak Memuaskan

Jika sesudah waktu tertentu terbukti

kinerja

pemberi jasa tidak sesuai

dengan harapan atau

persyaratan

yang ditetapkan dan usaha-usaha

perbaikan tidak berhasil amat sebaiknya outsourcing

dihentikan saja.


(35)

3. Biaya Terlalu Tinggi

Jika sesudah waktu tertentu efisiensi biaya

tidak diperoleh sesuai

dengan harapan atau

target

yang ditetapkan,

outsourcing


(36)

I.

I.

Etika

Etika

Dalam

Dalam

Outsourcing

Outsourcing

Meskipun outsourcing secara historis

merupakan

elemen ekonomi Jepang, namun konsep bahwa

karyawan

tidak memperoleh pekerjaan selama

dan karier

yang lama dalam satu perusahaan

sampai baru-baru ini

merupakan hal

yang asing

di Amerika.

>> Namun perusahaan

yang secara historis

bersikap paternalistik, cenderung berubah dan cara

aktif memperkerjakan karyawan

atas dasar

sementara.

Hal-hal inilah

yang menyebabkan outsourcing

bersinggungan

dengan etika.


(37)

Memang persoalan etis sebaiknya tidak

dikompromikan

dengan persoalan non etis.

Namun barangkali persoalannya tidak di situ karena

masalahnya

adalah dilematis antara masalah etis.

Oleh karena itu mungkin persoalannya ialah etiskah

jika sedikit mengorbankan

suatu persoalan etis

demi mempertahankan masalah etis

yang lebih

besar? (Ricardus, 2006)


(38)

TERIMA KASIH !


(1)

Misalnya

Outsourcing

diperlukan

untuk

pekerjaan transisi perubahan dari

penggunaan sistem lama ke sistem

baru.


(2)

2. Kinerja Tidak Memuaskan

Jika sesudah waktu tertentu terbukti kinerja pemberi jasa tidak sesuai dengan harapan atau persyaratan yang ditetapkan dan usaha-usaha perbaikan tidak berhasil amat sebaiknya outsourcing


(3)

3. Biaya Terlalu Tinggi

Jika sesudah waktu tertentu efisiensi biaya

tidak diperoleh sesuai

dengan harapan atau

target

yang ditetapkan,

outsourcing


(4)

I.

I.

Etika

Etika

Dalam

Dalam

Outsourcing

Outsourcing

Meskipun outsourcing secara historis merupakan elemen ekonomi Jepang, namun konsep bahwa karyawan tidak memperoleh pekerjaan selama dan karier yang lama dalam satu perusahaan sampai baru-baru ini merupakan hal yang asing di Amerika.

>> Namun perusahaan yang secara historis bersikap paternalistik, cenderung berubah dan cara aktif memperkerjakan karyawan atas dasar sementara.

Hal-hal inilah yang menyebabkan outsourcing


(5)

Memang persoalan etis sebaiknya tidak dikompromikan dengan persoalan non etis. Namun barangkali persoalannya tidak di situ karena masalahnya adalah dilematis antara masalah etis. Oleh karena itu mungkin persoalannya ialah etiskah jika sedikit mengorbankan suatu persoalan etis demi mempertahankan masalah etis yang lebih besar? (Ricardus, 2006)


(6)

TERIMA KASIH !