KONFERENSI HUKUM TATA NEGARA KE-3 di Term of Reference
PANITIA
KONFERENSI NASIONAL HUKUM TATA NEGARA Ke-3
Term of Reference
Pembaharuan Partai Politik di Indonesia
Latar Belakang
Pada awalnya, partai politik di Indonesia tidak difungsikan sebagai mesin politik
untuk merebut kekuasaan sebagaimana tujuan pembentukan partai modern. Tiga
Serangkai pendiri partai pertama di Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, Ernest Francois
Eugene Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkoesoemo, merancang De Indische Partij
(the Indonesia Party) pada 25 Desember 1912 sebagai alat menentang penjajahan.
Saat ini, partai Indonesia sepenuhnya menganut fungsi modern sebuah partai
sebagaimana dijelaskan Thomas Meyer, yaitu untuk mengagregasikan kepentingan
masyarakat, mengarahkannya pada kepentingan bersama, dan merancangnya dalam
bentuk legislasi dan kebijakan, sehingga menjadi sebuah agenda yang bisa
mendapatkan dukungan rakyat di saat pemilihan umum. 1 Fungsi modern partai itu baru
terimplementasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) Pertama 1955.
Partai-partai perjuangan mengalihkan hasrat memerdekakan bangsanya menjadi
hasrat merebut kursi lembaga legislatif melalui Pemilu 1955. Sejak saat itu, berlahan
dan pasti, partai-partai berideologi perjuangan ditinggalkan dan dilupakan serta sulit
untuk dihidupkan kembali. Partai-partai besar di Indonesia saat ini tidak sepenuhnya
memiliki kesamaan visi dan misi ideologis dengan partai lama, kecuali soal kemiripan
nama dan lambang.
Partai tertentu bahkan
menjual
organisasinya dengan melalui
trah
kebangsawanan yang dimiliki individu tertentu. Partai lain menggunakan kekuatan
modal sebagai prinsip utama mengelola organisasi. Sementara itu, partai berbeda
memanfaatkan agama sebagai daya magis menarik simpati pemilih sebanyakbanyaknya. Meskipun berada pada era modern, partai-partai di Indonesia masih
menjalankan organisasinya dengan cara-cara terbelakang.
Partai-partai tersebut tidak memiliki mekanisme demokrasi internal partai yang
kuat dan mampu menghasilkan regenerasi kader agar partai terus berjalan.
Ketergantungan kepada sosok, modal, dan agama, telah menyebabkan partai dikelola
individu atau kelompok tertentu saja.
Dominasi sosok, modal, dan agama, juga kental memengaruhi partai-partai pada era
Orde Baru hingga reformasi. Kegagalan partai Indonesia untuk lepas dari sosok, modal,
dan agama, disebabkan kegagalan memahami fungsi partai dalam sistem presidensial
dan ketidakmampuan berdemokrasi dalam internal partai dengan baik. Partai masih
1
Thomas Meyer, Peran Partai Politik dalam Sebuah Sistem Demokrasi: Sembilan Tesis, Penerbit
Frederich-Ebert-Stiftung (FES) Perwakilan Indonesia, Jakarta, 2012, hlm. 26.
berpandangan bahwa ketua umum partai adalah kader terpenting yang paling tepat
untuk dicalonkan sebagai Presiden. Padahal cara pandang itu lebih menyerupai cara
pandang partai-partai dalam sistem parlementer. Ketua partai pemenang Pemilu
dengan sendirinya akan memimpin pemerintahan. Padahal semestinya partai dalam
sistem presidensiil tidak meletakan ketua umum partai sebagai figur utama untuk
menjadi presiden. Ketua umum bertugas menjalankan organisasi sebaik-baiknya agar
terbuka kesempatan bagi kader terbaik partai untuk mencalonkan diri sebagai kandidat
Presiden atau anggota lembaga legislatif.
Tujuan Pelaksanaan
Acara ini bertujuan untuk memperkaya gagasan Hukum Tata Negara dan Ilmu
Politik serta berupaya menemukan solusi terhadap permasalahan bangsa. Hasil
konferensi ini diharapkan akan menjadi masukan bagi pengambil kebijakan dalam
menata sistem kepartaian di Indonesia. Melalui pertemuan ini juga diharapkan
timbulnya kesadaran berkonstitusi dan menjadikan setiap permasalahan berlandaskan
kepada hukum bukan kepada kepentingan politik sesaat. Selain itu, kegiatan ini akan
dijadikan forum bertukar fikiran para pemikir hukum, politik, sosial, praktisi demi
Indonesia yang lebih baik.
Rangkaian Kegiatan
i. Pertemuan Nasional Hukum Tata Negara
Pertemuan ini akan mempertemukan para ahli, pemikir, penulis, peneliti,
mahasiswa, dan siswa berprestasi yang menjadikan kajian Hukum Tata Negara dan ilmu
politik sebagai objek ilmu pengetahuannya. Pertemuan tersebut terbagi ke dalam tiga
tema pokok yang masing-masingnya akan diperdalam dalam focus group discussion
yang melibatkan peserta. Pertemuan ini akan dibagi kepada beberapa rangkaian
kegiatan sebagai berikut:
ii. Keynote Speech dan Seminar
Sessi keynote speech diisi oleh figur-figur ahli atau praktisi yang memberikan
gambaran penting terhadap perkembangan partai politik dan pembaharuan yang dapat
dilakukan. Sedangkan Seminar difungsikan untuk menampung banyak pandangan dan
berfungsi menjadi pematik diskusi pada sessi Parallel Group Discussion.
iii. Parallel Group Discussion
Pembentukan panitia kecil melalui PGD ini merupakan cara agar peserta mampu
fokus kepada masalah-masalah tertentu dan kemudian secara bersama-sama
merumuskan solusi apa yang dapat disumbangkan dalam konferensi kali ini. Kelompok
peserta yang akan mendalami kajian ini telah dibagi panitia ke dalam beberapa group
dengan tema-tema tertentu. Penentuan peserta PGD berdasarkan pembuatan makalah
oleh peserta.
Berikut pembagian tema tersebut:
Group I
Group II
Group III
Group IV
Group V
: Proses Pemilihan Ketua Partai yang Demokratis
: Pemilihan Demokratis di Internal Partai terkait Penentuan
Kandidat Pilpres, Pileg, dan Pilkada
: Penyelesaian Sengketa Internal Partai yang Demokratis
: Hubungan Kepengurusan Partai Politik di Tingkat Pusat dan
Daerah
: Mewujudkan Keterbukaan Keuangan Partai melalui Demokrasi
Internal Partai Politik
Peserta Call Papers
Peserta yang diundang khusus setelah melakukan pendaftaran kesediaan untuk
menyerahkan makalah yang terkait lima tema penting dalam konferensi ini. Apabila
makalah telah diserahkan maka peserta yang lulus kelaiakan makalah akan
memperoleh fasilitas berupa: tiket pesawat pulang-pergi, akomodasi, makan, dan biaya
pergantian transport, dan biaya pergantian makalah.
Peserta Pertemuan Nasional
Peserta merupakan akademisi, praktisi, penggiat masyarakat, peneliti,
organisasi, mahasiswa, dan siswa berprestasi yang diundang khusus untuk mengikuti
kegiatan. Peserta ditentukan melalui kegiatan penulisan makalah atau artikel berkaitan
dengan tema-tema pertemuan. Peserta Konferensi dan Seminar terdiri dari peserta PGD
yang diundang khusus berdasarkan pembuatan makalah terkait tema diskusi dan
peserta yang diundang di daerah yang dianggap memiliki keterkaitan dengan tema
umum seminar.
Peserta terdiri dari:
-
Peserta Seminar dan PGD (100 + 60 orang peserta = 160)
Keynote speech: 3 orang
Pemateri Seminar: 11 orang
Fasilitator: 4 orang
Peserta seminar yang berasal dari Wilayah Sumatera Barat hanya akan
mendapatkan biaya pergantian transportasi lokal. Sedangkan peserta PGD akan
mendapatkan pergantian uang transportasi pulang-pergi (PP) dan uang penggantian
makalah.
Tempat dan Waktu
Bukittinggi, 5-8 September 2016
Ketentuan Pendaftaran
1. Pengumuman 20 Mei 2016. PUSaKO akan menyebarkan informasi kegiatan
dengan pelbagai media dan mengundang universitas, fakultas, dan peserta
yang dianggap potensial untuk mengikuti kegiatan ini;
2. Pendaftaran dan penyerahan makalah peserta Call Papers dimulai dari 1 Juni
18 Juli 2016. Pendaftaran telah dibuka dari tanggal 1 Juni 2016 dengan
mengirimkan panitia email kesedian mengikuti acara dan menentukan tema
yang akan ditulis ke: [email protected] Makalah wajib diserahkan
selambat-lambatnya pada 18 Juli 2016 pada pukul 24.00 WIB.
3. Calon peserta call papers mendaftarkan diri untuk menulis satu sub-tema
sebagai berikut :
Group I
Group II
Group III
Group IV
Group V
: Proses Pemilihan Ketua Partai yang Demokratis
: Pemilihan Demokratis di Internal Partai terkait Penentuan
Kandidat Pilpres, Pileg, dan Pilkada
: Penyelesaian Sengketa Internal Partai yang Demokratis
: Hubungan Kepengurusan Partai Politik di Tingkat Pusat dan
Daerah
: Mewujudkan Keterbukaan Keuangan Partai melalui Demokrasi
Internal Partai Politik
Penulis tema di atas akan dibatasi pada jumlah tertentu. Sehingga apabila jumlah
peserta yang ingin menuliskan makalah tema tertentu di atas dianggap telah
mencukupi, maka tema tertentu tersebut tidak dapat lagi dituliskan, sehingga penulis
harus memilih tema lain.
4. Makalah yang terpilih, maka penulisnya akan diundang sebagai peserta call
papers yang hak dan kewajibannya telah disampaikan di atas. Makalah terpilih
akan diumumkan pada tanggal 8 Agustus 2016 melalui website resmi Pusat
Studi Konstitusi (PUSaKO) www.pusako.or.id.
5. Peserta konferensi call papers dan non-call papers akan diumumkan pada
tanggal 8 Agustus 2016. melalui website resmi Pusat Studi Konstitusi
(PUSaKO) www.pusako.or.id.
6. Enam puluh makalah terpilih akan diberi kesempatan untuk
mempresentasikan makalahnya dalam parrallel group discussion.
7. Makalah terpilih, makalah narasumber dan hasil kajian PUSaKO akan
diterbitkan dalam satu buku.
8. Bagi yang tidak lolos dalam seleksi 60 makalah terpilih, dapat menjadi peserta
non call papers dalam kegiatan konferensi.
9. Peserta non-call papers dapat melakukan pendaftaran pada 1 Mei
1
September 2016.
10. Seluruh peserta call papers dan non-call papers ketika mendaftar menyertakan
informasi tentang dirinya dalam narasi singkat biodata dirinya melalui email:
[email protected]
Ketentuan Penulisan Paper
1.
Abstrak Makalah
a. Sub tema yang dipilih ditulis pada bagian kanan atas pada halaman
pertama abstrak.
b. Judul ditulis dengan huruf kapital, bold, centered, maksimum 12 kata.
c. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia antara 120-300 kata, menggunakan
kertas ukuran A4, margin atas 3 cm, bawah 2.5 cm, kiri 3 cm, dan kanan 2.5
cm; Cambria, 12 pt.
d. Nama lengkap penulis(tanpa gelar), instansi, nomor telp/HP, dan email di
akhir abstrak.
2.
Bagian Isi
a. Judul ditulis dengan huruf kapital, maksimum 12 kata diposisikan di tengah
(center);
b. Nama lengkap penulis tanpa gelar dan instansi
c. Sistematika penulisan naskah adalah sebagai berikut:
1. Judul;
2. Nama lengkap penulis;
3. Kata kunci, yang mencerminkan substansi makalah;
4. Pendahuluan;
5. Sub judul (sesuai dengan keperluan pembahasan);
6. Penutup; dan
7. Daftar Pustaka
d. Menggunakan ukuran A4, margin: atas 3 cm, bawah 2.5 cm, kiri 3 cm,dan
kanan 2.5 cm;
e. Panjang naskah antara 4.000 s.d. 6.000 kata, tidak termasuk catatan kaki
(footnote), spasi 1, huruf Cambria, ukuran 12;
f. Kutipan kalimat ditulis secara langsung apabila lebih dari empat baris
dipisahkan dari teks dengan jarak satuspasi dengan ukuran huruf 11 poin.
Sedangkan kutipan kurang dariempat baris diintegrasikan dalam teks.
Setiap kutipan diberi nomor.Sistem pengutipan adalah footnote.
g. Ketentuan dalam penulisan catatan kaki (footnote) sebagi berikut:
- Emanuel Subangun, Negara Anarkhi, (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. 6465.
- Tresna, Komentar HIR, Cetakan Ketujuh belas, (Jakarta: PT Pradnya
Paramita, 2001), hlm. 208-9.
- Paul Scholten, Struktus Ilmu Hukum, Terjemahan dari De Structure der
Rechtswetenschap, Alih bhasa: arief Sidharta, (Bandung: PT Alumni,
2003), hlm. 7.
Jumlah BUMN Diciutkan Jadi 50 , Republika, 19 Oktober 2005.
- Prijono Tjiptoherijanto, Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di Indonesia
http://www.pk.ut.ac.id/jsi, diakses tanggal 2 Januari 2005.
h. Daftar Pustaka ditulis sesuai urutan abjad, nama akhir penulisdiletakkan di
depan. Contoh:
- Jimly, Asshiddiqie, 2005. Sengketa Kewenangan Antar Lembaga Negara,
cetakan pertama, Jakarta: Konstitusi Press.
- Tefano, Burchi, 1989. Current Developments and Trends in Water
Resources Legislation and Administration . Paper presented at
3rdConference of the International Association for Water Kaw (AIDA)
Alicante, Spain: AIDA, December 11-14.
-
Benedict, Anderson, 2004. The Idea of Power in Javanese Culture
dalam Claire Holt, ed., Culture and Politics in Indonesia, Ithaca, N.Y.:
Conell University Press.
- Moh, Jamin., 2005. Implikasi Penyelenggaraan Pilkada Pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi , Jurnal Konstitusi, Volume 2 Nomor 1, Juli 2005,
Jakarta: Mahkamah Konsitusi.
- Republik Indonesia, Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi.
- Republika, Jumlah BUMN Diciutkan Jadi 50 , 19 Oktober 2005.
- Prijono, Tjiptoherijanto,. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di Indonesia,
http://www.pk.ut.ac.id/jsi, diakses tanggal 2 Januari 2005.
i. Penutup: artikel ditutup dengan kesimpulan;
j. Biografi singkat: biografi penulis mengandung unsur :nama lengkapdengan
gelar akademik, tempat tugas, riwayat pendidikan formal(S1, S2, S3), dan
bidang keahlian akademik.
Makalah dikirim melalui email: [email protected]
Penutup
Demikian Term of Reference ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan ini.
Padang, 19 April 2016
Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO)
Fakultas Hukum Universitas Andalas
Prof. Dr. Saldi Isra, S.H.
Direktur
KONFERENSI NASIONAL HUKUM TATA NEGARA Ke-3
Term of Reference
Pembaharuan Partai Politik di Indonesia
Latar Belakang
Pada awalnya, partai politik di Indonesia tidak difungsikan sebagai mesin politik
untuk merebut kekuasaan sebagaimana tujuan pembentukan partai modern. Tiga
Serangkai pendiri partai pertama di Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, Ernest Francois
Eugene Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkoesoemo, merancang De Indische Partij
(the Indonesia Party) pada 25 Desember 1912 sebagai alat menentang penjajahan.
Saat ini, partai Indonesia sepenuhnya menganut fungsi modern sebuah partai
sebagaimana dijelaskan Thomas Meyer, yaitu untuk mengagregasikan kepentingan
masyarakat, mengarahkannya pada kepentingan bersama, dan merancangnya dalam
bentuk legislasi dan kebijakan, sehingga menjadi sebuah agenda yang bisa
mendapatkan dukungan rakyat di saat pemilihan umum. 1 Fungsi modern partai itu baru
terimplementasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) Pertama 1955.
Partai-partai perjuangan mengalihkan hasrat memerdekakan bangsanya menjadi
hasrat merebut kursi lembaga legislatif melalui Pemilu 1955. Sejak saat itu, berlahan
dan pasti, partai-partai berideologi perjuangan ditinggalkan dan dilupakan serta sulit
untuk dihidupkan kembali. Partai-partai besar di Indonesia saat ini tidak sepenuhnya
memiliki kesamaan visi dan misi ideologis dengan partai lama, kecuali soal kemiripan
nama dan lambang.
Partai tertentu bahkan
menjual
organisasinya dengan melalui
trah
kebangsawanan yang dimiliki individu tertentu. Partai lain menggunakan kekuatan
modal sebagai prinsip utama mengelola organisasi. Sementara itu, partai berbeda
memanfaatkan agama sebagai daya magis menarik simpati pemilih sebanyakbanyaknya. Meskipun berada pada era modern, partai-partai di Indonesia masih
menjalankan organisasinya dengan cara-cara terbelakang.
Partai-partai tersebut tidak memiliki mekanisme demokrasi internal partai yang
kuat dan mampu menghasilkan regenerasi kader agar partai terus berjalan.
Ketergantungan kepada sosok, modal, dan agama, telah menyebabkan partai dikelola
individu atau kelompok tertentu saja.
Dominasi sosok, modal, dan agama, juga kental memengaruhi partai-partai pada era
Orde Baru hingga reformasi. Kegagalan partai Indonesia untuk lepas dari sosok, modal,
dan agama, disebabkan kegagalan memahami fungsi partai dalam sistem presidensial
dan ketidakmampuan berdemokrasi dalam internal partai dengan baik. Partai masih
1
Thomas Meyer, Peran Partai Politik dalam Sebuah Sistem Demokrasi: Sembilan Tesis, Penerbit
Frederich-Ebert-Stiftung (FES) Perwakilan Indonesia, Jakarta, 2012, hlm. 26.
berpandangan bahwa ketua umum partai adalah kader terpenting yang paling tepat
untuk dicalonkan sebagai Presiden. Padahal cara pandang itu lebih menyerupai cara
pandang partai-partai dalam sistem parlementer. Ketua partai pemenang Pemilu
dengan sendirinya akan memimpin pemerintahan. Padahal semestinya partai dalam
sistem presidensiil tidak meletakan ketua umum partai sebagai figur utama untuk
menjadi presiden. Ketua umum bertugas menjalankan organisasi sebaik-baiknya agar
terbuka kesempatan bagi kader terbaik partai untuk mencalonkan diri sebagai kandidat
Presiden atau anggota lembaga legislatif.
Tujuan Pelaksanaan
Acara ini bertujuan untuk memperkaya gagasan Hukum Tata Negara dan Ilmu
Politik serta berupaya menemukan solusi terhadap permasalahan bangsa. Hasil
konferensi ini diharapkan akan menjadi masukan bagi pengambil kebijakan dalam
menata sistem kepartaian di Indonesia. Melalui pertemuan ini juga diharapkan
timbulnya kesadaran berkonstitusi dan menjadikan setiap permasalahan berlandaskan
kepada hukum bukan kepada kepentingan politik sesaat. Selain itu, kegiatan ini akan
dijadikan forum bertukar fikiran para pemikir hukum, politik, sosial, praktisi demi
Indonesia yang lebih baik.
Rangkaian Kegiatan
i. Pertemuan Nasional Hukum Tata Negara
Pertemuan ini akan mempertemukan para ahli, pemikir, penulis, peneliti,
mahasiswa, dan siswa berprestasi yang menjadikan kajian Hukum Tata Negara dan ilmu
politik sebagai objek ilmu pengetahuannya. Pertemuan tersebut terbagi ke dalam tiga
tema pokok yang masing-masingnya akan diperdalam dalam focus group discussion
yang melibatkan peserta. Pertemuan ini akan dibagi kepada beberapa rangkaian
kegiatan sebagai berikut:
ii. Keynote Speech dan Seminar
Sessi keynote speech diisi oleh figur-figur ahli atau praktisi yang memberikan
gambaran penting terhadap perkembangan partai politik dan pembaharuan yang dapat
dilakukan. Sedangkan Seminar difungsikan untuk menampung banyak pandangan dan
berfungsi menjadi pematik diskusi pada sessi Parallel Group Discussion.
iii. Parallel Group Discussion
Pembentukan panitia kecil melalui PGD ini merupakan cara agar peserta mampu
fokus kepada masalah-masalah tertentu dan kemudian secara bersama-sama
merumuskan solusi apa yang dapat disumbangkan dalam konferensi kali ini. Kelompok
peserta yang akan mendalami kajian ini telah dibagi panitia ke dalam beberapa group
dengan tema-tema tertentu. Penentuan peserta PGD berdasarkan pembuatan makalah
oleh peserta.
Berikut pembagian tema tersebut:
Group I
Group II
Group III
Group IV
Group V
: Proses Pemilihan Ketua Partai yang Demokratis
: Pemilihan Demokratis di Internal Partai terkait Penentuan
Kandidat Pilpres, Pileg, dan Pilkada
: Penyelesaian Sengketa Internal Partai yang Demokratis
: Hubungan Kepengurusan Partai Politik di Tingkat Pusat dan
Daerah
: Mewujudkan Keterbukaan Keuangan Partai melalui Demokrasi
Internal Partai Politik
Peserta Call Papers
Peserta yang diundang khusus setelah melakukan pendaftaran kesediaan untuk
menyerahkan makalah yang terkait lima tema penting dalam konferensi ini. Apabila
makalah telah diserahkan maka peserta yang lulus kelaiakan makalah akan
memperoleh fasilitas berupa: tiket pesawat pulang-pergi, akomodasi, makan, dan biaya
pergantian transport, dan biaya pergantian makalah.
Peserta Pertemuan Nasional
Peserta merupakan akademisi, praktisi, penggiat masyarakat, peneliti,
organisasi, mahasiswa, dan siswa berprestasi yang diundang khusus untuk mengikuti
kegiatan. Peserta ditentukan melalui kegiatan penulisan makalah atau artikel berkaitan
dengan tema-tema pertemuan. Peserta Konferensi dan Seminar terdiri dari peserta PGD
yang diundang khusus berdasarkan pembuatan makalah terkait tema diskusi dan
peserta yang diundang di daerah yang dianggap memiliki keterkaitan dengan tema
umum seminar.
Peserta terdiri dari:
-
Peserta Seminar dan PGD (100 + 60 orang peserta = 160)
Keynote speech: 3 orang
Pemateri Seminar: 11 orang
Fasilitator: 4 orang
Peserta seminar yang berasal dari Wilayah Sumatera Barat hanya akan
mendapatkan biaya pergantian transportasi lokal. Sedangkan peserta PGD akan
mendapatkan pergantian uang transportasi pulang-pergi (PP) dan uang penggantian
makalah.
Tempat dan Waktu
Bukittinggi, 5-8 September 2016
Ketentuan Pendaftaran
1. Pengumuman 20 Mei 2016. PUSaKO akan menyebarkan informasi kegiatan
dengan pelbagai media dan mengundang universitas, fakultas, dan peserta
yang dianggap potensial untuk mengikuti kegiatan ini;
2. Pendaftaran dan penyerahan makalah peserta Call Papers dimulai dari 1 Juni
18 Juli 2016. Pendaftaran telah dibuka dari tanggal 1 Juni 2016 dengan
mengirimkan panitia email kesedian mengikuti acara dan menentukan tema
yang akan ditulis ke: [email protected] Makalah wajib diserahkan
selambat-lambatnya pada 18 Juli 2016 pada pukul 24.00 WIB.
3. Calon peserta call papers mendaftarkan diri untuk menulis satu sub-tema
sebagai berikut :
Group I
Group II
Group III
Group IV
Group V
: Proses Pemilihan Ketua Partai yang Demokratis
: Pemilihan Demokratis di Internal Partai terkait Penentuan
Kandidat Pilpres, Pileg, dan Pilkada
: Penyelesaian Sengketa Internal Partai yang Demokratis
: Hubungan Kepengurusan Partai Politik di Tingkat Pusat dan
Daerah
: Mewujudkan Keterbukaan Keuangan Partai melalui Demokrasi
Internal Partai Politik
Penulis tema di atas akan dibatasi pada jumlah tertentu. Sehingga apabila jumlah
peserta yang ingin menuliskan makalah tema tertentu di atas dianggap telah
mencukupi, maka tema tertentu tersebut tidak dapat lagi dituliskan, sehingga penulis
harus memilih tema lain.
4. Makalah yang terpilih, maka penulisnya akan diundang sebagai peserta call
papers yang hak dan kewajibannya telah disampaikan di atas. Makalah terpilih
akan diumumkan pada tanggal 8 Agustus 2016 melalui website resmi Pusat
Studi Konstitusi (PUSaKO) www.pusako.or.id.
5. Peserta konferensi call papers dan non-call papers akan diumumkan pada
tanggal 8 Agustus 2016. melalui website resmi Pusat Studi Konstitusi
(PUSaKO) www.pusako.or.id.
6. Enam puluh makalah terpilih akan diberi kesempatan untuk
mempresentasikan makalahnya dalam parrallel group discussion.
7. Makalah terpilih, makalah narasumber dan hasil kajian PUSaKO akan
diterbitkan dalam satu buku.
8. Bagi yang tidak lolos dalam seleksi 60 makalah terpilih, dapat menjadi peserta
non call papers dalam kegiatan konferensi.
9. Peserta non-call papers dapat melakukan pendaftaran pada 1 Mei
1
September 2016.
10. Seluruh peserta call papers dan non-call papers ketika mendaftar menyertakan
informasi tentang dirinya dalam narasi singkat biodata dirinya melalui email:
[email protected]
Ketentuan Penulisan Paper
1.
Abstrak Makalah
a. Sub tema yang dipilih ditulis pada bagian kanan atas pada halaman
pertama abstrak.
b. Judul ditulis dengan huruf kapital, bold, centered, maksimum 12 kata.
c. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia antara 120-300 kata, menggunakan
kertas ukuran A4, margin atas 3 cm, bawah 2.5 cm, kiri 3 cm, dan kanan 2.5
cm; Cambria, 12 pt.
d. Nama lengkap penulis(tanpa gelar), instansi, nomor telp/HP, dan email di
akhir abstrak.
2.
Bagian Isi
a. Judul ditulis dengan huruf kapital, maksimum 12 kata diposisikan di tengah
(center);
b. Nama lengkap penulis tanpa gelar dan instansi
c. Sistematika penulisan naskah adalah sebagai berikut:
1. Judul;
2. Nama lengkap penulis;
3. Kata kunci, yang mencerminkan substansi makalah;
4. Pendahuluan;
5. Sub judul (sesuai dengan keperluan pembahasan);
6. Penutup; dan
7. Daftar Pustaka
d. Menggunakan ukuran A4, margin: atas 3 cm, bawah 2.5 cm, kiri 3 cm,dan
kanan 2.5 cm;
e. Panjang naskah antara 4.000 s.d. 6.000 kata, tidak termasuk catatan kaki
(footnote), spasi 1, huruf Cambria, ukuran 12;
f. Kutipan kalimat ditulis secara langsung apabila lebih dari empat baris
dipisahkan dari teks dengan jarak satuspasi dengan ukuran huruf 11 poin.
Sedangkan kutipan kurang dariempat baris diintegrasikan dalam teks.
Setiap kutipan diberi nomor.Sistem pengutipan adalah footnote.
g. Ketentuan dalam penulisan catatan kaki (footnote) sebagi berikut:
- Emanuel Subangun, Negara Anarkhi, (Yogyakarta: LKiS, 2004), hlm. 6465.
- Tresna, Komentar HIR, Cetakan Ketujuh belas, (Jakarta: PT Pradnya
Paramita, 2001), hlm. 208-9.
- Paul Scholten, Struktus Ilmu Hukum, Terjemahan dari De Structure der
Rechtswetenschap, Alih bhasa: arief Sidharta, (Bandung: PT Alumni,
2003), hlm. 7.
Jumlah BUMN Diciutkan Jadi 50 , Republika, 19 Oktober 2005.
- Prijono Tjiptoherijanto, Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di Indonesia
http://www.pk.ut.ac.id/jsi, diakses tanggal 2 Januari 2005.
h. Daftar Pustaka ditulis sesuai urutan abjad, nama akhir penulisdiletakkan di
depan. Contoh:
- Jimly, Asshiddiqie, 2005. Sengketa Kewenangan Antar Lembaga Negara,
cetakan pertama, Jakarta: Konstitusi Press.
- Tefano, Burchi, 1989. Current Developments and Trends in Water
Resources Legislation and Administration . Paper presented at
3rdConference of the International Association for Water Kaw (AIDA)
Alicante, Spain: AIDA, December 11-14.
-
Benedict, Anderson, 2004. The Idea of Power in Javanese Culture
dalam Claire Holt, ed., Culture and Politics in Indonesia, Ithaca, N.Y.:
Conell University Press.
- Moh, Jamin., 2005. Implikasi Penyelenggaraan Pilkada Pasca Putusan
Mahkamah Konstitusi , Jurnal Konstitusi, Volume 2 Nomor 1, Juli 2005,
Jakarta: Mahkamah Konsitusi.
- Republik Indonesia, Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi.
- Republika, Jumlah BUMN Diciutkan Jadi 50 , 19 Oktober 2005.
- Prijono, Tjiptoherijanto,. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di Indonesia,
http://www.pk.ut.ac.id/jsi, diakses tanggal 2 Januari 2005.
i. Penutup: artikel ditutup dengan kesimpulan;
j. Biografi singkat: biografi penulis mengandung unsur :nama lengkapdengan
gelar akademik, tempat tugas, riwayat pendidikan formal(S1, S2, S3), dan
bidang keahlian akademik.
Makalah dikirim melalui email: [email protected]
Penutup
Demikian Term of Reference ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan ini.
Padang, 19 April 2016
Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO)
Fakultas Hukum Universitas Andalas
Prof. Dr. Saldi Isra, S.H.
Direktur