Index of /ProdukHukum/kehutanan

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR
: SK. 101/ Kpt s-II/ 2000
TANGGAL : 26 DESEMBER 2000
KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN ALAM
PT. MARIMUN TIMBER & INDUSTRIES

KETENTUAN I

:

TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN

Hak Pengusahaan Hut an Alam bert uj uan meningkat kan pot ensi
dan produkt if it as sumber daya hut an produksi dalam rangka
memenuhi kebut uhan hasil hut an bagi kepent ingan masyarakat ,
pembangunan indust ri dan eksport . Unt uk mencapai t uj uan
t ersebut maka pengusahaan melaksanakan kegiat an-kegiat an
yang meliput i penebangan kayu, penanaman at au permudaaan
dan
pemeliharaan

hut an,
perlindungan/ pengamanan,
pengolahan dan pemasaran hasil hut an sesuai dengan RKUPHHK
menurut ket ent uan-ket ent uan yang berlaku sert a berdasarkan
asas manf aat dan lest ari, kerakyat an, keadilan, kebersamaan,
ket erbukaan, dan ket erpaduan.
KETENTUAN II

:

PELAKSANAAN

PT. MARIMUN TIMBER & INDUSTRIES sebagai pemegang Hak
Pengusahaan Hut an Alam yang unt uk selanj ut nya disebut
“ PERUSAHAAN” , melaksanakan kegiat an usaha pemanf aat an
hasil hut an kayu pada hut an alam pada areal kerj a yang t elah
dit et apkan sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku,
dengan uraian sebagai berikut :
A.


PERENCANAAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU
1. Invent arisasi Hut an
a. PERUSAHAAN
diwaj ibkan
unt uk
melaksanakan
invent arisasi
hut an
unt uk
memperoleh
dat a/ inf ormasi yang akurat , t erpercaya dan t erbaru
mengenai keadaan f isik daerah, f lora dan f auna dari
seluruh areal kerj aHPH Alam, sert a sosial budaya
masyarakat didalam dan sekit arnya guna penyusunan
Rencana Karya pengusahaan hut an (RKPH, RKL, dan
RKT).
b. Dalam
melaksanakan
invent arisasi
hut an

PERUSAHAAN harus berpedoman kepada ket et apan
dan ket ent uan yang berlaku.

2. Penat aan. . . .

2. Penat aan Hut an
a. PERUSAHAAN harus membent uk dan memanf aat kan
seluruh areal kerj anya sebagai sat u at au beberapa
Kesat uan Pengelolaan Hut an Produksi (KPHP) at au
bagian dari suat u KPHP yang akan dit et apkan lebih
lanj ut .
b. PERUSAHAAN harus mengelola dan mengusahakan
areal hut annya sedemikian rupa sehingga selalu ada
kegiat an
pembinaan,
pemeliharaan,
perlindungan/ pengamanan hut an dan kegiat an
pengusahaan hut an lainnya secara t erus-menerus
set iap t ahun selama j angka wakt u pengusahaan
hut annya.

c. PERUSAHAAN harus melaksanakan t at a bat as dan
pengukuran sert a pemet aan t erhadap seluruh areal
kerj anya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku
paling lambat dalam wakt u 3 (t iga) t ahun sej ak
dit erbit kannya Keput usan ini.
d. PERUSAHAAN harus melaksanakan pembagian areal
kerj anya dan menj adi beberapa bagian hut an (bos
af deling),
blok-blok,
dan
pet ak-pet ak
kerj a
pengusahaan hut an dengan t anda-t anda bat as yang
j elas dan permanen sert a pembukaan wilayah hut an
sesuai dengan perat uran perundangan yang berlaku.
e. PERUSAHAAN harus bert anggung j awab unt uk
penyelesaian segala akibat yang t imbul dari
pelaksanaan kegiat an yang dilakukannya at as t anah
milik perseorangan at au t anah yang di bebani hak
lain.

3. Rencana Karya Pengusahaan Hut an
a. PERUSAHAAN harus melaksanakan Pengusahaan
hut an dan rehabilit asi/ penanaman dan pemeliharaan
hut an berdasarkan Rencana Karya Pengusahaan
Hut an (RKPH) yang disahkan oleh Depart emen
Kehut anan unt uk areal kerj anya, yang t erdiri dari
RKPH yang meliput i
seluruh j angka wakt u
pengusahaan hut an, Rencana Karya Lima Tahun
(RKL) dan Rencana Karya Tahunan (RKT).
b. PERUSAHAAN waj ib menyusun Rencana Karya
Pengusahaan berdasarkan hasil penaf siran pot ret
udara
dan
at au
invent arisasi
hut an
sert a
dat a/ inf ormasi lainnya, dan menyerahkannya kepada
Depart emen

Kehut anan
unt uk
memperoleh
pengesahan. Penyusunan dan penyerahan RKPH
t ersebut dilaksanakan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan yang dit et apkan oleh Depart emen
Kehut anan.
c. RKPH. . .

c. RKPH t ersebut diat as secara keseluruhan merupakan
sat u kesat uan rencana yang saling kait mengkait dan
menent ukan sert a disusun sesuai dengan pedoman
penyusunan RKPH yang berlaku. RKPH yang t elah
disahkan t idak dapat dirubah kecuali dengan ij in
Depart emen Kehut anan.
B.

ORGANISASI DAN PERUSAHAAN
1. PERUSAHAAN diwaj ibkan menyusun St rukt ur Organisasi
PERUSAHAAN sesuai ket ent uan yang berlaku.

2. Dalam wakt u selama-lamnya 2 (dua) t ahun sej ak izin ini
dit erbit kan, harus sudah ada t enaga t eknis kehut anan
yang duduk sebagai salah sat u Direksi dan at au
Komisaris pada perusahaan.

C.

ADMINISTRASI DAN TATA LAKSANA USAHA PEMANFAATAN
HASIL HUTAN KAYU
1. Pungut an/ Iuran
PERUSAHAAN waj ib membayar Iuran Izin Usaha
Pemanf aat an Hut an (d/ h IHPH), dana Reboisasi, provisi
Sumber Daya Hut an,
sert a iuran-iuran lainnya
sebagaimana diat ur dalam perat uran perundangundangan yang berlaku.
2. Pelaporan
PERUSAHAAN harus membuat laporan kegiat an Hak
Pengusahaan Hut an Alam sesuai dengan ket ent uan yang
dit et apkan.
3. Pemeriksaaan oleh pet ugas kehut anan at au oleh pej abat

yang berwenang.
PERUSAHAAN waj ib memberikan semua dat a dan
bant uan kepada pet ugas-pet ugas kehut anan at au
pej abat -pej abat
kehut anan
yang
berwenang
melaksanakan pemeriksaaan dan pengawasan.

KETENTUAN III

:

KEWAJIBAN POKOK

A. PEMUNGUTAN DAN PEMANFAATAN KAYU
1. Sist em Silvikult ur
a. PERUSAHAAN harus melaksankan sist em silvikult ur
pada areal hut an seluas ± 73. 625 (t uj uh puluh t iga ribu
enam rat us dua puluh lima) hekt ar, yang t erlet ak di

kelompok hut an Sungai Enggelam dan Sungai Payang
Ulu, Propinsi Kalimant an Timur, dengan benar dan
bersungguh-sungguh, berpedoman pada perat uran
perundang-undangan yang berlaku, yait u:
1. Tebang. . .

1. Tebang pilih Tanam Indonesia (TPTI) pada areal
hut an primer (Virgin Forest ) dan pada areal bekas
t ebangan (Logged Over Area) yang berf ungsi Hut an
Produksi Terbat as dan Hut an Produksi yang
mempunyai kelerengan 25 (dua puluh lima) prosen
ke at as;
2. Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) pada areal bekas
t ebangan (logged over area) yang berf ungsi hut an
produksi dengan kelerengan di bawah 25 (dua
puluh lima) prosen;
3. Tebang Habis Permudaan Buat an (THPB) pada areal
t anah kosong at au non produkt if ;
Perencanaan secara t erperinci diat ur dalam RKPH.
b. PERUSAHAAN diberikan Jat ah Produksi Tahunan

dengan Kisaran :
1. Luas maksimum
± 1. 730 hekt ar/ t ahun.
2. Jat ah Produksi Tahunan ± 72. 002 m3/ t ahun.
3. Jumlah bat ang
± 18. 667 bt g/ t ahun.
yang selanj ut nya dapat dit et apkan sesuai RKPH
yang didasarkan pada pot ret udara at au cit ra
sat elit
dan
disyahkan
oleh
pej abat
yang
berwenang.
c. PERUSAHAAN
harus
mempergunakan
cara-cara
penebangan kayu dan at au mengangkut hasil hut an

lainnya yang sesuai dengan keadaan wilayah kerj anya
dengan t idak meninggalkan azas kelest arian hut an dan
keseimbangan lingkungan.
d. Semua kegiat an Hak Pengusahaan Hut an Alam harus
dilaksanakan dengan cara yang t idak mengakibat kan
adanya pemborosan dan kerugian-kerugian sumber
daya alam.
e. PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis kayu
yang dilindungi t anpa ij in khusus yang dikeluarkan
oleh Depart emen Kehut anan.
f . PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang melampaui
j at ah t ebang yang t elah dit et apkan dalam RKL dan
RKT.
g. PERUSAHAAN dilarang melaksanakan penebangan
pohon diluar areal yang t elah dit et apkan didalam RKL
dan RKT yang t elah disahkan.
h. PERUSAHAAN dilarang menebang pohon diluar areal
Hak Pengusahaan Hut an.
i.

PERUSAHAAN dilarang melakukan penebangan ulang
pada areal bekas t ebangan t anpa ij in khusus dari
Depart emen Kehut anan.
j . PERUSAHAAN. . .

j . PERUSAHAAN dilarang melakukan kegiat an perburuan
sat wa liar baik sat wa liar yang dilindungi maupun
sat wa liar yang t idak dilindungi.
k. PERUSAHAAN dilarang melakukan penebangan pohon
di kawasan lindung.
l.

PERUSAHAAN waj ib mengij inkan anggot a masyarakat
hukum adat set empat unt uk memungut hasil hut an
non kayu (get ah-get ahan), rot an, akar-akaran, dan
sebagainya) sesuai dengan hak penduduk at au anggot a
masyarakat hkum adat yang bersangkut an.

m. Perusahaan Dilarang menerima,
membeli at au
menj ual,
menerima
t ukar,
menerima
t it ipan,
menyimpan, memiliki dan at au mengangkut hasil
hut an yang diket ahui at au pat ut diduga berasal dari
kawasan hut an yang diambil at au dipungut secara
t idak sah.
2. Jaringan Jalan
PERUSAHAAN harus membangun dan memelihara j aringan
j alan di dalam areal kerj anya sesuai dengan ket ent uan
yang berlaku t ent ang pembuat an j alan angkut an sert a
sesuai dengan RKPH yang t elah disahkan. Jaringan j alan
angkut an hasil hut an dalam areal kerj a dibuat dengan
ket ent uan :
a. Jaringan j alan ut ama sej auh mungkin disesuaikan
dengan rencana pembangunan j alan umum yang
dilakukan oleh Pemerint ah.
b. Pada daerah yang berawa, PERUSAHAAN dibenarkan
membangun j alan rel sebagai j aringan j alan ut ama.
c. PERUSAHAAN waj ib t et ap memelihara bekas j alan
angkut an kayu dalam hal ini j alan ut ama dan j alan
cabang dengan t uj uan unt uk dipert ahankan sebagai
j alan pengawasan dan pemeliharaan hut an.
d. PERUSAHAAN waj ib mengat ur penggunaan dan
pemanf aat an semua j alan besar at au kecil dan j alan
pengangkut an lainnya baik unt uk keperluan sendiri,
pihak lain, maupun masyarakat disekit arnya dengan
sebaik-baiknya,
dengan
t et ap
memperhat ikan
perlindungan dan pengamanan areal
kerj anya
t erut ama dari pemcurian, perambahan hut an dan
peladang berpindah.
3.

Peralat an Logging
a. Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal
kerj anya, PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk membuat
rencana pengadaan/ pemanf aat an dan laporan
realisasi t ent ang j enis, j umlah sert a keadaan, j enis
alat berat , chain saw yang ada di lapangan kepada
Depat emen Kehut anan.
b. Set iap. . .

b. Set iap
pemindahan
peralat an
sebagaimana
dimaksud but ir a, yang digunakan ket empat lain
diluar areal kerj anya perlu mendapat perset uj uan
t ert ulis dari Depart emen Kehut anan.
c. Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi dan
at au direncanakan unt uk dapat dihapuskan agar
dibuat berit a acara dan dilaporkan kepada
Depart emen Kehut anan.
4.

Penanaman Modal
a. Unt uk memenuhi kewaj iban-kewaj ibannya dalam
kegiat an pemanf aat an hut an, PERUSAHAAN akan
menanamkan modalnya sebesar US$ 34. 916. 000
(t iga puluh empat j ut a sembilan rat us enam belas
ribu) US dolar.
b. PERUSAHAAN waj ib mengat ur penggunaan dan
pemanf aat an semua j alan besar at au kecil dan
j alan pengangkut an lainnya baik unt uk keperluan
sendiri,
perusahaan/ pihak
lain,
maupun
masyarakat disekit arnya dengan sebaik-baiknya,
dengan t et ap memperhat ikan perlindungan dan
pengamanan areal
kerj anya t erut ama dari
penebangan t anpa ij in, perambahan hut an dan
perladangan berpindah.

B.

C.

PENGOLAHAN
1.

Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara
nasional, PERUSAHAAN waj ib meningkat kan ef isiensi,
ef ekt ivit as dan produkt if it as indust ri pengolahan kayu
yang t elah dimiliki, mengembangkan indust ri hilir
dengan orient asi eksport dan membant u keperluan
bahan kayu lainnya, sert a berperan sebagai Bapak
angkat bagi indust ri pendukung/ t erkait .

2.

PERUSAHAAN
waj ib
meningkat kan
kemampuan
rekayasa, rancang bangun, dan pengembangan
perangkat lunak lainnya bagi peningkat an dan
pengembangan Indust ri Pengolahan Kayu.

PEMASARAN
1.

PERUSAHAAN diwaj ibkan
t ent ang dat a pemasaran
Pemerint ah.

memberikan
inf ormasi
set iap saat diperlukan

2.

PERUSAHAAN
harus
selalu
meningkat kan
pengembangan pemasaran baik unt uk dalam negeri
maupun luar negeri dengan mengembangkan konsep,
st rat egi dan perencanaan pemasaran dan harus
berusaha memenuhi kebut uhan dalam negeri dengan
t ingkat harga yang waj ar.
3. PERUSAHAAN. . .

D.

3.

PERUSAHAAN
harus
mendukung
kebij aksanaan
Pemerint ah dalam pemasaran hasil hut an.

4.

PERUSAHAAN harus selalu mengembangkan dan
meningkat kan keanekaragaman j enis dan mut u hasil
hut an.

5.

PERUSAHAAN harus ment aat i perat uran perundangan
t ent ang peredaran hasil hut an yang meliput i
ket ent uan Tat a Usaha Kayu dan ket ent uan Tat a Usaha
Hasil Hut an lainnya.

6.

PERUSAHAAN memant apkan pasaran hasil hut an baik
didalam negeri maupun diluar negeri PERUSAHAAN
sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di pusat pusat
pemasaran hasil hut an dan membant u
Pemerint ah
dalam
analisa
perencanaan
dan
pelaksanaan pemasaran.

7.

PERUSAHAAN
harus
menyediakan
dan
mendist ribusikan/ menj ual kayu produksi RKT unt uk
keperluan pembangunan daerah/ kebut uhan dalam
negeri sesuai ket ent uan yang berlaku.

PERMUDAAN DAN PEMELIHARAAN HUTAN
Berdasarkan komposisi j enis dan st rukt ur t egakan hut an
pada areal berhut an yang diusahakan dengan sist em
silvikult ur
yang
sesuai
unt uk
mempert ahankan
meningkat kan kelest arian hasil, PERUSAHAAN harus
melaksanakan :
1.

Pengamanan t egakan t inggal dalam melaksanakan
penebangan, penyaradan dan pengangkut an agar
kerusakan t egakan yang dit inggal dan erosi sej auh
mungkin dapat dihindarkan, yait u dengan cara :
a.

Penandaan/ penomeran pohon-pohon yang akan di
t ebang dan yang dit inggalkan sebagai pohon int i
at au pohon induk.

b.

Penebangan dilaksanakan hanya pada pet ak yang
pot ensinya memenuhi ket ent uan, sert a pada
pohon berdiamet er minimal 50 (lima puluh) cm di
hut an produksi, dan 60 (enam puluh) cm di hut an
produksi t erbat as dengan arah rebah yang t epat .

c.

Penebangan
pada
sekit ar
daerah-daerah
perlindungan
dan
sekit ar
daerah-daerah
perlindungan dan sekit ar daerah-daerah yang
dinyat akan mempunyai nilai est et ika at au ilmiah
yang t inggi harus dibuat j alur penyangga sesuai
dengan ket ent uan yang berlaku.

d.

Tempat pengumpulan kayu dan j alan sarad dibuat
sebaik-baiknya sesuai dengan ket ent uan yang
berlaku.
2. PERUSAHAAN. . .

2.

E.

PERUSAHAAN waj ib melaksanakan upaya-upaya unt uk
meningkat kan nilai hut an, melalui :
a.

Melaksanakan
penanaman,
perkayaan,
permudaan dan pemeliharaan hut an sesuai
dengan ket ent uan-ket ent uan yang dit et apkan dan
sesuai dengan RKPH yang t elah disahkan.

b.

Membuat t anaman pada lahan yang t idak
produkt if dan pada t anah-t anah kosong t erut ama
pada daerah-daerah rawan dan yang berbat asan
dengan lahan penduduk di sekit arnya.

c.

PERUSAHAAN harus melaksanakan rehabilit asi
areal t idak produkt if / t anah kosong minimal 300
ha/ t ahun dan sudah dapat diselesaikan dalam
wakt u 10 (sepuluh) t ahun.

3.

PERUSAHAAN waj ib membuat permanent plot unt uk
megukur pert umbuhan/ riap t egakan hut an minimal
100 (serat us) ha per RKL dan mengukur debet air sert a
mut u air sungai.

4.

PERUSAHAAN waj ib membuat kebun bibit seluas 100
ha/ RKL
disesuaikan
dengan
t anaman
unggulan/ andalan set empat , sert a perlu mengadakan
kebun pangkas.

5.

PERUSAHAAN waj ib menyediakan areal seluas 300 ha
yang digunakan unt uk menj aga dan melindungi plasma
nut f ah.

6.

PERUSAHAAN waj ib menanamkan modalnya dan
menyisihkan sebagian dari keunt ungannya unt uk
pembinaan, rehabilit asi dan pembangunan hut an baik
di bekas areal t ebangan TPTI maupun dikawasan t idak
produkt if unt uk t anaman.

PENELITIAN
Dalam
rangka
pengembangan
sert a
peningkat an
pengusahaan perlu didukung oleh berbagai penelit ian. Oleh
karenanya PERUSAHAAN waj ib :

F.

1.

Melaksanakan penelit ian yang berkait an dengan
pelest arian alam, produkt ivit as produksi hasil hut an
dan lain-lain yang berkait an dengan HPH Alam.

2.

Mendukung penelit ian yang dilakukan oleh pihak lain
dalam rangka peningkat an Hak Pengusahaan Hut an
Alam.

BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN HUTAN
1. Kebakaran. . .

1.

2.

3.

Kebakaran Hut an
Unt uk mencegah
PERUSAHAAN waj ib:

t erj adinya

kebakaran

hut an,

a.

Menyediakan sarana dan prasarana biaya, t enaga
sat pam, peralat an, menara pengawas, ilaran api
pencegahan
kebakaran
hut an
pemadam
kebakaran dalam j umlah yang memadai sesuai
ket ent uan yang berlaku.

b.

Akt if
melaksanakan
pencegahan
dan
penanggulangan kebakaran di dalam areal
kerj anya dan disekit arnya ant ara lain dengan
mengamankan semua kegiat an eksploit asinya
yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran sert a
mengamankan penyimpanan bahan-bahan yang
mudah t erbakar.

c.

Segera melaporkan pada inst ansi kehut anan
set iap t erj adinya kebakaran di areal kerj anya.

Perambahan Hut an
a.

PERUSAHAAN harus mencegah, menghindarkan
dan menanggulangi t erj adinya t indak pelanggaran
oleh pihak lain yang menyebabkan kerusakan
hut an dalam areal kerj anya, ant ara lain
mencegah adanya perladangan berpindah dan
penebangan liar.

b.

Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au
t ebangan liar oleh pihak ke 3 (t iga) at au pihak
lain, maka PERUSAHAAN bert anggung j awab dan
segera
melaporkan
kepada
pihak
yang
berwenang.

c.

Unt uk
melaksanakan
perlindungan
hut an,
perusahaan
diwaj ibkan
membent uk
Sat uan
Pengamanan (SATPAM) dengan kualif ikasi t erdidik
dan dalam j umlah yang memadai minimal 6000
hekt ar 1 (sat u) Orang Sat pam.

Perlindungan t erhadap Tumbuh-Tumbuhan
a.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang pohonpohon dan memungut t umbuh-t umbuhan lain
yang dit et apkan sebagai j enis yang dilindungi
sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.

b.

PERUSAHAAN t idak boleh melakukan penebangan
dengan radius at au j arak sampai dengan 500 m
dari t epi waduk at au danau; 200 m dari t epi mat a
air dan kiri kanan sungai; 50 m kiri kanan t epi
anak sungai; 2 kali kedalaman j urang dari t epi
j urang; 130 kali selisih pasang t ert inggi dan
pasang t erendah dari t epi pant ai.
c. PERUSAHAAN. . .

4.

5.

c.

PERUSAHAAN harus akt if dalam pengembangan
dan pelindungan sumber daya alam, dan harus
mencegah t erj adinya dampak negat if dan
meningkat kan dampak posit if dari kegiat an yang
dilaksanakan dengan memperhat ikan hasil-hasil
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
yang t elah disusun dan diset uj ui Komisi Pusat
AMDAL Depart emen Kehut anan.

d.

PERUSAHAAN
segera
melaporkan
set iap
t erj adinya kerusakan dan gangguan hama
penyakit t erhadap hut an dan hasil hut an di areal
kerj anya kepada inst ansi Kehut anan set empat .

Perlindungan t erhadap Sat wa Liar
a.

PERUSAHAAN
t idak
dibenarkan
melakukan
perburuan baik at as sat wa-sat wa liar dan at au
sat wa yang dilindungi yang t erdapat di areal
kerj anya t anpa izin.

b.

PERUSAHAAN
harus
mencegah
perburuan liar di areal kerj anya.

c.

Unt uk
menj amin
dan
memelihara
t erselenggaranya perlindungan t erhadap sat wa
liar, pemanf aat an hut an dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga t idak t erdapat sat wa liar yang
t erj ebak didalam areal yang diusahakan dengan
menyediakan
areal
pengungsian
sat wa/ koridor/ kant ong sat wa.

t erj adinya

Perlindungan t erhadap Obyek-Obyek yang Bernilai
Ilmiah, Budaya dan Religi
a.

PERUSAHAAN harus mencegah at as t erj adinya
kerusakan-kerusakan t erhadap obyek-obyek yang
bernilai ilmiah, budaya dan religi.

b.

Pemegang harus melaporkan bila menemukan
t empat -t empat yang bernilai ilmiah, budaya dan
religi.

c.

Unt uk
menj amin
dan
memelihara
t erselenggaranya kelest arisn hut an lindung,
hut an
wisat a
dan
hut an
suaka
alam,
PERUSAHAAN
harus
menyediakan
daerah
peyangga yang berbat asan dengan kawasan
t ersebut sesuai dengan ket ent uan dan perat uran
perundangan-undangan yang berlaku, sarana
usaha pemanf aat an hut an yang diperbolehkan
diadakan
pada
daerah
penyangga
hanya
pembuat an j alan sarad.

KETENTUAN IV…

KETENTUAN IV

:

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

A.

B.

Pembangunan Masyarakat
1.

Fasilit as pembangunan masyarakat , PERUSAHAAN
harus membant u Pemerint ah dalam melaksanakan
pembangunan masyarakat di dalam dan di sekit ar
areal kerj anya sepert i :
a.
Pengadaan t empat -t empat ibadah
b.
Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan
c.
Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an
d.
Pengadaan f asilit as olah raga
e.
Pengadaan f asilit as pelat ihan karyawan

2.

PERUSAHAAN diwaj ibkan melaksanakan pembinaan
minimal 1 (sat u) desa yang ada di dalam/ sekit ar areal
kerj a.

3.

PERUSAHAAN
diwaj ibkan
membina
dan
mengembangkan Koperasi Karyawan dan/ at au KUD
at au Koperasi Primer lainnya yang ada di sekit ar hut an
sert a waj ib memberi kesempat an kepada koperasi
t ersebut unt uk memiliki saham perusahaan sesuai
dengan ket ent uan yang berlaku.

Kemit raan Pengusahaan Hut an Alam
PERUSAHAAN memberi kesempat an usaha kepada koperasi
masyarakat di sekit ar hut an unt uk berpart isif asi akt if dalam
mengusahakan segmen kegiat an pengusahaan hut an.

C.

Akses Unt uk Pemungut an Hasil Hut an Non Kayu
PERUSAHAAN memberi kesempat an kepada masyarakat
sekit ar hut an unt uk melakukan pemungut an hasil hut an
bukan kayu dan kayu baik secara perorangan maupun
koperasi sesuai perat uran perundang-undangan yang
berlaku.

D.

Pegalokasian Saham
PERUSAHAAN agar mengalokasikan sebagian saham unt uk
Koperasi masyarakat set empat sebesar 20%, 10% dialihkan
langsung pada saat koperasi t erbent uk, sisanya diselesaikan
secara bert ahap paling lambat 5 (lima) t ahun, dan dengan
hak opsi minimal 1% set iap t ahun.

E.

Hak Adat
PERUSAHAAN waj ib memberikan ij in kepada masyarakat
hukum adat / masyarakat t radisional dan anggot anya yang
berada di dalam areal kerj anya unt uk memungut ,
mengambil, mengumpulkan, mengangkut dan menj ual hasil
hut an ikut an sepert i : Rot an, Sagu, Madu, Damar, Buahbuahan, Get ah-get ahan, Rumput -rumput an, Bambu, Kulit
kayu. . .

kayu dan lain sebagainya sepanj ang hasil hut an t ersebut
unt uk memenuhi/ menunj ang kehidupan sehari-hari.
KETENTUAN V

:

KETENGAKERJAAN

A.

Penggunaan Tenaga Kerj a
PERUSAHAAN harus menggunakan t enaga kerj a Indonesia
yang t erlat ih, t erampil dan ahli dalam j umlah yang cukup
unt uk semua bidang dan j enis pekerj aan dan j asa yang
diperlukan.
Unt uk t enaga ahli kehut anan, minimal
mempekerj akan t enaga-t enaga sarj ana kehut anan bidang
perencanaan dan penat aan hut an, bidang pengelolaan
hut an dan t enaga-t enaga ahli pengukuran dan penguj ian
kayu.

B.

Program Pendidikan Dan Lat ihan Tenaga Kerj a
PERUSAHAAN harus melaksanakan pendidikan dan lat ihan
bagi sebanyak-banyaknya t enaga kerj a Indonesia unt uk
membina, meningkat kan dan mengembangkan ket rampilan
dan keahliannnya, dan disamping it u PERUSAHAAN
diwaj ibkan mengikut sert akan t enaga kerj a pada set iap
pendidikan dan lat ihan yang dilakukan oleh Pemerint ah
sepanj ang menyangkut bidang kegiat annya.

C.

Pemut usan Hubungan Kerj a
Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan kerj a
karyawan harus diperlakukan sesuai dengan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.

D.

Kesej aht eraan, Kesehat an dan Keselamat an Kerj a
1.

Fasilit as Pengobat an
a.

PERUSAHAAN Harus mendirikan klinik dengan
kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur
lengakap dengan t enaga medis yang cukup dan
bekerj a penuh unt uk PERUSAHAAN.

b.

PERUSAHAAN Harus menyediakan pelayanan
pengobat an kepada seluruh karyawannya dan
anak ist rinya.

c.

Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan
karyawan PERUSAHAAN dapat t urut menggunakan
f asilit as klinik t ersebut dengan biaya seringan
mungkin.

d.

PERUSAHAAN
Harus
menyediakan
pos-pos
pert olongan pert ama pada t empat -t empat yang
diperlukan.
2. Tempat . . .

2.

Tempat Tinggal Karyawan dan Kegiat an Logging.
Dalam pelaksanaan pembangunan Base
PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uan:

Camp,

a. Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan
harus memenuhi kelayakan ruang t empat yang
sehat .
b. Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan
Base Camp harus sesuai dengan kebut uhan
c. Pembangunan
Base
Camp
di
areal
hak
pengusahaan hut an lain, harus ada perset uj uan
t ert ulis dari pemegang hak pengusahaan yang
bersangkut an.
KETENTUAN VI

:

LAIN - LAIN

A.

Perubahan Luas Areal Kerj a
Perubahan
luas
areal
kerj a
dimungkinkan
dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan perundang-undangan
yang berlaku.

B.

Hak-Hak Lain
PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang
t ercant um di dalam Keput usan Izin pemanf aat an hasil
hut an kayu pada hut an alam dan kelengkapannya. Hak-hak
lain yang dimaksud adalah meliput i hak pengolahan at as
t anah hut an, hak-hak at as mineral, minyak bumi, gas alam,
bahan-bahan kimia, bat u-bat u mulia at au set engah mulia,
dan sumber-sumber alam lainnya.

C.

Obyek Ilmiah Dan Sej arah
PERUSAHAAN diwaj ibkan melakukan langkah-langkah yang
perlu unt uk melindungi obyek-obyek bernilai sej arah dan
at au ilmiah dari kerusakan-kerusakan dan adanya
penemuan baru kepada pemerint ah.

D.

Force Maj eur
Apabila t erj adi hal-hal diluar kemampuan PERUSAHAAN
(bencana alam, kerusuhan dll), maka semua akibat yang
dit imbulkan oleh kej adian yang dimaksud bukan merupakan
t anggung j awab PERUSAHAAN t ermasuk t idak t erlaksananya
kewaj iban PERUSAHAAN.

KETENTUAN VII

:

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PEMERINTAH

A.

Pemerint ah melakukan pengawasan dan pembinaan
t erhadap pelaksanaan semua kegiat an usaha pemanf aat an
hut an. . .

hut an baik mengenai pelaksanaan f isik pemanf aat an hut an
maupun semua administ rasi/ pembukuan dan surat
menyurat mengenai pengelolaan PERUSAHAAN.
B.

KETENTUAN VIII :

PERUSAHAAN berkewaj iban
membant u
sarana
dan
prasarana yang diperlukan oleh aparat Depart emen
Kehut anan yang dit ugasi mengadakan pengawasan dan
pembinaan di areal kerj a perusahaan.

PELANGGARAN/ SANKSI

A.

Pengert ian Pelanggaran
Tidak melaksanakan, ment aat i dan at au t idak memenuhi
persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um dalam
perat uran perundang-undangan yang berlaku dan at au
Keput usan ini.

B.

Pengenaan Sanksi
Pelanggaran sepert i t ersebut pada but ir A akan dikenakan
sanksi sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.

KETENTUAN IX

:

KONSEKUENSI
TERHADAP
PENCABUTAN
DAN/ ATAU
PENYERAHAN KEMBALI HAK PENGUSAHAAN HUTAN ALAM

A.

Kewaj iban PERUSAHAAN Set elah Terj adinya Pencabut an
Dalam hal dicabut nya HPH Alam sebagaimana dit et apkan
dalam keput usan ini,
kepada PERUSAHAAN t et ap
dibebankan
kewaj iban-kewaj iban
sesuai
ket ent uan
perudang-undangan yang berlaku.

B.

Hak yang dimiliki pemegang HPH Alam set elah habisnya
j angka wakt u, penyerahan kembali at au dicabut nya Hak
Pengusahaan Hut an
Set elah berakhirnya masa berlakunya HPH Alam, at au
menyerahkan kembali sebelum habis masa berlakunya
maka :
1.

PERUSAHAAN harus menyerahkan dalam keadaan baik
semua benda t idak bergerak sepert i base camp,
gedung, j alan, j embat an gudang, pelabuhan udara,
pelabuhan sungai dan laut , dok dan lain-lain yang
t elah dibangun oleh PERUSAHAAN kepada Pemerint ah
t anpa adanya gant i rugi dari Pemerint ah.

2.

Barang-barang persediaan yang berada didalam
gudang dan benda-benda bergerak yang dipergunakan
PERUSAHAANsehubungan dengan kegiat an usaha
pemnf aat an hut an, t et ap menj adi milik PERUSAHAAN.
3. Jika. . .

3.

4.

Jika HPH Alam berakhir karena habis wakt unya at au
karena diserahkan kembali oleh PERUSAHAAN at au
karena dicabut oleh Ment eri Kehut anan, maka :
3. 1.

Segala hak yang dimiliki oleh pemegang HPH
Alam berakhir.

3. 2.

Areal hut an yang dibebani HPH Alam kembali
kepada Negara.

3. 3.

Pemegang HPH Alam diwaj ibkan menyerahkan
semua klise dan bahan-bahan sert a pet a,
gambar-gambar ukuran t anah dan sebagainya
kepada Depart emen Kehut anan dengan t idak
menerima gant i rugi.

3. 4.

Pemegang HPH Alam t et ap dibebani/ waj ib
menyelesaikan semua kewaj iban-kewaj iban
yang t ercant um dalam Keput usan ini.

Dalam hal PERUSAHAAN akan menyerahkan kembali
HPH Alam-nya sebelum habis masa berlakunya, maka
PERUSAHAAN sebelumnya harus sudah menyelesaikan
dan memenuhi semua kewaj iban t eknis dan f inansial
sebagaimana t ercant um dalam Keput usan ini.

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
Tt d.

SOEPRAYITNO, SH. MM.
NIP. 080020023

MENTERI KEHUTANAN,
Tt d.

Dr. Ir. NUR MAHMUDI ISMA’IL, M.Sc.