8 BAB II REVISI 15 16
Dari Tabel II.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPDKecamatan Turi, dapat kita lihat bahwa pada tahun 2015 realisasi dari segi
pendapatan baru tercapai 30,48%, sedangkan realisasi dari segi belanja yaitu
belanja langsung mencapai 95,63%. Realisasi belanja langsung tahun 2015
adalah yang paling rendah dibandingkan realisasi pada tahun-tahun
sebelumnya.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Dalam pelaksanaan tugas kecamatan, antara lain berkaitan dengan
urusan pemerintahan umum, pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum termasuk penerapan dan penegakan
perda dan perkada, pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan umum
serta pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan Desa,
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tantangan dan peluang bagi
pengembangan pelayanan pada lima tahun mendatang.
Tantangan:
1)
Amanat dan tuntutan pelaksanaan reformasi birokrasi untuk tata kelola
pemerintahan yang lebih baik. Pada tahun 2015, indeks reformasi
birokrasi di Sleman masih di angka 61,40 sedangkan hasil penilaian
mandiri reformasi birokrasi masih di angka 68,68 sehingga masih harus
terus ditingkatkan;
2)
Perkembangan masyarakat dan tuntutan pelayanan yang semakin
cepat dan transparan. Di Kabupaten Sleman, Indeks Kepuasan
Masyarakat telah mencapai 78,54% namun belum mencapai target
yang diinginkan yaitu sebesar 79%;
3)
Masih adanya penduduk miskin dan tingginya angka pencari kerja
(pengangguran). Di Kabupaten Slemanpada tahun 2015 angkanya
mencapai 11,36% sedangkan tingkat pengangguran terbuka mencapai
6,12%;
4)
Prasarana dan sarana infrastruktur di Kabupaten Sleman belum
seluruhnya dalam kondisi baik. Pada tahun 2015, panjang jalan
kabupaten dalam kondisi baik 51,59% dan proporsi jalan dalam kondisi
baik baru mencapai 0,5426. Sedangkan drainase dalam kondisi baik
48,76% dan rasio jaringan irigasi 1:3.080;
5)
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sleman yang relatif tinggi
mencapai angka 1,26 serta kondisi masyarakatnya yang heterogen dan
multikultur yang merupakan konsekuensi Kabupaten Sleman sebagai
RENSTRA KEC AMATAN TURI 2016-2021
Ha la ma n 15
penyangga
Kota
Yogyakarta,
pusat
pendidikan
serta
pusat
pengembangan perumahan/pemukiman;
6)
Letak geografis Kabupaten Sleman yang termasuk daerah rawan
bencana karena terdapat Gunung Merapi dan berada di patahan sesar
Opak.
Peluang:
1)
Perkembangan regulasi dengan adanya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang lebih memperhatikan
aspek-aspek hubungan pemerintah pusat dan daerah serta potensi dan
keanekaragaman daerah, serta Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa yang memberikan kewenangan dan anggaran yang lebih
besar kepada Desa;
2)
Perkembangan teknologi dan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan sistem pelayanan yang lebih baik dan terintegrasi;
3)
Kondisi
alam
yang
subur
dan
menawan
merupakan
potensi
pengembangan pariwisata khususnya desa wisata. Jumlah kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Sleman pada tahun 2015 mengalami
peningkatan sebesar 25,74% dari tahun sebelumnya dan sebanyak
4,3%-nya wisatawan yang mengunjungi desa wisata.
4)
Pekembangan investasi atau penanaman modal di Kabupaten Sleman
dalam terus menunjukkan peningkatan. Jika dibandingkan dengan
tahun 2014, realisasi nilai investasi PMA pada tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 0,68%, sedangkan realisasi nilai investasi PMDN
meningkat sebesar 62,37%.
RENSTRA KEC AMATAN TURI 2016-2021
Ha la ma n 16
pendapatan baru tercapai 30,48%, sedangkan realisasi dari segi belanja yaitu
belanja langsung mencapai 95,63%. Realisasi belanja langsung tahun 2015
adalah yang paling rendah dibandingkan realisasi pada tahun-tahun
sebelumnya.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Dalam pelaksanaan tugas kecamatan, antara lain berkaitan dengan
urusan pemerintahan umum, pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum termasuk penerapan dan penegakan
perda dan perkada, pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan umum
serta pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan Desa,
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tantangan dan peluang bagi
pengembangan pelayanan pada lima tahun mendatang.
Tantangan:
1)
Amanat dan tuntutan pelaksanaan reformasi birokrasi untuk tata kelola
pemerintahan yang lebih baik. Pada tahun 2015, indeks reformasi
birokrasi di Sleman masih di angka 61,40 sedangkan hasil penilaian
mandiri reformasi birokrasi masih di angka 68,68 sehingga masih harus
terus ditingkatkan;
2)
Perkembangan masyarakat dan tuntutan pelayanan yang semakin
cepat dan transparan. Di Kabupaten Sleman, Indeks Kepuasan
Masyarakat telah mencapai 78,54% namun belum mencapai target
yang diinginkan yaitu sebesar 79%;
3)
Masih adanya penduduk miskin dan tingginya angka pencari kerja
(pengangguran). Di Kabupaten Slemanpada tahun 2015 angkanya
mencapai 11,36% sedangkan tingkat pengangguran terbuka mencapai
6,12%;
4)
Prasarana dan sarana infrastruktur di Kabupaten Sleman belum
seluruhnya dalam kondisi baik. Pada tahun 2015, panjang jalan
kabupaten dalam kondisi baik 51,59% dan proporsi jalan dalam kondisi
baik baru mencapai 0,5426. Sedangkan drainase dalam kondisi baik
48,76% dan rasio jaringan irigasi 1:3.080;
5)
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sleman yang relatif tinggi
mencapai angka 1,26 serta kondisi masyarakatnya yang heterogen dan
multikultur yang merupakan konsekuensi Kabupaten Sleman sebagai
RENSTRA KEC AMATAN TURI 2016-2021
Ha la ma n 15
penyangga
Kota
Yogyakarta,
pusat
pendidikan
serta
pusat
pengembangan perumahan/pemukiman;
6)
Letak geografis Kabupaten Sleman yang termasuk daerah rawan
bencana karena terdapat Gunung Merapi dan berada di patahan sesar
Opak.
Peluang:
1)
Perkembangan regulasi dengan adanya Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang lebih memperhatikan
aspek-aspek hubungan pemerintah pusat dan daerah serta potensi dan
keanekaragaman daerah, serta Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa yang memberikan kewenangan dan anggaran yang lebih
besar kepada Desa;
2)
Perkembangan teknologi dan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan sistem pelayanan yang lebih baik dan terintegrasi;
3)
Kondisi
alam
yang
subur
dan
menawan
merupakan
potensi
pengembangan pariwisata khususnya desa wisata. Jumlah kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Sleman pada tahun 2015 mengalami
peningkatan sebesar 25,74% dari tahun sebelumnya dan sebanyak
4,3%-nya wisatawan yang mengunjungi desa wisata.
4)
Pekembangan investasi atau penanaman modal di Kabupaten Sleman
dalam terus menunjukkan peningkatan. Jika dibandingkan dengan
tahun 2014, realisasi nilai investasi PMA pada tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 0,68%, sedangkan realisasi nilai investasi PMDN
meningkat sebesar 62,37%.
RENSTRA KEC AMATAN TURI 2016-2021
Ha la ma n 16