Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Panggilan Yehezkiel Sebagai Penjaga Israel Berdasarkan Teori Kritik Sosial T1 712008005 BAB V
BAB V
PENUTUP
V. 1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari tulisan ini, terdapat beberapa hal yang dapat
penulis simpulkan.
1. Hidup bersama dalam masyarakat sangat mempengaruhi pola perilaku
individu. Interaksi yang terjalin antarindividu dapat menyebabkan berbagai
perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat yang berupa nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga-lembaga
kemasyarakatan,
lapisan-lapisan
dalam
masyarakat,
kekuasaan
dalam
wewenang, dan lain sebagainya.
2. Kritik sosial merupakan salah satu dampak yang muncul akibat perubahanperubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kritik merupakan kecaman
atau tanggapan yang diberikan terhadap suatu objek tertentu. Kritik sosial
dapat dipahami sebagai suatu aktifitas sosial untuk menganalisis, menilai atau
mengkaji keadaan suatu masyarakat pada saat tertentu yang dilakukan secara
objektif dengan maksud dan tujuan tertentu. Kritik sosial juga dapat menjadi
alat kontrol sosial terhadap jalannya sistem maupun proses bermasyarakat.
3. Yehezkiel merupakan nabi yang diutus Tuhan ke tengah-tengah pembuangan
untuk menjalankan panggilannya sebagai penjaga yang menjaga, mengawasi,
serta memperingatkan bangsa Yehuda terhadap berbagai keadaan yang
mengancam kehidupan mereka melalui firman yang didengar dari Tuhan.
Ancaman terbesar bagi bangsa Yehuda pada saat itu adalah kehidupan agama
43
Babel yang berkembang dan memiliki daya tarik dalam upacara keagamaan,
sehingga bangsa Yehuda juga yang ikut terlibat dalam kultus Babel.
4. Panggilan Yehezkiel sebagai penjaga jika dianalisa berdasarkan teori kritik
sosial tampak dalam peranannya untuk menyikapi perubahan sosial yang
terjadi dalam kehidupan bangsa Yehuda di pembuangan, khususnya dalam
kehidupan beragama. Sebagai penjaga, Yehezkiel dapat disebut sebagai
pengkritik sosial yang mengkritik ketidaksetiaan bangsa Yehuda terhadap
Tuhan. Ia juga mengecam berbagai pandangan yang berkembang pada saat itu
pasca
kehancuran
Yerusalem
dan
bait
Allah.
Ia
berusaha
untuk
mempertahankan dan mengontrol kehidupan bangsa Yehuda sebagai bangsa
pilihan Allah melalui berbagai nubuatan-nubuatan, alegori, maupun kehidupan
Yehezkiel sendiri.
44
PENUTUP
V. 1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari tulisan ini, terdapat beberapa hal yang dapat
penulis simpulkan.
1. Hidup bersama dalam masyarakat sangat mempengaruhi pola perilaku
individu. Interaksi yang terjalin antarindividu dapat menyebabkan berbagai
perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat yang berupa nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga-lembaga
kemasyarakatan,
lapisan-lapisan
dalam
masyarakat,
kekuasaan
dalam
wewenang, dan lain sebagainya.
2. Kritik sosial merupakan salah satu dampak yang muncul akibat perubahanperubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kritik merupakan kecaman
atau tanggapan yang diberikan terhadap suatu objek tertentu. Kritik sosial
dapat dipahami sebagai suatu aktifitas sosial untuk menganalisis, menilai atau
mengkaji keadaan suatu masyarakat pada saat tertentu yang dilakukan secara
objektif dengan maksud dan tujuan tertentu. Kritik sosial juga dapat menjadi
alat kontrol sosial terhadap jalannya sistem maupun proses bermasyarakat.
3. Yehezkiel merupakan nabi yang diutus Tuhan ke tengah-tengah pembuangan
untuk menjalankan panggilannya sebagai penjaga yang menjaga, mengawasi,
serta memperingatkan bangsa Yehuda terhadap berbagai keadaan yang
mengancam kehidupan mereka melalui firman yang didengar dari Tuhan.
Ancaman terbesar bagi bangsa Yehuda pada saat itu adalah kehidupan agama
43
Babel yang berkembang dan memiliki daya tarik dalam upacara keagamaan,
sehingga bangsa Yehuda juga yang ikut terlibat dalam kultus Babel.
4. Panggilan Yehezkiel sebagai penjaga jika dianalisa berdasarkan teori kritik
sosial tampak dalam peranannya untuk menyikapi perubahan sosial yang
terjadi dalam kehidupan bangsa Yehuda di pembuangan, khususnya dalam
kehidupan beragama. Sebagai penjaga, Yehezkiel dapat disebut sebagai
pengkritik sosial yang mengkritik ketidaksetiaan bangsa Yehuda terhadap
Tuhan. Ia juga mengecam berbagai pandangan yang berkembang pada saat itu
pasca
kehancuran
Yerusalem
dan
bait
Allah.
Ia
berusaha
untuk
mempertahankan dan mengontrol kehidupan bangsa Yehuda sebagai bangsa
pilihan Allah melalui berbagai nubuatan-nubuatan, alegori, maupun kehidupan
Yehezkiel sendiri.
44