Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

KUMPULI\N MAKAI..AH
SEMINAR INT€RNASIONAL RUMPUN sAsTRA
FAKULTASBAHASA DAN SENI
UN|VERS|TA5 N€G€RI YOGYAI(ARTA

Stlilkt
dnlar,roSaal,n

CINECLUB FBs UNY

t4 - rs 5€PT€MB€ReOOs
./"t=''

{nf , tultarl.

-

bnfi/,h
u^rJ
l{
^.?-:Pf,'

VI
DAFTAR
ISI

BERKAT SEKLTNTUMBIINGA
ElisabethD. Inandiak
PenerjemahSerat Centhinike dalam BahasaPrancis
TOKOH CULTURALSTUDIESPRANCIS:
ROLAND BARTHES
Dian Swandayani
FBS UniversitasNegeri Yogtakarta
PERJALANANBATIN MENUJUEKSISTENSI:
Mistik Kejawendalam"HarimauPenghabisan"
KaryaEkaBudianta................
Dwi AnggaraAsianti
UNNES Semarang

l0
erry
liau

nga
LJ

kan
.&tr,

IDEOLOGIKEJAWENDALAM WEDATAMA.,.......
Mugijatna
Fakultas Sastra dan SeniRupa WS

ika
rah
rak

ADAKAH CULTUML STUDIES DALAM
BoladalamSastradanBudaya.....
SASTRA?:Pantulan
Muh. Arif Rokhman
Fakultas IImu Budaya UGM
HANDPHONE DAN KITA

Nurhadi
FBS UniversitasNegeri Yogtakarta
ASPEK-ASPEKTRANSENDENTALISME
AMERIKA DALAM NOVEL THEADVENTURES
OF HUCKLEBERRYFINNKARYA MARK TWAIN .
Rini SusantiWulandari
FBSUniversitasNegeriSemarang

nga

lah
lsa
an
6l

ah
rai
lh
/A


82

tn

rt

SEPAKBOLA DAN PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL DI TENGAH MODERNISASI
MENUJUMASYARAKAT SADAR BUDAYA ....,.....
Sudaryanto
MahasiswaFBS UniversitasNegeri Yog,,akarta
POLITIK SASTRASYAIR PERANGMENTENG......
Surip Suwandi
F KI P UniversitasSriwij aya Indr alaya Palembang
CULTURAL STUDIES:BUDAYA POPDAN
IDEOLOGI KEJAWEN DALAM WAYANG
SuwardiBndraswara
FBSUniversitasNegeri Yogtakarta
INDO SEBAGAI "THE SELF' SANG DIRI''
VERSUSINDO SEBAGAI "THE OTHER SANG

LA[N'' DALAM SASTRA DAN REALITA
Yati Sugiarti
FBSUniversitasNegeri Yogtakarta
NILAI ETIKA DALAM "ABDOEL MOELOEK''.......
Zahra Alwi
FK]P (NSRI

**l**-:--*-*'

-

:11""sdx;:s;*"**

*-'-

98

118

t34


147

157

pernah diubah,tentu wayang kulit menjadi kurang laku jual. Sementara
itu, yang mempertahankanbudaya pop akan bertahan pada konsumen.
Pengembang wayang dan konsumen akan selalu bertaruh dan
mempertahankanideologi masing-masing. Rentangan semacam ini

INDO SEBAGAI 'THE SELF.,.SANG DIRI''
VERSUS INDO SEBAGAI "THE OTHER SANG
LAIN' DALAM SASTRA DAN REALITA

dalam wawasancultural studiesdapat dikaji dari sisi etnografi maupun
resepsi.

Yati Sugiarti
FBS UniversitasNegeri Yogyakarta


Daftar Pustaka
Barker, Chris. 2005. Cultural Studies.Yogyakarta: Kreasi Wacana.
A. Pendahuluan
Cavallaro, Dani. 2004. Critical
Niagara.

and Cultural Theory. Yogyakarta:

Faruk HT. 2001. "Sastra Mutakhir dan ldeologi" dalam Beyond
Imagination.Yogyakarta:Gama Media.
Groenendael,Victoria M. Clara van. 1987. Dalang Di Balik Lltayang.
Jakarta:Grafiti.
Story, John.2003.Teori Budaya dan Budaya Pop.Yogyakarta:Qalam.
Strinati, Domisic.l995. An Introduction to theoriesof Popular Culture.
London dan New York: Routledge.
Waluyo, Kanti. 2000.Dunia l{ayang. Yogyakarta:PustakaPelajar.

Belanda datang ke Indonesia mula-mula karena tertarik oleh
rempah-rempahnya.Jadi, pada awalnya mereka menjajah secara
ekonomis.Akan tetapi, pada perkembanganselanjutnyaBelanda bukan

hanya menjajah secaraekonomis,melainkanjuga secarapolitis, sosial,
dan kultural (Soekarno dalam Stoddard, 1966; Djuliati-Suroyo, 2000;
Kartodirdjo,1975). Hubunganantara Belanda sebagaibangsapenjajah
denganpibumi sebagaibangsaterjajahtidak seimbang.Mereka bersikap
sebagai"the self (sangdiri)", sombong,arogan,dan superior,Sementara
itu, Belanda menganggapbangsa pribumi sebagai bangsa inferior,
sebagai "the other (sanglain)". Sikap superior Belandasemakintampak
ketika Belanda mulai mengkotak-kotakkanmasyarakat menjadi tiga
golongan. Pertama, golongan bangsa Eropa, terutama Belanda, dan
lndo. Kedua, golongan bangsa Timur Asing (Vrenrde Oosterlingen),
misalnya Cina dan Arab. Ketiga, golongan pribumi atau Inlander
( Kartodirdjo, 1975; A l gadri, 1988; Christanty, 1994).
Kelompok Indo biasanyaadalah hasil perkawinancampuran
antara ibu pribumi dengan pria Eropa. Kalaupun tidak terjadi
perkawinan,kemungkinananak yang terlahir adalah hasil hubungan
antara seorangNyai dan pria Eropa (Christanty,1994;Amran, 1988:

146

Scminarlnternasional

RumDunSastraFIIS LJNY

lndo Scbagai "7-heSelft SangDiri" Vcrsus Indo Scbagai "'l'he ()ther SangLain"

l4l

Soekiman, 2000). Di antara mereka biasanya terjadi perkawinan
endogami,yakni perkawinandi antarakelompok merekasendiri. Anakanak hasil perkawinan campuran cenderung meninggalkan jalur
Asianya. Mereka lebih condong mengidentifikasikandirinya dengan
Eropa. Anak-anak Indo membentuk sebuah kekuatan kreatif dan
destruktifyang mencobamengubahpandangankolonial tentangbatasanbatasan ekslusif rasial (Bosma dalam Cote, 2004). Konsekuensinya
adalahterciptanyakelompok sosial baru Eurasiadan terciptanyasebuah
produk kebudayaan yang bukan Asia, juga bukan Eropa, namun
memiliki asal-usuldari warisan keduanya(Taylor dalamCote, 2004).
Dunia Indo adalahdunia simalakama,sebuahpasangankembar
yang saling bertentangan.Seorang Indo, di luar kemauannya,terjebak
dalam dua dunia yang saling berrnusuhan.SeorangIndo-Belandabukan
orang Belanda,danjuga bukan orang Indonesia.Lalu ia beradadi mana?
Berdiri sebagaiorang Belanda,ia akan dimusuhi orang Indonesiadan
dicurigai sebagaiorang Belanda. Berdiri sebagaiorang Indonesia,ia

akan dimusuhi oleh fihak Belanda dan dicurigai fihak Indonesia.
Seorang lndo sebenamya memiliki peluang menjadi manusia
justru karena ia 'tidak di sini', maupun 'tidak di sana',
transenden,
'dunia
namunjuga 'di sini' sekaligus'di sana'. SeorangIndo adalah
tengah'. Dan ini akan menimbulkan persoalankebudayaan(Sumardjo
dalamBirney.2004).
Dekat dengan kemerdekaanseorang Indo juga dimusuhi dan
dicurigai. Banyak kaum Indo yang terpaksaharuskeluar dari Indonesia,
walaupun sebagianbesar dari mereka tidak mengenalBelanda sebagai
negeri leluhur mereka (Kartodirdjo, 1975). Akan tetapi, politik pada
masaitu tidak memihakkepadakelompokIndo.

B. Pembahasan
l. Kelas Indo di Indonesia
Kelas Indo di Indonesia adalah kelompok hasil perkawinan
campuran antara Indonesia dengan Eropa, terutama Belanda. yang
sering terjadi adalah perkawinanseorangwanita pribumi dengan pria
Eropa. Atau, paling sedikit, perempuanpribumi adalahsebagaigundik,

yang pada saat itu dikenal sebagaiNyai, yang pada awalnya berfungsi
sebagai pemuas nafsu seks kaum pria Eropa. Jarang terjadi seorang
perempuan Eropa menikah dengan pria pribumi. Anak keturunan
campuran ini cenderung untuk melupakan jalur Asianya, berusaha
masuk ke dalam orbit masyarakatEropa, dan mengidentifikasikandiri
sebagaibangsaEropa.Sebagaikelompok masyarakat,kedudukankaum
Indo cukup rumit (Amran, 1988).Mereka terdesak dari atas dan dari
bawah. Untuk berasimilasidenganbangsaEropa totok tidaklah gampang
sebab si Indo sendiri bukan merupakanlapisan paling atas. Ada yang
mencapai pangkat cukup tinggi, tetapi ada pula yang hidup sehariharinya tidak berbedadengan kaum pribumi, dan berbahasaBelanda
pun mereka tidak mampu. Mereka dianggap telah gagal untuk
menginternalisasinilai-nilai tata krama Eropa (Cote, 2004). Di samping
itu, kaum Eropatotok merasadirinya terlalu tinggi untuk bersatudengan
kelompokIndo. Sementara
itu, untuk berasimilasidengankaum pribumi
juga merupakan problem tersendiri bagi kaum Indo. Mereka
menganggapkaum pribumi kedudukannyalebih rendah. Penduduk
pribumi mayoritasberagamaIslam (Algadri, 1988).Islam bagi para
Orientalis(Said, 1996) identik denganprimitil bodoh, kotor, rendah,
fanatik,dan hal-hallainyangbersifatnegatif.
Orang Indo diklasifikasikan sebagai orang Eropa dalam
administrasisipil dan dalamstatushukumnyatanpamempertimbangkan
posisi dan sosial ekonominya.Semenjak tahun-tahunawal abad

t48

SeminarIntcrnasional
RumpunSastraFBS LJNY

lndo Sebagai"l'he Self,SangDiri" VersusIndo Scbagai"'l'heOrhcr Sangl-ain

t49

cianseterusnya,
bukan kekayaanataupunras melainkan
kesembilanbelas
pengakuanseorangbapak Eropa yang menentukanseseorangmenjadi
orang Eropa secara hukum. Hal itu membuat seseorangberbeda
statusnyadenganpendudukpribumi (BosmadalamCote,2004).Dengan
kedudukanyang terjepitsepertiitu, anak-anakIndo hidup dalamsebuah
yang bukan Indonesia,juga bukanBelanda,namun
produk kebudayaan

2. Indo sebagaio'sangdiri" versus Indo sebagai,,sanglain" dalarn
Realita
Padamasapenjajahankolonial BelandakelasIndo disejajarkan
dengankelasEropa,yakni masukke dalamkelaspertama.Sebagaikelas
yang mendudukiposisi puncak,kaurn Belandabersikapsebagai.,sang

memiliki asal-usuldari warisan keduanva (lihat Tavlor dalam Cote.

diri", sombong,arogan, dan superior terhadap kaum priburni yang
dianggapinferior, sebagai"sang lain" yang berbedadengandirinya.

2004).

Akan tetapi, pada praktiknyakelas Indo berada dalam posisi yang
Faber (dalam Soekiman,2000) menyebutpara keturunanatau

terjepit. Dari atas dia terdesakoleh kaum Belanda/ Eropa asli, dan dari

Indo dengansebutanmestizen,creolen, dan liplappen.PadamasaVOC

bawahdia terdesakoleh kaumpribumi.Dengandemikian,padamasaini

dengan adanyapengaruhPortugis, untuk kelompok masyarakatutama
(terhormat- mijnheer)disebutsignores,kemudianketurunannya
disebut

kelasIndo memiliki posisiyang mendua.Oleh kaum Belanda/Eropaasli
dia dianggapsebagai"sang lain", yang derajatnyalebih rendah dari

sin1,s.Yang langsungmerupakankeuturunanBelandadenganpribumi

kaum Belanda/ Eropa asli. Sementara kaum Indo ini, karena

"grad satu" disebut liplap, sedang "grad kedua" disebut grcsbiak,dan

kedudukannya dipersamakan dengan kaum Belanda/Eropa asli,

"grad ketiga" disebutkasoedik.Liplap biasanyamenjadi pedagangatau

mengganggap
dirinya lebih tinggi dari kaum pribumi. Oleh karenaitu,

pengusaha,yang sangat disukai menjadi pedagangbudak karena

mereka bersikap sebagai"sang diri" terhadap kaum pribumi yang

rnendapatuntung banyak. Adapun grobiak kebanyakanmenjadi pelaut,

inferior, yang dianggap sebagai"sang lain". Jadi, pada masa ini

menjadi
nelayan,dan tentara,sedangkankasoedik mata pencahariannya

kedudukankelas Indo berayun antara sebagai"sang diri" dan sebagai

pemburu dan nelayan.Pada masa kemudian kata grobiak dan ka,soedik

"sanglain". Sejaktahun i900 dan seterusnya,
orangIndo-Eropamenjadi

orang. Kata liplap masih sering diucapkan,
hilang dari pembiacaraan

semakinterdoronguntuk menampilkandirinya sebagaiorang Belanda

samahalnyadengankata sinyo. Semuaistilahtersebutkemudianhilang

dengan mengabaikankeluarga dan latar belakang budaya Asianya
(Captain,dalamCote,2004).

dan digantikandengankata Indo Europeaansebagaiistilah kehormatan.
Seiring denganterbukanyakesempatanbagi orang Indonesia

Dalam tahun-tahunsetelahPerang Dunia II, sebuah proses

untuk memasukisekolah model Belanda, maka makin banyak orang

dekolonisasi
telahterjadidan masihbelumterselesaikan.
Prosesini telah

dengan
Indonesiayang terdidik mengajukanpersamaankedudukannya

melibatkanmigrasi berjuta-jutaorang yang karena perubahankedaan

orang Belanda.Prosesdemikian disebut dengangelijkgesteld Pada
perkembangan
selanjutnya,kelompok ini juga dimasukkanke dalam

sosio-politik,memutuskanuntuk meninggalkannegeri kelahiranatau
tempat bermukim merekadan pindah ke tanah air bekaspenjajahnya

kelompokIndo.

dahulu.Ini adalahkasustentangparamigran Belandayang pindahdari
wilayahyang dahulubernamaHindia Belanda,sekarangIndonesia,
ke
negeri Belandadari tahun 1945 hinggaakhir 1960-an.Kelompokini

150

SeminarInternasional
RunrnunSastraFIIS LJNY

Indo Sebagai"'l-heSelj SangI)iri" VcrsusIndo Scbagai"1'hcOtlrcr SangI-ain"

l5l

terdiri dari tiga kategori:a) orangkelahiranEropayangberadadi Hindia
Belanda untuk sementarawaktu; b) warga negaraBelanda dan negara
Eropalainnyayang lahir dan bermukimdi daerahkoloni sertaketurunan
mereka.seringkaliketurunancampuranIndonersia-Eropa;dan c) orangorang priburni yang memiliki kedudukanhukum setaradenganorang
Eropa (melakukan gelijkgesteld) (Willems dalam Cote, 2004). Pada
masaini, ciengan
sendirininya,bukanhanyaorangIndo,orangEropaasli
pun dipandangsebagai" sang lain" oleh kelompok kaum priburni.
Dalam periode pasca perang, orang Belanda atau Indo dan
keiurunanannyayang di (ter) usir dari negeri yang baru merdekatidak
disambutdimanapunmerekabermukim(Willems dalamCote:2004).
Zaman terus berputar. Kelas Indo kembali menemukan
tempatnyasebagai"sang diri". Hal ini terjadi pada masa Orde Baru,
terlebih lagi pada zaman Reformasi. Kelas Indo mendominasiruang
publik kita. Bisa kita lihat wajah-wajahlndo berseliwerandi sinetronsinetronkita. Bahkan u,ajah lndo

menjadi ukuran untuk kecantikan

masakini: kulit putih, tinggi, rambut pirang (KompasMinggu, l7 Juli
2005,hlm. i5). NaiknyakelasIndo menjadi"sangdiri", telahmenjadi
inspirasi bagi bangsa pribumi yang berkulit coklat matang -yang
sebenarnyasangateksotis - untuk ikut-ikutan memutihkankulit dan
mengecatrambutlegamnyadenganwarna pirangkecoklatan.
3. Indo setragai"sang diri" versus Indo sebagai"sang lain" dalam
Sastra

pengarangBelanda/Indo vang pernahtinggal di Indonesia,maupunoleh
orang Indonesiasendiri"Indo sebagai"sang ,liri" terlihat dalamSalslt
AsuhanKarya AbdoelMoeis.Tokoh Corry, gadisIndo liasil perkarvinar:
campuranibu Miangkabaudan ayah Perancis,dalam roman ini jelas
rnenunjukkanwatak"sangdiri" yang memiliki kuasa,arogan,sombong.
berderajatlebih tinggi dibandingkandengan pribumi (dalam hal ini
i{anafi, Ibu Hanafi dan masyarakatMinangkabau).
Indo sebagai"sangdiri" juga terlihat dalamkarvaE. BretonDe
Nrjs, Bayangan Memudar. Novel ini bercerita tentang kehidupan
keluargaIndo dari sudut pandangsalah seorangtokoh yang bemama
atau dipanggilEdu, yang cenderungmenganggapdirinya sebagaiorang
Belandameskipunibunyajuga seorangIndo. Cerita terutamaberpusat
dirinya keturunanDe Pauly,seorang
sekitarkeluargayang rnenamakan
yang terkenal kaya raya di Betawi dengan banyak perkebunandi
wilayah Bogor, Sukabumi,dan sekitarnya.Secaralebih khususcerita
berpiusat pada salah satu keturunan De Pauly yang bernama atau
dipanggiloleh Edu sebagaiTanteSophieyang hidup sampaimerrjelang
tahun 1942,masaakhir pendudukanBelandadi Indonesia.Dari sudut
bernamaRob Nieuwenhuys,yang
pandangpengarangyang sebenarnya
mempunyailatarbelakangkeluargaserupadenganEdu, penulisancerita
berakhir pada tahun 1953,tidak lama sesudahpcnyerahankedaulatan
BelandakepadapemerintahIndonesia1949(Faruk,2002J.
Indo sebagai"sang lain" pada
Sementaraitu, penggambaran
masa ini dilukiskanoleh Bas Veth. Sebagianbuku Veth dicurahkan

Realita sering dijadikan inspirasi oleh pengarang untuk

untuk menyerangwanita muda keturunancampuranyang aktif secara

gagasannya
menjadisebuahkarya sastra.Keberadaan
menuangkan
Indo

Veth tentangJawa kolonial, het Indische
seksual.Dalam karakterisasi

sebagai"sang diri" dan sebagai"sang lain" terungkapdalam banyak

kolonial
Meisje beradapada kankermoral yang memakanmas),/arakat
Eropa.Karel dan Dora adalahtokoh dalam buku irri. Karel yang baru

"sanglain"
novelatauroman.Indo sebagai"sangdiri" sekaligus
sebagai
tertuangterutamadalam novel-novelkolonialyang dikarangbaik oleh

t52

S e m i n a rI n t c r n a s i o n R
a lu m o u nS a s t r al j l J St i N Y

tiba jatuh cinta dan menikahi Dora. gadis Indo-Eropa.I lubungan
yangtidak
ketirnpangan
kultLrral
sebagai
keintimanmerekadigambarkan
l n d o S e b a g a"i t ' h e S e l f 'S a n g D i r i " V c r s u s I n d o S c h a g "a' il ' l u , O r h e rS a n g l . a i n " 1 5 3

terjembataniantaraapa yang dikategorikansebagaiputih, beradab,nilainilai Eropa dan "orang setengahEropa", semi beradabdan naluri yang
tidak bisa diperbaikidari Dora.
Indo sebagai"sang lain" dilukiskan denganruntut oleh NH Dini
dalam Keberangkalan.Tokoh Elisaberth Frissart, Indo campurandalam
novel ini digambarkansebagaigadis yang kurang percayadiri, kurang
bisa bergaul, dan akhirnya cintanya kandas, karena keluarga sang
kekasih tidak setuju dengan seorang gadis Indo, seorang"sang lain",
yang dianggapnya lebih rendah dari gadis Indonrsia sendiri, sang

Daftar Pustaka
Algadri, Hamid. 1988. Polilik Belanda terhadap Isdlam dan Keturunan
Arab di Indonesia.Jakarta:C.V. Haji Masagung.
Amran, Rusli. 1988.Padang RiwayatmuDulu. Cetakankedua.Jakarta:
CV. Yasaguna.
Bosma, Ulbe. 2004. "Kelas Indo dan KewarganegaraanIndis" dalam
Cote, Joost, dan Westerbeek,Loes (ed.) 2004. Recalling the
Indies, Kebudayaan Kolonial dan ldentitas Poskolanial.
Yogyakarta: Syarikat.

keponakanpresiden.
C. Penutup
Kelas Indo di Indonesiamengalami pasangsurut. Dari uraiandi
atas tampak bahwa kelas Indo berayun antara sebagai"sang diri" dan
"sang lain". KelasIndo beradasebagai"sang diri" sekaligus"sanglain"
pada sama-masapenjajahanBelanda. Dia berubahmenjadi "sang lain"
ketika terjadi dekolonisasi, dimana banyak bangsa Belanda beserta
keturunannya yang telah lama bermukim di Indoneisa harus
meningalkan Indonesia. Indo sebagai "sang diri" kembali mendapat
tempatnya pada masa Orde Baru, lebih-lebih pada masa Reformasi.
Wajah-wajahIndo yang putih, rambut pirang, dan badantinggi kembali
mendominasiruang publik kita. KeberadaanIndo baik sebagai"sang
maupun "sang lain" telah menginspirasi pengarang untuk
menunagkannyamenjadi sebuah karya sastra yang monumental.Di

diri"

antaranyaSalahAsuhan karya Abdoel Moeis, KeberangkalankaryaNH
Dini dan BayanganMemudar karya E. Breton De Nijs.

Captain, Esther. 2004. "Antara Monyet dan Manusia: Representasi
Orang Jepangdan Belanda Selama Perang Dunia Kedua di
Hindia Belanda"dalamCote, Joost,dan Westerbeek,Loes (ed.)
2004. Recalling the Indies, Kebudayaan Kolonial dan Identitas
PoskoIoniaI. Yogyakarta: Syarikat.
Christanty, Linda. 1994. "Nyai dan Masyarakat Kolonial Hindia
Belanda".Prisma No. 10,Oktrober 1991. Jakarta:Temprint.
Cote, Joost, dan Westerbeek,Loes (ed.). 2004. Recalling the Indies,
Kebudayaan Kolonial dan ldentitas Poskolonial. Yogyakarta:
Syarikat.
Cote, Joost. 2004. "Romanisasi Hindia Belanda; Konstruksi Sastra
tentang Tempo Doeloe" dalam Cote, Joost, dan Westerbeek,
Loes (ed.) 2004. Recalling the Indies, Kebudayaan Kolonial dan
Identitas Poskolonial. Yogyakarta: Syarikat.
Djuliati-Suroyo, A.M. 2000. Eksploitasi Kolonial Abad XIX. Kerja
llajib di KaresidenanKedu 1800-1890.Yogyakarta: Yayasan
Untuk Indonesia.
Faruk. 2002. Bayangan Memudar Karya E. Breton De Nijs.- Sebuoh
PercobaanTelaahPoskolonial.Makalah Bahan PelatihanTeori

t54

RumpunSastraIrBS IJNY
Seminarlntcrnasional

''I-he
lndo Sebagai "'l-heSell, SangDiri" VersusIndo Scbagai
Other Sangl-ain"

155

Poskolonialyang disampaikanpadaPelatihanTeori Sastrayang
diselenggarakanoleh Program Studi Sastra Fakultas pasca
SarjanaUniversitasGadjahMada ianggal 17-29Juni2002
Hunter,T. 1998."Indo as Other: Identity,Anxiety, and Ambiguitvfrorn
SalahAsuhanto Durga Urnayi . Poscolonialityandthe euestion
of Modern Indoncsian Literature". An InternationalResearch
Workshop.Sidney,May29-31, 1998.
Kar-tc'dirdjo, Sartono, dan Notosusanto, Nugroho. 19?5. Seiarah
NttslonulIndonesia" Jilid V. Jakarta: DeparrtemenPendidikan
dan Kebudayaan.
Soekamo.i!166."PasangNaik GerakanNasionaldi Indonesia"dalanr
Stoddard,Lothrop. 1966.PasangNaik Kulit Berwarna.
Strekiman^Djoko. 2A0A.Kebudaya,snIndis dan Gcya flidup Mcts.varakat
Penciukungnya di Jcnvu (Abad XV'ilLl{ediao Abarl .Yv{)"
Yogyakarta:Galang Press.
faylor, Jean Gelman. 2004. Identitasyang Licirr: Ras, Agama, dan
l,jentitasdi Jawa pada Abad ke l7 dan i8" dalamCote,Joost,
dan Westerbeek, Loes (ed.) 2AA4. Recalling the tnclie.s,
Kebuda.l,oanKolonial dan ldentitas Poskolanic;/. Yog-v-akarta:
Syarikat.

156

SeminarInternasional
RumnunSastraFIIS LJNY

I

I