grand desing pendidikan karakter

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE&

Oleh:
NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd.
NIP. 19731006
2001122 001

DisampaikandalamSrawungIlmiah
jurusan POR FIK UNY
16 Februari2012

!

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
A. Latar Belakang
telah menunjukkan
Pembangunan nasional yang selama ini dilaksanakan
di sampingbanyak
kemajuandi berbagaibidang kehidupanmasyarakat,Namun,
dan tantanganyang
kemajuan yang telah dicapai ternyata masih banyak masalah

bangsa yang akhirbelum sepenuhnyaterselesaikan,termasuk kondisi karakter
kesenjangansosialakhir ini mengalami pergeseran.Hal itu tecermin dari
yang terjadi di berbagai
ekonomi-politik yang masih besar,kerusakanlingkungan
pergaulanbebas
di seluruhpelosoknegeri,masihterjadinyaketidakadilanhukhrm,
dan kerusuhan'
dan pomografi yang terjadi di kalangan remaja, kekerasan
dll' Semua
korupsi yang dan merambahpada semuasektor kehidupan masyarakat
jati diri dan karakter bangsayang
itu menegaskanbahwa terjadi ketidakpastian
Pancasilasebagai
bermuarapada(1) disorientasidan belum dihayatinyanilai-nilai
terpadu dalam
filosofi dan ideologi bangsa,(2) keterbatasanperangkat kebijakan
nilai etika dalam
mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila, (3) bergesernya
terhadap nilaikehidupan berbangsadan bemegata, (4) memudarnya kesadaran
(6) melemahnya

nilai budaya bangsa, (5) ancaman disintegrasi bangsa, dan
kemandirian bangsa.
yang memprihatinkan
Memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa
pembangunan
tersebut, pemerintah mengambil inisiatif untuk memprioritaskan
nasional yang
karakter bangsa. Hal itu tecermin dari misi pembangunan
delapanmisi guna
memosisikanpendidikan karakter sebagaimisi pertama dari
dalam Rencana
mewujudkan visi pembangunannasional, sebagaimanatercantum
(Undang-Undang
PembangunanJangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025
karakter bangsa
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 20AT, yaitu teruujudnya
Pancasila'
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan
Indonesia yang
yang dicirikan denganwatak dan prilaku manusia dan masyarakat

Esa' berbudi luhur'
beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
dinamis, dan
bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang
suatu gerakan
berorientasi ipteks.PembangunanKarakter Bangsa merupakan
jujur, cerdas'tangguh'
nasionaldengantema membangungenerasiIndonesiayang
dan peduli.

B. Pengertian Karakter
Karakter merupakan nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan,
mau berbuat baik, nyata berkehidupanbaik, dan berdampakbaik terhadap
lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkandalam perilaku.
Karakter secarakoheren memancardari hasil olah pikir, olah hati, olah raga,
serta olah rasa dan karsa seseorangatau sekelompok orang. Karakter
merupakan ciri khas seseorangatau sekelompok orang yang mengandung
nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran.dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan.
Karakter Bangsa

Karakter bangsaadalah kualitasperilaku kolektif kebangsaanyang khas-baik
yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku
berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan
kars4 serta olah raga seseorcng atau sekelompok orang. Karakter bangsa
Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaanIndonesia yang
khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku berbangsadan bemegara Indonesia yang berdasarkannilai-nilai
Pancasila,norrna UUD 1945,keberagamandenganprinsip Bhinneka Tunggal
Ika, dan komitmen terhadapNKRI.
Pembangunan Karakter Bangsa
PembangunanKarakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara
kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara,serta potensi
kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang
berkeadabanuntuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral,bertoleran,bergotongroyong, patriotik, dinamis, berbudaya,
dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan
takwa kepadaTuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan karakter bangsa dilakukan secara koheren melalui proses
sosialisasi,pendidikan dan pembelajaran,pemberdayaan,pembudayaan,dan

kerja sama seluruhkomponenbangsadan negara.
PermasalahanBangsa Saat Ini:

1. Disorientasidan belum DihayatinyaNilai-nilai PancasilasebagaiFilosofi
dan IdeologiBangsa
2. KeterbatasanPerangkatKebijakanTerpadudalam MewujudkanNilainilai EsensiPancasila
3. BergesernyaNilai-nilai Etika dalamKehidupanBerbangsadan Bernegara
4. MemudarnyaKesadaranterhadapNilai-nilai BudayaBangsa
5. AncamanDisintegrasiBangsa
6. MelemahnyaKemandirianBangsa

C. Karakter yang Diharapkan
Untuk mencapai karakter bangsa yang diharapkan sebagaimanatersebut di atas,
diperlukan individu-individu yang memiliki karakter. Secarapsikologis karakter
individu dimaknai sebagaihasil keterpaduanempat bagian, yakni olah hati, olah
pikir, olah raga, olah rasadan karsa.Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila
Pancasila pada masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai
berikut.
1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antaralain berimandan bertakwa,
jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggungjawab, berempati, berani

mengambilresiko,pantangmenyerah,rela berkorban,dan berjiwa patriotik;
2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antaralain cerdas,kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasiIpteks, dan reflektif;
3. Karakter yang bersumber dari olah ragalkinestetika antaralain bersih,
dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,
determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih;
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antarc lain
kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan,ramah,
hormat, toleran, nasionalis,peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan
kepentinganumum, cinta tanah air (patriotis),bangga menggunakanbahasa
dan produk Indonesia,dinamis,kerja keras,dan beretoskerja.
D. Strategi PembangunanKarakter BangsaMelalui Pendidikan
Pendidikan merupakan tulang punggung strategi pembentukan karakter bangsa.
Strategi pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan dapat dilakukan
dengan pendidikan, pembelajaran, dan fasilitasi. Dalam
konteks makro,

penyelenggaraan pendidikan karakter mencakup keseluruhan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, dan pengendalian mutu yang
melibatkan seluruh unit utama di lingkunganpemangkukepentinganpendidikan

nasional. Peran pendidikan sangat strategis karena merupakan pembangun
integrasi nasional yang kuat. Selain dipengaruhi faktor politik dan ekonomi,
pendidikan juga dipengaruhi faktor sosial budaya, khususnya dalam aspek
integrasidan ketahanansosial.
Padakonteks makro, program pendidikankarakterbangsadapat digambarkan
sebagaiberikut.
PENDIDIKAN KARAKTER

Gambar 1: Konteks Makro Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dalam konteks mikro, berpusatpada satuanpendidikan secara
holistik Satuan pendidikan merupakan sektor utama yang secara optimal
memanfaatkan dan memberdayakansemua lingkungan belajar yang ada untuk
menginisiasi, memperbaiki, menguatkan,dan menyempurnakansecara terusmenerus proses pendidikan karakter di satuan pendidikan. Pendidikanlah yang
akan melakukan upaya sungguh-sungguhdan senantiasamenjadi garda depan
dalam upaya pembentukan karakter manusia Indonesia yang sesungguhnya.
Pengembangankarakter dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajarmengajar di kelas, kegiatan kesehariandalam bentuk pengembanganbudaya
satuanpendidikan,'kegiatanko-kurikuler danJatau
ekstrakurikuler, sertakegiatan
kesehariandi rumah dan masyarakat.


Pendidikan karakter dalam kegiatan belajar-mengajardi kelas, dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran
Khusus, untuk materi Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan*
karenamemangmisinya adalahmengembangkan
nilai dan sikap - pengembangan
karakter harus menjadi fokus utama yang dapat menggunakan berbagai
strategi/metodependidikan karakter. Untuk kedua mata pelajaran tersebut,
karakterdikembangkansebagaidampakpembelajarandanjuga dampakpengirrng.
Sementaraitu mata pelajaran lainnya, yang secaraformal memiliki misi utama
selain pengembangankarakter, wajib mengembangkanrancanganpembelajaran
pendidikan karakter yang diintegrasikan kedalam substansi/kegiatan
mata
pelajaran sehingga memiliki dampak pengiring bagi berkembangnya
karakter
dalam diri pesertadidik. Dalam kegiatan ko-kurikuler (kegiatan belajar di luar
kelas yang terkait langsungpadamateri suatumata pelajaran)ataukegiatanekstra
kurikuler (kegiatan satuan pendidikan yang bersifat umum dan tidak terkait
langsungpada suatumata pelajaran,sepertikegiatanKepramukaan,Dokter Kecil,
Palang Merah Remaja, Pecinta Alam, Liga pendidikan Indonesia, dll.) perlu
dikembangkanproses pembiasaandan penguatandalam rangka pengembangan

karakter.
Program pendidikan karakter pada konteks mikro dapat digambarkan
sebagai
berikut.
Integrasi ke dalam KBM
pada setaap Mapel

Pembiasaan dalam kehidupan
keseharian di satuan pendidikan

KEGIATAN
KESEHARIAN
iJI RUMAH DAN
MASYARAKAT

Integrasi ke dalam kegiatan
Ekstrakurikuler : Pramuka.
Olahraga. Karya Tulis. Dsb.

Penerapan pembiasaan

kehidupan keseharian di
tumah yang selaras dengan
di satuan pendidikan

Gambar2: KonteksMikro pendidikanKarakter

Dengan prinsip yang sama, pendidikan karakter dapat dilakukan pada jalur
pendidikan nonformal yang diselenggarakanoleh masyarakat, misalnya kursus
keterampilan,kursuskepemudaan,bimbinganbelajar,pelatihan-pelatihansingkat,
baik yang diselenggarakanoleh pemerintah maupun organisasi massa.Demikian
pula pendidikan karakter dapat dilakukan pada kegiatan kemasyarakatanlainnya,
seperti kegiatan karang taruna, keagamaan, olahraga, kesenian, sosial, atau
kegi atan pelatihan penanggulanganbencanaalam.

E. Kesimpulan
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2A10--2025
dimaksudkan 'sebagai acuan dalam merancang, mengembangkan, dan
melaksanakan Rencana Aksi Nasional (RAN) PembangunanKarakter Bangsa
yang menggalangpartisipasi aktif salahsatunyadari satuanpendidikan.
Keberhasilan pembangunan karakter bangsa diarahkan menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari upaya pencapaianvisi pembangunannasional, yaitu
mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya,
dan berorientasi Ipteks berdasarkanPancasiladan dijiwai oleh iman dan takwa
kepadaTuhan Yang Maha Esa.