Efek Larvasida Ekstrak Etanol Daun The (Camellia sinensis) terhadap Larva Aedes aegypti.

(1)

ABSTRAK

EFEK LARVASIDA EKSTRAK ETANOL DAUN TEH (Camellia sinensis) TERHADAP LARVA Aedes aegypti

Yanuar Halim, 2012, Pembimbing 1 : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Budi Widyarto Lana, dr., M.H. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor utama dari penyakit demam berdarah dan yellow fever.Teh memiliki kandungan zat aktif tanin dan flavanoid yang terdapat pada herbal lainnya seperti daun pandan wangi dan daun pepaya, yang telah terbukti memiliki efek larvasida nyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti dan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara dengan temephos.

Metodologi penelitian ini bersifat komparatif eksperimental sungguhan dengan memakai rancang acak lengkap (RAL) dengan melihat aktivitas larvasida ekstrak etanol daun teh.

Data yang diukur adalah dengan menghitung jumlah larva yang mati setelah diberi ekstrak etanol daun teh. Analisis data untuk persentase jumlah larva yang paralisis/mati dilakukan dengan ANAVA, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α=0.05 menggunakan program SPSS. Kemaknaan berdasarkan nilai p= <0.05.

Hasil penelitian ANAVA yang didapat menunjukkan bahwa jumlah larva Aedes aegypti yang mati untuk seluruh kelompok perlakuan setelah 24 jam, diperoleh nilai F = 160.594 dengan p = 0.000 . Hasil uji beda rerata Tukey HSD menunjukan seluruh perlakuan memiliki perbedaan persentase jumlah larva Aedes aegypti yang mati dengan hasil sangat signifikan terhadap kelompok akuades sebagai kontrol negatif dengan (p<0,01), Potensi larvisida ekstrak etanol daun teh pada kadar ekstrak etanol daun teh 2%, 3%, dan 4% memiliki efek yang sama dengan temephos. Hasil ini ditunjukan dari perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti serta ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara dengan temephos.


(2)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

ETHANOL EXTRACT TEA LEAVES EFFECT (Camellia sinensis) OF Aedes aegypti MOSQUITO LARVAE AS LARVICIDE

Yanuar Halim, 2012, Tutor 1 : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Tutor 2 : Budi Widyarto Lana, dr., M.H.

An Aedes aegypti mosquito is the vector of Dengue henorragic fever and yellow fever. Tea contains tannins and flavanoid. It also contains in the other herbal plants such as pandan leaves and papaya leaves. Both of it has an larvicide effects that cause a death of an Aedes aegypti larvae.

The purpose of this research was to know if ethanol extract tea leaves has larvicide effect towards aedes aegypti larvae and to know ethanol extract tea leaves has the same potential as temephos.

The methodology of this research was comparative true experiment with complete randomized design by observing larvicide activity of tea leave extract. The measured data was the amount of terminated larvae after ethanol extract tea leaves exposure. The data of the paralyzed/terminated larvae was analyzed by ANAVA, continued with Tukey HSD test with α=0.05 used SPSS prgram. Significance is determined by p=<0.05.

The ANAVA test results shows that the amount of terminated aedes larvae for every treatment group after 24 hours is f=160.594 with p=0.000. The result of Tukey HSD mean difference test shows that the percentage of terminated larvae of all groups has a massive percentage difference of terminated larvae with a very significant difference compared with aquades as negative control with (p<0.01). The larvicide potential of ethanol extract tea leaves in 2%, 3%, and 4% percentage has the same effect as temephos. The result shows no significant difference (p>0.05).

This research concludes that ethanol extract tea leaves has larvicide effect towards aedes aegypti larvae and ethanol extract tea leaves has the same potential as temephos.


(3)

DAFTAR ISI

Cover ... i

Lembar persetujuan ... ii

Surat Pernyataan... iii

Abstrak ... iv

Abstract ... v

Kata pengantar ... vi

Daftar isi ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 2

1.3 Maksud dan tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Hipotesis Praktis... 3

1.5 Kerangka pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aedes aegypti ... 4

2.1.1 Taksonomi ... 4

2.1.2 Siklus hidup Aedes aegypti ... 5

2.1.3 Morfologi Aedes aegypti ... 7

2.1.3 Penyakit yang disebabkan oleh Aedes aegypti ... 8

2.2 Larvasida ... 9

2.2.1 Larvasida Sintetik ... 9

2.2.2 Larvasida Alami ... 10

2.3 Teh ... 10


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.3.2 Komposisi kimia daun teh ... 11

2.23.3 Kandungan Teh yang berhubungan dengan kematian larva ... 14

BAB III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan penelitian ... 16

3.1.1 Bahan penelitian ... 16

3.1.2 Alat penelitian ... 16

3.2 Subjek penelitian ... 16

3.3 Tempat dan waktu penelitian ... 17

3.4 Rancangan penelitian ... 17

3.5 Variabel penelitian ... 17

3.5.1 Definisi konseptual variabel ... 17

3.6 Definisi operasional variabel... 17

3.7 Penentuan besar sample ... 18

3.8 Prosedur penelitian ... 18

3.9 Metode analisis... 19

3.10 Hipotesis statistik ... 20

3.11 Kriteria uji ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian dan pembahasan ... 21

4.2 Uji hipotesis penelitian ... 26

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 28

5.2 Saran ... 28

Daftar pustaka ... 29

Lampiran ... 32

Lampiran Gambar ... 34


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor dari penyakit – penyakit demam berdarah, yellow fever dan cikungunya. Penularan penyakit ini melalui cucukan oleh nyamuk betina (Soedarto, Entomologi Kedokteran, 1995).

Dengue merupakan penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk. Dan juga merupakan penyakit virus yang berbahaya karena dapat menyebabkan penderita meninggal dalam waktu yang sangat singkat (beberapa hari). Terdapat 4 serotipe virus yang menyebabkan terjadinya demam berdarah dengue yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4 (Susanto; et all, 2008). Penyakit dengue tersebar pada daerah tropis dan berhubungan dengan curah hujan, temperatur, urbanisasi yang tidak terencana. Penderita demam berdarah dengue di Indonesia pertama kali ditemukan di kota Surabaya tahun 1968 tetapi konfirmasi virologi baru ditemukan pada tahun 1970. Penderita demam berdarah dengue di Jakarta pertamakali ditemukan pada tahun 1969 dan dilanjutkan penemuan penderita di Bandung dan Jogjakarta pada tahun 1972 (Hadinegoro & Satari, 2002). Pada tahun 2013 di Indonesia terdapat jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. Terjadi penurunan kasus pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013, yang mana pada tahun 2014 penderita DBD dari bulan Januari hingga pertengahan Desember di 34 provinsi Indonesia tercatat sebanyak 76.668 orang, dan yang meninggal sebanyak 641 orang (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Abate/temephos merupakan organofosfat pestisida yang telah teregistrasi oleh United State Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1965, Temephos selain memiliki kelebihan sebagai larvasida, ada beberapa kekurangan baik dalam segi kesehatan maupun lingkungan ( tidak larut dalam


(6)

2 Universitas Kristen Maranatha air). Berdasarkan jurnal EPA tahun 2000, penggunaan dosis tinggi dari temephos dapat menyebabkan stimulasi berlebih pada sistem saraf yang menyebabkan nausea, dizziness, dan confusion. Penggunaan temephos juga berbahaya bagi makhluk hidup lain seperti beberapa spesies burung, ikan, dan lebah. Untuk meminimalisir terjadinya efek samping yang membahayakan, sudah mulai ditemukan bahan-bahan herbal yang dapat digunakan sebagai larvasida alami yang tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia maupun lingkungan (United State Environmental Protection Agency, 2000). Teh (Camellia sinensis) merupakan suatu bahan minuman yang terbuat dari pucuk muda daun teh yang proses pembuatannya melalui beberapa tahapan seperti pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis dan pengeringan. Teh memiliki banyak manfaat seperti memberikan rasa segar dan memulihkan kesehatan badan. Seperti daun pandan wangi, daun pepaya, dan herbal larvasida lainnya teh juga memiliki efek zat – zat aktif seperti flavonoid dan tanin yang memiliki efek larvasida (Towaha & balittri, 2013).

1.2Identifikasi Masalah

- Apakah ekstrak etanol daun teh memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti

- Apakah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara dengan temephos

1.3Maksud dan Tujuan

- Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti.

- Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara dengan temephos


(7)

1.4Manfaat Karya Tulis

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberikan informasi tentang manfaat teh sebagai larvasida. 1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan teh dapat menjadi larvasida alami untuk membunuh larva Aedes aegypti.

1.5Kerangka Pemikiran

Senyawa utama dalam teh adalah tanin-katekin memiliki fungsi sebagai antioksidan dan dapat menghalangi serangga dalam mencerna makanan dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan yaitu protease dan amilase pada usus serangga yang mengakibatkan penurunan pertumbuhan (Arda, 2013). Flavanoid masuk melalui sistem pernafasan dan menimbulkan kelayuan pada syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan (Cania & Setyanimgrum, 2013). Temephos, suatu insektisida organophosphat non sistemik yang penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan resistensi (Gafur, Mahrina, & Herdiansyah, 2006). Temephos bekerja dengan menginhibisi ezim cholinesterase pada sistem saraf pusat sehingga larva akan mati sebelum tumbuh menjadi nyamuk dewasa (Larvicides for Mosquito Control, 2002; Brown, 1983).

1.6Hipotesis

- Ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti.

- Ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara dengan temephos.


(8)

28 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

- Ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti.

- Ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara dengan temephos

5.2 Saran

a. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan ekstrak etanol

daun teh (Camellia sinensis) dengan konsentrasi 2%-4% pada setiap instar

b. Perlu dicari teknik pembuatan yang menghasilkan ekstrak daun teh

(Camellia sinensis) yang bening yang memudahkan percobaan atau dapat menggunakan kertas saring 3 lapis agar klorofil tersaring dan kekeruhan menurun.


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Arda, D. (2013). Ekstrak Kulit Jengkol Atasi Jentik DBD . Inside 2013 .

Brown, H. W. (1983). Dasar Parasitologi Klinis (3 ed.). (W. Pribadi, Penyunt.) Jakarta: PT Gramedia.

Cania, E., & Setyanimgrum, E. (2013). Uji Efektivitas Larvasida Ekastrak Daun Legundi (Vitex trifolia) Terhadap Larva Aedes aegypti . Medical Journal ofLampung University , 58.

CDC. (2012, January 30). Dengue and the Aedes aegypti Mosquito. Diambil kembali dari aegyptifactsheet:

http://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/aegyptifactsheet.pdf

Dadang, & Prijono, D. (2008). Insektisida Alami. Bogor: Departemen Proteksi Tanaman. Eldridge, B. F., & Edman, J. (2004). Medical Entomology: A Textbook on Public Health

and Veterinary Problems Caused by Arthropods. (B. F. Eldridge, & J. Edman, Penyunt.) California: Kluwer Academic.

Gafur, A., Mahrina, & Herdiansyah. (2006). Kerentanan Larva Aedes aegypti dari Banjarmasin Utara terhadap Temephos. Diambil kembali dari

http://bioscientiae.unlam.ac.id/v3n2/v3n2_gafur_etal.pdf

Gandahusada, S., Illahude, H. D., & Pribadi, W. (1995). Parasitologi Kedokteran Universitas Indonesia (2 ed.). (S. Gandahusada, H. D. Illahude, & W. Pribadi, Penyunt.) Jakarta: Gaya Baru.

Hadinegoro, S. R., & Satari, H. I. (2002). Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FkUI.

Hartoyo, A. (2003). Teh & Khasiatnya bagi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.

Herdyan, D. I. (2014). Efek Infusa Daun Teh Hijau (camellia Sinensis) Sebagai Larvasida Terhadap Larva Aedes Aegypti. SINTA.

Kemas, A. H. (2005). Rancangan Percobaan Aplikatif. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Kementerian Kesehatan RI. (2015, January 8). Demam Berdarah Biasanya Mulai Meningkat di Januari. Dipetik october 11, 2015, dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id/article/view/15011700003/demam-berdarah-biasanya-mulai-meningkat-di-januari.html


(10)

30 Universitas Kristen Maranatha Larvicides for Mosquito Control. (2002). Diambil kembali dari U.S Environmental

Protection Agency:

http://www.epa.gov/pesticides/health/mosquitoes/larvicides4mosquitoes.html Miller, E. (2012). Mosquito Life Cycle. Diambil kembali dari mosquito reviws:

http://www.mosquitoreviews.com/mosquito-life-cycle.html

Murdani, R. (2014). KEEFEKTIVAN DAYA BUNUH EKSTRAK DAUN JERUK NIPIS (. UMS, 6. Diambil kembali dari

http://eprints.ums.ac.id/29078/10/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf Nugroho, A. D. (2011). Kematian Larva Aedes aegypti Setelah Pemberian Abate

Dibandingkan Dengan Pemberian Serbuk Serai. Kemas.

Rossi, A. (2010). 1001 Teh - Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat Hingga Racikan Teh. (M. Agustina, Penyunt.) Yogyakarta: ANDI.

Sianipar, M. A. (2010). Kemampuan Ekstrak Daun Zodia (Evodia suaveolens) Sebagai Repelent Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Lama Penggunaan. USU. Soedarto. (1995). Entomologi Kedokteran. jakarta: EGC.

Soedarto. (1996). Penuyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia. jakarta: Widya Medika. Susanto, I., Ismid, I. S., Sjarifuddin, P. k., & Sungkar, S. (Penyunt.). (2008). Parasitologi

Kedokteran (4 ed.). Jakarta, Indonesia: badan penerbit FKUI.

Towaha, J., & balittri. (2013). Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis). 12-16.

United State Environmental Protection Agency. (2000). Diambil kembali dari larvavfs: http://www.cmmcp.org/larvfs.pdf

University Of Wisconsin. (2009). Camellia sinensis Tea Plant. Diambil kembali dari Bioweb: http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2009/bell_patr/classification.htm Valdovinos, C. (2008, May 28). Assessing the impact of treatment of septic tanks with

expanded polystyrene beads on Aedes aegypti larval and adult mosquito emergence. Diambil kembali dari stanford:

http://web.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2008/Nkem_Cristina%20Valdoi nos/ugonabon_valdovinosc_dengueproposal.htm

Wardana, L. D. (2013). Uji Bioaktivitas Fraksi N-Heksan Ekstrak Etanol Kulit Batang Karet India (Ficus elastica Nois Ex Blume) terhadap larva. 2.

World Health Organization. (2005). Guidelines For Laboratory And Field Testing of Mosquito Larvicides. Diambil kembali dari WHO:


(11)

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69101/1/WHO_CDS_WHOPES_GCDP P_2005.13.pdf

World Health Organization. (2009). World Health Organization. Diambil kembali dari Dengue: http://www.who.int/denguecontrol/en/

Zettel, C., & Kaufman, P. (2008, may). Entomology and Nematology. Retrieved october

4, 2015, from university of florida:


(1)

air). Berdasarkan jurnal EPA tahun 2000, penggunaan dosis tinggi dari

temephos dapat menyebabkan stimulasi berlebih pada sistem saraf yang

menyebabkan nausea, dizziness, dan confusion. Penggunaan temephos juga

berbahaya bagi makhluk hidup lain seperti beberapa spesies burung, ikan, dan

lebah. Untuk meminimalisir terjadinya efek samping yang membahayakan,

sudah mulai ditemukan bahan-bahan herbal yang dapat digunakan sebagai

larvasida alami yang tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia

maupun lingkungan (United State Environmental Protection Agency, 2000).

Teh (Camellia sinensis) merupakan suatu bahan minuman yang terbuat dari

pucuk muda daun teh yang proses pembuatannya melalui beberapa tahapan

seperti pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis dan pengeringan. Teh

memiliki banyak manfaat seperti memberikan rasa segar dan memulihkan

kesehatan badan. Seperti daun pandan wangi, daun pepaya, dan herbal larvasida

lainnya teh juga memiliki efek zat

zat aktif seperti flavonoid dan tanin yang

memiliki efek larvasida (Towaha & balittri, 2013)

.

1.2

Identifikasi Masalah

-

Apakah ekstrak etanol daun teh memiliki efek larvasida terhadap larva

Aedes aegypti

-

Apakah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara

dengan temephos

1.3

Maksud dan Tujuan

-

Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis)

memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti.

-

Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis)

memiliki potensi setara dengan temephos


(2)

1.4

Manfaat Karya Tulis

1.4.1

Manfaat Akademis

Memberikan informasi tentang manfaat teh sebagai larvasida.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan teh dapat menjadi larvasida alami untuk membunuh larva Aedes

aegypti.

1.5

Kerangka Pemikiran

Senyawa utama dalam teh adalah tanin-katekin memiliki fungsi sebagai

antioksidan dan dapat menghalangi serangga dalam mencerna makanan dengan

cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan yaitu protease dan amilase pada

usus serangga yang mengakibatkan penurunan pertumbuhan (Arda, 2013)

.

Flavanoid masuk melalui sistem pernafasan dan menimbulkan kelayuan pada

syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan (Cania & Setyanimgrum, 2013).

Temephos, suatu insektisida organophosphat non sistemik yang penggunaan

jangka panjang dapat menimbulkan resistensi (Gafur, Mahrina, & Herdiansyah,

2006). Temephos bekerja dengan menginhibisi ezim cholinesterase pada sistem

saraf pusat sehingga larva akan mati sebelum tumbuh menjadi nyamuk dewasa

(Larvicides for Mosquito Control, 2002; Brown, 1983).

1.6

Hipotesis

-

Ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki efek larvasida

terhadap larva Aedes aegypti.

-

Ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara dengan

temephos.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan

- Ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki efek larvasida terhadap

larva Aedes aegypti.

- Ekstrak etanol daun teh (Camellia sinensis) memiliki potensi setara dengan

temephos

5.2 Saran

a.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan ekstrak etanol

daun teh (Camellia sinensis) dengan konsentrasi 2%-4% pada setiap instar

b.

Perlu dicari teknik pembuatan yang menghasilkan ekstrak daun teh

(Camellia sinensis) yang bening yang memudahkan percobaan atau dapat

menggunakan kertas saring 3 lapis agar klorofil tersaring dan kekeruhan

menurun.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arda, D. (2013). Ekstrak Kulit Jengkol Atasi Jentik DBD . Inside 2013 .

Brown, H. W. (1983). Dasar Parasitologi Klinis (3 ed.). (W. Pribadi, Penyunt.) Jakarta: PT Gramedia.

Cania, E., & Setyanimgrum, E. (2013). Uji Efektivitas Larvasida Ekastrak Daun Legundi (Vitex trifolia) Terhadap Larva Aedes aegypti . Medical Journal ofLampung University , 58.

CDC. (2012, January 30). Dengue and the Aedes aegypti Mosquito. Diambil kembali dari aegyptifactsheet:

http://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/aegyptifactsheet.pdf

Dadang, & Prijono, D. (2008). Insektisida Alami. Bogor: Departemen Proteksi Tanaman. Eldridge, B. F., & Edman, J. (2004). Medical Entomology: A Textbook on Public Health

and Veterinary Problems Caused by Arthropods. (B. F. Eldridge, & J. Edman, Penyunt.) California: Kluwer Academic.

Gafur, A., Mahrina, & Herdiansyah. (2006). Kerentanan Larva Aedes aegypti dari Banjarmasin Utara terhadap Temephos. Diambil kembali dari

http://bioscientiae.unlam.ac.id/v3n2/v3n2_gafur_etal.pdf

Gandahusada, S., Illahude, H. D., & Pribadi, W. (1995). Parasitologi Kedokteran Universitas Indonesia (2 ed.). (S. Gandahusada, H. D. Illahude, & W. Pribadi, Penyunt.) Jakarta: Gaya Baru.

Hadinegoro, S. R., & Satari, H. I. (2002). Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Balai Penerbit FkUI.

Hartoyo, A. (2003). Teh & Khasiatnya bagi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.

Herdyan, D. I. (2014). Efek Infusa Daun Teh Hijau (camellia Sinensis) Sebagai Larvasida Terhadap Larva Aedes Aegypti. SINTA.

Kemas, A. H. (2005). Rancangan Percobaan Aplikatif. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Kementerian Kesehatan RI. (2015, January 8). Demam Berdarah Biasanya Mulai Meningkat di Januari. Dipetik october 11, 2015, dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id/article/view/15011700003/demam-berdarah-biasanya-mulai-meningkat-di-januari.html


(5)

Larvicides for Mosquito Control. (2002). Diambil kembali dari U.S Environmental Protection Agency:

http://www.epa.gov/pesticides/health/mosquitoes/larvicides4mosquitoes.html Miller, E. (2012). Mosquito Life Cycle. Diambil kembali dari mosquito reviws:

http://www.mosquitoreviews.com/mosquito-life-cycle.html

Murdani, R. (2014). KEEFEKTIVAN DAYA BUNUH EKSTRAK DAUN JERUK NIPIS (. UMS, 6. Diambil kembali dari

http://eprints.ums.ac.id/29078/10/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf Nugroho, A. D. (2011). Kematian Larva Aedes aegypti Setelah Pemberian Abate

Dibandingkan Dengan Pemberian Serbuk Serai. Kemas.

Rossi, A. (2010). 1001 Teh - Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat Hingga Racikan Teh. (M. Agustina, Penyunt.) Yogyakarta: ANDI.

Sianipar, M. A. (2010). Kemampuan Ekstrak Daun Zodia (Evodia suaveolens) Sebagai Repelent Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Lama Penggunaan. USU. Soedarto. (1995). Entomologi Kedokteran. jakarta: EGC.

Soedarto. (1996). Penuyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia. jakarta: Widya Medika. Susanto, I., Ismid, I. S., Sjarifuddin, P. k., & Sungkar, S. (Penyunt.). (2008). Parasitologi

Kedokteran (4 ed.). Jakarta, Indonesia: badan penerbit FKUI.

Towaha, J., & balittri. (2013). Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis). 12-16.

United State Environmental Protection Agency. (2000). Diambil kembali dari larvavfs: http://www.cmmcp.org/larvfs.pdf

University Of Wisconsin. (2009). Camellia sinensis Tea Plant. Diambil kembali dari Bioweb: http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2009/bell_patr/classification.htm Valdovinos, C. (2008, May 28). Assessing the impact of treatment of septic tanks with

expanded polystyrene beads on Aedes aegypti larval and adult mosquito emergence. Diambil kembali dari stanford:

http://web.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2008/Nkem_Cristina%20Valdoi nos/ugonabon_valdovinosc_dengueproposal.htm

Wardana, L. D. (2013). Uji Bioaktivitas Fraksi N-Heksan Ekstrak Etanol Kulit Batang Karet India (Ficus elastica Nois Ex Blume) terhadap larva. 2.

World Health Organization. (2005). Guidelines For Laboratory And Field Testing of Mosquito Larvicides. Diambil kembali dari WHO:


(6)

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69101/1/WHO_CDS_WHOPES_GCDP P_2005.13.pdf

World Health Organization. (2009). World Health Organization. Diambil kembali dari Dengue: http://www.who.int/denguecontrol/en/

Zettel, C., & Kaufman, P. (2008, may). Entomology and Nematology. Retrieved october

4, 2015, from university of florida: