Tata Ruang Permukiman pada Masyarakat Bena Suatu Kajian Arkeologi Keruangan.
SKRIPSI
TATA RUANG PERMUKIMAN PADA MASYARAKAT
BENA SUATU KAJIAN ARKEOLOGI KERUANGAN
Oleh:
I MADE AGUS JULIANTO
NIM 1201405022
PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
TATA RUANG PERMUKIMAN PADA MASYARAKAT
BENA SUATU KAJIAN ARKEOLOGI
KERUANGAN
Oleh:
I MADE AGUS JULIANTO
NIM 1201405022
PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
i
TATA RUANG PERMUKIMAN PADA MASYARAKAT BENA
SUATU KAJIAN ARKEOLOGI KERUANGAN
Skripsi ini disampaikan kepada Panitia Ujian Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Arkeologi
Universitas Udayana
I MADE AGUS JULIANTO
1201405022
PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 5 OKTOBER 2016
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum.
Zuraidah, S.S, M.Si.
NIP 195910101986021002
NIP 198108272005012002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Arkeologi
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana,
Dekan
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana,
Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum.
Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A.
NIP 195910101986021002
NIP 195909171984032002
iii
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI DAN DINILAI OLEH PANITIA PENGUJI
PADA PROGRAM STUDI ARKEOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
PADA TANGGAL 5 OKTOBER 2016
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
No
: 151/UN.14.1/PP.05/2016
Tanggal
: 26 September 2016
Panitia Penguji Skripsi
Ketua
: Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum.
Sekretaris
: Zuraidah, S.S, M.Si.
Anggota
: 1. Prof. Dr. I Wayan Ardika, MA.
2. Dr. I Wayan Redig
3. Rochtri Agung Bawono, S.S, M.Si.
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
rahmat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul Tata Ruang Permukiman Pada Masyarakat Bena Suatu Kajian
Arkeologi Keruangan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu arkeologi pada
Fakultas Ilmu Budaya dari Universitas Udayana.
Berbagai pengalaman yang didapatkan penulis dalam tersusunnya skripsi
ini. Pada prosesnya, beberapa hambatan dan rintangan serta kesulitan yang penulis
alami menjadikan pelajaran berarti bagi penulis tentang banyak hal yang perlu
dipelajari lagi untuk menguasai ilmu arkeologi. Namun atas bimbingan dan arahan
yang diberikan dosen-dosen Program Studi Arkeologi serta teman-teman, semua
hambatan dapat dilalui.
Pada kesempatan ini, ijinkan penulis menghaturkan terima kasih terhadap
berbagai pihak individual maupun lembaga yang telah membantu.
1.
Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana yang telah banyak membantu dalam menyediakan
fasilitas pendidikan dan kesempatan menempuh ujian sarjana.
2.
Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Arkeologi serta
sebagai pembimbing satu yang selalu mengarahkan penulis untuk
menyelesaikan ini. Terima kasih atas kesabaran yang diberikan dalam
membimbing penulis.
v
3.
Zuraidah, S.S. M.Si, sebagai pembimbing dua yang telah memberikan
pengarahan, saran, dan koreksi secara teliti dengan kesabaran yang diberikan
sehingga skripsi ini dapat selesai.
4.
Dr. I Wayan Redig, sebagai pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam berbagai masalah akademik.
5.
Rochtri Agung Bawono, S.S. M.Si, selaku Sekretaris dan selaku staf dosen
Program Studi Arkeologi yang banyak membantu untuk urusan surat
menyurat serta memberikan banyak ilmu saat menempuh perkuliahan.
6.
Semua Staf dosen Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana yang tidak dapat penulis satu-persatu yang telah
memberikan segala petunjuk, pengarahan, serta ilmunya selama penulis
menempuh perkuliahan.
7.
Drs. I Dewa Kompiang Gede selaku Peneliti Balai Arkeologi Denpasar yang
telah memberikan petunjuk terkait objek penelitian dan literatur yang penulis
jadikan skripsi ini.
8.
Pegawai Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, Pegawai Akademik Fakultas
Ilmu Budaya, Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali-NTB-NTT, dan
Pegawai Balai Arkeologi Denpasar, yang telah melayani dan memberikan
peminjaman literatur untuk menyelesaikan skripsi ini.
9.
Drs. Jatmiko, M.Hum. dan Drs. Thomas Sutikna, M.Hum. yang telah
memberikan bimbingan, dan ilmu yang sangat berguna saat di Liang Bua
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
10. Asri Moi, S.S dan keluarga Bapak Nicolaus Nua yang banyak membantu dan
memfasilitasi penulis saat penelitian sehingga penulis dapat melakukan
penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
11. Untuk keluarga tercinta terutama, Bapak I Ketut Suarnata, Ibu Ni Ketut
Puniawati, kakak I Wayan GD Ambara Putra, dan adik Komang Riski
Wedanta yang tidak pernah bosan memberikan semangat, doa, dan nasehat
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada keluarga besar baik keluarga Bapak dan keluarga dari Ibu yang telah
memberikan nasehat dan inspirasi kepada penulis hingga proses penyelesaian
skripsi ini.
13. Kepada WARMA (Warga Mahasiswa Arkeologi) sebagai tempat bernaung
semasih penulis menjadi mahasiwa arkeologi yang selalu dapat diajak
bertukar pikiran dan pengalaman.
14. Teman-teman angkatan 2012 Program Studi Arkeologi, Dani Sunjana
(Danzche), Dewa Gede Kurniawan Anugrah (Boglo), Putu Pradnyana Adi
Putra (Leonk), Bengbeng, Taufan Arif Trilaksono, Kadek Agus Juniantara,
Fiqri Muliatoha Tuanaya, A Ryan M. Hendra, I Wayan Agus Tresna
Wibawa, Putu Ari Trisna Amelia, Ni Kadek Sri Sumiartini, Made Aris
Kristianti, Putu Ayu Surya Andari, Devy Charisma Sembiring, Kinanti
Husnun Anggraeni, Lutfi Nursabrina Arifin (upay), Mega Hafsari, Yasinta
Fidianti, Wulan Kustiarini, dan Muhamad Nasir terimakasih atas semangat,
canda tawa, dan dukungannya selama ini. Kalian merupakan teman terbaik
yang pernah penulis temui selama menempuh ilmu di bangku perkuliahan.
vii
Kakak kelas dan adik kelas angkatan ‘09, ’10, ’11, ’13, ’14 dan yang selalu
memberikan semangat, canda dan tawa.
15. Kepada semua pihak yang sudah banyak mendukung penulisan dan
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kepada beliau-beliau di atas penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya
apabila mungkin ada perbuatan salah yang disengaja atau tidak disengaja penulis
perbuat. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada beliau-beliau yang disebutkan di atas. Sekali lagi penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya karena sudah membantu dengan
ikhlas dalam penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat, dan
penulis dengan tangan terbuka menerima saran serta kritik demi penulisan skripsi
ini.
`
Gianyar, Agustus 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Arkeologi permukiman adalah studi yang diarahkan untuk memahami
cara-cara manusia masa lalu dalam menata atau menempatkan diri dalam ruang.
Studi arkeologi ruang menitikberatkan perhatian pada sebaran dari benda-benda
dan situs-situs arkeologi serta hubungan antara benda dengan benda, hubungan
antara situs dengan situs, dan hubungan antara situs dengan lingkungan fisiknya
sebagai sumberdaya. Permukiman Bena adalah permukiman megalitik tertua yang
berada di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara
Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai tata ruang dan
fsaktor-faktor yang mempengaruhi permukiman masyarakat Bena.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori ekologi dan teori
arkeologi keruangan. Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan
yang telah dirumuskan dalam penelitian ini yaitu menyangkut tahap pengumpulan
data yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Tahap
selanjutnya merupakan pengolahan data dengan cara analisis kualitatif, analisis
keruangan, analisis etnoarkeologi, analisis kontekstual, dan analisis komparatif.
Tata ruang Permukiman Bena secara konseptual terbagi atas tiga zona
yaitu zona pusat, zona transisi, dan zona luar. Pada tengah permukiman terdapat
ruangan terbuka yang disebut dengan kisanata. Kisanata merupakan pusat segala
aktivitas masyarakat. Kisanata berfungsi sebagai tempat penataan komponen
ruang seperti bangunan megalitik, ngadhu, dan bhaga. Secara kosmologis
kisanata terbagi menjadi sembilan loka yang merupakan batas daerah penempatan
ngadhu dan bhaga milik dari masing-masing klan. Terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi tata ruang permukiman pada masyarakat Bena yaitu faktor religi,
faktor sumberdaya lingkungan, dan faktor sosial masyarakat. Ketiga faktor
tersebut berperan besar dalam mempengaruhi tata ruang permukiman pada
masyarakat Bena sehingga terbentuk dengan struktur dan ideologi yang sangat
kuat.
Kata Kunci : Arkeologi permukiman, Tata ruang, Kisanata
ix
ABSTRACK
Settlement archaeology is the study aimed to understand the ways of the
ancient human in laying or placing themselves in the spatial. Spatial
archaeological focused on a distribution of objects and archaeological sites as
well as the relationship between objects with objects, the relationships between
sites with the site, and the relationship between the sites with their physical
environment as a resource. Bena settlement is the oldest megalithic settlement in
the Tiworiwu Village, District of Jerebuu , Ngada Regency, East Nusa Tenggara.
This study aimed to describe the spatial and the factors that affect the human
settlement of Bena.
The theory have been used in this study was the theory of ecology and
theory of spatial archaeological. The method have been used to answer the
problems that have been formulated in this study that involves data collection
step, that are by way of observation, and interviews, and literature study. The next
step is the processing of data by means of qualitative analysis, spatial analysis,
ethno-archaeological analysis, contextual analysis and comparative analysis.
The structure of Bena’s settlements divided into three zones, namely
central, transition and outside zone. In the central of the settlement are open room
called kisanata. Kisanata is the central of all of society activities. Kisanata
function as a place to arranged the spatial components such as megalithic
buildings, Ngadhu and bhaga. Cosmologically kisanata divided into nine loka
which is the limit of the placement area of ngadhu and bhaga which are the
property of their respective tribes. Three factors that affect the spatial settlement
in Bena community are religious, environmental resources, and social factors.
The three factors play a major role in influencing the spatial settlement in Bena
society, so that formed with very strong structure and ideology.
Keywords: Settlements archaeology, spatial, Kisanata
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
PERSYARATAN GELAR ......................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA UJIAN ............................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................
v
ABSTRAK ................................................................................................
ix
ABSTRACK .............................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xvii
DAFTAR ISTILAH .................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xxiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1 Latar Belakang dan Permasalahan ..............................................
1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
7
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................
8
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................
8
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................
9
1.3 Manfaat Penelitian .....................................................................
9
1.3.1 Manfaat Teoretis ..............................................................
9
1.3.2 Manfaat Praktis ...............................................................
10
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
10
1.4.1 Ruang Lingkup Objek .......................................................
10
1.4.2 Ruang Lingkup Permasalahan ...........................................
11
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
MODEL PENELITIAN ............................................................................
12
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................
12
2.2 Konsep .......................................................................................
16
2.2.1 Tata Ruang ........................................................................
17
2.2.2 Permukiman ....................................................................
19
2.3 Landasan Teori ...........................................................................
20
2.3.1 Teori Ekologi ..................................................................
20
2.3.2 Teori Arkeologi Keruangan ............................................
21
2.4 Model Penelitian ........................................................................
23
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................
26
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................
26
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................
26
3.3 Jenis dan Sumber Data ...............................................................
27
3.3.1
Jenis Data ....................................................................
27
3.3.2
Sumber Data ................................................................
28
3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................
28
3.5 Teknik Pengumpulan Data .........................................................
29
3.5.1
Observasi .....................................................................
29
3.5.2
Wawancara ..................................................................
30
3.5.3
Studi Pustaka ...............................................................
30
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................
31
3.6.1 Analisis Kualitatif .......................................................
31
3.6.2 Analisis Keruangan .....................................................
32
3.6.3 Analisis Etno-arkeologi ...............................................
32
3.6.4 Analisis Kontekstual ....................................................
33
3.6.5 Analisis Komparatif ......................................................
33
3.7 Penyajian Hasil Data .................................................................
34
xii
BAB IV GAMBARAN UMUM ................................................................
36
4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Ngada .......................................
36
4.2 Keadaan Geografis Permukiman Masyarakat Bena ..................
37
4.3 Demografi ..................................................................................
39
4.3.1
Penduduk .....................................................................
39
4.3.2
Pendidikan ...................................................................
39
4.3.3
Pekerjaan dan Mata Pencaharian .................................
40
4.4 Sejarah Permukiman Bena .........................................................
41
4.5 Sosial Budaya .............................................................................
43
4.5.1
Sosial Masyarakat .......................................................
43
4.5.2
Sistem Perkawinan ......................................................
45
4.5.3
Organisasi Sosial ..........................................................
46
4.5.4
Sistem Kepercayaan ....................................................
48
BAB V KOMPONEN PEMBENTUK RUANG .....................................
50
5.1 Komponen Pembentuk Ruang Artifisial .....................................
50
5.1.1
Rumah Adat (Sa’o) .....................................................
50
5.1.1.1
Sa’o Saka Pu’u .................................................
52
5.1.1.2
Sa’o Saka Lobo ................................................
53
5.1.1.3
Sa’o Kaka ..........................................................
55
5.1.1.4
Sa’o Wua Ghao ................................................
56
Ngadhu dan Bhaga ......................................................
57
5.1.2.1
Ngadhu .............................................................
57
5.1.2.2
Bhaga ...............................................................
60
Tinggalan Megalitik ....................................................
62
5.1.3.1
Peo (Menhir) ....................................................
63
5.1.3.2
Watu nabe ebu pati ...........................................
65
5.1.3.3
Watu nabe bhako ..............................................
67
5.1.3.4
Watu doka ne ria ..............................................
69
5.1.3.5
Watu nabe dela radhi .......................................
70
5.1.3.6
Watu sabharajo ................................................
71
5.1.2
5.1.3
xiii
5.1.3.7
Watu dela dara .................................................
73
5.1.3.8
Watu tere wae ...................................................
74
5.1.3.9
Watu suru nee ria .............................................
75
5.1.3.10 Watu jawa nee lina ...........................................
77
5.1.3.11 Watu nabe doka nee me rawi ...........................
78
5.1.3.12 Watu wisu nua ..................................................
80
5.1.3.13 Watu woko ulu ..................................................
80
5.1.3.14 Nabe meze ........................................................
81
5.2 Komponen Pembentuk Ruang Natural .......................................
82
5.2.1 Sungai ..................................................................................
82
5.2.2 Gunung ...............................................................................
83
5.2.3 Hutan ..................................................................................
84
BAB VI TATA RUANG PERMUKIMAN DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
TATA
RUANG
PERMUKIMAN
PADA
MASYARAKAT BENA............................................................................
86
6.1 Tata Ruang Permukiman ...............................................................
86
6.1.1 Tata Ruang Permukiman Berdasarkan Fungsi Sakral
dan Profan .........................................................................
89
6.1.2 Tata Ruang Berdasarkan Topografi ...................................
97
6.2 Faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang Permukiman .................
102
6.2.1 Faktor Religi .......................................................................
102
6.2.2 Faktor Sumberdaya Lingkungan .........................................
106
6.2.3 Faktor Sosial Masyarakat ....................................................
110
6.3 Permukiman sebagai Pembanding ................................................
112
6.3.1 Permukiman Gurusina ...........................................................
112
6.3.2 Permukiman Luba .................................................................
117
6.3.3 Permukiman Tololela ............................................................
122
BAB VII PENUTUP..................................................................................
126
7.1 Simpulan .......................................................................................
126
xiv
7.2 Saran ..............................................................................................
129
DAFTAR PUSAKA .................................................................................
131
LAMPIRAN ...............................................................................................
136
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Nama-nama Rumah Adat Sa’o Saka Pu’u .................................
52
Tabel 5.2 Nama-nama Rumah Adat Sa’o Saka Lobo .................................
54
Tabel 5.3 Nama-nama Bangunan Ngadhu .................................................
59
Tabel 5.4 Nama-nama Bangunan Bhaga ...................................................
62
Tabel 5.5 Ukuran Masing-masing peo .......................................................
64
Tabel 5.6 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Nabe Ebu Pati ` ...........
66
Tabel 5.7 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Nabe Ebu Pati ............
66
Tabel 5.8 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Nabe Bhako .................
68
Tabel 5.9 Jumlah dan Ukuran Dolmen pada Watu Nabe Bhako ................
68
Tabel 5.10 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Doka Ne Ria ..............
69
Tabel 5.11 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Doka Ne Ria .............
69
Tabel 5.12 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Nabe Dela Radhi .......
71
Tabel 5.13 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Sabharajo ..................
72
Tabel 5.14 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu sabharajo .................
72
Tabel 5.15 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Dela Dara .................
73
Tabel 5.16 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Dela Dara ................
74
Tabel 5.17 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Suru Nee Ria ............
76
Tabel 5.18 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Suru Nee Ria ............
76
Tabel 5.19 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Jawa Nee Lina ..........
77
Tabel 5.20 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Jawa Nee Lina .........
78
Tabel 5.21 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Nabe Doka Ne
Me Rawi ...............................................................................................
79
Tabel 5.22 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Nabe Doka Ne
Me Rawi ...............................................................................................
xvi
79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Rumah Adat Sa’o Saka Pu’u ..................................................
53
Gambar 5.2 Rumah Adat Sa’o Saka Lobo .................................................
54
Gambar 5.3 Rumah adat Sa’o Kaka ............................................................
55
Gambar 5.4 Rumah Adat Sa’o Wua Ghao ..................................................
56
Gambar 5.5 Ngadhu ...................................................................................
60
Gambar 5.6 Bhaga .....................................................................................
62
Gambar 5.7 Tinggalan Megalitik Peo ........................................................
65
Gambar 5.8 Bangunan Megalitik Watu Nabe Ebu Pati .............................
67
Gambar 5.9 Bangunan Megalitik Watu Nabe Bhako .................................
68
Gambar 5.10 Bangunan Megalitik Watu Doka Ne Ria ..............................
70
Gambar 5.11 Bangunan Megalitik Watu Nabe Dela Radhi .......................
71
Gambar 5.12 Bangunan Megalitik Watu Sabharajo ..................................
72
Gambar 5.13 Bangunan Megalitik Watu Dela Dara .................................
74
Gambar 5.14 Bangunan Megalitik Watu Tere Wae ...................................
75
Gambar 5.15 Bangunan Megalitik Watu Suru Nee Ria .............................
76
Gambar 5.16 Bangunan Megalitik Watu Jawa Nee Lina ...........................
78
Gambar 5.17 Bangunan Megalitik Watu Nabe Doka Nee Me Rawi ..........
79
Gambar 5.18 Tinggalan Megalitik Watu Wisu Nua ...................................
80
Gambar 5.19 Tinggalan Megalitik Watu Woko Ulu ..................................
81
Gambar 5.20 Tinggalan Megalitik Nabe Meze ..........................................
82
Gambar 5.21 Wae Wevu .............................................................................
83
Gambar 5.22 Gunung Inerie .......................................................................
84
Gambar 5.23 Hutan Bambu ........................................................................
85
Gambar 6.1 Tipe Permukiman Linier ........................................................
87
Gambar 6.2 Tipe Permukiman Memusat ...................................................
87
Gambar 6.3 Bentuk Struktur Permukiman Bena .......................................
89
Gambar 6.4 Tata Letak Ngadu dan Bhaga .................................................
91
Gambar 6.5 Tata Letak Bangunan Megalitik .............................................
93
xvii
Gambar 6.6 Ruang Tengah Menjadi Orientasi Rumah Adat .....................
94
Gambar 6.7 Pembagian Halaman pada Rumah Adat .................................
95
Gambar 6.8 Alur Sirkulasi Permukiman ....................................................
97
Gambar 6.9 Posisi Permukiman Bena ........................................................
99
Gambar 6.10 Topografi Permukiman ........................................................
100
Gambar 6.11 Teras pada Permukiman Bena ..............................................
101
Gambar 6.12 Persiapan Tarian Pembukaan Upacara Reba ........................
106
Gambar 6.13 Sumberdaya Batuan Vulkanik ..............................................
107
Gambar 6.14 Sungai sebagai Sumber Kehidupan (wae wevu) ..................
108
Gambar 6.15 Keberadaan Hutan di Kawasan Permukiman Bena ..............
109
Gambar 6.16 Loka dalam Ruang Tengah Permukiman .............................
112
Gambar 6.17 Permukiman Gurusina ..........................................................
113
Gambar 6.18 Peta Permukiman Gurusina ..................................................
114
Gambar 6.19 Permukiman Luba ................................................................
118
Gambar 6.20 Teras Pada Permukiman Luba .............................................
121
Gambar 6.21 Permukiman Tololela Atas ...................................................
122
Gambar 6.22 Lokasi Permukiman Tololela ...............................................
125
xviii
DAFTAR ISTILAH
Adha Ga'e
: Aturan-aturan pokok yang diajarkan oleh para leluhur (nenek
moyang) yang bersifat turun-temurun.
Ana Ie
: Sebuah ornamen miniatur rumah yang ditempatkan di puncak
rumah adat (Sa’o Saka Puu) sebagai tanda rumah pokok leluhur
Perempuan.
Ata
: Sebuah ornamen patung yang ditempatkan di puncak rumah
adat (sa’o saka Lobo) sebagai tanda rumah pokok leluhur lakilaki.
Bata Late
: Pintu keluar masuk yang banyak ditumbuhi tumbuhan yang
sangat gatal.
Bata Rengo
: Pintu keluar masuk yang terletak di sebelah Barat
Permukiman.
Bhaga
: Bangunan yang menyerupai rumah namun dengan ukuran yang
lebih kecil yang merupakan simbol leluhur perempuan dan
simbol keberadaan suatu klan (woe)
Bowoza
: Ombak lautan yang berbunyi menghantam ujung kapal, yang
merupakan nama ujung permukiman di bagian Selatan.
Diabelis
: Sejumlah maskawin yang diberikan oleh pihak pria untuk
keluarga perempuan pada saat keluarga pria meminang
perempuan yang akan menjadi istrinya dan pihak perempuan
tinggal bersama suaminya.
Ga'e Kisa
: Golongan strata sosial menengah dalam masyarakat Bena.
Ga'e Pu'u
: Golongan strata sosial atas dalam masyarakat Bena.
Ho'o
: Golongan strata sosial bawah dalam masyarakat Bena.
Kuruewa
: Nama sebuah pantai di daratan Pulau Flores
Logo Nua
: Halaman yang berada di luar Permukiman Bena
Logo Sa'o
: Halaman yang berada di belakang rumah.
Loka
: Tempat, halaman milik dari masing-masing klan.
xix
Mangulewa
: Tiang kapal yang tinggi diibaratkan sebagai penentu haluan
kapal yang merupakan nama dari ujung bagian Utara
permukiman.
Mori Ga'e
: Leluhur masyarakat Bena.
Mosalaki
: Dewan pimpinan, lembaga penyelenggara dan pelaksana
upacara-upacara dan sebagai pemerintah dalam batas-batas
wilayah kekuasaan yang telah ditentukan.
Ngabesi
: Sebutan untuk Pulau Flores
Ngadhu
: Bangunan yang menyerupai payung kerucut dan merupakan
simbol dari leluhur laki-laki dan sebagai simbol keberadaan
suatu klan (woe).
Nua Bena
: Permukiman Bena.
Nua Olo
: Permukiman yang pernah ditempati oleh masyarakat dan
dianggap sebagai permukiman lama.
One
: Ruang utama yang bersifat sakral dan sekaligus bersifat profan
untuk digunakan sebagai tempat tidur.
Pala Wa'i
: Jejak telapak kaki.
Paruwitu
: Sebutan dalam masyarakat Kabupaten Ngada daam tradisi
berburu.
Pasa
: Upacara pemberian maskawin kepada pengantin perempuan
dari pihak keluarga laki-laki.
Peo
: Sebutan menhir yang digunakan sebagai pengikat hewan
kurban saat upacara.
Piro
: Halaman samping pada rumah adat.
Puju Kuwi
: Upacara persembahan hati hewan kepada para leluhur.
Rajo Tuba Laja Rua : Kapal kayu yang memiliki tongkat penopang dua layar.
Rang
: Status sosial dalam masyarakat Bena.
Reba
: Upacara persembahan atas hasil bumi yang dilaksanakan setiap
tahun dan merupakan wujud syukur dan terima kasih kepada
para leluhur.
Sa’o
: Sebutan untuk rumah adat.
xx
Sa’o Saka Puu
: Rumah pokok perempuan yang ditandai dengan adanya
miniatur rumah pada bagian puncak bangunan.
Sa'o Kaka
: Rumah adat pendukung dari suatu klan.
Sa'o Saka Lobo : Rumah pokok laki-laki yang ditandai dengan adanya patung
pada bagian puncak bangunan.
Sa'o Wua Gha'o : Rumah adat pendukung dari suatu klan yang letaknya
berdekatan dengan rumah pokok.
Sebu
: Sebutan jenis kayu besi yang biasanya digunakan sebagai
bahan membuat ngadhu.
Tara Tawu
: Istilah dari adha ga’e aturan-aturan pokok yang diajarkan oleh
para leluhur (nenek moyang) yang bersifat turun-temurun.
Tebhe Bhaga
: Papan yan berfungsi sebagai dinding bhaga, terdapat ukiran
dengan motif hias
Tedha One
: Ruang yang berada diantara one dan tedha wewa, difungsikan
sebagai tempat tidur laki-laki.
Tedha Wewa
: Ruang semi terbuka yang berfungsi sebagai ruang tamu dan
sebagai tempat menenun bagi para perempuan.
Tibo
: Upacara mengunakan bambu dengan menyisakan tiga buku
dan dua ruas yang dibakar dalam tungku perapian untuk
mendapatkan retakan bambu yang merupakan tanda restu dari
para leluhur.
Tri Hita Karana : Sistem kehidupan masyarakat Bali, harmonisasi hidup manusia
dengan tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan
alam.
Tuak
: Minuman beralkohol khas Ngada.
Ulu Nua
: Pintu/kepala masuk permukiman.
Watu Lewa
: Sebutan menhir untuk masyarakat Bena yang masih
digunakan sebagai media pemujaan.
Watu Nabe
: Sebutan dolmen untuk masyarakat Bena yang masih digunakan
sebagai media pemujaan.
xxi
Watu Saga Bena : Batu peringatan terhadap Bena dan saudara-saudaranya
sebelum menuju ke permukiman Bena.
Wena Nua
: Kaki permukiman.
Wewa
: Halaman depan rumah adat.
Woe
: Sebutan klan dalam masyarakat Bena.
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Informan ...................................................................
136
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ............................................................
138
Lampiran 3. Peta Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur ................
139
Lampiran 4. Peta Administrasi Kabupaten Ngada .....................................
140
Lampiran 5. Peta Administrasi Desa Tiworiwu ........................................
141
Lampiran 6. Peta Permukiman Bena ..........................................................
142
xxiii
TATA RUANG PERMUKIMAN PADA MASYARAKAT
BENA SUATU KAJIAN ARKEOLOGI KERUANGAN
Oleh:
I MADE AGUS JULIANTO
NIM 1201405022
PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
TATA RUANG PERMUKIMAN PADA MASYARAKAT
BENA SUATU KAJIAN ARKEOLOGI
KERUANGAN
Oleh:
I MADE AGUS JULIANTO
NIM 1201405022
PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
i
TATA RUANG PERMUKIMAN PADA MASYARAKAT BENA
SUATU KAJIAN ARKEOLOGI KERUANGAN
Skripsi ini disampaikan kepada Panitia Ujian Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Arkeologi
Universitas Udayana
I MADE AGUS JULIANTO
1201405022
PROGRAM STUDI ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 5 OKTOBER 2016
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum.
Zuraidah, S.S, M.Si.
NIP 195910101986021002
NIP 198108272005012002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Arkeologi
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana,
Dekan
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana,
Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum.
Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A.
NIP 195910101986021002
NIP 195909171984032002
iii
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI DAN DINILAI OLEH PANITIA PENGUJI
PADA PROGRAM STUDI ARKEOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
PADA TANGGAL 5 OKTOBER 2016
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
No
: 151/UN.14.1/PP.05/2016
Tanggal
: 26 September 2016
Panitia Penguji Skripsi
Ketua
: Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum.
Sekretaris
: Zuraidah, S.S, M.Si.
Anggota
: 1. Prof. Dr. I Wayan Ardika, MA.
2. Dr. I Wayan Redig
3. Rochtri Agung Bawono, S.S, M.Si.
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
rahmat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul Tata Ruang Permukiman Pada Masyarakat Bena Suatu Kajian
Arkeologi Keruangan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu arkeologi pada
Fakultas Ilmu Budaya dari Universitas Udayana.
Berbagai pengalaman yang didapatkan penulis dalam tersusunnya skripsi
ini. Pada prosesnya, beberapa hambatan dan rintangan serta kesulitan yang penulis
alami menjadikan pelajaran berarti bagi penulis tentang banyak hal yang perlu
dipelajari lagi untuk menguasai ilmu arkeologi. Namun atas bimbingan dan arahan
yang diberikan dosen-dosen Program Studi Arkeologi serta teman-teman, semua
hambatan dapat dilalui.
Pada kesempatan ini, ijinkan penulis menghaturkan terima kasih terhadap
berbagai pihak individual maupun lembaga yang telah membantu.
1.
Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana yang telah banyak membantu dalam menyediakan
fasilitas pendidikan dan kesempatan menempuh ujian sarjana.
2.
Drs. I Wayan Srijaya, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Arkeologi serta
sebagai pembimbing satu yang selalu mengarahkan penulis untuk
menyelesaikan ini. Terima kasih atas kesabaran yang diberikan dalam
membimbing penulis.
v
3.
Zuraidah, S.S. M.Si, sebagai pembimbing dua yang telah memberikan
pengarahan, saran, dan koreksi secara teliti dengan kesabaran yang diberikan
sehingga skripsi ini dapat selesai.
4.
Dr. I Wayan Redig, sebagai pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam berbagai masalah akademik.
5.
Rochtri Agung Bawono, S.S. M.Si, selaku Sekretaris dan selaku staf dosen
Program Studi Arkeologi yang banyak membantu untuk urusan surat
menyurat serta memberikan banyak ilmu saat menempuh perkuliahan.
6.
Semua Staf dosen Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Udayana yang tidak dapat penulis satu-persatu yang telah
memberikan segala petunjuk, pengarahan, serta ilmunya selama penulis
menempuh perkuliahan.
7.
Drs. I Dewa Kompiang Gede selaku Peneliti Balai Arkeologi Denpasar yang
telah memberikan petunjuk terkait objek penelitian dan literatur yang penulis
jadikan skripsi ini.
8.
Pegawai Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, Pegawai Akademik Fakultas
Ilmu Budaya, Pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali-NTB-NTT, dan
Pegawai Balai Arkeologi Denpasar, yang telah melayani dan memberikan
peminjaman literatur untuk menyelesaikan skripsi ini.
9.
Drs. Jatmiko, M.Hum. dan Drs. Thomas Sutikna, M.Hum. yang telah
memberikan bimbingan, dan ilmu yang sangat berguna saat di Liang Bua
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
10. Asri Moi, S.S dan keluarga Bapak Nicolaus Nua yang banyak membantu dan
memfasilitasi penulis saat penelitian sehingga penulis dapat melakukan
penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
11. Untuk keluarga tercinta terutama, Bapak I Ketut Suarnata, Ibu Ni Ketut
Puniawati, kakak I Wayan GD Ambara Putra, dan adik Komang Riski
Wedanta yang tidak pernah bosan memberikan semangat, doa, dan nasehat
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada keluarga besar baik keluarga Bapak dan keluarga dari Ibu yang telah
memberikan nasehat dan inspirasi kepada penulis hingga proses penyelesaian
skripsi ini.
13. Kepada WARMA (Warga Mahasiswa Arkeologi) sebagai tempat bernaung
semasih penulis menjadi mahasiwa arkeologi yang selalu dapat diajak
bertukar pikiran dan pengalaman.
14. Teman-teman angkatan 2012 Program Studi Arkeologi, Dani Sunjana
(Danzche), Dewa Gede Kurniawan Anugrah (Boglo), Putu Pradnyana Adi
Putra (Leonk), Bengbeng, Taufan Arif Trilaksono, Kadek Agus Juniantara,
Fiqri Muliatoha Tuanaya, A Ryan M. Hendra, I Wayan Agus Tresna
Wibawa, Putu Ari Trisna Amelia, Ni Kadek Sri Sumiartini, Made Aris
Kristianti, Putu Ayu Surya Andari, Devy Charisma Sembiring, Kinanti
Husnun Anggraeni, Lutfi Nursabrina Arifin (upay), Mega Hafsari, Yasinta
Fidianti, Wulan Kustiarini, dan Muhamad Nasir terimakasih atas semangat,
canda tawa, dan dukungannya selama ini. Kalian merupakan teman terbaik
yang pernah penulis temui selama menempuh ilmu di bangku perkuliahan.
vii
Kakak kelas dan adik kelas angkatan ‘09, ’10, ’11, ’13, ’14 dan yang selalu
memberikan semangat, canda dan tawa.
15. Kepada semua pihak yang sudah banyak mendukung penulisan dan
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kepada beliau-beliau di atas penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya
apabila mungkin ada perbuatan salah yang disengaja atau tidak disengaja penulis
perbuat. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada beliau-beliau yang disebutkan di atas. Sekali lagi penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya karena sudah membantu dengan
ikhlas dalam penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat, dan
penulis dengan tangan terbuka menerima saran serta kritik demi penulisan skripsi
ini.
`
Gianyar, Agustus 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Arkeologi permukiman adalah studi yang diarahkan untuk memahami
cara-cara manusia masa lalu dalam menata atau menempatkan diri dalam ruang.
Studi arkeologi ruang menitikberatkan perhatian pada sebaran dari benda-benda
dan situs-situs arkeologi serta hubungan antara benda dengan benda, hubungan
antara situs dengan situs, dan hubungan antara situs dengan lingkungan fisiknya
sebagai sumberdaya. Permukiman Bena adalah permukiman megalitik tertua yang
berada di Desa Tiworiwu, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara
Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai tata ruang dan
fsaktor-faktor yang mempengaruhi permukiman masyarakat Bena.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori ekologi dan teori
arkeologi keruangan. Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan
yang telah dirumuskan dalam penelitian ini yaitu menyangkut tahap pengumpulan
data yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Tahap
selanjutnya merupakan pengolahan data dengan cara analisis kualitatif, analisis
keruangan, analisis etnoarkeologi, analisis kontekstual, dan analisis komparatif.
Tata ruang Permukiman Bena secara konseptual terbagi atas tiga zona
yaitu zona pusat, zona transisi, dan zona luar. Pada tengah permukiman terdapat
ruangan terbuka yang disebut dengan kisanata. Kisanata merupakan pusat segala
aktivitas masyarakat. Kisanata berfungsi sebagai tempat penataan komponen
ruang seperti bangunan megalitik, ngadhu, dan bhaga. Secara kosmologis
kisanata terbagi menjadi sembilan loka yang merupakan batas daerah penempatan
ngadhu dan bhaga milik dari masing-masing klan. Terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi tata ruang permukiman pada masyarakat Bena yaitu faktor religi,
faktor sumberdaya lingkungan, dan faktor sosial masyarakat. Ketiga faktor
tersebut berperan besar dalam mempengaruhi tata ruang permukiman pada
masyarakat Bena sehingga terbentuk dengan struktur dan ideologi yang sangat
kuat.
Kata Kunci : Arkeologi permukiman, Tata ruang, Kisanata
ix
ABSTRACK
Settlement archaeology is the study aimed to understand the ways of the
ancient human in laying or placing themselves in the spatial. Spatial
archaeological focused on a distribution of objects and archaeological sites as
well as the relationship between objects with objects, the relationships between
sites with the site, and the relationship between the sites with their physical
environment as a resource. Bena settlement is the oldest megalithic settlement in
the Tiworiwu Village, District of Jerebuu , Ngada Regency, East Nusa Tenggara.
This study aimed to describe the spatial and the factors that affect the human
settlement of Bena.
The theory have been used in this study was the theory of ecology and
theory of spatial archaeological. The method have been used to answer the
problems that have been formulated in this study that involves data collection
step, that are by way of observation, and interviews, and literature study. The next
step is the processing of data by means of qualitative analysis, spatial analysis,
ethno-archaeological analysis, contextual analysis and comparative analysis.
The structure of Bena’s settlements divided into three zones, namely
central, transition and outside zone. In the central of the settlement are open room
called kisanata. Kisanata is the central of all of society activities. Kisanata
function as a place to arranged the spatial components such as megalithic
buildings, Ngadhu and bhaga. Cosmologically kisanata divided into nine loka
which is the limit of the placement area of ngadhu and bhaga which are the
property of their respective tribes. Three factors that affect the spatial settlement
in Bena community are religious, environmental resources, and social factors.
The three factors play a major role in influencing the spatial settlement in Bena
society, so that formed with very strong structure and ideology.
Keywords: Settlements archaeology, spatial, Kisanata
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
PERSYARATAN GELAR ......................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA UJIAN ............................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................
v
ABSTRAK ................................................................................................
ix
ABSTRACK .............................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xvii
DAFTAR ISTILAH .................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xxiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1 Latar Belakang dan Permasalahan ..............................................
1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
7
1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................
8
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................
8
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................
9
1.3 Manfaat Penelitian .....................................................................
9
1.3.1 Manfaat Teoretis ..............................................................
9
1.3.2 Manfaat Praktis ...............................................................
10
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
10
1.4.1 Ruang Lingkup Objek .......................................................
10
1.4.2 Ruang Lingkup Permasalahan ...........................................
11
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
MODEL PENELITIAN ............................................................................
12
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................
12
2.2 Konsep .......................................................................................
16
2.2.1 Tata Ruang ........................................................................
17
2.2.2 Permukiman ....................................................................
19
2.3 Landasan Teori ...........................................................................
20
2.3.1 Teori Ekologi ..................................................................
20
2.3.2 Teori Arkeologi Keruangan ............................................
21
2.4 Model Penelitian ........................................................................
23
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................
26
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................
26
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................
26
3.3 Jenis dan Sumber Data ...............................................................
27
3.3.1
Jenis Data ....................................................................
27
3.3.2
Sumber Data ................................................................
28
3.4 Instrumen Penelitian ..................................................................
28
3.5 Teknik Pengumpulan Data .........................................................
29
3.5.1
Observasi .....................................................................
29
3.5.2
Wawancara ..................................................................
30
3.5.3
Studi Pustaka ...............................................................
30
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................
31
3.6.1 Analisis Kualitatif .......................................................
31
3.6.2 Analisis Keruangan .....................................................
32
3.6.3 Analisis Etno-arkeologi ...............................................
32
3.6.4 Analisis Kontekstual ....................................................
33
3.6.5 Analisis Komparatif ......................................................
33
3.7 Penyajian Hasil Data .................................................................
34
xii
BAB IV GAMBARAN UMUM ................................................................
36
4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Ngada .......................................
36
4.2 Keadaan Geografis Permukiman Masyarakat Bena ..................
37
4.3 Demografi ..................................................................................
39
4.3.1
Penduduk .....................................................................
39
4.3.2
Pendidikan ...................................................................
39
4.3.3
Pekerjaan dan Mata Pencaharian .................................
40
4.4 Sejarah Permukiman Bena .........................................................
41
4.5 Sosial Budaya .............................................................................
43
4.5.1
Sosial Masyarakat .......................................................
43
4.5.2
Sistem Perkawinan ......................................................
45
4.5.3
Organisasi Sosial ..........................................................
46
4.5.4
Sistem Kepercayaan ....................................................
48
BAB V KOMPONEN PEMBENTUK RUANG .....................................
50
5.1 Komponen Pembentuk Ruang Artifisial .....................................
50
5.1.1
Rumah Adat (Sa’o) .....................................................
50
5.1.1.1
Sa’o Saka Pu’u .................................................
52
5.1.1.2
Sa’o Saka Lobo ................................................
53
5.1.1.3
Sa’o Kaka ..........................................................
55
5.1.1.4
Sa’o Wua Ghao ................................................
56
Ngadhu dan Bhaga ......................................................
57
5.1.2.1
Ngadhu .............................................................
57
5.1.2.2
Bhaga ...............................................................
60
Tinggalan Megalitik ....................................................
62
5.1.3.1
Peo (Menhir) ....................................................
63
5.1.3.2
Watu nabe ebu pati ...........................................
65
5.1.3.3
Watu nabe bhako ..............................................
67
5.1.3.4
Watu doka ne ria ..............................................
69
5.1.3.5
Watu nabe dela radhi .......................................
70
5.1.3.6
Watu sabharajo ................................................
71
5.1.2
5.1.3
xiii
5.1.3.7
Watu dela dara .................................................
73
5.1.3.8
Watu tere wae ...................................................
74
5.1.3.9
Watu suru nee ria .............................................
75
5.1.3.10 Watu jawa nee lina ...........................................
77
5.1.3.11 Watu nabe doka nee me rawi ...........................
78
5.1.3.12 Watu wisu nua ..................................................
80
5.1.3.13 Watu woko ulu ..................................................
80
5.1.3.14 Nabe meze ........................................................
81
5.2 Komponen Pembentuk Ruang Natural .......................................
82
5.2.1 Sungai ..................................................................................
82
5.2.2 Gunung ...............................................................................
83
5.2.3 Hutan ..................................................................................
84
BAB VI TATA RUANG PERMUKIMAN DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
TATA
RUANG
PERMUKIMAN
PADA
MASYARAKAT BENA............................................................................
86
6.1 Tata Ruang Permukiman ...............................................................
86
6.1.1 Tata Ruang Permukiman Berdasarkan Fungsi Sakral
dan Profan .........................................................................
89
6.1.2 Tata Ruang Berdasarkan Topografi ...................................
97
6.2 Faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang Permukiman .................
102
6.2.1 Faktor Religi .......................................................................
102
6.2.2 Faktor Sumberdaya Lingkungan .........................................
106
6.2.3 Faktor Sosial Masyarakat ....................................................
110
6.3 Permukiman sebagai Pembanding ................................................
112
6.3.1 Permukiman Gurusina ...........................................................
112
6.3.2 Permukiman Luba .................................................................
117
6.3.3 Permukiman Tololela ............................................................
122
BAB VII PENUTUP..................................................................................
126
7.1 Simpulan .......................................................................................
126
xiv
7.2 Saran ..............................................................................................
129
DAFTAR PUSAKA .................................................................................
131
LAMPIRAN ...............................................................................................
136
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Nama-nama Rumah Adat Sa’o Saka Pu’u .................................
52
Tabel 5.2 Nama-nama Rumah Adat Sa’o Saka Lobo .................................
54
Tabel 5.3 Nama-nama Bangunan Ngadhu .................................................
59
Tabel 5.4 Nama-nama Bangunan Bhaga ...................................................
62
Tabel 5.5 Ukuran Masing-masing peo .......................................................
64
Tabel 5.6 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Nabe Ebu Pati ` ...........
66
Tabel 5.7 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Nabe Ebu Pati ............
66
Tabel 5.8 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Nabe Bhako .................
68
Tabel 5.9 Jumlah dan Ukuran Dolmen pada Watu Nabe Bhako ................
68
Tabel 5.10 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Doka Ne Ria ..............
69
Tabel 5.11 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Doka Ne Ria .............
69
Tabel 5.12 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Nabe Dela Radhi .......
71
Tabel 5.13 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Sabharajo ..................
72
Tabel 5.14 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu sabharajo .................
72
Tabel 5.15 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Dela Dara .................
73
Tabel 5.16 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Dela Dara ................
74
Tabel 5.17 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Suru Nee Ria ............
76
Tabel 5.18 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Suru Nee Ria ............
76
Tabel 5.19 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Jawa Nee Lina ..........
77
Tabel 5.20 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Jawa Nee Lina .........
78
Tabel 5.21 Jumlah dan Ukuran Menhir Pada Watu Nabe Doka Ne
Me Rawi ...............................................................................................
79
Tabel 5.22 Jumlah dan Ukuran Dolmen Pada Watu Nabe Doka Ne
Me Rawi ...............................................................................................
xvi
79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Rumah Adat Sa’o Saka Pu’u ..................................................
53
Gambar 5.2 Rumah Adat Sa’o Saka Lobo .................................................
54
Gambar 5.3 Rumah adat Sa’o Kaka ............................................................
55
Gambar 5.4 Rumah Adat Sa’o Wua Ghao ..................................................
56
Gambar 5.5 Ngadhu ...................................................................................
60
Gambar 5.6 Bhaga .....................................................................................
62
Gambar 5.7 Tinggalan Megalitik Peo ........................................................
65
Gambar 5.8 Bangunan Megalitik Watu Nabe Ebu Pati .............................
67
Gambar 5.9 Bangunan Megalitik Watu Nabe Bhako .................................
68
Gambar 5.10 Bangunan Megalitik Watu Doka Ne Ria ..............................
70
Gambar 5.11 Bangunan Megalitik Watu Nabe Dela Radhi .......................
71
Gambar 5.12 Bangunan Megalitik Watu Sabharajo ..................................
72
Gambar 5.13 Bangunan Megalitik Watu Dela Dara .................................
74
Gambar 5.14 Bangunan Megalitik Watu Tere Wae ...................................
75
Gambar 5.15 Bangunan Megalitik Watu Suru Nee Ria .............................
76
Gambar 5.16 Bangunan Megalitik Watu Jawa Nee Lina ...........................
78
Gambar 5.17 Bangunan Megalitik Watu Nabe Doka Nee Me Rawi ..........
79
Gambar 5.18 Tinggalan Megalitik Watu Wisu Nua ...................................
80
Gambar 5.19 Tinggalan Megalitik Watu Woko Ulu ..................................
81
Gambar 5.20 Tinggalan Megalitik Nabe Meze ..........................................
82
Gambar 5.21 Wae Wevu .............................................................................
83
Gambar 5.22 Gunung Inerie .......................................................................
84
Gambar 5.23 Hutan Bambu ........................................................................
85
Gambar 6.1 Tipe Permukiman Linier ........................................................
87
Gambar 6.2 Tipe Permukiman Memusat ...................................................
87
Gambar 6.3 Bentuk Struktur Permukiman Bena .......................................
89
Gambar 6.4 Tata Letak Ngadu dan Bhaga .................................................
91
Gambar 6.5 Tata Letak Bangunan Megalitik .............................................
93
xvii
Gambar 6.6 Ruang Tengah Menjadi Orientasi Rumah Adat .....................
94
Gambar 6.7 Pembagian Halaman pada Rumah Adat .................................
95
Gambar 6.8 Alur Sirkulasi Permukiman ....................................................
97
Gambar 6.9 Posisi Permukiman Bena ........................................................
99
Gambar 6.10 Topografi Permukiman ........................................................
100
Gambar 6.11 Teras pada Permukiman Bena ..............................................
101
Gambar 6.12 Persiapan Tarian Pembukaan Upacara Reba ........................
106
Gambar 6.13 Sumberdaya Batuan Vulkanik ..............................................
107
Gambar 6.14 Sungai sebagai Sumber Kehidupan (wae wevu) ..................
108
Gambar 6.15 Keberadaan Hutan di Kawasan Permukiman Bena ..............
109
Gambar 6.16 Loka dalam Ruang Tengah Permukiman .............................
112
Gambar 6.17 Permukiman Gurusina ..........................................................
113
Gambar 6.18 Peta Permukiman Gurusina ..................................................
114
Gambar 6.19 Permukiman Luba ................................................................
118
Gambar 6.20 Teras Pada Permukiman Luba .............................................
121
Gambar 6.21 Permukiman Tololela Atas ...................................................
122
Gambar 6.22 Lokasi Permukiman Tololela ...............................................
125
xviii
DAFTAR ISTILAH
Adha Ga'e
: Aturan-aturan pokok yang diajarkan oleh para leluhur (nenek
moyang) yang bersifat turun-temurun.
Ana Ie
: Sebuah ornamen miniatur rumah yang ditempatkan di puncak
rumah adat (Sa’o Saka Puu) sebagai tanda rumah pokok leluhur
Perempuan.
Ata
: Sebuah ornamen patung yang ditempatkan di puncak rumah
adat (sa’o saka Lobo) sebagai tanda rumah pokok leluhur lakilaki.
Bata Late
: Pintu keluar masuk yang banyak ditumbuhi tumbuhan yang
sangat gatal.
Bata Rengo
: Pintu keluar masuk yang terletak di sebelah Barat
Permukiman.
Bhaga
: Bangunan yang menyerupai rumah namun dengan ukuran yang
lebih kecil yang merupakan simbol leluhur perempuan dan
simbol keberadaan suatu klan (woe)
Bowoza
: Ombak lautan yang berbunyi menghantam ujung kapal, yang
merupakan nama ujung permukiman di bagian Selatan.
Diabelis
: Sejumlah maskawin yang diberikan oleh pihak pria untuk
keluarga perempuan pada saat keluarga pria meminang
perempuan yang akan menjadi istrinya dan pihak perempuan
tinggal bersama suaminya.
Ga'e Kisa
: Golongan strata sosial menengah dalam masyarakat Bena.
Ga'e Pu'u
: Golongan strata sosial atas dalam masyarakat Bena.
Ho'o
: Golongan strata sosial bawah dalam masyarakat Bena.
Kuruewa
: Nama sebuah pantai di daratan Pulau Flores
Logo Nua
: Halaman yang berada di luar Permukiman Bena
Logo Sa'o
: Halaman yang berada di belakang rumah.
Loka
: Tempat, halaman milik dari masing-masing klan.
xix
Mangulewa
: Tiang kapal yang tinggi diibaratkan sebagai penentu haluan
kapal yang merupakan nama dari ujung bagian Utara
permukiman.
Mori Ga'e
: Leluhur masyarakat Bena.
Mosalaki
: Dewan pimpinan, lembaga penyelenggara dan pelaksana
upacara-upacara dan sebagai pemerintah dalam batas-batas
wilayah kekuasaan yang telah ditentukan.
Ngabesi
: Sebutan untuk Pulau Flores
Ngadhu
: Bangunan yang menyerupai payung kerucut dan merupakan
simbol dari leluhur laki-laki dan sebagai simbol keberadaan
suatu klan (woe).
Nua Bena
: Permukiman Bena.
Nua Olo
: Permukiman yang pernah ditempati oleh masyarakat dan
dianggap sebagai permukiman lama.
One
: Ruang utama yang bersifat sakral dan sekaligus bersifat profan
untuk digunakan sebagai tempat tidur.
Pala Wa'i
: Jejak telapak kaki.
Paruwitu
: Sebutan dalam masyarakat Kabupaten Ngada daam tradisi
berburu.
Pasa
: Upacara pemberian maskawin kepada pengantin perempuan
dari pihak keluarga laki-laki.
Peo
: Sebutan menhir yang digunakan sebagai pengikat hewan
kurban saat upacara.
Piro
: Halaman samping pada rumah adat.
Puju Kuwi
: Upacara persembahan hati hewan kepada para leluhur.
Rajo Tuba Laja Rua : Kapal kayu yang memiliki tongkat penopang dua layar.
Rang
: Status sosial dalam masyarakat Bena.
Reba
: Upacara persembahan atas hasil bumi yang dilaksanakan setiap
tahun dan merupakan wujud syukur dan terima kasih kepada
para leluhur.
Sa’o
: Sebutan untuk rumah adat.
xx
Sa’o Saka Puu
: Rumah pokok perempuan yang ditandai dengan adanya
miniatur rumah pada bagian puncak bangunan.
Sa'o Kaka
: Rumah adat pendukung dari suatu klan.
Sa'o Saka Lobo : Rumah pokok laki-laki yang ditandai dengan adanya patung
pada bagian puncak bangunan.
Sa'o Wua Gha'o : Rumah adat pendukung dari suatu klan yang letaknya
berdekatan dengan rumah pokok.
Sebu
: Sebutan jenis kayu besi yang biasanya digunakan sebagai
bahan membuat ngadhu.
Tara Tawu
: Istilah dari adha ga’e aturan-aturan pokok yang diajarkan oleh
para leluhur (nenek moyang) yang bersifat turun-temurun.
Tebhe Bhaga
: Papan yan berfungsi sebagai dinding bhaga, terdapat ukiran
dengan motif hias
Tedha One
: Ruang yang berada diantara one dan tedha wewa, difungsikan
sebagai tempat tidur laki-laki.
Tedha Wewa
: Ruang semi terbuka yang berfungsi sebagai ruang tamu dan
sebagai tempat menenun bagi para perempuan.
Tibo
: Upacara mengunakan bambu dengan menyisakan tiga buku
dan dua ruas yang dibakar dalam tungku perapian untuk
mendapatkan retakan bambu yang merupakan tanda restu dari
para leluhur.
Tri Hita Karana : Sistem kehidupan masyarakat Bali, harmonisasi hidup manusia
dengan tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan
alam.
Tuak
: Minuman beralkohol khas Ngada.
Ulu Nua
: Pintu/kepala masuk permukiman.
Watu Lewa
: Sebutan menhir untuk masyarakat Bena yang masih
digunakan sebagai media pemujaan.
Watu Nabe
: Sebutan dolmen untuk masyarakat Bena yang masih digunakan
sebagai media pemujaan.
xxi
Watu Saga Bena : Batu peringatan terhadap Bena dan saudara-saudaranya
sebelum menuju ke permukiman Bena.
Wena Nua
: Kaki permukiman.
Wewa
: Halaman depan rumah adat.
Woe
: Sebutan klan dalam masyarakat Bena.
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Informan ...................................................................
136
Lampiran 2. Pedoman Wawancara ............................................................
138
Lampiran 3. Peta Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur ................
139
Lampiran 4. Peta Administrasi Kabupaten Ngada .....................................
140
Lampiran 5. Peta Administrasi Desa Tiworiwu ........................................
141
Lampiran 6. Peta Permukiman Bena ..........................................................
142
xxiii