PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PADA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS INKUIRI DI SMA SWASTA PRIMBANA MEDAN.

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PADA MATERI

SUHU DAN KALOR BERBASIS INKUIRI

DI SMA PRIMBANA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Pendidikan Fisika

Oleh:

BERKAT PANJAITAN NIM. 8136175002

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

BERKAT PANJAITAN. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Inkuiri Di SMA Swasta Primbana Medan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2015.

Penelitian dan pengembangan modul Fisika berbasis Inkuiri ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan aktivitas siswa, respon siswa, hasil Belajar siswa, serta untuk mengetahui kelayakan modul. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Swasta Primbana Medan kelas X Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, metode angket, tes, dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Produk yang dikembangkan adalah modul Fisika berbasis Inkuiri. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rerata persentase hasil evaluasi modul dari ahli 74.07%. Penggunaan modul Fisika berbasis inkuiri dapat meningkatkan respon siswa dengan rata-rata pada pertemuan I sebesar 50.07%, pertemuan II sebesar 61.21%, dan Pertemuan III sebesar 72.38%. Selain itu, penggunaan modul dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan nilai rata-rata pada pertemuan I sebesar 50.83%, pada pertemuan II sebesar 70.93%, dan pada pertemuan III sebesar 94.89% dengan kategori “baik” dan penggunaan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata pada pertemuan I sebesar 5.63, pertemuan II sebesar 7.50, dan pada pertemuan III sebesar 8.83. Dengan demikian, modul Fisika berbasis inkuiri layak digunakan dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan respon siswa, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.


(6)

ABSTRACT

BERKAT PANJAITAN. Development of Instructional Materials Physics On Temperature And Heat Content-Based Inquiry On Private High School Primbana Medan. Postgraduate School of the State University of Medan, 2015.

Research and development of inquiry-based physics module aims to determine Increased student activity, student response, student learning outcomes, as well as to determine the feasibility of the module. Subjects in this study were students of class X SMA Private Primbana Terrain X class in the school year 2014/2015, amounting to 30 students. Collecting data in this study using observation method, questionnaire method, testing, and documentation. The method used is the Research and Development (R & D). Products developed are inquiry-based physics module. Based on the results obtained by the average percentage of experts on the evaluation modules 74.07%. The use of inquiry-based physics module can enhance students' responses to the average in the first meeting amounted to 50.07%, meeting II amounted to 61.21%, and 72.38% for the third meeting. In addition, the use of the module can increase the activity of students with average grades at the meeting I amounted to 50.83%, in the second meeting of 70.93%, and the third meeting of 94.89% with the category of "good" and the use of the modules can improve student learning outcomes with value the average in the first meeting amounted to 50,63 meeting II amounted to 70.50, and 80.83 for the third meeting. Thus, module-based Physics feasible to use in teaching physics to improve the response of students, student activities, and student

learning outcomes.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan Gelar Megister Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Ucapan terimakasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada ayah, mama, kakak, adek, dan segenap keluarga yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun spiritual. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis juga menghanturkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.M, M.S. selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Motlan Sirait, Ph.D selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr Nurdin Bukit, M. Si, Bapak Dr. Makmur, M. Si dan Ibu Dr. Eva Marlina Ginting M. Si., selaku narasumber yang banyak membantu penulisan dalam penyempurnaan penulisan dan memberikan masukan untuk penyempurnaan isi dari tesis ini.

3. Ibu Dina Sapriana, S. Pd selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Primbana Medan yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk melakukan penelitian disekolah SMA Swasta Primbana Medan.

4. Teman-teman perkuliahan, semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga.


(8)

5. Para pihak yang telah berkontribusi memberikan bantuan yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih.

Adapun yang menjadi judul tesis ini adalah “Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Suhu Dan Kalor Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa”. Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih perlu disempurnakan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2015

Berkat Panjaitan


(9)

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... .... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

1.7 Definisi Operasional ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Belajar ... 11

2.2 Bahan Ajar ... 13

2.2.1 Kegunaan Mengembangkan Bahan Ajar ... 14

2.2.2 Jenis Bahan Ajar ... 16

2.2.3 Penyusunan Bahan Ajar………. 16

2.3 Modul ………. ... 17

2.3.1 Penulisan Bahan Ajar Modul ……… 18

2.3.2 Komponen Komponen Modul………... 21

2.3.3 Tujuan Modul Dalam Kegiatan Belajar Mengajar… ... 23

2.3.4 Karakteristik Modul……….. .... 24

2.3.5 Contoh Format Modul dan Penjelasannya ……… 26

2.4.1 Hasil Belajar ………... ... 30

2.4.2 Aktivitas Belajar ………... ... 31

2.5 Teori Belajar Pada Model Pembelajaran Inkuiri … ... 33

2.5.1 Teori Konstruktivisme………. ... . 33

2.6 Model Pembelajaran Inkuiri ……….. ... . 35

2.6.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri………. 38

2.6.2 Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri……… 42

2.7 Model Pengembangan Bahan Ajar……… 44

2.7.1 Model ADDIE………... 44

2.8 Penelitian Yang Relevan ……… 48

2.9 Kerangka Berpikir……… ... 52


(10)

ii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

3.3 Jenis Penelitian ... 55

3.4 Prosedur Penelitian ... 56

3.4.1 Persiapan Penelitian ... 56

3.4.2 Standarisasi Buku ajar Yang Dikembangkan ... 56

3.4.3 Pengembangan Bahan Ajar Modul Fisika ... 57

3.4.4 Uji coba Modul Fisika Yang Dikembangkan ... 57

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.6 Analisa Butir Tes ... 59

3.6.1 Validasi Butir Soal ... 59

3.6.2 Reliabilitas Tes ... 61

3.7 Analisa Analisa Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 64

4.1.1 Validasi Tim Ahli Terhadap Bahan Ajar Modul ... 65

4.1.1.1 Hasil Validasi Tim Ahli Terhadap Bahan Ajar Modul ... 69

4.1.2 Data Hasil Respon Siswa ... 71

4.1.3 Data Observasi Aktivitas Siswa ... 82

4.1.4 Data Nilai Postest I, Postest II, Posttest III ... 86

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

4.2.1 Terdapat Peningkatan Respon Siswa ... 90

4.2.2 Terdapat Peningkatan Aktivitas Siswa ... 92

4.2.3 Terdapat Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 97


(11)

i

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri ... 41

Tabel 2.2. Gambaran dari Penelitian Sebelumnya ... 48

Tabel 3.1. Validitas Soal ... 60

Tabel 3.2. Skala Kriteria Kelayakan Bahan Ajar ... 63

Tabel 4.1. Saran Perbaikan Bahan Ajar Modul Dalam Aspek Kelayakan Isi oleh Validator dan pengguna ... 65

Tabel 4.2. Saran Perbaikan Bahan Ajar Modul Dalam Aspek Kelayakan Penyajian oleh Validator dan pengguna ... 66

Tabel 4.3. Saran Perbaikan Bahan Ajar Modul Dalam Aspek Kontekstual oleh Validator dan pengguna ... 67

Tabel 4.4. Saran Perbaikan Bahan Ajar Modul Dalam Aspek Pendekatan Inkuiri oleh Validator dan pengguna ... 68

Tabel 4.5. Hasil Validasi Setiap Ahli Dalam Perbaikan Modul ... 69

Tabel 4.6. Hasil Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar Modul Pada Pertemuan Pertama ... 71

Tabel 4.7. Hasil Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar Modul Pada Pertemuan Kedua ... 74

Tabel 4.8. Hasil Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar Modul Pada Pertemuan Ketiga ... 76

Tabel 4.9. Persentase Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar Modul Pada Setiap Pertemuan ... 79

Tabel 4.10. Persentase Rata-rata Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar Setiap Pertemuan ... 81

Tabel 4.11. Kriteria dan Nilai Persen Aktivitas Belajar... 82

Tabel 4.12. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan I ... 82

Tabel 4.13. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan II ... 83

Tabel 4.14. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan III... 84

Tabel 4.15. Gabungan Persentase Aktivitas Belajar Siswa Setiap Indikator ... 84

Tabel 4.16. Data Nilai Siswa Pada Pertemuan I dan II ... 87

Tabel 4.17. Data Nilai Siswa Pada Pertemuan II dan III ... 87


(12)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pengembangan bahan Ajar Menurut Reisser ... 45 Gambar 2.2. Pengembangan bahan Ajar Menurut Reisser ... 45 Gambar 3.1. Prosedur dan Tahapan Penelitian dan Pengembangan Modul

Fisika Kelas X SMA/MA Semester 2 ... 58 Gambar 4.1. Persentase Validasi Bahan Ajar Modul Oleh Ahli ... 70 Gambar 4.2. Persentase Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

Modul Setiap Indikator Pada Pertemuan I ... 73 Gambar 4.3. Persentase Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

Modul Setiap Indikator Pada Pertemuan II ... 76 Gambar 4.4. Persentase Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

Modul Setiap Indikator Pada Pertemuan III... 78 Gambar 4.5. Gabungan Persentase Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

Modul Setiap Indikator ... 80 Gambar 4.6. Hubungan Persentase Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

Modul Setiap Pertemuan ... 81 Gambar 4.7. Hasil Keseluruhan Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

Modul Setiap Pertemuan ... 82 Gambar 4.8. Gabungan Persentase Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

Modul Setiap Pertemuan ... 85 Gambar 4.9 Peningkatan Persentase rata-rata respon siswa

terhadap bahan ajar modul setiap pertemuan ... 86 Gambar 4.10 Peningkatan Hasil Belajar rata-rata Siswa Pada

Pertemuan I dan II, II dan III, I dan III ... 89 Gambar 4.11 Peningkatan Hasil belajar Siswa Pada


(13)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran ... 101

Lampiran 2. Instrumen Pembelajaran ... 111

Lampiran 3. Hasil UJi Instrument dan Analisis Instrumen Penelitian ... 131

Lampiran 4. Data Penelitian ... 242 Lampiran 5. Modul Bahan Ajar Fisika Yang Dikembangkan ...


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam era globalisasi, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat berkompetisi dengan bangsa lain. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi tidak terlepas dari jalur pendidikan. Melalui jalur pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dengan pesat.

Untuk kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang dengan pesat dipengaruhi oleh sumber belajar. Sumber belajar di tengah-tengah masyarakat dapat berupa perpustakaan, taman bacaan, pusat kegiatan belajar masyarakat, radio, buku, televisi, warung internet atau sumber belajar lainnya yang mengandung pesan/isi dengan kebutuhan masyarakat setempat. (Sitepu, 2014).

Sumber belajar seperti buku ajar sangat penting dilakukan pengembangan dalam segi isi, bahasa, gambar dan lain-lain. Dimana kegunaan untuk dilakukan pengembangan bahan ajar untuk membuat daya tarik pembaca atau pun pemakai bahan ajar. Dengan buku ajar yang menarik, mudah dimengerti dari segi bahasa, maka pembaca atau pun pengguna lebih cepat mendapat pesan dan maksud bahan ajar tersebut. Menurut daryanto (2014) bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Jenis-jenis bahan ajar sebagai berikut: Lembar informasi, Operation sheet, Jobsheet, Worksheet,


(15)

2

Handout, Modul. Modul merupakan bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci.

Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan atau tempat penelitian bahwa penggunaan modul sebagai bahan ajar belum ada di terapkan oleh guru terhadap siswa, guru masih dominan menggunakan buku teks dari pemerintah dan buku teks yang di jual di pasaran, seperti buku Marthen Kanginan, penerbit Erlangga dan buku dari pemerintah. Dalam bahan ajar yang dipakai oleh guru belum ada integrasi antara teori dengan eksperimen. Pembelajaran yang dilakukan masih dominan menggunakan model konvensional, pembelajaran masih berpusat pada guru.

Dengan demikian modul sangat dibutuhkan karena modul dapat membantu sekolah dan guru dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas. Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas. Penulisan modul mempunyai tujuan: 1) memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlulu verbal, 2) mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan daya indera baik peserta didik maupun instruktur/guru, 3) untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan, 4) memungkinkan siswa atau pebelajar dapat mengukur dan mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

Keberhasilan Pembelajaran juga di pengaruhi oleh model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Salah satu model yang membuat pembelajaran yang PAIKEM adalah model inkuiri. Sani (2013) pembelajaran yang berbasis inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merumuskan


(16)

3

pertanyaan dan mengarahkan untuk melakukan Inkuiri dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru.

Menurut Harahap inkuiri itu bagian inti dari pembelajaran berbasis CTL, dimana pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Sanjaya (2008) mengatakan 1) model inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, 2) siswa diarahkan dalam hal mencari dan menemukan dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga tumbuh sikap percaya diri, 3) tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Menurut Sungkono, dkk (2003) Pengembangan bahan ajar seperti modul penting dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran. Modul yang dikembangkan tersebut memiliki peran penting baik bagi guru maupun siswa. Dalam mengembangkan bahan ajar khususnya modul guru perlu memperhatikan prosedur dan komponen-komponen modul. Komponen-komponen tersebut meliputi tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan, rangkuman, tes formatif, dan kunci jawaban tes formatif dan tindak lanjut. Pemanfaatan modul dalam proses pembelajaran disuatu kelas dapat dilakukan pada sistem pembelajaran individual maupun klasikal.

Menurut Joyce (2009), model pembelajaran inkuiri dirancang untuk membawa siswa secara langsung kedalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut kedalam periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan


(17)

4

mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahu.

Kebanyakan guru di Indonesia masih mengandalkan buku teks pelajaran sebagai acuan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran serta dalam melakukan evaluasi hasil belajar siswa, oleh karena itu buku pelajaran perlu disusun sesuai dengan perkembangan teori-teori pedagogik dan mengintegrasikannya dengan inovasi-inovasi dalam mengajar sehingga proses pembelajaran menjadi efektif, kreatif dan menyenangkan.

Penelitian yang terkait buku teks atau buku pelajaran yang telah dilakukan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Pohan (2010) mengatakan bahwa Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak semua buku pegangan yang digunakan guru sudah sesuai dengan KTSP. Dalam penelitiannya juga menyampaikan bahwa Buku yang sesuai dengan tuntutan kurikulum akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Fitri (2013) menyatakan bahwa: Penggunaan modul Fisika berbasis domain pengetahuan sains dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu, penggunaan modul dapat mengoptimalkan minds-on siswa. Dengan demikian, modul Fisika berbasis domain pengetahuan sains dengan pendekatan CTL layak digunakan dalam pembelajaran Fisika untuk mengoptimalkan minds-on siswa.

Jaya (2012) dalam penelitianya menyatakan bahwa modul yang dikembangkannya sudah sesuai dan layak digunakan dalam pembelajaran sesuai validasi para ahli terlihat dari uji coba modul yang dilakukan didapat hasil belajar siswa meningkat, peserta didik dalam uji perorangan memberikan tanggapan bahwa modul fisika kontekstual ini sangat baik, peserta didik dalam uji kelompok


(18)

5

kecil memberikan tanggapan bahwa modul fisika kontekstual ini baik, user (pendidik) dalam uji lapangan memberikan tanggapan bahwa modul fisika kontekstual ini baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran,

Wahyudi (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa: Pengembangan bahan ajar berbasis Problem Based Learning memiliki kiriteria sangat baik karena sudah divalidasi oleh ahli dan setelah di ujicobakan, bahan ajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilihat ketika bahan ajar di ujicobakan rata-rata nilai siswa meningkat, mendapat respon yang baik dari siswa tentang bahan ajar yang digunakan, dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Menurut Dewi (2012) pengembangan bahan ajar fisika yang berbentuk modul fisika berbasis multimedia dapat meningkatkan minat dan daya tarik belajar mahasiswa, sehingga dengan kehadiran modul ini mahasiswa dapat belajar secara mandiri tanpa ada tutor atau pun dosen yang mengarahkannya. Menurut Mawantia (2014) pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing dapat dipergunakan di SMK, mengingat masih jarangnya penggunaan modul dalam pembelajaran di SMK, modul dalam penelitian mawantia juga sudah sesuai dengan struktur pengembangan modul menurut para ahli, dan modul ini ditujukan khusus untuk SMK sebagai bahan ajar dalam pembelajaran di kelas.

Darmayanti (2012) mengatakan bahwa: Penggunaan buku siswa berbasis inkuiri mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dalam yang dilakukan nilai post test jauh lebih tinggi dari nilai pre test, sehingga buku atau pun bahan ajar modul yang berbasis inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Wibowo (2013) menyatakan bahwa: pengembangan bahan ajar fisika berbasis react dapat meningkatkan minat belajar siswa, dengan kehadiran bahan


(19)

6

ajar berbasis React ini bagi siswa pembelajaran menjadi tidak monoton lagi dan bagi guru menjadi referensi dalam mengembangkan bahan ajar yang menarik. Diperkuat oleh penelitian Yudyanto (2013) mengatakan bahwa Bahan ajar fisika berbasis model pembelajaran React pada pokok bahasan fluida untuk siswa SMA kelas XI adalah layak dan dapat diujicobakan lebih luas agar bias digunakan dalam pembelajaran.

Menurut Rahmaniyah (2014) dalam penelitiannya bahwa bahan ajar berbasis e-learning pada materi hidrokarbon dan minyak bumi yang dikembangkan dapat meningkatkatkan minat belajar siswa. Menurut sugiyanto (2013) pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing dapat memecahkan masalah belajar siswa setelah layak menurut para ahli, penggunaan modul berbasis inkuiri terbimbing ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Winarni (2012) menyatakan bahwa modul yang dikembangkan, dilihat dari Rata-rata nilai siswa sesudah menggunakan modul lebih tinggi daripada rata-rata nilai siswa sebelum menggunakan modul. Menurut Sholiha (2014) Pengembangan bahan bahan ajar berbentuk Modul dan Lks dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar.

Menurut Hidayanto (2013) dalam penelitian pengembangan bahan ajar Berbasis Realistic Mathematic Education efektif dan layak diaplikasikan untuk membangun kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi fungsi. bahan ajar ini lebih efektif pada siswa kelompok atas, dengan demikian aplikasi bahan ajar ini akan lebih efektif untuk pembelajaran pada golongan siswa kelompok atas atau pada kelas unggulan di sekolah. Jakpar (2013) menyatakan bahwa hasil belajar yang dibelajarkan dengan menggunakan buku ajar modul lebih tinggi dari


(20)

7

hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan buku teks. Buku ajar yang dikembangkan itu juga memberikan sumbangan praktis terutama bagi guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Buku ajar modul dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran fisika.

Berdasarkan pemikiran diatas, penggunaan bahan ajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat menjadi daya tarik siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian penulis sangat tertarik untuk meneliti dan mengkaji permasalahan ini lebih lanjut dalam tesis yang berjudul “ Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Materi Suhu dan Kalor Berbasis Inkuiri di SMA Primbana Medan ”.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, ditemukan beberapa identifikasi masalah antara lain:

1. Adanya tuntutan pemecahan masalah belajar dan karakteristik sasaran pembelajaran.

2. Kurangnya ketersediaan bahan ajar seperti modul yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

3. Siswa menganggap fisika itu susah di karenakan buku-bukunya berisi rumus-rumus seperti matematika.

4. Guru jarang menggunakan pembelajaran yang PAIKEM, lebih cenderung ke metode konvensional.

5. Proses belajar fisika sebagian besar hanya menekankan pada aspek menghafal konsep-konsep, prinsip-prinsip atau rumus.


(21)

8

6. Belum ada integrasi antara teori dan eksperimen dalam bahan ajar yang di pakai disekolah.

7. Belum diterapkan inovasi dalam pembelajaran khususnya model pembelajaran inkuiri pada materi suhu dan kalor.

1.3. PEMBATASAN MASALAH

Mengingat keluasan ruang lingkup permasalahan seperti yang telah diidentifikasi diatas, maka penelitian ini perlu dibatasi supaya apa yang diteliti menjadi lebih terfokus pada permasalahan yang mendasar dan memberikan dampak yang luas terhadap hasil belajar apabila permasalahan ini diteliti. Penelitian ini dibatasi pada: respon siswa, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, uji coba produk yang digunakan adalah uji coba terbatas, Bahan ajar berbentuk modul berbasis inkuiri.

1.4. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah di kemukakan diatas, penulis dapat mengajukan pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Apakah bahan ajar fisika SMA berbasis Inkuiri yang dikembangkan dapat meningkatkan respon siswa

2. Apakah bahan ajar fisika SMA berbasis Inkuiri yang dikembangkan dapat meningkatkan aktivitas siswa

3. Apakah bahan ajar fisika SMA berbasis Inkuiri yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa


(22)

9

1.5. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis apakah bahan ajar fisika SMA berbasis Inkuiri yang dikembangkan dapat meningkatkan respon siswa

2. Untuk menganalisis apakah bahan ajar fisika SMA berbasis Inkuiri yang dikembangkan dapat meningkatkan aktivitas siswa

3. Untuk menganalisis apakah bahan ajar fisika SMA berbasis Inkuiri yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

1.6. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk bahan ajar yang dapat digunakan guru, sehingga siswa dapat mengembangkan aspek kemampuan dasar yang mencakup aspek kognitif siswa.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian lebih lanjut

1.7. DEFENISI OPERASIONAL

Untuk menghindari kemungkinan timbulnya pengertian dan penafsiran maka penulis perlu memberikan batasan terhadap pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam judul. Adapun istilah-istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:


(23)

10

1. Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam pembelajaran yang menekankan kepada proses mencari sumber sendiri serta meneliti sendiri inti dari materi pelajaran. Dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. (NRC, 2000)

2. Modul

Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru.(Direktorat Pembinaan SMA, 2008)

3. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan adalah penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut ADDIE Langkah-langkah penggunaan penelitian dan pengembangan: (1) analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, (5) Evaluation.(Prawiradilaga)


(24)

(25)

96 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan bahan ajar fisika berbasis inkuiri pada materi suhu dan kalor yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahan ajar modul berbasis inkuiri yang digunakan untuk dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dalam ranah psikomotor: pertemuan I adalah 45.83%, pertemuan II adalah 69.27%, dan pertemuan III sebesar 95.83. dalam ranah afektif persentase adalah 52.08%, pertemuan II sebesar 72.81%, pertemuan III sebesar92.29%. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar modul yang dikembangkan berbasis inkuiri telah berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Bahan ajar modul berbasis inkuiri yang digunakan untuk dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan respon siswa. Persentasi respon siswa dalam pertemuan I adalah 60,23 %, pertemuan ke II adalah 74.81%, dan pertemuan ketiga adalah 88.47%. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar modul yang dikembangkan berbasis inkuiri telah berhasil meningkatkan respon siswa.

3. Bahan ajar modul berbasis inkuiri yang digunakan untuk dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata pertemuan I adalah 5.63, pertemuan II adalah 7.50, pertemuan III adalah 8.83. nilai gain dalam pertemuan I dan II adalah 0.42, nilai gain dalam pertemuan II dan III


(26)

97

adalah 0.53, dan nilai gain pada pertemuan ke III adalah 0.73. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar modul yang dikembangkan berbasis inkuiri telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada kesimpulan hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar fisika berbasis inkuiri pada materi suhu dan kalor disusun berdasarkan kompetensi kurikulum 2013 dan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan siswa. Oleh karena itu bahan ajar fisika berbasis inkuiri perlu disusun untuk materi yang berbeda.

2. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari bahan ajar fisika berbasis inkuiri ini perlu dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator.

3. Bahan ajar fisika berbasis inkuiri pada materi suhu dan kalor dapat dicetak dan dipergunakan sebagai modul pedoman dalam proses pembelajaran.

4. Pada peneliti selanjutnya untuk memaksimalkan penelitian dilapangan harus benar-benar sudah dipersipakan semua perangkat yang dibutuhkan dilapangan dan juga bisa dibuat bervariasi dengan berbasis yang lain.


(27)

98

DAFTAR PUSTAKA

Afriadi. 2009. Pengembangan Material Berbasis Multimedia Untuk Peningkatan

Efektifitas Pengajaran Konsep Dasar IPA di PGSD S1 Universitas Almuslim.Almuslim University.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Arisanto, I., Suyudi, A. & Yuliati, L. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Integratif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpiki Tingkat Tinggi Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X Sma Materi Optik. Universitas Negeri Malang.

Branch, R. M., 2009. Instructional Design: The ADDIE Approach.Department od Educational Psycholology and Instructional Technology University of Georgia. USA: Springer.

Carey & Dick. 2005. The Sistematic Design Of Instruction. Sixth Edition.UnitedStates of America.

Darmayanti. 2012, Pengembangan Buku Siswa Berbasis Inkuiri Pada Pokok Bahasan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N MAESAN BONDOWOSO. Universitas Jember.

Dewi, A. R., Widjianto & Haryoto, D. 2012. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Inti Berbasis Multimedia Dengan Swishmax Sebagai Media Belajar Mandiri Mahasiswa Fisika Fmipa Um. Universitas Negeri Malang.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, (2008),

Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Jakarta.

Fitri, L. A., Kurniawan, E. S. & Ngazizah. N .2013. Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Berbasis Domain Pengetahuan Sains untuk Mengoptimalkan Minds-On Siswa SMA Negeri 2 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Gulo. W, 2005. Strategi Belajar Mengajar, Cet.III, Jakarta: Grasindo

Harahap, M. B 2013. Strategi Belajar Mengajar Fisika., Program Studi Pendidikan Fisika. Universitas Negeri Medan, Medan.


(28)

99

Hidayanto, T.& Irawan, E. B. 2013. Pengembangan Bahan Ajar BerbasisRealistic Mathematic Education Untuk Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Smp Kelas Viii Pada Materi Fungsi. Universitas Nergeri Malang.

Jakpar. M. 2013. pengembangan bahan ajar siswa untuk membelajarkan materi fisika kelas X SMA Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa., Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Jaya, S. P. S. 2012. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri Singaraja.,Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesa.

Joyce, B. & Weil, M. 2003. Models Of Teaching (5th Ed). New Delhi: Privite Limited.

Joyce, B. 2009. Models Of Teaching (Model-Model Pengajaran Edisi Kedelapan). Terjemahan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. 2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pohan, L. M. 2010. Studi buku pegangan dalam kaitannya dengan hasil belajar fisika siswa SMA di kecematan Barus.,Tesis, program pasca sarjana Universitas Negeri Medan.

NRC, 2000. National Sains Education Standard, Wasington. D. C: National Academi Press.

Prawiradilaga, D.S. 2004. prinsip Desain Pembelajaran, Universitas Negeri Jakarta.

Rahayu, P., Sriyono. & Ngazizah. N. 2013. Pengembangan Worksheet Dengan Pendekatan Guided InquiryPada Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor Untuk Mengoptimalkan Domain Proses Sains Siswa Kelas X Sma N 11 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Program Study Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiah Purworejo

Rahmaniyah, A., Arief, M. & Afandy. D. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis E-Learning Pada Materi Hidrokarbon Dan Minyak Bumi Kelas X Semester 2. Universitas Negeri Malang.

Rostiyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Sani, R. A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(29)

100

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,Cet ke 2, Jakarta: Kencana.

Sitepu, B. P. 2008. Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber, Jurnal Pendidikan Penabur 10: 95-102

Sitepu, B. P. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Cet I- Jakarta: Rajawali Pers.

Sholihah, M., Purwaningsih, E. & Winarto. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Konstruktivisme Dengan Mengoptimalkan Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Bab Bunyi. Universitas Negeri Malang.

Sungkono. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY

Sugiyanto. 2013. Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Disertai Multimedia pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup Di Smpn 1 Kendal Kabupaten Ngawi. Vol.6 No.1, ISSN: 1693-2654. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Statistika penelitian. Bandung : Alfabeta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Wahyudi, B.S., Haryadi. S. & Hariani. S. A. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri Grujugan Bondowoso. Universitas Jember.

Wibowo, H. A. C., Purwaningsih, E. & Yudiyanto. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring) Pada Pokok Bahasan Fluida Untuk Siswa SMA Kelas Xi, Universitas Negeri Malang.

Winarni. 2012. pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan kalor untuk SMA/MA kelas X. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.


(30)

(1)

96 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan bahan ajar fisika berbasis inkuiri pada materi suhu dan kalor yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahan ajar modul berbasis inkuiri yang digunakan untuk dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dalam ranah psikomotor: pertemuan I adalah 45.83%, pertemuan II adalah 69.27%, dan pertemuan III sebesar 95.83. dalam ranah afektif persentase adalah 52.08%, pertemuan II sebesar 72.81%, pertemuan III sebesar92.29%. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar modul yang dikembangkan berbasis inkuiri telah berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Bahan ajar modul berbasis inkuiri yang digunakan untuk dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan respon siswa. Persentasi respon siswa dalam pertemuan I adalah 60,23 %, pertemuan ke II adalah 74.81%, dan pertemuan ketiga adalah 88.47%. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar modul yang dikembangkan berbasis inkuiri telah berhasil meningkatkan respon siswa.

3. Bahan ajar modul berbasis inkuiri yang digunakan untuk dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata pertemuan I adalah 5.63, pertemuan II adalah 7.50, pertemuan III adalah 8.83. nilai gain dalam pertemuan I dan II adalah 0.42, nilai gain dalam pertemuan II dan III


(2)

97

adalah 0.53, dan nilai gain pada pertemuan ke III adalah 0.73. Hasil ini menunjukkan bahwa bahan ajar modul yang dikembangkan berbasis inkuiri telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada kesimpulan hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar fisika berbasis inkuiri pada materi suhu dan kalor disusun berdasarkan kompetensi kurikulum 2013 dan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan siswa. Oleh karena itu bahan ajar fisika berbasis inkuiri perlu disusun untuk materi yang berbeda.

2. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari bahan ajar fisika berbasis inkuiri ini perlu dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator.

3. Bahan ajar fisika berbasis inkuiri pada materi suhu dan kalor dapat dicetak dan dipergunakan sebagai modul pedoman dalam proses pembelajaran.

4. Pada peneliti selanjutnya untuk memaksimalkan penelitian dilapangan harus benar-benar sudah dipersipakan semua perangkat yang dibutuhkan dilapangan dan juga bisa dibuat bervariasi dengan berbasis yang lain.


(3)

98

Afriadi. 2009. Pengembangan Material Berbasis Multimedia Untuk Peningkatan Efektifitas Pengajaran Konsep Dasar IPA di PGSD S1 Universitas Almuslim.Almuslim University.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Arisanto, I., Suyudi, A. & Yuliati, L. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Integratif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpiki Tingkat Tinggi Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X Sma Materi Optik. Universitas Negeri Malang.

Branch, R. M., 2009. Instructional Design: The ADDIE Approach.Department od Educational Psycholology and Instructional Technology University of Georgia. USA: Springer.

Carey & Dick. 2005. The Sistematic Design Of Instruction. Sixth Edition.UnitedStates of America.

Darmayanti. 2012, Pengembangan Buku Siswa Berbasis Inkuiri Pada Pokok Bahasan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N MAESAN BONDOWOSO. Universitas Jember.

Dewi, A. R., Widjianto & Haryoto, D. 2012. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Inti Berbasis Multimedia Dengan Swishmax Sebagai Media Belajar Mandiri Mahasiswa Fisika Fmipa Um. Universitas Negeri Malang.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, (2008), Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Jakarta.

Fitri, L. A., Kurniawan, E. S. & Ngazizah. N .2013. Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Berbasis Domain Pengetahuan Sains untuk Mengoptimalkan Minds-On Siswa SMA Negeri 2 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Gulo. W, 2005. Strategi Belajar Mengajar, Cet.III, Jakarta: Grasindo

Harahap, M. B 2013. Strategi Belajar Mengajar Fisika., Program Studi Pendidikan Fisika. Universitas Negeri Medan, Medan.


(4)

99

Hidayanto, T.& Irawan, E. B. 2013. Pengembangan Bahan Ajar BerbasisRealistic Mathematic Education Untuk Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Smp Kelas Viii Pada Materi Fungsi. Universitas Nergeri Malang.

Jakpar. M. 2013. pengembangan bahan ajar siswa untuk membelajarkan materi fisika kelas X SMA Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa., Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Jaya, S. P. S. 2012. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri Singaraja.,Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesa.

Joyce, B. & Weil, M. 2003. Models Of Teaching (5th Ed). New Delhi: Privite Limited.

Joyce, B. 2009. Models Of Teaching (Model-Model Pengajaran Edisi Kedelapan). Terjemahan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. 2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pohan, L. M. 2010. Studi buku pegangan dalam kaitannya dengan hasil belajar fisika siswa SMA di kecematan Barus.,Tesis, program pasca sarjana Universitas Negeri Medan.

NRC, 2000. National Sains Education Standard, Wasington. D. C: National Academi Press.

Prawiradilaga, D.S. 2004. prinsip Desain Pembelajaran, Universitas Negeri Jakarta.

Rahayu, P., Sriyono. & Ngazizah. N. 2013. Pengembangan Worksheet Dengan Pendekatan Guided InquiryPada Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor Untuk Mengoptimalkan Domain Proses Sains Siswa Kelas X Sma N 11 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Program Study Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiah Purworejo

Rahmaniyah, A., Arief, M. & Afandy. D. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis E-Learning Pada Materi Hidrokarbon Dan Minyak Bumi Kelas X Semester 2. Universitas Negeri Malang.

Rostiyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Sani, R. A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(5)

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,Cet ke 2, Jakarta: Kencana.

Sitepu, B. P. 2008. Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber, Jurnal Pendidikan Penabur 10: 95-102

Sitepu, B. P. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Cet I- Jakarta: Rajawali Pers. Sholihah, M., Purwaningsih, E. & Winarto. 2014. Pengembangan Bahan Ajar

Berbasis Konstruktivisme Dengan Mengoptimalkan Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Bab Bunyi. Universitas Negeri Malang.

Sungkono. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY

Sugiyanto. 2013. Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Disertai Multimedia pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup Di Smpn 1 Kendal Kabupaten Ngawi. Vol.6 No.1, ISSN: 1693-2654. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Statistika penelitian. Bandung : Alfabeta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Wahyudi, B.S., Haryadi. S. & Hariani. S. A. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri Grujugan Bondowoso. Universitas Jember.

Wibowo, H. A. C., Purwaningsih, E. & Yudiyanto. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring) Pada Pokok Bahasan Fluida Untuk Siswa SMA Kelas Xi, Universitas Negeri Malang.

Winarni. 2012. pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan kalor untuk SMA/MA kelas X. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.


(6)