Pengaruh Penggunaan Alas Bedak "X" Terhadap Jumlah Bakteri Aerob Permukaan Kulit Wajah Berminyak.
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN ALAS BEDAK
TERHADAP JUMLAH BAKTERI AEROB
PERMUKAAN KULIT WAJAH BERMINY AK
Erifonda Windhari, 2003; Pembimbing I: Philips Onggowidjaja,
Pembimbing II : Liessyana T,dr
S.Si., M.Si.
Kulit wajah adalah salah satu bagian kulit yang sering mengalami
permasalahan karena bagian ini sering berkontak dengan berbagai bahan, khususnya
kosmetik. Saat ini berbagai jenis kosmetik banyak beredar di pasaran, termasuk alas
bedak. Penggunaannya pun mulai meluas di berbagai kalangan umur. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh alas bedak terhadap pertumbuhan bakteri
aerob pada permukaan kulit wajah dan perbedaan jumlah bakteri aerob antara pagi
dan siang baik menggunakan alas bedak maupun tidak. Penelitian yang dilakukan
bersifat eksperimentallaboratorik. Apusan permukaan kulit diambil pada pemakaian
alas bedak dan tanpa alas bedak, juga pada pagi dan siang, dengan metode swab.
Jumlah koloni bakteri (CFU, Colony Forming Unit) dihitung. Perbedaan jumlah
bakteri pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak, serta antara pagi dan siang,
dianalisis dengan uji statistik "Student-t test". Analisis statistik menunjukkan
peningkatan pertumbuhan bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara yang
memakai alas bedak dan tidak (T hitung = -1,917) ; peningkatanjumlah bakteri dari
pagi hingga siang, dengan memakai alas bedak maupun tidak (T hitung masingmasing = -2,554 dan -3,4605). Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan,
bahwa peningkatan jumlah bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara yang
memakai alas bedak dan tidak, tidak berbeda nyata ; peningkatan jumlah bakteri
aerob pada permukaan kulit wajah antara pagi dan siang, baik memakai alas bedak
maupun tidak, menunjukkan perbedaan nyata. Disarankan, siapapun baik yang
menggunakan alas bedak maupun tidak, harus memperhatikan kebersihan kulit
wajah.
Kata kunci : alas bedak, bakteri aerob, kulit wajah.
IV
ABSTRACT
THE EFFECT OF FOUNDA TION ON
THE NUMBER OF AEROB BACTERIA ON OILY FACIAL
SKIN
Erifonda Windhari, 2003; rl Tutor: Philips Onggowidjaja, S.Si. M.Si.
2nd Tutor: Liessyana T,dr
Thefacial skin is skin part which frequently faces problems due to its contact
H.ith many kinds of materials, especially cosmetics. Nowadays many kinds of
cosmetics are sold in the market, including foundation. Its use extends in various age
groups. The research was done to find out the effect of the foundation on the growth
of aerob bacteria on the facial skin, and to find out the differences of bacterial
numbers between morning and afternoon samples, using the foundation or not. The
research was an laboratoric experimental. The skin swabbing was done using
foundation and not also for morning and afternoon sampling. The number of
bacterial colonies (CFU, Colony Forming Unit) were obtained The numbers of
aerob bacteria using foundation and not using foundation also for morning and
afternoon sampling were analyzed by Student-t test. The analysis of the difference of
the numbers of aerob bacteria on the surface of the skin face between using
foundation and not resulted in calculated t = -1,917; analysis of the numbers of
aerob bacteria in morning and afternoon samples, using foundation and not
resulted in calculated t values = -2,5548 and -3,4605, respectively. Based on the
analysis, it could be concluded that the differences of the numbers of aerob bacteria
on the facial skin between using foundation and not were not significant; the
differences of the number of aerob bacteria on the surface of the facial skin between
morning and afternoon samples using foundation or not, were significant. It is
suggested that whoever use thefoundation or not, must keep their facial skin clean.
Keywords: foundation, aerob bacteria, facial skin
DAFT AR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURAT PERNY ATAAN
iii
ABSTRAK
iv
...
ABSTRA CT
v
PRAKA TA
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
2
1.3 Maksud dan Tujuan
2
1.4 Kegunaan Penelitian
2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
3
1.6 Metode Penelitian
3
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1. Flora Normal pada Kulit Manusia
4
2.2. Kosmetik dan Jerawat
5
2.2.1 Kosmetik
...
2.2.2. Jerawat
10
2.3. Bakteri Aerob
13
BAB III. BAHAN, PERALA TAN DAN TAT A KERJA
3.1. Bahan ..
3.2. Peralatan
5
'" ...
...
...
..16
...
16
17
3.3. Tata Kerja
18
3.3.1. Persiapan Kerja
18
3.3.2. Uji Bahan
19
Vlll
IX
3.3.3. Uji Pendahuluan I
19
3.3.3.1. Hari I
19
3.3.3.2. Hari II
20
3.3.3.3. Hari III
20
3.3.4. Uji Pendahuluan II
20
3.3.5. Penelitian
21
3.3.5.1. Hari I
21
3.3.5.2. Hari II
21
3.3.5.3. Hari III
22
3.3.6. Pengolahan Data
.22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Pendahuluan
4.1.1. Uji Bahan
4.1.1.2. Pembahasan Uji Bahan...
23
23
4.1.2.2. Pembahasan Uji Pendahuluan I
24
4.1.3.2. Pembahasan Uji Pendahuluan II
4.2. Penelitian
4.2.1. Hasil Penelitian
4.2.2. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
RIWAYAT HIDUP
23
4.1.2.1. Hasil Uji Pendahuluan I
4.1.3.1 Hasil Uji Pendahuluan II
LAMPlRAN
23
23
4.1.3. Uji Pendahuluan II
DAFTAR PUSTAKA
23
4.1.1.1. Hasil Uji Bahan
4.1.2. Uji Pendahuluan I
5.2. Saran
..23
.24
24
.25
.25
25
27
29
..29
29
..30
.32
...43
DAFTAR TABEL
Tabel4.1 Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) pada Uji Pendahuluan 1
24
Tabel 4.2 Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) pada Uji Pendahuluan II
25
Tabel4.3 Peningkatan Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) Sebelum dan
Sesudah Pemakaian alas bedak ..
...
...
... ...
26
Tabel4.4 Peningkatan Jumlah Bakteri pada Keadaan Tidak Pakai
Krim Wajah dan Pakai Krim Alas Bedak dalam Persen (%)
x
27
DAFT AR BAGAN
Bagan
3. 1 T ata Kerj a ... .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . . . .. 18
Xl
DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Uji Pendahuluan
32
Lampiran 2 Hasil Penelitian
33
Lampiran 3 Hasil Analisa Statistik Perbedaan Antara
Memakai Alas Bedak dan Tidak
34
Lampiran 4 Hasil Analisa Statistik Perbedaan Antara Pagi dan Siang
35
Lampiran 5 Foto Hasil Percobaan Hari I
36
Lampiran 6 Foto Hasil Percobaan Hari II
37
Lampiran 7 Surat Persetujuan dari 10 Orang Sukarelawan
38
xu
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar BeIakang
Kulit
kelangsungan
dapat
dengan
mudah
dilihat
dan
diraba,
hidup. Kulit pun menyokong penampilan
Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai
hidup
dan menJamm
dan kepribadian seseorang.
peranan sangat penting. Selain
fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup, kulit juga mempunyai fungsi lain,
misalnya
sebagai
indikator
sistemik
dan sarana
komunikasi
individu satu dengan yang lain. Kulit juga sangat kompleks,
bervariasi
nonverbal
elastik dan sensitif,
pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung
tubuh. Kulit pun
antara
pada lokasi
bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang tipis
terdapat pada wajah (SjarifM. Wasitaatmadja,
1993).
Organ kulit sebagai pennukaan luar suatu organlsme akan menjumpai
bermacam-macam
satu bagian
kulit
rangsangan benda hidup maupun mati. Kulit wajah adalah salah
yang
sering mengalami
permasalahan
berhubungan
dengan
seringnya bagian ini kontak dengan bahan-bahan yang sering digunakan khususnya
para wanita, yaitu kosmetik. Rangsangan
dalam kekuatan batas fisiologik bekerja
sebagai dorongan dan stabilitas fungsi organ. Rangsangan
fisiologik atau rangsangan nonfisiologik
lokal dari organ kulit. Selanjutnya
pertama-tama
perlawanan
di luar batas kekuatan
akan menjumpai pertahanan
secara
umum dapat diaktifkan
(Rassner & Steiner, 1995).
Bila kapasitas perlindungan
dan pertahanan
kulit dapat dikalahkan,
maka
akan terjadi kerusakan pada kulit. Bila kuman masuk melalui lesi ke dalam kulit,
akan terjadi reaksi perlawanan dalam bentuk peradangan
1995). Hal
ini pula yang dapat terjadi pada
1
kulit
lokal (Rassner & Steiner,
wajah sehubungan
dengan
2
terdapatnya bahan-bahan komedogenik dalam beberapa kosmetik yang pada
perkembangan selanjutnya dapat menyebabkan timbulnya jerawat tingkat ringan
(Arndt, 1984).
Saat ini ban yak kosmetik yang beredar di pasaran dengan berbagai macam
jenis, termasuk alas bedak sehingga banyak alternatif pilihan, dan penggunaannya
pun mulai meluas di berbagai kalangan umur.
Berdasarkan
mengetahui
hal terse but di atas, maka perlu dilakukan
seberapa
besar
kemungkinan
alas
bedak
penelitian
dapat
untuk
meningkatkan
pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit wajah.
1.2. Identifikasi Masalah
Sejauh mana alas bedak dapat mempengaruhi
jumlah
bakteri aerob pada
permukaan kulit wajah?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh alas bedak terhadap
pertumbuhan
bakteri aerob pada permukaan kulit wajah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan bakteri aerob pada permukaan kulit
wajah antara memakai alas bedak dan tidak, serta mengetahui
perbedaan jumlah
bakteri antara pagi dan siang, baik memakai alas bedak maupun tidak.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat
bagi konsumen untuk mempertimbangkan pemakaian alas bedak dalam kehidupan
sehari-hari.
3
1.5. Kerangka
Pemikiran
dan Hipotesis
Kulit muka merupakan bagian tubuh yang sering berhubungan dengan bahanbahan kosmetik,
penyebab
terutama pada kaum wanita. Kosmetik
terjadinya
infeksi
(http://www.danes.co.id/artikeI5b.html).
sebagai salah satu jenis kosmetik dapat menstimulasi
(http://dppkd.tripod.com/shoutus/jerawat.html).
tumbuh dan berkembang
permukaan
dapat menjadi mediator
produksi minyak berlebihan
Hal ini memungkinkan
biak pada permukaan
Alas bedak
bakteri untuk
kulit. Bakteri aerob terdapat di
lapisan terluar stratum komeum, maupun infundibulum
folikel rambut
(Benny E. Wiryadi, 2002) dan dapat menempel pada permukaan alas bedak.
Berdasarkan
uraian di atas, disusun hipotesis bahwa pemakaian alas bedak
dapat meningkatkanjumlah
bakteri aerob yang terdapat pada permukaan kulit wajah.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Apusan permukaan kulit
wajah diambil pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak, juga pada pagi dan
siang dengan metode swab. Jumlah koloni bakteri (CFU, Colony Forming Unit)
dihitung. Perbedaan jumlah bakteri pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak,
juga pada pagi dan siang dibandingkan dan dianalisis dengan uji statistik "Student-t
test" (microstat copyright ~ 1978-1985 by Ecosojt, Inc.).
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha Bandung, dari Februari 2003 sampai dengan Agustus
2003.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat, dapat ditarik kesimpulan :
1. Perbedaan
jumlah
bakteri
aerob pada permukaan
kulit wajah antara
kondisi pakai alas bedak maupun tidak, tidak berbeda nyata.
2. Perbedaan jumlah bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara pagi
dengan siang, baik pakai alas bedak maupun tidak, terdapat perbedaan
nyata.
5.2. Saran
Siapapun yang menggunakan alas bedak maupun tidak, hendaknya tidak lupa
untuk menjaga kebersihan wajah, karena kedua kondisi ini sarna-sama dapat terjadi
pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pada kulit
wajah. Mahasiswa fakultas kedokteran dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai masukan untuk penelitian yang akan datang, misalnya :
Penelitian dengan topik yang sarna, narnun dengan waktu yang lebih
larna.
Pertumbuhan kuman anaerob pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas
bedak.
Pengaruh penggunaan produk kosmetik lain terhadap peningkatan jumlah
kuman kulit wajah.
29
DAFT AR PUST AKA
Arndt Keneth A.1984. Pedoman Terapi Dermatologis. Yogyakarta: Esentica
Media. 3-4
Brooks Geo F. et al. 1998. Medical Microbiology.
medical book, 167
20 th .ed. California: Lange
Brooks Geo F. et al. 2001. Edisi 20. Mikrobiologi Kedokteran. Alih Bahasa:
Edi Nugroho, RF Maulany. Jakarta: EGC 211-217
Enny S. Widjaja. 1998. Rosasea dan Akne Vulgaris. Dalam Marwali Harahap:
Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates. 35-39
Hermia Moegni. 2001. Dalam S.A. Boediardja, S.Prihantini. Pengobatan
Mutakhir Dermatologi pada Anak dan Remaja. Jakarta: FK VI. 83-93
Jawetz Ernest, Melnick Joseph L, Adelberg Edward A. Mikrobiologi untuk Profesi
Kedokteran. Edisi 16. Jakarta: EGC. 362
Landow R. Kenneth. 1992. Kapita Selekta Terapi Dermatologik. Alih Bahasa:
Petrus Andrianto. Jakarta: EGC. 1
Murray Patrick R, Rosenthal Ken S, Kobayashi George S, Pfaller Michael A.
2001. Medical Microbiology. 4th ed. St. Louis London Philadelpia Sydney
Toronto: Mosby. 202
Rassner, Steinert V. 1995. Buku Ajar dan Atlas Dermatologi. Edisi 4. Editor
Melfiawati S. Jakarta: EGC. 7
SjarifM. Wasitaatmadja 1999. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima.
Dalarn A.Djuanda, M. Harnzah, S. Aisah: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: FK VI. 20,236-238
Sober A.J., Fitzpatrick T.B. 1988. The Year Book of Dermatology. ChicagoLondon-Boca Raton: Year Book Medical Publisher Inc. 13
Staf Pegajar FK VI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa
Aksara. 32
30
31
Suharto. 1993. Flora Normal serta Hubungan Kuman dengan Hospes dan
Lingkungannya. Oalam stafpengajar Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Bina Rupa
Aksara. 32
Yolk Wesley A, Brown Jay C. 2001. Basic Microbiology.
Longman Book. 638
8th ed. California:
Weedon David. 1992. The Skin. 3rd Ed. Edinbergh London Madrid Melborne
New Yark Tokyo: Churchil Livingstone. 2
Sumber elektronik:
Anonymus.1992.
Cosmetic Handbook. Available at http://www.cfsan.fda.gov/-
dms/cos-hdb3.html
Anonymus. http://www.organicbebe.com!purehair
_ingridients.asp
Anonymus. http://www.abate-acne.com!acne-skin-Iesions.htm
Anonymus. http://www.clearcomplexion.com!newpage2.html
Mohamed Isa Abd. Majid. 2000. Panduan Penggunaan Kosmetik. Available at:
http://www.prn2.usm.my/mainsite/ bulletin/kosmik/2000/kosmik II.html
Mo Lerner. Reaction to Cosmetics. Available at: http://www.dimensions
magazine. com!dimtext/lerner/inedex.html
Syabab S. 2003. Jerawat Karena Gangguan Hormon. Available at: http://www.
danes. co.idlartkeI15b.html
PENGARUH PENGGUNAAN ALAS BEDAK
TERHADAP JUMLAH BAKTERI AEROB
PERMUKAAN KULIT WAJAH BERMINY AK
Erifonda Windhari, 2003; Pembimbing I: Philips Onggowidjaja,
Pembimbing II : Liessyana T,dr
S.Si., M.Si.
Kulit wajah adalah salah satu bagian kulit yang sering mengalami
permasalahan karena bagian ini sering berkontak dengan berbagai bahan, khususnya
kosmetik. Saat ini berbagai jenis kosmetik banyak beredar di pasaran, termasuk alas
bedak. Penggunaannya pun mulai meluas di berbagai kalangan umur. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh alas bedak terhadap pertumbuhan bakteri
aerob pada permukaan kulit wajah dan perbedaan jumlah bakteri aerob antara pagi
dan siang baik menggunakan alas bedak maupun tidak. Penelitian yang dilakukan
bersifat eksperimentallaboratorik. Apusan permukaan kulit diambil pada pemakaian
alas bedak dan tanpa alas bedak, juga pada pagi dan siang, dengan metode swab.
Jumlah koloni bakteri (CFU, Colony Forming Unit) dihitung. Perbedaan jumlah
bakteri pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak, serta antara pagi dan siang,
dianalisis dengan uji statistik "Student-t test". Analisis statistik menunjukkan
peningkatan pertumbuhan bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara yang
memakai alas bedak dan tidak (T hitung = -1,917) ; peningkatanjumlah bakteri dari
pagi hingga siang, dengan memakai alas bedak maupun tidak (T hitung masingmasing = -2,554 dan -3,4605). Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan,
bahwa peningkatan jumlah bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara yang
memakai alas bedak dan tidak, tidak berbeda nyata ; peningkatan jumlah bakteri
aerob pada permukaan kulit wajah antara pagi dan siang, baik memakai alas bedak
maupun tidak, menunjukkan perbedaan nyata. Disarankan, siapapun baik yang
menggunakan alas bedak maupun tidak, harus memperhatikan kebersihan kulit
wajah.
Kata kunci : alas bedak, bakteri aerob, kulit wajah.
IV
ABSTRACT
THE EFFECT OF FOUNDA TION ON
THE NUMBER OF AEROB BACTERIA ON OILY FACIAL
SKIN
Erifonda Windhari, 2003; rl Tutor: Philips Onggowidjaja, S.Si. M.Si.
2nd Tutor: Liessyana T,dr
Thefacial skin is skin part which frequently faces problems due to its contact
H.ith many kinds of materials, especially cosmetics. Nowadays many kinds of
cosmetics are sold in the market, including foundation. Its use extends in various age
groups. The research was done to find out the effect of the foundation on the growth
of aerob bacteria on the facial skin, and to find out the differences of bacterial
numbers between morning and afternoon samples, using the foundation or not. The
research was an laboratoric experimental. The skin swabbing was done using
foundation and not also for morning and afternoon sampling. The number of
bacterial colonies (CFU, Colony Forming Unit) were obtained The numbers of
aerob bacteria using foundation and not using foundation also for morning and
afternoon sampling were analyzed by Student-t test. The analysis of the difference of
the numbers of aerob bacteria on the surface of the skin face between using
foundation and not resulted in calculated t = -1,917; analysis of the numbers of
aerob bacteria in morning and afternoon samples, using foundation and not
resulted in calculated t values = -2,5548 and -3,4605, respectively. Based on the
analysis, it could be concluded that the differences of the numbers of aerob bacteria
on the facial skin between using foundation and not were not significant; the
differences of the number of aerob bacteria on the surface of the facial skin between
morning and afternoon samples using foundation or not, were significant. It is
suggested that whoever use thefoundation or not, must keep their facial skin clean.
Keywords: foundation, aerob bacteria, facial skin
DAFT AR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURAT PERNY ATAAN
iii
ABSTRAK
iv
...
ABSTRA CT
v
PRAKA TA
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Identifikasi Masalah
2
1.3 Maksud dan Tujuan
2
1.4 Kegunaan Penelitian
2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
3
1.6 Metode Penelitian
3
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1. Flora Normal pada Kulit Manusia
4
2.2. Kosmetik dan Jerawat
5
2.2.1 Kosmetik
...
2.2.2. Jerawat
10
2.3. Bakteri Aerob
13
BAB III. BAHAN, PERALA TAN DAN TAT A KERJA
3.1. Bahan ..
3.2. Peralatan
5
'" ...
...
...
..16
...
16
17
3.3. Tata Kerja
18
3.3.1. Persiapan Kerja
18
3.3.2. Uji Bahan
19
Vlll
IX
3.3.3. Uji Pendahuluan I
19
3.3.3.1. Hari I
19
3.3.3.2. Hari II
20
3.3.3.3. Hari III
20
3.3.4. Uji Pendahuluan II
20
3.3.5. Penelitian
21
3.3.5.1. Hari I
21
3.3.5.2. Hari II
21
3.3.5.3. Hari III
22
3.3.6. Pengolahan Data
.22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Pendahuluan
4.1.1. Uji Bahan
4.1.1.2. Pembahasan Uji Bahan...
23
23
4.1.2.2. Pembahasan Uji Pendahuluan I
24
4.1.3.2. Pembahasan Uji Pendahuluan II
4.2. Penelitian
4.2.1. Hasil Penelitian
4.2.2. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
RIWAYAT HIDUP
23
4.1.2.1. Hasil Uji Pendahuluan I
4.1.3.1 Hasil Uji Pendahuluan II
LAMPlRAN
23
23
4.1.3. Uji Pendahuluan II
DAFTAR PUSTAKA
23
4.1.1.1. Hasil Uji Bahan
4.1.2. Uji Pendahuluan I
5.2. Saran
..23
.24
24
.25
.25
25
27
29
..29
29
..30
.32
...43
DAFTAR TABEL
Tabel4.1 Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) pada Uji Pendahuluan 1
24
Tabel 4.2 Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) pada Uji Pendahuluan II
25
Tabel4.3 Peningkatan Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) Sebelum dan
Sesudah Pemakaian alas bedak ..
...
...
... ...
26
Tabel4.4 Peningkatan Jumlah Bakteri pada Keadaan Tidak Pakai
Krim Wajah dan Pakai Krim Alas Bedak dalam Persen (%)
x
27
DAFT AR BAGAN
Bagan
3. 1 T ata Kerj a ... .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . . . .. 18
Xl
DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Uji Pendahuluan
32
Lampiran 2 Hasil Penelitian
33
Lampiran 3 Hasil Analisa Statistik Perbedaan Antara
Memakai Alas Bedak dan Tidak
34
Lampiran 4 Hasil Analisa Statistik Perbedaan Antara Pagi dan Siang
35
Lampiran 5 Foto Hasil Percobaan Hari I
36
Lampiran 6 Foto Hasil Percobaan Hari II
37
Lampiran 7 Surat Persetujuan dari 10 Orang Sukarelawan
38
xu
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar BeIakang
Kulit
kelangsungan
dapat
dengan
mudah
dilihat
dan
diraba,
hidup. Kulit pun menyokong penampilan
Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai
hidup
dan menJamm
dan kepribadian seseorang.
peranan sangat penting. Selain
fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup, kulit juga mempunyai fungsi lain,
misalnya
sebagai
indikator
sistemik
dan sarana
komunikasi
individu satu dengan yang lain. Kulit juga sangat kompleks,
bervariasi
nonverbal
elastik dan sensitif,
pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung
tubuh. Kulit pun
antara
pada lokasi
bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang tipis
terdapat pada wajah (SjarifM. Wasitaatmadja,
1993).
Organ kulit sebagai pennukaan luar suatu organlsme akan menjumpai
bermacam-macam
satu bagian
kulit
rangsangan benda hidup maupun mati. Kulit wajah adalah salah
yang
sering mengalami
permasalahan
berhubungan
dengan
seringnya bagian ini kontak dengan bahan-bahan yang sering digunakan khususnya
para wanita, yaitu kosmetik. Rangsangan
dalam kekuatan batas fisiologik bekerja
sebagai dorongan dan stabilitas fungsi organ. Rangsangan
fisiologik atau rangsangan nonfisiologik
lokal dari organ kulit. Selanjutnya
pertama-tama
perlawanan
di luar batas kekuatan
akan menjumpai pertahanan
secara
umum dapat diaktifkan
(Rassner & Steiner, 1995).
Bila kapasitas perlindungan
dan pertahanan
kulit dapat dikalahkan,
maka
akan terjadi kerusakan pada kulit. Bila kuman masuk melalui lesi ke dalam kulit,
akan terjadi reaksi perlawanan dalam bentuk peradangan
1995). Hal
ini pula yang dapat terjadi pada
1
kulit
lokal (Rassner & Steiner,
wajah sehubungan
dengan
2
terdapatnya bahan-bahan komedogenik dalam beberapa kosmetik yang pada
perkembangan selanjutnya dapat menyebabkan timbulnya jerawat tingkat ringan
(Arndt, 1984).
Saat ini ban yak kosmetik yang beredar di pasaran dengan berbagai macam
jenis, termasuk alas bedak sehingga banyak alternatif pilihan, dan penggunaannya
pun mulai meluas di berbagai kalangan umur.
Berdasarkan
mengetahui
hal terse but di atas, maka perlu dilakukan
seberapa
besar
kemungkinan
alas
bedak
penelitian
dapat
untuk
meningkatkan
pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit wajah.
1.2. Identifikasi Masalah
Sejauh mana alas bedak dapat mempengaruhi
jumlah
bakteri aerob pada
permukaan kulit wajah?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh alas bedak terhadap
pertumbuhan
bakteri aerob pada permukaan kulit wajah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan bakteri aerob pada permukaan kulit
wajah antara memakai alas bedak dan tidak, serta mengetahui
perbedaan jumlah
bakteri antara pagi dan siang, baik memakai alas bedak maupun tidak.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat
bagi konsumen untuk mempertimbangkan pemakaian alas bedak dalam kehidupan
sehari-hari.
3
1.5. Kerangka
Pemikiran
dan Hipotesis
Kulit muka merupakan bagian tubuh yang sering berhubungan dengan bahanbahan kosmetik,
penyebab
terutama pada kaum wanita. Kosmetik
terjadinya
infeksi
(http://www.danes.co.id/artikeI5b.html).
sebagai salah satu jenis kosmetik dapat menstimulasi
(http://dppkd.tripod.com/shoutus/jerawat.html).
tumbuh dan berkembang
permukaan
dapat menjadi mediator
produksi minyak berlebihan
Hal ini memungkinkan
biak pada permukaan
Alas bedak
bakteri untuk
kulit. Bakteri aerob terdapat di
lapisan terluar stratum komeum, maupun infundibulum
folikel rambut
(Benny E. Wiryadi, 2002) dan dapat menempel pada permukaan alas bedak.
Berdasarkan
uraian di atas, disusun hipotesis bahwa pemakaian alas bedak
dapat meningkatkanjumlah
bakteri aerob yang terdapat pada permukaan kulit wajah.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Apusan permukaan kulit
wajah diambil pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak, juga pada pagi dan
siang dengan metode swab. Jumlah koloni bakteri (CFU, Colony Forming Unit)
dihitung. Perbedaan jumlah bakteri pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak,
juga pada pagi dan siang dibandingkan dan dianalisis dengan uji statistik "Student-t
test" (microstat copyright ~ 1978-1985 by Ecosojt, Inc.).
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha Bandung, dari Februari 2003 sampai dengan Agustus
2003.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat, dapat ditarik kesimpulan :
1. Perbedaan
jumlah
bakteri
aerob pada permukaan
kulit wajah antara
kondisi pakai alas bedak maupun tidak, tidak berbeda nyata.
2. Perbedaan jumlah bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara pagi
dengan siang, baik pakai alas bedak maupun tidak, terdapat perbedaan
nyata.
5.2. Saran
Siapapun yang menggunakan alas bedak maupun tidak, hendaknya tidak lupa
untuk menjaga kebersihan wajah, karena kedua kondisi ini sarna-sama dapat terjadi
pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pada kulit
wajah. Mahasiswa fakultas kedokteran dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai masukan untuk penelitian yang akan datang, misalnya :
Penelitian dengan topik yang sarna, narnun dengan waktu yang lebih
larna.
Pertumbuhan kuman anaerob pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas
bedak.
Pengaruh penggunaan produk kosmetik lain terhadap peningkatan jumlah
kuman kulit wajah.
29
DAFT AR PUST AKA
Arndt Keneth A.1984. Pedoman Terapi Dermatologis. Yogyakarta: Esentica
Media. 3-4
Brooks Geo F. et al. 1998. Medical Microbiology.
medical book, 167
20 th .ed. California: Lange
Brooks Geo F. et al. 2001. Edisi 20. Mikrobiologi Kedokteran. Alih Bahasa:
Edi Nugroho, RF Maulany. Jakarta: EGC 211-217
Enny S. Widjaja. 1998. Rosasea dan Akne Vulgaris. Dalam Marwali Harahap:
Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates. 35-39
Hermia Moegni. 2001. Dalam S.A. Boediardja, S.Prihantini. Pengobatan
Mutakhir Dermatologi pada Anak dan Remaja. Jakarta: FK VI. 83-93
Jawetz Ernest, Melnick Joseph L, Adelberg Edward A. Mikrobiologi untuk Profesi
Kedokteran. Edisi 16. Jakarta: EGC. 362
Landow R. Kenneth. 1992. Kapita Selekta Terapi Dermatologik. Alih Bahasa:
Petrus Andrianto. Jakarta: EGC. 1
Murray Patrick R, Rosenthal Ken S, Kobayashi George S, Pfaller Michael A.
2001. Medical Microbiology. 4th ed. St. Louis London Philadelpia Sydney
Toronto: Mosby. 202
Rassner, Steinert V. 1995. Buku Ajar dan Atlas Dermatologi. Edisi 4. Editor
Melfiawati S. Jakarta: EGC. 7
SjarifM. Wasitaatmadja 1999. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima.
Dalarn A.Djuanda, M. Harnzah, S. Aisah: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: FK VI. 20,236-238
Sober A.J., Fitzpatrick T.B. 1988. The Year Book of Dermatology. ChicagoLondon-Boca Raton: Year Book Medical Publisher Inc. 13
Staf Pegajar FK VI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa
Aksara. 32
30
31
Suharto. 1993. Flora Normal serta Hubungan Kuman dengan Hospes dan
Lingkungannya. Oalam stafpengajar Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Bina Rupa
Aksara. 32
Yolk Wesley A, Brown Jay C. 2001. Basic Microbiology.
Longman Book. 638
8th ed. California:
Weedon David. 1992. The Skin. 3rd Ed. Edinbergh London Madrid Melborne
New Yark Tokyo: Churchil Livingstone. 2
Sumber elektronik:
Anonymus.1992.
Cosmetic Handbook. Available at http://www.cfsan.fda.gov/-
dms/cos-hdb3.html
Anonymus. http://www.organicbebe.com!purehair
_ingridients.asp
Anonymus. http://www.abate-acne.com!acne-skin-Iesions.htm
Anonymus. http://www.clearcomplexion.com!newpage2.html
Mohamed Isa Abd. Majid. 2000. Panduan Penggunaan Kosmetik. Available at:
http://www.prn2.usm.my/mainsite/ bulletin/kosmik/2000/kosmik II.html
Mo Lerner. Reaction to Cosmetics. Available at: http://www.dimensions
magazine. com!dimtext/lerner/inedex.html
Syabab S. 2003. Jerawat Karena Gangguan Hormon. Available at: http://www.
danes. co.idlartkeI15b.html