Pengaruh Penggunaan Alas Bedak "X" Terhadap Jumlah Bakteri Aerob Permukaan Kulit Wajah Berminyak.

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ALAS BEDAK
TERHADAP JUMLAH BAKTERI AEROB
PERMUKAAN KULIT WAJAH BERMINY AK
Erifonda Windhari, 2003; Pembimbing I: Philips Onggowidjaja,
Pembimbing II : Liessyana T,dr

S.Si., M.Si.

Kulit wajah adalah salah satu bagian kulit yang sering mengalami
permasalahan karena bagian ini sering berkontak dengan berbagai bahan, khususnya
kosmetik. Saat ini berbagai jenis kosmetik banyak beredar di pasaran, termasuk alas
bedak. Penggunaannya pun mulai meluas di berbagai kalangan umur. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh alas bedak terhadap pertumbuhan bakteri
aerob pada permukaan kulit wajah dan perbedaan jumlah bakteri aerob antara pagi
dan siang baik menggunakan alas bedak maupun tidak. Penelitian yang dilakukan
bersifat eksperimentallaboratorik. Apusan permukaan kulit diambil pada pemakaian
alas bedak dan tanpa alas bedak, juga pada pagi dan siang, dengan metode swab.
Jumlah koloni bakteri (CFU, Colony Forming Unit) dihitung. Perbedaan jumlah
bakteri pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak, serta antara pagi dan siang,

dianalisis dengan uji statistik "Student-t test". Analisis statistik menunjukkan
peningkatan pertumbuhan bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara yang
memakai alas bedak dan tidak (T hitung = -1,917) ; peningkatanjumlah bakteri dari
pagi hingga siang, dengan memakai alas bedak maupun tidak (T hitung masingmasing = -2,554 dan -3,4605). Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan,
bahwa peningkatan jumlah bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara yang
memakai alas bedak dan tidak, tidak berbeda nyata ; peningkatan jumlah bakteri
aerob pada permukaan kulit wajah antara pagi dan siang, baik memakai alas bedak
maupun tidak, menunjukkan perbedaan nyata. Disarankan, siapapun baik yang
menggunakan alas bedak maupun tidak, harus memperhatikan kebersihan kulit
wajah.
Kata kunci : alas bedak, bakteri aerob, kulit wajah.

IV

ABSTRACT
THE EFFECT OF FOUNDA TION ON
THE NUMBER OF AEROB BACTERIA ON OILY FACIAL

SKIN


Erifonda Windhari, 2003; rl Tutor: Philips Onggowidjaja, S.Si. M.Si.
2nd Tutor: Liessyana T,dr
Thefacial skin is skin part which frequently faces problems due to its contact
H.ith many kinds of materials, especially cosmetics. Nowadays many kinds of
cosmetics are sold in the market, including foundation. Its use extends in various age
groups. The research was done to find out the effect of the foundation on the growth
of aerob bacteria on the facial skin, and to find out the differences of bacterial
numbers between morning and afternoon samples, using the foundation or not. The
research was an laboratoric experimental. The skin swabbing was done using
foundation and not also for morning and afternoon sampling. The number of
bacterial colonies (CFU, Colony Forming Unit) were obtained The numbers of
aerob bacteria using foundation and not using foundation also for morning and
afternoon sampling were analyzed by Student-t test. The analysis of the difference of
the numbers of aerob bacteria on the surface of the skin face between using
foundation and not resulted in calculated t = -1,917; analysis of the numbers of
aerob bacteria in morning and afternoon samples, using foundation and not
resulted in calculated t values = -2,5548 and -3,4605, respectively. Based on the
analysis, it could be concluded that the differences of the numbers of aerob bacteria
on the facial skin between using foundation and not were not significant; the
differences of the number of aerob bacteria on the surface of the facial skin between

morning and afternoon samples using foundation or not, were significant. It is
suggested that whoever use thefoundation or not, must keep their facial skin clean.
Keywords: foundation, aerob bacteria, facial skin

DAFT AR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ii

SURAT PERNY ATAAN

iii

ABSTRAK

iv
...

ABSTRA CT


v

PRAKA TA

vi

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR BAGAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN


xii

BAB I. PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

2

1.3 Maksud dan Tujuan

2

1.4 Kegunaan Penelitian


2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

3

1.6 Metode Penelitian

3

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

4

2.1. Flora Normal pada Kulit Manusia


4

2.2. Kosmetik dan Jerawat

5

2.2.1 Kosmetik

...

2.2.2. Jerawat

10

2.3. Bakteri Aerob

13

BAB III. BAHAN, PERALA TAN DAN TAT A KERJA

3.1. Bahan ..
3.2. Peralatan

5

'" ...

...

...

..16
...

16
17

3.3. Tata Kerja

18


3.3.1. Persiapan Kerja

18

3.3.2. Uji Bahan

19

Vlll

IX

3.3.3. Uji Pendahuluan I

19

3.3.3.1. Hari I

19


3.3.3.2. Hari II

20

3.3.3.3. Hari III

20

3.3.4. Uji Pendahuluan II

20

3.3.5. Penelitian

21

3.3.5.1. Hari I

21


3.3.5.2. Hari II

21

3.3.5.3. Hari III

22

3.3.6. Pengolahan Data

.22

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Pendahuluan
4.1.1. Uji Bahan

4.1.1.2. Pembahasan Uji Bahan...

23
23

4.1.2.2. Pembahasan Uji Pendahuluan I

24

4.1.3.2. Pembahasan Uji Pendahuluan II
4.2. Penelitian
4.2.1. Hasil Penelitian
4.2.2. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

RIWAYAT HIDUP

23

4.1.2.1. Hasil Uji Pendahuluan I

4.1.3.1 Hasil Uji Pendahuluan II

LAMPlRAN

23
23

4.1.3. Uji Pendahuluan II

DAFTAR PUSTAKA

23

4.1.1.1. Hasil Uji Bahan
4.1.2. Uji Pendahuluan I

5.2. Saran

..23

.24
24
.25
.25
25
27
29
..29
29
..30
.32
...43

DAFTAR TABEL
Tabel4.1 Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) pada Uji Pendahuluan 1

24

Tabel 4.2 Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) pada Uji Pendahuluan II

25

Tabel4.3 Peningkatan Jumlah Koloni Bakteri (CFUlcm2) Sebelum dan
Sesudah Pemakaian alas bedak ..

...

...

... ...

26

Tabel4.4 Peningkatan Jumlah Bakteri pada Keadaan Tidak Pakai
Krim Wajah dan Pakai Krim Alas Bedak dalam Persen (%)

x

27

DAFT AR BAGAN
Bagan

3. 1 T ata Kerj a ... .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . . . .. 18

Xl

DAFT AR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji Pendahuluan

32

Lampiran 2 Hasil Penelitian

33

Lampiran 3 Hasil Analisa Statistik Perbedaan Antara
Memakai Alas Bedak dan Tidak

34

Lampiran 4 Hasil Analisa Statistik Perbedaan Antara Pagi dan Siang

35

Lampiran 5 Foto Hasil Percobaan Hari I

36

Lampiran 6 Foto Hasil Percobaan Hari II

37

Lampiran 7 Surat Persetujuan dari 10 Orang Sukarelawan

38

xu

BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar BeIakang

Kulit
kelangsungan

dapat

dengan

mudah

dilihat

dan

diraba,

hidup. Kulit pun menyokong penampilan

Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai

hidup

dan menJamm

dan kepribadian seseorang.

peranan sangat penting. Selain

fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup, kulit juga mempunyai fungsi lain,
misalnya

sebagai

indikator

sistemik

dan sarana

komunikasi

individu satu dengan yang lain. Kulit juga sangat kompleks,
bervariasi

nonverbal

elastik dan sensitif,

pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung

tubuh. Kulit pun

antara

pada lokasi

bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang tipis

terdapat pada wajah (SjarifM. Wasitaatmadja,

1993).

Organ kulit sebagai pennukaan luar suatu organlsme akan menjumpai
bermacam-macam
satu bagian

kulit

rangsangan benda hidup maupun mati. Kulit wajah adalah salah
yang

sering mengalami

permasalahan

berhubungan

dengan

seringnya bagian ini kontak dengan bahan-bahan yang sering digunakan khususnya
para wanita, yaitu kosmetik. Rangsangan

dalam kekuatan batas fisiologik bekerja

sebagai dorongan dan stabilitas fungsi organ. Rangsangan
fisiologik atau rangsangan nonfisiologik
lokal dari organ kulit. Selanjutnya

pertama-tama

perlawanan

di luar batas kekuatan

akan menjumpai pertahanan

secara

umum dapat diaktifkan

(Rassner & Steiner, 1995).
Bila kapasitas perlindungan

dan pertahanan

kulit dapat dikalahkan,

maka

akan terjadi kerusakan pada kulit. Bila kuman masuk melalui lesi ke dalam kulit,
akan terjadi reaksi perlawanan dalam bentuk peradangan
1995). Hal

ini pula yang dapat terjadi pada

1

kulit

lokal (Rassner & Steiner,

wajah sehubungan

dengan

2

terdapatnya bahan-bahan komedogenik dalam beberapa kosmetik yang pada
perkembangan selanjutnya dapat menyebabkan timbulnya jerawat tingkat ringan
(Arndt, 1984).
Saat ini ban yak kosmetik yang beredar di pasaran dengan berbagai macam
jenis, termasuk alas bedak sehingga banyak alternatif pilihan, dan penggunaannya
pun mulai meluas di berbagai kalangan umur.
Berdasarkan
mengetahui

hal terse but di atas, maka perlu dilakukan

seberapa

besar

kemungkinan

alas

bedak

penelitian

dapat

untuk

meningkatkan

pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit wajah.

1.2. Identifikasi Masalah

Sejauh mana alas bedak dapat mempengaruhi

jumlah

bakteri aerob pada

permukaan kulit wajah?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh alas bedak terhadap
pertumbuhan

bakteri aerob pada permukaan kulit wajah. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan bakteri aerob pada permukaan kulit
wajah antara memakai alas bedak dan tidak, serta mengetahui

perbedaan jumlah

bakteri antara pagi dan siang, baik memakai alas bedak maupun tidak.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat
bagi konsumen untuk mempertimbangkan pemakaian alas bedak dalam kehidupan
sehari-hari.

3

1.5. Kerangka

Pemikiran

dan Hipotesis

Kulit muka merupakan bagian tubuh yang sering berhubungan dengan bahanbahan kosmetik,
penyebab

terutama pada kaum wanita. Kosmetik

terjadinya

infeksi

(http://www.danes.co.id/artikeI5b.html).

sebagai salah satu jenis kosmetik dapat menstimulasi
(http://dppkd.tripod.com/shoutus/jerawat.html).
tumbuh dan berkembang
permukaan

dapat menjadi mediator

produksi minyak berlebihan

Hal ini memungkinkan

biak pada permukaan

Alas bedak

bakteri untuk

kulit. Bakteri aerob terdapat di

lapisan terluar stratum komeum, maupun infundibulum

folikel rambut

(Benny E. Wiryadi, 2002) dan dapat menempel pada permukaan alas bedak.
Berdasarkan

uraian di atas, disusun hipotesis bahwa pemakaian alas bedak

dapat meningkatkanjumlah

bakteri aerob yang terdapat pada permukaan kulit wajah.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Apusan permukaan kulit
wajah diambil pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak, juga pada pagi dan
siang dengan metode swab. Jumlah koloni bakteri (CFU, Colony Forming Unit)
dihitung. Perbedaan jumlah bakteri pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas bedak,
juga pada pagi dan siang dibandingkan dan dianalisis dengan uji statistik "Student-t
test" (microstat copyright ~ 1978-1985 by Ecosojt, Inc.).
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha Bandung, dari Februari 2003 sampai dengan Agustus
2003.

BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat, dapat ditarik kesimpulan :
1. Perbedaan

jumlah

bakteri

aerob pada permukaan

kulit wajah antara

kondisi pakai alas bedak maupun tidak, tidak berbeda nyata.
2. Perbedaan jumlah bakteri aerob pada permukaan kulit wajah antara pagi
dengan siang, baik pakai alas bedak maupun tidak, terdapat perbedaan
nyata.

5.2. Saran

Siapapun yang menggunakan alas bedak maupun tidak, hendaknya tidak lupa
untuk menjaga kebersihan wajah, karena kedua kondisi ini sarna-sama dapat terjadi
pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pada kulit
wajah. Mahasiswa fakultas kedokteran dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai masukan untuk penelitian yang akan datang, misalnya :
Penelitian dengan topik yang sarna, narnun dengan waktu yang lebih
larna.
Pertumbuhan kuman anaerob pada pemakaian alas bedak dan tanpa alas
bedak.
Pengaruh penggunaan produk kosmetik lain terhadap peningkatan jumlah
kuman kulit wajah.

29

DAFT AR PUST AKA

Arndt Keneth A.1984. Pedoman Terapi Dermatologis. Yogyakarta: Esentica
Media. 3-4
Brooks Geo F. et al. 1998. Medical Microbiology.
medical book, 167

20 th .ed. California: Lange

Brooks Geo F. et al. 2001. Edisi 20. Mikrobiologi Kedokteran. Alih Bahasa:
Edi Nugroho, RF Maulany. Jakarta: EGC 211-217

Enny S. Widjaja. 1998. Rosasea dan Akne Vulgaris. Dalam Marwali Harahap:
Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates. 35-39
Hermia Moegni. 2001. Dalam S.A. Boediardja, S.Prihantini. Pengobatan
Mutakhir Dermatologi pada Anak dan Remaja. Jakarta: FK VI. 83-93
Jawetz Ernest, Melnick Joseph L, Adelberg Edward A. Mikrobiologi untuk Profesi
Kedokteran. Edisi 16. Jakarta: EGC. 362
Landow R. Kenneth. 1992. Kapita Selekta Terapi Dermatologik. Alih Bahasa:
Petrus Andrianto. Jakarta: EGC. 1
Murray Patrick R, Rosenthal Ken S, Kobayashi George S, Pfaller Michael A.
2001. Medical Microbiology. 4th ed. St. Louis London Philadelpia Sydney
Toronto: Mosby. 202
Rassner, Steinert V. 1995. Buku Ajar dan Atlas Dermatologi. Edisi 4. Editor
Melfiawati S. Jakarta: EGC. 7
SjarifM. Wasitaatmadja 1999. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima.
Dalarn A.Djuanda, M. Harnzah, S. Aisah: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: FK VI. 20,236-238
Sober A.J., Fitzpatrick T.B. 1988. The Year Book of Dermatology. ChicagoLondon-Boca Raton: Year Book Medical Publisher Inc. 13
Staf Pegajar FK VI. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa
Aksara. 32

30

31

Suharto. 1993. Flora Normal serta Hubungan Kuman dengan Hospes dan
Lingkungannya. Oalam stafpengajar Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Bina Rupa
Aksara. 32
Yolk Wesley A, Brown Jay C. 2001. Basic Microbiology.
Longman Book. 638

8th ed. California:

Weedon David. 1992. The Skin. 3rd Ed. Edinbergh London Madrid Melborne
New Yark Tokyo: Churchil Livingstone. 2
Sumber elektronik:
Anonymus.1992.

Cosmetic Handbook. Available at http://www.cfsan.fda.gov/-

dms/cos-hdb3.html
Anonymus. http://www.organicbebe.com!purehair

_ingridients.asp

Anonymus. http://www.abate-acne.com!acne-skin-Iesions.htm
Anonymus. http://www.clearcomplexion.com!newpage2.html
Mohamed Isa Abd. Majid. 2000. Panduan Penggunaan Kosmetik. Available at:
http://www.prn2.usm.my/mainsite/ bulletin/kosmik/2000/kosmik II.html
Mo Lerner. Reaction to Cosmetics. Available at: http://www.dimensions
magazine. com!dimtext/lerner/inedex.html
Syabab S. 2003. Jerawat Karena Gangguan Hormon. Available at: http://www.
danes. co.idlartkeI15b.html