Perbedaan Jumlah Koloni Bakteri Aerob di Rongga Mulut Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Yoghurt.

(1)

v ABSTRAK

PERBEDAAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB DI RONGGA MULUT SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI YOGHURT

Jane Nathania Sanjaya,2014. Pembimbing I: Johan Lucianus, dr., M.Si. Pembimbing II: Winny Suwindere, drg., MS.

Yoghurt adalah produk susu yang digumpalkan dan dihasilkan dari fermentasi asam laktat pada susu oleh Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Yoghurt diketahui merupakan salah satu produk yang mengandung probiotik. Probiotik dapat didefinisikan sebagai mikroba hidup, atau sebagai bahan makanan yang mengandung mikroba hidup, yang dapat menguntungkan kesehatan inangnya ketika dikonsumsi dalam jumlah yang adekuat. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, produk yang mengandung probiotik seperti yoghurt dapat mengurangi bakteri-bakteri penyebab karies gigi, penyakit periodontal, kandidiasis oral, dan halitosis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yoghurt dalam menurunkan jumlah bakteri aerob di rongga mulut.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental kuasi. Subjek berjumlah 16 orang. Jumlah koloni bakteri tiap subjek diperiksa sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt. Analisis statistik hasil penelitian menggunakan uji-t berpasangan dengan nilai kemaknaan p≤0.05.

Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata penurunan jumlah koloni bakteri aerob sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt sebesar 37.08%. Berdasarkan hasil analisis statistik t-berpasangan, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt (p≤0.05).

Simpulannya adalah terdapat penurunan jumlah koloni bakteri aerob yang signifikan di rongga mulut sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt.


(2)

vi ABSTRACT

DIFFERENCES OF COLONY BACTERIA AEROB AT ORAL CAVITY BEFORE AND AFTER DRINK YOGURT

Jane Nathania Sanjaya,2014. 1st Tutor: Johan Lucianus, dr., M.Si. 2nd Tutor: Winny Suwindere, drg., MS.

Yogurt is dairy product that coagulated and produced from acid lactic fermentation by Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophiles in milk. Yogurt is known is one of the good foods that contain probiotics. Probiotics can be defined as live microbes, which when administered in adequate amounts confer health benefits on the host. Based on studies that have been conducted, products that containing probiotics such as yogurt can affect bacteria causing dental caries, periodontal disease, oral candidiasis, and halitosis.

Purpose of this study was to determine the effect of yogurt in reducing the number of aerobic bacteria in oral cavity.

This experiment used a quasi experimental methods. Subject of 16 people. Each subject was examined the number of colonies bacteria before and after drink yogurt. Statistical analysis of the result studies using paired t-test with a significance value p≤0,05.

Result studies show that the average reduction aerobic colony count before and after drinking yogurt is 37.08%. Based on the results of statistical analysis t-paired, there is a significant difference between before and after drink yogurt (p≤0.05).

The conclusion is that there is a decrease in colony count of aerobic bacteria in mouth before and after drink yogurt.


(3)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

SURAT PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI)...iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1


(4)

xi

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Ilmiah ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

1.6Metode Penelitian... 5

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Yoghurt ... 6

2.1.1 Jenis Yoghurt ... 7

2.1.2 Proses Pembuatan Yoghurt... 9

2.1.3 Bakteri Yoghurt ... 10

2.2 Flora Normal Dalam Mulut ... 12

2.2.1 Flora di Rongga Mulut ... 15


(5)

xii

2.3 Mekanisme Probiotik di Rongga Mulut ... 25

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 28

3.1.1 Bahan Penelitian ... 28

3.1.2 Alat Penelitian ... 29

3.2 Metode Penelitian ... 30

3.2.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.2.3 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.2.4 Variabel Penelitian ... 32

3.2.5 Prosedur Kerja ... 32

3.2.5.1 Cara Kerja ... 32

3.2.5.2 Alur Penelitian ... 35

3.2.6 Metode Analisis ... 36

3.2.6.1 Hipotesis Statistik ... 36


(6)

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Hasil Penelitian Perbedaan Jumlah Koloni Bakteri Aerob Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Yoghurt ... 37

4.1.2 Hasil Analisis Statistik ... 38

4.2 Pembahasan ... 40

4.3 Uji Hipotesis ... 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 42

5.1 Simpulan ... 42

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 46


(7)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi yoghurt ... 8 Tabel 2.2 Tabel flora bakteri di rongga mulut ... 14 Tabel 4.1 Hasil penelitian perbedaan jumlah koloni sebelum dan sesudah

mengkonsumsi yoghurt ... 37 Tabel 4.2 Hasil uji-t berpasangan ... 39


(8)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bakteri L. bulgaricus dengan pewarnaan Gram ... 11

Gambar 2.2 Bakteri S. thermophilus dengan pewarnaan Gram ... 12

Gambar 3.1 Yoghurt ... 28

Gambar 3.2 Autoklaf, inkubator, bunsen, tongue scraping ... 29

Gambar 3.3 Rak tabung reaksi, tabung reaksi, tip biru, mikropipet ... 29


(9)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Proses pembuatan set dan stirred yoghurt ... 10 Bagan 2.2 Mekanisme aksi probiotik dalam rongga mulut ... 27 Bagan 3.1 Alur penelitian ... 35


(10)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Etik Penelitian ... 46

2 Angket Penelitian ... 47

3 Informed Consent ... 48

4 Data Hasil Penelitian ... 50


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rongga mulut merupakan habitat yang menyediakan keragaman spesies mikroba, diperkirakan terdapat lebih dari 1000 spesies bakteri yang ada di rongga mulut. Dorsum lidah mempunyai mikrobiota yang unik: sepertiga spesies bakteri dalam mulut terdapat di lidah.1

Bakteri rongga mulut diklasifikasikan secara primer sebagai Gram-positif dan Gram-negatif dan secara sekunder menjadi aerob dan anaerob. Flora komensal berjalan harmoni dengan host, tapi hubungan ini dapat menjadi tidak harmoni ketika muncul keadaan penyakit. Penyakit predominan pada manusia (karies dan penyakit periodontal) disebabkan hubungan mikroflora yang tidak sejalan dengan host. Peran bakteri yang menguntungkan adalah dapat mencegah invasi dari bakteri patogen. 2 Jenis-jenis bakteri yang ditemukan di rongga mulut antara lain Streptococcus, Actinomyces, Lactobacillus, Veillonellae, Neisseria, Eubacterium.2

Definisi yoghurt menurut Codex Alimentarius, produk susu yang digumpalkan yang dihasilkan dari fermentasi asam laktat pada susu oleh Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Yoghurt diketahui merupakan salah satu makanan baik yang mengandung probiotik.3 Probiotik dapat didefinisikan sebagai mikroba hidup, atau


(12)

2

sebagai bahan makanan yang mengandung mikroba hidup, yang dapat menguntungkan kesehatan host ketika digunakan dalam jumlah yang adekuat.1

Komposisi gizi yoghurt tergantung pada komposisi gizi asal susu. Komposisi nutrisi akhir yoghurt juga dipengaruhi oleh spesies dan strain dari bakteri yang digunakan dalam fermentasi serta proses fermentasi. 3

Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa suhu penyimpanan yoghurt bervariasi. Suhu optimal untuk pertumbuhan L. acidophilus adalah 2oC, dan Bifidobacterium lactis 8oC.4 Yoghurt sebaiknya disimpan pada suhu 5oC sampai 10oC.5

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, produk yang mengandung probiotik seperti yoghurt dapat mengurangi bakteri-bakteri penyebab karies gigi, penyakit periodontal, kandidiasis oral, dan halitosis.6 Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik meneliti tentang jumlah koloni bakteri aerob setelah mengkonsumsi yoghurt.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditelah diuraikan tersebut, maka rumusan masalahnya adalah: apakah terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri aerob sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt?


(13)

3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengamati perbedaan jumlah koloni bakteri aerob sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt dan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh yoghurt. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada efek dari yoghurt untuk mengurangi jumlah koloni bakteri aerob di rongga mulut secara signifikan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Ilmiah

Mengetahui keefektifan yoghurt untuk mengurangi bakteri aerob dalam rongga mulut

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh yoghurt yang dapat mudah ditemukan untuk mengurangi populasi bakteri merugikan di rongga mulut


(14)

4

1.5 Kerangka Pemikirian dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Spesies probiotik yang pertama kali ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus oleh Hull et al pada 1984; kemudian diikuti dengan Bifidobacterium bifidum oleh Holcombh et al. pada 1991.9 Lactobacillus bulgaricus merupakan salah satu organisme yoghurt starter.1

Mikrobiota rongga mulut memainkan peran penting dalam kesehatan manusia dan secara langsung terkait dengan penyakit seperti karies gigi dan penyakit periodontal.7 Probiotik memproduksi asam laktat, hidrogen peroksida, dan bakteriosin atau substansi seperti bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan patogen secara luas. Dalam sebuah jurnal dikatakan dalam studi in vitro telah ditunjukan bahwa strain probiotik menekan pertumbuhan dari streptokokus.1 Terdapat studi yang mengatakan efek antikariogenik dari probiotik, dapat digunakan juga untuk mengobati penyakit periodontal, serta mengatasi halitosis dan kandida. Beberapa sumber mengatakan penggunaan probiotik dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut.9

Di dalam rongga mulut, probiotik dapat membentuk biofilm, bekerja sebagai lapisan proteksi pada jaringan rongga mulut melawan penyakit mulut. Biofilm juga menjaga jaringan rongga mulut dari bakteri patogen dengan mengisi ruangan yang akan diinvasi oleh patogen jika


(15)

5

tidak ada biofilm dan berkompetisi dengan pertumbuhan bakteri kariogenik dan patogen periodontal.9

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah:

 Terdapat penurunan jumlah koloni bakteri aerob pada individu sesudah mengkonsumsi yoghurt

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan cara mengamati perbedaan jumlah koloni bakteri aerob yang tumbuh pada nutrient agar sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Penelitian ini dimulai sejak Desember 2013 hingga Juni 2014.


(16)

42 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan penelitian selama tujuh hari maka dapat ditarik simpulan, yaitu terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri aerob yang signifikan antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt.

5.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis bakteri yang dapat dipengaruhi oleh yoghurt.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh yoghurt pada bakteri anaerob.


(17)

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Stamatova I, Meurman JH. Probiotics: Health benefits in the mouth. Am J of Dent; 2009: 22(6): 329-338.

2. Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 2nd ed. London: Churcill Livingstone. 2002.

3. Adolfsson O, Meydani SN, Russell RM. Yogurt and gut function. Am J Clin Nutr; 2004; 80 (2): 245-256.

4. Mortazavian AM, M Rehsani, SM Mousavi, K Rezaei, S

Sohrabvandi, JA Reinheimer. Effect of refrigerated storage temperature on the viability of probiotic micro-organisms in yogurt. International Journal of Dairy Technology; 2007: 60(2): 123-127. 5. Sugiarto. Proses pembuatan dan penyimpanan yoghurt yang baik.

1997. 24 Februari 2014 ; 62-69. Available from URL: http://balitnak.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_phocado wnload&view=category&id=72:3&download=1360:3&Itemid=11 6. Haukioja A. Probiotics and oral health. Eur J Dent; 2010: 4(3):

348–355.

7. Stomatova IV. Probiotic activity of Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus in the oral cavity.

8. Bhushan J, Chachra S. Their role in prevention of dental caries. J Oral Health Comm Dent; 2010: 4(3):78-82.


(18)

44

9. Fernández FAJ, Domingo AT, Oltra PD, Diago PM. Probiotic

treatment in the oral cavity: An update. Med Oral Patol Oral Cir Bucal; 2010 Sep 1;15 (5):e677-80.

10. Surajudin, Kusuma, FR, Purnomo D. Yoghurt: Susu Fermentasi yang Menyehatkan. Jakarta: Agro Media Pustaka. 2005.

11.Shahnawaz M, Sheikh SA, Akbar ZA. Physicochemical analysis of desi yoghurts produced by the local community in Gilgit District. African Journal of Food Science; 2013 July: 7(7): 183-185

12.Irkin R, Eren UV. A research about viable Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophilus number in the market yoghurts. World Journal of Dairy & Food Sciences; 2008: 3 (1): 25-28.

13.Mckinley MC. The nutrition and health benefits of yoghurt. International Journal of Dairy Technology; 2005 February: 58(1): 1-12

14.Aswal P, Shukla A, Priyadarshi S. Yoghurt: Preparation,

characteristic, and recent advancements. Cibtech Journal of Bio-Protocols; 2012 September – December: 1(2): 32-44

15.Chotimah SC. Peranan Streptococcus thermophillus dan

Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt: Suatu Review. Jurnal Ilmu Peternakan; 2009 Desember: 4: 47-52

16.Trachoo N. Yoghurt: the fermented milk. Songklanakarin J. Sci. Technol.; 2002 Oct.-Dec.: 24(4): 727-737


(19)

45

17.Chandan, Ramesh C., Kilara, Arun. Manufacturing yoghurt and fermented milks. 2nd ed. UK: John Wiley & Sons, Inc, 2013. 244 p. 18.Tarek AI, Bashiti E. Production of yogurt by locally isolated

starters: Streptococcus thermophilus and Lactobacillus bulgaricus. Journal of Al Azhar University–Gaza; 2010 October: 12: 56-58 19.Arora DR, Arora H. Textbook of microbiology for dental students.

2nd ed. India: CBS. 2006; 415-7

20.Jain P, Sharma P. Probiotics and their efficacy in improving oral health: an review. Journal of Applied Pharmaceutical Science; 2012 November: 2 (11),151-163

21. Agarwal E, Bajaj P, Guruprasad CN, Naik S, Pradeep AR. Probiotics: a novel step towards oral health. AOSR; 2011: 1(2): 108-115

22.Hojo K. The effects of eating sugar-free traditional yoghurt on the components of oral malodor and harmful bacteria. Proceeding of 83rd General Session of the International Association for Dental Research; 2005 March 9-12; Baltimore, Maryland. Available from:


(1)

4

1.5 Kerangka Pemikirian dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Spesies probiotik yang pertama kali ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus oleh Hull et al pada 1984; kemudian diikuti dengan Bifidobacterium bifidum oleh Holcombh et al. pada 1991.9 Lactobacillus bulgaricus merupakan salah satu organisme yoghurt starter.1

Mikrobiota rongga mulut memainkan peran penting dalam kesehatan manusia dan secara langsung terkait dengan penyakit seperti karies gigi dan penyakit periodontal.7 Probiotik memproduksi asam laktat, hidrogen peroksida, dan bakteriosin atau substansi seperti bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan patogen secara luas. Dalam sebuah jurnal dikatakan dalam studi in vitro telah ditunjukan bahwa strain probiotik menekan pertumbuhan dari streptokokus.1 Terdapat studi yang mengatakan efek antikariogenik dari probiotik, dapat digunakan juga untuk mengobati penyakit periodontal, serta mengatasi halitosis dan kandida. Beberapa sumber mengatakan penggunaan probiotik dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut.9

Di dalam rongga mulut, probiotik dapat membentuk biofilm, bekerja sebagai lapisan proteksi pada jaringan rongga mulut melawan penyakit mulut. Biofilm juga menjaga jaringan rongga mulut dari bakteri patogen dengan mengisi ruangan yang akan diinvasi oleh patogen jika


(2)

tidak ada biofilm dan berkompetisi dengan pertumbuhan bakteri kariogenik dan patogen periodontal.9

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah:

 Terdapat penurunan jumlah koloni bakteri aerob pada individu sesudah mengkonsumsi yoghurt

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental kuasi dengan cara mengamati perbedaan jumlah koloni bakteri aerob yang tumbuh pada nutrient agar sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Penelitian ini dimulai sejak Desember 2013 hingga Juni 2014.


(3)

42 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan penelitian selama tujuh hari maka dapat ditarik simpulan, yaitu terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri aerob yang signifikan antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi yoghurt.

5.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis bakteri yang dapat dipengaruhi oleh yoghurt.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh yoghurt pada bakteri anaerob.


(4)

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Stamatova I, Meurman JH. Probiotics: Health benefits in the mouth.

Am J of Dent; 2009: 22(6): 329-338.

2. Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 2nd ed.

London: Churcill Livingstone. 2002.

3. Adolfsson O, Meydani SN, Russell RM. Yogurt and gut function.

Am J Clin Nutr; 2004; 80 (2): 245-256.

4. Mortazavian AM, M Rehsani, SM Mousavi, K Rezaei, S

Sohrabvandi, JA Reinheimer. Effect of refrigerated storage

temperature on the viability of probiotic micro-organisms in yogurt. International Journal of Dairy Technology; 2007: 60(2): 123-127.

5. Sugiarto. Proses pembuatan dan penyimpanan yoghurt yang baik.

1997. 24 Februari 2014 ; 62-69. Available from URL: http://balitnak.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_phocado wnload&view=category&id=72:3&download=1360:3&Itemid=11

6. Haukioja A. Probiotics and oral health. Eur J Dent; 2010: 4(3):

348–355.

7. Stomatova IV. Probiotic activity of Lactobacillus delbrueckii subsp.

bulgaricus in the oral cavity.

8. Bhushan J, Chachra S. Their role in prevention of dental caries. J


(5)

44

9. Fernández FAJ, Domingo AT, Oltra PD, Diago PM. Probiotic

treatment in the oral cavity: An update. Med Oral Patol Oral Cir Bucal; 2010 Sep 1;15 (5):e677-80.

10. Surajudin, Kusuma, FR, Purnomo D. Yoghurt: Susu Fermentasi

yang Menyehatkan. Jakarta: Agro Media Pustaka. 2005.

11.Shahnawaz M, Sheikh SA, Akbar ZA. Physicochemical analysis of

desi yoghurts produced by the local community in Gilgit District. African Journal of Food Science; 2013 July: 7(7): 183-185

12.Irkin R, Eren UV. A research about viable Lactobacillus bulgaricus

and Streptococcus thermophilus number in the market yoghurts. World Journal of Dairy & Food Sciences; 2008: 3 (1): 25-28.

13.Mckinley MC. The nutrition and health benefits of yoghurt.

International Journal of Dairy Technology; 2005 February: 58(1): 1-12

14.Aswal P, Shukla A, Priyadarshi S. Yoghurt: Preparation,

characteristic, and recent advancements. Cibtech Journal of

Bio-Protocols; 2012 September – December: 1(2): 32-44

15.Chotimah SC. Peranan Streptococcus thermophillus dan

Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt: Suatu Review. Jurnal Ilmu Peternakan; 2009 Desember: 4: 47-52

16.Trachoo N. Yoghurt: the fermented milk. Songklanakarin J. Sci.


(6)

17.Chandan, Ramesh C., Kilara, Arun. Manufacturing yoghurt and fermented milks. 2nd ed. UK: John Wiley & Sons, Inc, 2013. 244 p.

18.Tarek AI, Bashiti E. Production of yogurt by locally isolated

starters: Streptococcus thermophilus and Lactobacillus bulgaricus.

Journal of Al Azhar University–Gaza; 2010 October: 12: 56-58

19.Arora DR, Arora H. Textbook of microbiology for dental students.

2nd ed. India: CBS. 2006; 415-7

20.Jain P, Sharma P. Probiotics and their efficacy in improving oral

health: an review. Journal of Applied Pharmaceutical Science; 2012 November: 2 (11),151-163

21. Agarwal E, Bajaj P, Guruprasad CN, Naik S, Pradeep AR.

Probiotics: a novel step towards oral health. AOSR; 2011: 1(2): 108-115

22.Hojo K. The effects of eating sugar-free traditional yoghurt on the

components of oral malodor and harmful bacteria. Proceeding of

83rd General Session of the International Association for Dental

Research; 2005 March 9-12; Baltimore, Maryland. Available from: