Kebijakan Pada Proses Pengadaan Bahan Konstruksi.
KEBIJAKAN PADA PROSES PENGADAAN BAHAN
KONSTRUKSI
Rd. Muhammad Rumansyah Hambali
NRP : 0121014
Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT.
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Pelaksanaan setiap proyek mencakup pemprosesan bahan-bahan yang
akan menjadi bagian dari bangunan. Karena biaya bahan menyerap 50-70% dari
biaya proyek, maka proses pengadaan bahan yang baik pada suatu proyek sangat
diperlukan, sehingga didapat suatu proyek yang ekonomis.
Pembuatan perencanaan yang disusun diawal proses pengadaan bahan,
akan mempermudah kontraktor untuk mengatur kedatangan bahan yang
diperlukan. Dari kesemuanya itu yang terpenting adalah kebijakan yang
digunakan kontraktor untuk mewujudkannya di lapangan/proyek.
Pada proyek konstruksi yang lumayan besar seperti proyek CC ITB,
mutlak diperlukan suatu kebijakan pada proses pengadaan bahan yang efektif dan
efisien. Selain itu juga diperlukan koordinasi yang baik secara kesinambungan
dalam memberdayakan bahan-bahan tersebut.
Proses pengadaan bahan yang dilakukan pada suatu proyek dapat berbeda
dengan proyek lainnya, begitu juga kebijakan yang diterapkan, tergantung pada
kebiasaan, kesepakatan, dan kondisi proyek tersebut. Proses pengadaan bahan
yang dilakukan PT.PP selaku kontraktor pada proyek CC ITB secara keseluruhan
telah mengikuti prosedur yang berlaku dan dengan pengendalian yang diterapkan
PT.PP, semua proses pengadaan bahan bisa diwujudkan dengan baik dilapangan.
Setelah diteliti, dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan pada proses
pengadaan bahan konstruksi di proyek CC ITB sudah baik, meskipun diluar itu
semua masih ada keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh hal lain.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR …………………………………….i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ………………………..ii
ABSTRAK …………………………………………………………………........iii
PRAKATA ………………………………………………………………………iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….........vi
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………………...x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..xiii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan . ……………………………………... 3
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan …………………………………………3
1.4 Sistematika Pembahasan …………………………………………….. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bahan Konstruksi …………………………………………... 5
2.1.1 Bahan permanen ……………………………………………… 6
2.2.2 Bahan sementara ………………………………………………. 7
2.2 Hubungan Antara Engineering, Pengadaan, dan Konstruksi ………... 7
2.3 Pembelian Bahan Konstruksi ………………………………………... 9
vi
2.3.1 Menentukan jumlah bahan yang akan dibeli ………………... 10
2.3.2 Menentukan jumlah bahan yang akan dipesan ……………… 10
2.3.3 Ketersediaan fasilitas penyimpanan dan handling …………... 11
2.3.4 Lokasi proyek menentukan kebijakan penggadaan bahan …... 12
2.3.5 Menerapkan prinsip hubungan kerja sama dengan
mitra kerja (pemasok/supplier) ……………..……………….. 12
2.3.6 Menguasai informasi dan deskripsi mutu …………………… 13
2.3.7 Menguasai rencana pembelian yang taktis ………………….. 14
2.3.8 Menguasai peraturan/prosedur pembelian yang
ditetapkan perusahaan ……………………………………….. 14
2.4 Prosedur Pengadaan Bahan ………………………………………... 15
2.4.1 Tahapan perencanaan ………………………………………... 15
2.4.2 Tahapan seleksi untuk pemasok / supplier …………………...15
2.4.3 Tahapan pembelian bahan konstruksi ……………………….. 16
2.4.4 Tahapan pengiriman bahan konstruksi ……………………… 21
2.4.5 Tahapan penerimaan bahan konstruksi ……………………… 23
2.4.6 Tahapan penyimpanan bahan konstruksi ……………………. 26
2.4.7 Tahapan pengeluaran bahan konstruksi ……………………... 29
2.4.8 Tahapan pembayaran bahan konstruksi …………………….. 31
2.4.9 Tahapan evaluasi ……………………………………………. 32
2.5 Persediaan Pengaman ………………………………………………32
2.5.1 Konsep persediaan pengaman ……………………………….. 32
2.5.2 Persediaan pengaman tersembunyi ………………………….. 36
2.6 Metode Pengendalian Persediaan Bahan Konstruksi ..……………. 37
vii
2.6.1 Pembagian jenis barang ………………………………………37
2.6.2 Hukum Pareto dan aplikasinya ……………………………… 41
2.6.3 MRP (Material Requirement Planning) ……………………... 43
2.6.4 Titik pemesanan berdasarkan rentang waktu ……………….. 46
2.6.5 Persediaan adalah pembororsan ..……………………………. 48
BAB 3 STUDI KASUS
3.1 Diagram Alir Penelitian …………………………………………… 51
3.2 Proses Pengadaan Bahan Konstruksi ……………………………… 53
3.2.1 Proses perencanaan ………………………………………….. 53
3.2.2 Proses seleksi dan negosiasi terhadap produsen
/kontak agen …………………………………………………. 56
3.2.3 Proses pembelian bahan/material konstruksi …..…………… 58
3.2.4 Proses pengiriman bahan/material konstruksi ………………. 61
3.2.5 Proses penerimaan bahan/material konstruksi ………………. 67
3.2.6 Proses penyimpanan bahan/material konstruksi …….……..... 69
3.2.7 Proses pengeluaran bahan/material konstruksi ……………… 72
3.2.8 Proses pembayaran bahan/material konstruksi …………….... 74
3.2.9 Proses evaluasi produsen dan sub kontraktor………………... 79
3.3 Persediaan Pengaman Pada Proyek CC ITB ……………………... 82
3.4 Metode Pengendalian PT.PP Dalam Memenuhi Persediaan Bahan
di Proyek.. …………………………………………………………. 83
BAB 4 ANALISIS MASALAH
4.1 Analisis Proses Pengadaan Bahan Konstruksi ….…………………. 85
4.1.1 Analisis perencanaan ………………………………………... 85
viii
4.1.2 Analisis seleksi dan negosiasi terhadap produsen …………... 90
4.1.3 Analisis pembelian bahan/material konstruksi …..………….. 92
4.1.4 Analisis pengiriman bahan/material konstruksi ……………... 94
4.1.5 Analisis penerimaan bahan/material konstruksi …………….. 95
4.1.6 Analisis penyimpanan bahan/material konstruksi …….…...... 96
4.1.7 Analisis pengeluaran bahan/material konstruksi ……………. 99
4.1.8 Analisis pembayaran bahan/material konstruksi …………..... 99
4.1.9 Analisis evaluasi produsen dan sub kontraktor………………. 100
4.2 Analisis Persediaan Pengaman Pada Proyek CC ITB …………….. 101
4.3 Analisis Metode Pengendalian PT.PP Dalam Memenuhi
Persediaan Bahan di Proyek ..………………………………………102
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………....... 116
5.2 Saran ………………………………………………………………. 118
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 119
LAMPIRAN …………………………………………………………………...120
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh jawaban soal ………………………………………………. 47
Tabel 4.1 Analisis secara tabelaris …………………………………………… 105
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Hubungan antara kegiatan engineering, pembelian dan
konstruksi ………………………………………………........... ..8
Gambar 2.2
Contoh Daftar Permintaan pembelian (halaman 1) ………........ 20
Gambar 2.3
Contoh laporan penerimaan material …………………….......... 25
Gambar 2.4
Siklus pembelian ……………………………………………… 30
Gambar 2.5
Tingkat Persediaan dengan Permintaan Konstan dan Waktu
Pemesanan Konstan ………………………………………….... 32
Gambar 2.6
Tingkat Persediaan dengan Permintaan Konstan dan Waktu
Pemesanan Terlambat .………………………………………… 33
Gambar 2.7
Tingkat Persediaan dengan Kenaikan Permintaan dan Waktu
Pemesanan Konstan …………………………………………… 34
Gambar 2.8
Tingkat Persediaan dengan Persediaan Pengaman ……………. 35
Gambar 2.9
Proses dalam MRP ……………………………………….......... 44
Gambar 3.1
Diagram alir program kerja ……………………………………. 52
Gambar 3.2
Flow chart pelaksanaan angkutan ……………………………... 66
Gambar 3.3
Diagram alir penerimaan bahan konstruksi …………………… 69
Gambar 3.4
Diagram alir pengeluaran bahan/material ……………………... 73
Gambar 3.5
Diagram alir pembayaran kepada supplier ……………………. 78
Gambar 3.6
Diagram alir pengadaan bahan/material konstruksi ……………82
xiii
DAFTAR SINGKATAN
/
= Atau.
ADO
= Assisten Direktur Operasi.
ASTM
= American Society for Testing Materials.
BPG
= Bon Penerimaan Gudang.
BPPB
= Bon Permintaan Pengeluaran Bahan.
BQ
= Bill of Quality.
CC ITB
= Campus Center Institut Teknologi Bandung.
DIR
= Direksi.
DVO
= Divisi Operasional II.
DK
= Direktur Keuangan.
DO
= Direktur Operasi.
DU
= Direktur Utama.
EOQ
= Economic Order Quantity.
FIFO
= First In First Out.
ISO
= International Organisation for Standardization.
ITO
= Inventory Turnover.
JIS
= Japan Industrial Standart.
JIT
= Just In Time.
KBA
= Kepala Bagian Administrasi.
KBT
= Kepala Bagian Teknik.
KDVO
= Kepala Divisi Operasional II.
x
L/C
= Letter of Credit.
LPS
= Laporan Prestasi Sub-kontraktor.
MDVK
= Kepala Divisi Keuangan.
MDVO
= Kepala Divisi Operasi.
MRO
= Maintenance, Repair and Operation.
MRP
= Material Requirement Planning.
NCL
= Non Cash loan.
PC
= Portland Cement.
PENBAR
= Petugas penerima barang.
PM
= Project Manager.
PO
= Purchase Order.
QC
= Quality Control.
RAB
= Rancangan Anggaran Biaya.
RAPK
= Rencana Anggaran Proyek Kendali.
S1
= Design Engineering.
S2
= Pembelian.
S3
= Penyerahan Barang.
S4
= Konstruksi.
SEM
= Site Engineering Manager.
SKBDN
= Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
SNI
= Standart Nasional Indonesia.
SOM
= Site Operational Manager.
SP
= Super Intendent.
SP
= Surat Pesanan.
xi
SPJB
= Surat Perjanjian Jual Beli
SPK
= Surat Perintah Kerja.
SPP
= Surat Permintaan Pembelian.
SR
= Schedule Receipts.
ST log
= Staff Logistik.
T/T
= Telegrafic Transfer.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Schedule pendatangan material dan standby alat berat…………120
Lampiran 2 Schedule pendatangan material besi beton ……………………. 121
Lampiran 3 Formulir surat permintaan pembelian (SPP) …………………...122
Lampiran 4 Formulir seleksi dan negosiasi produsen/kontak agen …………123
Lampiran 5 Formulir daftak induk produsen dan kontak agen terseleksi ….. 124
Lampiran 6 Daftar nama produsen/kontak agen …………………………… 125
Lampiran 7 Formulir surat pesanan (SP) ……………………………………126
Lampiran 8 Formulir konfirmasi pesanan ………………………………….. 127
Lampiran 9 Surat perintah kerja angkutan …………………………………. 128
Lampiran 10 Surat tanda terima penyerahan barang…………………………. 133
Lampiran 11 Contoh surat jalan dari supplier ……………………………….. 134
Lampiran 12 Form cap untuk penerimaan barang langsung ………………….135
Lampiran 13 Formulir bon penerimaan gudang (BPG) ……………………... 136
Lampiran 14 Contoh pengisian berita acara serah terima barang …………… 137
Lampiran 15 Contoh pengisian kartu stock harian …………………………... 138
Lampiran 16 Denah gudang tertutup ………………………………………… 139
Lampiran 17 Ruangan los kerja besi dan kayu ……………………………….140
Lampiran 18 Contoh pengisian bon permintaan dan pengeluaran barang …... 141
Lampiran 19 Contoh surat permohonan MDVO kepada MDVK …………… 142
Lampiran 20 Contoh daftar nama proyek yang membutuhkan ……………… 144
xv
Lampiran 21 Form permintaan SKDBN ke bank ……………………………. 145
Lampiran 22 Contoh stempel untuk Evaluasi produsen / kontak agen………. 147
Lampiran 23 Rekap hasil evaluasi produsen/kontak agen …………………... 148
Lampiran 24 Stempel untuk evaluasi sub kontraktor ………………………... 149
Lampiran 25 Rekap hasil evaluasi sub kontraktor …………………………... 150
Lampiran 26 Daftar kegiatan yang terlambat direalisasikan ………………… 151
xvi
Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan
sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diutamakan
(Asy-Syura 42 : 43)
Kupersembahkan untuk papah, mamah
Dan semua orang yang kusayangi
120
Lampiran 1 Schedule Pendatangan Material dan Standby Alat Berat
121
Lampiran 2 Schedule Pendatangan Material Besi Beton
122
Lampiran 3 Formulir Surat Permintaan Pembelian (SPP)
123
Lampiran 4 Formulir Seleksi dan Negosiasi Produsen/Kontak Agen
124
Lampiran 5 Formulir Daftak Induk Produsen dan Kontak Agen Terseleksi
125
Lampiran 6 Daftar Nama Produsen/Kontak Agen
126
Lampiran 7 Formulir Surat Pesanan (SP)
127
Lampiran 8 Formulir Konfirmasi Pesanan
128
Lampiran 9 Surat Perintah Kerja Angkutan
129
130
131
132
133
Lampiran 10 Surat Tanda Terima Penyerahan Barang
134
Lampiran 11 Contoh Surat Jalan Dari Supplier
135
Lampiran 12 Form Cap Untuk Penerimaan Barang Langsung
136
Lampiran 13 Formulir bon penerimaan gudang (BPG)
137
Lampiran 14 Contoh Pengisian Berita Acara Serah Terima Barang
138
Lampiran 15 Contoh Pengisian Kartu Stock Harian
139
Lampiran 16 Denah Gudang Tertutup
140
Lampiran 17 Ruangan Los Kerja Besi dan Kayu
141
Lampiran 18 Contoh Pengisian Bon Permintaan dan Pengeluaran Barang
142
Lampiran 19 Contoh Surat Permohonan MDVO Kepada MDVK
143
144
Lampiran 20 Contoh Daftar Nama Proyek Yang Membutuhkan
145
Lampiran 21 Form Permintaan SKDBN Ke Bank
146
147
Lampiran 22 Contoh Stempel Untuk Evaluasi Produsen / Kontak Agen
148
Lampiran 23 Rekap Hasil Evaluasi Produsen/Kontak Agen
149
Lampiran 24 Stempel Untuk Evaluasi Sub Kontraktor
150
Lampiran 25 Rekap Hasil Evaluasi Sub Kontraktor
151
Lampiran 26 Daftar Kegiatan Yang Terlambat Direalisasikan
!
"
$
&
! ######
%
' %( )
%
)
* %
.
/
%
"
!
%
+ +!
,
'
+
!
2 3
5 4
!
+!
%
+
+
+
5
8
)
, -
,
!
!
#######
'
'
! 0
0
+! - +! *
!!"########
'
###
!!"#############
!!"#########
1
#####$
+
+
% &
' ()
4 +
%
*
*
(
,
)
"! 2
2
/ %
6
*
%
+
)
78 !
9*
+
+
,
,
+
& (
*
)
########
##########
$"$ +
,
%
.
/ (
00 *
( (
2 34 % %% .%
0(
3
%2
, +
)
-
)
(
(
( ,!
!
7!
=
9 :
< *!
8
';
,
%
+
=
>
<
( *
*
% -
$!!1 (
* ( (
% - (
$
6 7 *#############
( ( (
" 7 *#############
$
7 ** ( (
, % * % %% .%
0
: +
-
2
,
,
&99 7
: '8
!
3
(
%
( ,! :
+ !
!
!
? + !
@
*
!
:
$
.
/
A
/
/
$7 *
* (
*
+
+%
(
34 % %% .%
*
0(
) = != := = = )
% &
! (
()
& (
!
"
+'
+
+
%
:$
(
;; 5
!
)
+
)) @%
@
@
&
!
%
+
+
+
(
(
'
+
!
< " =$! $!= ;!! ,
,
( % (
0
0
'
'
4
!
:
B
2
5
!
+
+
+ + *
%
*
+
% %
9 - (
>
8
*
(
*
+
! 4 +
$" ;!$
7
'
(
%
2
)
! (
+!
%
2' .5' C ' >
$
64%>;> 4% 3
D;
(
?0
< " =$! $!= ;!! ,
+
.%
% <
0
+!
:
!
22/
<
!$ !!$ ;$" > ! $ !!!
!"=$
!
%* - *
! * *
+!
3+ +
%
=
%C 8 "4 ## #E
+!
+ , ! !
+
#########
%
=
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan setiap proyek rekayasa mencakup pengadaan dan pemprosesan
bahan-bahan yang akan menjadi bagian dari bangunan. Disamping bahan-bahan
yang menjadi bagian dari bangunan diperlukan juga pengadaan dan penggunaan
sejumlah besar bahan-bahan yang tidak akan menjadi bagian dari bangunan, tetapi
2
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan (misalnya bahan bakar, bahan untuk
perancah, suku cadang alat-alat konstruksi, dll.).
Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai
persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian
menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini
belum termasuk biaya penyimpanan material. Penggunaan teknik manajemen
yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan, dan
menghitung material konstruksi menjadi sangat penting, karena nantinya bisa
berpengaruh besar pada biaya pelaksanaan proyek.
Pada dasarnya usaha untuk meningkatkan daya saing perusahaan dapat
dilakukan dengan melakukan upaya-upaya penghematan biaya. Mengingat
tingginya nilai biaya bahan dalam suatu proyek, yaitu rata-rata mencapai 70% dari
seluruh biaya pelaksanaan proyek, maka setiap usaha untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan sangat tergantung pada efisiensi dan efektifitas kegiatan
pembelian bahan, karena jika tidak bisa mengakibatkan kerugian yang tidak
terduga.
Disamping itu, bahan juga bersifat fluktuatif dan rawan terhadap kenaikan
harga, sehingga berada dalam jalur kritis dan mendominasi kebutuhan proyek.
Kenaikan harga bahan harus diantisipasi pada saat tender, pemesanan, maupun
penyimpanan, terutama untuk bahan strategis seperti semen, besi beton, dan
plywood.
Oleh karena itu, pengelolaan bahan perlu dilakukan dengan baik, dengan
cara menerapkan kebijakan dalam pengadaan bahan konstruksi, baik pada proyek
kecil maupun proyek besar.
3
1.2
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah menganalisis kebijakan pada
proses
pengadaan
bahan
konstruksi
yang
digunakan
kontraktor
di
lapangan/proyek.
1.3
Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat luasnya cakupan pada tahap pengadaan bahan konstruksi pada
proyek konstruksi ini, maka dilakukan pembatasan ruang lingkup pembahasan
sebagai berikut :
- Pada proyek Campus Center ITB, Jalan Ganesha No. 10 Bandung.
- Total volume kebutuhan bahan dan biaya kebutuhan bahan pada proyek Campus
Center ITB tidak dibahas, karena pada tugas akhir ini hanya membahas
kebijakan pada proses pengadaan bahan konstruksi yang dilakukan di proyek
tersebut.
- Mutu bahan tidak dibahas, karena dianggap sesuai dengan spesifikasi yang
direncanakan.
- Material bahan yang digunakan dianggap tersedia dipasaran sehingga tidak
memerlukan bahan pengganti.
1.4
Sistematika Penelitian
Sistematika pembahasan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
4
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan permasalahan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang studi pustaka dan landasan teori mengenai pokokpokok masalah yang akan dibahas.
BAB 3 STUDI KASUS
Bab ini membahas tentang proses pengadaan bahan yang sedang berlangsung
pada proyek konstruksi dan segala hal yang mendukung kelangsungan proses
pengadaan bahan di proyek.
BAB 4 ANALISIS MASALAH
Bab ini membahas tentang analisis yang mengacu pada landasan teori yang
tercantum pada BAB 2 tentang kebijakan pada proses pengadaan bahan konstruksi
di lapangan, yang mana data teknisnya bisa dilihat pada BAB 3.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran yang dapat diambil setelah
penulisan selesai.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1.
Walaupun perencanaan bahan/material sudah dibuat diawal oleh PT.PP
selaku kontraktor, mulai dari penjadwalan pendatangan material sampai
pembuatan SPP, tetapi masih saja ada keterlambatan pekerjaan di proyek,
sehingga secara otomatis akan mempengaruhi tenggang waktu keseluruhan
117
proyek. Biasanya keterlambatan ada karena adanya approval material
keramik yang terlalu lama mengendap di perencana/pihak ITB, approval
material baja yang semula akan di galvanization ternyata hanya di cat saja,
proses perubahan RAB tambah kurang dari bata ke celcon dan kembali ke
bata lagi, negosiasi harga yang belum putus dengan sub kontraktor untuk
bahan list plafond karena adanya perubahan design dari perencana dan
lainnya (bisa dilihat pada Lampiran 26, halaman 151).
2.
Pengontrolan langsung yang dilakukan oleh petugas gudang ke lapangan,
dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang
pengalokasian bahan dan mencegah terjadinya penyimpanan dalam
pemakaian bahan yang sudah dikeluarkannya. Tapi hal tersebut belum
dilakukan, karena percaya akan SDM yang dipekerjakan.
3.
Metode Pengendalian yang dilakukan oleh kontraktor dalam proses
pengadaan bahan di proyek adalah rapat harian, tetapi secara tidak langsung
kontraktor telah menerapkan metode lain yaitu MRP pada buku khusus
permintaan material proyek. Sehingga metode pengendalian yang dilakukan
kontraktor tersebut sudah tepat guna, terbukti bahwa keterlambatan yang
terjadi di proyek bukan karena kesalahan membuat jadwal pendatangan
bahan, tapi karena hal lain, seperti yang telah disebutkan pada nomor 1
(satu) diatas.
118
4.
Secara keseluruhan proses pengadaan bahan konstruksi yang dilakukan
kontraktor PT.PP pada proyek Campus Center ITB sudah baik, karena
PT.PP telah menyiapkannya dengan matang, melalui surat-surat penting dan
prosedur/kebijakan yang telah diterapkan PT.PP dilapangan.
5.2
Saran
1.
Sebaiknya pengontrolan langsung harus dilakukan oleh petugas gudang ke
lapangan, agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang pengalokasian bahan
dan mencegah terjadinya penyimpanan dalam pemakaian bahan yang sudah
dikeluarkannya.
2.
Sebaiknya komunikasi antara PT.PP selaku kontraktor dan pihak ITB selaku
perencana lebih dipertajam lagi atau dilakukan komunikasi sesering
mungkin agar semua detailnya menjadi lebih jelas dan untuk memperkecil
waktu keterlambatan pekerjaan di proyek.
3.
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk membahas tentang kebijakan
pada proses pengadaan bahan konstruksi, pada pembangunan jalan atau
jembatan layang dan biaya yang mencakup pengadaan bahan konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barrie, Donald S., Paulson, Boydc.,JR., Sudinarto. (1990), Manajemen
Konstruksi Profesional, Erlangga, Jakarta
2. Ervianto, Wulfran I. (2002), Manajemen Proyek Konstruksi, Andi,
Yogyakarta
3. Ervianto, Wulfran I. (2004), Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi,
Andi, Yogyakarta
4. Herjanto, Eddy (1999), Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi kedua, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
5. Indrajit, Richardus Eko, Djokopranoto, Richardus (2003), Manajemen
Persediaan, Grasindo, Jakarta
6. Lock, Dennis (1992), Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta
7. PT PP (PERSERO) – GENERAL CONTRACTOR. (2003), Buku Referensi
Untuk Kontraktor Bangunan Gedung Dan Sipil, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
8. Soeharto, Iman (1995), Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
Operasional), Erlangga, Jakarta
119
KONSTRUKSI
Rd. Muhammad Rumansyah Hambali
NRP : 0121014
Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT.
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Pelaksanaan setiap proyek mencakup pemprosesan bahan-bahan yang
akan menjadi bagian dari bangunan. Karena biaya bahan menyerap 50-70% dari
biaya proyek, maka proses pengadaan bahan yang baik pada suatu proyek sangat
diperlukan, sehingga didapat suatu proyek yang ekonomis.
Pembuatan perencanaan yang disusun diawal proses pengadaan bahan,
akan mempermudah kontraktor untuk mengatur kedatangan bahan yang
diperlukan. Dari kesemuanya itu yang terpenting adalah kebijakan yang
digunakan kontraktor untuk mewujudkannya di lapangan/proyek.
Pada proyek konstruksi yang lumayan besar seperti proyek CC ITB,
mutlak diperlukan suatu kebijakan pada proses pengadaan bahan yang efektif dan
efisien. Selain itu juga diperlukan koordinasi yang baik secara kesinambungan
dalam memberdayakan bahan-bahan tersebut.
Proses pengadaan bahan yang dilakukan pada suatu proyek dapat berbeda
dengan proyek lainnya, begitu juga kebijakan yang diterapkan, tergantung pada
kebiasaan, kesepakatan, dan kondisi proyek tersebut. Proses pengadaan bahan
yang dilakukan PT.PP selaku kontraktor pada proyek CC ITB secara keseluruhan
telah mengikuti prosedur yang berlaku dan dengan pengendalian yang diterapkan
PT.PP, semua proses pengadaan bahan bisa diwujudkan dengan baik dilapangan.
Setelah diteliti, dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan pada proses
pengadaan bahan konstruksi di proyek CC ITB sudah baik, meskipun diluar itu
semua masih ada keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh hal lain.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR …………………………………….i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ………………………..ii
ABSTRAK …………………………………………………………………........iii
PRAKATA ………………………………………………………………………iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….........vi
DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………………...x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..xiii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan . ……………………………………... 3
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan …………………………………………3
1.4 Sistematika Pembahasan …………………………………………….. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bahan Konstruksi …………………………………………... 5
2.1.1 Bahan permanen ……………………………………………… 6
2.2.2 Bahan sementara ………………………………………………. 7
2.2 Hubungan Antara Engineering, Pengadaan, dan Konstruksi ………... 7
2.3 Pembelian Bahan Konstruksi ………………………………………... 9
vi
2.3.1 Menentukan jumlah bahan yang akan dibeli ………………... 10
2.3.2 Menentukan jumlah bahan yang akan dipesan ……………… 10
2.3.3 Ketersediaan fasilitas penyimpanan dan handling …………... 11
2.3.4 Lokasi proyek menentukan kebijakan penggadaan bahan …... 12
2.3.5 Menerapkan prinsip hubungan kerja sama dengan
mitra kerja (pemasok/supplier) ……………..……………….. 12
2.3.6 Menguasai informasi dan deskripsi mutu …………………… 13
2.3.7 Menguasai rencana pembelian yang taktis ………………….. 14
2.3.8 Menguasai peraturan/prosedur pembelian yang
ditetapkan perusahaan ……………………………………….. 14
2.4 Prosedur Pengadaan Bahan ………………………………………... 15
2.4.1 Tahapan perencanaan ………………………………………... 15
2.4.2 Tahapan seleksi untuk pemasok / supplier …………………...15
2.4.3 Tahapan pembelian bahan konstruksi ……………………….. 16
2.4.4 Tahapan pengiriman bahan konstruksi ……………………… 21
2.4.5 Tahapan penerimaan bahan konstruksi ……………………… 23
2.4.6 Tahapan penyimpanan bahan konstruksi ……………………. 26
2.4.7 Tahapan pengeluaran bahan konstruksi ……………………... 29
2.4.8 Tahapan pembayaran bahan konstruksi …………………….. 31
2.4.9 Tahapan evaluasi ……………………………………………. 32
2.5 Persediaan Pengaman ………………………………………………32
2.5.1 Konsep persediaan pengaman ……………………………….. 32
2.5.2 Persediaan pengaman tersembunyi ………………………….. 36
2.6 Metode Pengendalian Persediaan Bahan Konstruksi ..……………. 37
vii
2.6.1 Pembagian jenis barang ………………………………………37
2.6.2 Hukum Pareto dan aplikasinya ……………………………… 41
2.6.3 MRP (Material Requirement Planning) ……………………... 43
2.6.4 Titik pemesanan berdasarkan rentang waktu ……………….. 46
2.6.5 Persediaan adalah pembororsan ..……………………………. 48
BAB 3 STUDI KASUS
3.1 Diagram Alir Penelitian …………………………………………… 51
3.2 Proses Pengadaan Bahan Konstruksi ……………………………… 53
3.2.1 Proses perencanaan ………………………………………….. 53
3.2.2 Proses seleksi dan negosiasi terhadap produsen
/kontak agen …………………………………………………. 56
3.2.3 Proses pembelian bahan/material konstruksi …..…………… 58
3.2.4 Proses pengiriman bahan/material konstruksi ………………. 61
3.2.5 Proses penerimaan bahan/material konstruksi ………………. 67
3.2.6 Proses penyimpanan bahan/material konstruksi …….……..... 69
3.2.7 Proses pengeluaran bahan/material konstruksi ……………… 72
3.2.8 Proses pembayaran bahan/material konstruksi …………….... 74
3.2.9 Proses evaluasi produsen dan sub kontraktor………………... 79
3.3 Persediaan Pengaman Pada Proyek CC ITB ……………………... 82
3.4 Metode Pengendalian PT.PP Dalam Memenuhi Persediaan Bahan
di Proyek.. …………………………………………………………. 83
BAB 4 ANALISIS MASALAH
4.1 Analisis Proses Pengadaan Bahan Konstruksi ….…………………. 85
4.1.1 Analisis perencanaan ………………………………………... 85
viii
4.1.2 Analisis seleksi dan negosiasi terhadap produsen …………... 90
4.1.3 Analisis pembelian bahan/material konstruksi …..………….. 92
4.1.4 Analisis pengiriman bahan/material konstruksi ……………... 94
4.1.5 Analisis penerimaan bahan/material konstruksi …………….. 95
4.1.6 Analisis penyimpanan bahan/material konstruksi …….…...... 96
4.1.7 Analisis pengeluaran bahan/material konstruksi ……………. 99
4.1.8 Analisis pembayaran bahan/material konstruksi …………..... 99
4.1.9 Analisis evaluasi produsen dan sub kontraktor………………. 100
4.2 Analisis Persediaan Pengaman Pada Proyek CC ITB …………….. 101
4.3 Analisis Metode Pengendalian PT.PP Dalam Memenuhi
Persediaan Bahan di Proyek ..………………………………………102
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………....... 116
5.2 Saran ………………………………………………………………. 118
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 119
LAMPIRAN …………………………………………………………………...120
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh jawaban soal ………………………………………………. 47
Tabel 4.1 Analisis secara tabelaris …………………………………………… 105
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Hubungan antara kegiatan engineering, pembelian dan
konstruksi ………………………………………………........... ..8
Gambar 2.2
Contoh Daftar Permintaan pembelian (halaman 1) ………........ 20
Gambar 2.3
Contoh laporan penerimaan material …………………….......... 25
Gambar 2.4
Siklus pembelian ……………………………………………… 30
Gambar 2.5
Tingkat Persediaan dengan Permintaan Konstan dan Waktu
Pemesanan Konstan ………………………………………….... 32
Gambar 2.6
Tingkat Persediaan dengan Permintaan Konstan dan Waktu
Pemesanan Terlambat .………………………………………… 33
Gambar 2.7
Tingkat Persediaan dengan Kenaikan Permintaan dan Waktu
Pemesanan Konstan …………………………………………… 34
Gambar 2.8
Tingkat Persediaan dengan Persediaan Pengaman ……………. 35
Gambar 2.9
Proses dalam MRP ……………………………………….......... 44
Gambar 3.1
Diagram alir program kerja ……………………………………. 52
Gambar 3.2
Flow chart pelaksanaan angkutan ……………………………... 66
Gambar 3.3
Diagram alir penerimaan bahan konstruksi …………………… 69
Gambar 3.4
Diagram alir pengeluaran bahan/material ……………………... 73
Gambar 3.5
Diagram alir pembayaran kepada supplier ……………………. 78
Gambar 3.6
Diagram alir pengadaan bahan/material konstruksi ……………82
xiii
DAFTAR SINGKATAN
/
= Atau.
ADO
= Assisten Direktur Operasi.
ASTM
= American Society for Testing Materials.
BPG
= Bon Penerimaan Gudang.
BPPB
= Bon Permintaan Pengeluaran Bahan.
BQ
= Bill of Quality.
CC ITB
= Campus Center Institut Teknologi Bandung.
DIR
= Direksi.
DVO
= Divisi Operasional II.
DK
= Direktur Keuangan.
DO
= Direktur Operasi.
DU
= Direktur Utama.
EOQ
= Economic Order Quantity.
FIFO
= First In First Out.
ISO
= International Organisation for Standardization.
ITO
= Inventory Turnover.
JIS
= Japan Industrial Standart.
JIT
= Just In Time.
KBA
= Kepala Bagian Administrasi.
KBT
= Kepala Bagian Teknik.
KDVO
= Kepala Divisi Operasional II.
x
L/C
= Letter of Credit.
LPS
= Laporan Prestasi Sub-kontraktor.
MDVK
= Kepala Divisi Keuangan.
MDVO
= Kepala Divisi Operasi.
MRO
= Maintenance, Repair and Operation.
MRP
= Material Requirement Planning.
NCL
= Non Cash loan.
PC
= Portland Cement.
PENBAR
= Petugas penerima barang.
PM
= Project Manager.
PO
= Purchase Order.
QC
= Quality Control.
RAB
= Rancangan Anggaran Biaya.
RAPK
= Rencana Anggaran Proyek Kendali.
S1
= Design Engineering.
S2
= Pembelian.
S3
= Penyerahan Barang.
S4
= Konstruksi.
SEM
= Site Engineering Manager.
SKBDN
= Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri
SNI
= Standart Nasional Indonesia.
SOM
= Site Operational Manager.
SP
= Super Intendent.
SP
= Surat Pesanan.
xi
SPJB
= Surat Perjanjian Jual Beli
SPK
= Surat Perintah Kerja.
SPP
= Surat Permintaan Pembelian.
SR
= Schedule Receipts.
ST log
= Staff Logistik.
T/T
= Telegrafic Transfer.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Schedule pendatangan material dan standby alat berat…………120
Lampiran 2 Schedule pendatangan material besi beton ……………………. 121
Lampiran 3 Formulir surat permintaan pembelian (SPP) …………………...122
Lampiran 4 Formulir seleksi dan negosiasi produsen/kontak agen …………123
Lampiran 5 Formulir daftak induk produsen dan kontak agen terseleksi ….. 124
Lampiran 6 Daftar nama produsen/kontak agen …………………………… 125
Lampiran 7 Formulir surat pesanan (SP) ……………………………………126
Lampiran 8 Formulir konfirmasi pesanan ………………………………….. 127
Lampiran 9 Surat perintah kerja angkutan …………………………………. 128
Lampiran 10 Surat tanda terima penyerahan barang…………………………. 133
Lampiran 11 Contoh surat jalan dari supplier ……………………………….. 134
Lampiran 12 Form cap untuk penerimaan barang langsung ………………….135
Lampiran 13 Formulir bon penerimaan gudang (BPG) ……………………... 136
Lampiran 14 Contoh pengisian berita acara serah terima barang …………… 137
Lampiran 15 Contoh pengisian kartu stock harian …………………………... 138
Lampiran 16 Denah gudang tertutup ………………………………………… 139
Lampiran 17 Ruangan los kerja besi dan kayu ……………………………….140
Lampiran 18 Contoh pengisian bon permintaan dan pengeluaran barang …... 141
Lampiran 19 Contoh surat permohonan MDVO kepada MDVK …………… 142
Lampiran 20 Contoh daftar nama proyek yang membutuhkan ……………… 144
xv
Lampiran 21 Form permintaan SKDBN ke bank ……………………………. 145
Lampiran 22 Contoh stempel untuk Evaluasi produsen / kontak agen………. 147
Lampiran 23 Rekap hasil evaluasi produsen/kontak agen …………………... 148
Lampiran 24 Stempel untuk evaluasi sub kontraktor ………………………... 149
Lampiran 25 Rekap hasil evaluasi sub kontraktor …………………………... 150
Lampiran 26 Daftar kegiatan yang terlambat direalisasikan ………………… 151
xvi
Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan
sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diutamakan
(Asy-Syura 42 : 43)
Kupersembahkan untuk papah, mamah
Dan semua orang yang kusayangi
120
Lampiran 1 Schedule Pendatangan Material dan Standby Alat Berat
121
Lampiran 2 Schedule Pendatangan Material Besi Beton
122
Lampiran 3 Formulir Surat Permintaan Pembelian (SPP)
123
Lampiran 4 Formulir Seleksi dan Negosiasi Produsen/Kontak Agen
124
Lampiran 5 Formulir Daftak Induk Produsen dan Kontak Agen Terseleksi
125
Lampiran 6 Daftar Nama Produsen/Kontak Agen
126
Lampiran 7 Formulir Surat Pesanan (SP)
127
Lampiran 8 Formulir Konfirmasi Pesanan
128
Lampiran 9 Surat Perintah Kerja Angkutan
129
130
131
132
133
Lampiran 10 Surat Tanda Terima Penyerahan Barang
134
Lampiran 11 Contoh Surat Jalan Dari Supplier
135
Lampiran 12 Form Cap Untuk Penerimaan Barang Langsung
136
Lampiran 13 Formulir bon penerimaan gudang (BPG)
137
Lampiran 14 Contoh Pengisian Berita Acara Serah Terima Barang
138
Lampiran 15 Contoh Pengisian Kartu Stock Harian
139
Lampiran 16 Denah Gudang Tertutup
140
Lampiran 17 Ruangan Los Kerja Besi dan Kayu
141
Lampiran 18 Contoh Pengisian Bon Permintaan dan Pengeluaran Barang
142
Lampiran 19 Contoh Surat Permohonan MDVO Kepada MDVK
143
144
Lampiran 20 Contoh Daftar Nama Proyek Yang Membutuhkan
145
Lampiran 21 Form Permintaan SKDBN Ke Bank
146
147
Lampiran 22 Contoh Stempel Untuk Evaluasi Produsen / Kontak Agen
148
Lampiran 23 Rekap Hasil Evaluasi Produsen/Kontak Agen
149
Lampiran 24 Stempel Untuk Evaluasi Sub Kontraktor
150
Lampiran 25 Rekap Hasil Evaluasi Sub Kontraktor
151
Lampiran 26 Daftar Kegiatan Yang Terlambat Direalisasikan
!
"
$
&
! ######
%
' %( )
%
)
* %
.
/
%
"
!
%
+ +!
,
'
+
!
2 3
5 4
!
+!
%
+
+
+
5
8
)
, -
,
!
!
#######
'
'
! 0
0
+! - +! *
!!"########
'
###
!!"#############
!!"#########
1
#####$
+
+
% &
' ()
4 +
%
*
*
(
,
)
"! 2
2
/ %
6
*
%
+
)
78 !
9*
+
+
,
,
+
& (
*
)
########
##########
$"$ +
,
%
.
/ (
00 *
( (
2 34 % %% .%
0(
3
%2
, +
)
-
)
(
(
( ,!
!
7!
=
9 :
< *!
8
';
,
%
+
=
>
<
( *
*
% -
$!!1 (
* ( (
% - (
$
6 7 *#############
( ( (
" 7 *#############
$
7 ** ( (
, % * % %% .%
0
: +
-
2
,
,
&99 7
: '8
!
3
(
%
( ,! :
+ !
!
!
? + !
@
*
!
:
$
.
/
A
/
/
$7 *
* (
*
+
+%
(
34 % %% .%
*
0(
) = != := = = )
% &
! (
()
& (
!
"
+'
+
+
%
:$
(
;; 5
!
)
+
)) @%
@
@
&
!
%
+
+
+
(
(
'
+
!
< " =$! $!= ;!! ,
,
( % (
0
0
'
'
4
!
:
B
2
5
!
+
+
+ + *
%
*
+
% %
9 - (
>
8
*
(
*
+
! 4 +
$" ;!$
7
'
(
%
2
)
! (
+!
%
2' .5' C ' >
$
64%>;> 4% 3
D;
(
?0
< " =$! $!= ;!! ,
+
.%
% <
0
+!
:
!
22/
<
!$ !!$ ;$" > ! $ !!!
!"=$
!
%* - *
! * *
+!
3+ +
%
=
%C 8 "4 ## #E
+!
+ , ! !
+
#########
%
=
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan setiap proyek rekayasa mencakup pengadaan dan pemprosesan
bahan-bahan yang akan menjadi bagian dari bangunan. Disamping bahan-bahan
yang menjadi bagian dari bangunan diperlukan juga pengadaan dan penggunaan
sejumlah besar bahan-bahan yang tidak akan menjadi bagian dari bangunan, tetapi
2
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan (misalnya bahan bakar, bahan untuk
perancah, suku cadang alat-alat konstruksi, dll.).
Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai
persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian
menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini
belum termasuk biaya penyimpanan material. Penggunaan teknik manajemen
yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan, dan
menghitung material konstruksi menjadi sangat penting, karena nantinya bisa
berpengaruh besar pada biaya pelaksanaan proyek.
Pada dasarnya usaha untuk meningkatkan daya saing perusahaan dapat
dilakukan dengan melakukan upaya-upaya penghematan biaya. Mengingat
tingginya nilai biaya bahan dalam suatu proyek, yaitu rata-rata mencapai 70% dari
seluruh biaya pelaksanaan proyek, maka setiap usaha untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan sangat tergantung pada efisiensi dan efektifitas kegiatan
pembelian bahan, karena jika tidak bisa mengakibatkan kerugian yang tidak
terduga.
Disamping itu, bahan juga bersifat fluktuatif dan rawan terhadap kenaikan
harga, sehingga berada dalam jalur kritis dan mendominasi kebutuhan proyek.
Kenaikan harga bahan harus diantisipasi pada saat tender, pemesanan, maupun
penyimpanan, terutama untuk bahan strategis seperti semen, besi beton, dan
plywood.
Oleh karena itu, pengelolaan bahan perlu dilakukan dengan baik, dengan
cara menerapkan kebijakan dalam pengadaan bahan konstruksi, baik pada proyek
kecil maupun proyek besar.
3
1.2
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah menganalisis kebijakan pada
proses
pengadaan
bahan
konstruksi
yang
digunakan
kontraktor
di
lapangan/proyek.
1.3
Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat luasnya cakupan pada tahap pengadaan bahan konstruksi pada
proyek konstruksi ini, maka dilakukan pembatasan ruang lingkup pembahasan
sebagai berikut :
- Pada proyek Campus Center ITB, Jalan Ganesha No. 10 Bandung.
- Total volume kebutuhan bahan dan biaya kebutuhan bahan pada proyek Campus
Center ITB tidak dibahas, karena pada tugas akhir ini hanya membahas
kebijakan pada proses pengadaan bahan konstruksi yang dilakukan di proyek
tersebut.
- Mutu bahan tidak dibahas, karena dianggap sesuai dengan spesifikasi yang
direncanakan.
- Material bahan yang digunakan dianggap tersedia dipasaran sehingga tidak
memerlukan bahan pengganti.
1.4
Sistematika Penelitian
Sistematika pembahasan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
4
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan permasalahan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang studi pustaka dan landasan teori mengenai pokokpokok masalah yang akan dibahas.
BAB 3 STUDI KASUS
Bab ini membahas tentang proses pengadaan bahan yang sedang berlangsung
pada proyek konstruksi dan segala hal yang mendukung kelangsungan proses
pengadaan bahan di proyek.
BAB 4 ANALISIS MASALAH
Bab ini membahas tentang analisis yang mengacu pada landasan teori yang
tercantum pada BAB 2 tentang kebijakan pada proses pengadaan bahan konstruksi
di lapangan, yang mana data teknisnya bisa dilihat pada BAB 3.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran yang dapat diambil setelah
penulisan selesai.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1.
Walaupun perencanaan bahan/material sudah dibuat diawal oleh PT.PP
selaku kontraktor, mulai dari penjadwalan pendatangan material sampai
pembuatan SPP, tetapi masih saja ada keterlambatan pekerjaan di proyek,
sehingga secara otomatis akan mempengaruhi tenggang waktu keseluruhan
117
proyek. Biasanya keterlambatan ada karena adanya approval material
keramik yang terlalu lama mengendap di perencana/pihak ITB, approval
material baja yang semula akan di galvanization ternyata hanya di cat saja,
proses perubahan RAB tambah kurang dari bata ke celcon dan kembali ke
bata lagi, negosiasi harga yang belum putus dengan sub kontraktor untuk
bahan list plafond karena adanya perubahan design dari perencana dan
lainnya (bisa dilihat pada Lampiran 26, halaman 151).
2.
Pengontrolan langsung yang dilakukan oleh petugas gudang ke lapangan,
dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang
pengalokasian bahan dan mencegah terjadinya penyimpanan dalam
pemakaian bahan yang sudah dikeluarkannya. Tapi hal tersebut belum
dilakukan, karena percaya akan SDM yang dipekerjakan.
3.
Metode Pengendalian yang dilakukan oleh kontraktor dalam proses
pengadaan bahan di proyek adalah rapat harian, tetapi secara tidak langsung
kontraktor telah menerapkan metode lain yaitu MRP pada buku khusus
permintaan material proyek. Sehingga metode pengendalian yang dilakukan
kontraktor tersebut sudah tepat guna, terbukti bahwa keterlambatan yang
terjadi di proyek bukan karena kesalahan membuat jadwal pendatangan
bahan, tapi karena hal lain, seperti yang telah disebutkan pada nomor 1
(satu) diatas.
118
4.
Secara keseluruhan proses pengadaan bahan konstruksi yang dilakukan
kontraktor PT.PP pada proyek Campus Center ITB sudah baik, karena
PT.PP telah menyiapkannya dengan matang, melalui surat-surat penting dan
prosedur/kebijakan yang telah diterapkan PT.PP dilapangan.
5.2
Saran
1.
Sebaiknya pengontrolan langsung harus dilakukan oleh petugas gudang ke
lapangan, agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang pengalokasian bahan
dan mencegah terjadinya penyimpanan dalam pemakaian bahan yang sudah
dikeluarkannya.
2.
Sebaiknya komunikasi antara PT.PP selaku kontraktor dan pihak ITB selaku
perencana lebih dipertajam lagi atau dilakukan komunikasi sesering
mungkin agar semua detailnya menjadi lebih jelas dan untuk memperkecil
waktu keterlambatan pekerjaan di proyek.
3.
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk membahas tentang kebijakan
pada proses pengadaan bahan konstruksi, pada pembangunan jalan atau
jembatan layang dan biaya yang mencakup pengadaan bahan konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Barrie, Donald S., Paulson, Boydc.,JR., Sudinarto. (1990), Manajemen
Konstruksi Profesional, Erlangga, Jakarta
2. Ervianto, Wulfran I. (2002), Manajemen Proyek Konstruksi, Andi,
Yogyakarta
3. Ervianto, Wulfran I. (2004), Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi,
Andi, Yogyakarta
4. Herjanto, Eddy (1999), Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi kedua, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
5. Indrajit, Richardus Eko, Djokopranoto, Richardus (2003), Manajemen
Persediaan, Grasindo, Jakarta
6. Lock, Dennis (1992), Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta
7. PT PP (PERSERO) – GENERAL CONTRACTOR. (2003), Buku Referensi
Untuk Kontraktor Bangunan Gedung Dan Sipil, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
8. Soeharto, Iman (1995), Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
Operasional), Erlangga, Jakarta
119