Proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET: studi kasus siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Pamungkas, H.N. 2016. Proses belajar metode problem solving berbantuan
simulasi PhET: Studi Kasus siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1
Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum
Gay-Lussac, Program Studi Pendidikan Fisika , Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pendidikan dan
Ilmu Keguruan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mennetahui: (1) banaimana proses
belajar dennan mennnunakan metode problem solving berbantuan simulasi
PhET pada siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2
Klaten (2) banaimana proses belajar tersebut berlansunn optimal.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016 di SMA N 1
Prambanan dan SMA N 2 Klaten yann memiliki kurikulum yann berbeda
dan letak neonrafis yann berbeda pada siswa kelas XI. SMA N 1
Prambanan menerapkan KTSP sedannkan SMA N 2 Klaten menerapkan
Kurikulum 201g. Siswa diberi treatment berupa simulasi PhET dalam
kelompok yann terdiri dari g siswa dan mennopersikan dennan
mennnunakan laptop milik siswa sendiri. Penelitian dilakukan dennan
merekam setiap aktivitas siswa dalam kelompok ketika menjalankan

lannkah problem solving dennan mennnunakan LKS dan aplikasi PhET
dan juna wawancara dennan siswa mennenai aktivitas yann membutuhkan
keterannan tambahan .
Hasil analisa video dan wawancara menunjukkan bahwa lannkah
problem solving yann terjadi ialah: (1) Identifikasi masalah dilakukan
melalui pembuatan hipotesis dennan mennikuti lannkah-lannkah pada
LKS dan mennamati fenomena pada aplikasi terlebih dahulu, (2) proses
pennujian jawaban dilakukan dennan mencari data dimana siswa
cenderunn berdikusi mennenai annka pada pennukur dan jarann
mennamati fenomena yann muncul pada aplikasi, (g) analisa data
dilakukan dennan membuat nrafik, siswa nampak mampu membuat dan
membaca nrafik dari data yann diperoleh, (4) kesimpulan dilakukan secara
lisan dan spontan dennan membaca nrafik dan data tanpa menyelesaikan
analisa data. Dari hasil analisa mennenai beberapa perbedaan yann
muncul, ternyata bukan disebabkan oleh adanya perbedaan kurikulum dari
dua sekolah. Akan tetapi kebiasaan belajar siswa. Untuk itu, dapat
dikatakan bahwa dari kedua sekolah, metode problem solvinn berbantuan
simulasi PhET dapat lebih optimal ketika siswa terbiasa menjalankan
lannkah problem solvinn dan bisa mennnunakan aplikasi PhET untuk
menhindari kendala teknis.

Kata kunci : Proses belajar, problem solving, simulasi PhET

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Pamungkas, H.N. 2016. Learning process use problem solving method with
PhET simulation of student in XI IPA in SMA Negeri 1
Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten in Boyles law and GayLussacs law, Physics Education, Departement of Mathematic and
Science Education, Faculty of Teacher Training and Education,
Sanata Dharma University.
The pirpose of this research was to know : (1) how aboit the
learning process ise Problem Solving (PS) method with PhET
similation of stident in XI IPA in SMA Negeri 1 Prambanan and
SMA Negeri 2 Klaten , (2) how to do this process be an optimal
learning process.
This research was condicted on March 2016 in in SMA Negeri 1
Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten that the both have a different
cirricilime and location. SMA Negeri 1 Prambanan ise KTSP and
SMA Negeri 2 Klaten ise Kirikilim 2013. This reasearch ised
similation PhET as a treatment for stidents in small groip which

contain aboit three stidents ise their own laptop.This research ised
video record and interview aboit the stident activity when they do
the problem solving steps..
The resilt are : (1) Stidents made hypothesis with following the
steps in modil and observed the phenomena in application early in
problem identification, (2) stident tend discissed aboit the valie of
the datas and rarely observ the phenomena each variable in
applicatin when they foind the datas, (3) they can finished and read
the graph to analysis, (4) they made the resilt spontanly and orally
with read the graph and datas withoit finished the analyse task. The
resilt aboit the different of schools is not becaise the different
cirricilim . It is may be caised by the stidy habbit of the stident.
So, this method can be optimals when the stident often do the step
of problem solving and can ise the similation fliently to decress
tecnics troibles.
Keywords: learning process, problem solving, PhET similation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PROSES BELAJAR METODE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN

SIMULASI PhET: STUDI KASUS SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1
PRAMBANAN DAN SMA N 2 KLATEN MATERI HUKUM BOYLE DAN
HUKUM GAY-LUSSAC
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh :

HANA NATALIA PAMUNGKAS
NIM: 121424054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.” (Matius 6: 33)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:








Seluruh keluarga yang tercinta, terkasih dan tersayang.
Sahabat-sahabatku yang selalu memberi warna di hari-hari kuliahku.
Semua teman-teman Pendidikan Fisika 2012 yang sangat membantu dalam
dinamika selama kuliah.
Seluruh dosen Pendidikan Fisika yang banyak memberi ilmu dan
pembelajaran.
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma.
Kekasih hatiku, Yokhanan Ardika, S.Pd. yang tercinta.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Pamungkas, H.N. 2016. Proses belajar metode problem solving berbantuan
simulasi PhET: Studi Kasus siswa kelas XI IPA di
SMA Negeri 1
Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum
Gay-Lussac, Program Studi Pendidikan Fisika , Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pendidikan dan Ilmu
Keguruan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana proses
belajar dengan menggunakan metode problem solving berbantuan simulasi
PhET pada siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten
(2) bagaimana proses belajar tersebut berlansung optimal.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016 di SMA N 1 Prambanan
dan SMA N 2 Klaten yang memiliki kurikulum yang berbeda dan letak

geografis yang berbeda pada siswa kelas XI. SMA N 1 Prambanan
menerapkan KTSP sedangkan SMA N 2 Klaten menerapkan Kurikulum 2013.
Siswa diberi treatment berupa simulasi PhET dalam kelompok yang terdiri
dari 3 siswa dan mengopersikan dengan menggunakan laptop milik siswa
sendiri. Penelitian dilakukan dengan merekam setiap aktivitas siswa dalam
kelompok ketika menjalankan langkah problem solving dengan menggunakan
LKS dan aplikasi PhET dan juga wawancara dengan siswa mengenai aktivitas
yang membutuhkan keterangan tambahan .
Hasil analisa video dan wawancara menunjukkan bahwa langkah
problem solving yang terjadi ialah: (1) Identifikasi masalah dilakukan melalui
pembuatan hipotesis dengan mengikuti langkah-langkah pada LKS dan
mengamati fenomena pada aplikasi terlebih dahulu, (2) proses pengujian
jawaban dilakukan dengan mencari data dimana siswa cenderung berdikusi
mengenai angka pada pengukur dan jarang mengamati fenomena yang
muncul pada aplikasi, (3) analisa data dilakukan dengan membuat grafik,
siswa nampak mampu membuat dan membaca grafik dari data yang diperoleh,
(4) kesimpulan dilakukan secara lisan dan spontan dengan membaca grafik
dan data tanpa menyelesaikan analisa data. Dari hasil analisa mengenai
beberapa perbedaan yang muncul, ternyata bukan disebabkan oleh adanya
perbedaan kurikulum dari dua sekolah. Akan tetapi kebiasaan belajar siswa.

Untuk itu, dapat dikatakan bahwa dari kedua sekolah, metode problem solving
berbantuan simulasi PhET dapat lebih optimal ketika siswa terbiasa
menjalankan langkah problem solving dan bisa menggunakan aplikasi PhET
untuk menhindari kendala teknis.
Kata kunci : Proses belajar, problem solving, simulasi PhET

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Pamungkas, H.N. 2016. Learning process use problem solving method with PhET
simulation of student in XI IPA in SMA Negeri 1 Prambanan and
SMA Negeri 2 Klaten in Boyles law and Gay-Lussacs law, Physics
Education, Departement of Mathematic and Science Education,
Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University.
The pirpose of this research was to know : (1) how aboit the learning
process ise Problem Solving (PS) method with PhET similation of
stident in XI IPA in SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2

Klaten , (2) how to do this process be an optimal learning process.
This research was condicted on March 2016 in in SMA Negeri 1
Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten that the both have a different
cirricilime and location. SMA Negeri 1 Prambanan ise KTSP and
SMA Negeri 2 Klaten ise Kirikilim 2013. This reasearch ised
similation PhET as a treatment for stidents in small groip which
contain aboit three stidents ise their own laptop.This research ised
video record and interview aboit the stident activity when they do the
problem solving steps..
The resilt are : (1) Stidents made hypothesis with following the steps in
modil and observed the phenomena in application early in problem
identification, (2) stident tend discissed aboit the valie of the datas
and rarely observ the phenomena each variable in applicatin when they
foind the datas, (3) they can finished and read the graph to analysis, (4)
they made the resilt spontanly and orally with read the graph and datas
withoit finished the analyse task. The resilt aboit the different of
schools is not becaise the different cirricilim . It is may be caised by
the stidy habbit of the stident. So, this method can be optimals when the
stident often do the step of problem solving and can ise the similation
fliently to decress tecnics troibles.

Keywords: learning process, problem solving, PhET similation.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat TUHAN YESUS KRISTUS yang selalu berlimpah dalam
hidup kita. Kuasanya memampukan peneliti untuk bisa melaksanakan penelitian
hingga menyusun laporan skripsi dengan judul :
PROSES BELAJAR METODE PROBLEM SOLVING

BERBANTUAN

SIMULASI PhET: STUDI KASUS SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1
PRAMBANAN DAN SMA N 2 KLATEN MATERI HUKUM BOYLE DAN
HUKUM GAY-LUSSAC
Pada kesempatan kali ini, peneliti telah melaksanakan penelitian dan berdinamika
bersama beberapa pihak di dalam penyusunan laporan skripsi ini. Semua ini tak lepas
dari dukungan berbagai pihak yang bersangkutan. Untuk itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Kiswadi, Ibu Ratih Mariana, kakak dan adik yang terkasih karena telah
memberi semangat pada peneliti.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan dan dosen pembimbing yang telah
membimbing peneliti selama melaksanakan penelitian dan menyusun laporan.
3. Bapak Sutar, selaku Kepala SMA N 1 Prambanan

yang telah memberi ijin

peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA N 1 Prambanan
4. Bapak Drs.Yohanes Supriyono, M.Pd., selaku Kepala SMA N 2 Klaten yang
telah memberi ijin peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA N 2 Klaten

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Bapak Jumartono

dan Ibu Netty selaku Guru Fisika

yang telah memberi

kesempatan dan membimbing peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA
N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten.
6. Segenap siswa-siswi kelas XI IPA 4 SMA N 1 Prambanan dan XI IPA 5 SMA
N 2 Klaten yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.
7. Seluruh karyawan sekretariat JPMIPA yang telah membantu menyediakan
administrasi perijinan penelitian.
8. Lusi Indriyani, Weni Wenita Francisca Mei Retnowati yang telah membantu
peneliti dalam melaksanakan penelitian dan segenap mahasiswa Pendidikan
Fisika 2012 yang ceria karena telah memberi semangat dalam menjalankan
penelitian.
9. Yokhanan Ardika karena yang terkasih karena telah memberi bantuan dan
dukungan dalam menjalankan penelitian.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna baik dari
segi is maupun penyajian. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dalam penyempurnaan penelitian. Terakhir penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan
bagi pembaca.

Penulis

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........................................ vi
ABSTRAK .................. ......................................................................................... vii
ABSTRACT .................. ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI

......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN

................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .................. .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Batasan Masalah ................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Metode Problem Solving ............................................. 6
B. Media Simulasi PhET ......................................................................... 10
C. Proses Belajar Metode Problem Solving Dengan Simulasi PhET ...... 11

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Hukum Boyle Dan Hukum Gay-Lussac ............................................. 15
E. Kaitan Teori Dengan Penelitian ......................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .............................................................................. 19
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................ 21
C. Sampel Dan Populasi ...................................................................... 22
D. Treatment ........................................................................................ 23
E. Instrument Penelitian ...................................................................... 26
F. Metode Analisa Data ....................................................................... 27
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 32
B. Deskripsi Proses Belajar Secara Umum ............................................. 36
C. Proses Belajar Metode Problem Solving Dengan Simulasi PhET ...... 44
D. Fakta Perbedaan Kebiasaan Belajar .................................................... 56
E. Proses Yang Optimal ......................................................................... 58
F. Hal Positif Yang Muncul ................................................................... 64
G. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...... .................................................................................. 67
B. Saran-saran ..................................................................................... .... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkrip Video SMA N 1 Prambanan ...... .................................... 73
Lampiran 2 Transkrip Video SMA N 2 Klaten ................................................. 85
Lampiran 3 Trasnkrip Wawancara SMA N 1 Prambanan ...... ........................... 99
Lampiran 4 Trasnkrip Wawancara SMA N 2 Klaten ........................................... 104
Lampiran 5 LKS Siswa Kelompok 1 ...... ............................................................ 109
Lampiran 6 LKS Siswa Kelompok 11 ...... .......................................................... 114
Lampiran 7 Data Siswa Kelas XI IPA 4...... ......................................................... 120
Lampiran 8 Data Siswa Kelas XI MIPA 5...... ...................................................... 122
Lampiran 9 Absensi Subyek Wawancara ...... ...................................................... 124
Lampiran 10 RPP ...... .......................................................................................... 126
Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Klaten ...... ........................... 131
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian dari SMA N 1 Prambanan ...... ...................... 132
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dari SMA N 2 Klaten ...... ............................. 133
Lampiran 14 Surat Peminjaman Handycam ...... ................................................ 134
Lampiran 15 LKS Coaching ...... ........................................................................ 135

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Hubungan P terhadap V pada keadaan Isotermal .................... 16
Gambar 2. Grafik Hubungan P terhadap T pada keadaan Isokhorik .................... 17
Gambar 3. Skema Proses Yang Terjadi ............................................................... 18
Gambar 4. Tampilan Awal Simulasi Gas Properties............................................ 23
Gambar 5. Tampilan Icon Constant Parameter ................................................... 24
Gambar 6. Tampilan icon Tool & Options dan ketika klik Mesirement .............. 24
Gambar 7. Tampilan Yang Akan Digunakan ........................................................ 25
Gambar 8. Tampilan Simulasi Saat Digunakan .................................................... 25

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA N 1 Prambanan ...................... 31
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA N 2 Klaten ............................ 33
Tabel 3. Perbedaan Cara Belajar Siswa ............................................................... 56

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1

BABBIB
PENDAHULUANB
A. LatarBBelakangBB
Tidak dapat dipungkiri bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang
kurang diminati oleh siswa khususnya SMA. Hal ini dapat disebabkan karena
metode yang digunakan kurang menarik minat siswa untuk belajar. Selain itu
media pembelajaran yang kurang inovatif seperti penggunaan buku teks untuk
menyampaikan materi pembelajaran dapat menurunkan minat siswa belajar
fisika. Untuk itu diperlukan metode dan media pembelajaran yang dapat
membuat siswa tertarik.
Salah satu metode yang dapat membantu siswa tertarik dan lebih
memahami konsep fisika adalah metode praktikum. Metode praktikum dapat
memberikan suasana belajar dalam kelompok yang cukup baik. Melalui
praktikum, guru dapat melihat sikap ilmiah siswa dalam proses belajar yang
terjadi di kelas. Akan tetapi, ada beberapa materi dalam fisika yang tidak
dapat dijelaskan dengan menggunakan metode praktikum karena ketersediaan
alat praktikum. Tingkat keselamatan dalam menggunakan peralatan juga
menjadi kendala. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk melakukan
praktikum cukup lama.
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru juga dapat memanfaatkan
suatu media selain dengan praktikum. Salah satu media belajar

modern

dengan memafaatkan teknologi komputer ialah PhET. PhET yang merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

singkatan dari Physic Education Tecnologi. PhET ialah salah satu simulasi
berbasis pada teknologi . PhET dapat memberikan gambaran terhadap materi
ataupun objek-objek yang tidak terlihat secara kasat mata, seperti elektron,
gelombang, foton dan medan listrik. PhET ini berupa permainan ilmiah yang
bersifat menjelaskan suatu konsep dengan menggunakan komputer. Prinsip
yang dimanfaatkan ialah prinsip ilmiah seperti pada percobaan atau
praktikum. Dalam menggunakan PhET, diperlukan langkah – langkah tertentu
untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Simulasi PhET dapat diterapkan
pada berbagai metode pembelajaran. Salah satunya ialah metode problem
solving. Menurut Barrack & Doni dengan menggunakan metode problem
solving, informasi yang dipelajari dapat bertahan lebih lama dan tertransfer
dengan lebih baik (Jacobsen, 2009 :243).
Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) pada bulan Juli hingga September 2015 media
pembelajaran PhET belum dikenal oleh siswa dan guru. Kemudian peneliti
melakukan pembelajaran dengan menggunakan PhET pada materi gaya
pemulih pada pegas. Beberapa siswa mulai aktif bertanya mengenai cara
menggunakan PhET. Kemudian pengalaman melakukan penelitian untuk
tugas mata kuliah metodologi penelitian pembelajaran fisika, peneliti di SMA
BOPKRI 2 YOGYAKARTA, beberapa siswa mulai tertarik dengan PhET dan
hasil wawancara menunjukkan respon yang positif dari siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

Beberapa SMA di Klaten belum menerapkan simulasi PhET dalam
pembelajaran. Pengalaman salah seorang teman dalam melakukan penelitian
untuk tugas metodologi penelitian pembelajaran fisika mengungkap bahwa
PhET belum diterapkan di SMA N 1 Prambanan. Maka peneliti memutuskan
untuk melaksanakan penelitian tentang proses belajar menggunakan simulasi
PhET dengan metode problem solving di SMA tersebut. Kemudian untuk
mengetahui bagaimana dinamika di SMA lain, maka peneliti juga
melaksanakan penelitian di SMA N 2 Klaten . Kedua sekolah tersebut dipilih
karena memiliki perbedaan kurikulum yang diterapkan dan perbedaan letak
sekolah dari sisi geografisnya. SMA N 1 Prambanan menggunakan KTSP
sedangkan SMA N 2 Klaten menggunakan Kurikulum 2013.
Materi yang

dipilih ialah hukum-hukum gas ideal. Dalam

pembuktian masing-masing hukum memerlukan beberapa peralatan yang
canggih yang tidak memungkinkan dilakukan disekolah. Dari segi kebutuhan
finansial, peralatan yang diperlukan untuk mengetahui tekanan gas ideal
dalam ruang tertutup tentunya lebih mahal. Untuk itu, materi yang dipilih
dalam melakukan penelitian ini ialah materi hukum-hukum gas ideal.
Bertepatan dengan materi yang diperlajari kelas XI pada semester genap 2016
di dua sekolah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

B. RumusanBMasalahB
1. Bagaimana proses belajar yang terjadi dengan metode problem solving
menggunakan simulasi PhET di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2
Klaten ?
2. Bagaimanakah proses belajar yang terjadi dapat berlangsung optimal?

C. BatasanBMasalahBB
Prioritas utama ialah bagaimana proses belajar dengan metode
problem solving ketika memanfaatkan media PhET. Selain itu, akan dilihat
mengenai penerapan yang terjadi secara optimal dari dua sekolah yang
dijadikan sampel yang memiliki kurikulum yang berbeda. Materi yang
digunakan dalam melaksanakan penelitian terbatas pada hukum Boyle dan
Hukum Gay-Lussac mengenai hubungan antara volume (V), tekanan (P) dan
suhu (T) gas pada ruang tertutup.
D. TujuanBB
Tujuan dari penelitian ini ialah :
1. Mengetahui proses belajar yang terjadi menggunakan metode problem
solving dengan memanfaatkan simulasi PhET untuk materi hukum Boyle
dan hukum Gay-Lussac.
2. Mengetahui penerapan proses belajaryang optimal menggunakan metode
problem solving dengan memanfaatkan simulasi PhET.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

E. ManfaatBB
1. Bagi Guru
Hasil

penelitian

ini

diharapkan

dapat

digunakan

untuk

bahan

pertimbangan dalam pemilihan media dan metode pembelajaran fisika
untuk SMA.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu dan pengalaman dalam mempersiapkan diri
sebagai calon guru fisika khususnya SMA.

B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

BABBIIB
KAJIANBPUSTAKAB
A. PembelajaranBdenganBmetodeBProblem SolvingB
Metode belajar termasuk salah satu faktor yang menentukan efisiensi dan
keberhasilan belajar siswa (Noer, 2012: 199). Metode probelm solving ialah
metode berpikir dan memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada
suatu masalah, kemudian diminta untuk memecahkannya (Bakar, 2014). Metode
ini memberi peluang pada guru untuk mengetahui gagasan siswa dan pengertian
siswa melalui materi tertentu. Guru memberi persoalan pada siswa kemudian
siswa menemukan sendiri cara memecahkan masalah.
Menurut pendapat Gagne, problem solving ialah pengalaman belajar
memecahkan persoalan melalui penggabungan beberapa kaidah dan aturan.
Kemampuan seseorang dalam memahami kaidah atau aturan akan menentukan
kecepatan seseorang dalam menyelesaikan masalah tersebut (Sanjaya, 2008).
Secara lebih rinci, pembelajaran dengan problem solving ini dapat
diterapkan dengan langkah-langkah berikut (Ambarjaya, 2012: 107):
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
2. Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan
masalah .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
5. Menarik kesimpulan.
Namun , menurut Dewey (dalam Nugrahanta, 2009) metode pemecahan
masalah atau metode berpikir reflektif

dilakukan dengan langkah-langkah

berikut :
1. Menemukan masalah.
2. Membatasi permasalahan.
3. Mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban.
4. Memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis).
5. Menguji jawaban terbaik di dalam ekperimen.
6. Mengadakan evaluasi.
Selain itu, Dewey juga mengungkapkan bahwa syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar metode ini dapat diterapkan ialah :
1.

Harus ada pengalaman.

2.

Harus ada data yang tersedia dan bisa dijangkau.

3.

Harus ada kemungkinan untuk membuat berbagai jawaban.

4.

Harus ada kemungkinan untuk menguji jawaban-jawaban itu.

Dengan adanya hal itu, ditekankan bahwa

pentingnya belajar sebagai

proses menemukan sesuatu yang baru dan bukan sebagai tranfer atau
penuangan pengetahuan ke kepala anak didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

Disisi lain, terdapat keunggulan dari metode problem solving

yaitu

(Ambarjaya, 2012: 108):
1. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
4. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
(Matematika, IPA, Sejarah dan lain sebagainya) pada dasarnya
merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja
6. Lebih menyenangkan dan disukai siswa.
7. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
8. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus
belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

Selain memiliki beberapa keunggulan, terdapat pula kelemahan dari
problem solving yakni (Ambarjaya, 2012: 109) :
1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru
2. Proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran.
3. Membutuhkan upaya yang lebih bagi guru untuk mengubah kebiasaan
siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi menjadi
belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau
kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar.
Dari pendapat- pendapat yang telah diungkapkan , dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan metode

problem solving ialah pembelajaran

berbasis masalah untuk melatih kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah tersebut sesuai dengan kemampuannya. Dan langkah-langkah yang
digunakan, hampir sama antara pendapat satu dengan yang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

B. MediaBpembelajaranBberupaBSimulasiBBPhETBB
Pembelajaran

dengan

menggunakan

simulasi

PhET

merupakan

pembelajaran yang memanfaatkan media komputer untuk menjalakan aplikasi
PhET yang telah disediakan oleh website PhET yaitu https://phet.colorado.edu
(Khaterhine, 2006). Simulasi PhET merupakan aplikasi berupa games yang
mengandung unsur pembelajaran dan berfungsi untuk menjelaskan konsep
tertentu. Simulasi Phet dapat membantu dalam memudahkan siswa
mempelajari

konsep baru atau mamahami konsep yang sudah diketahui.

Melalui simulasi PhET siswa diharapkan lebih paham mengenai materi yang
telah diajarkan (Wieman, 2010).
Program PhET dirancang untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan
juga

menyediakan

mengkonstruksi

satu

lingkungan

pemahaman

belajar

konseptual

fisika

dimana
yang

siswa
kuat

dapat
dengan

bereksplorasi. Setiap simulasi menyediakan animasi interaktif dan permainan
yang manarik bagi siswa serta mengajak mereka untuk berinteraksi dan
berkesplorasi (Wieman, 2008 : 394).
Adapun keuntungan dari penggunaan simulasi PhET adalah (Wieman, 2007) :
1) Simulasi dapat digunakan di dalam kelas dimana peralatan praktikum
tidak tersedia atau tidak praktis.
2) Simulasi PhET dapat digunakan untuk melakukan eksperimen yang tidak
mungkin dilakukan.
3) Dengan simulasi, siswa dapat mengubah variabel dengan mudah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

4) Simulasi PhET dapat menunjukkan beberapa hal dalam materi yang tidak
dapat di representasikan
5) Simulasi PhET dapat dijalankan siswa pada komputer pribadi di rumah.
Dengan demikian simulasi PhET dirancang untuk membantu siswa
memahami suatu konsep fisika yang dapat memicu siswa untuk berekplorasi
secara mandiri.
C. ProsesB PembelajaranB menggunakanB simulasiB PhETB denganB metodeB
problem solving
Dalam kegiatan belajar

mengajar terdapat dua hal yang menentukan

keberhasilan , yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu
sendiri (Djamarah, 2010: 33). Proses atau aktivitas belajar dirancang
berdasarkan tujuan pembelajaran tertentu. Proses tersebut harus melibatkan
seluruh aspek psikofisis peserta didik baik jasmani maupun rohani. Aktivitas
dalam belajar dapat memberikan nilai tambah bagi perserta didik. Menurut
Dierich yang (dalam Noer, 2012 : 268) aktivitas belajar dibagi ke dalam 8
kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Visual Activities, yaitu membaca , melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja.
2. Oral

Activities,

yaitu

mengemukakan

pendapat,

berwawancara,

mengemukakan suatu prinsip atau fakta, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberi saran, diskusi dan interupsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

3. Listening Activities, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan atau
mendengarkan radio.
4. Writing Activities, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau ringkasan, mengisi
angket dan mengerjakan tes.
5. Drawing Activities, yaitu menggambar, membuat grafik/chart, diagram,
peta dan pola.
6. Motor Activities, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
serta menari atau berkebun.
7. Mental Activities, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisa faktor-faktor,

melihat hubungan-hubungan dan membuat

keputusan.
8. Emotional Activities, yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lainlain.
Pemanfaatan simulasi PhET dengan menggunakan metode problem
solving tentunya dapat membentuk suatu aktivitas pembelajaran yang
dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa.
Pada metode problem solving, proses pemecahan masalah dapat dilihat
ketika siswa mengikuti langkah-langkah memecahkan masalah. Dalam
memecahkan masalah, siswa tidak hanya melakukan aktivitas fisik, tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

juga melibatkan aspek dalam belajar yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Seperti yang disampaikan oleh Anurrahman (2012 : 48)
yang mengungkapkan bahwa siswa yang belajar berarti menggunakan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Proses pemecahan masalah tersebut ialah proses dimana siswa terlibat
aktif dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pemecahan masalah
(David, 2009: 249). Langkah-langkah dari metode problem solving dapat
dijadikan langkah-langkah dalam menjalankan simulasi PhET.
Dari beberapa pendapat yang hampir sama, maka langkah –langkah
yang terjadi dalam proses belajar metode problem solving berbantuan
simulasi PhET ialah:
1. Merumuskan masalah: Masalah yang muncul merupakan masalah
yang jelas dapat dipecahkan oleh siswa dan sesuai dengan materi
yang digunakan.
2. Membatasi masalah: Pembatasan masalah bertujuan untuk
mengarahkan atau memfokuskan siswa pada materi yang sedang
digunakan.
3. Menetapkan jawaban - jawaban terbaik atau sementara sebagai
hipotesa: Proses ini merupakan langkah yang digunakan dalam
memilih solusi yang masih akan diteliti lebih lanjut dengan
menggunakan simulasi PhET.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

4. Mencari data atau keterangan untuk menguji jawaban terbaik:
Pencarian data bertujuan untuk menemukan data pendukung atau
keterangan – keterangan yang diperlukan dari jawaban yang
terpilih. Proses ini dilakukan dengan mengoperasikan simulasi
PhET untuk menemukan data yang akan digunakan sebagai
penguji hipotesa.
5. Menarik kesimpulan: Proses ini merupakan hasil pengolahan
jawaban sementara yang diuji melalui eksperimen dan dukungan
beberapa keterangan. Hasil tersebut merupakan solusi dari masalah
yang muncul.
Dalam keaadaan ini, siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar,
mengamati dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung di dalam
melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemontrasikan
langsung. Adanya perubahan tersebut tentunya menyangkut mengenai
adanya aspek belajar yang muncul. Aspek tersebut ialah aspek kognitif ,
afektif dan psikomotorik.
Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang muncul dalam aktivitas
belajar memiliki

beragam bentuk sesuai dengan situasi yang terjadi.

Aktivitas belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran dapat
membantu siswa memperoleh pengalaman langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

D. HukumBBoyleBdanBHukumBBGay-LussacB
Hukum Boyle dan hukum Gay – Lussac ialah hukum mengenai gas ideal
dalam suatu ruang tertutup yang menyatakan hubungan antara tekanan
(P), suhu (T) dan volume (V) gas.
1. HukumBBoyleBB
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama
Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu
gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka
tekanan

gas

berbanding

terbalik

dengan

volume

gas

tersebut.

Persamaannya:
P≈

...........................................................(1)

P = constant.......................................................(2)
P.V = constan.......................................................(3)
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada suhu tetap, persamaannya
menjadi:
P1V1 = P2V2..........................................................(4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

Dari bentuk persamaan (2) diperoleh sebuah kurva yang disebut kurva isotermal.
P

P2

P1

T
V1

V

V2

Gambar 1. Grafik hubungan P terhadap V pada keadaan Isotermal

Keterangan:
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/ m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/ m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
2. HukumBGay-LussacBB
Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama
Joseph Gay Iussac. Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas
yang berada dalam bejana tertutupdipertahankan konstan, maka
tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:
Diubah menjadi persamaan :

P ≈ T................................................. (5)

P = T Constan................................................(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

= constant ...................................................(7)
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada volume tetap,
persamaannya menjadi:

=

.....................................................(8)

Jika dibuat grafik , maka akan menghasilkan grafik hubungan P
terhadap T pada keadaaan isokhorik (volume konstan ).
P
V
P2

B

P1

B

T

B

T1

B

T2

Gambar 2. Grafik hubungan P terhadap T pada keadaan isokhorik

Keterangan:
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/ m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/ m2)
T1 : suhu gas pada keadaan 1 (m3)
T2 : suhu gas pada keadaan 2 (m3)
(Nurachmandani, 2009)
E. KeterkaitanBAntaraBTeoriBdenganBPenelitianBB
Dalam

pelaksanaan

penelitian,

proses

pembelajaran

tentunya

dipengaruhi oleh skenario pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh
Noer (2012:269) bahwa situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan
dilaksanakan dalam rangka belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

Untuk itu, berkaitan dengan rumusan masalah penelitian mengenai
proses

belajar

menggunakan

metode

problem

solving

dengan

memanfaatkan simulasi PhET dapat dibuat skema sebagai berik
berikut:

Gambar 3. Skema proses belajar yang terjadi

Pada materi hukum Boyle dan Gay-Lussac
Lussac siswa diajak untuk
su
gejala atau fenomena partikel
berpikir mengenai suatu
rtikel gas dalam suatu
ruang tertutup. PhET digunakan sebagai media simulasi pembuktian
berlakunya hukum-hukum.
hukum hukum. Dalam membantu siswa bereksplorasi
mengenai hal tersebut, simulasi PhET dapat memberi gambaran
mengenai fenomena dari suatu gas ideal dalam ruang tertutup. Dengan
mengacu pada langkah problem solving,, siswa diajak untuk berpikir
mengenai bagaimana membuktikan berlakunya hukum-hukum
hukum hukum tersebut
melalui simulasi PhET.
Ph

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

BABBIIIB
METODOLOGIBPENELITIANBBBBBB
A. DesainBPenelitianBB
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif.
Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel
bebas , tetapi menggambarkan suatu keadaan (Nana, 2005: 54).
Bentuk yang digunakan ialah Non-Participant Observartion dimana
peneliti tidak secara aktif terlibat dalam pemberian treatment. Penelitian ini
menggunakan treatment simulasi PhET. Penelitian difokuskan pada proses
yang terjadi disaat pemberian treatment. Proses pembelajaran diamati
menggunakan video pengamatan dan wawancara konfirmasi pada subyek.
Adapun data yang diperoleh yaitu data kulaitatif berupa hasil rekaman video
aktivitas dalam kelompok dan hasil wawancara .
Penelitian dilaksanakan

dengan

membentuk

siswa ke

dalam

kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 siswa dalam satu kelompok. Hal ini
dilakukan karena dapat digunakan untuk membina adanya sikap sosial dalam
memecahkan persoalan bersama melalui

treatment

yang ada. Djamarah

dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar (2010:55) mengungkapkan bahwa
dengan pendekatan kelompok, dapat ditumbuhkembangkan sikap sosial pada
anak didik. Salah satu sikap sosial yang muncul adalah kerjasama. Untuk itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

diharapkan siswa bisa bekerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada.
Masing – masing kelompok terdapat satu komputer atau laptop untuk
mengoperasikan simulasi PhET. Akan tetapi, fokus pengamatan ialah salah
satu kelompok siswa dari seluruh kelompok di kelas. Proses pembelajaran
diawali dengan ceramah dan latihan soal pada kelas yang belum dibagi
kelompok

kemudian saat melaksanakan penggunaan PhET, siswa

membentuk kelompok-kelompok.
Penelitian ini menggunakan aplikasi PhET sebagai treatment sehingga
peneliti memerlukan waktu untuk melaksanakan penginstalan dan latihan
menggunakan PhET untuk siswa. Pelaksanaaan penelitian dilakukan dengan
merekam tindakan dan semua dinamika salah satu

kelompok dalam

menggunakan PhET untuk menjalankan langkah-langkah problem solving.
Penelitian ini difokuskan pada saat siswa menggunakan PhET dalam satu
episode pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah
ceramah kemudian barulah problem solving dengan menggunakan PhET.
Ceramah dilakukan untuk menghatar siswa ke persoalan yang akan
dipecahkan dengan langkah problem solving. Metode ini mengadopsi dari
adanya metode mengajar ceramah – problem solving – tugas. . Namun dalam
penelitian ini, langkah

problem solving dilakukan dengan menggunakan

simulasi PhET. Menurut Djamarah (2012: 102) adakalanya metode ceramah
memerlukan problem solving untuk menyelesaikan persoalan yang muncul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

Adapun langkah penelitian yang dilaksanakan ialah sebagai berikut :
1. Peneliti menginformasikan adanya penelitian pada sekolah dan
siswa yang dijadikan subjek penelitian.
2. Peneliti mendata siswa yang mempunyai laptop untuk digunkan
dalam satu kelompok.
3. Peneliti menginstal aplikasi PhET di laptop siswa.
4. Peneliti melaksanakan coaching mengenai cara pengoperasian
PhET dan mengisi LKS atau menganalisa LK. Hal ini dilakukan
untuk memperkenalkan siswa tentang PhET dan memberi
pemahaman pada siswa agar bisa mandiri dalam pengoperasian
PhET.
5. Peneliti melaksanakan penelitian dengan merekam peristiwa yang
muncul pada kelompok dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
B. TempatBdanBWaktuBPenelitianBB
Penelitian untuk pengambilan rekaman video dilaksanakan di SMA
N 1 Prambanan dan SMA N 2 KLATEN. Untuk SMA N 1 Prambanan,
penelitian dilakuan pada tanggal 3,4,10 dan 11 Maret 2016 sedangkan SMA
N 2 Klaten dilakukan pada tanggal 14 dan 28 Maret 2016.
Sedangkan wawancara dilaksanakan pada tanggal 14 April 2016 di
SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten pada jam yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

Di SMA N 1 Prambanan, kurikulum yang diterapkan ialah KTSP,
sedangkan di SMAN 2 Klaten ialah kurikulum 2013. Pada
pembelajaran berlangsung menggunakan pendekatan kotekstual

KTSP
yang

mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari (Muslich, 2007: 41).
Sedangkan dalam Kurikulum 2013, pendekatan yang digunakan ialah
pendekatan saintifik yang berkaitan erat dengan metode saintifik. Pendekatan
ini

umumnya melibatkan siswa

dalam kegiatan pengamatan untuk

perumusan hipotesis atau mengumpulkan data ( Sani, 2014: 50).
C. SampelBdanBPopulasiB
1. PopulasiBPenelitianBB
Populasi penelitian ialah siswa-siswi kelas XI IPA 4 di SMA
Prambanan dan kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten

N 1

tahun ajaran

2015/2016.
2. SampelBPenelitianBB
Sampel yang digunakan adalah salah satu kelompok yang terdiri dari 3
orang siswa. Dalam satu kelompok terdiri dari 1 orang siswa laki-laki dan
2 orang siswa perempuan kelas XI IPA 4 di SMA N 1 Prambanan dan
kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

D. TreatmentB
Wujud treatment yang digunakan pada penelitian ini ialah simulasi
PhET . Simulasi PhET merupakan aplikasi berupa games yang mengandung
unsur pembelajaran dan berfungsi untuk menjelaskan konsep tertentu.
Aplikasi ini dapat didownload pada situs http://phet.colorado.edu. Materi
yang digunakan ialah materi mengenai Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac
dengan judul aplikasi Gas Properties.

Gambar 4. Tampilan awal simulasi Gas Properties

Tampilan awal terdiri dari beberapa icon yang digunakan untuk mengubah
variabel sesuai dengan kebutuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

Variabel yang dibuat tetap berada pada icon Constant Parameter yaitu :

Gambar 5. Tampilan icon Constant Parameter

Tampilan tersebut memiliki fungsi masing-masing
masing masing sesuai dengan variabel yang
akan dibuat tetap. Jika icon yang digunakan ialah None maka variabel yang
dibuat tetap dapat menyesuaikan sesuai dengan perubahan.
Untuk menampilkan skala volume terdapat beberap
beberapaa icon yang dapat
menggunakan icon Tool & Options

Gambar 6. Tampilan icon Tool & Options dan tampilan ketika klik Mesurement

Dalam pemberian treatment untuk materi Hukum Boyle dan Hukum GayLussac,
maka icon yang perlu diaktifkan ialah Layer tool, Ruler dan Species information.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

Gambar 7. Tampilan yang akan digunakan untuk mengukur volume, suhu dan tekanan
yang digunakan.

Salah satu contoh tampilan data saat ruangan diisi gas ialah sebagai berikut :

Gambar 8. Tampilan simulasi saat digunakan untuk menunjukkan suatu fenomena dan
memvariasi variabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

E. InsrumentBPenelitianBB
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan instrument berupa :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar selama
penelitian berlangsung. Observasi dilakukan dengan merekam seluruh
kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam suatu
kelompok tertentu. Hasil rekaman berupa video proses pembelajaran
dengan menggunakan PhET .
Fokus satu kelompok tertentu. Perekaman keseluruhan kelas
digunakan untuk mengetahui proses belajar secara umum didalam
kelas. Perekaman pada satu kelompok tertentu digunakan untuk
mengetahui

proses

yang

terjadi

di

dalam

kelompok

selama

pembelajaran berlangsung.
Fokus dari proses belajar yang diamati melalui rekaman video
dengan menggunakan Handycam ialah :
a. Diskusi yang terjadi (di dalam kelompok dan kelas).
b. Cara memperoleh data dengan menggunakan PhET (di dalam
kelompok).
c.

Proses menganalisa data.

d. Mengemukakan kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melakukan klarifikasi dari beberapa
aktivitas yang belum jelas dan memerlukan keterangan tambahan.
Wawancara dilakukan pada kelompok yang menjadi fokus perekaman
video.
3. LKS
LKS yang digunakan merupakan LKS yang terdiri dari dasar teori ,
rumusan masalah, hipotesa, data, soal analisa dan kesimpulan. Di dalam
LKS terdiri dari materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.
F. MetodeBAnalisaBDataBB
Analisa data digunakan untuk mengetahui proses belajar dengan
menggunakan PHET pada siswa kelas XI di SMA N 1 Prambanan dan SMA
N 2 KLATEN. Hasil rekaman dibuat dalam bentuk transkrip berupa aktivitas
yang terjadi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti melakukan
coding untuk memilah setiap aktivitas yang menunjukkan adanya esensi dari
langkah problem solving yakni:
1. Menemukan masalah
2. Membatasi permasalahan
3. Mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban
4. Memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis)
5. Memperoleh data
6. Mengambil kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

Hal ini dilakukan untuk masing- masing kelompok. Tentunya aktivitas
yang terjadi mendapat keterangan tambahan dari hasil wawancara yang
dilakukan. Setelah itu, peneliti akan melihat perbedaan yang ada dari antara
dua sekolah.
Alasan diadakan analisa untuk dua kelompok kecil dari kelas yang
berbeda ialah adanya perbedaan letak sekolah dan kurikulum yang berbeda
pula. Sebagaimana diungkapkan oleh Muhibin (2003:153) bahwa faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar siswa ialah letak sekolah dan menurut
Annurahman (2012: 194) faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa adalah kurikulum sekolah. Maka dari kedua pendapat tersebut, peneliti
menganalisa perbedaan dalam proses belajar yang terjadi dari dua sekolah
yang sudah ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29

BABBIVBB
DATABDANBPEMBAHASANBBB
A. DeskripsiBPelaksanaanBBPenelitianBB
Penelitian ini dilakukan di dua sekolah di kabupaten Klaten yaitu
SMA N 1 Prambanan yang terletak di kecamatan Prambanan dan SMA N
2 Klaten di kecamatan Klaten Selatan. Subyek penelitiannya ialah salah
satu kelompok siswa kelas XI IPA 4 untuk SMA N 1 Prambanan dan
siswa kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten yaitu kelompok 1 dan kelompok
11.
Di SMA N 1 Prambanan, pembelajaran fisika kelas XI IPA 4
dilaksanakan setiap hari Kamis pada jam pertama pukul 07.00 dan hari
Jumat pada jam keempat dan lima pada pukul 09.30 hingga 11.00 untuk
salah satu guru fisika kelas XI IPA yang bernama Bapak Drs.Jumartono
dengan menerapkan kurikulum 2006 yaitu KTSP. Sedangkan untuk kelas
XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten pelajaran fisika dilaksanakan setiap hari
Senin pada pukul 06.45 hingga 08.15 dengan menerapkan kurikulum 2013
untuk salah satu guru fisika kelas XI yakni Ibu Netty. Pelaksanaan
penelitian bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Sekolah dan persiapan
Ujian Nasional. Untuk itu, karena agenda sekolah yang padat, maka
peneliti bersama guru memilih waktu untuk pengambilan data ialah hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30

Kamis 10 Maret 20

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA XI IA2 SMA N 3 MAGELANG 2012 2013

0 19 179

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sma N 2 Boyolali.

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sma N 2 Boyolali.

0 1 12

Pengaruh penggunaan simulasi phet dengan model problem solving terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran tentang hukum boyle dan gay lussac di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

0 0 159

Pengaruh penggunaan media simulasi phet dengan metode pembelajaran problem solving terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan hukum-hukum tentang gas ideal di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Prambanan kelas XI.

1 5 166

Pengaruh pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving terhadap sikap ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

2 9 158

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM HUKUM BOYLE DAN GAY LUSSAC BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR DAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS XI.

2 17 103

TINGKAT PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TERHADAP MATERI PERMAINAN BOLA BESAR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS XI DI SMA N 1 PRAMBANAN KLATEN.

1 4 116

MATERI 1 BAHASA INDONESIA KELAS XI IPA S

0 0 3

HUKUM GAY LUSSAC dan HIPOTESIS AVOGADRO

0 0 3