PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

(1)

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk gelar sarjana Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Craftmanship

Oleh

Adhani Nurul Hasanah NIM 1106178

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh

Adhani Nurul Hasanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Adhani Nurul Hasanah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari peneliti.


(3)

(4)

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Adhani Nurul Hasanah

1106178

ABSTRAK

Abstrak. Masalah dalam penelitian ini ditemukan pada RPP mata pelajaran batik di SMK belum menyentuh materi kearifan lokal, serta menggunakan kurikulum KTSP. Pelaksanaan kurikulum 2013 mencerminkan pendekatan saintifik dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Perancangan skenario pembelajaran batik berbasis nilai kearifan lokal memerlukan hasil validasi para ahli. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan rencana pelaksanaan pembelajaran batik berbasis nilai kearifan lokal yang dibidik melalui motif batik modern khas Cimahi dan motif batik klasik Kasumedangan. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran saintifik. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Research and Development (R&D) dengan mengadopsi tahap-tahap R&D yang dikembangkan oleh Plomp, yaitu tahap desain, tahap realisasi, tahap evaluasi produk dan tahap implementasi. Pada penelitian ini tahapan yang digunakan tidak sampai pada tahap implementasi akan tetapi hingga tahap evaluasi produk. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan expert judgment.

Pelaksanaan expert judgment dilakukan kepada tujuh orang validator ahli, yang terdiri dari tiga orang ahli pembelajaran dalam hal ini adalah guru, satu orang ahli kurikulum pembelajaran batik dalam hal ini adalah dosen Seni Rupa, dan tiga orang tokoh batik di Jawa Barat. Hasil penelitian ini merekomendasikan produk berupa rancangan pelaksanaan pembelajaran batik berbasis kearifan lokal ini dapat digunakan dan dikembangkan pada pelaksanaan praktik batik di Sekolah Menengah Kejuruan.

Kata Kunci: mata pelajaran batik, pendekatan saintifik, berbasis nilai kearifan lokal


(5)

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BATIK LESSON PLAN DESIGN BASED ON LOCAL WISDOM VALUE IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL

Adhani Nurul Hasanah 1106178

ABSTRACT

The implementation of the 2013 curriculum reflects the scientific approach with the learner as the learning center. Batik lesson plan scenarios that are based on the value of local wisdom require validation results from expertise. This study aims to develop a batik lesson plan design based on local wisdom value in Vocational High School. The development of the lesson plan is using scientific learning. The method used in this study is the Research and Development (R & D) method, adopting the R & D stages developed by Plomp. The R & D stages conducted in this study are the investigation stage, design stage, realization stage, and product evaluation stage. The data was collected using observation, interview, documentation study and expert judgement. The expert judgement made by seven expert validators, including four teaching and learning experts, and three batik prominent figures in West Java. This study resulted in a batik lesson plan based on local wisdom value, and received a very good score from the expert validators in the field of teaching and learning, and the expert in the field of learning materials based on local wisdom values.


(6)

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...

LEMBAR PERNYATAAN ...i

UCAPAN TERIMAKASIH ...ii

KATA PENGANTAR...iii

ABSTRAK ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II KAJIAN TEORI A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 7

B. Pembelajaran Batik di SMK ... 13

C. Tujuan Mata Pelajaran Batik ... 15

D. Ruang Lingkup Materi pada Mata Pelajaran Batik... 15

E. Nilai Kearifan Lokal pada Mata Pelajaran Batik ... 16

F. Perancangan RPP Batik Berbasis Kearifan Lokal ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A Lokasi Penelitian dan Sumber data ... 35

B. Prosedur Penelitian ... 36

C. Teknik Pengumpulan Data... 38

D. Alat Pengumpulan Data ... 39

E. Teknik Analisis Data... 39

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 41

1. Analisis RPP batik di SMK ... 41

2. Perancangan RPP batik berbasis kearifan lokal ... 42

3. Validasi RPP batik berbasis kearifan lokal ... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 80

B. Rekomendasi... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN


(7)

1

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu proses pengkondisian manusia yang apa adanya menjadi bagaimana seharusnya. Upaya tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, sehingga pada akhirnya mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk dapat melangsungkan kehidupannya didalam masyarakat.

Pelaksanaan pendidikan dapat dilaksanakan dimana saja berada baik formal, informal maupun nonformal. Pendidikan formal dilakukan disuatu lembaga pendidikan yakni sekolah. Kegiatan pembelajaran formal yang dilaksanakan di sekolah harus mengacu pada kurikulum yang telah dirancang oleh lembaga pendidikan maupun dinas pendidikan. Kurikulum merupakan suatu susunan kegiatan pembelajaran yang digunakan pendidik sebagai prosedur untuk membimbing peserta didik.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

Kurikulum 2013 diterapkan di lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk satuan pendidikan di jalur sekolah menengah kejuruan. SMK Negeri 14 Bandung merupakan sekolah tingkat menengah dalam bidang seni rupa,


(8)

2

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

kerajinan serta teknisi; multimedia dan teknik bodi otomotif. SMK N 14 Bandung memiliki beberapa program keahlian salah satunya adalah Desain dan Produksi Kria Tekstil, adapun tujuan dari program keahlian kria tekstil adalah untuk membentuk siswa mempunyai keterampilan dasar dan penguasaan berbagai keteknikan benda kerajinan tekstil. Mata pelajaran pada Program keahlian Desain dan Produksi Kria Tekstil (DPK Tekstil) adalah batik, sablon, jahit tindas, jahit aplikasi, macramé dsb.

Kurikulum 2013 dengan menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yaitu pembelajaran yang menekankan pada kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Di samping itu scientific approach menuntut penekanan pada pendidikan karakter ditandai dengan adanya beberapa kompetensi inti dalam setiap pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi inti pada kurikulum 2013 terdiri dari (1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; (2) Kompetensi 2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; (3) Kompetensi Inti-3 (KI-Inti-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan (4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan (Permendikbud, 2013). Salah satu mata pelajaran pada DPK Tekstil adalah batik. Pendidikan karakter yang dapat digali melalui mata pelajaran batik yaitu dengan mengenalkan pada nilai-nilai kearifan lokal.

Mata pelajaran batik disampaikan kepada peserta didik di kelas XI dan kelas XII dengan menyampaikan materi mengenai pengertian batik, macam-macam batik, cara pembuatan dan praktek membuat batik. Melalui mata pelajaran batik akan dapat membentuk karakter peserta didik menjadi bertanggungjawab, disiplin, teliti, harmonis, fokus, sabar dan tekun.

Batik merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia yang sangat berharga dan sangat penting untuk dilestarikan. Budaya batik berhubungan erat dengan kearifan lokal, karena melalui mata pelajaran batik berbagai nilai yang diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pedoman hidup manusia bisa digali baik dari motif batik yang dikembangkan serta keterampilan dalam membatiknya. Kegiatan membatik mampu mengajarkan nilai-nilai moral


(9)

3

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

kepada peserta didik, seperti ketekunan, kesungguh-sungguhan, ketelitian dan kesabaran. Dengan demikian mata pelajaran batik dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan pentingnya melestarikan budaya batik.

Pelaksana proses belajar mengajar adalah guru dan peserta didik, dimana guru berperan sebagai penyampai informasi dan peserta didik sebagai penerima informasi yang dilaksanakan di dalam kelas. Guru sebagai penyampai informasi menempatkan kedudukan sebagai figur sentral yaitu ditangan guru terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam menunaikan perannya, seorang guru perlu memiliki kompetensi untuk menjadi guru profesional. Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yakni; Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Profesional dan Sosial. Selain empat kompetensi tersebut, guru pun memiliki tugas-tugas pokok antara lain bahwa seorang guru harus mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu seorang guru dituntut untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada setiap pertemuan di kelas.

Penulis melakukan studi lapangan dengan mengamati kegiatan pembelajaran batik dan melakukan kegiatan wawancara kepada beberapa peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada beberapa peserta didik di SMK Negeri 14 dibulan September 2014, diperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran batik yang memfokuskan pada penguasaan keterampilan membuat batiknya, sehingga belum menyentuh materi batik yang menggali kedalaman filosofi-filosofi tentang batik, baik secara konsep maupun pendidikan karakter dari kegiatan yang menanamkan nilai-nilai budaya kepada peserta didik khususnya budaya batik Jawa Barat.

Pelestarian budaya dilakukan untuk mengembalikan jati diri bangsa Indonesia, seperti diungkapkan oleh Chang (dalam Wahyu, 2013, hlm. 56) yang penulis sarikan dari penelitiannya bahwa Indonesia sebaiknya mencari kembali jati diri sebagai identitas yang mengangkat harkat martabat bangsa, dengan menelusuri etika, nilai-nilai luhur serta moral yang telah berakar dan membumi di Indonesia. Praktek pelestarian budaya dapat dilakukan dimana saja berada, baik pendidikan formal, informal maupun non formal.


(10)

4

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Pentingnya pendidikan karakter serta kesadaran melestarikan budaya diungkapkan pula oleh Ruyadi dalam penelitiannya bahwa pendidikan karakter perlu disampaikan kepada para siswa dan generasi muda karena dewasa ini muncul fenomena sikap dan perilaku yang kurang berbudi pekerti luhur serta mulai tampak adanya tanda-tanda meninggalkan budaya lokal dan beralih ke budaya barat (Ruyadi, 2010). Qodariah mengatakan hal yang serupa dengan Ruyadi bahwa perlu adanya pembelajaran yang menyadarkan generasi muda yang berbasis kearifan lokal, pentingnya pembelajaran ini karena adanya budaya asing yang masuk secara masal dan tanpa filter yang benar, sehingga mengakibatkan tumbuhnya sikap yang bertolak belakang dengan jati diri bangsa. (Qodariah, 2013)

Melihat fenomena di atas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai pembelajaran batik berbasis nilai kearifan lokal sebagai salah satu kompetensi yang dikembangkan dalam pembelajaran di SMK. Penelitian ini dikhususkan pada bagian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) batik berbasis kearifan lokal di SMK. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2013 hlm 177) bahwa pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan tahap-tahap pendekatan ilmiah dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan temuannya, sehingga berdampak positif terhadap kemampuan soft skill-nya.

Permasalahan tersebut erat kaitannya dengan ilmu yang penulis tekuni selama ini di Prodi PKK FPTK UPI khususnya terkait dengan paket keahlian

craftmanship, sebagai calon pendidik yang juga harus mampu membuat rancangan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. RPP pada mata pelajaran batik yang dikembangkan di SMK masih terbatas pada kegiatan pembelajaran praktek membatik.

b. RPP pada mata pelajaran batik yang dikembangkan di SMK belum menyentuh materi kearifan lokal.


(11)

5

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

c. Guru profesional dituntut untuk memiliki empat kompetensi guru, yaitu Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Profesional dan Sosial.

d. Tugas pokok guru antara lain harus mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing kegiatan belajar mengajar.

e. Guru dituntut untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum 2013

Ruang lingkup permasalahan yang diteliti oleh penulis berkaitan dengan kompetensi pembelajaran Batik berbasis kearifan lokal yang memungkinkan dapat dilaksanakan di SMK. Sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah

“Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Batik berbasis nilai kearifan

lokal yang memungkinkan dapat dilaksanakan di SMK N 14 Bandung?” C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah merancang sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis kearifan lokal pada mata pelajaran Batik di SMK dengan mengacu pada Kurikulum 2013

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini yaitu:

a. Menganalisis RPP batik yang sudah ada dan sudah digunakan di SMK.

b. Merancang RPP batik klasik Kasumedangan (A), dan RPP batik modern Khas Cimahi (B) berbasis kearifan lokal di SMK yang meliputi komponen indikator dan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan, skenario pembelajaran, alat, bahan dan media pembelajaran, serta penilaian hasil belajar.

c. Melakukan validasi RPP batik klasik Kasumedangan (A), dan RPP batik modern Khas Cimahi (B) berbasis kearifan lokal kepada guru mata pelajaran batik dan tokoh batik Jawa Barat.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan ilmu dibidang kria tekstil, khususnya pengetahuan mengenai pelaksanaan kegiatan


(12)

6

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

belajar mengajar pada mata pelajaran batik di SMK dengan menggunakan kegiatan pembelajaran Berbasis Kearifan lokal.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

a. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan penulis terutama dalam pengembangan pembuatan RPP

b. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi sekolah khususnya untuk meningkatkan perangkat pembelajaran membatik yang berbasis kearifan lokal.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian ini berisi lima bab yang di dalamnya membahas:

BAB I PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi. BAB II LANDASAN TEORI berisi tentang kajian teori mengenai perancangan RPP, pembelajaran batik di SMK Negeri 14 Bandung, nilai kearifan lokal pada batik, dan perancangan RPP pada mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal. BAB III METODE PENELITIAN berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian seperti; lokasi penelitian, sumber data penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data penelitian BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang temuan serta pembahasan berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI, berisi simpulan serta rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang penulis buat.


(13)

35

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk menciptakan sebuah produk untuk bidang pendidikan berupa RPP Batik berbasis kearifan lokal di SMK. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Sugiyono (2013, hlm 407) menyatakan bahwa R&D adalah “metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tertentu”. Pengembangan RPP Batik berbasis kearifan lokal di SMK dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan R&D Plomp. Akker dan Plomp (dalam Sugiyono, 2008 hlm 407) mendeskripsikan “penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yaitu pengembangan untuk mendapatkan prototype produk dan perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan serta evaluasi prototype tersebut”.

Tahap-tahap penelitian dan pengembangan menurut Plomp pada penelitian ini yaitu Fase Investigasi (Prelimenari Investigation), Fase Desain (Design), Fase Realisasi/ Konstruksi (Realization/Construction) dan Fase Evaluasi (Evaluation).

A. Lokasi Penelitian dan Sumber Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMK Negeri 14 Bandung yang beralamat di Jl. Cijawura Hilir No.341 Kelurahan Cijawura, Kecamatan Buahbatu Kota Bandung - 40287

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini akan diperoleh dari tujuh orang ahli, yang terdiri dari empat orang guru mata pelajaran batik dan tiga orang tokoh batik Jawa Barat. Data validator dapat dijelaskan melalui tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Identitas Responden

No Validator Jumlah

1. Ahli Batik Jawa Barat 3 orang 2. Ahli Pembelajaran Batik 4 orang


(14)

36

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah dilakukan dalam suatu penelitian. Berikut langkah-langkah pada penelitian ini serta pelaksana pada setiap langkahnya:

Gambar 3.1 Model penelitian dan pengembangan menurut Plomp

Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan menurut Plomp (1997). Berikut ini penjelasan dan penerapan langkah-langkah model penelitian dan pengembangan menurut Plomp.

1. Tahap Investigasi

Pada tahap ini, penulis dan tim peneliti dosen melakukan wawancara non sistematis yang bertujuan untuk mencari data pendukung pada permasalahan yang akan diteliti dan untuk memperoleh gambaran responden baik jumlah maupun karakteristiknya. Serta memperoleh data maupun dokumen yang diperlukan untuk pengembangan RPP pada mata pelajaran batik berbasis nilai kearifan lokal di SMK. Selanjutnya penulis melakukan studi dokumentasi berupa RPP yang dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran batik di SMK N 14 Bandung.

2. Tahap Desain

Pada tahap ini penulis mendesain produk berupa RPP batik berbasis kearifan lokal. Dalam mendesain sebuah RPP, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan format RPP yang lazim digunakan di Sekolah terutama di SMK N 14

Tahap Investigasi

Tahap Desain

Tahap Realisasi

Tahap Evaluasi

Tahap Implementasi

Peneliti dan tim peneliti dosen

Peneliti

Peneliti

Peneliti


(15)

37

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Bandung, format RPP yang digunakan adalah RPP berbentuk Portrait. Selanjutnya membuat isi dari setiap komponen yang terdapat pada format RPP, komponen yang harus diisi mengacu pada kurikulum dan silabus yang telah dikembangkan oleh sekolah.

3. Tahap Realisasi/Konstruksi

Pada tahap ini penulis merealisasikan rancangan desain yang telah dibuat ke bentuk RPP sesuai format yang telah ada sehingga dihasilkan bentuk RPP batik berbasis kearifan lokal.

4. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan validasi kepada ahli kurikulum mata pelajaran batik, guru mata pelajaran batik dan tokoh ahli batik Jawa Barat. Tujuan pelaksanaan evaluasi ini adalah untuk menilai RPP Batik berbasis kearifan lokal apakah sudah layak dan sesuai atau belum. Ahli pembelajaran yang menilai RPP batik adalah guru mata pelajaran batik di SMK N 14 Bandung, adapun ahli batik adalah tokoh batik Jawa Barat yakni pimpinan Hasan Batik dan Sanggar Batik Umimay. Kegiatan validasi ini dilakukan untuk menilai atau memberikan

judgement instrument yang berupa RPP Batik berbasis kearifan lokal yang penulis buat. Kegiatan yang dilakukan pada waktu memvalidasi RPP Batik berbasis kearifan lokal adalah sebagai berikut:

a. Meminta pertimbangan ahli tentang kelayakan RPP batik berbasis kearifan lokal yang telah dibuat oleh penulis. Untuk kegiatan ini diperlukan instrument berupa lembar validasi dan RPP batik berbasis kearifan lokal yang diserahkan kepada validator

b. Meminta pertimbangan ahli tentang kelayakan konten RPP batik berbasis kearifan lokal yang telah dibuat oleh penulis. Untuk kegiatan ini diperlukan instrument berupa lembar validasi dan bahan ajar materi batik berbasis kearifan lokal yang diserahkan kepada validator

c. Melakukan analisis terhadap hasil validasi dari validator, jika hasil analisis menunjukan:

1) Sangat baik, maka RPP batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan langsung di sekolah


(16)

38

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

2) Baik, maka RPP batik berbasis kearifan lokal diperbaiki sedikit sesuai koreksi dari validator kemudian dapat digunakan

3) Cukup, maka RPP batik berbasis kearifan lokal diperbaiki sesuai koreksi dari validator kemudian dapat digunakan

4) Kurang, maka dilakukan revisi sehingga menghasilkan RPP yang baru, selanjutnya meminta pertimbangan para ahli.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan expert judgment.

a. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh penulis pada saat studi pendahuluan yang bertujuan untuk mencari data pendukung pada permasalahan yang akan diteliti dan untuk memperoleh gambaran responden baik jumlah maupun karakteristiknya. Serta memperoleh data yang diperlukan untuk pengembangan RPP pada mata pelajaran batik kearifan lokal di SMK. Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara non sistematis yang tidak menggunakan pedoman wawancara.

b. Observasi

Observasi dilakukan oleh penulis untuk menelaah RPP pada mata pelajaran batik yang dikembangkan di SMK N 14 Bandung. Penulis menggunakan observasi non sistematis dengan tidak menggunakan pedoman observasi.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan oleh penulis yaitu menstudi dokumen berupa RPP yang dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran batik di SMK N 14 Bandung.

d. Expert Judgement

Expert judgement pada penelitian ini dimaksudkan untuk menilai atau memvalidasi RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal yang telah penulis buat serta untuk memvalidasi kelayakan penggunaan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal yang bisa digunakan di SMK.


(17)

39

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah format validasi. Format validasi dirancang untuk mengajukan sejumlah pernyataan kepada responden yang telah ditetapkan terkait RPP batik berbasis kearifan lokal yang telah penulis buat. Format validasi yang digunakan pada penelitian ini berbentuk ceklis dengan menggunakan skala penskoran tertinggi 4 dan terendah 1 untuk setiap item pernyataan yang diajukan kepada responden.

E. Teknik Analisis Data

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini, selanjutnya dianalisis sehingga muncul sebuah kesimpulan yang akan mewujudkan sebuah RPP batik berbasis kearifan lokal yang baik. Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

a. Reduksi Data

Penulis mereduksi data yang telah diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, studi doumentasi dan expert judgment untuk disusun secara sistematis atas kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan untuk menggambarkan secara umum hasil penelitian. Data yang diperoleh dari hasil observasi, studi dokumentasi serta hasil

expert judgement selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian singkat yang bersifat naratif, sehingga akan memudahkan untuk tahap selanjutnya yakni penarikan kesimpulan.

c. Persentase Data

Penulis melakukan perhitungan persentase terhadap jawaban dari validator, untuk mengetahui persentase kelayakan RPP mata pelajaran batik berbasis nilai kearifan lokal. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase validasi RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal adalah:


(18)

40

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Penulis menggunakan penafsiran data yang merujuk pada kriteria kualifikasi penilaian (Akbar, 2010) yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Kriteria Validasi Analisis Persentase

No Kriteria Tingkat Validitas

1 75,01% – 100,00% Sangat baik (dapat digunakan tanpa revisi ) 2 50,01% – 75,00% Baik (dapat digunakan dengan revisi kecil) 3 25.01% – 50.00% Cukup ( dapat digunakan dengan banyak revisi) 4 00.00% – 25.00% Kurang baik ( tidak dapat digunakan)

Sumber : Akbar 2010

Penulis menggunakan kriteria validasi di atas sebagai bahn rujukan untuk menilai RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal, seperti tercantum di bawah ini:

75,01% – 100,00% : Perancangan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan tanpa revisi

50,01% – 75,00% : Perancangan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan dengan revisi kecil

25.01% – 50.00% : Perancangan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan dengan banyak revisi

00.00% – 25.00% : Perancangan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal tidak dapat digunakan

e. Penarikan Kesimpulan

Penulis melakukan kegiatan penarikan kesimpulan dari penyajian data hasil

expert judgement, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa produk yang dihasilkan dari penelitian ini yang berupa RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan di SMK.


(19)

80

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat dipaparkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Hasil analisis RPP batik di SMK, ditemukan bahwa RPP batik di SMK masih

menggunakan kurikulum KTSP yang memuat komponen pada RPP, sebagai berikut :

a. Identitas, terdiri dari nama sekolah, kompetensi keahlian, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, standar kompetensi dan kompetensi dasar. b. Indikator yang dirumuskan menggunakan kata kerja operasional

„menjelaskan‟ dan „menguraikan‟.

c. Rumusan tujuan pembelajaran mengandung kata kerja menjelaskan, mengetahui, menguraikan, membedakan.

d. Materi pokok berisikan pengertian batik, langkah pembuatan batik dan jenis motif batik.

e. Metode dan pendekatan pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi.

f. Langkah pembelajaran berisikan kegiatan awal, inti dan penutup

g. Alat, bahan, media dan sumber belajar berisikan guru, media informasi, contoh motif batik, buku.

h. Penilaian berisikan jenis tes penilaian, pedoman penilaian dan TMTT (tugas mandiri tidak terstruktur).

2. Rancangan RPP batik berbasis kearifan lokal dibuat untuk dua kali pertemuan terdiri dari RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi berbasis kearifan lokal. RPP yang dirancang pada penelitian ini merupakan gabungan antara pedoman penyusunan RPP KTSP dan pedoman penyusunan RPP Kurikulum 2013. Sehingga terdapat penambahan beberapa komponen pada RPP batik berbasis kearifan lokal. Adapun komponen-komponen yang tertuang dalam rancangan RPP batik berbasis kearifan lokal dalam penelitian ini meliputi:


(20)

81

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

a. Identitas terdiri dari satuan pendidikan, paket keahlian, mata pelajaran, kelas, semester, materi pokok, allokasi waktu.

b. Kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan berdasarkan silabus kurikulum 2013 pada mata pelajaran batik.

c. Indikator dan tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mencakup ranah kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakan kata kerja operasional, seperti menggunakan kata menyebutkan dan menjelaskan motif-motif batik klasik Kasumedangan dan batik modern khas Cimahi untuk kompetensi kognitif, kata membandingkan beragam motif batik klasik Kasumedangan dan motif batik modern khas Cimahi untuk kompetensi afektif dan kata mempresentasikan filosofi serta makna motif batik klasik kasumedangan dan motif batik modern khas Cimahi untuk kompetensi psikomotor.

d. Materi pembelajaran dirumuskan sesuai dengan memunculkan materi batik kearifan lokal yang berisi nama motif batik, asal usul motif dan filosofi motif batik baik klasik Kasumedangan maupum modern khas Cimahi. e. Media pembelajaran pada RPP batik klasik Kasumedangan berbasis

kearifan lokal menggunakan media proyeksi power point dengan menampilkan beragam macam motif batik klasik Kasumedangan serta filosofi dan makna motif batik klasik Kasumedangan dan pada RPP batik modern khas Cimahi berbasis kearifan lokal keamenggunakan media dua dimensi lembar balik.

f. Langkah pembelajaran yang dirumuskan baik pada RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi berbasis kearifan lokal disusun mencerminkan komunikasi guru dan peserta didik yang berpusat pada peserta didik serta menyiratkan penerapan model pembelajaan saintifik,.

g. Penilaian mencakup prosedur, jenis, bentuk, prosedur dan pedoman penilaian.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan penilaian validator terhadap RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi berada pada kategori sangat baik. Validator memberikan


(21)

82

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

penilaian pada komponen-komponen RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi berbasis kearifan lokal seperti indikator dan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran batik berbasis kearifan lokal, pendekatan pembelajaran, skenario pembelajaran, media pembelajaran serta evaluasi penilaian masing-masing mendapatkan nilai sangat baik. Artinya RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi dapat digunakan tanpa revisi.

B. Rekomendasi

Setelah melaksanakan penelitian tentang “Perancangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Batik Berbasis Nilai Kearifan Lokal di Sekolah Menengah

Kejuruan” , maka penulis ingin menyampaikan saran yang sekiranya bermanfaat bagi beberapa pihak khususnya kepada:

1. Guru di SMK supaya dapat mengembangkan RPP yang lebih baik dengan lebih mendalami ketentuan pembuatan RPP pada mata pelajaran batik maupun mata pelajaran yang lain sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan maksimal

2. Guru mata pelajaran batik yang nantinya akan menggunakan RPP batik berbasis kearifan lokal diharapkan dapat memperluas materi tentang batik, sehingga dapat berbagi ilmu yang bermanfaat dan variatif kepada peserta didik.

3. Penelitian ini terbatas pada rancangan pembelajaran teori batik. Sehingga rekomendasi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan rancangan pembelajaran pada kajian materi batik berbasis kearifan lokal yang tidak terbatas pada teori batiknya, melainkan dapat merancang RPP batik berbasis kearifan lokal yang lebih menekankan pelaksanaan pembelajaran praktik pada mata pelajaran batik


(22)

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Nursiyam. (2014). Pengertian dan Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). [online]. Diakses dari http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2014/09/pengertian-dan-komponen-rencana.html

Akbar, S dan Sriwiyana, H. (2010). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Yogyakarta: Cipta Media.

Andy. (2011). Kujang-Antara Falsafah dan Mitologi Sunda. [Online]. Diakses dari http://sunda.andyonline.net/2011/07/kujang-antara-falsafah-dan-mitologi.html

Harjanto, (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Jubaedah, Y (2013). Modul Rencana Pembelajaran PKK. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Keraf, Soni (2002). Etika Lingkungan. Indonesia: Kompas

Kunandar. (2009). Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Press

Masita. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal pada Masyarakat Muslim.

Volume 15 Nomor 2 Desember 2012 Pascasarjana UMM

Muslih, M. (2007). KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Qodariyah, R & Armiyati, L (2013) Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kampung Naga Sebagai Alternatif Sumber Belajar IPS SMP di Tasikmalaya.

Jurnal Socia 12 (1) hlm 12

Rahmawati, indah. A to Z Batik For Fashion. Bekasi: Laskar Aksara

Ridwan, A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Ibda Jurnal Studi Islam dan Budaya, 5 (1), hlm. 2-3

Ruyadi, Y. (2010). Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal.

Proceeding of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI& UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010. hlm. 576-579


(23)

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatid dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatid dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhardi. (2013). Filosofi Sukses Air yang Mengalir. .[Online]. Diakses dari

http://suhardicamp.blogspot.com/2013/07/filosofi-sukses-air-yang-mengalir.html

Soetarman, M (2008). Mengenal Batik Tulis dan Cap Tradisional. Surakarta: PT. widya Duta Grafika.

Terry, George & Leslie W.Rue (2009) Dasar-Dasar Manajemen. Jakata: Bumi Aksara

Wahyu, N.W (2013). Pembelajaran Nilai- Nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguat Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Informal. Jurnal Peneliltian Pendidikan, 14 (1) hlm 56

Yudoseputro, dkk .(1995). Desain Kerajinan Tekstil. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Pendidikan Menengah Kejuruan.


(1)

Penulis menggunakan penafsiran data yang merujuk pada kriteria kualifikasi penilaian (Akbar, 2010) yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Kriteria Validasi Analisis Persentase

No Kriteria Tingkat Validitas

1 75,01% – 100,00% Sangat baik (dapat digunakan tanpa revisi ) 2 50,01% – 75,00% Baik (dapat digunakan dengan revisi kecil) 3 25.01% – 50.00% Cukup ( dapat digunakan dengan banyak revisi) 4 00.00% – 25.00% Kurang baik ( tidak dapat digunakan) Sumber : Akbar 2010

Penulis menggunakan kriteria validasi di atas sebagai bahn rujukan untuk menilai RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal, seperti tercantum di bawah ini:

75,01% – 100,00% : Perancangan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan tanpa revisi

50,01% – 75,00% : Perancangan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan dengan revisi kecil

25.01% – 50.00% : Perancangan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan dengan banyak revisi

00.00% – 25.00% : Perancangan RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal tidak dapat digunakan

e. Penarikan Kesimpulan

Penulis melakukan kegiatan penarikan kesimpulan dari penyajian data hasil expert judgement, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa produk yang dihasilkan dari penelitian ini yang berupa RPP mata pelajaran batik berbasis kearifan lokal dapat digunakan di SMK.


(2)

80

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat dipaparkan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Hasil analisis RPP batik di SMK, ditemukan bahwa RPP batik di SMK masih

menggunakan kurikulum KTSP yang memuat komponen pada RPP, sebagai berikut :

a. Identitas, terdiri dari nama sekolah, kompetensi keahlian, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, standar kompetensi dan kompetensi dasar. b. Indikator yang dirumuskan menggunakan kata kerja operasional

„menjelaskan‟ dan „menguraikan‟.

c. Rumusan tujuan pembelajaran mengandung kata kerja menjelaskan, mengetahui, menguraikan, membedakan.

d. Materi pokok berisikan pengertian batik, langkah pembuatan batik dan jenis motif batik.

e. Metode dan pendekatan pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi.

f. Langkah pembelajaran berisikan kegiatan awal, inti dan penutup

g. Alat, bahan, media dan sumber belajar berisikan guru, media informasi, contoh motif batik, buku.

h. Penilaian berisikan jenis tes penilaian, pedoman penilaian dan TMTT (tugas mandiri tidak terstruktur).

2. Rancangan RPP batik berbasis kearifan lokal dibuat untuk dua kali pertemuan terdiri dari RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi berbasis kearifan lokal. RPP yang dirancang pada penelitian ini merupakan gabungan antara pedoman penyusunan RPP KTSP dan pedoman penyusunan RPP Kurikulum 2013. Sehingga terdapat penambahan beberapa komponen pada RPP batik berbasis kearifan lokal. Adapun komponen-komponen yang tertuang dalam rancangan RPP batik berbasis kearifan lokal dalam penelitian ini meliputi:


(3)

a. Identitas terdiri dari satuan pendidikan, paket keahlian, mata pelajaran, kelas, semester, materi pokok, allokasi waktu.

b. Kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan berdasarkan silabus kurikulum 2013 pada mata pelajaran batik.

c. Indikator dan tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mencakup ranah kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakan kata kerja operasional, seperti menggunakan kata menyebutkan dan menjelaskan motif-motif batik klasik Kasumedangan dan batik modern khas Cimahi untuk kompetensi kognitif, kata membandingkan beragam motif batik klasik Kasumedangan dan motif batik modern khas Cimahi untuk kompetensi afektif dan kata mempresentasikan filosofi serta makna motif batik klasik kasumedangan dan motif batik modern khas Cimahi untuk kompetensi psikomotor.

d. Materi pembelajaran dirumuskan sesuai dengan memunculkan materi batik kearifan lokal yang berisi nama motif batik, asal usul motif dan filosofi motif batik baik klasik Kasumedangan maupum modern khas Cimahi. e. Media pembelajaran pada RPP batik klasik Kasumedangan berbasis

kearifan lokal menggunakan media proyeksi power point dengan menampilkan beragam macam motif batik klasik Kasumedangan serta filosofi dan makna motif batik klasik Kasumedangan dan pada RPP batik modern khas Cimahi berbasis kearifan lokal keamenggunakan media dua dimensi lembar balik.

f. Langkah pembelajaran yang dirumuskan baik pada RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi berbasis kearifan lokal disusun mencerminkan komunikasi guru dan peserta didik yang berpusat pada peserta didik serta menyiratkan penerapan model pembelajaan saintifik,.

g. Penilaian mencakup prosedur, jenis, bentuk, prosedur dan pedoman penilaian.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan penilaian validator terhadap RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern


(4)

82

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

penilaian pada komponen-komponen RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi berbasis kearifan lokal seperti indikator dan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran batik berbasis kearifan lokal, pendekatan pembelajaran, skenario pembelajaran, media pembelajaran serta evaluasi penilaian masing-masing mendapatkan nilai sangat baik. Artinya RPP batik klasik Kasumedangan dan RPP batik modern khas Cimahi dapat digunakan tanpa revisi.

B. Rekomendasi

Setelah melaksanakan penelitian tentang “Perancangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Batik Berbasis Nilai Kearifan Lokal di Sekolah Menengah

Kejuruan” , maka penulis ingin menyampaikan saran yang sekiranya bermanfaat bagi beberapa pihak khususnya kepada:

1. Guru di SMK supaya dapat mengembangkan RPP yang lebih baik dengan lebih mendalami ketentuan pembuatan RPP pada mata pelajaran batik maupun mata pelajaran yang lain sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan maksimal

2. Guru mata pelajaran batik yang nantinya akan menggunakan RPP batik berbasis kearifan lokal diharapkan dapat memperluas materi tentang batik, sehingga dapat berbagi ilmu yang bermanfaat dan variatif kepada peserta didik.

3. Penelitian ini terbatas pada rancangan pembelajaran teori batik. Sehingga rekomendasi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan rancangan pembelajaran pada kajian materi batik berbasis kearifan lokal yang tidak terbatas pada teori batiknya, melainkan dapat merancang RPP batik berbasis kearifan lokal yang lebih menekankan pelaksanaan pembelajaran praktik pada mata pelajaran batik


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Nursiyam. (2014). Pengertian dan Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). [online]. Diakses dari http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2014/09/pengertian-dan-komponen-rencana.html

Akbar, S dan Sriwiyana, H. (2010). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Yogyakarta: Cipta Media.

Andy. (2011). Kujang-Antara Falsafah dan Mitologi Sunda. [Online]. Diakses dari http://sunda.andyonline.net/2011/07/kujang-antara-falsafah-dan-mitologi.html

Harjanto, (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Jubaedah, Y (2013). Modul Rencana Pembelajaran PKK. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Keraf, Soni (2002). Etika Lingkungan. Indonesia: Kompas

Kunandar. (2009). Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Press

Masita. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal pada Masyarakat Muslim. Volume 15 Nomor 2 Desember 2012 Pascasarjana UMM

Muslih, M. (2007). KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa, E. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Qodariyah, R & Armiyati, L (2013) Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kampung Naga Sebagai Alternatif Sumber Belajar IPS SMP di Tasikmalaya. Jurnal Socia 12 (1) hlm 12

Rahmawati, indah. A to Z Batik For Fashion. Bekasi: Laskar Aksara

Ridwan, A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Ibda Jurnal Studi Islam dan Budaya, 5 (1), hlm. 2-3

Ruyadi, Y. (2010). Model Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal. Proceeding of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI& UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010. hlm. 576-579


(6)

Adhani Nurul Hasanah, 2015

PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BATIK BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL D I SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatid dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatid dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhardi. (2013). Filosofi Sukses Air yang Mengalir. .[Online]. Diakses dari

http://suhardicamp.blogspot.com/2013/07/filosofi-sukses-air-yang-mengalir.html

Soetarman, M (2008). Mengenal Batik Tulis dan Cap Tradisional. Surakarta: PT. widya Duta Grafika.

Terry, George & Leslie W.Rue (2009) Dasar-Dasar Manajemen. Jakata: Bumi Aksara

Wahyu, N.W (2013). Pembelajaran Nilai- Nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguat Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Informal. Jurnal Peneliltian Pendidikan, 14 (1) hlm 56

Yudoseputro, dkk .(1995). Desain Kerajinan Tekstil. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Pendidikan Menengah Kejuruan.