PENDAHULUAN EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODUL SEBAGAI PELENGKAP PENGAJARAN TERPROGRAM PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BAGI SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 SIDOHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007.

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan

merupakan

suatu

kegiatan

yang

universal

dalam

kehidupan manusia. Dalam setiap bidang kehidupan di masyarakat terdapat

proses pendidikan, baik yang disengaja maupun secara tidak sengaja. Dalam
pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan
pendidikan yang hendak dicapai karena tercapai tidaknya tujuan pendidikan
merupakan tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Tujuan
pendidikan

nasional

disesuaikan

dengan

tuntutan

pembangunan

dan

perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, sehingga tujuan pendidikan
bersifat dinamis dalam mengikuti perkembangan yang semakin pesat.

Matematika sebagai mata pelajaran dasar merupakan salah satu materi
pelajaran yang termuat di dalam kur ikulum Pendidikan Nasional Matematika
adalah ilmu pendukung yang mendasari berbagai ilmu pengetahuan lain, oleh
sebab itu Matematika sangat perlu diajarkan pada semua jenjang pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi.
Melalui

pendidikan

Matematika

yang

ba ik,

siswa

mungkin

memperoleh berbagai macam bekal dalam menghadapi tantangan dalam era

global. Kemampuan berfikir kritis, logis, cermat, sistematis, kreatif dan
inovatif merupakan beberapa kemampuan yang dapat ditumbuh kembangkan
melalui pendidikan Matematika yanag baik.
1

2

Pengajaran Matematika termasuk bagian dari suatu pendidikan. Pada
pengajaran Matematika dituntut untuk maju dan mengikuti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pengembangan teknologi pendidikan sebagai
sarana untuk mencapai tujuan pendidikan telah banyak dilakukan pemerintah,
baik mengenai aspek tujuan pendidikan, aspek struktur pendidikan dan
pengajaran, aspek materi, maupun aspek-aspek pendidikan dan proses. Inovasi
pendidikan ini biasanya memperhatikan tiga alasan, yaitu efisien, efektif dan
kenyamanan. Efisien artinya waktu yang tersedia bagi guru harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya. Efektif artinya pelajaran yang diberikan harus
membuahkan hasil bermanfaat bagi siswa untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan kenyamanan artinya sumber belajar, media atau alat
bantu pelajaran dan metode ditentukan sedemikian rupa sehingga memberikan
gairah belajar mengajar siswa dan guru. Secara keseluruhan semua usahausaha diatas merupakan inovasi di dalam teknologi pendidikan.

Usaha -usaha inovasi teknologi pendidikan mempunyai kesempatan
guna menjamin lebih tercapainya tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu
perlu dikembangkan penelitian-penelitian dalam bidang teknologi, pendidikan
yang inovatif, sehingga kesulitan-kesulitan dapat teratasi.
Inovasi pendidikan mempunyai kesulitan tersendiri dalam strategi dan
metode pengajarannya. Suatu strategi maupun metode akan efektif tergantung
pada tujuan pengajaran dan sifat bahan ajarannya sendiri. Walaupun demikian,
“metode ceramah masih terlalu dominan dimana-mana padahal tentu semua
guru cocok dengan metode ini” (Cece Wijaya, 1988: 36).

3

Pembaharuan pengajaran di sekolah terutama pengajaran Matematika
sudah saatnya untuk dilakukan. Sistem penyampaian pengajaran Matematika
di Sekolah Menengah Pertama pada saat ini sebagian besar adalah secara
klasikal, yaitu sistem pengajaran bertumpu pada aktivitas guru. Berbagai
usaha memang sudah dilakukan untuk memberikan peran aktif kepada siswa
sebagai pihak belajar. Sebagai contoh dengan penerapan sistem pengajaran
terprogram dengan modul sebagai pelengkapnya.
Pada dasarnya pengajaran terprogram ditandai dengan langkahlangkah kecil yang menyajikan informasi kepada siswa, dan mengharuskan

menggunakan informasi ini untuk menjawab soal. Kemudian atas dasar
jawaban itu siswa diarahkan ke informasi baru atau keperbaikan jawaban
terhadap jawaban yang salah. Jadi siswa melakukan kegiatan, pertama-tama
membaca informasi, kedua menjawab pertanyaan, dan ketiga menganalisis
jawabannya benar atau salah. Jawaban yang dipilih siswa, sudah tersedia pada
halaman tertentu. Setelah menjawab, siswa dapat mencocokkan secara cepat.
Kalau jawabannya benar ia akan mendapatkan informasi baru di halaman
selanjutnya. Kalau jawabannya salah ia akan mendapat perbaikan-perbaikan
yang perlu.
Proses belajar mengajar yang bertumpu pada guru dapat menyebabkan
kurang tumbuh dan berkembangnya sikap kemandirian pada siswa. Hal ini
menyebabkan tumbuhnya sikap orang tua bahwa sekolah dan guru dianggap
sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas keberhasilan anak
dalam proses belajar mengajar.

4

Sikap siswa dan orang tua yang demikian ini merupakan masalah yang
harus diatasi. Hal ini dapat diatasi dengan menerapkan cara penyajian yang
memungkinkan tumbuh dan berkembangnya sikap belajar mandiri. Sistem

pengajaran yang demikian ini diharapkan dapat menanggulangi masalah
tersebut.
Sistem pengajaran individual merupakan sistem pengajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhkan dan kecepatan masing-masing siswa. Sistem
pengajaran ini merupakan lawan dari sistem pengajaran klasikal, yang
menekankan pada persamaan dan perbedaan diantara siswa-siswa didalam
kelas. Pengajaran secara klasikal menggunakan proses yang sama bagi semua
siswa dan kurang sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan serta kemampuan
setia p siswa. Oleh karena itu perlu dicari sistem pengajaran yang membuka
kemungkinan memberikan kesempatan bagi pengajaran individual kepada
setiap siswa. Oleh karena itu siswa perlu diberi kesempatan untuk melatih
kemampuannya dalam berbagai kegiatan.
Diantara berbagai sistem dalam pengajaran individual, sistem
pengajaran terprogram termasuk salah satu sistem pengajaran yang memuat
segi-segi positif dari komponen-komponen pengajaran individual. Sedangkan
untuk memperkecil perbedaan kecepatan dan kemampuan pada tiap-tiap siswa
dalam pengajaran terprogram, maka dipilih pendukungnya yaitu modul.
Dengan demikian bagi siswa yang mempunyai kecepatan dan kemampuan
kurang dapat tertolong adanya modul.


5

Pengajaran terprogram dirasakan sesuai dengan Matematika, karena
Matematika adalah ilmu yang tersusun secara runtut sehingga dalam
penyusunan bahan pengajaran tidak akan mengalami banyak kesulitan. Bagi
siswa

sendiri

juga

tidak

akan

mengalami

kesulitan

karena


bahan

pengajarannya sudah tersusun secara sistematis.
Seperti ilmu pengetahuan lainnya, Matematika merupakan suatu
proses yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh hasil-hasil
Matematika, maka pengajaran terprogram dirasakan sesuai untuk dicobakan
dalam pengajaran Matematika.
Dalam penelitian yang peneliti lakukan di SMP N 1 Sidoharjo, Sragen,
pokok bahasan yang dipilih adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka permasalahan dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Prestasi Matematika di Sekolah Menengah Pertama dewasa ini masih
rendah dibandingkan dengan ilmu lain.
2. Sikap orang tua dan siswa yang menganggap bahwa guru dan sekolah
sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas prestasi belajar
siswa.
3. Sistem Pengajaran di sekolah yang cenderung klasikal, kurang

memperhatikan aspek individual siswa sebagai pihak yang belajar.

6

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah dan ruang lingkup yang jelas,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini masalah yang
akan dibahas adalah penggunaan pengajaran terprogram yang dilengkapi
modul pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Sebagai
pembanding digunakan sistem pengajaran klasikal, yaitu dengan metode
ceramah.
Adapun

pendekatan

yang

digunakan

untuk


mengidentifikasi

keefektifan dari kedua sistem tersebut ditempuh dengan jalan membandingkan
antara keduanya.

D. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah ada perbedaan prestasi belajar Matematika, bagi siswa yang
diberi pembelajaran dengan metode pengajaran terprogram yang dilengkapi
modul dibandingkan dengan metode pengajaran klasikal pada pokok bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel?

7

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian yang sesuai dengan perumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar Matematika bagi siswa yang
diberi pembelajaran dengan metode pengajaran terprogram yang

dilengkapi modul dengan metode klasikal.
2. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa SMP kelas VIII dengan
menggunakan pengajaran terprogram dilengkapi modul lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan metode klasikal.

F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan
untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran Matematika. Sedangkan
manfaat secara praktis adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemikiran dan wawasan peneliti sebagai calon guru tentang
pengajaran terprogram.
2. Sebagai sumbangan terhadap pembaharuan pendidikan mengenai strategi
pengajaran Matematika yang menekankan pada belajar proses dan belajar
individual.
3. Sebagai alternatif dalam pemilihan metode pengajaran
4. Sebagai referensi ilmiah pemotivasi untuk meneliti bidang studi yang lain
serta sebagai acuan peneliti berikutnya yang sejenis.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SUBPOKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS X PEMBANGKIT LISTRIK (PBL) SMK NEGERI 2 JEMBER

28 104 151

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA SISWA KELAS X IPA 3 SMA NEGERI 3 JEMBER

0 15 15

EFEKTIFITAS METODE CERAMAH-DISKUSI DENGAN METODE DISKUSI-CERAMAH PADA PENGAJARAN REMEDI POKOK BAHASAN GELOMBANG SISWA SLTP NEGERI 1 GUMUKMAS JEMBER KELAS II SEMESTER I TAHUN AJARAN 2002/2003

0 3 14

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DENGAN METODE PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, dan REVIEW) PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV ) KELAS VIIIB SEMESTER GANJIL SMP MUHAMADIYAH 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2005/2006

1 18 16

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENGURANGI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KELAS X-2 SMA NEGERI GRUJUGAN SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2010/2011

0 13 19

ENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIIIE SMP NEGERI 1 BALUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

0 63 18

KEMAMPUAN KOGNITIF DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Problem Based Instruction) PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) SMP NEGERI 3 JEMBER TAHUN AJARAN 2006/2007

0 2 17

1 PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

0 0 7

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 12

View of EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP NEGERI 1 TORJUN

0 3 8