PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI
DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan IPA

Oleh
GIA JUNIAR NUR WAHIDAH
1302302

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI

DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Oleh
Gia Juniar Nur Wahidah

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Master pada Sekolah Pascasarjana

© Gia Juniar Nur Wahidah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu


GIA JUNIAR NUR WAHIDAH
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI
DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

PembimbingTesis :

Dr. Paed. Sjaeful Anwar
NIP. 196208201987031002

Mengetahui,
Ketua Program StudiPendidikan IPA

Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed
NIP. 196705271992031001

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA SMP pada tema
‘Energi dalam Tubuh’ dengan menggunakan metode 4S TMD (Four Steps
Teaching Material Development). Tema ‘energi dalam tubuh’ dipilih karena
konsep ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Konsep ini pun
sesuai dengan tuntutan standar isi pada kurikulum IPA tingkat SMP. Materi
disajikan secara terpadu sehingga memacu siswa untuk berpikir secara holistik
dan kontekstual.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode penelitian dan pengembangan R&D (Research and Development). Dalam
penelitian dan pengembangan yang ini, digunakan metode 4S TMD(Four Steps
Teaching Material Development).Metode 4S TMD merupakan metode
pengembangan bahan ajar yang dikembangkan oleh Sjaeful Anwar. Terdapat
empat tahap yang dilakukan pada pengembangan bahan ajar, yakni tahap seleksi,
strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Tahap seleksi meliputi pemilihan
indikator yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang kemudian dikembangkan
dengan pemilihan konsep dan nilai yang diintegrasikan dengan konsep IPA. Pada
tahap ini digunakan tujuh buku teks dasar dan umum sebagai buku sumber. Hasil
dari tahap seleksi yaitu diperoleh dua kompetensi dasar yang kemudian
diturunkan ke dalam 9 indikator yang sesuai dengan tema. Nilai yang

dikembangkan dan diintegrasikan dengan konsep berupa nilai religius dan nilai
rasa ingin tahu. Tahap strukturisasi meliputi pembuatan struktur makro, peta
konsep, dan multipel representasi dari materi. Tahap karakterisasi meliputi
penyusunan instrumen karakterisasi, kemudian uji coba kepada 40 siswa salah
satu SMP di Kota Bandung untuk mengidentifikasi konsep sulit. Tahap
karakterisasi menghasilkan data bahwa dari 19 bagian materi, 14 materi
dikategorikan mudah, sementara 5 materi dikategorikan sulit. Tahap terakhir,
yaitu reduksi didaktik konsep terhadap konsep sulit. Reduksi didaktik yang
dilakukan berupa pengabaian dan penggunaan penjelasan berupa sketsa. Hasil uji
aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar menghasilkan kesimpulan bahwa
berdasarkan penentuan ide pokok, keterbacaan bahan ajar mencapai 67%, dengan
kriteria keterbacaan sedang. Hasil uji aspek kelayakan berdasarkan hasil angket
terhadap 11 orang guru menghasilkan kesimpulan bahwa secara keseluruhan
tingkat kelayakan bahan ajar mencapai 91% dengan kriteria kelayakan baik.

Kata-kata kunci: bahan ajar,energi dalam tubuh, 4S TMD

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
This research aims to produce science teaching materials in junior level on the
theme 'Energy in the Body' using 4S TMD (Four Steps Teaching Material
Development). The theme of 'energy in the body' was chosen because the concept
is very close to the daily lives of students. This concept was in line with the
demands of the science’s curriculum content standards in junior level. The
material is presented in an integrated manner, so as to spur students to think
holistically and contextually. The method used in this study is a research and
development R&D (Research and Development). In research and development,
the method is used 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). 4S
TMD is a method of development of teaching materials developed by Sjaeful
Anwar. There are four steps done on the development of teaching materials,
namely the selection phase, structure, characterization, and didactic reduction.
Selection phase includes the selection of indicators in accordance with the
demands of the curriculum which is then developed with the selection of concepts
and values that are integrated with the concept of science. At this stage it is used
seven basic text books and general as a source book. Results of the selection
phase is obtained by two core competencies are then lowered into 9 indicators are

in line with the theme. Value which is developed and integrated with the concept
are religious value and curiosity value. Structuring phase of the material includes
the manufacture of macro structure, concept maps, and multiple representations.
Characterization's phase includes preparation of characterization instruments,
then a trial to 40 students one junior high school in Bandung to identify difficult
concepts. Phase characterization produce data that from 19 parts of the material,
14 materials is categorized easily, while 5 classified materials is difficult. The last
stage, namely the didactic reduction of the concept difficult. Didactic reduction is
done in the form of neglect, and the use of an explanation in the form of sketches.
The test results readability aspect instructional materials lead to the conclusion
that by determining the main idea, the legibility of teaching materials reached
67%, with moderate readability criteria. Test results of feasibility aspects based
on the results of questionnaires to the 11 teachers lead to the conclusion that the
overall, level of eligibility teaching materials reached 91% with the eligibility
criteria well.

Key words: teaching materials, the energy in the body, 4S TMD
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................................. 6
C. Batasan Masalah ................................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
F.

Struktur Organisasi Tesis ................................................................................... 7


BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 9
A. Bahan Ajar ......................................................................................................... 9
B. Kurikulum IPA SMP ........................................................................................ 14
C. Konsep IPA Terpadu ........................................................................................ 15
D. Metode 4S TMD .............................................................................................. 22
1.

Seleksi ..................................................................................................... 22

2.

Strukturisasi............................................................................................. 23

3.

Karakterisasi ............................................................................................ 32

4.


Reduksi Didaktik ..................................................................................... 33

E. Materi Tema Energi dalam Tubuh ................................................................... 37
F.

Penelitian Terkait ............................................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 45
A. Desain Penelitian .............................................................................................. 45
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Alur Penelitian ................................................................................................. 47
C. Partisipan dan Tempat Penelitian ..................................................................... 49
D. Instrumen Penelitian......................................................................................... 49
E. Prosedur Penelitian........................................................................................... 51
F.


Teknik Analisis Data ........................................................................................ 54

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................................................. 58
A. Pengembangan bahan ajar tema ‘energi dalam tubuh’ dengan menggunakan
metode 4S TMD .............................................................................................. 58
1. Tahap Seleksi .......................................................................................... 59
2. Tahap Strukturisasi .................................................................................. 63
3. Tahap Karakterisasi ................................................................................. 68
4. Tahap Reduksi Didaktik .......................................................................... 84
B. Aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar tema energi dalam tubuh yang
dihasilkan berdasarkan metode 4S TMD ........................................................ 88
C. Aspek kelayakan bahan ajar tema energi dalam tubuh yang dikembangkan
melalui metode 4S TMD ............................................................................... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 102
A. Kesimpulan .................................................................................................... 102
B. Rekomendasi .................................................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel2.1.
Perbandingan
Diagram
danDeskripsiTiga
Model
PembelajaranTerpadu .................................................................................

2
1

Tabel
3.1.
KriteriaInterpretasiSkorPenentuan
Ide
PokokdanTanggapanSiswapadaTahapKarakterisasi.........................................
.......

5
6

Tabel
3.2.
KriteriaInterpretasiSkorPenentuan
Ide
PokokdanTanggapanSiswapadaPenentuanAspekKeterbacaanBahan...........

5
6

Tabel
3.3.
KriteriaInterpretasiAngketKelayakanBahan
Ajar...............................................................................................................

5
7

Tabel4.1. TabelKompetensiDasardanIndikatornya................................

6
1

Tabel 4.2. SistematikaMateriPadaMateriPokokEnergiDalamTubuh....

6
7

Tabel 4.3. Reduksi didaktik Konsep Berdasarkan kategori kesulitan
konsep.........................................................................................................

8
5

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. ContohPetaKonsepPohonJaringan (Network Tree) ......

2
5

Gambar 2.2. ContohPetaKonsepRantaiKejadian(Events Chain) .......

2
6

Gambar 2.3. ContohPetaKonsepSiklus (Cycle Concept Map) ............

2
7

Gambar 2.4. ContohPetaKonsepLaba-Laba (Spider Concept Map)...

2
8

Gambar 2.5. StrukturPetaPikiran ..........................................................

2
9

Gambar 2.6. ContohPetaPikiran ..........................................................

2
9

Gambar 2.7. ContohPetaKonsep .........................................................

3
0

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian dan Pengembangan Model 4-D

4
7

Gambar 3.2. AlurPengembanganBahan Ajar 4S TMD .......................

4
8

Gambar 4.1 SkemaTahapStrukturisasi ................................................

6
4

Gambar 4.2. GrafikPerbandingan PersentaseKetepatanPenentuan Ide
PokokMateripadaUjiCobaLapanganTahapKarakterisasidenganUjiKeterbacaa
nBahanAjar...................................................................

9
8

Gambar 4.3. GrafikPerbandingan
PersentasePendapatSiswaterhadapMateripadaUjiCobaLapanganTahapKarakt

9
9

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

erisasidenganUjiKeterbacaanBahanAjar............................................................
.............
Gambar 4.4. Grafik PersentaseKomponenKelayakanBahanAjar .......

1
0
1

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ........................................................................................

111

Lampiran A.1. TabelPenilaianKesesuaianIndikatordenganKD .........

113

Lampiran A.2. TabelPenilaianKesesuaianKonsepdenganIndikator ...

115

Lampiran A.3. TabelHasilTahapSeleksi ..............................................

139

Lampiran

A.3.a

TabelKompetensiDasardanIndikatorMateri

‘EnergidalamTubuh’
..........................................................................................

139

Lampiran A.3.b. TabelKesesuaian KD, Indikator, danNilai yang
diintegrasikan ..........................................................................................

140

Lampiran A.4. Hasil Tahap Strukturisasi ...............................................

160

Lampiran A.4.a. PetaKonsepMateri ‘EnergidalamTubuh’ .................

160

Lampiran A.4.b. StrukturMakroMateri ‘EnergidalamTubuh’ ............

161

Lampiran A.4.c. MultipelRepresentasiMateri ‘EnergidalamTubuh’ ..

164

Lampiran A.5. InstrumenKarakterisasi Tingkat KesulitanKonsep .......

175

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Lampiran A.6. Tabelpengolahanhasilkarakterisasi ..............................

196

Lampiran A.7. Tabel Kisi-kisiReduksiDidaktik ...................................

198

Lampiran A.8. TabelReduksiDidaktik ..................................................

223

Lampiran A.9. Draft Materi 3/ BahanAjar .............................................

209

Lampiran A.10. InstrumenUjiKeterbacaanBahanAjar ........................

224

LampiranA.11. Tabelpengolahanhasilkarakterisasi ............................

248

Lampiran A.12. InstrumenKelayakanBahanajar ..................................

250

LAMPIRAN B ........................................................................................

258

Lampiran B.1. SuratizinPenelitian ........................................................

259

Lampiran B.2. SuratKeteranganTelahMelakukanPenelitian ..............

261

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Di dalam proses belajar mengajar terdapat tiga komponen utama yang terlibat
di dalamnya, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa), dan bahan ajar. Pada
proses tersebut terjadi transformasi ilmu (bahan ajar) dari pengajar (guru) kepada
pembelajar (siswa), dan dari hasil transformasi tersebut siswa memperoleh
pengalaman belajar (Anwar : 2014). Dengan bahan ajar tersebut memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga
secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh/ terpadu
(Hernawan: 2010).
Bahan ajar seperti yang terdapat dalam website Dikmenjur (dalam Prastowo:
2014), merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam Herry
(2010), bahan ajar dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu komponen
yang harus ada, karena bahan ajar merupakan suatu komponen yang harus dikaji,
dicermati, dipelajari, dan dijadikan bahan materi yang akan dikuasai oleh siswa
dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa bahan
ajar, maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa.
Tujuan utama proses pembelajaran adalah bagaimana guru menyampaikan
bahan ajar sehingga siswa mudah memahaminya (Anwar : 2014). Di sisi lain,
kurikulum SMP menuntut pembelajaran IPA disampaikan secara terpadu
(Depdiknas : 2007). Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2

demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep
yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, autentik dan aktif
(Depdiknas: 2013).
Hal ini ditegaskan kembali melalui pernyataan Pusat Kurikulum, Balitbang
Depdiknas (2007) :
Banyak ahli yang menyatakan pembelajaran IPA yang disajikan secara
disiplin keilmuan dianggap terlalu dini bagi anak usia 7-14 tahun, karena
anak pada usia ini masih dalam transisi dari tingkat berpikir operasional
konkret ke berpikir abstrak. Selain itu, peserta didik melihat dunia
sekitarnya masih secara holistik. Atas dasar itu, pembelajaran IPA
hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial. Di samping
itu pembelajaran yang disajikan terpisah-pisah dalam energi dan
perubahannya, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya,
dan bumi-alam semesta memungkinkan adanya tumpang tindih dan
pengulangan, sehingga membutuhkan waktu dan energi yang lebih banyak,
serta membosankan bagi peserta didik. Bila konsep yang tumpang tindih
dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan lebih efisien
dan efektif.
Menurut Depdiknas (2007), pembelajaran terpadu dalam IPA dapat dikemas
dengan TEMA atau TOPIK tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai
sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta
didik. Itu artinya, seharusnya bahan ajar yang ada pun menyajikan materi
pembelajaran yang dikemas secara TEMA atau TOPIK pula. Hal ini agar guru
lebih mudah mentrasformasi ilmu (bahan ajar) kepada siswa.
Berdasarkan Depdiknas (2013), dalam perancangan pembelajaran terpadu
ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yaitu, Pertama, substansi
materi yang akan diramu ke dalam pembelajaran terpadu diangkat dari konsepkonsep kunci yang terkandung dalam aspek-aspek perkembangan terkait.Ke
dua,Antar konsep kunci yang dimaksud memiliki keterkaitan makna dan fungsi,
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3

yang apabila diramu ke dalam satu konteks tertentu (peristiwa, isu, masalah, atau
tema) masih memiliki makna asal, selain memiliki makna yang berkembang
dalam konteks yang dimaksud.Ke tiga,Aktivitas belajar yang hendak dirancang
dalam pembelajaran terpadu mencakup aspek perkembangan anak.
Dalam Depdiknas (2007), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penentuan topik/tema pada pembelajaran IPA terpadu antara lain meliputi hal-hal
berikut; (1) Tema, dalam pembelajaran IPA terpadu, merupakan perekat
antarKompetensi Dasar yang terdapat dalam bidang kajian IPA. (2) Tema yang
ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat
dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi
peserta didik, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat. (3) Dalam
menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi
prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antarKompetensi
Dasar pada bidang kajian yang telah dipetakan.
Menurut Fogarty (1991), pembelajaran terpadu secara luas meliputi
pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu, pembelajaran terpadu antar
disiplin ilmu, serta pembelajaran terpadu dalam dan lintas peserta didik. Lebih
jauh, Fogarty juga membagi pembelajaran terpadu ke dalam 10 model
pembelajaran terpadu, yang meliputi fragmented, connected, nested, sequenced,
shared, webbed, threaded, integrated, immersed,

dan

networked. Jika

dikelompokkan, maka fragmented, connected, dan nested masuk ke dalam
kelompok keterpaduan dalam satu disiplin ilmu. Sementara sequenced, shared,
webbed, threaded, dan integrated masuk ke dalam kelompok keterpaduan antar
disiplin ilmu. Terakhir, immersed, dan networked masuk ke dalam kelompok
keterpaduan dalam diri peserta didik.
Dalam Depdiknas (2007), dari sejumlah model pembelajaran terpadu
menurut Fogorty (1991) tiga diantaranya sesuai untuk dikembangkan dalam
pembelajaran IPA ditingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang
dimaksud adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4

(webbed), dan model keterpaduan (integrated). Menurut Fogarty (1991), model
keterhubungan

(connected)

dalamsetiapbidangstudi,

merupakan

konten

model

keterpaduan

materidihubungkandari

dimana

topikketopik,

konsepkekonsep, pekerjaan satu tahunke tahun selanjutnya, danmenghubungkan
ide-ide secaraeksplisit. Sedangkan model jaring laba-laba (webbed) merupakan
model keterpaduan di mana sebuah tema yang terencana dijaring ke dalam konten
kurikulum dan disiplin ilmu. Konsep-konsep, topik-topik, dan ide-ide dari
beberapa bidang studi yang cocok dengan tema kemudian diambil dan digunakan
sebagai bagian dari tema. Dengan kata lain, model ini menggunakan pendekatan
tematik. Sementara itu, model keterpaduan (integrated) merupakan pendekatan
interdisiplin yang mencocokkan beberapa mata pelajaran agar tumpang tindih
dalam topik-topik dan konsep-konsep dengan beberapa tim pengajaran dalam
sebuah model terintegrasi yang autentik.
Berdasarkan Standar Isi, bahan kajian IPA untuk SMP/MTs merupakan
kelanjutan bahan kajian IPA SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
makhluk hidup dan proses kehidupan; materi dan sifatnya; energi dan
perubahannya; serta bumi dan alam semesta. Materi energi merupakan materi
yang lebih kental dalam aspek fisikanya. Banyak bahan ajar yang menyajikan
materi energi hanya sebagai bahan dalam pembelajaran fisika saja. Padahal materi
energi ini justru sangat menarik jika dikaji secara integral, yaitu materi energi
sebagai tema dalam pembelajaran IPA terpadu. Energi dapat pula dijadikan
sebagai materi dalam kimia, juga biologi. Dengan menjadikan tema energi sebagai
tema dalam pembelajaran IPA terpadu, dapat mengajak siswa untuk berpikir lebih
holistik terhadap dunia sekitarnya, seperti yang diinginkan oleh kurikulum.
Menurut Standar Isi IPA SMP/ MTS, mata pelajaran IPA di SMP/MTs
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuansebagai berikut.
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
Berpatokan pada Standar Isi tersebut, maka tujuan pengembangan bahan
ajar pun harus dapat memacu siswa untuk meningkatkan terutama aspek kognitif
dan afektif. Oleh karena itu bahan ajar yang dikembangkan tidak hanya memuat
aspek konten materi saja, tapi juga memuat aspek nilai. Hal ini mempertegas
keyakinan akan teori yang menyatakan bahwa ilmu itu tidak bebas nilai (value
bond), seperti yang disampaikan oleh salah satu filosof Jurgen Habermas yang
berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena
setiap ilmu selalu ada kepentingan-kepentingan. Hal inilah yang melatarbelakangi
peneliti untuk memasukkan unsur nilai dalam bahan ajar yang dikembangkannya.
Sebagai penguat pentingnya aspek nilai ini, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2013), menyatakan bahwa visi pendidikan Indonesia tahun 2025
yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang
dimaksud disini adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas
sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan,
serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan. Dalam hal ini, cerdas spiritual
dan cerdas sosial/ emosional tertuang dalam aspek nilai yang diintegrasikan
dengan konsep yang disajikan di bahan ajar.
Menurut Anwar (2014), di dalam proses pengembangan bahan ajar, ada
empat tahap yang harus ditempuh sebelum bahan ajar itu layak disampaikan
kepada siswa. Empat tahap pengembangan bahan ajar tersebut adalah proses
Seleksi, Strukturisasi, Karakterisasi, dan Reduksi Didaktik. Empat tahap ini
disebut sebagai 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). Pada
tahap seleksi dilakukan proses memilah dan memilih informasi yang diperlukan

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

6

dalam penyusunan bahan ajar. Informasi yang diseleksi yaitu terkait seleksi
konten atau materi bahan ajar dari buku teks umum ataupun dasar yang kemudian
disesuaikan dengan kurikulum. Selain itu juga dilakukan seleksi aspek nilai yang
disesuaikan dengan konsep yang disajikan.
Pada tahap strukturisasi, dilakukan pembuatan peta konsep, struktur
makro, dan multipel representasi dari materi bahan ajar yang telah diseleksi
sebelumnya. Kemudian pada tahap karakterisasi, materi bahan ajar diujicobakan
kepada sejumlah siswa untuk mengetahui tingkat kesulitan teks yang disajikan.
Teks yang dianggap sulit kemudian masuk pada tahap berikutnya, yaitu reduksi
didaktik. Pada tahap ini, dilakukan pengurangan tingkat kesulitan bahan ajar
dengan cara-cara tetentu dan mempertimbangkan aspek psikologis dan keilmuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar IPA SMP pada Tema „Energi dalam Tubuh‟ dengan
Menggunakan Metode 4S TMD”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diteliti
adalah:
“ Bagaimana mengembangkan bahan ajar IPA SMP pada tema „energi dalam
tubuh‟ dengan menggunakan metode 4S TMD? ”
Agar penelitian lebih terfokus, maka disusunlah pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengembangan bahan ajar tema „energi dalam tubuh‟
menggunakan metode 4S TMD?
2. Bagaimana aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar tema „energi
dalam tubuh‟ yang dihasilkan berdasarkan metode 4S TMD?

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7

3. Bagaimana aspek kelayakan (penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan)bahan
ajar tema „energi dalam tubuh‟ yang dikembangkan melalui metode 4S
TMD?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah, maka penelitian
ini dibatasi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan ajar untuk

IPA SMP pada Kurikulum 2013.
2. Materi pada bahan ajar yang disampaikan memiliki tema „energi dalam

tubuh‟, sehingga yang akan dibahas dalam bahan ajar hanya konten
energi yang berkaitan dengan sistem tubuh. Sistem tubuh yang disoroti di
sini adalah sistem pencernaan pada manusia.
3. Bahan ajar yang telah disusun diujicobakan kepada sejumlah siswa SMP

untuk mengukur tingkat keterbacaan bahan ajar.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar
yang layak dipakai dalam pembelajaran IPA SMP pada tema „energi dalam tubuh‟
dengan menggunakan metode 4S TMD.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa sebagai
alternatif bahan ajar IPA SMP yang menyajikan materi IPA secara terpadu
(mencakup biologi, kimia, dan fisika), sehingga mempermudah proses belajar
mengajar. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
salah satu dasar dalam penelitian serupa.
F. Struktur Organisasi Tesis
Tesis ini dibuat dengan struktur organisasi sebagai berikut:
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

8

1.

Bab I. Pendahuluan berisi antara lain latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi tesis.
2.

Bab II. Landasan Teori yang dipaparkan berisi kajian teoritis terhadap
bahan ajar, kurikulum IPA SMP, metode 4S TMD, konsep IPA terpadu,
dan materi tema „energi dalam tubuh‟.

3.

Bab III. Metode penelitian berisi uraian mengenai desain penelitian dan
alur penelitian, partisipan dan tempat penelitian, instrumen penelitian,
prosedur penelitian, dan teknik pengolahan data.

4.

Bab IV. Temuan dan pembahasan yang dipaparkan merupakan jawaban
atas rumusan masalah yang diajukan.

5.

Bab V. Kesimpulan dan rekomendasi

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

45

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan
(research and development). Metode penelitian dan pengembangan merupakan
suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,2008). Educational Research and
Development biasa juga disebut Research Based Development. “ Educational
Research and Development is a process used to develop and validate educational
products” (Borg and Gall; 1989:772). Penelitian dan Pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Produk dalam konteks ini tidak selalu
berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan
laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun
model-model

pendidikan,

pembelajaran

pelatihan,

bimbingan,

evaluasi,

manajemen,dll. Karakteristik Research & Development adalah penelitian ini
berbentuk “siklus”, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang
membutuhkan pemecahan dengan suatu produk tertentu. Dalam bidang
pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya
banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan (Sativa : 2011).
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan pada
model 4-D (four-D). Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan
Semmel pada tahun 1974. Model ini terdiri dari empat tahapan, yaitu define,
design, develop, dan dissemination. Berikut penjelasan keempat tahapan 4-D
berdasarkan paparan Trianto dalam Nursyahidah (2012).

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

46

1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a)
analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep, dan
(e) perumusan tujuan pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan (Design)
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran.
Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) penyusunan tes acuan patokan,
merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap
design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus
(Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat yang
mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan
belajar mengajar, (b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan
materi pelajaran, dan (c) pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini
misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah
ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi
perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan
mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa
yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.
Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan
kelas sesungguhnya.
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

47

Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain,
oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan
perangkat di dalam KBM.
Berikut merupakan bagan alir penelitian dan pengembangan model 4-D.

Tahap Pendefinisian
(Define)

Tahap Perencanaan
(Design)

Tahap Pengembangan
(Develop)

Tahap Penyebaran
(Disseminate)

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian dan Pengembangan Model 4-D
B. Alur Penelitian
Dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan, digunakan metode 4S
TMD. 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development) merupakan empat
tahap yang ditempuh untuk mengembangan bahan ajar, yang terdiri dari tahap
seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Agar lebih jelas, keempat
tahapan pengembangan bahan ajar yang dilakukan dijabarkan dalam sebuah alur
sebagai berikut :

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

48

Four Steps Teaching Material Development (4S TMD)

Standar Isi pada
Kurikulum

Buku Teks IPA
Dasar/ Umum

Tahap
4S TMD

Nilai-nilai terkait
Materi IPA

Tahap
R&D
Model 4-D
Define

Pengembangan
Indikator
Memilih Konsep sesuai
Tuntutan Kurikulum

Analisis Aspek Nilai
terkait Materi IPA

Kompilasi
Instrumen Reviu
(KI/KD-IndikatorKonsep-Nilai)

Peta Konsep

Reviu
Materi

Draft Kumpulan
Materi 1

Struktur Makro

Multipel Representasi

Strukturisasi

Draft Kumpulan Materi 2
Pengembangan Instrumen

Konsep Sulit
(Abstrak, kompleks,
rumit)
Kisi-kisi Reduksi Didaktik

Uji Coba di Lapangan

Instrumen Karakterisasi
Karakterisasi Konsep

Identifikasi Konsep Sulit
Reduksi Didaktik

Bahan
Ajar

Seleksi

Penyusunan Draft Bahan Ajar 3

Uji Coba Kelayakan Bahan
Ajar

Karakterisasi
Reduksi
Didaktik
Produ

Design
Develop

Gambar 3.2 Alur Pengembangan Bahan Ajar 4S TMD
Pada penelitian ini tahap ke empat dari R&D model 4-D yaitu dissemination
tidak dilakukan. Menurut Mulyatiningsih (-),R&D membutuhkan waktu yang
relatif panjang. Peneliti sering membagi kegiatan penelitian dalam beberapa tahap.
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

49

Pada

umumnya,

kegiatan

penelitian

tahun

pertama

dirancang

untuk

mengidentifikasi masalah dan merancang produk. Pada tahun berikutnya, kegiatan
penelitian dilakukan untuk mengimplementasikan rancangan produk pada
pengguna.
C. Partisipan dan Tempat Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari :
1) lima orang ahli/ pakar untuk reviu materi di tahap seleksi;
2) Empat puluh orang siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 di salah satu
sekolah menengah negeri Kota Bandung untuk uji coba tahap karakterisasi.
Empat puluh orang siswa dianggap dapat merepresentasikan kemampuan
siswa SMP pada umumnya. Sementara kelas VII dipilih karena dianggap
belum pernah mendapatkan materi yang diteliti sebelumnya sehingga data
penelitian dapat lebih akurat.
3) Empat puluh orang siswa kelas VIII tahun ajaran 2015/2016 di salah satu
sekolah menengah negeri Kota Bandung untuk uji keterbacaan bahan ajar.
4) Sebelas orang guru IPA di dua sekolah menengah Kota Bandung untuk uji
coba kelayakan bahan ajar. Guru IPA dipilih karena dianggap memahami
konsep yang diteliti serta memahami kriteria bahan ajar yang layak bagi
siswa. Jumlah tersebut dianggap dapat mewakili pendapat atau pandangan
guru IPA SMP pada umumnya.
D. Instrumen Penelitian
Ada beberapa instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini. Berikut merupakan pemaparan instrumen penelitian yang
digunakan.
1. Lembar Instrumen reviu
Lembar instrumen reviu ini dipakai pada saat seleksi materi. Instrumen ini
ditujukan kepada beberapa ahli/pakar untuk mengetahui tingkat kebenaran materi
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

50

bahan ajar. Instrumen ini berupa angket yang dibuat sendiri oleh peneliti untuk
mengetahui tiga hal yang berkaitan dengan seleksi materi, yaitu kesesuaian antara
indikator yang dikembangkan dengan kompetensi dasar, kesesuaian antara
konsep yang dikembangkan dengan indikator, dan kesesuaian antara nilai yang
diintegrasikan dengan konsep. Berdasakan paparan konsep yang disajikan,
ahli/pakar dapat menilai kebenaran ilmiah materi dibandingkan dengan konsepkonsep yang ada pada buku teks.
2. Lembar Instrumen Strukturisasi
Lembar instrumen strukturisasi digunakan pada tahap strukturisasi. Data yang
diambil dari instrumen ini adalah penilaian terhadap peta konsep, struktur makro,
dan multipel representasi. Instrumen ini disusun sendiri oleh peneliti. Sumber
data dari instrumen ini adalah pakar atau ahli.
3. Lembar Instrumen karakterisasi
Lembar instrumen karakterisasi digunakan pada tahap karakterisasi.
Instrumen ini diberikan kepada siswa pada saat uji coba lapangan. Instrumen
yang digunakan pada uji coba lapangan untuk mengetahui tingkat kesulitan bahan
ajar yaitu dengan penentuan ide pokok dan tanggapan/ pendapat siswa terkait teks
yang disajikan di bahan ajar. Data yang diambil dalam penentuan ide pokok ini
adalah berupa jawaban uraian siswa. Dari jawaban siswa, teks akan digolongkan
ke dalam karakter sulit dan mudah. Sementara data tanggapan/ siswa berupa
checklist tingkat kesulitan teks yang disajikan. Pilihan jawaban siswa terdiri dari
mudah, sedang, dan sulit.
4. Lembar Instrumen Reduksi Didaktik
Lembar instrumen reduksi didaktik digunakan pada saat tahap reduksi
didaktik berlangsung, yaitu setelah tahap karakterisasi selesai. Data yang
dikumpulkan pada tahap ini adalah kisi-kisi reduksi didaktik dan penilaian
terhadap reduksi didaktik yang telah dilakukan. Kisi-kisi reduksi didaktik

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

51

diantaranya meliputi jenis kesulitan teks dan jenis reduksi didaktik yang bisa
dilakukan untuk mengurangi tingkat kesulitan teks tersebut. Penilaian terhadap
reduksi didaktik didasarkan atas kesesuaian reduksi didaktik yang dilakukan
terhadap konsep, yaitu melalui perbandingan paparan konsep sebelum dan
sesudah direduksi didaktik. Sumber data dari instrumen ini adalah ahli atau
pakar.
5. Lembar instrumen keterbacaan bahan ajar
Data keterbacaan bahan ajar diambil pada saat bahan ajar setalah selesai
disusun. Sumber data keterbacaan bahan ajar adalah siswa SMP. Instrumen yang
digunakan berupa instrumen penentuan ide pokok dan tanggapan/ pendapat siswa
terhadap konsep yang disajikan. Data yang diambil dalam penentuan ide pokok
ini adalah berupa jawaban uraian siswa. Sementara data tanggapan/ siswa berupa
checklist tingkat kesulitan teks yang disajikan. Pilihan jawaban siswa terdiri dari
mudah, sedang, dan sulit.
6. Lembar instrumen kelayakan bahan ajar
Secara garis besar, instrumen yang dikumpulkan terbagi dua, yaitu instrumen
keterbacaan dan instrumen penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar.
Instrumen keterbacaan bahan ajar kurang lebih sama seperti instrumen yang
dipakai pada tahap karakterisasi, yaitu penentuan ide pokok dan tanggapan siswa.
Hanya saja teks yang diberikan sedikit berbeda, karena adanya pengurangan
tingkat kesulitan teks pada tahap reduksi didaktik. Sementara itu instrumen
penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar berupa angket yang diisi oleh
guru degan cara mencentang (checklist) apakah bahan ajar sudah layak atau
belum, serta memberikan uraian saran jika diperlukan. Kriteria bahan ajar yang
layak ini disesuaikan dengan kriteria yang ada pada BSNP.
E. Prosedur Penelitian

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

52

Secara umum, tahap penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, penyelesaian penelitian. Berikut dijabarkan ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan penelitian
Tahap persiapan penelitian ini jika disesuaikan dengan R&D model 4-D, maka
tergolong pada tahap pendefinisian (define). Dalam tahap ini, dilakukan kegiatan
pra-pelaksanaan penelitian. Ada beberapa langkah yang dilakukan pada tahap
persiapan ini, antara lain :
a. Pemilihan tema bahan ajar yang akan dikembangkan.
Tema yang dipilih harus merupakan tema yang dapat memuat konsep IPA
secara terpadu, merupakan tema yang kontekstual, serta sesuai dengan
kurikulum IPA tingkat SMP.
b. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan tema.
KD yang digunakan berasal dari kurikulum IPA tingkat SMP. KD yang
dipilih dapat merepresentasikan tema yang telah ditentukan.
c. Melakukan studi literatur terkait bahan ajar, keterpaduan IPA, dan metode
4S TMD sebagai dasar pengembangan bahan ajar.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian, jika disesuaikan dengan R&D model 4-D,
maka tergolong pada tahapperancangan (design) dan tahap pengembangan
(develop). Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap pengembangan bahan ajar itu
sendiri, yakni pengembangan bahan ajar dengan metode 4S TMD. Ada beberapa
langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian ini, diantaranya :
a. Melakukan pengembangan bahan ajar dengan menggunakan metode 4S
TMD, yang meliputi tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi
didaktik.
1) Tahap seleksi dimulai dengan melanjutkan tahap pemilihan KD, yaitu
dengan melakukan pengembangan indikator dari KD-KD yang telah

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

53

dipilih. Untuk menguji kesesuaian indikator yang telah dikembangkan
dari KD, maka dilakukan reviu kepada beberapa ahli/ pakar. Setelah
didapat KD beserta indikator yang sudah direviu, dilakukan pemilihan
konsep yang sesuai dengan indikator. Pemilihan konsep diambil dari
buku-buku sumber teks dasar dan teks umum. Disamping melakukan
pemilihan konsep, dilakukan pula pengintegrasian nilai terhadap
konsep. Nilai yang diintegrasikan, disajikan dalam bentuk infornasi
atau ilustrasi yang menarik bagi siswa. Untuk menguji kesesuaian
antara konsep dengan indikator serta nilai yang diintegrasikan dengan
konsep, maka perlu dilakukan reviu oleh ahli/ pakar.
2) Tahap strukturisasi meliputi penyusunan peta konsep, struktur makro,
dan multipel respesentasi. Strukturisasi bahan ajar yang telah dilakukan
kemudian dinilai oleh ahli/pakar.
3) Tahap karakterisasi diawali oleh pembuatan instrumen karakterisasi
berupa penentuan ide pokok dan pendapat/ tanggapan siswa. Instrumen
yang telah dibuat kemudian diujicobakan di lapangan kepada sejumlah
siswa SMP. Dari tahap karakterisasi dapat diketahui tingkat kesulitan
bahan ajar yang disajikan.
4) Tahap reduksi didaktik dilakukan terhadap konsep-konsep yang
dikategorikan sulit pada tahap karakterisasi. Konsep yang sulit
kemudian dikategorikan lagi menjadi konsep yang rumit, abstrak, dan
kompleks. Dari ketiga kategori tersebut, kemudian dianalisis dan dipilih
cara atau teknik reduksi didaktik yang sesuai untuk mengurangi tingat
kesulitan bahan ajar.
b. Menguji aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar yang dihasilkan.
Pengujian aspek keterbacaan bahan ajar dilakukan setelah reduksi didaktik,
dengan asumsi bahwa konsep yang dianggap sulit sebelumnya telah
berkurang tingkat kesulitan teksnya. Aspek keterbacaan dilakukan melalui
uji coba lapangan terhadap sejumlah siswa SMP melalui penentuan ide
pokok dan pendapat siswa.
c. Menguji aspek kelayakan bahan ajar yang dikembangkan.

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

54

Pengujian aspek kelayakan bahan ajar berupa aspek kelayakan isi,
penyajian, kegrafikan diawali dengan merancang instrumen kelayakan.
Instrumen yang dirancang merupakan adaptasi dari instrumen kelayakan
buku ajar yang disusun oleh BSNP. Isntrumen yang telah disusun kemudian
disebarkan kepada sejumlah guru SMP untuk diisi dalam bentuk angket
kelayakan bahan ajar.

3. Tahap penyelesaian penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian yang dilakukan. Ada
beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini, yakni :
a. Membahas dan menganalisis data hasil penelitian yang telah dilakukan
Pembahasan dan analisis hasil penelitian dilakukan berdasarkan informasi
dan data yang ada di lapangan. Penyajian bahasan dan analisis dilakukan
secara deskriptif.
b. Membuat kesimpulan penelitian berdasarkan hasil analisis data
c. Memberikan saran agar penelitian serupa yang akan dilakukan dapat
dilakukan dengan lebih baik
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis hasil reviu dilakukan dengan pemaparan secara deskriptif
terhadap hasil reviu dari pakar/ ahli. Bagian yang perlu untuk
diperbaiki,disesuaikan dengan masukan dari pakar/ ahli.
2. Analisis data pada tahap karakterisasi dan uji keterbacaan bahan ajar
dilakukan dengan penskoran terhadap setiap poin dalam instrumen sesuai
dengan rubrik yang dibuat. Data yang diambil berupa data penentuan ide
pokok dan data tanggapan/ pendapat siswa. Skoring untuk penentuan ide
pokok dilakukan pada masing-masing