PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT).

(1)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD

(FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA

oleh

Gusfarina NIM. 1302595

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Oleh Gusfarina

Universitas Pendidikan Indonesia, 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana

© Gusfarina 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Oleh : Gusfarina NIM. 1302595

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing

Dr. Hj. Widi Purwianingsih, M.Si. NIP. 196209211991012001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPA

Dr. phil. Ari Widodo, M.Ed. NIP. 196705271992031001


(4)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD

(FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA SMP pada tema sampah dalam tubuh menggunakan metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development) dan mengetahui kelayakan serta hasil uji cobanya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan bahan ajar IPA SMP yang disajikan secara terpadu. Tema yang dipilih dalam pengembangan bahan ajar ini adalah “sampah dalam tubuh”. Tema “sampah dalam tubuh” adalah salah satu tema yang dekat dengan kehidupan siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau research and development terbatas. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi dan review yang digunakan selama proses pengembangan bahan ajar, angket kelayakan buku yang dikeluarkan oleh BSNP yang digunakan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar yang dikembangkan, angket tanggapan siswa terhadap bahan ajar, dan soal tes untuk uji coba bahan ajar terhadap kemampuan literasi sains siswa. Dari penelitian ini dihasilkan suatu bahan ajar IPA terpadu yang telah valid berdasarkan judgment ahli. Kelayakan bahan ajar IPA SMP pada tema sampah dalam tubuh yang dikembangkan adalah 97% dan termasuk kategori sangat baik. Keterpahaman bahan ajar sebesar 84%, termasuk dalam katerogi mudah dan level bahan ajar mandiri (independent level). Hasil uji coba terhadap kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA terpadu tema sampah dalam tubuh berada pada kategori cukup dengan capaian rata-rata literasi sains siswa sebesar 68,60% sedangkan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah sebesar 61,61%.

Kata Kunci : bahan ajar, tema sampah dalam tubuh, 4STMD, kelayakan, keterpahaman, literasi sains


(5)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DEVELOPMENT OF INTEGRATED SCIENCE TEACHING MATERIAL THEME “BODY WASTE” THROUGH 4STMD

(FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

ABSTRACT

The aims of this study were to developed an integrated science teaching material on theme “body waste” using 4STMD (Four Steps Teaching Material Development) method and also knowing its feasibility and implementation result of these teaching material. This research were conducted beacuse of the lack of integrated science teaching material on “body waste” theme. Body waste are one of the contextual problems that we have encounter in our daily life. This study are limited reseach and development. Data of this study were collected through judgment and review sheet during development processes, questionnaire of book feasibility from BSNP were used to get the teaching material feasibility, students responses of these teaching material were collected using a questionnaire, and also literacy science test to measure students science literacy ability. The final product of these development processes is an integrated science teaching material that has been validated by an expert judgement. The feasibility of integrated science teaching material on theme “body waste” were about 97% and fall on very good categories. Meanwhile the understanding of these teaching material were about 84%, which falls on easy categories and independent level teaching material. Students literacy science ability after using these teaching material reach 68,60%, meanwhile students literacy science ability that have been used the school’s teaching material were about 61,61%.


(6)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Tesis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Bahan ajar... 9

1. Pengetian Bahan Ajar ... 9

2. Tujuan Pembuatan Bahan Ajar ... 10

3. Manfaat Bahan Ajar ... 10

4. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ... 11

5. Ragam Bentuk Bahan Ajar ... 14

6. Evaluasi Bahan Ajar ... 15

B. IPA Terpadu (Integrated Science) ... 17

C. Metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development) ... 18

D. Literasi Sains ... 25

E. Tema Sampah Dalam Tubuh ... 30

F. Penelitian Yang Relevan ... 35


(7)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

A. Metode dan Desain Penelitian ... 36

B. Subjek Penelitian ... 37

C. Definisi Operasional... 39

D. Instrumen Penelitian... 40

E. Prosedur Penelitian... 43

F. Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Pengembangan Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh Mengunakankan Metode 4STMD ... 56

1. Tahap Seleksi ... 56

2. Tahap Strukturisasi... 75

3. Tahap Karakterisasi ... 87

4. Tahap Reduksi ... 90

B. Kelayakan Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh ... 92

C. Keterpahaman Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh ... 106

D. Uji Coba Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh Terhadap Kemampuan Literasi Sains ... 109

E. Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117


(8)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL Tabel

2.1 Domain Literasi Sains PISA 2015 ... 25

2.2 Indikator pada Domain Kompetensi PISA 2015 ... 26

2.3 Aspek Domain Pengetahuan dan Deskripsinya ... 27

2.4 Domain Sikap PISA 2015 ... 29

3.1 Materi Pada Tema Sampah Dalam Tubuh ... 38

3.2 Instrumen Penelitian Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema Sampah Dalam Tubuh ... 43

3.3 Nilai Minimum CVR ... 48

3.4 Kategori Nilai Validasi ... 49

3.5 Kriteria Tingkat Kesulitan Bahan Ajar ... 50

3.6 Kriteria Penilaian Kelayakan Bahan Ajar... 51

3.7 Kategori Validitas Tes ... 53

3.8 Kategori Reliabilitas Tes ... 53

3.9 Kategori Tingkat Kesukaran ... 54

3.10 Kategori Daya Pembeda Butir Soal ... 54

3.11 Kategori Kemampuan Literasi Sains Siswa ... 55

4.1 Perumusan Indikator Sebelum Validasi... 58

4.2 Pengembangan Nilai Pada Bahan Ajar ... 61

4.3 Contoh Hasil Tahap Seleksi... 63

4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Kesesuaian Indikator Dengan Konmpetensi Dasar ... 65

4.5 Perumusan Indikator Sebelum dan Sesudah Validasi ... 67

4.6 Rekapitulasi Hasil Validasi Nilai Dengan Konsep ... 70

4.7 Pengembangan Nilai Sebelum dan Sesudah Validasi ... 71

4.8 Multipel Representasi Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh ... 83

4.9 Sistematika Materi Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh... 87


(9)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.11 Karakterisasi Konsep Bahan Ajar ... 88

4.12 Contoh Reduksi Konsep Sulit Bahan Ajar ... 90

4.12 Penilaian Kelayakan Bahan Ajar ... 93

4.13 Kelayakan Isi Bahan Ajar ... 94

4.14 Kebahasaan Bahan Ajar ... 99

4.15 Penyajian Bahan Ajar ... 103

4.16 Kegrafikan Bahan Ajar ... 104

4.17 Hasil Uji Keterpahaman Bahan Ajar... 106

4.18 Kemampuan Literasi Siswa Secara Umum ... 110

4.19 Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar... 113


(10)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Contoh Peta Konsep ... 20

2.2 Model Struktur Makro ... 21

2.3 Kerangka Domain Literasi Sains PISA 2015 ... 26

2.4 Matriks Keterpaduan Materi dalam Bahan Ajar ... 30

3.1 Langkah Dalam Penelitian Pengembangan ... 36

3.2 Alur Penelitian ... 46

4.1 Matriks Keterpaduan Bahan Ajar ... 57

4.2 Contoh Pertanyaan Untuk Mengembangkan Rasa Ingin Tahu Siswa .. 74

4.3 Peta Konsep Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh ... 76

4.4 Struktur Makro Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh ... 79


(11)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1 Instrumen Validasi Tahap Seleksi ... 122

2 Instrumen Validasi Tahap Strukturisasi ... 156

3 Instrumen Tahap Karakterisasi/Uji Keterpahaman ... 164

4 Instrumen Kelayakan Bahan Ajar Tema Sampah Dalam Tubuh ... 199

5 Soal Literasi Sains ... 204

6 Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar ... 213

7 Analisis Data Validasi Tahap Seleksi ... 215

8 Analisis Data Validasi Tahap Strukturisasi ... 222

9 Analisis Data Tahap Karakterisasi/Uji Keterpahaman ... 224

10 Analisis Data Evaluasi Kelayakan Bahan Ajar ... 230

11 Analisis Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar ... 233

12 Analisis Data Kemampuan Literasi Sains Siswa Yang Menggunakan Bahan Ajar Hasil Pengembangan ... 234

13 Analisis Data Kemampuan Literasi Sains Siswa Yang Menggunakan Bahan Ajar Sekolah ... 235


(12)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkat laku pada diri seseorang yang dihasilkan dari pengalaman (Houwer, Holmes, & Moors. 2013: 1). Proses belajar mengajar paling tidak mencakup tiga komponen utama yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa), dan bahan ajar. Pada proses tersebut terjadi transformasi ilmu (bahan ajar) dari pengajar (guru) kepada pembelajar (siswa), dan dari hasil transformasi tersebut siswa memperoleh pengalaman belajar (Anwar, 2014: 1).

Secara selintas tampaknya proses belajar dan mengajar merupakan proses yang mudah dan sederhana, akan tetapi untuk menciptakan proses belajar dan mengajar yang optimal dan bermakna tidaklah mudah. Dalam menunjang tercapainya proses belajar dan mengajar yang optimal, bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian khusus. Liang dan Cobern (2013: 330) berpendapat bahwa bahan ajar berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, bahkan kini telah menjadi instrumen pengajaran yang utama. Semua level sekolah menggunakan bahan ajar sebagai pengatur subjek materi yang harus dikuasai siswa dan berisi penjelasan detail dari topik yang diajarkan guru.

Allwright dalam Kitao (1997 : 1) berpendapat bahwa bahan ajar bisa mengajarkan siswa untuk belajar, dimana bahan ajar tersebut bisa menjadi sumber untuk rencana dan aktivitas belajar, dan memberikan dasar pemikiran kepada guru tentang apa yang akan mereka ajarkan. Allwright menekankan bahwa bahan ajar berperan dalam mengawasi atau mengontrol proses belajar mengajar. O’Neill dalam Kitao (1997 : 1), mengungkapkan bahwa pembelajaran bisa menggunakan buku teks yang banyak beredar dan memungkinkan bagi siswa untuk mengulang dan mempersiapkan pelajaran mereka, namun buku teks ini tidak selamanya relevan dengan pembelajaran di kelas.


(13)

2

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Richardson (1957: 256) mengungkapkan bahwa guru-guru sains menghadapi kendala mengenai bagaimana memilih buku teks yang cocok dengan kondisi pembelajaran di sekolah mengingat banyaknya sumber yang tersedia. Selain guru, siswa juga kesulitan dalam memahami buku teks. Penelitian yang dilakukan Peacock & Gates (2000) menunjukan bahwa 90% siswa belajar sains dari buku teks sains, tapi buku teks sains tidak berkontribusi secara signifikan pada kualitas belajar dalam pendidikan sains (Devetak, I., et al, 2010: 219). Salah satu solusi yang disarankan adalah menyesuaikan materi atau penyajian buku teks dengan kebutuhan siswa sehingga relevan dengan pembelajaran dikelas.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah satu mata pelajaran di SMP yang harus dipelajari oleh siswa. Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006, pembelajaran IPA di SMP harus dilaksanakan secara terpadu. Salah satu konsekuensi dari hal tersebut adalah bahan ajar IPA harus disajikan secara terpadu. IPA terpadu yang dimaksud dalam kurikulum 2013 adalah penggabungan antar bidang kajian IPA yang terdiri dari fisika, kimia, biologi, dan bumi antariksa. Dalam pembelajaran IPA terpadu minimal terdapat keterpaduan antara dua bidang kajian IPA, sehingga dalam penyajiannya, bahan ajar IPA terpadu paling tidak juga terdiri dari penggabungan dua bidang kajian IPA.

Di Indonesia, ada banyak buku sumber yang tersedia untuk mata pelajaran IPA, baik itu buku yang dibuat dan diterbitkan langsung oleh pemerintah maupun buku yang sifatnya komersial dan didapat dengan mudah di pasaran. Namun, tidak selamanya buku sumber yang tersedia tersebut relevan untuk digunakan langsung dalam pembelajaran, baik dari segi kedalaman dan keluasan materi maupun dari segi kesesuaian dengan kemampuan berfikir atau tingkat perkembangan kognitif siswa. Kondisi buku pelajaran IPA yang seperil ini berdampak pada minat membaca siswa. Selain itu, sedikit sistem pendidikan di negara berkembang yang memberikan prioritas terhadap bahan ajar diantara buku teks dan panduan guru, dan bahkan buku teks sering tidak dibiayai dengan serius (DFID, 2013: 3).

Kualitas bahan ajar berpengaruh pada kemampuan membaca siswa. Jika bahan ajar tidak diprioritaskan dengan serius, maka litarasi siswa akan menjadi rendah. Menurut DFID (2013: 3) ini tidak mengejutkan, karena literasi merupakan


(14)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

masalah utama di beberapa negara ketika guru dan siswanya sedikit membaca. Salah satu cara untuk mengetahui literasi adalah melalui tes PISA (Programme for International Student Assessment). Hal ini juga menjadi masalah di Indonesia melihat hasil PISA Indonesia pada peringkat 57 dari 65 negara peserta pada tahun 2009 (OECD, 2010) dan pada peringkat tiga terbawah pada PISA 2012 (OECD, 2013).

Puskurbuk (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) adalah lembaga atau badan yang menjamin keakuratan materi dalam buku teks yang diperuntukkan untuk level SMP di Indonesia. Konsep – konsep yang ada pada buku IPA SMP tidak dapat dipastikan benar jika tidak ada yang manjamin kebenarannya secara keilmuan. Begitu juga halnya dengan keluasan dan kedalaman materi yang ada pada buku dan konsep IPA terpadu yang di usung oleh kurikulum 2013. Pandangan Allwright dalam Kitao (1997 : 1), buku teks sangat tidak fleksibel untuk digunakan secara langsung sebagai materi pelajaran. Sejalan dengan itu, Vercoustre dan McLean (2013 : 2) juga mengatakan bahwa materi yang ada dalam buku cetak biasanya hanya mengedepankan kelengkapan materi sesuai dengan tuntutan kurikulum tanpa melihat kedalaman dan keluasan materi tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir siswa. Sangat sulit menemukan dokumen yang berkualitas atau yang menjawab semua kebutuhan pembelajaran siswa.

Sothayapetch, et al (2012: 59), juga berpendapat banyak guru yang kesulitan mengenali kesalahan dalam buku, padahal buku sangat penting dalam membangun konsep dan teori pada siswa. Hasil observasi di lapangan menggunakan instrumen penilaian buku dari Kemdikbud, salah satunya mengungkap bahwa buku – buku IPA SMP saat ini belum sepenuhnya menyajikan materi IPA secara terpadu. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya suatu bahan ajar IPA terpadu yang dibuat dengan memperhatikan semua aspek dari bidang keilmuan, pendidikan dan psikologis sehingga bahan ajar itu bisa digunakan dalam pembelajaran.

Metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development) merupakan metode atau cara pengembangan bahan ajar yang dibuat secara rinci melalui


(15)

4

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tahapan-tahapan sampai menghasilkan bahan ajar. Metode pengembangan bahan ajar ini terdiri empat tahapan. Setiap tahapan diuraikan secara rinci langkah – langkah yang harus dikerjakan oleh pembuat bahan ajar. Tahapan 4STMD terdiri dari (1) tahap seleksi, dimana guru dituntut untuk memilih berbagai informasi yang diperlukan sehingga informasi yang diambil merupakan informasi yang benar – benar diperlukan dan berhubungan langsung dengan materi bahan ajar dan tuntutan kurikulum, serta mengkaji nilai yang terkandung dalam materi itu, (2) tahap strukturisasi, dimana materi dibuatkan strukturnya berupa peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi, (3) tahap karakterisasi, dimana dilakukan uji coba lapangan untuk menentukan tingkat kesulitan konsep-konsep yang ada pada bahan ajar, (4) tahap reduksi, yaitu penurunan tingkat kesulitan konsep yang terlah diidentifikasi pada tahap karakterisasi (Anwar, 2014: 2).

Setiap guru bisa membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajarannya, karena menurut Shulman (1987: 8) ranah-ranah pengetahuan yang penting bagi guru ada tujuh kategori: (1) content knowledge (2) pedagogical content knowledge (3) knowledge of learners (4) general pedagogical knowledge (5) knowledge of educational context (6) curriculum knowledge (7) knowledge of educational ends, purpose, and value. Jadi dengan ketujuh pengetahuan yang dimiliki guru itu, guru dapat membuat bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran (Arends, 2008: 17). Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak guru yang hanya mengandalkan buku teks.

IPA merupakan pembelajaran yang pada dasarnya dekat dengan kehidupan siswa. Pembelajaran IPA akan lebih bermakna jika bisa secara langsung mengaitkan dengan fenomena yang terjadi kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran IPA terpadu salah satunya bisa menggunakan pendekatan tema. Tujuannya agar dapat memotivasi dan menarik minat siswa untuk belajar ketika tema yang dipilihkan dekat dengan kehidupan siswa. Tema IPA terpadu/terintegrasi dan yang dekat dengan kehidupan siswa salah satunya adalah tema “sampah dalam tubuh”. Tema “sampah dalam tubuh” disajikan dengan menghubungkan konsep-konsep pada bidang kajian biologi, fisika, dan kimia.


(16)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Agar ketiga komponen pembelajaran (guru, siswa, bahan ajar) terpenuhi, maka perlu adanya suatu bahan ajar untuk membelajarkan tema tersebut.

Penerapan IPA terpadu dalam pembelajaran merupakan salah satu solusi dari rendahnya literasi sains siswa, sebagaimana Igwebuike & Oriaifo (2014) menjelaskan bahwa pendekatan terpadu dalam pembelajaran tidak hanya bermanfaat untuk hasil belajar siswa tetapi juga untuk mengembangkan literasi. Berdasarkan hal ini sudah selayaknya jika bahan ajar dikembangkan secara terpadu dan mempertimbangkan literasi sains siswa.

Beberapa tahapan dalam metode pengembangan 4STMD relevan dengan tuntutan dari domain literasi sains menurut frame work PISA. Salah satu tahapan dalam metode 4STMD ini adalah menyajikan fakta/fenomena secara konteksual, penjelasan fenomena tersebut secara teoritis, dan menyajikan penjelasan materi dalam bentuk simbol berupa grafik, rumusan matematis, maupun gambar. Dalam literas sains siswa juga dituntut untuk dapat memahami konteks yang berupa fenomena untuk dapat menjawab soal – soal melalui kompetensi yang diimiliki oleh siswa. Adanya relevansi antara metode 4STMD dengan tuntutan literasi sains ini mengindikasikan bahwa kemampuan literasi sians siswa dapat diukur melalui bahan ajar yang dikembangkan dengan metode 4STMD.

Menurut Prastowo (2010: 26) bahan ajar harus menenuhi standar kelayakan dari segi isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan. Sejalan dengan itu, BSNP juga menetapkan 4 kriteria kelayakan bahan ajar tersebut. Bahan ajar yang telah memenuhi standar kelayakan setidaknya dapat meccapai empat tujuan pokok pembuatan bahan ajar yaitu (1) membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu, (2) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik, (3) memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran, (4) menjadikan kegaitan pembelajaran menjadi lebih menarik (Prastowo 2010: 26). Pentingnya kedudukan dari kelayakan bahan ajar ini membuat kelayakan bahan ajar menjadi hal penting untuk dievaluasi.

Berdasarkan pemaparan diatas dilakukan penelitian mengenai “Pengembangan Bahan Ajar IPA SMP Pada Tema Sampah Dalam Tubuh Menggunakan Metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development)”.


(17)

6

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan, kelayakan, keterpahaman bahan ajar IPA SMP pada tema sampah dalam tubuh menggunakan metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development) serta hasil uji cobanya terhadap kemampuan literasi sains siswa”. Agar penelitian lebih terarah, diuraikan beberapa pertanyaan penelitian berikut ini :

1. Bagaimanakah tahap seleksi bahan ajar IPA pada tema sampah dalam tubuh yang dihasilkan menggunakan metode 4STMD ?

2. Bagaimanakah tahap strukturisasi bahan ajar IPA pada tema sampah dalam tubuh yang dihasilkan menggunakan metode 4STMD ?

3. Bagaimanakah tahap karakterisasi bahan ajar IPA pada tema sampah dalam tubuh yang dihasilkan menggunakan metode 4STMD ?

4. Bagaimanakah tahap reduksi bahan ajar IPA pada tema sampah dalam tubuh yang dihasilkan menggunakan metode 4STMD ?

5. Bagaimanakah kelayakan bahan ajar IPA pada tema sampah dalam tubuh yang dihasilkan menggunakan metode 4STMD ?

6. Bagaimanakah keterpahaman bahan ajar IPA pada tema sampah dalam tubuh yang dihasilkan menggunakan metode 4STMD ?

7. Bagaimana hasil uji coba bahan ajar IPA berdasarkan literasi sainsnya pada tema sampah dalam tubuh yang dihasilkan menggunakan metode 4STMD ?

C. Batasan Masalah Penelitian

Untuk memfokuskan permasalahan yang telah dikemukakan, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Bahan ajar yang dikembangkan merujuk pada Kompetensi Dasar 3.8 dan 3.9 mata pelajaran IPA kelas VIII kurikulum 2013 yang menunjang tema sampah dalam tubuh.


(18)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Penilaian kelayakan bahan ajar dibatasi pada kriteria penilaian bahan ajar dari BSNP yang meliputi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan pada bahan ajar tema sampah dalam tubuh.

3. Uji coba bahan ajar dilakukan untuk mendeksripsikan kemampuan literasi sains siswa.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar, mengetahui kelayakan dan keterpahaman, serta mendeskripsikan hasil uji cobanya berdasarkan kemampuan literasi sains pada tema sampah dalam tubuh yang dihasilkan menggunakan metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development).

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi dunia pendidikan dan menjadi salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar.

2. Manfaat Praktis

Bahan ajar sebagai produk dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi:

a. Bagi guru

Sebagai bahan ajar bagi guru untuk pedoman materi dalam mengajar yang telah disesuaikan dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa, sehingga meningkatkan pemahaman IPA siswa, serta sebagai motivasi untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme.

b. Bagi siswa

Sebagai bahan belajar mandiri bagi siswa saat tidak dalam pertemuan tatap muka dengan guru di kelas dan memotivasi siswa untuk meningkatkan minat


(19)

8

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran IPA. Selain itu bahan ajar ini juga diharapkapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih terstruktur kepada siswa.

c. Bagi sekolah

Memperkaya sumber belajar yang digunakan oleh guru IPA dan siswa yang dapat digunakan langsung dalam pembelajaran. selain itu dapat membantu menyediakan panduan pembuatan bahan ajar dengan langkah yang ada.

F. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis ini merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2014. Sistematika penulisan terdiri dari lima bab, dengan rincian; bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Bab kedua berisi kajian pustaka yang terdiri dari kajian mengenai bahan ajar, IPA terpadu, metode 4STMD, literasi sains, dan materi sampah dalam tubuh. Bab ketiga berisi metode penelitian yang terdiri dari metode dan desain penelitian, subjek penelitian, defenisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Bab keempat berisi hasil dan pembahasan yang disajikan secara tematik dimana setiap hasil langsung diikuti dengan pembahasan. Bab kelima berisi kesimpulan dan saran.


(20)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode riset dan pengembangan atau Research and Development. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Research and Development secara terbatas. Borg dan Gall (1983) menjelaskan penelitian pengembangan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan dalam mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Sugiyono (2009: 407) berpendapat bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut. Sementara itu Sukmadinata (2008:190) mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Penelitian dan pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses mengembangkan dan memvalidasi produk. Produk yang dikembangkan pada penelitian ini adalah bahan ajar IPA SMP pada tema sampah dalam tubuh.

Beberapa ahli telah mengemukakan langkah-langkah dalam penelitian pengembangan. Sugiyono (2013: 298) mengemukakan sepuluh langkah dalam mengembangkan suatu produk. Sepuluh langkah tersebut ditunjukkan pada gambar berikut :

Revisi Produk Revisi Desain Uji Coba Produk Revisi Produk Desain Produk Pengumpulan Data Potensi dan Masalah 5

1 2 3 4

8 7 6

9 10

Validasi Produk

Uji Coba Pemakaian

Produksi Masal


(21)

37

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan metode pengembangan 4STMD (Four Steps Teaching Material Development). Metode ini terdiri dari 4 tahapan diantaranya (1) tahap seleksi, dimana dilakukan pemilihan berbagai informasi yang diperlukan sehingga informasi yang diambil merupakan informasi yang benar – benar diperlukan dan berhubungan langsung dengan materi bahan ajar dan tuntutan kurikulum, serta mengkaji nilai yang terkandung dalam materi itu, (2) tahap strukturisasi, dimana materi dibuatkan strukturnya berupa peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi, (3) tahap karakterisasi, dimana dilakukan uji coba lapangan untuk menentukan tingkat kesulitan konsep-konsep yang ada pada bahan ajar, (4) tahap reduksi, yaitu penurunan tingkat kesulitan konsep yang telah diidentifikasi pada tahap karakterisasi (Anwar, 2014: 2).

Metode 4STMD merupakan salah satu metode pengembangan dalam bidang pendidikan. Langkah pengembangan bahan ajar menggunakan metode 4STMD relevan dengan langkah penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Langkah ke-1 sampai dengan langkah ke-5 pada penelitian pengembangan yang dikemukakan Sugiyono bersesuaian dengan tahap seleksi dan strukturisasi pada metode 4STMD. Langkah ke-6 sampai langkah ke-9 pada penelitian pengembangan yang dikemukakan Sugiyono bersesuaian dengan tahap karakterisasi dan reduksi pada metode 4STMD. Sedangkan langkah ke-10 tidak dilakukan dalam penelitian ini karena disesuaikan dengan kebutuhan penelitian pengembangan bahan ajar tema sampah dalam tubuh.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh bahan ajar yang terkait dengan tema sampah dalam tubuh dan dikembangkan menjadi bahan ajar IPA SMP menggunakan 4STMD yang kemudian diberi judul “Sampah Dalam Tubuh”.

Materi bahan ajar didapat dari buku teks biologi, fisika, dan kimia yang yang relevan dengan tema sampah dalam tubuh. Penyajian materi IPA terpadu dalam bahan ajar ini menggunakan tipe integrated. Tipe Integratted mengorganisasikan kurikulum menggunakan pendekatan antar disiplin, dan mencocokpadukan


(22)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

beberapa mata pelajaran berdasarkan pada konsep dan topik yang ada dan saling tumpang tindih.

Materi - materi pada tema sampah dalam tubuh dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1

Materi Pada Tema Sampah Dalam Tubuh

Tema Kompetensi Dasar Sub Topik

Biologi Sub Topik Fisika Sub Topik Kimia Sampah dalam Tubuh

3.8 Memahami tekanan pada zat cair dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan tekanan darah, difusi pada peristiwa respirasi, dan tekanan osmosis

3.9 Menjelaskan struktur dan fungsi sistem eksresi pada

manusia dan pene-rapannya dalam menjaga kesehatan diri.

 Sistem peredaran darah manusia  Sistem ekskresi  Tekanan pada zat cair  Suhu  Jenis Zat  Difusi zat  Difusi pada alveolu s

Keterpaduan materi secara intergrated dalam tema sampah dalam tubuh dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2. Matriks Keterpaduan Materi dalam Bahan Ajar Sampah dalam

Tubuh

Wujud zat

Difusi pada alveolus Penyaringan pada ginjal Tekanan pada aliran darah

Pengaturan suhu tubuh melalui keringat dan urine

Jenis Zat Difusi zat Tekanan pada zat cair Suhu Biologi

Fisika Kimia

Peredarah darah Ekskresi


(23)

39

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut:

1. Pengembangan bahan ajar IPA SMP dalam penelitian ini merupakan proses mengembangkan, memvalidasi (judgment) dan menguji coba bahan ajar untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada jenjang Sekolah Mengengah Pertama.

2. Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar tertulis berupa buku IPA SMP untuk kelas VII yang berjudul “Sampah Dalam Tubuh”.

3. Sampah tubuh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah zat sisa metabolisme tubuh.

4. Metode 4STMD (Four Step Teaching Material Development) adalah metode pengembangan bahan ajar yang terdiri dari empat tahapan yaitunya tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi.

5. Kriteria kelayakan yang digunakan untuk penilaian bahan ajar dalam penelitian ini merujuk pada kriteria yang ditetapkan oleh BSNP. Kelayakan bahan ajar dinilai dari aspek kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan. Penilaian menggunakan angket dan dilakukan oleh 3 orang dosen dan 3 orang guru.

6. Keterpahaman adalah sejauh mana materi dalam bahan ajar dapat dipahami oleh siswa. Tingkat keterpahaman diukur melalui soal tes keterpahaman yang diberikan kepada siswa. Soal tes keterpahaman terdiri dari 3 jenis pertanyaan yaitu soal penulisan ide pokok, soal pilihan ganda, dan angket mudah/sulit teks.

7. Literasi sains siswa yang diukur melalui uji coba bahan ajar ini menggunakan soal tes pilihan ganda yang merujuk pada frame work PISA 2015. Frame


(24)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

work PISA 2015 terdiri dari empat domain yaitu domain konteks, kompetensi, pengetahuan, sikap.

D. Istrumen Penelitian

Instrumen penelitian berguna untuk pengumpulan data penelitian. Secara umum instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitunya lembar validasi, soal, dan angket.

1. Lembar Validasi

Instrumen yang digunakan untuk validasi adalah lembar validasi. Lembar validasi ini digunakan pada tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan uji coba bahan ajar. Berikut rincian dari lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini :

a. Tahap seleksi

Lembar validasi dan review pada tahap seleksi digunakan untuk :

1) Validasi kesesuaian indikator dengan KI dan KD yang terkait dengan tema 2) Validasi materi yang dijabarkan dari indikator yang terkait dengan tema 3) Validasi kesesuaian nilai dengan materi atau konsep yang dijabarkan b. Tahap Strukturisasi

Lembar validasi dan review pada tahap strukturisasi digunakan untuk : 1) Validasi peta konsep

2) Validasi struktur makro 3) Validasi multipel representasi c. Tahap Karakterisasi

Lembar validasi pada tahap karakterisasi digunakan untuk validasi soal uji keterpahaman.

d. Uji Coba

Lembar validasi pada tahap uji coba digunakan untuk validasi soal literasi sains


(25)

41

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Soal tes yang digunakan selama penelitian ada dua yaitu: a. Soal Tes Uji Keterpahaman

Tes uji keterpahaman digunakan pada tahap karakterisasi. Tes uji keterpahaman diberikan kepada siswa SMP saat uji coba lapangan. Pada soal tes keterpahaman terdapat tiga jenis soal, yaitunya soal penulisan ide pokok, soal pilihan ganda, dan angket mudah/sulitnya teks/paragraf. Selama tes siswa diminta untuk menuliskan ide pokok dari bacaan yang disajikan dan menjawab soal pilihan ganda yang terkait dengan teks. Lembar penulisan ide pokok dilengkapi dengan angket pendapat siswa tentang tingkat kesulitan materi yang disajikan. Jawaban siswa pada angket akan di sesuaikan dengan kemampuan siswa dalam menuliskan ide pokok dari bacaan tersebut. Hasil dari tes ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsep (sulit/mudah) dan keterpahamanan siswa terhadap teks. Dengan kata lain hasil itu untuk menentukan kemampuan teks untuk memberikan pemahamam kepada siswa.

b. Soal Tes Literasi Sains

Tes ini dibuat untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa melalui bahan ajar yang dikembangkan. Soal tes literasi sains berupa soal pilihan ganda dengan menggunakan framework PISA 2015 yang mencakup konten, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Soal tes ini diberikan kepada siswa pada dua kelas setelah membaca bahan ajar. Satu kelas mendapat bahan ajar terpadu tema sampah dalam tubuh, dan satu kelas lagi mendapat bahan ajar yang biasa digunakan disekolah tersebut. Sebelum digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap soal tes kemampuan literasi sains siswa. Analisis soal dilakukan dengan bantuan sofware AnatesV4. Analisis ini meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

3. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitunya: a. Angket Penilaian Kelayakan Bahan Ajar


(26)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Untuk menilai kelayakan bahan ajar digunakan kriteria penilaian bahan ajar yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Menurut Depdiknas (2014), komponen evaluasi atau penilaian terhadap bahan ajar pembelajaran yang telah dibuat mencakup kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan. Kelayakan bahan ajar dinilai oleh ahli yaitu dosen dan guru.

Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain: 1) Cakupan materi

2) Akurasi materi 3) Kemutakhiran

4) Mengandung wawasan produktivitas 5) Meransang keingintahuan

6) Mengembangkan kecakapan hidup 7) Mengembangkan wawasan kebinekaan 8) Mengandung wawasan kontekstual Komponen kebahasaan antara lain mencakup:

1) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik 2) Komunikatif

3) Dialogis dan interaktif 4) Lugas

5) Koherensi dan keruntutan alur pikir 6) Kesesuaian dengan kaidah bahasa 7) Penggunaan istilah dan simbol/lambang Komponen penyajian antara lain mencakup:

1) Teknik penyajian

2) Pendukung penyajian materi 3) Penyajian materi

Komponen kegrafikaan antara lain mencakup: 1) Desain bahan ajar

2) Penggunaan huruf 3) Ilustrasi dan gambar


(27)

43

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu b. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar

Angket tanggapan siswa ini digunakan untuk melihat tanggapan siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Penyusunan angket tanggapan siswa mempertimbangkan kesederhanaan bahasa sehingga siswa dapat mengeti dan memberikan jawaban yang tepat dan objektif. Instrumen tanggapan siswa terhadap bahan ajar terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa di salah satu sekolah menengah pertama.

Keseluruhan instrumen yang digunakan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Penelitian Pengembangan Bahan Ajar IPA Tema Sampah Dalam Tubuh

No Tahapan

Penelitian Bentuk Instrumen Sasaran Deskripsi

1 Tahap Seleksi 1. Lembar validasi dan review

kesesuaian KD dengan indikator

Dosen (Lampiran 1)

2. Lembar validasi dan review

kesesuaian indikator dengan konsep

Dosen

3. Lembar validasi dan review

kesesuaian nilai dengan konsep

Dosen

2 Tahap Strukurisasi

1. Lembar validasi dan review

peta konsep

Dosen (Lampiran 2)

2. Lembar validasi dan review

struktur makro

Dosen 3. Lembar validasi dan review

multipel representasi

Dosen 3 Tahap

Karakterisasi

1. Lembar validasi soal uji keterpahaman

Dosen

(Lampiran 3)

2. Soal uji keterpahaman Siswa

4 Uji Kelayakan

1. Angket kelayakan bahan ajar Dosen Guru

(Lampiran 4) 7 Uji Coba

Bahan Ajar

1. Lembar validasi soal literasi sains

Dosen

(Lampiran 5) (Lampiran 6)

2. Soal literasi sains Siswa

3. Angket tanggapan siswa Siswa


(28)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitia ini terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan pahap penyelesaian. Prosedur secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Menentukan peruntukan bahan ajar yang akan dibuat, yaitunya tingkatan sekolah dan kelas.

b) Menentukan tema bahan ajar yang dapat mencakup ketiga bidang IPA (fisika, kimia, biologi)

c) Menentukan kajian tema itu dari segi fisika, kimia, dan biologi

2. Tahap pelaksanaan a. Tahap seleksi

1) Mengumpulkan berbagai sumber bahan ajar melalui berbagai media baik media elektronik maupun non elektronik

2) Mengkaji kompetensi dasar dan menurunkannya dalam berbagai indikator atau tujuan pembelajaran yang harus dijadikan sebagai acuan di dalam memilih bahan ajar

3) Mencari sumber dan mengkaji nilai-nilai (value) yang sesuai dengan lingkup kajian materi yang dituntut dalam kompetensi dasar

4) Membuat draf kumpulan materi 1

5) Validasi dan review pada ahli menggunakan instrumen validasi

b. Tahap strukturisasi 1) Membuat peta konsep

2) Membuat struktur makro yang terdiri dari komponen makroskopis, komponen sub mikroskopis, dan komponen simbolik

3) Membuat multipel representasi, yaitunya menyajikan materi dalam beberapa bentuk.


(29)

45

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu c. Tahap karakterisasi

1) Membuat instrumen karakterisasi 2) Melakukan uji lapangan pada siswa 3) Mengidentifikasi konsep sulit

d. Tahap reduksi

1) Membuat kisi reduksi 2) Melakukan reduksi didaktis 3) Membuat draf materi 3

e. Penilaian Bahan Ajar

1) Penilaian kelayakan bahan ajar oleh dosen dan guru

2) Uji coba bahan ajar terhadap kemampuan literasi sains siswa

3. Tahap penyelesaian

Pada tahap penyelesaian dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Mengolah dan menganalisis data hasil uji data hasil penelitian b. Membuat pembahasan tentang hasil penelitian

c. Membuat kesimpulan dan saran d. Menyusun laporan


(30)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian secara ringkas tergambar pada alur penelitian seperti pada bagan di bawah ini:

Uji Coba Litrasi Sains

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Reduksi Didaktik Karakterisasi Strukturisasi Seleksi Tema

Standar Isi / KI/KD

Buku Teks IPA Dasar/Umum Nilai-Nilai terkait Materi IPA Pengembangan Instrumen Karakterisasi Konsep Uji Coba Lapangan

Instrumen Karakterisasi

Identifikasi Konsep Sulit Konsep Sulit (Abstrak, Kompleks, rumit) Kisi-Kisi reduksi Didaktik Reduksi Didaktik Konsep Penyusunan Draf Bahan Ajar 3

Uji Coba Kelayakan Pengembangan

indikator

Memilih Konsep Sesuai dengan Tuntutan Kutrikulum

Analisis Aspek Nilai terkait Materi IPA Kompilasi Materi

Draf Kumpulan Materi 1 Validasi Materi

Instrumen Validasi

(KI/KD-Indikator-Konsep-Nilai)

Peta Konsep Struktur Makro Multipel Representasi

Draf Kumpulan Materi 2

Analisis Data Pembahasan Kesimpulan & Saran


(31)

47

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digolongkan ke dalam data kuantitatif dan kualitatif. Data yang didapat dari penelitian ini adalah data validasi tahap seleksi, validasi tahap strukturisasi, data hasil tes keterpahaman, data hasil uji kelayakan bahan ajar, data hasil uji coba tes literasi sains, data tes literasi sains, dan data hasil data angket tanggapan siswa terhadap bahan ajar.

1. Analisis Data Pengembangan Bahan Ajar

Analisis data pada tahap pengembangan bahan ajar IPA tema sampah dalam tubuh menggunakan metode 4STMD ini berupa data kualitatif dan kuatitatif yang dijabarkan secara deskriptif.

a) Analisis Data Tahap Seleksi

Data penelitian pada tahap seleksi adalah data kuantitatif yang didapat dari validasi bahan ajar. Data ini bersumber dari validator atau ahli (expert judgment). Analisis data validasi pada tahap ini menggunakan CVR (Content Validity Ratio) dan CVI (Content Validity Index). Perhitungan nilai CVR (Content Validity Ratio) menggunakan persamaan 3.1.

(Persamaan 3.1)

(Lawshe, 1975: 567) Keterangan :

� = banyaknya pakar yang sepakat

= banyaknya pakar yang melakukan validasi Ketentuan :

a) Jika jumlah responden yang menyatakan “ya” kurang dari ½ total responden, maka nilai CVR = - (negatif)

b) Jika jumlah responden yang menyatakan “ya” ½ dari total responden, maka nilai CVR = 0

c) Jika seluruh responden menyatakan “ya”, maka nilai CVR = 1

�� = �− 2


(32)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

d) Jika jumlah responden yang menyatakan “ya” lebih dari ½ total responden, maka nilai CVR = 0 – 0,99 (Lawshe, 1975: 567-568)

Perhitungan CVI (Content Validity Index) menggunakan persamaan 3.2.

(Persamaan 3.2)

(Lawshe, 1975: 58)

Nilai CVR minimum yang menyatakan bahwa sesuatu dapat diterima tergantung pada jumlah validator. Nilai minumum CVR dapat untuk setiap jumlah validator dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3 Nilai Minimum CVR Jumlah

Validator Nilai CVR Minimum

5 0,736

6 0,672

7 0,485

8 0,453

9 0,427

10 0,405

(Wilson et al, 2012: 10)

b) Analisis Data Tahap Strukturisasi

Data penelitian pada tahap strukturisasi adalah data kuantitatif yang didapat dari validasi bahan ajar. Data ini bersumber dari validator atau ahli (expert judgment). Analisis data strukturisasi dengan persentase menggunakan persamaan 3.3.

(Persamaan 3.3)

Keterangan :

V1 = Validator 1 V2 = Validator 2

���= ��

� = �

1 + �2 + �


(33)

49

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Vn = Validator ke-n

Nilai validasi yang didapat tersebut dapat dikatergorikan sesuai dengan tabel 3.4.

Tabel 3.4

Kategori Nilai Validasi

Rasio Kategori

0 < v < 33% Tidak sesuai 33% < v < 67 % Sesuai 67% < v < 100& Sangat Sesuai

c) Analisis Data Tahap Karakterisasi

Tahap karakterisasi menggunakan instrumen uji keterpahaman. Data penelitian pada tahap karakterisasi adalah data kuantitatif yang didapat dari tes keterpahaman bahan ajar dan diolah secara deskriptif. Data ini bersumber dari siswa. Sebelumnya soal tes keterpahaman ini divalidasi oleh validator atau ahli (expert judgment). Penilaian dan saran validator pada proses validasi digunakan untuk merevisi soal tes keterpahaman.

Uji keterpahaman diberikan kepada siswa yang secara tingkatan kelas belum belajar materi yang ada pada bahan ajar. Soal uji keterpahaman pada tahap karakterirasi ini berjumlah 25 paragraf atau teks.

Analisis data untuk uji keterpahaman dengan cara menghitung jumlah siswa yang menjawab dengan benar pada tiap paragraf/teks. Kemudian menentukan persentase jumlah siswa yang menjawab dengan benar menggunakan persamaan 3.4.

(Persamaan 3.4) Keterangan:

X = persentase jumlah siswa yang menjawab dengan benar per teks/paragraf Y = jumlah siswa yang siswa yang menjawab dengan benar per teks/paragraf N = Jumlah seluruh siswa yang memberikan jawaban


(34)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Persentase jumlah siswa yang menjawab dengan benar per teks/paragraf diinterpretasikan sebagai data untuk mengidentifikasi konsep sulit. Kriteria dalam menentukan konsep sulit merujuk pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Kriteria Tingkat Kesulitan Teks Bahan Ajar Persentase Jumlah Siswa

Yang Menjawab Benar

Tingkat Kesulitan

Teks Bahan Ajar Level Bahan Ajar 60% < x < 100% Mudah Independent Level 40% < x < 60% Sedang Instructional Level 0% > x < 40% Sulit Frustation Level

(diadaptasi dari tingkat kesukaran buku teks sains Bachman (1985))

d) Analisis Data Tahap Reduksi Didaktis

Data pada tahap reduksi berasal dari tahap karakterisasi yang merupakan data kualitatif. Analisis datanya dengan menurunkan tingkat kesulitan paragraf atau teks menjadi lebih mudah. Cara yang digunakan untuk menurunkan tingkat kesulitan teks/paragraf ada 7 yaitunya kembali kepada tahapan kualitatif, pengabaian, penggunaan penjelasan berupa gambar, simbol, sketsa, dan percobaan, penggunaan analogi, penggunaan tingkat perkembangan sejarah, generalisasi, partikularisasi, dan pengabaian perbedaan pernyataan konsep (Anwar. 2014: 26-28).

2. Analisis Data Kelayakan Bahan Ajar

Penilaian kelayakan bahan ajar berupa angket penilaian yang diberikan oleh tiga orang guru dan tiga orang dosen ahli. Analisis data tersebut cara dengan menghitung jawaban “ya” dari para penilai pada setiap aspek penilaian kelayakan bahan ajar. Hasil dari penilaian aspek tersebut, kemudian dihitung persentasenya seperti persamaan 3.5.

(Persamaan 3.5) Keterangan:

X = persentase nilai kelayakan setiap aspek


(35)

51

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Y = jumlah penilai yang menjawab “ya”

N = Jumlah seluruh penilai yang mengisi angket kelayakan

Persentase kelayakan bahan ajar, kemudian yang dilkasifikasikan berdasarkan tabel 3.6.

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Kelayakan Bahan Ajar Rentang Persentase (%) Kategori

0 < x < 20 Sangat Jelek 20 < x < 40 Jelek 40 < x < 60 Cukup 60 < x < 80 Baik 80 < x < 100 Sangat Baik

(Riduwan. 2010)

3. Analisis Data Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengeahui pendapat siswa tentang bahan ajar. Data dari angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yang dianalisis secara deskriptif. Instrumen angket tanggapan siswa ini memuat kolom sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Hasil data angket yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk mendukung temuan-temuan terkait dengan penelitian yang dilakukan dan dipaparkan pada bagian analisis data dan pembahasan.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menganalisis data angket tanggapan siswa adalah dengan langkah berikut:

a) Memberikan skor tanggapan dengan kriteria sebagai berikut : 1) Bobot 4 untuk jawaban sangat setuju

2) Bobot 3 untuk jawaban setuju 3) Bobot 2 untuk jawaban tidak setuju 4) Bobot 1 untuk jawaban sangat tidak setuju b) Menentukan skor tertinggi

Banyak siswa x skor maksimum

c) Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing siswa untuk setiap pernyataan


(36)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

d) Melakukan perhitungan persentase angket tanggapan siswa terhadap bahan ajar dengan menggunakan persamaan 3.6

(persamaan 3.6) Keterangan:

X = Persentase tanggapan siswa Y = Skor tanggapan siswa N = Skor maksimum

4. Analisis Data Uji Coba Bahan Ajar Terhadap Literasi Sains

Uji coba bahan ajar terhadap literasi sains menggunakan soal literasi sains. Soal validasi divalidasi oleh tiga orang ahli pendidikan dan konten. Hasil validasi. Kemudian soal literasi sains diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan untuk ambil data penelitian. Hasil tes diujicobakan kepada 35 orang siswa dan dianalisis menggunakan Anates versi 4 untuk melihat reliabilitas, validitas butir soal, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Setelah itu soal digunakan untuk melalukan tes pada saat pengambilan data penelitian.

a) Analisis Data Uji Coba Soal Tes Literasi Sains

Analisis data yang dilakukan meliputi validitas soal, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda butir soal.

1) Validitas Soal

Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas instrumen diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengamatan. Pengujian validitas menggunakan validitas isi dengan cara meminta pertimbangan dari ahli


(37)

53

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(judgement). Hal ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Peneliti meminta pendapat dari ahli mengenai instrumen yang telah dibuat dan para ahli dapat memberikan pendapat berupa instrumen sudah tepat, ada yang perlu diperbaiki, atau semua harus diperbaiki. Dari pertimbangan dosen ahli tersebut, diperoleh berbagai masukan mengenai redaksi, isi, dan konstruk. Setelah itu dilakukan uji coba kesekolah. Untuk melihat validitas butir soal yang diuji dari data yang sudah diolah pada program anates, cukup melihat pada bagian kolom korelasi. Selanjutnya, hasil validitas tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kategori validitas seperti pada tabel 3.7.

Tabel 3.7

Kategori Validitas Tes

Batasan Kategori

0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup

0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009)

2) Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau tidak berubah-ubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Dari hasil pengolahan data dari program anates, nilai dari realibilitas soal bisa langsung dilihat pada bagian awal dari pengolahan data tersebut. Hasil reliabilitas tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kategori reliabilitas seperti pada tabel 3.8.


(38)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8.

Kategori Reliabilitas Tes

Batasan Kategori

0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup

0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009) 3) Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Hasil untuk tingkat kesukaran dapat diinterpretasikan menggunakan kriteria seperti pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,70 < P ≤ 1,00 Soal Mudah 0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang 0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar (Arikunto 2009: 210)

4) Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang sudah menguasai materi dengan siswa yang belum menguasai materi berdasarkan kriteria tertentu. Atau bisa dikatakan sebagai kemampuan soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Hasil pengolahan data untuk faktor daya pembeda, bisa langsung dilihat pada kolom daya pembeda dan diinterpretasikan menggunakan kriteria berdasarkan tabel 3.10.

Tabel 3.10.

Kategori Daya Pembeda Butir Soal Nilai Daya Pembeda Kategori

Negatif – 0.00 Tidak baik 0.01 – 0.20 Jelek (poor) 0.21 – 0.40 Cukup (satisfactory) 0.41 – 0.70 Baik (good) 0.71 – 1.00 Baik sekali (excellent)


(39)

55

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2009: 218)

b) Analisis Data Tes Literasi Sains

Soal tes kemampuan literasi sains siswa dibuat dengan mengikuti frame work PISA 2015. Data kemampuan literasi sains siswa dianalisis secara deskriptif dengan meghitung persentase skor yang didapatkan oleh siswa. Pemberian skor untuk jawaban benar adalah 1 dan skor untuk jawaban salah adalah 0. Jumlah skor yang didapat dipresentasekan dengan menggunakan rumus menurut Purwanto (2009).

(Persamaan 3.7)

Keterangan :

NP : Nilai yang dicari

R : Skor mentah yang diperoleh siswa

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 : Bilangan tetap

Setelah itu dilakukan penafsiran persentase literasi sains siswa bersadarkan perhitungan di atas. Penafsiran ini dilakukan berdasarkan kategori menurut Purwanto (2009) sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kategori Kemampuan Literasi Sains Siswa

Persentase Predikat

86< x ≤ 100 % Sangat baik 76< x ≤ 86% Baik 60< x ≤ 76% Cukup 55< x ≤ 60% Kurang

x <55% Kurang sekali

Berdasarkan frame work PISA 2015, literasi sains mencakup 4 domain, yaitunya domain konten, konteks, kompetensi, dan sikap. Kemampuan literasi sains siswa juga dideskripsikan berdasarkan ke empat komponen tersebut.


(40)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Selain menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan menggunakan metode 4STMD, uji coba ini juga melibatkan bahan ajar yang disusun oleh Pusat Perbukuan yang biasanya digunakan disekolah. Hal ini dilakukan sebagai pembanding terhadap kemampuan literasi sains siswa antara siswa yang menggunakan bahan ajar tema sampah dalam tubuh yang dikembangkan dengan menggunakan metode 4STMD dan siswa yang menggunakan buku yang biasa digunakan oleh siswa disekolah. Perbandingan ini dipaparkan secara deskriptif dalam bentuk tabel.


(41)

115

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan bahan ajar tema sampah dalam tubuh menggunakan metode 4STMD (Four Steps Teaching Material Development) ini disimpulkan bahwa

1. Tahap seleksi pada pengembangan bahan ajar ini dilakukan dengan memilih tema “sampah dalam tubuh” sebagai tema bahan ajar, menetapkan KD 3.8 dan 3.9 sebagai KD yang relevan dengan tema, mengembangkan 11 indikator dari 2 KD tersebut, mengembangkan 6 nilai , memvalidari dan mereview draf bahan ajar.

2. Tahap strukturisasi dilakukan dengan membuat, memvalidasi dan mereview peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi pada tema sampah dalam tubuh. Peta konsep, struktur makro, dan multipel representasi divalidasi dan direview oleh dosen dan didapat nilai validasi masing-masing 100%.

3. Tahap karakterisasi dilakukan dengan uji coba lapangan di SMP untuk mengetahui karakteristik konsep (sulit/mudah) pada bahan ajar. Dari hasil karakterisasi terdapat 10 konsep sulit pada bahan ajar tema sampah dalam tubuh.

4. Tahap reduksi dilakukan dengan mengurangi tingkat kesulitan dari 10 konsep yang telah teridentifikasi pada tahap karakterisasi. Reduksi didaktis dilakukan dengan cara penggunaan penjelasan berupa konsep, gambar, simbol, sketsa, dan percobaan, penggunaan analogi, dan partikularisasi.

5. Bahan ajar IPA terpadu tema sampah dalam tubuh yang dikembangkan menggunakan metode 4STMD memiliki kelayakan dari aspek isi dengan kriteria sangat baik (92%), aspek kebahasaan dengan kriteria sangat baik (99%), aspek penyajian dengan kriteria sangat baik (97%), dan aspek kegrafikaan dengan kriteria sangat baik (98%).

6. Keterpahaman bahan ajar IPA terpadu tema sampah dalam tubuh yang dikembangkan menggunakan metode 4STMD berada tingkat yang mudah,


(42)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dengan nilai keterpahaman 84% sehingga temasuk kategori bahan ajar mandiri (independent level).

7. Kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA terpadu tema sampah dalam tubuh berada pada kategori cukup dengan capaian rata-rata literasi sains siswa sebesar 68,60% sedangkan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah sebesar 61,61%. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan baik terhadap bahan ajar hasil pengembangan ini.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan-keterbatasan penelitian, ada beberapa hal yang disarankan sebagai tindak lanjut penelitian, yaitu:

1. Diperlukan uji coba bahan ajar dengan mengimpelmentasikannya dalam pembelajaran untuk menguji efektivitas dan menguji seberapa besar bahan ajar hasil pengembangan tersebut berpengaruh (effect size) terhadap hasil belajar siswa.

2. Diperlukan beberapa kali uji keterpahaman setelah melakukan reduksi didaktis untuk melihat kenaikan keterpahaman bahan ajar setelah dilakukan reduksi didaktis tersebut.

3. Mengembangkan bahan ajar pada tema IPA yang lain dengan menggunakan metode 4STMD


(43)

117

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahkamajaya, H. (2014). Pengembangan Buku Ajar Struktur Atom dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Peserta Didik. Tesis tidak diterbitkan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Ainswoth, S. (1999). “The Function od Multiple Representasi”. Computer and Education, 33, 131-152.

Allington, R.L. (2002). You Can’t Learn Much From Books You Can’t Read. Edicational Leadership. 60 (3), 16-19.

Anwar, S. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. Handout Perkuliahan. [tidak diterbitkan].

Arends, R. I. (2008). Learning How to Teach, Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Campbell, N.A, dkk. (2010). Biologi Edisi kedepalan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Cameron, J.R., Skofronick, J.G., Grant, R.M. (2006). Fisika Tubuh Manusia Edisi Kedua. Ohio: Medical Physics Publishing.

Cohen, L., Manion, L. & Morrison, K. (2000). Research Methods in Education. London : Routhledge

Departement For Internasional Development (DFID). (2013). Learning and Teaching Material :Policy and Practice for Provision. United Kingdom. [online]. Tersedia di: www.gov.uk. [diakses 10 November 2014].

Depdikbud. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. (2008). Kumpulan Permen. Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Devetak, Iztok., Vogrinc, Janez., & Glažar, Saša A. (2010). States of matter explanations in Slovenian textbooks for student aged 6 to 14.


(44)

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

International Journal of Environmental & Science Education. Vol.5(2). hlm 217-235.

Dick, W and Carey L. (1996). “The Systemtic Desaign of Instruction 3rd”. Ed Glenview, IL: Scott, Forestmen and Company.

Duit, R. (2007). Science Educational Research Internationally: Conception, Research Method, Domain Research Eurasia Journal Of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3 (1), hlm 3-15. Diut, R et al. (2012). The model Of Educational Reconstruction – A

Framework For Improving Teaching And Learning Science. Science Education Research And Practice In Europe. Vol 5. hlm 13-37.

Fogarty, R. (1991). The Mindful School, How To Integrated Curicula. USA: Iri/Skylighi Publihing Inc.

Giancoli. (1998). Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Gilbert, J.K. (2010). The Role Of Visual Representation In The Learning And Teaching Of Science. Asia-Pasific on Science Learning and Teaching. Vulime 11, Issue 1.

Goldin, G.A. (2002). Respresentation in Mathematical Learning and Problem Solving. Dalam L.D English (Ed). Handook of International Research in mathematics Education (IRME). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associartes.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar dan Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. Herlanti, Y. 2011. Penilaian Belajar dan Mengajar IPA Melalui Peadagogi

Materi Subjek. Seminar Pendidikan IPA 2011 “Tren Evaluasi Pembelajaran IPA Masa Kini dan Masa Depan”. UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

Hewitt, et al. (2007). Conceptual Integrated Science. San Fancisco: Pearson Addison Wesley.

Houwer, J.D., Holmes, D.B., Moors, A. 2013. What is Learning ? On The Nature And Merit Of A Function Definition Of Learning. Psychon BBull Rev Springer. DOI 10.3758/s13423-013-0386-3


(45)

119

Gusfarina, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Igwebuike, T.B & Oriaifo, S.O. (2014). Effect Constructivist Instructional Strategy On Affective Outcome By Integrated Science Student. International Review of Contempory Learning Research an International Journal. 1. hal 1-10.

Kemdikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemdikbud

Kitao, K. (1997). Selecting and Developing Teaching / Learning Materials. The Internet TESL Journal. Vol IV. No. 4.

Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu, Teori, Praktik, dan Penilaian. Bandung: Pustaka Cendikia Utama

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personnel Psychology. Vol. 28. 563-575.

Liang, Y., & Cobern, W.W. (2013). Analysis of a Typical Chinese High School Biology Textbook Using the AAAS Textbook Standards. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol 9(4), hlm 329-336.

OECD. (2013). PISA 2009. Result: What 15-years-old know and what they can do with what they know. Student Performance in Reading, Mathematic and science. Volume I OECD.

OECD. (2013). PISA 2012 Result in Focus. What 15-years-old know and what they can do with what they know. [online]. Programme for International Student Assessment. 7 Februari.

Pikulski, J. J. (2003). Readability. [online]. Tersedia:

http://www.eduplace.com/state/author/pikulski.pdf. [].

Prain, V. and Waldrin, B.G. (2007). “An Exploratory Study of Teache’s Persprecvtive about Using Multi-Moodal Representastions od Concepts to Enhance Science Learning”. Canadian Journal od Science, Mathematics and Technology Education.

Prastowo, A. (2010). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.


(1)

dengan nilai keterpahaman 84% sehingga temasuk kategori bahan ajar mandiri (independent level).

7. Kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA terpadu tema sampah dalam tubuh berada pada kategori cukup dengan capaian rata-rata literasi sains siswa sebesar 68,60% sedangkan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah sebesar 61,61%. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan baik terhadap bahan ajar hasil pengembangan ini.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan-keterbatasan penelitian, ada beberapa hal yang disarankan sebagai tindak lanjut penelitian, yaitu:

1. Diperlukan uji coba bahan ajar dengan mengimpelmentasikannya dalam pembelajaran untuk menguji efektivitas dan menguji seberapa besar bahan ajar hasil pengembangan tersebut berpengaruh (effect size) terhadap hasil belajar siswa.

2. Diperlukan beberapa kali uji keterpahaman setelah melakukan reduksi didaktis untuk melihat kenaikan keterpahaman bahan ajar setelah dilakukan reduksi didaktis tersebut.

3. Mengembangkan bahan ajar pada tema IPA yang lain dengan menggunakan metode 4STMD


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ahkamajaya, H. (2014). Pengembangan Buku Ajar Struktur Atom dan Ikatan Kimia Menggunakan Konteks Wayang Kulit untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Peserta Didik. Tesis tidak diterbitkan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Ainswoth, S. (1999). “The Function od Multiple Representasi”. Computer

and Education, 33, 131-152.

Allington, R.L. (2002). You Can’t Learn Much From Books You Can’t Read. Edicational Leadership. 60 (3), 16-19.

Anwar, S. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. Handout Perkuliahan. [tidak diterbitkan].

Arends, R. I. (2008). Learning How to Teach, Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Campbell, N.A, dkk. (2010). Biologi Edisi kedepalan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Cameron, J.R., Skofronick, J.G., Grant, R.M. (2006). Fisika Tubuh Manusia Edisi Kedua. Ohio: Medical Physics Publishing.

Cohen, L., Manion, L. & Morrison, K. (2000). Research Methods in Education. London : Routhledge

Departement For Internasional Development (DFID). (2013). Learning and Teaching Material :Policy and Practice for Provision. United Kingdom. [online]. Tersedia di: www.gov.uk. [diakses 10 November 2014].

Depdikbud. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. (2008). Kumpulan Permen. Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Devetak, Iztok., Vogrinc, Janez., & Glažar, Saša A. (2010). States of matter


(3)

International Journal of Environmental & Science Education. Vol.5(2). hlm 217-235.

Dick, W and Carey L. (1996). “The Systemtic Desaign of Instruction 3rd”. Ed

Glenview, IL: Scott, Forestmen and Company.

Duit, R. (2007). Science Educational Research Internationally: Conception, Research Method, Domain Research Eurasia Journal Of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3 (1), hlm 3-15. Diut, R et al. (2012). The model Of Educational Reconstruction – A

Framework For Improving Teaching And Learning Science. Science Education Research And Practice In Europe. Vol 5. hlm 13-37.

Fogarty, R. (1991). The Mindful School, How To Integrated Curicula. USA: Iri/Skylighi Publihing Inc.

Giancoli. (1998). Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Gilbert, J.K. (2010). The Role Of Visual Representation In The Learning And Teaching Of Science. Asia-Pasific on Science Learning and Teaching. Vulime 11, Issue 1.

Goldin, G.A. (2002). Respresentation in Mathematical Learning and Problem Solving. Dalam L.D English (Ed). Handook of International Research in mathematics Education (IRME). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associartes.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar dan Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. Herlanti, Y. 2011. Penilaian Belajar dan Mengajar IPA Melalui Peadagogi

Materi Subjek. Seminar Pendidikan IPA 2011 “Tren Evaluasi Pembelajaran IPA Masa Kini dan Masa Depan”. UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

Hewitt, et al. (2007). Conceptual Integrated Science. San Fancisco: Pearson Addison Wesley.

Houwer, J.D., Holmes, D.B., Moors, A. 2013. What is Learning ? On The Nature And Merit Of A Function Definition Of Learning. Psychon BBull Rev Springer. DOI 10.3758/s13423-013-0386-3


(4)

Igwebuike, T.B & Oriaifo, S.O. (2014). Effect Constructivist Instructional Strategy On Affective Outcome By Integrated Science Student. International Review of Contempory Learning Research an International Journal. 1. hal 1-10.

Kemdikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemdikbud

Kitao, K. (1997). Selecting and Developing Teaching / Learning Materials. The Internet TESL Journal. Vol IV. No. 4.

Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu, Teori, Praktik, dan Penilaian. Bandung: Pustaka Cendikia Utama

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”.

Personnel Psychology. Vol. 28. 563-575.

Liang, Y., & Cobern, W.W. (2013). Analysis of a Typical Chinese High School Biology Textbook Using the AAAS Textbook Standards. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol 9(4), hlm 329-336.

OECD. (2013). PISA 2009. Result: What 15-years-old know and what they can do with what they know. Student Performance in Reading, Mathematic and science. Volume I OECD.

OECD. (2013). PISA 2012 Result in Focus. What 15-years-old know and what they can do with what they know. [online]. Programme for International Student Assessment. 7 Februari.

Pikulski, J. J. (2003). Readability. [online]. Tersedia: http://www.eduplace.com/state/author/pikulski.pdf. [].

Prain, V. and Waldrin, B.G. (2007). “An Exploratory Study of Teache’s Persprecvtive about Using Multi-Moodal Representastions od

Concepts to Enhance Science Learning”. Canadian Journal od

Science, Mathematics and Technology Education.

Prastowo, A. (2010). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.


(5)

Richardson, J.S. (1957). Science Teaching in Secondary School. Englewood Cliffs : Prentice- Hall.

Riduwan. (2010). Dasar – Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.

Rustaman, A. (2011). “Membangun Literasi Sains Peseta Didik”. Bandung : Humaniora Penerbit Buku Pendidikan.

Rusyana, Y & Suherli. (2004). Pedoman Keterbacaan Buku Pelajaran SD. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sadiman, Arief.S. (2004). Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran. Makalah: tidak terbit.

Senat Stellenboch University. (2007). Policy On Teaching and Learning Material. Stellenboch University. [online]. Tersedia di: www.sun.ac.za. [diakses 10 November 2014] .

Setiadi, R dan Agus, A. (2004). Dasar-Dasar Pemrograman Software

Pembelajaran”. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia UPI

Shulman, L.S. (1987). Knowledge And Teaching: Foundation Of The New Reform. Harvard Educational Review. Vol 57 (1). hlm. 1-21.

Sibanda, L. (2014). The Readability of Two Grade 4 Natural Science Textbooks For South Africans Schools. South Africans Journal of Childhood Education. 4 (2), 154-175.

Sothayapetch, P., Lavonen, J., & Juuti, K. (2012). An Analysis of Science Textbooks for Grade 6: The Electric Circuit Lesson. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol 9(1), hlm 59-72.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suhadi, R. (1996). Analisis Bahasa Buku Paket SMA dari segi Keterbacaan (Suatu Pendekatan Analisis Kalimat dan Uji Kalimat yang Dilakukan oleh Pembelajaran Jurusan Fisika di SMA Negeri di Kotamadya Bandung). Disertasi Doktor pada Program Pascasarjana IKIP Bandung. Bandung: Tidak dipublikasikan


(6)

Sukmadinata, N. S.(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Toharudin,U., dkk. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora

Vercoustre, A. M & McLean, A. (2003). Reusing Educational Material for Teaching and Learning: Current Approaches and Directions. Victoria : CSIRO Mathematical and Informatian Science

Waldrip, B., Prain, V., and Caralon, J. (2006) “Learning Junior Secondary Science through Multi-Modal Representations”. Electronic Kournal of Science Education. 11. (1), 88-107.

Wiguna, F.M. (2014). Kajian Teoritik Tahap Strukturisasi Pengolahan Bahan Ajar 4S-TMD Dilihat dari Aspek Filosofis, Aspek Psikologis, Aspek Didaktis dan Aplikasinya Pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa. Bandung: Tesis Sekolah Pasca Sarjana UPI (Tidak diterbitkan). Wulan, A. R. (2007). Penggunaan Asesmen alternatif pada pembelajaran

Biologi. Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan pendidikan Biologi Untuk Menunjang Profesionalisme. Hlm. 381-383 ISBN 978-979-25-0596-2


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT.

1 2 53

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP TEMA BENCANA GEMPA BUMI DAN ERUPSI GUNUNG API (EARTH SCIENCE) DENGAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIALS DEVELOPMENT (4STMD).

3 5 23

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD.

9 30 42

PENGEMBAGNAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD).

15 33 45

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU DENGAN TEMA CUACA MENGGUNAKAN FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4S TMD) - repository UPI T IPA 1302588 Title

0 0 4

PENGEMBAGNAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA KELISTRIKAN PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOUR STEP TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT (4STMD) - repository UPI T IPA 1303382 Title

0 1 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LAUT UNTUK SISWA SMP MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT - repository UPI T IPA 1302683 Title

1 1 7

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU MENGGUNAKAN FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT DENGAN TEMA PEMANASAN GLOBAL - repository UPI T IPA 1302932 Title

0 1 4

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA SAMPAH DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4STMD (FOUR STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT) - repository UPI T IPA 1302595 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU PADA TEMA UDARA BERBASIS NILAI RELIGIUS MENGGUNAKAN 4 STEPS TEACHING MATERIAL DEVELOPMENT - repository UPI

0 0 1