PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG ADAT CIPTARASA MENJADI KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN SUKABUMI.

No. Daftar FPIPS: 1126/UN.40.2.5.1/PL/20012

PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG ADAT CIPTARASA
MENJADI KAWASAN WISATABUDAYADI KABUPATEN
SUKABUMI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pariwisata Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Oleh
Muhammad Iqbal Mudjsa
NIM054888

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2012
Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013

Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG ADAT
CIPTARASA MENJADI KAWASAN WISATA
BUDAYA
DI KABUPATEN SUKABUMI

Oleh
Muhammad Iqbal Mudjsa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Muhammad Iqbal Mudjsa 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

MUHAMMAD IQBAL MUDJSA
NIM 054888

PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG ADAT CIPTARASA MENJADI
KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN SUKABUMI

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing,

Pembimbing I

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.
NIP 19741018 200812 2 001


Pembimbing II

Drs. H. Gumelar S Sastrayuda, CTM.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.
NIP 19741018 200812 2 00

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG ADAT CIPTARASA MENJADI
KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN SUKABUMI
Muhammad Iqbal Mudjsa
NIM 054888

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa
Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Sukabumi”. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap potensi yang dimiliki oleh
Kampung Adat Ciptarasa. Kampung Adat Ciptarasa memiliki berbagai keunikan
yang tidak banyak dimiliki oleh kampung adat sejenis di Indonesia terutama di
tanah Sunda baik itu dari keindahan panorama alam, budaya dan adat istiadat,
sejarah serta kehidupan sehari-hari masyarakat. Kearifan lokal dari warga
masyarakat merupakan keunikan tersendiri dan juga menjadi ciri khas yang
mereka miliki sebagai daya tarik tersendiri.Potensi tersebut dirasa perlu
dikembangkan secara optimal dengan harapan dapat memberikan dampak yang
positif bagi berbagai pihak terutama bagi Kampung Adat Ciptarasa bila dapat
kedepannya kampung ini dikembangkan menjadi kawasan wisata budaya.
Berbagai data yang didapat dan dikumpulkan oleh peneliti didapat dari
berbagai sumber sesuai dengan bidangnya masing-masing melalui proses
penelitian lapangan maupun wawancara. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dan teknik analisis yang
digunakan adalah dengan analisis TOWS/SWOT. Setiap data yang diperoleh
dianalisis sebagai strategi pengembangan wisata budaya di Kampung Adat
Ciptarasa dengan berbagai pendekatan kepariwisataan.

Kearifan lokal, kehidupan sehari-hari warga masyarakat, panorama alam,
adat istiadat, arsitektur, sejarah, serta unsur budaya yang terdapat di Kampung
Adat Ciptarasa merupakan potensi yang dapat dimaksimalkan dengan baik untuk
selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah kawasan wisata budaya. Dengan
analisis TOWS/SWOT yang digunakan untuk mengidentifikasi serta menganalisis
berbagai unsur pendukung dan penghambat dalam rangka pengembangan
kawasan wisata.
Kata kunci : Kampung Adat, Kearifan lokal, Wisata Budaya

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN POTENSI KAMPUNG ADAT CIPTARASA MENJADI
KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN SUKABUMI
Muhammad Iqbal Mudjsa
NIM 054888
ABSTRACT
This study entitled “Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa

Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Sukabumi”.The research was
motivated by author interest of the potential held by the Ciptarasa Village
Peoples. Ciptarasa village has a variety of unique custom that is not owned by
many indigenous villages of its kind in Indonesia, especially in the land of Sunda
either of the panoramic beauty of nature, culture and customs, history and
everyday life of society. Local knowledge of citizens is unique and is also a
characteristic that they possess a distinctive charm. That potential is considered
to be optimally developed with a view to providing a positive impact for the
various parties, especially for Indigenous Village Ciptarasa when the future of
this village can be developed into a cultural tourism area.
Various data was collected by author and obtained from various sources
in accordance with their respective fields through field research and interview
process. The method used in this study is a descriptive qualitative approach, and
technic analysis used is the TOWS/SWOT analysis. Any data obtained were
analyzed as a strategy for cultural tourism development in Ciptarasa Indigenous
Village tourism with a variety of approaches.
Local wisdom, daily lifepeople,scenery, customs, architecture, history,
andcultural elementscontainedin theIndigenousVillagesCiptarasaare the potential
thatcan bemaximized byproperlytobe developedfurtherintoanareaof cultural
tourism. With theTOWS/SWOTanalysisis usedtoidentifyandanalyze thevarious

elementssupporting and inhibitingthe development ofthe tourist area.
Key words : Traditional Village, Local Wisdom, Cultural Tourism

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iii

UCAPAN TERIMA KASIH ..........................................................................


iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ................................................


8

1. Identifikasi Masalah ..................................................................

8

2. Pembatasan Masalah .................................................................

8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................

9

1. Tujuan Penelitian ......................................................................

9

2. Kegunaan Penelitian .................................................................


9

D. Definisi Operasional ...........................................................................

10

BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepariwisataan ...................................................................................

13

1. Wisata .......................................................................................

13

2. Pariwisata ..................................................................................

13


3. Wisatawan .................................................................................

14

B. Wisata Budaya ...................................................................................

14

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Wisata Minat Khusus .........................................................................

15

D. Budaya ................................................................................................

16

E. Adat ....................................................................................................

18

F. Kampung Adat ...................................................................................

18

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................

20

1. Lokasi Penelitian ......................................................................

20

2. Waktu Penelitian .......................................................................

21

B. Metode Penelitian ...............................................................................

21

C. Populasi Penelitian .............................................................................

23

D. Pengambilan Contoh (Sampling) .......................................................

23

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................

24

1. Observasi ..................................................................................

26

2. Wawancara ...............................................................................

25

3. Dokumentasi .............................................................................

26

4. Triangulasi ................................................................................

26

F. Instrumen Penelitian ...........................................................................

27

G. Teknik Analisis ..................................................................................

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................................

31

1. Deskripsi Umum ................................................................................

31

a. Kondisi Geografis .....................................................................

32

b. Kondisi Sosial dan Ekonomi masyarakat .................................

32

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Arsitektur ..................................................................................

34

d. Teknologi ..................................................................................

36

e. Sarana dan Prasarana ................................................................

37

2. Kebudayaan ........................................................................................

38

B. Pembahasan ........................................................................................

39

1. Analisis SWOT / TOWS ....................................................................

39

a. Analisis SWOT .........................................................................

39

b. Matriks TOWS/SWOT .............................................................

50

c. Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) ...........................

53

d. Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal (KAFE) .......................

54

e. Asumsi ......................................................................................

55

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ........................................................................................

57

B. Implikasi ............................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

62

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................

63

LAMPIRAN ....................................................................................................

64

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar yang paling banyak
dilirik sebagai salah satu sektor andalan bagi negara dewasa ini, terutama bila
dilihat dari kontribusi yang dihasilkannya sebagai sumber pendapatan atau devisa
serta penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Karenanya, banyak negara yang
menjadikan industri pariwisata sebagai salah satu prioritas utama dalam rangka
mengembangkan perekonomian sekaligus sebagai sarana promosi untuk
mengenalkan negaranya kepada dunia luar.
Indonesia merupakan salah satu negara yang juga mengandalkan
pariwisata sebagai salah satu sektor andalannya karena dinilai memiliki potensi
yang sangat baik bila industri ini dapat dikelola dan dikembangkan secara
maksimal, potensial dan terarah. Karunia panorama alam yang sangat indah, adat
istiadat dan budaya yang sangat beragam, serta daya tarik wisata lain yang
memiliki ciri khas serta keunikan tersendiri menjadikan Indonesia sebagai suatu
negara yang memang terlahir untuk menjadi salah satu tujuan wisata yang harus
dikunjungi wisatawan, terutama bagi wisatawan mancanegara.
Pada hakekatnya, pembangunan kepariwisataan di Indonesia hanya
membicarakan tentang bagaimana menjaga kestabilan kondisi alam tetapi
seharusnya semua aspek kehidupan pun perlu mendapat perhatian khusus serta
perlu dilestarikan termasuk juga dalam hal ini kultur sosial serta budaya.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2

Pariwisata merupakan suatu aktifitas yang bersifat kompleks karena mencakup
hampir seluruh aspek kehidupan manusia, oleh karena itu pembangunan,
pengembangan maupun pengelolaan kepariwisataan haruslah holistik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan pengusaha.
Dengan tumbuh dan berkembangnya sektor pariwisata di Indonesia
diharapkan mampu memberikan dampak positif secara menyeluruh serta
menyentuh berbagai aspek yang terlibat di dalamnya, baik bagi negara pada
umumnya serta bagi daerah yang potensial untuk dijadikan sebagai kawasan
tujuan wisata pada khususnya. Masyarakat seharusnya dapat menyadari serta
merasakan efek positif yang ditimbulkan dari sektor pariwisata dalam
keberlangsungannya dan sadar bahwa sektor pariwisata bukan hanya dapat
dinikmati dan dimiliki oleh segelintir orang atau pihak saja, namun juga oleh
masyarakat itu sendiri.
Indonesia merupakan suatu negara dengan kepulauan yang jumlahnya
mencapai lebih dari 17.000 pulau, serta wilayah yang dihuni oleh beragam suku,
etnis, maupun masyarakat dimana satu sama lain memiliki adat istiadat serta
kebudayaan yang beragam pula. Oleh karenanya, potensi sebesar ini tentu saja

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3

dapat dimanfaatkan secara maksimal dan terarah untuk dapat dikembangkan
menjadi suatu daya tarik wisata yang berbasis budaya.
Wisata berbasis budaya adalah satu jenis kegiatan pariwisata yang
menggunakan kebudayaan sebagai daya tarik. Pariwisata jenis ini dibedakan dari
minat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan wisata petualangan.
Ada 12 (dua belas) unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan
wisatawan, (Wikipedia bahasa indonesia kategori budaya) yaitu:
1.

Bahasa (language),

2.

Masyarakat (traditions),

3.

Kerajinan tangan (handicraft),

4.

Makanan dan kebiasaan makan (Foods and eating habits),

5.

Musik dan kesenian (art and music),

6.

Sejarah suatu tempat (history of the region),

7.

Cara kerja dan teknologi (work and technology),

8.

Agama (religion) yang dinyatakn dalam cerita atau sesuatu yang dapat
disaksikan,

9.

Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata
(architectural characteristic in the area),

10. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes),
11. Sistem pendidikan (educational system), dan
12. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities).
Objek-objek tersebut tidak jarang dikemas khusus sebagai sajian untuk
wisatawan agar menjadi lebih menarik. Namun, dalam pengemasannya seringkali

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4

terdapat kesenjangan selera antara kalangan seni dan kalangan industri pariwisata.
Kompromi-kompromi sering harus diambil. Kalangan seni mengatakan bahwa
pengemasan khusus unsur-unsurbudaya untuk turis akan menghilangkan
keasliaannya, sedangkan kalangan industri pariwisata mengatakan hal tersebut
tidaklah salah asalkan tidak menghilangkan substansi atau inti dari suatu karya
seni/budaya.
Dewasa ini mulai banyak bermunculan wisatawan minta khusus yang
orientasinya tidak lagi terbelenggu oleh keindahan alam semata tetapi lebih
kepada suatu interaksi baik terhadap adat istiadat, budaya, masyarakat lokal
maupun panorama alam setempat. Efektifitas dan wujud dari interaksi yang
maksimal dapat direalisasikan melalui keunikan suatu kawasan atau daerah,
terutama jika di daerah tersebut ditemui keunikan serta kebiasaan hidup yang jauh
berbeda dari keseharian wisatawan tersebut. Keunikan tersebut dapat terkandung
dalam suatu bentuk kebiasaan, aktivitas sehari-hari, ritual serta pola hidup yang
harmonis dengan alam. Hal ini yang disebut sebagai eksotisme dimana dapat
diartikan sebagai sesuatu yang lain daripada yang lain, namun menarik untuk
dilihat, dinikmati bahkan dipelajari.
Dilandaskan oleh keinginan serta semangat untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat ke arah yang lebih baik, menyikapi minat wisatawan untuk
mencari sesuatu hal yang baru, serta memuaskan keingintahuan wisatawan
terhadap eksotisme adat istiadat dan budaya suatu masyarakat, maka konsep
wisata berbasis kebudayaan merupakan salah satu sarana untuk menyatukan halhal tersebut. Terpeliharanya nilai-nilai tradisi di suatu pedesaan atau

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5

perkampungan merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk
tidak hanya berkunjung dan menikmati keragaman budaya di daerah yang
dikunjunginya, namun juga diharapkan wisatawan tersebut dapat tinggal dalam
jangka waktu tertentu. Sehingga hal ini diharapkan akan dapat menunjang proses
take and give baik dari segi sosial, budaya maupun perekonomian, baik bagi
masyarakat setempat maupun bagi wisatawan.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi budaya sangat baik
yaitu Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Sukabumi
merupakansalah satu kabupaten yang memiliki potensi serta daya tarik budaya
yang masih cukup alami untuk dijadikan sebagai suatu kawasan wisata budaya.
Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 Kecamatan yang meliputi 364 Desa dan 3
Kelurahan. Sebagian besar wilayahnya adalah pegunungan, kecuali di sebagian
pantai selatan yang berupa dataran rendah. Beberapa puncak gunung terdapat di
bagian utara, diantaranya: Gunung Halimun (1.929 mdpl), Gunung Salak (2.211
mdpl), dan yang tertinggi adalah Gunung Gede (2.958 mdpl). Selain gunung
terdapat sungai, yaitu Sungai Cimandiri dan Sungai Cikaso, yang bermuara di
Samudera Hindia. Salah satu kampung di Kabupaten Sukabumi yang memiliki
nilai-nilai budaya serta adat tradisi yang masih terjaga keasliannya yaitu Kampung
Adat Ciptarasa.
Kampung Adat Ciptarasa terletak di bawah Gunung Halimun lebih
tepatnya berada di punggung Gunung Sangiang dan Gunung Bodas yang berada
pada ketinggian 765m diatas permukaan laut.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6

Batas wilayah Kampung Adat Ciptarasa:
1. Utara : Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
2. Selatan : Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
3. Barat

: Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

4. Timur : Dusun Cisarua
Asal mula nama Kampung Adat Ciptarasa menempati wilayah Kesatuan
Adat Banten Kidul Kasepuhan Ciptagelar diambil untuk menggambarkan manis
pahit perjuangan sesepuh-sesepuh adat terdahulu saat awal membuka lahan seluas
5 Ha ini.
Jika wilayah Pantai Pelabuhan Ratu dijadikan sebagai acuan, maka jarak
tempuhnya ke Ciptarasa adalah 30 Km, biasanya dapat ditempuh dalam waktu 1
½ jam menggunakan kendaraan bermotor.
Kampung Adat Ciptarasa termasuk dalam pemerintahan Dusun Sirnarasa,
Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi dengan jumlah
penduduknya 254 jiwa yang terkelompokkan menjadi 69 kepala keluarga.
Kampung Adat Ciptarasa berjarak 9,5 Km dengan Kampung Gede
Ciptagelar yang kini menjadi pusat Kasepuhan Adat Banten Kidul. Adapun
kampung ini masyarakatnya mempercayakan pada Abah sebagai sesepuh (orang
yang dituakan) untuk memimpin, dengan memberikan amanat-amanatnya pada
ketua-ketua RT.
Mayoritas masyarakat Kampung Adat Ciptarasa Beragama Islam.
Pekerjaan masyarakat pada umumnya adalah bertani, beternak, dan berkebun.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7

Pekerjaan lainnya adalah sebagai pengrajin, tukang kayu, kuli bangunan, dan
pedagang.
Masyarakat Kampung Adat Ciptarasa sendiri sangat kental dengan nuansa
budayanya, hal itu jelas terlihat dari bentuk bangunan rumah dengan arsitektur
bangunan rumah panggung. Struktur

bangunan rumah panggung yang

berlantaikan kayu, beratapkan ijuk, dan berdindingkan anyaman bambu (bilik).
Bangunan rumah seperti ini biasa dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih.
Walaupun masih terlihat sangat tradisional, masyarakat Kampung Adat
Ciptarasa ternyata memiliki teknologi pertanian yang tidak kalah baiknya dengan
teknologi modern. Masyarakat Kampung Adat Ciptarasa memiliki cara yang khas
untuk menyimpan padi dengan cara disimpan dalam Leuit (bangunan berbentuk
saung). Leuit bisa menampung 300 sampai 1000 ikat padi, 1 ikat padi kurang
lebih 3 sampai 4 Kg. Padi yang disimpan dalam Leuit dapat bertahan sampai 10
tahun atau lebih.
Selain itu, ada beberapa sarana dan prasarana yang ada di Kampung Adat
Ciptarasa antara lain: SDN Linggarjati untuk pendidikan, Langgar untuk tempat
peribadatan, Lapangan sebagai sarana olah raga, serta adanya Imah Gede sebagai
tempat untuk melakukan pertemuan adat dan untuk tempat menginap tamu.
Budaya masyarakat Kampung Adat Ciptarasa yang masih dipertahankan
menjadikan masyarakat kampung ini dapat mengatasi pengaruh-pengaruh negatif
yang mungkin muncul akibat dari adanya kegiatan wisata di kampung mereka
serta dapat memberikan pelajaran-pelajaran yang berharga bagi para wisatawan
atau pengunjung yang mungkin tidak dapat mereka temukan di tempat lain.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
penulis mengambil judul penelitian “Pengembangan Potensi Kampung Adat
Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya di Kabupaten Sukabumi“

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengambil beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Unsur-unsur apa saja yang menjadi pendukung pengembangan potensi
wisata budaya di Kampung Adat Ciptarasa?
2. Unsur-unsur apa saja yang menjadi penghambat pengembangan potensi
wisata budaya di Kampung Adat Ciptarasa?
3. Strategi apa yang dapat dikembangkan agar Kampung Adat Ciptarasa
dapat dijadikan sebagai suatu kawasan wisata budaya?
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, pembatasan
masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah mengenai segala bentuk unsurunsur budaya yang bisa menjadi potensi wisata budaya di Kampung Adat
Ciptarasa untuk kedepannya dapat dikembangkan menjadi sebuah kawasan wisata
budaya dengan menganalisis pula unsur-unsur pendukung dan penghambat serta
strategi pengembangan potensi budaya.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

9

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Peneliti dapat mengidentifikasi dan menganalisis Unsur-unsur pendukung
dalam rangka pengembangan unsur-unsur budaya sebagai daya tarik serta
potensi wisata budaya di Kampung Adat Ciptarasa.
2. Peneliti dapat mengidentifikasi dan menganalisis Unsur-unsur yang
menjadi penghambat dalam rangka pengembangan wisata budaya di
Kampung Adat Ciptarasa.
3. Peneliti dapat mengidentifikasi dan menganalisis strategi pengembangan
potensi wisata budaya yang terdapat di Kampung Adat Ciptarasa untuk
akhirnya dikembangkan menjadi suatu kawasan wisata budaya.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Mengisi atau menambah kekayaan penelitian pariwisata khususnya yang
berkaitan dengan pengembangan wisata budaya.
2. Diharapkan Kabupaten Sukabumi bisa memaksimalkan potensi alam dan
budaya yang dimilikinya terutama sebagai salah satu potensi wisata
budaya.
3. Mengembangkan pola pikir dan analisis penulis sesuai dengan hasil
observasi dan penguasaan teori.
4. Sebagai salah satu sumber referensi/media penambah informasi bagi
pembaca maupun peneliti lain.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

10

D. Definisi Operasional
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik
yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah
konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan
perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan
kebenarannya oleh orang lain” (Koentjarangningrat, 1991;23). Penekanan
pengertian definisi operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”.
Apabila seorang peneliti melakukan suatu observasi terhadap suatu gejala
atau obyek, maka peneliti lain juga dapat melakukan hal yang sama, yaitu
mengidentifikasi apa yang telah didefinisikan oleh peneliti pertama. Sedangkan
definisi konseptual, definisi konseptual lebih bersifat hipotetikal dan “tidak dapat
diobservasi”. Karena definisi konseptual merupakan suatu konsep yang
didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat
untuk membuat logika proses perumusan hipotesa.
Guna menghindari perbedaan penafsiran terhadap penelitian ini, berikut
disajikan beberapa definisi operasional.
1. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan potensi yang dimiliki
oleh Kampung Adat Ciptarasa untuk menjadi sebuah kawasan wisata budaya.
Sedangkan potensi yang dimaksud yaitu sebagai sasaran pengembangan dan
juga sebagai objek pengamatan yang diteliti.
2. Kampung adalah:
a. Suatu daerah, di mana terdapat beberapa rumah atau keluarga yang
bertempat tinggal di sana.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

11

b. Daerah tempat tinggal warga menengah ke bawah di daerah kota.
c. Nama alternatif untuk desa/kelurahan yang merupakan satuan pembagian
administratif

daerah

yang

terkecil

di

bawah

kecamatan/mukim/distrik/banua (benua). Kampung sebagai sinonim dari
istilah desa ini dipakai di Papua dan Kalimantan Timur (Luar Jawa-Nusa
Tenggara). Sebuah kampung dipimpin oleh seorang Kepala Kampung
(Kamponghofd) sinonim dari Kades.
d. Nama alternatif untuk dusun/banjar/padukuhan/rukun kampung (RK)/anak
kampung, yang semua itu merupakan bagian dari sebuah desa/kelurahan.
Kampung sebagai sinonim dari dusun ini dipakai di Jawa, Nusa Tenggara
Barat dan tempat-tempat tertentu.
3. Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan,
norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di
suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang
menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku
yang dianggap menyimpang.
4. Kampung Adat Ciptarasa merupakan sebuah nama kampung adat yang terletak
di bawah Gunung Halimun lebih tepatnya berada di punggung Gunung
Sangiang dan Gunung Bodas yang berada pada ketinggian 765m diatas
permukaan laut.
5. Kawasan yang menjadi sasaran utama objek dalam penelitian ini meliputi
lokasi Kampung Adat Ciptarasa, Atraksi, Fasilitas, Infrastruktur, Aksesibilitas
serta akomodasi.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

12

6. Wisata Budaya adalah kegiatan perjalanan seseorang atau kelompok yang
bertujuan atau motivasinya menambah pengetahuan mengenai kebudayaan.
Wisata Budaya diharapkan mampu menjadi filter dan penegas identitas
masyarakat. Sehingga pembedaan penggunaan kebudayaan bagi masyarakat
dan wisatawan masih bisa diberikan benang merahnya (M.Picard; 2006:209).

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kampung Adat Ciptarasa terletak di bawah
Gunung Halimun lebih tepatnya berada di punggung Gunung Sangiang dan
Gunung Bodas yang berada pada ketinggian 765m diatas permukaan laut.
Batas wilayah Kampung Adat Ciptarasa:
Utara : Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Selatan : Kampung Kapidengkung
Barat : Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Timur : Kampung Cisarua
Kampung Adat Ciptarasa dibangun oleh Abah Anom (Alm) yang awalnya
terletak di Kampung Linggarjati, Cisarua yang berjarak 500m di sebelah selatan
Kampung ini.
Jika wilayah Pantai Pelabuhan Ratu dijadikan sebagai acuan, maka jarak
tempuhnya ke Ciptarasa adalah 30 Km, biasanya dapat ditempuh dalam waktu 1
½ jam menggunakan kendaraan bermotor.
Kampung Adat Ciptarasa termasuk dalam pemerintahan Dusun Sirnarasa,
Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi dengan jumlah
penduduknya 254 jiwa yang terkelompokkan menjadi 69 kepala keluarga.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

21

Kampung Adat Ciptarasa berjarak 9,5 Km dengan Kampung Gede
Ciptagelar yang kini menjadi pusat Kasepuhan Adat Banten Kidul. Adapun
kampung ini masyarakatnya mempercayakan pada Abah sebagai sesepuh (orang
yang dituakan) untuk memimpin, dengan memberikan amanat-amanatnya pada
ketua-ketua RT.

Sumber: Google Maps(15 Agustus 2010)

Gambar 3.1 Peta udara Kampung Adat Ciptarasa

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Juli 2011 sampai dengan bulan
Januari 2012.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Deskriptif. Berdasarkan
buku Metodologi Penelitian, W. Gulö (2005:19), dinyatakan bahwa penelitian
deskriptif adalah tipe penelitian pada pertanyaan dasar kedua dari filsafat ilmu,
yakni bagaimana. Penelitian tidak hanya mengacu pada masalah saja, tetapi juga
Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

22

variabel-variabel lain yang berhubungan dengan masalah itu. Di sini, peneliti akan
memaparkan setiap permasalahan dan fenomena yang ada untuk kemudian akan
dicatat dan dianaisis yang kemudian bisa diinterprestasikan. Tentunya tidak akan
terlepas dari filsafat keilmuan khususnya epistimologis dari penelitian ini.
Ilmu itu sendiri merupakan kumpulan pengetahuan (ontologis-apa)
tentang bidang tertentu, disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan
(epistimologis – bagaimana), bisa dipelajari dan diajarkan serta punya nilai guna
(aksiologis).
Pada desain penelitian ini, penulis membagi dalam pokok-pokok atau
tiang-tiang

dari

usul

penelitian,

yaitu

konseptualisasi

masalah

dan

operasionalisasi. Yang disusun dalam pokok-pokok:
1. Latar belakang penelitian, yang meliputi latar belakang masalah, gejalagejala umum dan khusus, perumusan masalah;
2. Masalah yang akan diteliti;
3. Perumusan kerangkan berpikir yang digunakan;
4. Penentuan populasi penelitian;
5. Penggunaan sample dan responden yang digunakan;
6. Menetapkan dan menyusun instrumen;
7. Memasuki lapangan;
8. Mengumpulkan data; dan
9. Analisis data.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

23

C. Populasi Penelitian
Penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi, melainkan dengan
istilah social situation, atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu:
tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity), yang berinteraksi secara
sinergis. Situasi sosial dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin
diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Hal ini dikarenakan penelitian berangkat
dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu (Sugiyono,2008:216).
Gambar 3.2 Situasi sosial
(Social situation)

Place / tempat

Social situation

Actor /orang

Activity /aktivitas

Sumber: Sugiyono 2008

D. Pengambilan Contoh (Sampling)
Sample (contoh) menurut Husaini Usman dan Purnomo S Akbar dalam
buku Metodologi Penelitian Sosial (2003:44-46) adalah sebagian yang diambil
dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Untuk
teknik sampling (contoh) peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan
snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini berdasarkan
pada kebutuhan penelitian akan sumber data, yang ditunjukkan kepada orang atau
Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

24

lembaga tertentu yang dianggap tahu. Sedangkan snowball sampling adalah teknik
pengambilan sample sumber data, yang pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama
menjadi besar. Hal ini dilakukan ketika sumber data yang sedikit belum mampu
memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang/data yang lain yang
dapat digunakan sebagai sumber data (Sugiyono,2008:215-219).
Beberapa narasumber yang dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian
adalah:
1. Pemerintah setempat; Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi
Jawa Barat,
2. Pimpinan Kasepuhan,
3. Pemerintahan Desa, Masyarakat setempat, dan
4. Narasumber lain yang dinilai berkompeten.

E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan dalam penelitian ini di
antaranya:
1. Studi data yang bersifat teoritis.
2. Observasi ke Kampung Adat Ciptarasa.
3. Wawancara mendalam.
4. Dokumentasi.
5. Triangulasi.
a) Observasi
Observasi

atau

disebut

juga

pengamatan,

adalah

metode

pengumpulan data dengan peneliti atau kolabolatornya mencatatat

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

25

informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat,
mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin
(W.Gulö,2005:116).
Pada teknik observasi ini, berdasarkan hubungan parisipatifnya
peneliti memposisikan diri pada level Pengamat sebagai partisipan.
Peneliti hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkannya dalam
penelitiannya. Tipe pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan
berperan serta baik itu secara pasif maupun aktif ke dalam tindakan
budaya (Suwardri Endraswara,2006:209).
b) Wawancara
Menurut Mardalis dalam bukunya Metode Penelitian Suatu
Pendekatan Proposal (2003:64) menyatakan, bahwa wawancara adalah
teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka
dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti.
Wawancara dipakai juga untuk melengkapi data yang diperoleh melalui
observasi.
Wawancara yang digunakan merupakan wawancara mendalam.
Sejalan dengan jenis wawancara tak berstruktur; terjadi interaksi yang
lebih jauh dalam melakukan wawancara. Selain mengikuti rambu-rambu
pertanyaan yang telah disiapkan, hal itu pun bisa berkembang ketika
wawancara berlangsung. Jenis wawancaranya merupakan

wawancara

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

26

terbuka; peneliti dan yang diteliti sama-sama tahu dan tujuan wawancara
pun diberitahukan (Suwardi Endraswara,2006:212-213).
Wawancara akan dilakukan kepada seluruh sampling. Setiap
pertanyaan yang diajukan akan berbeda satu sama lain, sesuai dengan
kebutuhan informasi dan kapasitas naraumber.
c) Dokumentasi
Teknik

pengumpulan

data

dengan

dokumentasi

adalah

pengambilan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen (Husaini Usman
dan Purnomo S Akbar,2006:73). Dokumen yang dipakai dalam penelitian
ini termasuk dalam data sekunder, adalah dokumen mengenai Kampung
Adat Ciptarasa dan masyarakat kasepuhan. Yang diperoleh baik dari
tulisan, artikel, media massa, maupun dari internet.
d) Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data yang telah ada. Hal ini pun dilakukan pada
penelitian sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas
data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Teknik triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila
dibandingkan dengan suatu pendekatan (Sugiyono,2008:242).

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

27
Gambar 3.3. Triangulasi “teknik” pengumpulan data
(bermacam-macam cara pada narasumber yang sama)

Obsevasi
partisipatif

Wawancara
mendalam

Sumber data
sama

Dokumentasi

Gambar 3.4. Triangulasi “sumber” pengumpulan data
(satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A,B,C)

A

Wawancara
mendalam

B

C

E. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang digunakan penulis, diantaranya:
1. Perlengkapan dan peralatan dalam melakukan studi,
2. Transkrip wawancara,
3. Daftar pertanyaan,
4. Lembar hasil observasi.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

28

F. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan

Analisis

SWOT

yang

terdiri

dari

Strengths,

Weakness,

Opportunities, dan Threaths.Menurut Sondang P. Siagian (1998 : 172) dimana
dikutip dari Nizwan Zukhri (2009) bahwa metode SWOT adalah merupakan
akronim untuk kata Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities
(peluang) dan Threats (ancaman).
Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strength), yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki pariwisata.
Dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat dikembangkan menjadi
lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing
untuk pengembangan selanjutnya.
2. Kelemahan (Weakness), yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan
atau merugikan bagi pariwisata.
3. Kesempatan (Opportunties), yaitu semua kesempatan yang ada sebagai
kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian
nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi pariwisata
untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.
4. Ancaman (Threats), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi
pariwisata, seperti Peraturan Pemerintah yang tidak memberikan
kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, penularan penyakit Aids,
meningkatnya pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan
persaingan tour operator asing yang lebih profesional.
Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

29

Analisis SWOT-TOWS berdasarkan konsep Fred R. David. Analisis
SWOT berarti analisis berdasarkan pada Strengths-Weaknesses-Opportunities–
Threats yakni Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Kendala. Melalui analisis
SWOT, akan membantu dalam penyimpulan akhir penelitian. Analisis SWOT
mengunakan matriks internal factor evaluation (IFE) dan matriks eksternal factor
evaluation (EFE), di mana IFE yang meliputi kekuatan dan kelemahan, sedangkan
EFE meliputi peluang dan tantangan, dengan memberikan bobot, rating, dan nilai
akhir pada masing-masing faktor. Untuk bobot tertinggi 0.15 dan terendah 0.05
dengan jumlah total bobot 1.00. Sedangkan, rating berada pada angka 1 s.d 4,
rating tertinggi 4 (EFE= sangat bagus;IFE= sangat kuat), rating 3 (EFE=di atas
rata-rata; IFE= cukup kuat), rating 2 (EFE= rata-rata; IFE= tidak begitu lemah))
dan rating terendah 1 (EFE= di bawah rata-rata; IFE=- sangat lemah), bobot
dikalikan rating menghasilkan skor.
Total skor untuk EFE berjumlah 4,0 mengindikasikan merespon secara
luar biasa akan peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman.
Totalkan skor untuk IFE, dengan nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilai rata-rata di
bawah 2,5 menandakan secara internal lemah, jika di atas 2,5 menunjukan posisi
internal kuat.
Sedangkan matriks TOWS (threat, opportunity, weakness, dan strength)
adalah untuk memasukan strategi SO, WO, ST, dan WT, yang akan menghasilkan
asumsi kesimpulan analisis faktor internal (KAFI) dan kesimpulan analisis faktor
eksternal (KAFE). Bobot bernilai 1-15 dengan jumlah total bobot 100. Rating
berada pada angka 1-5, yang menghasilkan skor jika telah dikalikan dengan bobot.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

30

Dari hasil skor maka bisa ditentukan mana prioritas I-V. Hasil analisis dimasukan
ke dalam Asumsi.
Dari analisis ini akan ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan
pengembangan potensi Kampung Adat Ciptarasa menjadi kawasan wisata budaya.
Semua rumusan masalah yang dihadapi saat penelitian akan diaplikasikan melalui
pendekatan-pendekatan teori, baik dari studi literatur maupun tinjauan pustaka.
Akan tetapi tidak semuanya masalah bisa diaplikasikan kedalam teori karena
semua masalah bersifat relatif.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi, analisis serta pembahasan penelitian yang telah
dipaparkan sebelumnya dalam Bab IV, maka berikut ini beberapa poin yang dapat
disimpulkan dari hasil penelitian ini:
1. Kebudayaan, adat istiadat, serta nilai-nilai tradisi yang selama ini selalu
dipegang teguh oleh warga Kampung Adat Ciptarasa merupakan daya
tarik yang cukup besar dan sebagai modal utama dalam rangka
pengembangan kawasan wisata budaya. Selain hal tersebut, didukung pula
oleh kondisi alam yang masih alami dengan panorama alam yang sangat
indah serta kearifan lokal dan kehidupan sehari-hari warga masyarakat
yang dapat juga menarik kunjungan wisatawan apabila Kampung Adat
Ciptarasa dikembangkan sebagai suatu kawasan wisata budaya.
2. Arsitektur bangunan yang memiliki ciri khas serta fungsi nya masingmasing, sejarah kampung, khazanah kesenian, serta upacara-upacara adat
yang ada juga merupakan daya tarik sendiri yang dimiliki Kampung Adat
Ciptarasa untuk dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya.
3. Aksesibilitas yang kurang mendukung, waktu dan jarak tempuh yang
cukup lama menjadi salah satu hambatan yang butuh banyak perbaikan
serta perhatian yang sangat serius akrena kondisi jalan yang cukup jauh

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

59

dan rusak berat hanya mampu dilalui oleh kendaraan beroda dua atau
motor trail dan mobil offroad.
4. Dari analisis faktor internal dan eksternal dapat ditarik kesimpulan:
a) Wisatawan dapat belajar dan memahami kearifan lokal dalam
kehidupan masyarakat Kampung Adat Ciptarasa serta wisatawan juga
mendapatkan pengalaman baru dengan mempelajari dan berpartisipasi
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Adat Ciptarasa,
selain itu juga kegiatan wisata budaya memberikan peluang yang besar
bagi potensi kampung dan juga memberikan tambahan dari segi
perekonomian bagi warga masyarakat.
b) Kearifan lokal yang dimiliki Kampung Adat Ciptarasa memberikan
nilai tambah karena hal ini merupakan keunikan serta daya tarik
tersendiri yang hanya dimiliki oleh Kampung Adat Ciptarasa, selain itu
masyarakat lokal juga memegang selalu memegang teguh nilai-nilai
tradisi serta adat istiadat sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya
degradasi budaya. Selain itu dukungan penuh dari sesepuh girang untuk
menjadikan Kampung Adat Ciptarasa menjadi kawasan wisata budaya
diharapkan dapat didukung penuh pula oleh pemerintah daerah
setempat agar pengembangan potensi Kampung Adat Ciptarasa dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
c) Aksesibilitas yang baik diharapkan mampu memberikan kemudahan
serta

kenyamanan

bagi

pengunjung

juga

perbaikan

maupun

penambahan fasilitas sarana dan prasarana perlu ditambah sebagai

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

60

pendukung kegiatan wisata. Selain itu, kesadaran yang tinggi akan
nilai-nilai pariwisata dari masyarakat sekitar diperlukan untuk dapat
memberikan nilai tambah dari segi perekonomian maupun kesenian.
d) Hampir setiap kawasan wisata sejenis yang ada di sekitar Kampung
Adat Ciptarasa memiliki masalah yang hampir sama yaitu dalam hal
aksesibilitas, fasilitas serta sarana prasana pendukung kegiatan wisata.
Peran pemerintah daerah pun diharapkan dapat mampu memberikan
penanaman akan pentingnya nilai-nilai pariwisata bagi masyarakat
lokal.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

61

B. Implikasi
Berikut beberapa implikasi yang dapat penulis dapat sampaikan berkaitan
dengan penelitian yang telah peneliti lakukan:
1. Pentingnya menjaga nilai-nilai luhur adat tradisi yang telah diwariskan
oleh leluhur dari masa ke masa merupakan cerminan warga masyarakat
adat tradisional yang tidak pernah melupakan jati diri serta siapa mereka
sebenarnya. Karena hal itulah yang menjadi ciri khas warga kasepuhan
terutama masyarakat Kampung Adat Ciptarasa.
2. Kerjasama yang baik diperlukan oleh seluruh stakeholder dalam rangka
pengembangan wisata budaya baik itu pemerintah pusat, daerah, swasta,
masyarakat serta wisatawan agar kegiatan wisata dapat berjalan dengan
baik dan terarah.
3. Potensi sumber daya alam serta sumber daya manusia yang baik harus
dilestarikan dan dikembangkan terutama dalam rangka membangun
kawasan wisata budaya yang unggul agar dapat berkembang dengan baik
serta dapat dikelola dengan profesional.

Muhammad Iqbal Mudjsa, 2013
Pengembangan Potensi Kampung Adat Ciptarasa Menjadi Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten
Sukabumi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka
Darsoprajitno, Soewarno. (2002). Ekologi Pariwisata. Angkasa. Bandung.
Ensiklopedia Berbahasa Indonesia. Pariwisata. Tersedia :
http://id.wikipedia.org/wiki/turisme. [8 Juli 2010].
Fandeli,