STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG ADAT BANCEUY SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN SUBANG.

(1)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No.Daftar FPIPS : 1743/UN.40.2.5.1/PL/2013

STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG ADAT BANCEUY

SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN

SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort and Leisure

Oleh :

ASHRIANY WIDHIASTUTY 0901101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR HAK CIPTA

STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG ADAT BANCEUY SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN SUBANG

Oleh

Ashriany Widhiastuty

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ashriany Widhiastuty Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

ASHRIANY WIDHIASTUTY 0901101

STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG ADAT BANCEUY SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN SUBANG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS. NIP.19620921.198603.1.005

Pembimbing II

Erry Sukriah, SE., M.SE. NIP.19791215 200812 2002

Mengetahui

Ketua Program StudiManajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, S.P., M.Si., NIP. 197410182008122001


(4)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA

Hari, Tanggal : Senin, 26 Agustus 2013 Waktu : 09.00 - Selesai

Tempat : Gedung FPIPS lantai 2

Panitia Ujian Sidang terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi., M.Si. NIP. 19700814 1994021 001 Sekertaris : Fitri Rahmafitria., SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001 Anggota : Dr. Elly Maliha., M.Si. Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. Suharto, S.Pd., M.A.P.

Ahmad Hidayat

Penguji : 1. Drs. Pramaputra ., M.M. 2. Meitri Hening CD.,ST.,MT 3. Rini Andari,S.Pd.,SE.Par.,MM NIP. 198109 162008 122


(5)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“You never know, if you never try” -anonymous-

“Life isn't about finding yourself. Life is about creating yourself.”

-George Bernard Shaw-

“Dreams Come True, hanya berlaku untuk orang-orang yang mau bermimpi

dan memperjuangkan mimpinya” -Ashriany Wisdhiastuty-

“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.”


(6)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “STRATEGI PENGEMBANGAN KAMPUNG ADAT BANCEUY SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA DI KABUPATEN SUBANG” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ilmiah saya ini.

Bandung,Agustus 2013

Yang membuat pernyataan ini,

Ashriany Widhiastuty NIM.0901101


(7)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya di Kabupaten Subang

Ashriany Widhiastuty 0901101

Kampung Adat Banceuy adalah salah satu Kampung Adat yang terletak di Desa Sanca, Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Kampung Adat Banceuy merupakan asset penting bagi kemajuan pariwisata Kabupaten Subang. Sebagai asset daerah, Kampung Adat Banceuy ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai Kawasan Wisata Budaya. Dengan mengandalkan potensi tersebut diharapkan Kampung Adat Banceuy ini berkembang sebagai daerah tujuan wisata budaya unggulan yang dimiliki Kabupaten Subang. Namun, Kampung Adat Banceuy ini pada kenyataannya kurang berkembang sebagai suatu kawasan wisata khususnya sebagai kawasan wisata budaya dikarenakan potensi yang belum di explorasi dengan baik. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menganalisis potensi yang dimiliki oleh Kampung Adat Banceuy sehingga peneliti merasa perlu dilakukannya penelitian mengenai Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan untuk teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT, yang dimana analisis SWOT ini dapat menghasilkan strategi-strategi untuk pengembangan Kampung Adat Banceuy dan dapat mengetahui posisi potensi Kampung Adat Banceuy untuk dijadikan sebagai Kawasan Wisata Budaya. Operasioanl variabel yang digunakan adalah faktor eksternal dan faktor internal yang dimana operasional variabel ini dapat mengetahui potensi apa saja yang dimiliki berikut dengan kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman yang ada di lapangan.

Hasil penelitian mengemukakan bahwa Kampung Adat Banceuy memiliki potensi yang besar untuk dikembangakan dan berada pada posisi progresif yang dimana sudah cukup siap untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya. setelah di analisis dengan mengunakan analisis SWOT, Kampung Adat Banceuy ini menghasilkan sembilan strategi pengembangan yang dapat dilakukan dalam pengembangan Kampung Adat Banceuy sebagai Kawasan Wisata Budaya.


(8)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Kampung Adat Banceuy Development Strategy For Cultural Tourism Zone in Subang

Ashriany Widhiastuty 0901101

Kampung Adat Banceuy is one of the Indigenous Village located in the village of Sanca, District Ciater-Subang. Kampung Adat Banceuy an important asset for the advancement of tourism in Subang As a regional asset, Kampung Adat Banceuy has the potential to be developed as Cultural Tourism Zone. By relying on this potential are expected Kampung Adat Banceuy is growing as a tourist destination owned flagship cultural in Subang. However, this Kampung Adat Banceuy in fact less developed as a tourist area in particular as an area of cultural tourism due to the potential that has not been in the exploration well. Based on the researchers wanted to analyze the potential of Kampung Adat Banceuy so researchers feel the need to do research on Kampung Adat Banceuy Development Strategy For Cultural Tourism Zone.

This study uses descriptive qualitative approach and techniques for processing data in this study using a SWOT analysis, a SWOT analysis which is able to generate strategies for the development of Kampung Adat Banceuy and can know the position of Kampung Adat Banceuy potential to serve as the area's cultural attractions. Operasioanl variables used are external factors and internal factors which can determine the variable operational potential of what follows is owned by the strengths, weaknesses, opportunities and threats that exist in the field.

The results suggested that Kampung Adat Banceuy has great potential and is developed to be in a position where the progressive is quite ready to be developed as an area of cultural tourism. after the analysis using the SWOT analysis, Kampung Adat Banceuy produce nine strategy development to do in the development of Kampung Adat Banceuy as Cultural Tourism Zone.


(9)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... .... ii

KATA PENGANTAR... ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pariwisata ... 7

B. Wisatawan ... 7

C. Daya Tarik Wisata ... 9

D. Kawasan Wisata atau Resort ... 9

E. Pengembangan Pariwisata & Potensinya ... 10

F. Kebudayaan ... 12

G. Wisata Budaya ... 16

1. Pengertian Wisata Budaya ... 16

2. Ciri-Ciri Wisata Budaya ... 17

H. Desa Budaya ... 18

I. Desa Wisata ... 20

J. Kebijakan Mengenai Kebudayaan ... 22


(10)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ... 26

B. Metode ... 26

C. Populasi dan Sample ... 27

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Alat Pengumpul Penelitian ... 30

F. Cara Pengumpulan Data ... 30

G. Teknik Pengolahan Data ... 31

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN A. Gambaran Singkat Kampung Adat Banceuy ... 42

1. Aspek Geografis ... 42

2. Aspek Demografis ... 43

3. Sejarah Singkat Kampung Adat Banceuy... 43

B. Hasil Penelitian ... 44

1. Analisis Potensi Kampung Adat Banceuy ... 44

2. Positioning Kampung Adat Banceuy ... 59

3. Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 81

B. Rekomendasi ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN : A. Surat Keterangan Perbaikan Skripsi ... 89

B. Surat Keputusan Dekan FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia ... 92

C. Buku Bimbingan ... 95

D. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian ... 98

E. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 99


(11)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G.Pedoman wawancara kepada masyarakat Kampung Adat Banceuy ... 101

H. Surat Permohonan diskusi dalam pengisian matrik EFE & IFE ... 106

I. Surat Pernyataan Wawancara ... 107


(12)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 39

3.2 Matrik EFE ... 35

3.3 Matrik IFE ... 37

3.4 Matrik TOWS/SWOT ... 41

4.1 Perbandingan Bahasa Sunda Wanoh dengan Sunda Lemes ... 46

4.2 Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) ... 62

4.3 Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) ... 66


(13)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerangka Kebudayaan Menurut Koenjtraningrat ... 15

3.1 Peta Desa Sanca ... 26

3.2 Kuadran SWOT (Pearce & Robinso:1998) ... 38

4.1 Kerajinan Tas dari benang majun ... 45

4.2 Miteyembean Tandur ... 49

4.3 Pemain Kesenian Gembyung Kampung Adat Banceuy ... 52

4.4 Celempung Gong ... 53

4.5 Celempung Rentet ... 53

4.6 Membajak sawah menggunakan sapi ... 55

4.7 Pelatihan Kesenian ... 58

4.8 Iket ... 58


(14)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan

2.1 Kerangka Pemikiran ... 25 3.1 Analisis SWOT ... 33


(15)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga merauke. Oleh karena itu Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya serta sumber daya alam yang melimpah. Keanekaragaman yang dimiliki tersebut merupakan sumber daya tarik utama yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai ragam wisata khususnya yang berbasis pada sumber daya warisan budaya.

Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis kepariwisataan yang dikembangkan bertumpu pada kebudayaan. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan Indonesia, setiap langkah dan gerak dalam kerangka pengembangan normatif diharapkan telah bertumpu pada kebudayaan bangsa, yang dimana segala aspek yang terkait diharapkan menggunakan potensi kebudayaan. Fungsi utama kebudayaan adalah untuk membuat masyarakat pendukungnya tetap mempunyai kebersatuan dan sama-sama memiliki kebudayaan tersebut sebagai jati dirinya.

Pengembangan kebudayaan pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetengahkan nilai-nilai kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Kebijakan yang dikembangkan dalam mengembangkan kebudayaan sebagai alat pemersatu bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia serta meningkatkan adab masyarakat Indonesia.

Dengan adanya hal tersebut peningkatan pariwisata budaya dapat pula meningkatkan apresiasi wisatawan terhadap seni budaya bangsa Indonesia. Ritchie dan Zins yang dikutip dari Sammeng (2001:229) mengemukakan adanya 12 aspek budaya suatu masyarakat atau bangsa yang dapat menarik wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. ke 12 aspek budaya tersebut diantaranya adalah kerajinan,bahasa,tradisi,makanan dan minuman, seni (musik,lukisan,patung), sejarah (peninggalan), cara kerja dan peralatan yang digunakan, arsitektur, agama, sistem pendidikan,pakaian, aktivitas pada waktu senggang. Ke 12 aspek tersebut adalah unsur-unsur penting dalam pengembangan pariwisata budaya.


(16)

2

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu pengembangan pariwisata khususnya pariwisata budaya akan membantu melestarikan dan membantu mengembangkan budaya setempat dengan tidak merusak keaslian budaya itu sendiri maka hal tersebut merupakan faktor positif bagi pelestarian nilai-nilai budaya. Pariwisata budaya pada intinya merupakan jenis pariwisata yang menawarkan kebudayaan baik yang bersifat tangible atau konkret maupun intangibel atau abstrak, juga yang bersifat living culture (budaya yang masih berlajut) dan culture heritage (warisan budaya masa lalu) sebagai daya tarik utama untuk menarik kunjungan wisatawan.

Seperti beberapa daerah di Indonesia yaitu Bali sebagai salah satu contoh telah menjadi daerah tujuan wisata yang berkembang yang dimana Bali mampu mendatangkan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, seperti yang telah diketahui Bali memiliki bentang alam yang indah serta kebudayaan yang terjaga sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Disisi lain masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi yang besar sebagai daerah tujuan wisata namun potensi-potensi tersebut belum dapat dikelola dengan baik. Dikarenakan pengelolaan yang masih lemah terhadap asset-asset budaya baik yang berupa intangible ataupun tangible. Selain itu pemahaman keragaman budaya belum terlihat adanya kriteria yang jelas dalam pengamanan asset kebudayaan terutama asset kebudayaan yang berskala daerah, nasional bahkan internasional. Sehingga dibutuhkannya kerja sama yang baik dari berbagai pihak dalam pengembangan potensi di suatu daerah.

Jeremy Bossevain dalam Pitana dan Gayatri (2005;35) mengatakan bahwa pariwisata budaya mempunyai beberapa ciri, pariwisata budaya melibatkan masyarakat lokal secara lebih luas dan intensif karena kebudayaan yang menjadi daya tarik utama pariwisata melekat pada masyarakat itu sendiri. Kebudayaan merupakan segala hal yang berlangsung dan terjadi di sekitar lingkungan kita. Kebudayaan juga merupakan ciri khas masyarakat satu dengan yang lain, yang terbentuk dari rangkaian proses adaptasi lingkungan dan evolusi budaya itu sendiri. Namun seiring dengan berjalannya waktu warisan budaya pun sedikit demi sedikit terlupakan sehingga timbulnya kurang kepedulian terhadap budaya yang ada. Karena dalam pembangunan kebudayaan pada dasarnya masih


(17)

3

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tingginya sifat matrealisme dimasyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta menurunnya ahlak moralitas pada sebagian masyarakat.

Dengan memudarnya kebudayaan yang ada maka hal tersebut akan merugikan dan menghambat pengembangan pariwisata Indonesia. Sebaliknya budaya asing memperoleh tempat yang tinggi dibandingkan dengan hasil karya budaya bangsa. Aktualisai budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat pada kenyataannya belum berjalan dengan baik, hal ini menunjukan rendahnya apresiasi, rasa cinta dan penghargaan masyarakat terhadap hasil karya budaya bangsa.

Berbeda halnya dengan Kampung Adat Banceuy yang dikutip dalam suatu website (http://culturefrombanceuy.blogspot.com) mengatakan bahwa Kampung Adat Banceuy yang dimana masyarakatnya masih hidup dalam suasana pedesaan yang masih memelihara adat istiadat dan ritual turun temurun pun masih sangat dipelihara. Adat istiadat dan ritual yang masih terpelihara dengan baik.

Kampung Adat Banceuy terdapat di wilayah Subang Selatan tepatnya di Desa Sanca Kecamatan Ciater Kabupaten Subang dan hanya berjarak ±10 km dari kawasan wisata Ciater. Pada Tahun 1999 Kampung Adat Banceuy Kecamatan Ciater Kabupaten Subang dijadikan situs kepurbakalaan oleh pemerintah setempat bersamaan dengan munculnya otonomi daerah hal di buktikan dengan adanya pemasangan plang dipintu masuk Kampung Adat Banceuy, dengan mengacu kepada UU No.5 Tahun 1992 tentang benda cagar budaya dengan ketentuan pidana pasal 26.

Suatu daerah akan berkembang apabila potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut terexplorasi dengan baik seperti halnya di Kampung Adat.Berdasarkan pengamatan dilapangan, sebagai daerah tujuan wisata Kampung Adat Banceuy ini belum dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya dilihat dari potensi yang ada di Kampung Adat Banceuy ini belum terexplorasi dengan baik, dapat terlihat dari kurangnya daya dukung infrastruktur seperti kondisi jalan yang rusak, kurangnya peralatan kesenian yang ada, tidak adanya pembinaan bagi masyarakat khususnya bagi pengrajin di Kampung Adat Banceuy,Hanya terdapat satu papan petunjuk jalan menuju Kampung Adat Banceuy, selain itu pula penduduk


(18)

4

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kampung Adat Banceuy kurang menyadari dan memahami potensi wisata yang dimiliki sehingga, potensi yang ada di Kampung Adat Banceuy ini tidak tersentuh dan berkembang sebagaimana mestinya.

Oleh karena itu kebudayaan harus membuka pemahaman akan kekayaan dan keragaman warisan budaya yang kita miliki sebagai salah satu kekuasaan dan keunggulan yang kompetitif yang bisa dibanggakan dan memiliki daya produktif yang tinggi selain itu diperlukannya juga suatu analisis dan perencanaan yang baik agar potensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik sehingga Kampung Adat Banceuy dapat menjadi destinasi unggulan berbasis budaya di Kabupaten Subang.

Dengan menyadari akan fenomena dan dampak globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan baik nasional ataupun daerah maka penulis bermaksud untuk meneliti lebih mendalam terhadap Kampung Adat Banceuy yang terletak di Kabuparen Subang ini dengan judul : Strategi Pengembangan Kampung Adat

Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya di Kabupaten Subang”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Merujuk pada permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Potensi apa saja yang dimiliki oleh Kampung Adat Banceuy untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya di Kabupaten Subang ? 2. Bagaimana Positioning Potensi Kampung Adat Banceuy dilihat sebagai

kawasan wisata budaya ?

3. Bagaimana strategi pengembangan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :


(19)

5

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menganalisis dan mendeskripsikan Positioning potensi Kampung Adat Banceuy sesuai dengan hasil analisis Potensi & karakteristik kawasan wisata budaya.

3. Mendeskripsikan apa saja strategi yang akan dilakukan dalam pengembangan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya di kabupaten Subang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Dapat menganalisis permasalahan yang ada dan merumuskannya serta memberikan saran-saran dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di Kampung Adat Banceuy ditinjau dari teori-teori yang pernah dipelajari. 2. Bagi Pemerintah

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi bagi pemerintah dalam mengembangkan Kampung Adat Banceuy.

3. Bagi Masyarakat

Manfaat penulisan ini adalah sebagai sarana kepedulian masyarakat dalam menjaga dan melestariakan warisan budaya serta memberikan informasi dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

4. Bagi Penelitian yang akan dilakukan selanjutnya

Dapat menjadikan bahan acuan dan bahan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya serta memberikan perluasan cakrawala ilmu pengetahuan khususnya dibidang Pariwisata.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan penafsiran pada penelitian ini, maka penulis mendefinisikan secara operasional penelitian ini sebagai berikut:

1. Strategi

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.


(20)

6

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengembangan

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi,manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, atau menghasilkan teknologi baru (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002).

3. Kampung Adat

Suatu wilayah dimana masyarakatnya masih mempertahankan tradisi, dimensi kebudayaan dan adat istiadat yang diwariskan turun temurun dan umumnya berlokasi di sekitar pusat kota.

4. Wisata Budaya

Yoeti (1996:123) menjelaskan dalam bukunya pengantar ilmu pariwisata bahwa wisata budaya adalah jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni-budaya suatu tempat atau daerah.


(21)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Adat Banceuy tepatnya di Desa Sanca Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Kampung Adat Banceuy termasuk kedalam wilayah administratrif Desa Sanca, Kecamatan Ciater, kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, dapat dilihat pada Peta 3.1:

Sumber: Diolah Penulis, 2013.

Gambar 3.1 Peta Desa Sanca

B. Metode

Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang

tepat untuk melakukan sesuatu dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan.

Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan penelitian. Sehingga dapat diambil simpulan bahwa metode penelitian adalah cara atau strategi


(22)

27

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan (Soehartono, 2004:9).

Metodelogi penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam melakukan suatu penelitian, dengan menggunakan suatu metode dalam penelitian maka akan dapat mendeskripsikan sumber data yang diperlukan sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam suatu penelitian, sehingga didapatkan pemecahan masalah yang tepat.

Dalam penelitian ini, penulis memakai metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dimana menurut Whitney dalam Prastowo (2011:201) metode penelitian deskriptif adalah metode yang merupakan pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta protes-protes yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dalam suatu fenomena.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009:49).

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh spradley (Sugiyono, 2011:215) dinamakan “social situation” atau situasi sosial. Karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.


(23)

28

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Sampel

Sampel dalam penelitian kualtitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber atau partisipan,informan dan bukan disebut sebagai sample statistik (Sugiyono 2011:216). Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu,melakukan observasi, dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut.

Dalam pengambilan sampel ini peneliti menggunakan Nonprobability Sampling. Nonprobability Sampling ini adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2011;218). Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Sampling purvosive ini adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono 2011;85).

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah orang-orang yang mengetahui dengan baik tentang Kampung Adat Banceuy, diantaranya adalah Kepala Seksi bidang kebudayaan Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olah raga (DISBUDPARPORA) Kabupaten Subang, Staff bagian perencanaan DISBUDPARPORA Kabupaten Subang, Sekretaris Camat Kecamatan Ciater serta tokoh-tokoh masyarakat Kampung Adat Banceuy seperti Asisten Ketua Adat sekaligus sesepuh Kampung Adat Banceuy, Juru Bicara Kampung Adat Banceuy sekaligus Koordinator Kesenian Kampung Adat Banceuy, Ketua RT sekaligus pengrajin yang ada di Kampung Adat Banceuy ini, Kader yang juga aktif dalam kegiatan-kegiatan atau upacara-upacara adat di Kampung Adat Banceuy, dan Pengajar atau guru yang bekerjasama dengan penduduk Kampung Adat Banceuy baik dala segi kesenian maupun upacara-upacara adat yang ada di Kampung Adat Banceuy.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Menurut Hatch & Farhady (1981) dalam Sugiyono (2011:38) variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau


(24)

29

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu

obyek dengan obyek lain.

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang kemudian ditarik kesimpulannya. Untuk lebih jelasnya tentang operasional variabel yang digunakan peneliti dapat dilihat dalam Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub-Variabel Indikator

Faktor Internal

Adat-Istiadat Upacara Adat

Kerajinan Cideramata Khas

Bahasa Bahasa Khas

Makanan & Minuman Makanan & Minuman khas

Seni Kesenian Khas

Sejarah (Peninggalan) Situs Cara Kerja atau peralatan yang

digunakan

Peralatan pertanian dan peralatan rumah tangga.

Arsitektur Rumah Adat

Agama Perkembangan Agama

didalam Kampung Adat Banceuy

Sistem Pendidikan Pendidikan Formal & Non-Formal

Pakaian Pakaian Adat

Kegiatan Leisure waktu luang setelah melakukan aktifitas

Faktor Eksternal

Pesaing

1. Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) lain yang

mempunyai tema serupa mengenai kebudayaan atau adanya persaingan antar Kampung

Pemerintah

1. Bentuk Kerjasama. 2. Apresiasi yang diberikan

oleh pemerintah. 3. Kebijakan Pemerintah


(25)

30

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wisatawan 1. Kebiasaan yang dibawa

oleh wisatawan yang datang.

Masyakat Sekitar 1. Kekhawatiran yang timbul dalam masyarakat.

2. Konflik Antar Kampung. 3. Respon Masyarakat

terhadap wisatawan.

Kondisi Alam 1. Kawasan yang rawan akan

bencana alam.

E. Alat Pengumpul Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kamera digunakan untuk mengumpulkan data visual

2. Pedoman Wawancara digunakan sebagai pedoman pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak- pihak yang dapat dipercaya memberikan informasi terkait dengan penelitian.

3. Buku catatan digunakan untuk mencatat hal-hal penting.

4. Handphone digunakan untuk merekam suara saat wawancara berlangsung.

F. Cara Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik penelitian sebagai berikut :

1. Observasi Lapangan

Teknik observasi lapangan ini digunakan penulis dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai keadaan umum obyek yang akan diteliti, dimana peneliti akan melakukan observasi terhadap variabel-variabel yang ada di lokasi penelitian.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara tidak tersturktur. Wawancara tak berstruktur ini adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedomanan wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman


(26)

31

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.(Sugiyono,2011:140)

3. Study Literatur

Adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi literatur

mengenai kepariwisataan dan data lain yang berkaitan dengan judul penelitian dengan cara mempelajari buku,jurnal, dan lainnya.

4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan kepada subjek penelitian.

G. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif maka dalam melakukan teknik analisis data dilakukan tiga tahapan, yaitu:

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa reduksi data adalah penyederhanaan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Proses reduksi data ini akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya untuk mendapatkan data sebanyak mungkin.

2. Penyajian data

Setelah direduksi maka peneliti melakukan penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan proses penyajian data ini maka peneliti telah siap dengan data yang telah direduksi dan menghasilkan informasi yang sistematis.

Dalam penyajian data ini peneliti juga menggunakan alat analisis untuk membantu dan mempermudah dalam menjawab masalah yang dihadapi yakni


(27)

32

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menganalisis potensi yang ada di Kampung Adat Banceuy, setelah melakukan analisis potensi yang ada maka menganalisis positioning potensi Kampung Adat Bancey tersebut untuk diketahui potensi Kampung Adat Banceuy berada dalam posisi atau kuadran yang dapat menentukan strategy apa yang akan digunakan dan menetukan untuk tahapan kerja selanjutnya, kemudian setelah diketahui berada dalam posisi atau kuadran yang telah ditentukan maka tahapan selanjutnya adalah menentukan strategy apa yang akan digunakan untuk pengembangan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah instrument perncanaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta kesempatan eksternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara yang sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan strategi.

Selain itu pula, peneliti memilih analisis SWOT ini karena praktis,tidak boros terhadap waktu dan tentunya efektif karena kesederhanaannya. Analisis SWOT ini adalah analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien serta alat yang cepat dalam mengenali kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal untuk membuat inovasi baru di Kampung Adat Banceuy ini melalui strategi-strategi yang dihasilkan diakhir, analisis SWOT juga memiliki

prinsip “kembangkan kekuatan, minimalkan kelemahan, tangkap kesempatan, dan

hilangkan ancaman”.

Sehingga Sebagai salah satu alat untuk formulasi strategi, analisis SWOT tidak dapat dipisahkan dari proses perencanaan strategik secara keseluruhan. Secara umum, penyusunan rencana strategik melalui tiga tahapan yaitu:

1. Tahap pengumpulan data 2. Tahap Analisis

3. Tahap Pengambilan keputusan

Berikut penjelasan lengkap mengenai analisis SWOT dapat dilihat di bagan 3.1:


(28)

33

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Diolah Penulis,2013

Bagan 3.1 Analisis SWOT

Berikut tahapan kerja analisis SWOT sesuai dengan alur bagan yang telah digambarkan sebelumnya.

a. Identifikasi Fakor-Fakor SWOT

Menurut T.R Hani dalam websitenya (http://hanihohoy.blogspot.com)bahwa SWOT itu sendiri adalah Strengh, Weakness, Opportunity, dan Thread. Analisis SWOT ini memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis.Adapun penjelasan tentang faktor-faktor SWOT, sebagai berikut:

1) Strengh (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari wilayah atau kawasan Strengh ini bersifat internal dari wilayah atau sebuah kawasan.

2) Weakness (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan akan tetapi tidak dimiliki oleh wilayah atau kawasan tersebut.

Identifikasi Faktor-Faktor SWOT (Strength,Weaknesses,Opportunity,Thread)

Matrik IFE (Internal Factor Evaluation)

Matrik EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Positioning Kuadran SWOT

Matrik TOWS/SWOT/Matching Stage


(29)

34

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Opportunity (peluang) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan untuk memanfaatkannya.

4) Threat (ancaman) adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya suatu wilayah atau kawasan. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewatkan karena banyak yang ingin mencoba untuk kontroveri atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya wilayah atau kawasan tersebut layu sebelum berkembang.

Metode SWOT ini mampu menjabarkan apa saja kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Kampung Adat Banceuy sehingga dapat meminimalisir apa yang menjadi resiko di Kampung Adat Banceuy ini dilihat dari peluang serta ancaman yang ada. Selain itu pula, analisis SWOT ini dinilai refresentatif sesuai dengan tujuan semula yakni mengexplorasi potensi yang dimiliki serta dapat memberikan saran yang tepat.

Setelah mengidentifikasi dan menganalisis potensi yang ada melalui instrumen penelitian makan tahapan yang dilakukan oleh peneliti adalah memasukannya kedalam dua matrik yakni matrik External Factor Evaluation (EFE) dan matrik Internal Factor Evaluation (IFE).

b. Matrik External Factor Evaluation (EFE)

Matrik EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, serta data ekternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Berikut tahapan kerja dari matrik EFE :

1) Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek ekternal mencakup peluang (opportunities) dan ancaman (threat).

2) Tentukan bobot (weight) dari critical succes factors tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah


(30)

35

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata.

3) Beri rating antara 1sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai : 1= dibawah rata-rata

2= rata-rata 3= diatas rata-rata 4= sangat bagus

4) rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilai didasarkan pada kondisi perusahaan.

5) Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua critical succes factors.

6) Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghidari ancaman-ancaman dipasar industrinya. Sementara itu skor total 1,0 menunjukan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Berikut tabel untuk matrik EFE (Tabel 3.2) :

Tabel 3.2 Matrik EFE

Key Eksnternal Faktor Bobot Rating Skor

Peluang :

- -

Ancaman:

- -

Total 1,00


(31)

36

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Matrik Internal Factors Evaluation (IFE)

Matrik IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Berikut tahapan kerja dari matrik IFE :

1) Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness).

2) Tentukan bobot (weight) dari critical succes factors tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata critical succes factor.

3) Beri rating antara 1sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai : 1= sangat lemah

2= tidak begitu lemah 3= cukup kuat

4= sangat kuat

4) Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada.

5) Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya.

6) Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah sedangkan nilai yang berada diatas 2,5 menunjukan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matrik EFE matrik IFE terdiri dari banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0. Berikut adalah tabel untuk matrik IFE (Tabel 3.3):


(32)

37

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Matrik IFE

Key Internal Faktor Bobot Rating Skor

Kekuatan :

- -

Kelemahan :

- -

Total 1,00

(sumber: Umar, Husein 2008:251). d. Positioning Kuadran SWOT

Setelah memasukan data kedalam matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) dan memberi bobot dan rating untuk masing-masing point.Tahapan kerja yang selanjutnya dikerjakan oleh peneliti adalah menghitung jumlah skor yang didapat dari kedua matrik tersebut, yang dimana hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui positioning suatu wilayah atau kawasan dilihat dari potensi yang ada. Positioning yang dimaksud disini adalah positioning untuk mengetahui posisi potensi Kampung Adat Banceuy yang dimana posisi ini menentukan letak potensi Kampung Adat Banceuy. Berikut tahapan kerja untuk menentukan Positioning Kuadran SWOT:

Setelah sebelumnya membahas matrik IFE dan EFE maka dapat diketahui posisi suatu perusahaan yang sesungguhnya. Dari matrik IFE dapat diketahui posisi sumbu X dengan rumus sebagai berikut:

X= Total Kekuatan-Total Kelemahan

Sedangkan untuk matrik EFE dapat diketahui posisi sumbu Y dengan rumus sebagai berikut:


(33)

38

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan matrik IFE dan EFE tersebut dapat diketahui posisi sumbu X dan posisi sumbu Y yang dimana menentukan posisi dikuadran SWOT. Dapat dilihat pada Gambar 3.2:

Gambar 3.2

Kuadran SWOT (Pearce & Robinson:1998) Keterangan:

1. Kuadran I (Positif,Positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

2. Kuadran II (Positif, Negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.


(34)

39

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kuadran III (Negatif, Positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

4. Kuadran IV (Negatif,Negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

e. Matrik TOWS/SWOT/Matching Stage

Setelah diketahui suatu wilayah tersebut ada di positioning berapa maka tahapan kerja akhir adalah menentukan strategi apa yang akan digunakan untuk wilayah tersebut dengan menggunakan matrik TOWS/SWOT. Berikut penjelasannya untuk matrik TOWS/SWOT:

Matrik TOWS (Threats, Opportunities, Weakness, Strength) merupakan matching tools yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah :

1) Strategi SO (Strength-Opportunities)

Strategi ini adalah strategi yang dimana kekuatan diubah menjadi peluang. Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Jika perusahaan memiliki banyak kelemahan maka perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agar menjadi kuat. Sedangkan jika perusahaan menghadapi ancaman, perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada.


(35)

40

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Strategi WO (Weakness-Opportunities)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

3) Strategi ST (Strength-Threats)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman.

4) Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Untuk lebih jelasnya berikut adalah delapan tahapan bagaimana penentuan strategi dibangun melalui matriks TOWS/SWOT. Berikut kedelapan tahapan tersebut:

a. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. b. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan. c. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. d. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.

e. Cocokan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam strategi SO.

f. Cocokan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam stategi WO.

g. Cocokan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam stategi ST.

h. Cocokan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam stategi WT. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dalam Tabel 3.4:


(36)

41

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Matrik TOWS/SWOT IFE

EFE

Strength Kekuatan

Weakness Kelemahan Opportunities

Peluang

SO Strategy WO Strategy

Threats Ancaman

ST Strategy WT Strategy

(sumber: Umar, Husein 2008:253). 3. Kesimpulan

Kesimpulan adalah tahap akhir dalam proses analisis data. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti semuanya menjadi jelas.

Dengan melalui langkah-langkah yang telah dijabarkan diatas, diharapkan penelitian ini dapat memberi bobot tersendiri terhadap hasil yang penelitian yang telah dilakukan.


(37)

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN & REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengembangan Kampung Adat Banceuy di Kabupaten Subang, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Setelah menganalisis potensi yang dimiliki oleh Kampung Adat Banceuy maka dapat disimpulkan bahwa Kampung Adat Banceuy memiliki potensi yang besar. Dilihat dari ke 12 karakteristik wisata budaya yaitu adat istiadat yang masih terjaga dilihat dari masih melakukan upacara-upacara adat,untuk kategori kerajinan, Kampung Adat Banceuy memiliki pengrajin, bahasa yang

masih belum terkontaminasi dengan bahasa ‘gaul’ dan masih menggunakan

bahasa sunda ‘buhun’, makanan dan minuman khas hasil dari pertanian, memiliki keragaman seni tradisional, masih menghormati leluhur dengan adanya makam pendiri kampung yang masih terjaga hingga kini, masih menggunakan peralatan tradisional dalam membajak sawah namun untuk peralatan dapur sudah mix dengan alat modern. Mempunyai sistem pendidikan non-formal untuk anak-anak , yakni mengaji di mesjid kecil setibanya adzan maghrib.Gotong royong yang masih kental dilihat ketika kegiatan leisure, berkumpul dengan para tetangga. Untuk perumahan, di Kampung Adat Banceuy ini sudah bergaya arsitektur modern.

2. Dilihat dari positioning maka dapat dilihat bahwa potensi Kampung Adat Banceuy berada di Kuadran satu. Hal ini dapat dilihat dari kekuatan dengan skor terbesar yang memiliki skor 0,60 yakni adat istiadat yang masih terjaga hingga kini. Dan peluang terbesar dengan skor 0,80 yakni tidak adanya pesaing yang memiliki tema serupa mengenai kebudayaan baik baik antar kampung maupun yang berada diluar kampung sehingga dapat dikatakan Kampung Adat memiliki peluang sangat besar untuk maju sebagai kawasan wisata budaya dilihat tidak adanya pesaing yang serupa di Kabupaten Subang.


(38)

82

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini semakin menunjukan bahwa potensi Kampung Adat Banceuy sudah siap dikembangkan karena memiliki kekuatan dan berpeluang dan dapat dikatakan berada dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan pengembangan dan kemajuan secara maksimal sebagai kawasan wisata budaya. Sehingga, strategi yang direkomendasikan untuk pengembangan Kampung Adat Banceuy ini adalah startegi progresif yang dimana strategi ini adalah strategi SO (Strength-Opportunities).

3. Setelah diketahui potensi dan positioning potensi Kampung Adat Banceuy berada di kuadran satu maka ditetapkannya strategi yang difokuskan untuk pengembangan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya adalah strategi SO (Strength-Opportunity) sebagai strategi utama dan strategi Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), strategi ST (Strength-Threads), strategi WT (Weaknesses-Threads) sebagai strategi pendukung. Yang dimana keseluruhan strategi ini menghasilkan 9 Strategi untuk pengembangan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya. berikut adalah strategi SO (Strength-Opportunites) sebagai strategi andalan :

a) Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan potensi wisata yang dimiliki. Dalam pengembangan suatu kawasan wisata khususnya kawasan wisata budaya perlu adanya pemberdayaan masyarakat sekitar kampung agar tidak terjadinya kecemburuan sosial yang dapat merusak nilai-nilai tradisi yang ada. Pemberdayaan masyarakat ini penting untuk kemajuan dan perkembangan suatu kawasan wisata khusunya untuk Kampung Adat Banceuy. Tahapan Pemberdayaan masyarakat yang dapat diterapkan di Kampung Adat Banceuy sebagai pengembangan potensi wisata yang dimiliki yakni sebagai berikut :

a. Tahap penyadaran & pembentukan perilaku. Dalam tahap ini stakeholder yang terkait harus mampu menciptakan prakondisi untuk mencapai kesadaran masyarakat tentang pemahaman pentingnya pariwisata dengan potensi yang dimiliki oleh Kampung Adat Banceuy. Tahapan ini juga dapat merangsang masyarakat untuk mau


(39)

83

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar lebih maju dan lebih terbuka dan adanya keinginan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pendekatan secara emosial baik melalui seminar,sosialisasi,atau diskusi-diskusi dengan masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk mengeluarkan gagasannya.

b. Tahapan kedua adalah tindak lanjut setelah tahapan pertama tercapai maka dilakukannya proses pembelajaran tentang bagaimana memanfaatkan potensi yang dimiliki salah satunya dengan cara membuat calendar event yang dimana adanya target-target yang harus dilakukan, sehingga masyarakat Kampung Adat Banceuy secara tidak langsung sudah belajar mengelola potensi yang dimiliki. Contohnya seperti kesenian, yang dimana diadakannya pagelaran seni pada bulan-bulan tertentu. Sehingga potensi kesenian yang ada di Kampung Adat Banceuy ini termanfaatkan dengan baik sesuai dengan target yang telah dibuat sebelumnya dalam calendar event. c. Tahapan ketiga adalah tahapan berikutnya setelah tahapan kedua

berjalan dengan baik, maka dapat dilakukan tahap peningkatan yang dimana pada tahap peningkatan ini masyarakat Kampung Adat Banceuy diajak untuk mandiri, untuk lebih kreatif dan berpikir lebih dewasa untuk kemajuan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya. Dalam tahapan ini masyarakat akan menjadi pemeran utama dalam pengembangan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya.

b) Membentuk kelompok pemangku kepentingan lokal yang akan terlibat dalam pengembangan Kampung Adat Banceuy untuk bekerjasama dengan travel agent dengan tujuan membuat paket wisata budaya. Kelompok kepentingan yang memungkinkan terlibat adalah institusi atau pemerintah desa, masyarakat setempat seperti ketua adat, petani,pedagang, atau wirausaha yang berpikiran maju namun tidak dengan memikirkan kepentingan pribadi akan tetapi memikirkan


(40)

84

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepentingan bersama dan kemajuan bersama untuk mencapai tujuan yang sama.Hal ini cukup potensial jika dilakukan karena dapat meningkatkan kunjungan wisatawan selain itu pula dapat mempromosikan Kampung Adat Banceuy lebih luas tidak hanya dalam cakupan daerah saja.

B. Rekomendasi

Dilihat dari hasil temuan yang telah di paparkan diatas maka rekomendasi yang diajukan sebagai berikut:

1. Masyarakat setempat dengan dibantu oleh stakeholder yang terkait seperti pemerintah baik daerah maupun desa, swasta, ataupun lembaga-lembag yang berkaitan harus lebih memperhatikan keunggulan potensi Kampung Adat Banceuy. Selain itu pula, Masyarakat dan stakeholder harus bekerjasama dengan baik dan memulai strategi pengembangannya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suatu permasalahan yang dapat menghambat pengembangan Kampung Adat Banceuy ini. Misalnya, dengan mengadakan sosialisasi terlebih dahulu sebelum memulai atau menerapkan strategi untuk pengembangan Kampung Adat Banceuy, sehingga presepsi yang ditimbulkanpun positif.

2. Pemerintah harus lebih memperhatikan unsur-unsur yang harus ada di suatu kawasan wisata budaya, walaupun dalam pengelolaan diserahkan kepada penduduk Kampung Adat Banceuy namun, peran pemerintah sangatlah diperlukan untuk pengembangan suatu kawasan, khususnya Kampung Adat Banceuy. Seperti rumah-rumah yang ada di Kampung Adat Banceuy yang sudah bergaya arsitektur modern. Hal ini dapat ditanggulangi dengan cara pemerintah dan penduduk Kampung Adat Banceuy bekerjasama untuk membangun satu rumah adat untuk percontohan ketika ada wisatawan yang datang dan ingin melihat rumah adat Kampung Adat Banceuy.

3. Diperlukannya kolaborasi dari berbagai pihak baik dari pemerintah ataupun swasta khususnya masyarakat Kampung Adat Banceuy dalam menjaga nilai-nilai tradisional yang ada di Kampung Adat Banceuy, guna untuk mencegah pergeseran budaya serta adanya pemberdayaan masyarakat dalam


(41)

85

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan potensi yang dimiliki melalui pembinaan serta pelatihan secara berkala sehingga adanya kesinambungan antara pemerintah dan masyarakat lokal.

4. Pembenahan infrastruktur yang ada di Kampung Adat Banceuy, guna untuk kenyamanan wisatawan. Baik dilihat dari aksesibilitas yang cukup buruk, navigasi atau petunjuk jalan yang kurang, dan tidak adanya tempat parkir. 5. Meningkatkan promosi baik melalui media cetak maupun elektronik guna

untuk memperkenalkan secara luas tentang keberadaan Kampung Adat Banceuy di Kabupaten Subang. Selain itu juga berfungsi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang datang ke Kampung Adat Banceuy.


(42)

86

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A.J, Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dinas Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Desa Budaya. Yogyakarta : Dinas Kebudayaan Propinsi DIY

Faisal,Akhmad.(2012).Strategi Pengembangan Wisata Budaya Di Keraton Kasepuhan Cirebon Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan.Skripsi Strata 1 pada FPIPS UPI Bandung:tidak diterbitkan. Fitri,Elidia.(2011).Pengembangan Desa Lelea Sebagai Kawasan Wisata Budaya

Di Kabupaten Bandung.Skripsi Strata 1 pada FPIPS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Koenjtaraningrat.(2009).Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT. Rineka Cipta Pitana, I gede & Putu G. Gayatri.(2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Prastowo,Andi.(2011).Memahami Metode-Metode Penelitian.Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

Sammeng, Andi Mappi.(2001).Cakrawala Pariwisata.Jakarta:PT.(Persero) Penerbitan dan Percetakan BALAI PUSTAKA

Soelaeman, M. Munandar.(2010).Ilmu Budaya Dasar-Suatu Pengantar.Bandung:Refika Aditama

Soehartono, Irawan. (2004). Metode Penelitian Sosial. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.(2009).Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung:Alfabeta

Sugiyono.(2011).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.Bandung:Alfabeta

Suranti,Ratna.Pariwisata Budaya dan Peran Serta Masyarakat.[online].Tersedia: http://web.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=5&id=1029


(43)

87

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TR, Hani. Definisi Analisis SWOT.[online].Tersedia: http://hanihohoy.blogspot.com/2012/05/definisi-analisis-swot.html

Umar, Husein.(2008).Strategic Management In Action.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama

Undang-undang No.5 Tahun 1992. Benda Cagar Budaya. Jakarta : Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia

Undang-undang No.10 Tahun 2009. Kepariwisataan. Jakarta : Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia

Undang-undang No. 11 Tahun 2010.Benda Cagar Budaya. Jakarta : Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia

Undang-undang No.18 Tahun 2002. Sistem Nasional Penelitian,Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Republik Indonesia

Warpani, Suwardjoko P & Indira P.(2007).Pariwisata Dalam Tata Ruang.Bandung: ITB

Yoeti,Oka A.(1996).Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung: Angkasa

Yoeti, Oka A.(2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

_____.(2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

_____.Budaya.[online].Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/budaya _____. Strategi.[online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi

_____. Desa Wisata.[online]. Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata _____. Hakikat Analisis Dan Pilihan Strategi.[online]. Tersedia :

http://www.manajementelekomunikasi.org/2013/04/06-analisis-dan-pilihan-strategi.html


(44)

88

Ashriany Widhiastuty, 2013

Strategi Pengembangan Kampung Adat Banceuy Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_____.Selayang Pandang Kampung Adat Banceuy,Minggu 04 Desember 2011.[online].Tersedia:http://culturefrombanceuy.blogspot.com/2011/12/ selayang-pandang-kampung-adat-banceuy.html

_____.Teknik Analisi SWOT 19 Oktober 2011.[online].Tersedia

http://yimmykurniawan.wordpress.com/2011/10/19/teknik-analisis-swot/


(1)

83

belajar lebih maju dan lebih terbuka dan adanya keinginan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pendekatan secara emosial baik melalui seminar,sosialisasi,atau diskusi-diskusi dengan masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk mengeluarkan gagasannya.

b. Tahapan kedua adalah tindak lanjut setelah tahapan pertama tercapai maka dilakukannya proses pembelajaran tentang bagaimana memanfaatkan potensi yang dimiliki salah satunya dengan cara membuat calendar event yang dimana adanya target-target yang harus dilakukan, sehingga masyarakat Kampung Adat Banceuy secara tidak langsung sudah belajar mengelola potensi yang dimiliki. Contohnya seperti kesenian, yang dimana diadakannya pagelaran seni pada bulan-bulan tertentu. Sehingga potensi kesenian yang ada di Kampung Adat Banceuy ini termanfaatkan dengan baik sesuai dengan target yang telah dibuat sebelumnya dalam calendar event. c. Tahapan ketiga adalah tahapan berikutnya setelah tahapan kedua

berjalan dengan baik, maka dapat dilakukan tahap peningkatan yang dimana pada tahap peningkatan ini masyarakat Kampung Adat Banceuy diajak untuk mandiri, untuk lebih kreatif dan berpikir lebih dewasa untuk kemajuan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya. Dalam tahapan ini masyarakat akan menjadi pemeran utama dalam pengembangan Kampung Adat Banceuy sebagai kawasan wisata budaya.

b) Membentuk kelompok pemangku kepentingan lokal yang akan terlibat dalam pengembangan Kampung Adat Banceuy untuk bekerjasama dengan travel agent dengan tujuan membuat paket wisata budaya. Kelompok kepentingan yang memungkinkan terlibat adalah institusi atau pemerintah desa, masyarakat setempat seperti ketua adat, petani,pedagang, atau wirausaha yang berpikiran maju namun tidak dengan memikirkan kepentingan pribadi akan tetapi memikirkan


(2)

kepentingan bersama dan kemajuan bersama untuk mencapai tujuan yang sama.Hal ini cukup potensial jika dilakukan karena dapat meningkatkan kunjungan wisatawan selain itu pula dapat mempromosikan Kampung Adat Banceuy lebih luas tidak hanya dalam cakupan daerah saja.

B. Rekomendasi

Dilihat dari hasil temuan yang telah di paparkan diatas maka rekomendasi yang diajukan sebagai berikut:

1. Masyarakat setempat dengan dibantu oleh stakeholder yang terkait seperti pemerintah baik daerah maupun desa, swasta, ataupun lembaga-lembag yang berkaitan harus lebih memperhatikan keunggulan potensi Kampung Adat Banceuy. Selain itu pula, Masyarakat dan stakeholder harus bekerjasama dengan baik dan memulai strategi pengembangannya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suatu permasalahan yang dapat menghambat pengembangan Kampung Adat Banceuy ini. Misalnya, dengan mengadakan sosialisasi terlebih dahulu sebelum memulai atau menerapkan strategi untuk pengembangan Kampung Adat Banceuy, sehingga presepsi yang ditimbulkanpun positif.

2. Pemerintah harus lebih memperhatikan unsur-unsur yang harus ada di suatu kawasan wisata budaya, walaupun dalam pengelolaan diserahkan kepada penduduk Kampung Adat Banceuy namun, peran pemerintah sangatlah diperlukan untuk pengembangan suatu kawasan, khususnya Kampung Adat Banceuy. Seperti rumah-rumah yang ada di Kampung Adat Banceuy yang sudah bergaya arsitektur modern. Hal ini dapat ditanggulangi dengan cara pemerintah dan penduduk Kampung Adat Banceuy bekerjasama untuk membangun satu rumah adat untuk percontohan ketika ada wisatawan yang datang dan ingin melihat rumah adat Kampung Adat Banceuy.

3. Diperlukannya kolaborasi dari berbagai pihak baik dari pemerintah ataupun swasta khususnya masyarakat Kampung Adat Banceuy dalam menjaga nilai-nilai tradisional yang ada di Kampung Adat Banceuy, guna untuk mencegah


(3)

85

pengembangan potensi yang dimiliki melalui pembinaan serta pelatihan secara berkala sehingga adanya kesinambungan antara pemerintah dan masyarakat lokal.

4. Pembenahan infrastruktur yang ada di Kampung Adat Banceuy, guna untuk kenyamanan wisatawan. Baik dilihat dari aksesibilitas yang cukup buruk, navigasi atau petunjuk jalan yang kurang, dan tidak adanya tempat parkir. 5. Meningkatkan promosi baik melalui media cetak maupun elektronik guna

untuk memperkenalkan secara luas tentang keberadaan Kampung Adat Banceuy di Kabupaten Subang. Selain itu juga berfungsi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang datang ke Kampung Adat Banceuy.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A.J, Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dinas Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Desa Budaya.

Yogyakarta : Dinas Kebudayaan Propinsi DIY

Faisal,Akhmad.(2012).Strategi Pengembangan Wisata Budaya Di Keraton Kasepuhan Cirebon Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan.Skripsi Strata 1 pada FPIPS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Fitri,Elidia.(2011).Pengembangan Desa Lelea Sebagai Kawasan Wisata Budaya Di Kabupaten Bandung.Skripsi Strata 1 pada FPIPS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Koenjtaraningrat.(2009).Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Pitana, I gede & Putu G. Gayatri.(2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Prastowo,Andi.(2011).Memahami Metode-Metode Penelitian.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sammeng, Andi Mappi.(2001).Cakrawala Pariwisata.Jakarta:PT.(Persero) Penerbitan dan Percetakan BALAI PUSTAKA

Soelaeman, M. Munandar.(2010).Ilmu Budaya Dasar-Suatu Pengantar.Bandung:Refika Aditama

Soehartono, Irawan. (2004). Metode Penelitian Sosial. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.(2009).Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung:Alfabeta

Sugiyono.(2011).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.Bandung:Alfabeta

Suranti,Ratna.Pariwisata Budaya dan Peran Serta Masyarakat.[online].Tersedia:

http://web.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=5&id=1029


(5)

87

TR, Hani. Definisi Analisis SWOT.[online].Tersedia:

http://hanihohoy.blogspot.com/2012/05/definisi-analisis-swot.html

Umar, Husein.(2008).Strategic Management In Action.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama

Undang-undang No.5 Tahun 1992. Benda Cagar Budaya. Jakarta : Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia

Undang-undang No.10 Tahun 2009. Kepariwisataan. Jakarta : Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia

Undang-undang No. 11 Tahun 2010.Benda Cagar Budaya. Jakarta : Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia

Undang-undang No.18 Tahun 2002. Sistem Nasional Penelitian,Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Republik Indonesia

Warpani, Suwardjoko P & Indira P.(2007).Pariwisata Dalam Tata Ruang.Bandung: ITB

Yoeti,Oka A.(1996).Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung: Angkasa

Yoeti, Oka A.(2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

_____.(2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

_____.Budaya.[online].Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/budaya

_____. Strategi.[online]. Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi

_____. Desa Wisata.[online]. Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata

_____. Hakikat Analisis Dan Pilihan Strategi.[online]. Tersedia :

http://www.manajementelekomunikasi.org/2013/04/06-analisis-dan-pilihan-strategi.html


(6)

_____.Selayang Pandang Kampung Adat Banceuy,Minggu 04 Desember 2011.[online].Tersedia:http://culturefrombanceuy.blogspot.com/2011/12/ selayang-pandang-kampung-adat-banceuy.html

_____.Teknik Analisi SWOT 19 Oktober 2011.[online].Tersedia

http://yimmykurniawan.wordpress.com/2011/10/19/teknik-analisis-swot/