HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL PRAKTIK MATA PELAJARAN MENJAHIT 1 PEMBUATAN SAKU, PADA SISWA KELAS 10 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 1 BEKASI, KOTA BEKASI TAHUN 2009.

ABSTRAK

Intan Rahmawati. 2010. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Praktik Mata
Pelajaran Menjahit 1 Pembuatan Saku, Pada Siswa Kelas 10 Jurusan Tata Busana Di
Smk 1 Bekasi, Kota Bekasi Tahun 2009 skripsi. Teknologi Jasa dan Produksi Konsentrasi
Tata Busana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dra. Erna Setyowati, M. Si,
Pembimbing II : Dra. Musdalifah, M. Si.

Kata kunci : Motivasi Belajar, Hasil Praktek.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh Motivasi belajar terhadap hasil praktek
menjahit saku di SMK Negeri 1 Bekasi. Dengan motivasi yang tinggi hasil praktek
menjahit saku memuaskan, sebaliknya tanpa motivasi hasil praktek tidak memuaskan.
Permasalahanya: (1) apakah ada hubungannya motivasi belajar terhadap hasil praktek
menjahit saku, pada siswa kelas 10 jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 Bekasi, kota
Bekasi tahun 2009. (2) Seberapa besar hubungan motivasi belajar terhadap hasil praktik
mata pelajaran menjahit pembuatan saku, pada siswa kelas 10 jurusan Tata Busana di
SMK Negeri 1 Bekasi, kota Bekasi tahun 2009. Tujuan penelitian ini: (1) Untuk
mengetahui apakah ada hubungan motivasi belajar terhadap hasil praktek mata
pelajaran menjahit 1 pembuatan saku, pada siswa kelas 10 jurusan tata busana di SMK
Negeri 1 Bekasi kota Bekasi. (2) Mengetahui seberapa besar hubungan motivasi belajar

terhadap hasil praktik mata pelajaran menjahit 1 pembuatan saku, pada
siswa
kelas 10 jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 Bekasi, kota Bekasi tahun 2009
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 SMK Negeri 1 Bekasi, Kota
Bekasi jurusan tata busana, jumlah siswa kelas 10 adalah 35 siswa. Penentuan sampel
dilakukan dengan teknik total sampling yaitu jumlah seluruh populasi diambil sebagai
sampel sebesar 35 siswa. Variabel penelitian ini 1) Motivasi intrinsik, 2) Motivasi
ekstrinsik, siswa kelas 10 sebagai variabel bebas, hasil praktek menjahit saku sebagai
variabel terikat. Metode pengumpulan data dengan kuesioner, observasi, dokumentasi.
Analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif persentase dan teknik
analisis regresi.
Hasil analisis deskriptif persentase menunjukan bahwa motivasi kelas 10 jurusan
tata busana SMK Negeri 1 Bekasi, Kota Bekasi termasuk katagori baik dengan persentase
45,71%. Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa hasil praktek menjahit
saku pada siswa kelas 10 jurusan tata busana SMK Negeri 1 Bekasi, Kota Bekasi termasuk
kategori baik dengan persentase 51,43%. Hasil analisis regresi diperoleh F1 sebesar
24,53. Hasil uji F karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (24,53 > 4,139) maka hipotesis
altenatif (Ha) yang berarti ada hubungan motivasi belajar terhadap hasil siswa
menyelesaikan praktik mata pelajaran menjahit 1 pembuatan saku, di kelas 10 Jurusan
Tata Busana di SMK 1 Bekasi, kota Bekasi. Maka hasil praktik mata pelajaran menjahit 1

pembuatan saku dipengaruhi motivasi belajar sebesar 42,64%, sedangkan sisanya

57,36 % aktor-faktor yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Bedasarkan hasil
penelitian ini adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik ternyata saling
mendukung siswa untuk belajar, terbuti hasil praktek siswa kelas 10 jurusan tata busana
SMK Negeri 1 Bekasi, Kota Bekasi dalam kategori sangat baik.
Simpulan dan Saran, berdasarkan kesimpulan yaitu: (1) Ada hubungan motivasi
belajar terhadap hasil praktik mata
pelajaran menjahit pembuatan saku, pada siswa
kelas 10 jurusan Tata Busana di SMK 1 Bekasi, kota Bekasi tahun 2009. (2) Besar
hubungan motivasi belajar terhadap hasil praktik mata pelajaran menjahit pembuatan
saku, pada siswa kelas 10 jurusan Tata Busana di SMK 1 Bekasi, kota Bekasi tahun 2009
sebesar 42,64% dan sisanya, faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Sedangkan saran yaitu: (1) Guru sebagai salah satu factor ekstrinsik dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa sangat berperan dalam proses belajar mengajar,
terutama guru dalam mata diklat praktek dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa akan semakin meningkat. (2) Praktek
menjahit merupakan salah satu mata pelajaran praktek, pemenuhan sarana dan
prasarana sangat berpengaruh terhadap hasil praktek. Maka sebaiknya perlengkapan
praktek selalu dalam kondisi baik sehingga tidak mengganggu pelajaran praktek dengan

peralatan yang serba kurang.

Dokumen yang terkait

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA DI SMK N 1 KENDAL

2 46 141

Hubungan Fasilitas Belajar dengan Hasil Belajar Menjahit Blus Pada Siswa Kelas I Jurusan Tata Busana Di SMK Negeri I Tegal Tahun Ajaran 2005 2006

0 4 106

ANALISIS KEMAMPUAN MENJAHIT SAKU PASSEPOILLE SISTEM PORRIE MULIAWAN PADA BUSANA SEMI TAILORING SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK NEGERI 1 BERINGIN LUBUK PAKAM.

0 3 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT POLA BUSANA WANITA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 1 KISARAN.

0 3 26

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGGAMBAR BUSANA DENGAN KEMAMPUAN MENDESAIN BUSANA PESTA PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

1 4 16

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi.

0 0 31

Hubungan Fasilitas Belajar dengan Hasil Belajar Menjahit Blus Pada Siswa Kelas I Jurusan Tata Busana Di SMK Negeri I Tegal Tahun Ajaran 2005-2006.

0 0 1

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN DUKUNGAN FASILITAS PRAKTIK DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT PADA SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 1 SEWON.

0 0 163

ANALISIS FAKTOR HASIL BELAJAR DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT SISWA TATA BUSANA DI SMK

0 0 8