REVITALIZATION MODEL OF WONG SHADOW PLAY THROUGH THE DEVELOPMENT OF BOCAH SHADOW PLAY AS AN ATTEMPT OF PRESERVING THE TRADITIONAL PERFORMANCE ART CONTRIBUTING TO THE CULTURAL TOURISM IMPROVEMENT AND STUDENT’S APPRECIATION ON ART IN SURAKARTA.

RINGKASAN
MODEL REVITALISASI SENI WAYANG WONG
MELALUI PENGEMBANGAN WAYANG BOCAH SEBAGAI UPAYA
MELESTARIKAN SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL YANG
BERDAMPAK PADA PENINGKATAN PARIWISATA BUDAYA SERTA
APRESIASI SENI ANAK SEKOLAH
DI SURAKARTA
oleh:
(Kristiani, Slamet Subiyantoro, Trisno Santoso)
Tujuan penelitian tahun kedua untuk mengembangkan wayang bocah
sebagai upaya merevitalisasi wayang orang sebagai sarana meningkatkan apresiasi
seni budaya nak sekolah di Surakarta.
Penelitian bersifat pengembangan, pada tahun kedua dilakukan langkah
pengembangan dengan memberikan pendampingan alternatif-motivatif, vestival
dan evaluasi apresiasi serta sosialisasi. Teknik untuk mengumpulkan data
digunakan wawancara mendalam, pengamatan terlibat, studi pustaka dan analisis
isi dokumen/arsip. Analisis data menggunakan model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan, antara
lain adalah :
1. Peningkatan hasil kemampuan dalam melakukan pertunjukan wayang yang
dikombinasi antara wayang bocah dengn wayang kulit yang dilakukan oleh

dalang bocah. Pendampingan alternatif motivatif mampu menghasilkan
kemasan pertunjukan yang menarik perhatian sebagai karya garap kemasan
kreatif sebagai pertunjukan yang bernilai apresiatif tetapi juga potensial
sebagai atraksi pariwisata budaya
2. Pertunjukan hasil uji coba yang sekaligus sebagai festival wayang bocah
dilakukan selama dua kali di tempat berbeda. Secara struktur pertunjukan,
durasi waktu serta kolaborasi wayang orang dan wayang kulit yang juga
dikemas dalam panggung integral merupakan solusi merevitalisasi wayang
orang. Pertunjukan festival mampu menyedot banyak pemirsa yang terbius

menyaksikan sebagai atraksi yang berkesan. Dalam hal ini pertunjukan hasil
garap kemasan sangat baik sebagai bentuk tontonan bagi wisatawan dalam
pariiwsata budaya
3. Pertunjukan festival mampu menarik perhatian penonton dari berbagai
kalangan masyarakat yang terdiri anak-anak, remaja, dewasa maupun
golongan usia tua baik laki-laki maupun perempuan. Pertunjukan mampu
sebagai sarana meningkatkan apresiasi seni budaya khususnya bagi anak-anak
sekolah yang harus melanjutkan estafet warisan seni leluhur. Seni wayang
merupakan ekpresi budaya Jawa yang bnyak mengandung ajaran filsafat hidup
yang harmoni dan berifat mendidik

4. Hasil kemasan kolaboratif pertunjukan wayang merupakan upaya revitalisasi
wayang orang yang kondisinya kritis di masa sekarang ini. Sosialisasi hasil
menunjukkan respon antusias bagi stakeholders untuk menumbuhkembangkan
wayang sebagai upaya menanamkan nilai budaya sehingga mampu
meningkatkan penghargaan (apresiasi) terhadap seni budaya milik bangsa kita
sendiri. Sosialisasi terhadap berbagai pihak merupakan jembatan untuk
revitalisasi tetapi sekaligus menyadarkan akan potensinya sebagai paket
pariwisata budaya yang bernilai apresiatif