Jangan Obral Janji.

Pikiran Rakyat
o Selasa o Rabu o Kamis ---.o Jumal o Sablu
J
19

4

')

0

---------

7
::
22
23

.Mar

UMci


20

6
21

UApr

9

10

11

24

25
26
-( ) JI/II () Jul (JAgs


12
27
.(JSep

Jangan Obral Janji
Oleh RUDIMAN RUSLI

S

EMAKIN dekat waktu pelaksanaan pemilu, semakin gencar para calon anggota legislatif (caleg) dari berbagai partai politik (parpol) di pusat maupun daerah mendekati rakyat. Tentu, dengan berbagai cara untuk merebut
hati rakyat. Dari pemilu ke pemilu,
fenomena terse but terus berlangsung sampai pemilu yang terakhir
tahun 2004.
Sebenamya terdapatperubahan

yang drastis dalam pemilu di era
reformasi ini yang memungkinkan
rakyat lebih kritis menyikapi janji

para caleg dibandingkandengan

sistem pemilupada era sebelumnya. Tetapi, apakah momentum .ter-

sebut benar-benar telah memberikan hasil sesuai harapan?
Telah lama masyarakat merasakan bahwa mereka hanyadijadikan objek. Didekati karena dibutuhkan suaranya, setelah itu? Janji tinggal janji. Bisa jadi, fenomena ini menjadi salah satu penyebab
tingginya angkagolput dalam pemilu di Indonesia. Walaupun telah
terbit fatwa haram golput dari MUI,rasanya belum memberikan jaminan. Ada hallain yang harus dicermati yaitu konsistensi antara
ucapan dan perbuatan dari para caleg. Harus diakui, masyarakatkita saat ini mulai memahami hak politiknyadan meningkat daya kritisnya.
Dewasa ini parpol harus lebih berhati-hati dalam mengemas materi kampanyenya, baik untuk kepentingan pemilu legislatif, maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2009. Materi kampanye harus realistis, terukur, dan menyentuh tangsung kepentingan rakyat,
khususnya rakyat kecil. Bukan zamannya lagi kampanye dengan
mengerahkan kekuatan massa, berkonvoi keliling kota tanpa jelas
pesan apa yang ingin disampaikan kepada rakyat.
Pemberantasan korupsi misalnya, merupakan kampanye yang telah mengangkat prestasi SBY-JKdi mata masyarakat. Meskipun hasilnya masih belum signifikan tetapi terlihat ada kesungguhan untuk mewujudkannya.
Ditingkat daerah pun kita melihat janji-janjiyang diucapkan para
calon kepala daerah ketika kampanye disikapi secara kritis oleh rakyat saat ini. DiJawa Barat misalnya, janji pasangan Gubemur Ahmad
Heryawan-WakilGubemur Dede Yusuf mengenai pendidikan gratis,
terus ditagih rakyat. Walaupun dengan susah payah karena keterbatasan anggaran, akhimya hat itu terealisaikan juga tahun ini. Di Sumatra Selatan, gubernur terpilil) AlexNurdin dengan janji pengobatan gratisnya telah memberikan harapan kepada masyarakat, terutama masyarakat miskin. Janji pengobatan gratis ini telah mengundang simpatik walaupun baru merupakan langkah awal.
Hal semacam ini merupakan contoh yang baik untuk pendidikan
politik masyarakat. Pemilu atau pilkada merupakan pesta demokrasi yangmemberikanharapanuntukmengubahhidup rakyatke arah
yang lebih baik. Pemilu bukan sekadar obral janji.
Contoh-contoh seperti itu sekaligus juga bisa menanamkan kesadaran kepada masyarakat bahwa partisipasi politikmereka turut menentukan kehidupan bangsa ini di masa depan. Hak suara mereka

sangat penting dan mahal, tidak cukup dihargakan dengan nasi bungkus, uang transport alakadarnya dan selembar kaus oblong.
Penults, Guru Besar RSIP UNPADdan Kepala LP3AN.

Kliping

Humos

Un pod

2009
--

.

13
28
-OOkl

Minggu


14

15
29
ONov

30
UDes