JANJI PERUBAHAN.doc 27KB Jun 13 2011 06:28:18 AM

JANJI PERUBAHAN
Oleh: Mustofa W Hasyim*)
SALAH satu janji dari pasangan capres yang lolos ke final dan pada bulan ini masuk ke
putaran kedua adalah janji perubahan. Sebuah janji yang harum, manis, empuk dan segar mirip
buah pier impor yang banyak dipajang di supermarket-supermarket yang terlindung AC.
Menggiurkan. Mampu menumbuhkan harapan bahawa Indonesia tidak bakalan begini-begini
melulu.
Memang sudah lama anak negeri ini merindukan perubahan. Dalam arti perbaikan. Dalam
arti negeri akan makin bener jalannya, akan makin makmur berkeadilan, akan makin bebas korupsi,
nopetisme dan kolusi. Dalam arti negeri ini akan makin siip. Makin lurus, melaju meninggalkan
keterpurukan dan keterbelakangan. Juga kemiskinan dan hutang.
Perubahan yang diharapkan anak negeri memang perubahan yang semacam itu. Perubahan
yang mampu membuat para penganggur menjadi punya pekerjaan. Perubahan yang membuat hargaharga tinggi menjadi turun. Perubahan yang membuat pendidikan menjadi terjangkau anak orang
miskin penghuni kampung dan desa. Perubahan yang membuat ongkos naik kendaraan makin
murah. Perubahan yang membuat pedagang kaki lima tidak digusur-gusur. Perubahan yang
membuat orang-orang miskin penghuni lingkungan kumuh berjejalan diberi hibah tanah dan tidak
dibuldoser tempat tinggalnya. Perubahan yang mampu menghentikan perobohan gedung sekolah
hanya untuk diganti dengan supermarket. Perubahan yang mampu membuat pohon-pohon di hutan
merasa tenteram karena tidak dijarah oleh pencuri kayu dalam negeri yang bekerjasama dengan
pencuri luar negeri. Perubahan yang mampu membuat ikan-ikan di lautan Indonesia merasa aman
dan damai karena tidak dicuri oleh nelayan asing. Perubahan yang mampu membuat para petani

tersenyum karena penyelundupan beras, gula, daging, telur, bawang putih, garam, kedele
dihentikan. Perubahan yang membuat para sopir tidak diperas oleh oknum-iknum polisi sepanjang
perjalanan. Perubahan yang membuat tentara tidak ditakuti rakyat. Perubahan yang membuat para
pengusaha kecil mampu berkembang menjadi pengusaha menengah dan pengusaha menengah
mampu bergerak dan mekar menjadi pengjusaha besar dan mampu mengalahkan konglomerat
hitam.
Ya, perubahan yang diharapkan anak negeri adalah perubahan menuju perbaikan dengan
cara-cara yang baik pula. Perubahan yang membuat rakyat kecil mampu menjangkau mimpi-mimpi
mereka untuk hidup terjamin pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan
terjamin ibadah mereka. Perubahan yang membuat rakyat mampu meninggalkan judi dan pelacuran,
perubahan yang mampu membuat para artis dan penghibur menutup aurat serta pihak production
house berhenti memproduksi tayangan perusak moral dan tayangan buruk yang membuat penonton
menjadi hamba hantu dan arwah gentayangan. Perubahan yang membuat tindakan kekerasan pada
ruang privat, ruang domestik dan ruang publik berkurang drastis. Perubahan yang membuat harta
rakyat berupa kekayaan alam tidak diberikan kepada orang asing hanya untuk dihisap habis-habisan
sambil meninggalkan limbah beracun dan lingkungan yang rusak.
Tentu saja, perubahan yang dimaksudkan oleh rakyat sebagai anak negeri adalah perubahan
yang makin menyejahterakan, makin membuat bangsa ini mandiri, berwibawa, dan tidak menjadi
jongos dan tunduk serta didekte oleh negara asing. Perubahan yang membuat para birokrat yang
berada di lembaga eksekutif dari puncak sampai bawah menghentika kebiasaannya korupsi, yang

membuat aparat hukum dan mereka yang duduk di legislatif juga rame-rame berhenti koruosi dan
secara bersamapsama mau hidup sederhana.
Perubahan menuju kejujuran, kebersihan hidup, menuju keberanian untuk saling
mengingatkan. Perubahan untuk lebih memberikan hak politik, hak budaya, hak sosial, hak
ekonomi kepada semua manusia penghuni negeri ini. Perubahan yang jelas menjamin kebebasan
perpendapat, berfikir, berkesenian, perkumpul dan kebebasan untuk mengekspresikan kemanusiaan
dan semangat keagamaan bagi semua rakyat. Perubahan untuk lebih menghargai manusia lain,

perubahan untuk menghargai aspirasi daerah, menghargai aspirasi rakyat kecil, menghargai aspriasi
mahasiswa.
Tentu saja perubahan-perubahan itu perlu direncanakan bersama dan dilaksanakan bersamasama. Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih nanti, siapa pun ia, harus menjadi bagian dari
perencanaan dan pelaksanaan perubahan itu. Perubahan yang menyeluruh. Tidak seperti era
reformasi yang dibengkokkan dan disalaharahkan keotika perubahan ditafsirakn dan menjadi
sekadar perubahan untuk memperkaya diri dari para elit (elit politik, elit hukum, elit birokrasi dan
elit militer) sehingga jaring-jaring korupsi, neoptisme dan kulusi justru makin melebar, meluas,
menyeluruh sampai-sampai Buya Syafii mengatakan kalau kehancuran moral bangsa ini nyaris
sempuirna.
Yang lebih penting lagi janji perubahan dari calon presiden dan calon wakil presiden itu
tidak berhenti pada posisi dan berhenti pada bentuk janji saja. Janji perubahan itu harus
ditingkatkan dan dikonkretkan posisinya menjadi kontrak politik, kontrak sosial, dan kontrak moral,

lengkap dengan sanksi-sanski yang mengikat. Kalau tidak demikian maka dikhawatirkan janji yang
berbau haurm, manis, empuk dan segar bagai buah pier impor yang terpajang di supermarket itu
hanya akan berubah menjadi mirip kembang api. Indah dan warna-warni di udara, membuat terang
langit sebentar, kemudian yang tersisa hanya kegelapan demi kegelapan.
*) Aktivis Seni Budaya di Yogyakarta
Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 17 2004