ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

 

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL
(Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan
Negara)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:
ROHMAD AKHIRUDIN
B200100164

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1


 

HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Artikel Naskah Publikasi
dengan judul:

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL
(Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan
Negara)

Nama

: ROHMAD AKHIRUDIN

NIM

: B 200100164


Penandatangan berpendapat bahwa Artikel Naskah Publikasi tersebut telah
memenuhi syarat untuk diterima

ii2

 

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL
(Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan
Negara)
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kinerja keuangan Bank
Syariah Muamalat Indonesia dengan Bank Tabungan Negara dilihat dari rasiorasio CAR, ROA, ROE, BOPO, LDR, NPL.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data dari laporan
keuangan publikasi Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan
Negara tahun 2011-2013. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji beda dua rata-rata (Uji t).
Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

dilihat dari rasio CAR kinerja keuangan Bank Syariah Muamalat Indonesia dan
Bank Tabungan Negara tidak terdapat perbedaan. Sedangkan dilihat dari rasio
ROA, ROE, BOPO, LDR, NPL kinerja keuangan Bank Syariah Muamalat
Indonesia dan Bank Tabungan Negara terdapat perbedaan. Jika dilihat dari ratarata rasio, pada rasio ROE dan NPL dapat diketahui bahwa pada rasio ROE dan
NPL dapat diketahui bahwa Bank Syariah Muamalat Indonesia mempunyai
kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja PT. Bank Tabungan Negara.
Sedangkan pada rasio CAR, ROA, BOPO, dan LDR dapat diketahui bahwa Bank
Tabungan Negara mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
kinerja Bank Syariah Muamalat Indonesia.
Kata kunci: bank syariah muamalat indonesia, kinerja keuangan, bank tabungan
negara

iii3

 

PENDAHULUAN
Bank merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peranan penting di
dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara keuangan. Bank dalam pasal
1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992

tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau pinjaman dan bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank,
yaitu bank konvensional dan bank syariah (Abustan, 2009). Perkembangan
perbankkan syariah ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10 Tahun
1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur secara rinci landasan hukum serta
jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank
syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri
secara total menjadi bank syariah (Saiful Munir, 2012).
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip
bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan
bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi,
investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan
dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi
keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan
yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah
menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh
golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali (www.bi.go.id).

Bank syariah sebagai lembaga intermediary keuangan diharapkan dapat
menampilkan dirinya secara lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional.
Gambaran tentang baik buruknya suatu bank syariah dapat diketahui dari kinerja
keuangannya. Tujuan laporan keuangan pada sektor perbankan syariah adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi kinerja keuangan, serta
perubahan posisi keuangan aktivitas operasi bank yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan (Muhammad, 2005).

1

 

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional
dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan
yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan
oleh lembaga keuangan kepada nasabah (Muhammad,2005). Kegiatan operasional
bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank
syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan
maupun membedakan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga
merupakan riba yang diharamkan. Pola bagi hasil ini memungkinkan nasabah

untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah
bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin
besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah
bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indikator
bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini yang
transfaran dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan konvensional,
nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang diperoleh
(Novia Wulandari, 2004). Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank
konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan
yang semakin tajam ini harus didukung oleh manajemen yang baik untuk bisa
terus bertahan di industri perbankan.
Kondisi kesehatan maupun kinerja bank dapat kita analisis melalui laporan
keuangan. Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan.
Berdasarkan Peraturan

Bank

Indonesia


Nomor: 3/22/PBI/2001

Tentang

Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib menyusun dan menyajikan
laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Bank Indonesia ini, yang terdiri dari: (1)Laporan Tahunan; (2)Laporan
Keuangan Publikasi Triwulanan; (3)Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan
(4)Laporan

Keuangan

Konsolidasi.

Laporan

keuangan yang diterbitkan

diharapkan mencerminkan kinerja bank tersebut yang sebenarnya. Dari informasi
yang bersifat fundamental tersebut dapat dilihat apakah bank tersebut telah

mencapai tingkat efisiensi yang baik, dalam arti telah memanfaatkan, mengelola

2

 

dan mencapai kinerja secara optimal dengan menggunakan sumber-sumber dana
yang ada. Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan
memiliki kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik masyarakat
pemodal akan menanamkan dananya pada saham bank tersebut. Hal ini
menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat bahwa bank tersebut dapat
memenuhi harapannya. Bank yang memperoleh dana dari masyarakat akan secara
sadar bahwa memiliki tanggung jawab untuk mengelola aktiva serta sumbersumber dana yang dimiliki secara professional.
Kriteria penilaian kinerja perbankan yang digunakan dalam penelitian ini
berbeda dengan kriteria yang diterapkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kesehatan
bank versi Bank Indonesia mengacu pada unsur-unsur Capital, Assets Quality,
Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity, sedangkan dalam penelitian ini
menerapkan rasio-rasio keuangan yang umum digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan bank. Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu bank
karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar. Adapun rasio-rasio yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu Capital Adequeency Ratio (CAR), , Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO), Laon to Debt Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan
Perbankan Konvensional”

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menganalisi untuk mengetahui perbandingan
kinerja keuangan antara Bank Syariah Muamalat Indonesia dengan Bank
Tabungan Negara selama periode 2011-2013.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini untuk menekankan terhadap pengujian pada
teori-teori dengan cara melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan
menggunakan angka dan melakukan suatu analisis data dengan menggunakan
suatu prosedur statistik.

3

 


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,
yaitu data dari laporan keuangan bank yang dipublikasikan dari tahun 2011-2013
yang di ambil dari www.idx.com, www.muamalatbank.com dan Indonesian
Capital Market Derectory.
Data penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Syariah Muamalat
Indonesia tahun 2011-2013 dan laporan keuangan Bank Tabungan Negara tahun
2011-2013.
Data

yang

dicatat

dan

dikumpulkan

dari


ww.idx.com,

www.muamalatbank.com dan Indonesian Capital Market Directory tahun 20112013. Selain itu untuk melengkapi landasan teori dan pemecahan masalah secara
hipotesis dilakukan dengan cara membaca literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini melalui studi kepustakaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Rasio CAR (Capital Adequey Ratio)
Perbandingan rasio CAR Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank
Tabungan Negara selama periode 2011-2013 dapat ditunjukkan pada Tabel
berikut:
Tabel
Rasio CAR Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara
selama periode 2011-2013
Tahun
BSMI
2011
12.01
2012
11.57
2013
17.27
Rata-rata
13.62
Sumber: Data diolah 2014

BTN
15.03
17.69
15.62
16.11

thit

ρ

-1,248

0,280

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata dari kedua bank
yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara masingmasing 13,62% dan 16,11%. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata dari
rasio CAR pada Bank Tabungan Negara lebih besar dibandingkan dengan pada
Bank Syariah Muamalat Indonesia, sehingga diketahui bahwa kinerja bank dilihat

4

 

dari rasio CAR lebih baik pada Bank Tabungan Negara karena semakin tinggi
nilai CAR maka akan semakin bagus kualitas permodalan bank tersebut. Akan
tetapi, jika mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia bahwa standar CAR yang
terbaik adalah 8%, maka Bank Umum Syariah masih berada pada kondisi yang
ideal karena masih berada diatas ketentuan Bank Indonesia.
Analisis Rasio ROA (Return On Asset)
Perbandingan rasio ROA Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank
Tabungan Negara selama periode 2011-2013 dapat ditunjukkan pada Tabel
berikut:
Tabel
Rasio ROA Bank Syariah Muamalat Indonesia
dan Bank Tabungan Negara selama periode 2011-2013
Tahun
BSMI
2011
1.52
2012
1.54
2013
1.37
Rata-rata
1.48
Sumber: Data diolah 2014

BTN
2.03
1.94
1.79
1.92

thit

ρ

-5,027

0,007

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata dari kedua bank
yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara masingmasing 1,48% dan 1,92%. Hal ini dapat dikatakan bahwa ROA pada Bank
Tabungan Negara lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah Muamalat
Indonesia, karena semakin tinggi nilai ROA maka akan semakin baik kualitasnya.
Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar
terbaik ROA adalah 1.5%, maka Bank Syariah Muamalat Indonesia masih berada
pada kondisi ideal.
Analisis Rasio ROE (Return On Equity)
Perbandingan rasio ROE Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank
Tabungan Negara selama periode 2011-2013 dapat ditunjukkan pada Tabel
berikut:

5

 

Tabel
Rasio ROE Bank Syariah Muamalat Indonesia
dan Bank Tabungan Negara selama periode 2011-2013
Tahun
BSMI
2011
20.79
2012
29.16
2013
32.87
Rata-rata
27.61
Sumber: Data diolah 2014

BTN
17.65
18.23
16.05
17.31

thit

ρ

2,835

0,047

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata dari kedua bank
yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara masingmasing 27,61% dan 17,31%. Hal ini dapat dikatakan bahwa ROE pada Bank
Syariah Muamalat Indonesia lebih baik dibandingkan dengan pada Bank
Tabungan Negara, karena semakin tinggi nilai ROE maka akan semakin baik
kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan
bahwa standar terbaik ROE adalah 12%, maka Bank Tabungan Negara masih
berada pada kondisi ideal.
Analisis Rasio BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
Perbandingan rasio BOPO Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank
Tabungan Negara selama periode 2011-2013 dapat ditunjukkan pada Tabel
berikut:
Tabel
Rasio BOPO Bank Syariah Muamalat Indonesia
dan Bank Tabungan Negara selama periode 2011-2013
Tahun
BSMI
2011
85.25
2012
84.47
2013
85.12
Rata-rata
84.95
Sumber: Data diolah 2014

BTN
81.75
80.74
82.19
81.56

thit

ρ

6,878

0,002

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata nilai rasio BOPO
dari kedua bank yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan
Negara masing-masing 84,95% dan 81,58%. Hal itu berarti bahwa BOPO Bank
Tabungan Negara lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah Muamalat

6

 

Indonesia, karena semakin rendah nilai BOPO maka akan semakin baik
kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia bahwa
standar BOPO yang terbaik adalah dibawah 92%, maka Bank Syariah Muamalat
Indonesia dan Bank Tabungan Negara masih berada pada kondisi yang cukup
ideal.
Analisis Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio)
Perbandingan rasio LDR Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank
Tabungan Negara selama periode 2011-2013 dapat ditunjukkan pada Tabel
berikut:
Tabel
Rasio LDR Bank Syariah Muamalat Indonesia
dan Bank Tabungan Negara selama periode 2011-2013
Tahun
BSMI
2011
85.18
2012
94.15
2013
99.99
Rata-rata
93.11
Sumber: Data diolah 2014

BTN
102.56
100.90
104.42
102.63

thit

ρ

-2,751

0,048

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata nilai rasio LDR dari
kedua bank yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara
masing-masing 93,1% dan 102,63%. Hal ini dapat dikatakan bahwa rasio LDR
Bank Tabungan Negara lebih baik dibandingkan dengan pada Bank Syariah
Muamalat Indonesia, karena semakin tinggi nilai LDR maka Bank akan lebih baik
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika mengacu pada ketentuan BI
yang menyatakan bahwa standar terbaik rasio LDR adalah 85%-110%, maka
Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara masih berada pada
kondisi yang ideal.
Analisis Rasio NPL (Non Performing Loan)
Perbandingan rasio NPL Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank
Tabungan Negara selama periode 2011-2013 dapat ditunjukkan pada Tabel
berikut:

7

 

Tabel
Rasio NPL Bank Syariah Muamalat Indonesia
dan Bank Tabungan Negara selama periode 2011-2013
Tahun
BSMI
2011
1.78
2012
1.81
2013
0.78
Rata-rata
1.46
Sumber: Data diolah 2014

BTN
2.23
3.12
3.04
2.80

thit

ρ

-3,032

0,039

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata nilai rasio NPL dari
kedua bank yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara
masing-masing 1,46% dan 2,80%. Hal ini dapat dikatakan bahwa rasio NPL Bank
Syariah Muamalat Indonesia lebih baik dibandingkan dengan pada Bank
Tabungan Negara, karena semakin kecil nilai NPL maka akan semakin baik
kualitas asset suatu bank.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penemuan dan analisis data, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : 1) dilihat dari rasio CAR, hasil uji statistik dapat dikatakan tidak
terdapat perbedaan kinerja antara Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank
Tabungan Negara, akan tetapi dilihat dari rata-rata rasio CAR, kinerja keuangan
Bank Tabungan Negara lebih baik dibandingkan Bank Syariah Muamalat
Indonesia, yaitu sebesar 16,11% pada BTN, sedangkan CAR pada BSMI sebesar
13,62%. Hal ini sama halnya dengan hasil penelitian Abustan yang menyatakan
tidak

terdapat

perbedaan

kinerja

antara

bank

syariah

dan

bank

konvensional,sedangkan dilihat dari rasio CAR Bank konvensional lebih baik
dibandingkan bank syariah, 2) dilihat dari rasio ROA, hasil uji statistik dapat
dikatakan terdapat perbedaan kinerja antara Bank Syariah Muamalat Indonesia
dan Bank Tabungan Negara, akan tetapi dilihat dari rata-rata rasio ROA, kinerja
keuangan Bank Tabungan Negara lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah
Muamalat Indonesia, yaitu sebesar 1,92% pada BTN, sedangkan ROA pada
BSMI sebesar 1,48%. Hal ini sama halnya dengan hasil penelitian Abustan yang

8

 

menyatakan terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah dan bank
konvensional, sedangkan dilihat dari rasio ROA Bank konvensional lebih baik
dibandingkan bank syariah, 3) dilihat dari rasio ROE, hasil uji statistik dapat
dikatakan terdapat perbedaan kinerja antara Bank Syariah Muamalat Indonesia
dan Bank Tabungan Negara, akan tetapi dilihat dari rata-rata rasio ROE, kinerja
keuangan Bank Syariah Muamalat Indonesia lebih baik dibandingkan dengan
Bank Tabungan Negara, yaitu sebesar 27,61% pada BSMI, sedangkan ROE pada
BTN sebesar 17,31%. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Abustan yang
menyatakan terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah dan bank
konvensional, sedangkan dilihat dari rasio ROE kinerja bank konvensional lebih
baik dibandingkan bank syariah, 4) dilihat dari rasio BOPO, hasil uji statistik
dapat dikatakan terdapat perbedaan kinerja antara Bank Syariah Muamalat
Indonesia dan Bank Tabungan Negara, akan tetapi dilihat dari rata-rata rasio
BOPO, kinerja keuangan Bank Tabungan Negara lebih baik dibandingkan Syariah
Muamalat Indonesia yaitu sebesar 81,56% pada BTN, sedangkan BOPO pada
BSMI sebesar 84,95%. Hal ini sama halnya dengan hasil penelitian Abustan yang
menyatakan terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah dan bank
konvensional, sedangkan dilihat dari rasio BOPO kinerja bank konvensional lebih
baik dibandingkan bank syariah, 5) dilihat dari rasio LDR, hasil uji statistik dapat
dikatakan terdapat perbedaan kinerja antara Bank Syariah Muamalat Indonesia
dan Bank Tabungan Negara, akan tetapi dilihat dari rata-rata rasio LDR, kinerja
keuangan Bank Tabungan Negara lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah
Muamalat Indonesia, yaitu sebesar 102,63% pada BTN, sedangkan LDR pada
BSMI sebesar 93,11%. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Abustan yang
menyatakan terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah dan bank
konvensional, sedangkan dilihat dari rasio LDR kinerja bank syariah lebih baik
dibandingkan bank konvensional, dan 6) dilihat dari rasio NPL, hasil uji statistik
dapat dikatakan terdapat perbedaan kinerja antara Bank Syariah Muamalat
Indonesia dan Bank Tabungan Negara, akan tetapi dilihat dari rata-rata rasio NPL,
kinerja keuangan Bank Syariah Muamalat Indonesia lebih baik dibandingkan
Bank Tabungan Negara, yaitu sebesar 1,46% pada BSMI, sedangkan NPL pada

9

 

BTN sebesar 2,80%. Hal ini sama halnya dengan hasil penelitian Abustan yang
menyatakan terdapat perbedaan kinerja antara bank syariah dan bank
konvensional, sedangkan dilihat dari rasio NPL Bank syariah lebih baik
dibandingkan bank konvensional.

10

 

DAFTAR PUSTAKA
Abustan. 2009. Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
Dengan Perbankan Konvensional. Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001 Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Gema
Insani. Jakarta.
Ari Setyaningsih, 2013. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah Dengan Perbankan Konvensional. Fakultas Ekonomi Universitas
Slamet Riyadi Surakarta.
Booklet Perbankan Indonesia. 2011. Jakarta : Bank Indonesia
Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan, Edisi kedua. Jakarta:
Grhalia Indonesia.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. edisi revisi, cetakan ketujuh,
Penerbit : Raja Grafindo Persada, Jakarta
Iriyadi dan Oktafiyanthi, Arinta. 2007. Pengakuan Pendapatan: Studi Komparasi
Pada Bank Konvensional dan Bank Syaria, Studi Kasus pada PT. Bank
Jabar Bogor. vol. 7. No. 1, pp. 19-22
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 9. Jakarta:rajawali pers.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Novita Wulandari. 2004. Keunggulan Komparatif Bank Syariah.
Moch. Saiful Munir, 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah Dengan Perbankan Konvensional. Universitas Negeri Surabaya.
Rubitoh. 2003. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat dengan Bank
Konvesional (Enam Bank Konvensional), Skripsi, Fakultas Ekonomi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, (Tidak dipublikasikan).
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat, Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Tambunan, Tulus T.H. 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.
UU. No 10. Tahun 1998

11

 

Widya Wahyuningsih. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Umum Syariah Dengan Bank Umum Konvensional Di Indonesia. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin.
http://www.bsmi.co.id diakses pada 27 April 2014.
http://www.idx.com diakses pada 27 April 2014.
http://www.muamalatbank.com diakses pada 27 April 2014.
http://www.ojk.go.id/pengaturan-pengawasan-bank.

12

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional

1 109 96

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional ( Studi Kasus pada BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah – BNI Konvensi

0 6 23

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional ( Studi Kasus pada BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah – BNI Konvensi

0 2 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

0 2 13

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

0 1 9

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL.

0 1 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

0 0 12

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

0 1 17