PERKEMBANGAN SEKOLAH TINGGI GURU HURIA HKBP SEMINARIUM SIPOHOLON 1901-2014).
PERKEMBANGAN SEKOLAH TINGGI GURU HURIA HKBP
SEMINARIUM SIPOHOLON 1901-2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
SUSI M. SILALAHI
3103121082
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
ABSTRAK
Susi M. Silalahi, NIM: 3103121082, Sejarah Perkembangan Sekolah Tinggi Guru
Huria HKBP Seminarium Sipoholon 1901-2014). Skripsi Jurusan Pendidikan
Sejarah program studi S1, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru
Huria HKBP Seminarium Sipoholon serta perkembangannya dari tahun 1901-2914.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka penelitian menggunakan metode
penelitian lapangan dan studi pustaka dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik
yang digunakan adalah wawancara (interview), observasi, dan studi pustaka (library
search).Hasil yang diperoleh adalah bahwa salah satu hal yang meyebabkan
perkembangan agama Kristen di tanah Batak adalah pendidikan yang diberikan oleh
Zending. Wujud nyata dari pendidikan tersebut adalah dibukanya sekolah-sekolah Dasar.
Seiring dengan perkembangan jumlah sekolah yang dibuka maka jumlah guru yang
dibutuhkan pun semakin banyak. Oleh karena itu Zending (Batakmission) sepakat
mendidik orang Batak menjadi guru di Sekolah umum sekaligus mejadi guru dalam
jemaat (gereja). Pendidikan guru Batak dimulai dari sebuah Seminari di Parausorat,
kemudian ke Pansur Napitu hingga tahun 1901 dipindahkan ke Sipoholon. Tahun 1940
Seminari Sipoholon ditutup dan dibuka kembali pada tahun 1962. Akan tetapi sejak tahun
1962 Seminari Sipoholon hanya dikhsususkan untuk guru jemaat (huria) tidak lagi
merangkap sebagai guru sekolah. Seiring dengan perkembangannya Seminari Sipoholon
berubah nama menjadi Sekolah Guru Huria tahun 1962 kemudian di tahun 1987 menjadi
Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH). Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP
Seminari Sipoholon dapat dilihat dari perkembangan sarana dan prasarana, kurikulum
serta kualitas lulusannya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih
setianya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul “
Sejarah Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon 190121014”
Sebelumnya penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua saya ayahanda N. Silalahi dan ibunda N. Sitanggang yang telah memberikan
bimbingan, dorongan dan doa yang begitu besar bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih atas pengorbanan kalian kepada kami anak-anakmu. Tiada kata yang bisa saya
sampaikan selain ucapan terimakasih yang tiada hentinya. Semoga kalian tetap panjang umur
dan bisa melihat kami anak-anakmu menjadi anak yang sukses nantinya, yang dapat
membahagiakan kalian nantinya.
Dalam melaksanakan penelitian ini maupun dalam menyelesaikan skripsi ini penulis
banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih pada:
1. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Restu M.S, selaku Dekan dan seluruh citivas akademik Fakultas Ilmu Sosial
UNIMED
3. Bapak Drs. Ponirin, M.si selaku doesn pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, dukungan, arahan, masukan dan pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini
4. Bapak Dr. Phil. Ichwan Azari, MS selaku dosen pembimbing akademik, yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama megikuti
perkuliahan di Jurusan Pendidikan Sejarah.
5. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah sekaligus
dosen penguji skripsi penulis yang telah banyak memberikan saran, kritik, dan masukan
yang membangun pengetahuan dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, M.Si selaku sekretaris jurusan sekaligus dosen penguji yang
telah banyak memberikan bantuan dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian
skripsi ini
7. Bapak Pristi Suhendro S. Hum M.si selaku dosen pembanding bebas yang telah banyak
memberikan masukan dan saran bagi penulis agar penulisan skripsi ini baik dan selesai
dengan nilai yang bagus.
8. Kepada seluruh dosen yang pernah mendidik saya dari semester awal hingga akhir.
9. Kepada ketua Sekolah Tinggi Guru Huria HBP Seminarium Spoholo (Pdt. M.S.P.
Sitorus, MTh) )yang telah memberi izin penelitian kepada penulis dan telah bersedia
saya wawancarai
10. Kepada para pegawai, dosen dan semua pihak di Sekolah Tinggi Tinggi Guru Huria
HKBP Seminarium Sipoholon yang telah bersedia saya wawancarai disaat penelitian
dan memudahkan penelitian penulis.
11. Kepada mahasiswa STGH Pinondang Siahaan dan Tono Lumbantoruan serta adik saya
Tami Sihombing yang telah bersedia menemani dan membantu saya selama melakukan
penelitian
12. Kepada kakak saya kak Dongse, selamat ya kak atas pernikahannya semoga kakak
selalu bagahia
dan adik-adik penulis (Tabito, Bastian, Klementina, Angelika dan si
pudan Indra) terimakasih buat doa dan dukungan kalian, semoga kalian menjadi orang
yang sukses, tercapai semua cita-cita kalian.
13. Kepada sahabat dan kakak
saya Ervina Helen Sinaga dan Monalisa Limbong,
terimakasih atas dukungan dan doanya. Terimaksih buat kebersamaan kita selama
kurang lebih empat tahun. Semoga kalian sukses dan segera mendapat pekerjaan. Aku
selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian
14. Kepada saudara saya Rodearni Silalahi, terimakasih buat doa dan dukungannya
saudara. Semoga saudara selalu diberkati
15. Kepada sahabat-sahabat saya dan teman seperjuangan kelas A REG 2010 yang sudah
wisuda lebih dulu (opung Indri, ito Berkat Penggabean, Junita, Desi dan Dora) semoga
kalian cepat dapat kerja daoakan kami segera menyusul. Dan teman-teman yang belum
wisuda Nelly, opung Nurhairina, Windah, Aina, Irma, Flora, Ekalia, Hetty, Maria,
Fatwa, Josray, Frianko, Rode, Tono, Radius, Arinda, Rima, Putri, Ikhbal, Evan, Edo,
Morris, Budi, Pratica, Hotresly, Elia, Chandra, bou Febri, Bou Naomi, fitri, Nur Indah,
Juliar, Normayani, Hestya,Sugi, Ferry, Muslim, Dila, Ayu, Muna, Hesry, Jarahman,
Agus, Boy, Hadi semoga kalian sukses.
16. Khsusnya kepada teman-teman PPL
SMK N. 2 Balige. Para penghuni makam
Sisingamangaraja itoks Vandy, Efra, Sondang, Santa, Rona, Pasti,Novita, Sarny, Elida,
Lidia, Valen (empeng), si pulik Sarma, Rini, Miss Harianja. Miss J. Maryana, bang
Bejoken (Bella), Bang Daniel (Ateng), Bang Alfrin ( bang Jud), Nanda, Iwansen,
Renold dan ketua Roland. Terimakasih atas kebersamaan kita selama 3 bulan tapi
sudah seperti keluarga. Semoga kalian cepat wisuda dan selalu dalam lindungan Tuhan.
17. Terkhusus untuk guru pamong saya pak Lexandri Sibuea, terimakasih atas bimbingan
dan kebaikan bapak selama saya PPL di SMK. N 2 Balige, semoga bapak panjang umur
dan sukses terus.
18. Teristimewa untuk Tono Manihuruk, terimakasih selalu ada buat saya dalam suka
maupun duka, terimakasih buat dukungan dan semangatnya yang tidak pernah berhenti.
Terimakasih karena selalu membantu saya dalam mengatasi segala hal. Semoga apa
yang kamu cita-citakan selama ini tercapai. Doaku selalu menyertaimu.
19. Kepada teman-teman seangkatanku mulai dari kelas A Reguler, A/B Ekstensi, kakak
serta adik stambuk yang telah banyak membantu.
Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak. Dan kepada
teman-teman dan pihak yang tidak bisa sebutkan satu-persatu, saya ucapkan terima kasih.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi
semua pembaca.
Medan, Juli 2014
Susi M. Silalahi
NIM. 3103121082
DAFTAR ISI
Abstrak .............................................................................................................
i
Kata pengantar .................................................................................................
ii
Daftar Isi...........................................................................................................
iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 7
A. Kerangaka Konseptual ......................................................................... 7
1. Konsep Perkembangan ..................................................................... 7
2. Konsep Sekolah Tinggi... ................................................................. 8
3. Konsep Kurikulum ........................................................................... 8
4. Konsep Sarana dan Prasarana ........................................................... 10
5. Konsep Seminari...... ........................................................................ 11
6. Pengertian Guru Jemaat .................................................................... 12
5. Guru Jemaat ...................................................................................... 13
I
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 19
A. Metode Penelitian ................................................................................ 19
B. Lokasi Penelitian... ............................................................................... 19
C.Sumber Data .......................................................................................... 19
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 20
E. Teknik Analisis Data.. .......................................................................... 21
BAB IV. PEMBAHASAN...................................................................................
A. Gambaran umum lokasi penelitian...................................................... 23
1. Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara.....................................23
2.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda.............. ...............................23
2.2 Masa Pemerintahan Republik Indonesia sampai Sekarang...........25
2. Kecamatan Sipoholon....................................................................28
2.1 Letak Geografis ............................................................................28
2.2 Keadaan Penduduk.......................................................................28
B. Perkembangan Agama Kristen Protestan di Tanah Batak pada Masa
Kolonial Belanda........................................................................................33
C. Perkembangan Sekolah yang didirikan Zending di Tanah Batak............38
1. Sekolah Dasar.....................................................................................39
2. Sekolah Menengah Kejuruan.............................................................41
a. Sekolah Industri...........................................................................41
b. Kursuus Perawat dan Bidan........................................................42
II
3. Sekolah Penatua.................................................................................43
D. Latar Belakang Berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium
Sipoholon .................................................................................................45
1. Seminari Parausorat............................................................................48
2. Sikolah Mardalan-dalan.....................................................................50
3. Seiminari Pansur Napitu....................................................................51
E. Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon
..................................................................................................................54
1. Kurikulum...........................................................................................57
2. Sarana dan Prasarana...........................................................................63
3. Mahasiswa dan Tenaga Pengajar.........................................................64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 67
B. Saran .................................................................................................... 69
DAFTARPUSTAKA ........................................................................................... 70
III
DAFTARTABEL
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013 ... ................... 29
2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/ Kelurahan Tahun
2012 ............................................................................................................. 29
3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenus Kelamin Tahun 2012
..................................................................................................................... 31
4. Perkembangan Jumlah Jemaat dan Sekolah Periode 1883-1900.................44
IV
DAFTARLAMPIRAN
1. Pedoman wawancara ...................................................................................... i
2. Pedoman Observasi........................................ ..............................................iii
3. Peta Tapanuli Utara ...................................................................................... iv
4. Daftar informan yang diwawancarai ............................................................. v
5. Foto-foto penelitian ...................................................................................... vi
V
DAFTARTABEL
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013 ... ................... 29
2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/ Kelurahan Tahun
2012 ............................................................................................................. 29
3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenus Kelamin Tahun 2012
..................................................................................................................... 31
4. Perkembangan Jumlah Jemaat dan Sekolah Periode 1883-1900.................44
I
DAFTARLAMPIRAN
1. Pedoman wawancara ...................................................................................... i
2. Pedoman Observasi........................................ ..............................................iii
3. Peta Tapanuli Utara ...................................................................................... iv
4. Daftar informan yang diwawancarai ............................................................. v
5. Foto-foto penelitian ...................................................................................... vi
II
Daftar Pustaka
Aturan dan Peraturan HKBP. 2002
Antonius, B.A. 2011. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
Aritonang, S. 1988. Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak. Jakarta: BPK
Gunung Mulia
Himpunan Lengkap Undang-Undang Sisdiknas dan Sertifikasi Guru. Yogyakarta :
Buku Biru. 2013
Hutauruk, J.R. 1986. Garis Besar sejarah 125 Tahun Huria Kristen Batak Protestan
7Oktober 1861-11986. Tarutung : Kantor Pusat HKBP.
Hutauruk, J.R. 2011. Lihatlah ladang-Ladang yang Menguning. Depok : HKBP
distrik VIII Jawa Kalimantan
Hutauruk, J.R. 2011. Lahir Berakar dan Bertumbuh di dalam Kristus Sejarah 150
tahun HKBP 7 Oktober 1861-7 Oktober 2011. Tarutung : Kantor Pusat HKBP
Hutauruk, J.R. 2013. Menjadi Manusia Mandiri. Medan : Lapik
Lemp, Walter. Benih yang Tumbuh XII
Moleong, Lexy. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Monks, F.j. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press
Nainggolan, Togar. 2012. Batak Toba Sejarah dan Transformasi Religi. Medan : Bina
Media Perintis
Perret, Daniel. 2010. Kolonialime dan Etnisitas. Jakarta : Kepustakaan Populer Media
(KPG)
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Simarmata, T.P.2013. Almanak HKBP 2013. Pearaja Tarutung : percetakan HKBP
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak
Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Tim Pengembang Kurikulum MKDP Univesitas Pendidikan Indonesia. 2011.
Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
http://maradahtgalung.blogspot.com/2011/08/STGH.html
diunduh
tanggal
17
Februari 2014 pukul 20.00 Wib
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Seminari diunduh tanggal 17 Februari 2014 pukul
20.00Wib
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Tarutung merupakan salah satu kota wisata rohani bagi pemeluk agama
Kristen. Daerah yang dulunya dikenal dengan nama Silindung ini merupakan sebuah
lembah yang subur yang didiami oleh sebagian besar suku Batak Toba. Didaerah ini
terdapat wisata rohani Salib kasih yang terletak diatas bukit Siatas Barita. Salib Kasih
dibangun pada tahun 1993 untuk mengenang jasa I.L. Nomensen yang telah berhasil
mengkristenkan seluruh Silindung. Nomensen merupakan tokoh sentral Pekabaran Injil di
Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai “Apostel Batak” yang menjadikan
suku Batak Toba menjadi suku bangsa yang maju.
Ludwig Ingwer Nommensen yang di utus oleh Badan Pekabaran Injil Jerman,
Rheinische Mission Gesellcshaft (RMG) tiba di Barus tahun 1862. Sebelum memulai
misinya Nommensen tinggal bersama seorang ahli bahasa, Vander Tuuk (sebelumnya
diutus oleh Lembaga Alkitab untuk belajar bahasa Batak tahun 1849) untuk belajar
bahasa Batak. Kemudian pada tahun 1864, Nommensen mendirikan pusat misi di
Silindung, yang sekarang adalah Tarutung. Dari tempat tersebut ia akan memperluas
misinya kedaerah Toba yaitu dari Balige sampai ke Sigumpar.
Aster dalam Nainggolan (2012:186) menyatakan, “sesudah 15 tahun berkarya
ditengah-tengah orang Batak
jumlah orang yang menjadi penganut Protestan masih
sekitar 2.000 orang. Tetapi 5 tahun kemudian sudah mencapai 7.500 orang. Pada pesta 50
tahun Zending di tanah Batak (1911) jumlah orang Kristen sudah menjadi 100.000 orang.
Seluruh Silindung dikatakan pada waktu itu menjadi daerah Protestan. Dan daerah Toba
hanya 1/6 yang belum protestan. Tahun 1936, 25 tahun kemudian, jumlah protestan di
tanah batak sudah menjadi 350.000 orang”.
Para zending yang datang ke tanah Batak tidak saja melayani di bidang
kerohanian. Mereka juga menyelenggarakan pendidikan sebagai sarana untuk menyokong
pemberitaan injil. Para zending menyadari bahwa sebuah gereja tidak dapat berdiri
ditengah-tengah masyarakat yang buta aksara. Oleh karena itu, para zending mendirikan
sekolah-sekolah di tanah Batak agar orang Batak dapat membaca dan menulis terutama
membaca kitab suci.
Seiring dengan berkembangnya agama Protestan di tanah Batak maka jumlah
sekolah yang didirikan Zending pun semakin banyak. Biasanya setiap memasuki daerah
baru, Zending mendirikan sekolah yang juga di gunakan sebagai pos penginjilan. Karena
semakin banyak sekolah dan gereja yang didirikan, maka kebutuhan akan tenaga pendeta
dan guru semakin meningkat sementara jumlah para penginjil RMG ( Rheinische
Missiongesellscaft) masih sedikit. Guna menambah jumlah tenaga pelayanan, para
zending di tanah Batak sepakat untuk mendidik orang Batak menjadi guru yang berjiwa
penginjil. Tenaga guru bertugas untuk mengajar anak-anak dalam bidang pengetahuan
umum dan kerohanian di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Zending dan sekaligus
memimpin satu jemaat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka zending mendirikan
sekolah guru atau Seminari di Pansur Napitu tahun 1877 yang merupakan kelanjutan dari
Seminari Parausorat, Sipirok yang didirikan tahun 1867
Sekolah guru atau seminari dalam perkembangannya, menjadi tulang punggung
dan dapur utama sistem pendidikan zending. Seminari Pansur Napitu merupakan sarana
untuk mendidik orang-orang pribumi menjadi guru di sekolah dan sekaligus menjadi
penginjil dalam satu gereja atau jemaat. Minat orang Batak untuk mengikuti pendidikan
di Seminari Pansur Napitu sangat besar tinggi. Hal ini disebababkan, masyarakat melihat
bahwa pendidikan di seminari ini membuka kesempatan bagi anak-anak mereka untuk
menjadi guru ataupun pegawai pemerintah, kedudukan yang menurut mereka jauh lebih
terhormat dari sekedar pekerja kasar (petani). Hal ini mendorong para orang tua untuk
berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di Seminari demi mencari kehormatan.
Jumlah murid yang terus bertambah, membuat lokasi seminari Pansur Napitu
tidak memadai lagi akibatnya seminari Pansur Napitu tidak dapat lagi menampung
seluruh siswa-siswanya. Untuk mengatasi keadaan ini zending Batak memutuskan untuk
memindahkan Seminari Pansur Napitu ke Sipoholon tahun 1901. Kemudian pada masa
pendudukan Jepang Seminari ini terpaksa ditutup pada tahun 1942.
Seiring dengan perkembangan gereja HKBP ( Huria Kristen Batak Protestan),
maka HKBP merasa perlu untuk memiliki sebuah sekolah untuk guru jemaat. Maka pada
tahun 1962 dibuka kembali Sekolah Guru Jemaat di Seminari Sipoholon yang setara
dengan sekolah menengah dibawah pimpinan Pdt. K. Lumbantoruan. Sejak 1962, Sekolah
Guru Jemaat di Seminari Sipoholon dipersiapkan khsusus untuk menjadi guru jemaat
yang melayani di gereja, bukan lagi menjadi guru sekolah umum. Sehingga kurikulum
yang digunakan pun sudah berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Jabatan guru jemaat
hanya dikhususkan untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut dengan
Bibelvrow.
Seminari Sipoholon kemudian ditetapkan menjadi Sekolah Tinggi pada tahun
1987 menjadi Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon setara
pendidikan diploma. Lokasi Sekolah tinggi HKBP Semarium sangat luas dan sejuk.
STGH HKBP Seminarium Sipoholon dilengkapi fasilitas asrama untuk mahasiswa,
gedung kuliah yang nyaman, gedung ibadah dan lapangan olah raga. Di dalam areal
kampus juga terdapat lahan pertanian dan kolam ikan yang digunakan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler mahasiswa.
Pekerjaan orang Batak sebagai penatua, guru maupun pendeta memegang peranan
yang luar biasa dalam perkembangan agama Kristen di tanah Batak. Orang Kristen
pribumi adalah pekabar injil yang paling berlaku dan berhasil. Seminari Pansur Napitu
dan Seminari Sipoholon menerima suatu kedudukan khusus bagi masyarakat Batak yang
beragama kristen, sampai hari ini Seminari Sipoholon dianggap sebagai “sikola natimbo”
(Sekolah Tinggi) bangsa Batak.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut, oleh
karena itu penulis mengangkat judul “Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria
HKBP Seminarium Sipoholon 1901-2014”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengemukakan identifikasi
masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria ( STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon
2. Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP Seminarium Sipoholon
(1901-sekarang)
C. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon
2. Bagaimana perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon (1901-2014)
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH)
HKBP Seminarium Sipoholon?
2. Untuk mengetahui perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon (1901-2014)?
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang sejarah berdirinya Sekolah
Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon
2. Sebagai bahan perbandingan untuk mahasiswa atau peneliti lain khususnya dalam
meneliti hal yang sama pada lokasi yang berbeda
3. Sebagai pengabdian dan pengembangan keilmuan penulis khususnya dalam
bidang penelitian
4. Sebagai perbendaharaan perpustakaan Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Perkembangan Sekolah Tinggi (STGH)
HKBP Seminarium Sipholon, dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon
adalah karena perkembangan agama Kristen Protestan di tanah Batak yang di bawa
oleh
Zending
Rheinische
Mission
Gesselschaft
(RMG).
Seiring
dengan
perkembangan agama Kristen di tanah Batak, jumlah sekolah pun semakin banyak.
Karena selain menyabarkan agama Kristen, para Zending yang disebut Batakmission
juga mendirikan sekolah sebagai sarana pendukung penyebaran injil.
Setiap
memasuki daerah penginjilan yang baru, disitu pula Zending mendirikan sekolah yang
digunakan sebagai pos penginjilan dan sekaligus tempat beribadah pada hari minggu.
Akibatnya jumlah sekolah tidak sebanding dengan tenaga guru yang ada karena
jumlah penginjil RMG sangat sedikit
2. Untuk memenuhi tenaga guru, Batakmission memutuskan untuk mendidik orang
Batak menjadi guru sekolah sekaligus menjadi pelayan di Jemaat. Guru pribumi ini
dididik dalam suatu seminari. Pendidikan guru tersebut dimulai dari Seminari
Parausorat (daerah selatan) yang didirikan tahun 1868, dan pada tahun 1887 seminari
tersebut dipidahkan ke Pansur Napitu (daerah utara), kerena daerah penginjilan lebih
terbuka luas di daerah utara. Seminari Pansur Napitu sangat diminati oleh orang
Batak, sehingga Semiari Pansur Napitu tidak dapat lagi menampung seluruh siswa.
Untuk mengataasi keadaan tersebut Seminari Pansur Napitu dipindahkan ke
Sipoholon pada tahun 1901.
3. Pada tahun 1941 Seminari Sipoholon terpaksa ditutup, akibat Perang Dunia II, dimana
Jerman mengalahkan Belanda dan sebagai tindakan balasan Belanda menangkap para
zending Jerman. Hingga kedatangan Jepang Seminari Sipoholon digunakan sebagai
markas tentara Jepang. Pada tahun 1962, Seminari Sipoholon dengan nama Sekolah
Guru Huria SGH) HKBP Sipoholon. Kemudian pada tahun 1987 SGH ditetapkan
menjdi sekolah tinggi dengan nama Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon. Selanjutnya pada tanggal 8 Mei 2013 telah keluar Surat
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kementerin Agama Republik
Indonesia
NO.
DJ.
III/KEP/HK.005/196/2013
tentang
pemberian
izin
penyelenggaraan program strata satu (SI) prodi Pendidikan Agama Kristen. Sehingga
STGH HKBP berubah nama menjadi STTGH (Sekolah Tinggi Guru Huria) HKBP
Seminarium Sipoholon
4. Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon dapat
dilihat dari perkembangan sarana dan prasarana, kurikulum serta kualitas lulusannya.
Pada tahun 1901 siswa yang diterima adalah lulusan SD/SR dengan lama belajaar dua
tahun, selanjutnya tahun 1962, siswa yang diterima adalah SMP dengan lama belajar
tiga tahun kemudian pada tahun 1987 yang diterima adalah lulusan SMA sederajat
dan lama belajar tiga tahun. Jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya hampir sama
yaitu antara 20-30 orang dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 6 orang Sehingga
untuk jumlah siswa dan tenaga pengajar tidak mengalami peningkatan hal ini untuk
menjaga agar lulusan STGH HKBP lebih berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan
Gereja .
B. SARAN
STGH sebagai sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai struktur organisasi
seharusnya sudah mempunyai sistem pendataan yang baik dan benar. Sehingga dikemudian
hari bisa digunakan sebagai bahan acuan atau tolak ukur dalam pengembangan STGH
dikemudian hari, dan juga memberikan kemudahan bagi para peneliti untuk menemukan
data-data yang sesuai mengingat STGH merupakan salah satu sekolah yang bersejarah yang
dulunya pernah menduduki suatu kelas sosial tertinggi bagi bangsa Batak.
Megingat akan kemajuan teknologi yang semakin cangkih, STGH sebagai sebuah
lembaga pendidikan harus bisa memberikan informasi yang lengkap dan akurat melalui
media seperti internet sehingga para pemuda, khususnya pemuda Batak dapat dengan mudah
mendapatkan informasi yang tepat, sehingga Sekolah ini bisa semakin berkembang dan
diminati banyak orang.
Hendaknya fungsi atau tugas pelayanan guru jemaat lebih dihidupkan lagi dalam
melayani di jemaat-jemaat terutama anak-anak. Seperti pemberian pelayanan dalam bidang
pendidikan, kebersihan dan kesehatan, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
SEMINARIUM SIPOHOLON 1901-2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
SUSI M. SILALAHI
3103121082
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
ABSTRAK
Susi M. Silalahi, NIM: 3103121082, Sejarah Perkembangan Sekolah Tinggi Guru
Huria HKBP Seminarium Sipoholon 1901-2014). Skripsi Jurusan Pendidikan
Sejarah program studi S1, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru
Huria HKBP Seminarium Sipoholon serta perkembangannya dari tahun 1901-2914.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka penelitian menggunakan metode
penelitian lapangan dan studi pustaka dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik
yang digunakan adalah wawancara (interview), observasi, dan studi pustaka (library
search).Hasil yang diperoleh adalah bahwa salah satu hal yang meyebabkan
perkembangan agama Kristen di tanah Batak adalah pendidikan yang diberikan oleh
Zending. Wujud nyata dari pendidikan tersebut adalah dibukanya sekolah-sekolah Dasar.
Seiring dengan perkembangan jumlah sekolah yang dibuka maka jumlah guru yang
dibutuhkan pun semakin banyak. Oleh karena itu Zending (Batakmission) sepakat
mendidik orang Batak menjadi guru di Sekolah umum sekaligus mejadi guru dalam
jemaat (gereja). Pendidikan guru Batak dimulai dari sebuah Seminari di Parausorat,
kemudian ke Pansur Napitu hingga tahun 1901 dipindahkan ke Sipoholon. Tahun 1940
Seminari Sipoholon ditutup dan dibuka kembali pada tahun 1962. Akan tetapi sejak tahun
1962 Seminari Sipoholon hanya dikhsususkan untuk guru jemaat (huria) tidak lagi
merangkap sebagai guru sekolah. Seiring dengan perkembangannya Seminari Sipoholon
berubah nama menjadi Sekolah Guru Huria tahun 1962 kemudian di tahun 1987 menjadi
Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH). Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP
Seminari Sipoholon dapat dilihat dari perkembangan sarana dan prasarana, kurikulum
serta kualitas lulusannya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih
setianya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul “
Sejarah Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon 190121014”
Sebelumnya penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua saya ayahanda N. Silalahi dan ibunda N. Sitanggang yang telah memberikan
bimbingan, dorongan dan doa yang begitu besar bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih atas pengorbanan kalian kepada kami anak-anakmu. Tiada kata yang bisa saya
sampaikan selain ucapan terimakasih yang tiada hentinya. Semoga kalian tetap panjang umur
dan bisa melihat kami anak-anakmu menjadi anak yang sukses nantinya, yang dapat
membahagiakan kalian nantinya.
Dalam melaksanakan penelitian ini maupun dalam menyelesaikan skripsi ini penulis
banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih pada:
1. Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Restu M.S, selaku Dekan dan seluruh citivas akademik Fakultas Ilmu Sosial
UNIMED
3. Bapak Drs. Ponirin, M.si selaku doesn pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, dukungan, arahan, masukan dan pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini
4. Bapak Dr. Phil. Ichwan Azari, MS selaku dosen pembimbing akademik, yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama megikuti
perkuliahan di Jurusan Pendidikan Sejarah.
5. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah sekaligus
dosen penguji skripsi penulis yang telah banyak memberikan saran, kritik, dan masukan
yang membangun pengetahuan dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, M.Si selaku sekretaris jurusan sekaligus dosen penguji yang
telah banyak memberikan bantuan dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian
skripsi ini
7. Bapak Pristi Suhendro S. Hum M.si selaku dosen pembanding bebas yang telah banyak
memberikan masukan dan saran bagi penulis agar penulisan skripsi ini baik dan selesai
dengan nilai yang bagus.
8. Kepada seluruh dosen yang pernah mendidik saya dari semester awal hingga akhir.
9. Kepada ketua Sekolah Tinggi Guru Huria HBP Seminarium Spoholo (Pdt. M.S.P.
Sitorus, MTh) )yang telah memberi izin penelitian kepada penulis dan telah bersedia
saya wawancarai
10. Kepada para pegawai, dosen dan semua pihak di Sekolah Tinggi Tinggi Guru Huria
HKBP Seminarium Sipoholon yang telah bersedia saya wawancarai disaat penelitian
dan memudahkan penelitian penulis.
11. Kepada mahasiswa STGH Pinondang Siahaan dan Tono Lumbantoruan serta adik saya
Tami Sihombing yang telah bersedia menemani dan membantu saya selama melakukan
penelitian
12. Kepada kakak saya kak Dongse, selamat ya kak atas pernikahannya semoga kakak
selalu bagahia
dan adik-adik penulis (Tabito, Bastian, Klementina, Angelika dan si
pudan Indra) terimakasih buat doa dan dukungan kalian, semoga kalian menjadi orang
yang sukses, tercapai semua cita-cita kalian.
13. Kepada sahabat dan kakak
saya Ervina Helen Sinaga dan Monalisa Limbong,
terimakasih atas dukungan dan doanya. Terimaksih buat kebersamaan kita selama
kurang lebih empat tahun. Semoga kalian sukses dan segera mendapat pekerjaan. Aku
selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian
14. Kepada saudara saya Rodearni Silalahi, terimakasih buat doa dan dukungannya
saudara. Semoga saudara selalu diberkati
15. Kepada sahabat-sahabat saya dan teman seperjuangan kelas A REG 2010 yang sudah
wisuda lebih dulu (opung Indri, ito Berkat Penggabean, Junita, Desi dan Dora) semoga
kalian cepat dapat kerja daoakan kami segera menyusul. Dan teman-teman yang belum
wisuda Nelly, opung Nurhairina, Windah, Aina, Irma, Flora, Ekalia, Hetty, Maria,
Fatwa, Josray, Frianko, Rode, Tono, Radius, Arinda, Rima, Putri, Ikhbal, Evan, Edo,
Morris, Budi, Pratica, Hotresly, Elia, Chandra, bou Febri, Bou Naomi, fitri, Nur Indah,
Juliar, Normayani, Hestya,Sugi, Ferry, Muslim, Dila, Ayu, Muna, Hesry, Jarahman,
Agus, Boy, Hadi semoga kalian sukses.
16. Khsusnya kepada teman-teman PPL
SMK N. 2 Balige. Para penghuni makam
Sisingamangaraja itoks Vandy, Efra, Sondang, Santa, Rona, Pasti,Novita, Sarny, Elida,
Lidia, Valen (empeng), si pulik Sarma, Rini, Miss Harianja. Miss J. Maryana, bang
Bejoken (Bella), Bang Daniel (Ateng), Bang Alfrin ( bang Jud), Nanda, Iwansen,
Renold dan ketua Roland. Terimakasih atas kebersamaan kita selama 3 bulan tapi
sudah seperti keluarga. Semoga kalian cepat wisuda dan selalu dalam lindungan Tuhan.
17. Terkhusus untuk guru pamong saya pak Lexandri Sibuea, terimakasih atas bimbingan
dan kebaikan bapak selama saya PPL di SMK. N 2 Balige, semoga bapak panjang umur
dan sukses terus.
18. Teristimewa untuk Tono Manihuruk, terimakasih selalu ada buat saya dalam suka
maupun duka, terimakasih buat dukungan dan semangatnya yang tidak pernah berhenti.
Terimakasih karena selalu membantu saya dalam mengatasi segala hal. Semoga apa
yang kamu cita-citakan selama ini tercapai. Doaku selalu menyertaimu.
19. Kepada teman-teman seangkatanku mulai dari kelas A Reguler, A/B Ekstensi, kakak
serta adik stambuk yang telah banyak membantu.
Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak. Dan kepada
teman-teman dan pihak yang tidak bisa sebutkan satu-persatu, saya ucapkan terima kasih.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi
semua pembaca.
Medan, Juli 2014
Susi M. Silalahi
NIM. 3103121082
DAFTAR ISI
Abstrak .............................................................................................................
i
Kata pengantar .................................................................................................
ii
Daftar Isi...........................................................................................................
iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 7
A. Kerangaka Konseptual ......................................................................... 7
1. Konsep Perkembangan ..................................................................... 7
2. Konsep Sekolah Tinggi... ................................................................. 8
3. Konsep Kurikulum ........................................................................... 8
4. Konsep Sarana dan Prasarana ........................................................... 10
5. Konsep Seminari...... ........................................................................ 11
6. Pengertian Guru Jemaat .................................................................... 12
5. Guru Jemaat ...................................................................................... 13
I
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 19
A. Metode Penelitian ................................................................................ 19
B. Lokasi Penelitian... ............................................................................... 19
C.Sumber Data .......................................................................................... 19
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 20
E. Teknik Analisis Data.. .......................................................................... 21
BAB IV. PEMBAHASAN...................................................................................
A. Gambaran umum lokasi penelitian...................................................... 23
1. Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara.....................................23
2.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda.............. ...............................23
2.2 Masa Pemerintahan Republik Indonesia sampai Sekarang...........25
2. Kecamatan Sipoholon....................................................................28
2.1 Letak Geografis ............................................................................28
2.2 Keadaan Penduduk.......................................................................28
B. Perkembangan Agama Kristen Protestan di Tanah Batak pada Masa
Kolonial Belanda........................................................................................33
C. Perkembangan Sekolah yang didirikan Zending di Tanah Batak............38
1. Sekolah Dasar.....................................................................................39
2. Sekolah Menengah Kejuruan.............................................................41
a. Sekolah Industri...........................................................................41
b. Kursuus Perawat dan Bidan........................................................42
II
3. Sekolah Penatua.................................................................................43
D. Latar Belakang Berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium
Sipoholon .................................................................................................45
1. Seminari Parausorat............................................................................48
2. Sikolah Mardalan-dalan.....................................................................50
3. Seiminari Pansur Napitu....................................................................51
E. Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon
..................................................................................................................54
1. Kurikulum...........................................................................................57
2. Sarana dan Prasarana...........................................................................63
3. Mahasiswa dan Tenaga Pengajar.........................................................64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 67
B. Saran .................................................................................................... 69
DAFTARPUSTAKA ........................................................................................... 70
III
DAFTARTABEL
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013 ... ................... 29
2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/ Kelurahan Tahun
2012 ............................................................................................................. 29
3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenus Kelamin Tahun 2012
..................................................................................................................... 31
4. Perkembangan Jumlah Jemaat dan Sekolah Periode 1883-1900.................44
IV
DAFTARLAMPIRAN
1. Pedoman wawancara ...................................................................................... i
2. Pedoman Observasi........................................ ..............................................iii
3. Peta Tapanuli Utara ...................................................................................... iv
4. Daftar informan yang diwawancarai ............................................................. v
5. Foto-foto penelitian ...................................................................................... vi
V
DAFTARTABEL
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013 ... ................... 29
2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/ Kelurahan Tahun
2012 ............................................................................................................. 29
3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenus Kelamin Tahun 2012
..................................................................................................................... 31
4. Perkembangan Jumlah Jemaat dan Sekolah Periode 1883-1900.................44
I
DAFTARLAMPIRAN
1. Pedoman wawancara ...................................................................................... i
2. Pedoman Observasi........................................ ..............................................iii
3. Peta Tapanuli Utara ...................................................................................... iv
4. Daftar informan yang diwawancarai ............................................................. v
5. Foto-foto penelitian ...................................................................................... vi
II
Daftar Pustaka
Aturan dan Peraturan HKBP. 2002
Antonius, B.A. 2011. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
Aritonang, S. 1988. Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak. Jakarta: BPK
Gunung Mulia
Himpunan Lengkap Undang-Undang Sisdiknas dan Sertifikasi Guru. Yogyakarta :
Buku Biru. 2013
Hutauruk, J.R. 1986. Garis Besar sejarah 125 Tahun Huria Kristen Batak Protestan
7Oktober 1861-11986. Tarutung : Kantor Pusat HKBP.
Hutauruk, J.R. 2011. Lihatlah ladang-Ladang yang Menguning. Depok : HKBP
distrik VIII Jawa Kalimantan
Hutauruk, J.R. 2011. Lahir Berakar dan Bertumbuh di dalam Kristus Sejarah 150
tahun HKBP 7 Oktober 1861-7 Oktober 2011. Tarutung : Kantor Pusat HKBP
Hutauruk, J.R. 2013. Menjadi Manusia Mandiri. Medan : Lapik
Lemp, Walter. Benih yang Tumbuh XII
Moleong, Lexy. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Monks, F.j. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press
Nainggolan, Togar. 2012. Batak Toba Sejarah dan Transformasi Religi. Medan : Bina
Media Perintis
Perret, Daniel. 2010. Kolonialime dan Etnisitas. Jakarta : Kepustakaan Populer Media
(KPG)
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Simarmata, T.P.2013. Almanak HKBP 2013. Pearaja Tarutung : percetakan HKBP
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak
Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Tim Pengembang Kurikulum MKDP Univesitas Pendidikan Indonesia. 2011.
Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
http://maradahtgalung.blogspot.com/2011/08/STGH.html
diunduh
tanggal
17
Februari 2014 pukul 20.00 Wib
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Seminari diunduh tanggal 17 Februari 2014 pukul
20.00Wib
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Tarutung merupakan salah satu kota wisata rohani bagi pemeluk agama
Kristen. Daerah yang dulunya dikenal dengan nama Silindung ini merupakan sebuah
lembah yang subur yang didiami oleh sebagian besar suku Batak Toba. Didaerah ini
terdapat wisata rohani Salib kasih yang terletak diatas bukit Siatas Barita. Salib Kasih
dibangun pada tahun 1993 untuk mengenang jasa I.L. Nomensen yang telah berhasil
mengkristenkan seluruh Silindung. Nomensen merupakan tokoh sentral Pekabaran Injil di
Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai “Apostel Batak” yang menjadikan
suku Batak Toba menjadi suku bangsa yang maju.
Ludwig Ingwer Nommensen yang di utus oleh Badan Pekabaran Injil Jerman,
Rheinische Mission Gesellcshaft (RMG) tiba di Barus tahun 1862. Sebelum memulai
misinya Nommensen tinggal bersama seorang ahli bahasa, Vander Tuuk (sebelumnya
diutus oleh Lembaga Alkitab untuk belajar bahasa Batak tahun 1849) untuk belajar
bahasa Batak. Kemudian pada tahun 1864, Nommensen mendirikan pusat misi di
Silindung, yang sekarang adalah Tarutung. Dari tempat tersebut ia akan memperluas
misinya kedaerah Toba yaitu dari Balige sampai ke Sigumpar.
Aster dalam Nainggolan (2012:186) menyatakan, “sesudah 15 tahun berkarya
ditengah-tengah orang Batak
jumlah orang yang menjadi penganut Protestan masih
sekitar 2.000 orang. Tetapi 5 tahun kemudian sudah mencapai 7.500 orang. Pada pesta 50
tahun Zending di tanah Batak (1911) jumlah orang Kristen sudah menjadi 100.000 orang.
Seluruh Silindung dikatakan pada waktu itu menjadi daerah Protestan. Dan daerah Toba
hanya 1/6 yang belum protestan. Tahun 1936, 25 tahun kemudian, jumlah protestan di
tanah batak sudah menjadi 350.000 orang”.
Para zending yang datang ke tanah Batak tidak saja melayani di bidang
kerohanian. Mereka juga menyelenggarakan pendidikan sebagai sarana untuk menyokong
pemberitaan injil. Para zending menyadari bahwa sebuah gereja tidak dapat berdiri
ditengah-tengah masyarakat yang buta aksara. Oleh karena itu, para zending mendirikan
sekolah-sekolah di tanah Batak agar orang Batak dapat membaca dan menulis terutama
membaca kitab suci.
Seiring dengan berkembangnya agama Protestan di tanah Batak maka jumlah
sekolah yang didirikan Zending pun semakin banyak. Biasanya setiap memasuki daerah
baru, Zending mendirikan sekolah yang juga di gunakan sebagai pos penginjilan. Karena
semakin banyak sekolah dan gereja yang didirikan, maka kebutuhan akan tenaga pendeta
dan guru semakin meningkat sementara jumlah para penginjil RMG ( Rheinische
Missiongesellscaft) masih sedikit. Guna menambah jumlah tenaga pelayanan, para
zending di tanah Batak sepakat untuk mendidik orang Batak menjadi guru yang berjiwa
penginjil. Tenaga guru bertugas untuk mengajar anak-anak dalam bidang pengetahuan
umum dan kerohanian di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Zending dan sekaligus
memimpin satu jemaat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka zending mendirikan
sekolah guru atau Seminari di Pansur Napitu tahun 1877 yang merupakan kelanjutan dari
Seminari Parausorat, Sipirok yang didirikan tahun 1867
Sekolah guru atau seminari dalam perkembangannya, menjadi tulang punggung
dan dapur utama sistem pendidikan zending. Seminari Pansur Napitu merupakan sarana
untuk mendidik orang-orang pribumi menjadi guru di sekolah dan sekaligus menjadi
penginjil dalam satu gereja atau jemaat. Minat orang Batak untuk mengikuti pendidikan
di Seminari Pansur Napitu sangat besar tinggi. Hal ini disebababkan, masyarakat melihat
bahwa pendidikan di seminari ini membuka kesempatan bagi anak-anak mereka untuk
menjadi guru ataupun pegawai pemerintah, kedudukan yang menurut mereka jauh lebih
terhormat dari sekedar pekerja kasar (petani). Hal ini mendorong para orang tua untuk
berlomba-lomba menyekolahkan anaknya di Seminari demi mencari kehormatan.
Jumlah murid yang terus bertambah, membuat lokasi seminari Pansur Napitu
tidak memadai lagi akibatnya seminari Pansur Napitu tidak dapat lagi menampung
seluruh siswa-siswanya. Untuk mengatasi keadaan ini zending Batak memutuskan untuk
memindahkan Seminari Pansur Napitu ke Sipoholon tahun 1901. Kemudian pada masa
pendudukan Jepang Seminari ini terpaksa ditutup pada tahun 1942.
Seiring dengan perkembangan gereja HKBP ( Huria Kristen Batak Protestan),
maka HKBP merasa perlu untuk memiliki sebuah sekolah untuk guru jemaat. Maka pada
tahun 1962 dibuka kembali Sekolah Guru Jemaat di Seminari Sipoholon yang setara
dengan sekolah menengah dibawah pimpinan Pdt. K. Lumbantoruan. Sejak 1962, Sekolah
Guru Jemaat di Seminari Sipoholon dipersiapkan khsusus untuk menjadi guru jemaat
yang melayani di gereja, bukan lagi menjadi guru sekolah umum. Sehingga kurikulum
yang digunakan pun sudah berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Jabatan guru jemaat
hanya dikhususkan untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut dengan
Bibelvrow.
Seminari Sipoholon kemudian ditetapkan menjadi Sekolah Tinggi pada tahun
1987 menjadi Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon setara
pendidikan diploma. Lokasi Sekolah tinggi HKBP Semarium sangat luas dan sejuk.
STGH HKBP Seminarium Sipoholon dilengkapi fasilitas asrama untuk mahasiswa,
gedung kuliah yang nyaman, gedung ibadah dan lapangan olah raga. Di dalam areal
kampus juga terdapat lahan pertanian dan kolam ikan yang digunakan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler mahasiswa.
Pekerjaan orang Batak sebagai penatua, guru maupun pendeta memegang peranan
yang luar biasa dalam perkembangan agama Kristen di tanah Batak. Orang Kristen
pribumi adalah pekabar injil yang paling berlaku dan berhasil. Seminari Pansur Napitu
dan Seminari Sipoholon menerima suatu kedudukan khusus bagi masyarakat Batak yang
beragama kristen, sampai hari ini Seminari Sipoholon dianggap sebagai “sikola natimbo”
(Sekolah Tinggi) bangsa Batak.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut, oleh
karena itu penulis mengangkat judul “Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria
HKBP Seminarium Sipoholon 1901-2014”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengemukakan identifikasi
masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria ( STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon
2. Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP Seminarium Sipoholon
(1901-sekarang)
C. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon
2. Bagaimana perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon (1901-2014)
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH)
HKBP Seminarium Sipoholon?
2. Untuk mengetahui perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon (1901-2014)?
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang sejarah berdirinya Sekolah
Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon
2. Sebagai bahan perbandingan untuk mahasiswa atau peneliti lain khususnya dalam
meneliti hal yang sama pada lokasi yang berbeda
3. Sebagai pengabdian dan pengembangan keilmuan penulis khususnya dalam
bidang penelitian
4. Sebagai perbendaharaan perpustakaan Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Perkembangan Sekolah Tinggi (STGH)
HKBP Seminarium Sipholon, dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Latar belakang berdirinya Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon
adalah karena perkembangan agama Kristen Protestan di tanah Batak yang di bawa
oleh
Zending
Rheinische
Mission
Gesselschaft
(RMG).
Seiring
dengan
perkembangan agama Kristen di tanah Batak, jumlah sekolah pun semakin banyak.
Karena selain menyabarkan agama Kristen, para Zending yang disebut Batakmission
juga mendirikan sekolah sebagai sarana pendukung penyebaran injil.
Setiap
memasuki daerah penginjilan yang baru, disitu pula Zending mendirikan sekolah yang
digunakan sebagai pos penginjilan dan sekaligus tempat beribadah pada hari minggu.
Akibatnya jumlah sekolah tidak sebanding dengan tenaga guru yang ada karena
jumlah penginjil RMG sangat sedikit
2. Untuk memenuhi tenaga guru, Batakmission memutuskan untuk mendidik orang
Batak menjadi guru sekolah sekaligus menjadi pelayan di Jemaat. Guru pribumi ini
dididik dalam suatu seminari. Pendidikan guru tersebut dimulai dari Seminari
Parausorat (daerah selatan) yang didirikan tahun 1868, dan pada tahun 1887 seminari
tersebut dipidahkan ke Pansur Napitu (daerah utara), kerena daerah penginjilan lebih
terbuka luas di daerah utara. Seminari Pansur Napitu sangat diminati oleh orang
Batak, sehingga Semiari Pansur Napitu tidak dapat lagi menampung seluruh siswa.
Untuk mengataasi keadaan tersebut Seminari Pansur Napitu dipindahkan ke
Sipoholon pada tahun 1901.
3. Pada tahun 1941 Seminari Sipoholon terpaksa ditutup, akibat Perang Dunia II, dimana
Jerman mengalahkan Belanda dan sebagai tindakan balasan Belanda menangkap para
zending Jerman. Hingga kedatangan Jepang Seminari Sipoholon digunakan sebagai
markas tentara Jepang. Pada tahun 1962, Seminari Sipoholon dengan nama Sekolah
Guru Huria SGH) HKBP Sipoholon. Kemudian pada tahun 1987 SGH ditetapkan
menjdi sekolah tinggi dengan nama Sekolah Tinggi Guru Huria (STGH) HKBP
Seminarium Sipoholon. Selanjutnya pada tanggal 8 Mei 2013 telah keluar Surat
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kementerin Agama Republik
Indonesia
NO.
DJ.
III/KEP/HK.005/196/2013
tentang
pemberian
izin
penyelenggaraan program strata satu (SI) prodi Pendidikan Agama Kristen. Sehingga
STGH HKBP berubah nama menjadi STTGH (Sekolah Tinggi Guru Huria) HKBP
Seminarium Sipoholon
4. Perkembangan Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP Seminarium Sipoholon dapat
dilihat dari perkembangan sarana dan prasarana, kurikulum serta kualitas lulusannya.
Pada tahun 1901 siswa yang diterima adalah lulusan SD/SR dengan lama belajaar dua
tahun, selanjutnya tahun 1962, siswa yang diterima adalah SMP dengan lama belajar
tiga tahun kemudian pada tahun 1987 yang diterima adalah lulusan SMA sederajat
dan lama belajar tiga tahun. Jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya hampir sama
yaitu antara 20-30 orang dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 6 orang Sehingga
untuk jumlah siswa dan tenaga pengajar tidak mengalami peningkatan hal ini untuk
menjaga agar lulusan STGH HKBP lebih berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan
Gereja .
B. SARAN
STGH sebagai sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai struktur organisasi
seharusnya sudah mempunyai sistem pendataan yang baik dan benar. Sehingga dikemudian
hari bisa digunakan sebagai bahan acuan atau tolak ukur dalam pengembangan STGH
dikemudian hari, dan juga memberikan kemudahan bagi para peneliti untuk menemukan
data-data yang sesuai mengingat STGH merupakan salah satu sekolah yang bersejarah yang
dulunya pernah menduduki suatu kelas sosial tertinggi bagi bangsa Batak.
Megingat akan kemajuan teknologi yang semakin cangkih, STGH sebagai sebuah
lembaga pendidikan harus bisa memberikan informasi yang lengkap dan akurat melalui
media seperti internet sehingga para pemuda, khususnya pemuda Batak dapat dengan mudah
mendapatkan informasi yang tepat, sehingga Sekolah ini bisa semakin berkembang dan
diminati banyak orang.
Hendaknya fungsi atau tugas pelayanan guru jemaat lebih dihidupkan lagi dalam
melayani di jemaat-jemaat terutama anak-anak. Seperti pemberian pelayanan dalam bidang
pendidikan, kebersihan dan kesehatan, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.